Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kafka Rizki S

Kelas : XII MIPA 2


Absen : 14
Gambar 1.

a) Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan atau situasi chaos yang terjadi di
Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara
Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai
Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin. Pada saat
itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah
disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini
mulai dinamakan pemberontakan PKI.

Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh
sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Masih ada
kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi
peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).

b) Pada tahun 1965 ini juga, Presiden Soekarno menderita sakit. Ketika itu dokter yang sengaja
didatangkan dari RRC setelah memeriksa beliu menyatkan bahwa penyakit Presiden semakin parah
keadaannya. Selanjutnya dikatakan pula oleh dokter tersebut bahwa kemungkinan Presiden akan
menjadi lumpuh dan bahkan dapat segera meninggal dunia.

Mengetahui keadaan demikian. DN Aidit, tokoh pimpinan PKI memutuskan akan segera melancarkan
kudeta atau perebutan kekuasaan terhadap Pemerintah RI yang sah. Untuk itu mereka melatih kader-
kadernya seperti Pemuda Rakyat, Gerwani guna mempersiapkan diri ikut pemberontakan. Selain itu
mereka juga menyebarluaskan desas desus atau kabar bohong dengan memberitakan bahwa Dewan
Jenderal akan melakukan perebutan kekuasaan pemerintah. PKI juga telah membentuk Biro Khusus dan
mengirim agen-agennya menyusup ke dalam tubuh ABRI. Tugas khusus ini seperti dilakukan oleh
Brigjend Supardjo dan Letkol. Untung.

Sebelum subuh tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan 30 September PKI mulai melancarkan aksinya. mereka
melakukan penculikan terhadap beberapa perwira TNI Angkatan Darat. Penculikan dilakukan oleh
Pasukan Cakrabirawa. Pasukan ini dikenal sebagai Pasukan Pengawal Presiden. Para Jenderal yang
mereka culik itu dianiaya terlebih dahulu sebelum dibunuh. Setelah itu jenazahna mereka masukan ke
dalam sumur tua di daerah Lobang Buaya, Jakarta Timur.

Diantara para Jenderal yang menjadi korban kekejaman G 30 S/PKI antara lain:

1. Letnan Jenderal Ahmad Yani

2. Mayor Jenderal Soeprapto

3. Mayor Jenderal M.T.

Haryono, dll.
Gambar 2.

a) APRA sendiri pada tanggal 23 Januari melakukan kudeta terhadap pemerintahan Republik Indonesia
yang dimana pada tanggal tersebut APRA langsung menduduki Bandung, akan tetapi mereka sendiri
gagal untu menguasai Jakarta dan juga Blora. Dalam hal pemberontakan tesebut mereka pada dasarnya
ingin menggulingkan Kabinet Republik Indonesia Serikat dan kemudian melakukan pembunuhan
terhadap tokoh-tokoh republik Indonesia pada waktu itu. Tetapi hal tersebut gagal. Akan tetapi, dari
tindakan yang dimana dilakukan oleh APRA tersebut kemudian dengan cepat untuk melakukan
pembubaran terhadap Republik Indonesia Serikat.

b) Pembantaian Wasterling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi
Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Raymond Westerling.
Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency
(penumpasan pemberontakan).

Tempat terjadinya peristiwa ini ialah Makassar, Sulawesi Selatan. Sebab terjadinya peristiwa ini ialah
karena kedatangan pasukan Belanda untuk membersihkan daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-
pejuang Republik dan menumpas perlawanan rakyat yang menentang terhadap pembentukan Negara
Indonesia Timur.

Sejak tanggal 7-25 Desember 1946 pasukan Wasterling secara keji membunuh beribu-ribu rakyat yang
tidak berdosa. Pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda menyatakan Sulawesi dalam keadaan perang
dengan hukum militer dan pada waktu itu Raymond Wasterling juga mengadakan aksi pembunuhan
massal si desa-desa.

Tokoh dari Indonesia yang berperan penting dalam pertempuran ini salah satunya ialah Robert Wolter
Mongonsidi yang merupakan pahlawan perjuangan rakyat Sulawesi Selatan dalam menentang Belanda
walaupun pada akhirnya tanggal 5 September 1949 ia dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. Akibat dari
peristiwa ini ialah banyaknya jatuh korban dari pihak Indonesia yaitu sekitar 40.000 jiwa.

Gambar 3.

 Raymond Pierre Paul Westerling (lahir di Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah, 31 Agustus 1919 –
meninggal di Purmerend, Belanda, 26 November 1987 pada umur 68 tahun) adalah komandan
pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Westerling (1946-1947) di
Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di Bandung
 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang memimpin
pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga tahun 1962,
dengan tujuan mengamalkan Al-Qur'an dan mendirikan Negara Islam Indonesia berdasarkan
hukum syariah.
 Muso adalah salah satu tokoh kunci dalam pemberontakan PKI di Madiun. Ia pernah studi
keguruan di Batavia dan sekolah Lenin di Moscow. Muso yang menikah dengan wanita Rusia ini
membentuk Front Nasional Daerah Madiun yang menjadi cikal bakal ide pemerintahan soviet
Indonesia dan mendorong pemberontakan Madiun tahun 1948. Dalam pemerintahan soviet
Indonesia yang diinisiasi PKI itu, Musso ditunjuk sebagai presiden. Dalam pemberontakan
tersebut, ia akhirnya berhasil dikalahkan dan dipukul mundur ke Ponorogo, Jawa Timur hingga
akhirnya terbunuh di sebuah gunung di kota tersebut oleh pasukan TNI.

Anda mungkin juga menyukai