Anda di halaman 1dari 25

PKI ANCAMAN

NKRI
KELOMPOK 9

1. AFIF DAFAKUSUMAH 1811311005


2. TASYA MUTIARA RAHMADINA 1811311015
3. TAMMY DIANNISA GERDA 1811312013
4. OLIVIA EVELIN 1811312017
PKI

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai politik


berideologi komunis di Indonesia yang telah bubar. PKI
adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia
setelah Rusia dan Tiongkok.
PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung,
sebelum akhirnya PKI dihancurkan dan dinyatakan sebagai partai
terlarang.
Tujuan PKI

 zaman penjajahan Belanda, PKI memiliki tujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan
Belanda.
 pada masa penjajahan Jepang, Partai Komunis Indonesia dimatikan dan dibungkam. Meskipun
dimatikan, akan tetapi kader-kader PKI masih solid, sehingga tujuan mereka sejak zaman
Belanda masih diperjuangkan
 Tujuan Partai Komunis Indonesia pada zaman kemerdekaan lebih menitik beratkan pada tujuan
menegakkan ideologi komunis sebagai dasar negara.
Sejarah Singkat
Berdirinya PKI
Ideologi Komunis masuk ke Indonesia pada tahun 1913,
diperkenalkan oleh Endericus Josephus Francisscus Maria Sneevliet. Ia
adalah mantan ketua Sekretariat Buruh Nasional dan mantan pimpinan
Partai Revolusioner Sosialis di salah satu provinsi di negeri Belanda.
Pada awalnya ia bekerja di Surabaya sebagai staff redaksi warta
perdagangan Soerabajasche Handdelsblad milik sindikat perusahaan-
perusahaan gula di Jawa Timur. Kemudian ia pindah ke Semarang
sebagai sekretaris pada sebuah maskapai dagang. Kota Semarang pada
saat itu menjadi pusat Organisasi Buruh Kereta Api Vercenigde Van
Spoor En Tramweg Personel (Serikat Kereta Api dan Trem), yang telah
berdiri sejak tahun 1908.
Lanjutan….
Pada tahun 1914 VSTP propagandis- propagandis untuk menyebarluaskan faham yang dianut
oleh organisasi buruh tersebut. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Sneevliet, ia diangkat sebagai
propagandis bayaran. Melalui jalan ini sneevliet berkenalan dengan masa buruh dan
menyebarluaskan ideologi pertentangan kelas.

Pada bulan Juli 1914, Sneevliet bersama dengan P. bersgma, J.A. brandstedder, HW. Dekker
(sekretaris VSTP) mendirikan organisasi politik yang bersifat radikal yang bernama Indisch Social
Democratische Verceniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrat India. Kemudian ISDV
menerbitkan surat kabar yang bernama Het Vrije Woord (Suara Kebebasan). Terbitan
pertama surat kabar ini pada tanggal 10 Oktober 1915. melalui surat kabar inilah Sneevliet dan
kawan- kawannya melakukan propaganda untuk menyebarkan Marxisme.
Lanjutan….

Pasca terjadinya revolusi di Rusia pada tahun 1917, watak gerakan ISDV semakin radikal
dan jelas-jelas menjadi komunis. Pemimpin-pemimpin ISDV mendekati dan mempengaruhi
pemimpin-pemimpin Sarekat Islam Semarang yang juga menjadi anggota VSTP dengan ide-ide
revolusioner model Rusia.
Sneevliet mempengaruhi serdadu Angkatan Darat dan Angkat Laut, sedangkan pegawai
negeri didekati oleh Baars dan Van Burink.
Kemudian Sneevliet dan Brandstedder telah meninggalkan Hindia Belanda, namun mereka
berhasil menanamkan pengaruhnya dilingkungan Angkatan Laut Surabaya, setidaknya telah
terbentuk organisasi yang berhaluan komunis.
PKI Sebagai
Instrumen Politik
Kepemimpinan PKI
Lapisan teratas dari kepemimpinan PKI dalam periode ini sebagian besar diduduki oleh para
veteran pemberotakan tahun 1926-1927. Semaun termasuk salah satu arsitek pemberontakan tersebut
dan muncul sebagai puncak penanggung jawab kegiatan PKI masa itu.

Muhammad Yusuf, Soebardjo, juga merupakan mantan pemimpi PKI periode 1926-1927, demikian
pula Darsomo dan Tan Malaka. Selain itu, lahir pula muka-muka baru dalam pergerakan PKI ini, yakni
Setiadji, Abdul Madjid, Suripno, dan Maruto Darrusman yang muncul di kalangan pimpinan teratas PKI,
setelah sebelumnya cukup berpengalaman dalam organisasi lain seperi Perhimpunan Indonesia.

Dua posisi kunci yang muncul pada posisi kunci menjelang akhir periode ini adalah Aidit dan Nyoto.
Aidit yang pada awalnya anggota CC PKI pada kongres ke-empat PKI, kemudian memegang kendali pada
Departemen Propaganda dan Sekretaris Eksekutif FDR, sedangkan Nyoto mendapatkan posisi Kepala
Seksi Informasi dalam Departemen Propaganda.
Pergerakan PKI dibawah Muso

Siasat serta usaha PKI dalam mempengaruhi aparat Pemerintahan


Desa ialah dengan cara memasukkan kader-kader PKI kedalamnya atau dengan
cara mempengaruhi Pamong Desa melalui rapat-rapat, diskusi-diskusi,
penerangan- penerangan, serta tulisan-tulisan yang bersifat propaganda.

Mulai dari pelosok desa yang penduduknya mayoritas bermata


pencaharian sebagai petani, maka golongan petani ini ditonjolkan dan
digembori sebagai partner kaum buruh yang dianggap sebagai pemimpin
revolusi social.
Pergerakan PKI dibawah Aidit

Dalam menumbuh- kembangkan ideology komunisnya, Aidit


lebih menekankan pada demokrasi rakyat, yang berarti para petani
harus merdeka, memiliki tanah atau menyewa tanah dengan upah
yang dikehendakinya. Ini bermakna, semua tanah yang dimiliki oleh
tuan tanah asing maupun nasional harus disita tanpa penggantian
kerugian. Jadi, menurut demokrasi rakyat yang ditekankan oleh
Aidit ini dianggap lebih mengutamakan perlindungan golongan yang
dianggapnya miskin melalui jalan yang ditentukannya sendiri.
Penguatan Partai

PKI merupakan partai peserta perebutan kekuasan yang diperhitungkan oleh Soekarno,
ketika Presiden Soekarno memproklamirkan konsep demokrasi terpimpinnya. PKI adalah satu-
satunya unsur terkuat yang mendukung konsep tersebut.

Sikap PKI yang satu ini, dikarenakan PKI belum cukup kuat dalam menantang presiden,
akan tetapi para pemimpin partai lain dan musuh-musuh mereka menyadari fakta bahwa
dengan seluruh cabang-cabangnya PKI mengontrol dukungan massa yang terbesar dan
terorganisir rapi di tanah air.
Pemberontakan PKI
di Indonesia
Pemberontakan tahun 1926

Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa
Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Bersama Alimin, Musso
yang merupakan salah satu pemimpin PKI di era tersebut sedang tidak berada di Indonesia. Ia
sedang melakukan pembicaraan dengan Tan Malaka yang tidak setuju dengan langkah
pemberontakan tersebut.

Pemberontakan ini akhirnya dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang
dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan, 4.500 dipenjara, sejumlah 1.308 yang umumnya kader-
kader partai diasingkan, dan 823 dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Beberapa
orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran
pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis.
Peristiwa Madiun 1948

Di Madiun kelompok militer PKI menolak untuk pergi bersama dengan


perlucutan senjata para anggota yang dibunuh pada bulan September tahun yang
sama. Pembunuhan itu memicu pemberontakan kekerasan. Hal Ini memberikan
alasan untuk menekan PKI.
Hal ini diklaim oleh sumber-sumber militer bahwa PKI telah
mengumumkan proklamasi 'Republik Soviet Indonesia' pada tanggal 18
September dengan menyebut Musso sebagai presiden dan Amir
Syarifuddin sebagai perdana menteri. Pada saat yang sama PKI mengecam
pemberontakan dan meminta tenang.
Lanjutan…
Pada 30 September Madiun diambil alih
oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai
terbunuh dan 36 000 dipenjara. Di antara
beberapa pemimpin yang dieksekusi termasuk
Musso yang dibunuh pada 31 Oktober saat
tertangkap di Desa Niten Kecamatan Sumorejo,
Ponorogo. Diduga ketika Musso mencoba
melarikan diri dari penjara. Aidit dan Lukman
pergi ke pengasingan di Republik Rakyat
Tiongkok. Namun, PKI tidak dilarang dan terus
berfungsi. Rekonstruksi partai dimulai pada
tahun 1949.
Peristiwa G30S PKI

Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober. Dimulai dengan kasus penculikan 7
jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari
Lapangan Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut
diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T.
Haryono dan D.I. Panjaitan. Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman
dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama
kelompok pasukan tersebut berhasil kabur setelah berusaha melompati dinding batas
kedubes Irak.
Lanjutan
Dengan banyaknya jenderal tentara senior yang mati atau hilang, Jenderal Suharto mengambil alih
kepemimpinan tentara dan menyatakan kudeta yang gagal pada 2 Oktober. Tentara dengan cepat menyalahkan
upaya kudeta PKI dan menghasut dengan kampanye propaganda anti-Komunis di seluruh Indonesia.

Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor
Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan
Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui
bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.

Pada tanggal 3 Oktober 1965 titemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut.. Mayat para
perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira – kira 12
meter, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.
Lanjutan
Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada
tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi
KKO – AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI – AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira
setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal
inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum
wafat. Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI – AD tersebut dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Pada 22 November
DN. Aidit ditangkap dan dibunuh. Partai Komunis Indonesia kemudian dibubarkan dan dinyatakan sebagai
organisasi terlarang di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan TAP MPRS NO.
XXV/MPRS/1966.
Perkembangan Pasca 1965-
Sekarang

Beberapa kader PKI telah mengungsi di sebuah wilayah


terpencil di selatan Blitar, Jawa Timur menyusul tindakan
kekerasan terhadap partai.
Beberapa kader partai yang sementara di luar Indonesia pada
saat peristiwa 30 September. Terutama delegasi yang cukup
besar melakukan perjalanan ke Republik Rakyat Tiongkok untuk
berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun Revolusi Cina.
Sedangkan yang lainnya telah meninggalkan Indonesia untuk
melanjutkan studi di Eropa Timur.
Lanjutan…
Sampai tahun 2004, mantan anggota PKI masih dilarang dan masuk daftar hitam dari
banyak pekerjaan termasuk apabila ingin bekerja di pemerintahan, sebagaimana kebijakan
rezim Soeharto yang telah dijalankan sejak pembersihan PKI tahun 1965.

Selama masa presiden Abdurrahman Wahid, ia mengundang mantan buangan PKI


untuk kembali ke Indonesia pada tahun 1999, dan mengusulkan menghilangkan
pembatasan diskusi terbuka atas ideologi komunis.

Pada tahun 2016 sempat ada isu agar presiden Jokowi meminta maaf kepada keluarga
korban PKI, namun isu itu segera dibantah.
ANCAMAN PKI PADA
MASA SEKARANG
Ancaman PKI terhadap Indonesia masih ada sampai sekarang. Komunis masih menjadi ancaman
bagi bangsa Indonesia, sehingga harus selalu waspada dan diantisipasi keberadaannya yang bisa muncul kapan
dan dimana saja. Kita sebagai warga negara Indonesia merasa khawatir PKI bangkit lagi karena marak
pemberitaan adanya lambang palu arit bahkan orang yang terang-terangan membela PKI.

Dalam konteks ke indonesiaan gerakan komunisme PKI akan bangkit atau tidak tergantung pada
sejauh mana kesenjangan hidup, kemiskinan yang ada, maka akan jadi lahan subur untuk propaganda komunis
itu sendiri. Seperti yang terjadi saat ini, ditemukannya lambang palu arit yang identik dengan lambang PKI
oleh warga di sebuah tembok di kawasan Kampung Dobi, Padang Panjang. Dengan ditemukannya lambang
palu arit bisa saja adalah bagian dari propaganda simbol-simbol untuk dijadikan bibit persemaian ideologi serta
untuk menunjukkan eksistensi keberadaannya.
Cara melawan komunis adalah
mengetahuinya, bukan
menyembunyikannya
- Franz Magniz

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai