Anda di halaman 1dari 12

Ideologi Komunisme

Kelompok 3 Kelas XII EI 1


Agustian Farabiansyah
Allia Okti Sativa
Firman Saputro
Rudi Nurari

SMK N 29 JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

Nasionalisme yang berkembang di Indonesia sekitar tahun 1900-an melahirkan


banyak aliran aliran politik yang menjadi sebuah pemikiran politik modern di
Indonesia. Kemunculan nasionalisme di tengah tengah rakyat Indonesia dipimpin oleh
para kaum terpelajar, namun masih berada dalam suatu kelompok kecil. Kepemimpinan
yang berada pada sebuah kelompok kecil ini kemudian berkembang menjadi kelompok
di mana ruang lingkupnya lebih luas dan lebih pesat dalam penyebaran pemikirannya,
setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Kemudian menurut Feith dan
Castles (1988) di mana sekitar pada tahun 1950-an untuk pertama kalinya muncul
suatu kelompok kaum cendekiawan yang tidak terikat dan bekerja di pinggir pinggir
arena politik. Ketidakterikatan ini justru membuat mereka sangat antusias terhadap
politik di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka (kaum cendekiawan yang tidak
terikat) yang menjadi sumber pemikiran politik pada masa ini. Salah Satu aliran yang
paling mencolok adalah Komunisme.
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana
mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai
alat kekuasaan, di mana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme
juga disebut anti liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.

BAB II
PEMBAHASAN

Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat hidup
di antara manusia terutama kaum muda, khususnya di antara cendekiawan atau
intelektual dalam suatu masyarakat. Ideologi juga merupakan mitos yang meliputi
doktrin politik (political doctrin) dan formula politik (political formula). Ciri dari suatu
ideologi adalah cita - cita yang dalam dan luas, bersifat jangka panjang, bahkan dalam
hal dasar bersifat universal. Ideologi, bagi pengikutnya akan menjadi keyakinan yang
membuat mereka tidak goyah terhadap prinsip yang diyakini serta diperjuangkan
secara teguh.
A. Pengertian Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari

Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari
1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Negara-negara yang menganut ideologi ini yaitu Rusia, Tiongkok (Cina),
Vietnam, Kuba, Korea Utara, dan Laos.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum
buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa fraksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori
dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
2

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.


Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh
partai komunis di seluruh dunia, sedangkan komunis internasional merupakan
racikan ideologi yang berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme".
B. Landasan Pemikiran Komunisme
1. Menolak kehadiran golongan-golongan yang berbeda dalam masyarakat
karena perbedaan itu bisa menimbulkan perpecahan
2. Kekerasan adalah sesuatu yang sah - sah saja dalam mencapai negara
komunis. Kekerasan digunakan kepada dua golongan yaitu kepada antikomunis dan penganut komunis yang dianggap berkhianat
3. Negara adalah alat untuk mencapai komunisme. Semua yang dimiliki
negara seperti polisi, TNI, dan lainnya digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Komunis di Indonesia sendiri dimulai dari terbentuknya PKI pada tahun
1920-an. Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan
tindakan - tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain
itu iming - iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka.
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang
berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan
pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi
pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru
ikut mendalangi pemberontakan G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang
PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan
masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan
itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965
tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih
diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang
yang lolos dari pembantaian anti PKI.
3

C. Sejarah Komunisme di Indonesia


1. Era pra-Perang Kemerdekaan
Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
hadirnya orang-orang buangan politik dari Belanda dan mahasiswamahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya
Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka yang masuk setelah Sarekat Islam
(SI) Semarang sudah terbentuk. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di
Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api
Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya
berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa saja, namun setelah
berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah
satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi
ketua SI Semarang.
Komunisme kemudian juga aktif di Semarang, atau sering disebut
dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya
ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam
menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut
sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi
yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa.
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI
Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus
Salim, yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih
menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI
Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi PKI.
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan
Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di
seluruh Hindia-Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena Komunisme
di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, namun para tokoh PKI
lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di
pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927 yang
4

berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka
atas

kegagalan

tersebut,

karena

telah

mencoba

menghentikan

pemberontakan dan memengaruhi cabang - cabang PKI.


2. Era Perang Kemerdekaan
Gerakan PKI bangkit kembali pada masa Perang Kemerdekaan
Indonesia, diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Soviet
ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama
seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan
lantang di Yogyakarta dengan pandangannya yang murni Komunisme. Di
Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N.
Aidit. Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia
dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan
komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir
Syarifuddin. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan
Muso ini.
3. Era pasca-Perang Kemerdekaan RI
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun
kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan
semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi
menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru
dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas
saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak
terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI.
Terutama setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri
Indonesia semakin condong ke Blok Timur (Blok Komunis Uni Soviet).
Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis
seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRT, maupun Korea Utara.
Beberapa langkah-langkah politik luar negeri yang dianggap ke kiri-kirian
itu antara lain:
5

a. Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang


berlawanan dengan barat, yaitu OLDEFO (Old Established Forces) dan
NEFO (New Emerging Forces)
b. Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros JakartaPhnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang

yang

membuat

Indonesia

terkesan ada di pihak Blok Timur


c. Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya
Indonesia dari PBB.
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan
krisis moneter, selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan
militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Militer mencurigai PKI
karena mengusulkan Angkatan Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI dan
Kepolisian), sementara PKI mencurigai TNI hendak melakukan kudeta
atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat saat ulang tahun TNI.
Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi
sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September, namun
beberapa ilmuwan menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik
intern militer waktu itu.
Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada
orang-orang komunis oleh pemerintah Orde Baru. Terjadi "pembersihan"
besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang dituduh komunis
meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara limaratus ribu
sampai duajuta jiwa meninggal di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan
30 September, para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan
dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para tertuduh
komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di Pulau
Buru atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan
penamaan Eks Tapol.

4. Era pasca-Reformasi
Semenjak

jatuhnya

Presiden

Soeharto,

aktivitas

kelompok-

kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya, mulai kembali aktif di
lapangan politik Indonesia, walaupun secara hukum, belum boleh
mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.
D. Ciri Ciri Ideologi Komunisme
1. Penganut - penganut komunis mempercayai bahawa sistem kapitalis
(pasaran bebas) adalah buruk. Menurut mereka, golongan pekerja dalam
sistem kapitalis amat menderita.
2. Komunis mempercayai bahwa golongan pekerja harus bersatu dalam
kesatuan - kesatuan pekerja. Kemudian, mereka harus mengadakan
revolusi untuk menjatuhkan kapitalis.
3. Komunis percaya bahwa masyarakat baru komunis akan menjadi
masyarakat yang tidak berkelas. Tidak akan terdapat lagi golongan
penindas dan golongan yang ditindas. Semua orang memiliki kekayaan
yang sama (tidak akan wujud golongan kaya/elit).
4. Komunis percaya bahwa dalam sebuah negara komunis, semua harta
adalah hak milik negara. Orang perseorangan tidak boleh memiliki tanah
atau perniagaan. Pemilikan harta persendirian adalah merupakan ciri - ciri
kapitalis yang perlu dielakkan. Semua harta mesti dimiliki dan diuruskan
oleh kerajaan. Harta - harta kapitalis akan dirampas.
5. Komunis anti agama dan tidak mempercayai kewujudan Tuhan. Mereka
menganggap bahwa agama adalah candu masyarakat.
E. Tokoh tokoh yang menganut Komunisme
1. Karl Mark
2. Friedrich Engels
3. Joseph Stalin
4. Vladimir Lenin
7

5. Mao Zedong
F. Perbandingan antara Komunisme, Pancasila, dan Liberalisme
Secara ringkas Ir. Heru Santoso, M. Hum dalam bukunya Sari Pendidikan
Pancasila menggambarkan perbandingan Ideologi Komunisme, Pancasila, dan
Liberalisme adalah sebagai berikut:
No.

Komunisme

Pancasila

Liberalisme

Atheis

Monotheis

Sekuler

HAM diabaikan

HAM dilindungi tanpa


melupakan kewajiban

HAM dijunjung
secara mutlak

Nasionalisme ditolak

Nasionalisme dijunjung
tinggi

Nasionalisme
diabaikan

Keputusan di tangan
Pimpinan Partai

Keputusan melalui
musyawarah mufakat dan
voting (pemungutan suara)

Keputusan melalui
voting (pemungutan
suara)

Dominasi Partai

Tidak ada dominasi

Dominasi mayoritas

Tidak ada oposisi

Ada oposisi dengan alasan

Ada oposisi

Tidak ada perbedaan

Ada perbedaan pendapat

Kepentingan Negara

Kepentingan seluruh rakyat

Ada perbedaan
pendapat
Kepentingan
mayoritas

G. Kelebihan Ideologi Komunisme


1. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam
hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka
pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau
berbagai keburukan ekonomi lainnya
2. Pemerintah

menentukan

jenis

kegiatan

produksi

sesuai

dengan

perencanaan sehingga pasar barang dalam negeri berjalan dengan lancar

3. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh


pemerintah
4. Tidak ada pembagian kelas apapun (semua orang itu sama).
H. Kekurangan Ideologi Komunisme
1. Ideologi komunisme bersifat atheis, tidak mengimani Tuhan dan tidak
mengangap Tuhan itu ada
2. Kurang menghargai manusia sebagai individu dan tidak menghormati HAM
3. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai
nilai komunis
4. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh
pusat
5. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
I. Pancasila dengan Komunisme
Ciri - ciri ideologi pancasila sangat bertentangan dengan ciri - ciri ideologi
komunisme. Jadi pancasila dan komunisme tidak mungkin disatukan, ibarat
minyak dan air. Komunisme tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan
hidup Bangsa Indonesia, dimana Bangsa Indonesia sangat mengakui adanya
Tuhan, masyarakat Indonesia sangat menghormati HAM, dan lain-lain.
Namun, jika pemerintah memperbolehkan adanya komunisme di
Indonesia dengan mencabut Tap XXV/MPRS/1966, itu hanya sampai taraf hidup
berdampingan di atas landasan dasar filsafat dan ideologi pancasila.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana
mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Komunis di
Indonesia sendiri dimulai dari terbentuknya PKI pada tahun 1920an. Partai Komunis
Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam
sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan

pemberontakan melawan pemerintah

kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948
dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi pemberontakan G30S pada tahun
1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah
terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan
bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI
tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih
diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang
lolos dari pembantaian anti PKI. Dalam Pencapaian penerapan ideologi komunis di
indonesia sendiri tidak terlepas dari yang namanya pemberontakan. Pemberontakan
yang terjadi dan disebabkan oleh komunis adalah: Pemberontakan 1926, Peristiwa
Madiun 1948, dan G30 S PKI.
2. Saran
Sebaiknya praktek komunisme disesuaikan dengan keadaan di Indonesia, jangan
dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan Malaka misalnya, tidak
setuju dengan faham atheis doktrin agama adalah candu tidak masuk akal baginya.
Paham komunis juga seharusnya tidak hanya mengoposisikan masyarakat kalangan
bawah, seperti buruh petani, dan lain sebagainya. Di negara lain, adapun paham
komunismenya tidak hanya dioposisikan untuk kalangan miskin. Namun juga
dioposisikan untuk masyarakat kalangan atas atau penguasa.
10

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme

http://waridbudakmetal.wordpress.com/2013/01/16/perbandingan-ideologikomunisliberaldan-pancasila/

http://kominusme.blogspot.com/

http://chalimizsite.blogspot.com/2009/06/komunisme-sejati.html

http://azzamkasep.blogspot.com/2013/01/ideologi-komunisme.html

http://www.academia.edu/5336441/Makalah_Pemikiran_Politik_Komunisme

http://sokhi95.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-komunisme.html

11

Anda mungkin juga menyukai