Anda di halaman 1dari 9

Mengkaji Penerapan Komunisme di Indonesia

Dosen : Heru Dian Setiawan, ST.M,SI


Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Muhammad Ardian Raflin


223507516081
FISIP
Pendahuluan
Isu komunisme mulai diperbincangkan oleh masyarakat beberapa tahun belakangan ini saat
tahun tahun politik 2019-2020, beberapa kasus terjadi di negeri ini seperti penyerangan pada para
ahli agama seperti kasus yang terjadi pada ulama tanah air yakni (alm.)Syekh Ali Jaber.
CNN Indonesia memberitakan bahwa kejadian itu terjadi pada saat dia sedang bertausiah
dengan judul "Memperbaiki Hati" berlangsung mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00
WIB di hari Ahad tanggal 13 September 2020 di daerah Lampung. Pada saat itu (alm.)Syekh
Ali Jaber hendak di tusuk oleh orang tak di kenal. Kejadian itu terjadi juga baru-baru, ada
video viral di sosial media dimana seorang ustadz dari Batam tiba-tiba diserang oleh orang
tak di kenaldengan cara ditendang. Dan lagi muncul kasus yang menghebohkan warga dimana
ada seorang pemuda tiba-tiba melakukan pembakaran mimbar masjid pada 25 September 2021
di Makassar. Beberapa ahli atau masyarakat berpendapat bahwa kejadian ini sangat mirip
dengan apa yang kaum komunis pernah lakukan di masa lampau.Kecenderungan ini dapat
dilihat dari mereka melakukan penyeranganatau aksidi bulan September, hal ini bisa jadi
karena bulan September merupakan bulan yang penuh sejarah kelam kaum komunis
Indonesia yakni terjadinya peristiwa G30S/PKI. Sebelum kita membahas apa itu komunisme dan
bagaimana penerapannya jika terjadi di Indonesia, sebaiknya kita mengenal apa itu demokrasi.
Demokrasi menurut Abraham Lincoln ialah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat,
sedangkan menurut Miriam Budiardjo ialah rakyat yang berkuasa atau government or rule by
people. Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi. Ada yang dinamakan demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, demokrasi
rakyat, Demokrasi Soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini memakai
istilah demokrasi yang menurut asal kata berarti rakyat berkuasa atau government by the people
(kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa). Tetapi di antara
banyaknya aliran mengenai demokrasi ada dua kelompok aliran yang paling penting, yaitu
demokrasi konstitusional dan satu kelompok aliran yang menamakan dirinya demokrasi, tetapi
yang pada dasarnya menghakikatkan dirinya atas komunisme. Istilah komunis mulai popular
dipergunakan setelah revolusi tahun 1830 di Prancis, yakni suatu gerakan revolusi yang
menghendaki perubahan pada pemerintahan yang bersifat parlementer dan dihapuskan adanya
raja. Komunisme merupakan salah satu contoh dari bermacam-macam jenis ideologi politik yang
berkembang diberbagai negara. Akar pemikiran ideologi komunis berasal dari konsep yang
diusung oleh Karl Marx dan Frederich Engels yang menjelaskan mengenai salah satu bentuk dari
perjuangan kelas proletar terhadap kelas borjuis di Eropa terutama dalam konteks masyarakat
industri. Dengan kata lain, ideologi komunis merupakan reaksi terhadap masyarakat kapitalis
yang telah berkembang sebelumnya yaitu pada abad 19 yang merupakan produk dari masyarakat
liberal. Komunis sebagai suatu paham gerakan (ideologi) yang kemudian digunakan oleh
golongan sosialis yang tergolong militan. Marx dan Engels menggunakan istilah dari karya
mereka dengan apa yang disebut dengan manifesto komunis. Ini untuk memberikan pengertian
yang revolusioner sekaligus memperlihatkan kemauan untuk “bersama”, bersama dalam arti hak
milik dan dalam hal menikmati sesuatu. Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh
Engels dan Lenin yang kemudian disebut dengan ideologi sosialisme-komunisme Kedua
kelompok aliran demokrasi mula-mula berasal dari Eropa, tetapi sesudah Perang Dunia II
nampaknya juga didukung oleh beberapa negara baru di Asia. India, Pakistan, Filipina, dan
Indonesia mencita-citakan demokrasi konstitusional, sekalipun terdapat bermacam-macam
bentuk pemerintahan maupun gaya hidup dalam Negara tersebut, Di lain pihak ada negara-
negara baru di Asia yang mendasarkan diri atas asas-asas komunisme, yaitu China, Korea Utara,
dan sebagainya.

Pembahasan

Paham komunis merupakan salah satu tantangan bagi pancasila yang mana ajaran komunis
berasaskan materialisme yang mengandung kepercayaan bahwa Tuhan atau bidang adikodrati
(super natural realm) tidak ada. Sebagai ideologi negara, pada dasarnya Pancasila merupakan
ideologi yang terbuka. Ketika di zaman Orde Lama, Soekarno sendiri masih membiarkan PKI
hidup dan mengikuti pemilu padahal ideologi itu sangat bertentangan dengan Pancasila. Begitu
pula ketika rezim Orde Baru Soeharto, penguasa sering menggunakan tameng “ideologi
Pancasila” untuk memberangus segala hal yang berbau Islam, yang dituduhnya bertentangan
dengan Pancasila. Apapun sikap pro kontra soal pancasila sebagai ideologi terbuka atau ideologi
tertutup semua tentu sepakat bahwa tidak semua jenis penafsiran Pancasila bisa diterima. Betapa
pun dinamis dan terbukanya, pasti ada kesepakatan bersama. Misalnya, penafsiran bahwa sila
Ketuhanan Yang Maha Esa mengizinkan kebebasan untuk mengembangkan paham ateisme di
Indonesia, tentu merupakan tafsir yang salah. Jika seorang menjadi ateis, tentu itu urusan dirinya
sendiri. Tetapi, ketika ia menyebarkan paham itu atau mendirikan organisasi berpaham ateisme,
tentu masalahnya menjadi lain. Di Indonesia ideologi komunis masuk pada tahun 1913
diperkenalkan oleh Hendricus Josephus FransiscusMaria Sneevliet. Di Indonesia ia mula-mula
bekerja sebagai anggota staf redaksi pada surat kabar Soerabajaasch Handelsblad, tidak lama
kemudian pada tahun 1913 ia pindah ke Semarang dan menjadi sekretaris pada
Semarangse Handelsvereniging.Ia adalah mantan ketua Gerakan Buruh Nasional dan mantan
pemimpin partai revolusioner di salah satu propinsi di negeri Belanda. Ia kemudian
mendirikan lndische Social Demokratische Vereniging(ISDV) di lndonesia. Pada akhirnya
ISDV bergabung dengan Sarekat Islam (SI) pimpinan Semaun. Hal ini disebabkan karena
Sarekat lslam memiliki jumlah pengikut yang besar dikalangan rakyat Indonesia. Salah satu
organisasi berpredikat Islam yang berkembang dan dengan cepat menarik perhatian rakyat
adalah Sarekat Islam (SI). Sarekat Islam bermula dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan pada
tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo, yang merupakan cabang dari SDI bentukan R.M. Tirto.
Tjokroaminoto merupakan ketua SI yang memiliki gagasan-gagasan penting dalam
perkembangan organisasi. Keinginan untuk terbebas dari belenggu penjajahan dan rakyat yang
sejahtera mengilhami dirinya untuk turut dalam organisasi pergerakan. Perkembangan SI yang
amat pesat memunculkan cabang-cabang di berbagai daerah. Tidak terkecuali di Semarang.
Perpecahan yang terjadi di dalam tubuh Sarekat Islam akhirnya membagi menjadi 2, yakni SI
Merah dan SI Putih. SI Merah di prakasai oleh H. Agus Salim, sedangkan SI Putih di komandoi
oleh Semaoen yang notabenya adalah murid dari HOS Tjokroaminoto sendiri. Soe Hok Gie
mencatat beberapa hal yang membuat gerakan SI Semarang semakin radikal. Pertama, masalah
kebijakan agraria yang menyebabkan kemiskinan rakyat. Kedua, kondisi lingkungan yang buruk
menyebabkan penyakit pes di Semarang, yang menerapkan kebijakan “membersihkan” kawasan
pemukiman yang diyakini sebagai habitat tikus. Pembersihan itu dilakukan dengan cara
pembakaran, sehingga menyebabkan rakyat tidak memiliki tempat tinggal. Ketiga, wacana
pembentukan Indie Weerbaar yang dibahas pada pertemuan perdana adalah Semaoen, S.I.
Semarang. Keempat, Henk Sneewlith mengasah pemahaman teoritis para kader tentang isu
kolonialisme. Kondisi tersebut menjadi katalisator untuk mempengaruhi arah pergerakan S.I.
Semarang menjadi sosialisme revolusioner. SI Semarang memiliki media cetak bernama Sinar
Hindia. Selama perkembangannya kemudian berganti nama menjadi Sinar Djawa. Media cetak
ini diterbitkan oleh S.I. Semarang sebagai senjata untuk mengekspresikan ide dan
memperkenalkan pandangan kiri kepada masyarakat luas. Di surat kabar harian, Semaoen adalah
pemimpin redaksi dan editor politik. Dalam perkembangannya, SI berusaha mengorganisir para
pekerja kota. Pertemuan Semaoen dengan Henk Sneevliet sangat berpengaruh besar terhadap
pekembangan gerakan kiri di Semarang. Sneevliet adalah pendiri ISDV yang sangat besar
pegaruh dalam menanam bibit-bibit komunis bagi pemuda-pemuda Indonesia. Pada tahun 1915
Sneevliet mengajak Semaoen bergabung dengan ISDV, sebuah organisasi social democrat
Hindia Belanda. Perpecahan dalam Sarekat Islam mencapai puncaknya pada kongres luar biasa
Central Sarekat Islam yang diadakan di Surabaya pada tanggal 6 Oktober 1921. Semaoen
berselisih dengan Agus Salim, namun tidak mampu mempertahankan posisi para kaderkader PKI
di Sarekat Islam, Akibatnya, anggota SI yang tergabung dalam organisasi ISDV diusir. Samaoen
kemudian mengubah ISDV menjadi Partai Komunis Hindia (PKH) dan menjadi ketuanya.
Setahun kemudian, pada Mei 1921, Semaen berubah dari PKH menjadi PKI (Partai Komunis
Indonesia) Mengacu pada karya DN.Aidit,dijelaskan bahwa Partai KomunisIndonesia (PKI)
yang lahir tahun 1920 mengatakan tidak akan mencampuri soal-soal internal daripada partai-
partailain walau untuk mempersatukannyasekalipun. Itu adalah soal daripadapartai-partai
yang bersangkutansendiri. Kewajiban PKI ialah mengajak partai-partai apa saja yang sedia
dan jujur untuk bekerja sama dengan PKI guna menggalang front persatuan nasional dan
front-front persatuan di berbagai kalangan, di kalangan kaum buruh, kaum tani, kaum
terpelajar, kaum pecinta dan ahli kebudayaan, kaum wanita, pemuda, pengusaha dan lain-lain.
Oleh karena itu, kaum komunis secara praktik adalah bagian yang paling teguh, bagian yang
terus mendorong maju bagian-bagian lainnya dari partai-partai buruh di semua negeri; secara
teori mereka mempunyai kelebihan pengertian dari masa proletariat lainnya tentang syarat-
syarat,proses dan hasil-hasil umum gerakan proletar Di dalam Manifesto Partai Komunis
dikatakan bahwa tuduhan komunis hendak menghapuskan tanah air dan kebangsaan seperti
yang dituduhkan kaum borjuis merupakan kesalahan besar. Kaum buruh tidak mempunyai
tanah air. Dari mereka tidak dapat diambil apa yang mereka tidak punyai, Oleh karena
proletariat pertama-tama harus merebut kekuasaan politik, harus mengangkat dirinya
menjadi kelas yang bersifat nasional. Bahwa PKI adalah sintesa dari pada gerakan buruh
Indonesia dengan Marxisme-Leninisme. PKI didirikan pada tanggal 23 Mei 1920 bukanlah
sebagai sesuatu yang kebetulan, tetapi sesuatu yang obyektif. PKI lahir dalam jaman
imperialisme, sesudah di Indonesia ada kelas buruh, sesudah di Indonesia dibentuk serikat
buruh-buruh dan dibentuk ISDV (Indonesische Sociaal Democrastische Vereniging) sesudah
Revolusi Sosialis Oktober Rusia tahun 1917. PKI adalah anak jaman yang lahir pada
waktunya. Bahwa lahirnya PKI karena keharusan jaman menjadi jelas dari tulisan Kawan Stalin
dalam bukunya. Komunisme yang pada mulanya di Indonesia merupakan ajang untuk
melawan kekuasaan Belanda maka dalam perjalanannya menjadi terpecah belah sehingga
dengan demikian menjadi politisasi banyak pihak. Makna terpecah belah dijelaskan sebagai
berikut: Kesalahan pokok pemimpin-pemimpin PKI ketika itu ialah bahwa mereka telah menjadi
mangsa dari pada semboyan- semboyan kekiri-kirian, tidak berusaha keras untuk menjelaskan
keadaan, mau memecahkan semua soal dengan satu kali pukul seperti: melikuidasi feodalisme,
melepaskan diri dari Belanda, menghancurkan semua kaum imperialis, menggulingkan
pemerintah yang reaksioner, melikuidasi kaum tani kaya,melikuidasi kaum borjuis nasional.
Dengan sendirinya, akibat dari pada ini semua ialah timbul persatuan di antara musuh yang
sejati dengan yang bisa menjadi musuh untuk bangkit melawan Partai. Ini berakibat Partai
mengisolasi diri sendiri dan ini sangat melemahkan Partai. Partai tidak cukup mengarahkan
perhatian anggota-anggotanya kepada pekerjaan-pekerjaan praktis yang kecil- kecil, yang
remeh-remeh yang ada hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dari kaum buruh, kaum
tani, dan kaum intelektual pekerja. Padahal hanya di sini, dalam pekerjaan ini, Partai bisa
mempersatukan massa pekerja yang luas di sekeliling Partai. Sudah tentu, pekerjaan ini
bukannya pekerjaan yang menyenangkan atau enak dan sonder kesukaran-kesukaran. Tetapi,
jalan lain t idak ada untuk mengeratkan hubungan Partai dengan massa pekerja. Komunisme di
Indonesia menjadi buruk keberadaannya karena adanya unsur politisasi sehingga muncul para-
digma dalam masyarakat bahwa komunisme adalah ideologi yang sesat bahkan pemerintah
juga memiliki sikap tidak peduli menyajikan kebenaran tentang landasan filosofis dari
ideologi komunisme. Hal ini terlihat dari adanya penetapan dan pencabutan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia No. XXX/MPRS/1966
tentang Pencabutan Bintang “Maha Putera” Kelas III dari D.N. Aidit. Komunisme juga tidak
memiliki korelasi dalam proses pemilihan ketua partai politik karena kehendak atas suatu
partai politik berdasarkan sekelompok anggota di dalamnya.Selain itu, proses pemilihan
ketua partai politik tidak akan berjalan secara demokrasi apabila dalam Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga suatu partai politik tidak mendapatkan legalisasi dari
kementerian seperti yang dimaksud dalam UU No. 2 Tahun 2011. Legalisasi yang dimaksud
agar tercipta suatu bentuk pertanggungjawaban dari suatu partai politik mengingat dari partai
politiklah muncul kepala daerah, presiden, wakil presiden dan partai politik dapat menyebabkan
politik hukum yang mempengaruhi sistem dan bentuk pemerintahan suatu negara.Agar
paradigma komunisme di Indonesia mengalami perubahan mengenai hakikat komunisme
yang sebenarnya, maka salah satu caranya yaitu proses pemilihan ketua partai politik berjalan
harus sesuai Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yaitu “Negara Indonesia adalah Negara hukum” maka hal yang perlu menjadi agenda
percakapan yaitu meninjau kembali Pasal 2 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 1/MPR/2003 tentang Peninjauan Kembali Materi Dan Status Hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Indonesia Tahun 1960 Sampai Dengan Tahun 2002 bahwa Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia No. XXV/MPRS/1966
tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang Di
seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia Dan Larangan
Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran
Komunisme/Marxisme-Leninisme. Meski PKI atau organisasi komunis dan Negara komunis
telah dibubarkan bukan berarti pahamnya hilang begitu saja di Indonesia

Kesimpulan Dan Saran

Pada akhirnya, paham Marx mengenai komunis dan segala macam bentuk masyarakat tanpa
kelas, tanpa pembagian kerja, dan juga tanpa paksaan adalah suatu pemikiran yang absurd.Sebab
ide Marx ini bersifat utopis dan bersifat kontradiktif. Akibatnya ide ini hanya akan mengalihkan
perhatian manusia dari usaha memperbaiki kehidupan masyarakat. Mahfud MD menjelaskan,
untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan
menghalalkan segala cara. Yaitu, kekuasaan negara harus direbut dengan jalan revolusi oleh
kelompok proletar. Kekuasaan yang dimiliki negara proletariat tidak boleh dibatasi sehingga
disebut diktator ploretariat yang dalam sejarah negara di dunia selalu melahirkan penderitaan dan
akhirnya runtuh satu demi satu. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa Keberadaan dan
kedudukannya sebagai sila yang menjadi asas dari sila-sila lainnya menjadi amat sangat penting
bagaimana Pancasila melihat agama dan Tuhan. Inilah yang sangat membuat ia sangat berbeda
dengan paham dan ajaran komunisme yang mempunyai tujuan menyebarkan paham atheisme
dan mengkomuniskan dunia yang berimplikasi terhadap pelenyapan dan pemusnahan agama.
Selain sikap dasar yang anti Tuhan dan agama, komunisme sangat identik dengan tindakan-
tindakan pemaksaan, kekerasan, kebencian dan permusuhan menyebabkan ia terjauh dari nilai
kesusilaan dan keberadaban. Atas dasar inilah komunisme tidak mempunyai ruang dalam
Pancasila. Dengan sikap dan sifatnya yang bertentangan dengan dasar NKRI keberadaan ajaran
ini tidak layak hidup subur di bumi pertiwi yang pernah dikhianati oleh PKI dengan melakukan
kudeta atas pemerintahan yang sah dengan upaya menjadikan Indonesia tidak berdaulat di bawah
kaki dan tangan Rusia, negara komunis. Pencegahan dan pemberantasan komunisme secara
sosiologis dilaksanakan dengan cara mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila sejak dini. Selain itu, yang tidak kalah penting juga adalah, mewujudkan Sila
demi Sila di dalam Pancasila ke dalam kebijakan  pemerintahan guna menunjukkan kepada
publik bahwa “Pancasila merupakan ideologi negara terbuka yang dapat menyelesaikan segala
persoalan bangsa termasuk kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih menganga di negeri
ini”.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo , Miriam ;. (2008). Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Casedi , E. (2017). Pemikiran Paham Komunis. Pemikiran Paham Komunis Perspektif


Pancasila, 1-10.

Dr.Zulmasyhur M, S. (n.d.). Pendidikan Pancasila . Jakarta : Universitas Nasional.

Hidayat , S. (2017 ). Pemikiran Paham Komunis . Pemikiran Paham Komunis Perspektif


Pancasila, 1-10.

Wibowo, B. A. (2021). IDEOLOGI KOMUNISME DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA


DI INDONESIA. pp. 123-131.

Anda mungkin juga menyukai