Disusun Oleh :
1.Aynun Aifa Mandeno
(223507516084 )
4.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dan Jepang telah melakukan kerja sama dalam sektor perindustrian
otomotif mobil sejak tahun 1965 hubungan bilateral antara kedua Negara yaitu Indonesia dan
Jepang ternyata telah melalui sejarah yang panjang. Ini diawali dari bantuan luar negeri
Jepang di Indonesia yang berada di perkembangan signifikan pada tahun 1965. Yang dimana
pada saat itu Jepang menjadi Negara Asia nomor satu sekaligus menduduki peringkat nomor
dua dunia, mengenai bantuan luar negeri di Indonesia pada awal tahun 1970-an salah satunya
adalah Toyota menjadi permulaan tergesernya mobil-mobil buatan Amerika Serikat dan
Eropa dipasar otomotif Indonesia, yang digantikan dengan dominasi mobil-mobil buatan
Jepang. Kedatangan mobil-mobil dari Jepang tersebut menambah persaingan pasar dalam
sektor otomotif di Indonesia, jika berbicara masalah persaingan pasar maka hal tersebut
sangat tergantung dengan kemampuan dan kebutuhan dari konsumen itu sendiri. Yang
dimana mayoritas konsumen di Indonesia lebih memilih mobil-mobil buatan Jepang
dikarenakan konsumen Indonesia masih mempertimbangkan dari segi harga terjangkau yang
ditawarkan dari pada segi kenyamanan yang ditawarkan.
Toyota yang awalnya merupakan hanya Sebatas importir dan distributor asal Jepang
kini menjadi salah satu dealer penjualan terbesar di Indonesia, ini diawali dengan join
venture perusahaan dengan awal perbandingan kepemilikan saham sebanyak 51% dipegang
oleh Toyota Astra Motor (TAM) dan 49% oleh Toyota Motor Corporation (TMC) asal
Jepang. Yang dimana kepemilikan saham ini berubah setelah kesuksesan yang dialami
menjadi 95% dipegang TMC dan 5% dipegang oleh TAM khususnya manufacturing.
Kemudian merger dari kedua perusahaan ini terbentuklah TMMIN (Toyota Motor
Manufacturing Indonesia) yang berpusat di Jakarta dengan membawahi masing-masing
bidang termasuk casting, maching, stamping, assembly di daerah yang berbeda di Indonesia.
PT. TMMIN memiliki tiga Kawasan produksi, yaitu Sunter 1, Sunter 2, Karawang. Sunter 1
difokuskan untuk memproduksi seluruh mesin mobil, seperti mobil Kijang Innova, Avanza,
dan Rush, sedangkan Sunter 2 difokuskan untuk proses stamping, casting, packing, vanning,
kemudian penyatuan seluruh komponen mobil dilakukan di Karawang.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat jika jepang memiliki strategi investasi
yang luas ke Indonesia dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan dan pembangunan
ekonomi, dan modal asing sangat diperlukan Indonesia. Maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikaji, yaitu bagaimana strategi yang digunakan Jepang dengan memanfaatkan
IJEPA sebagai kemitraan ekonomi untuk memperluas pasar industri otomotif di Indonesia?.
Membantu pembaca mengetahui fakta serta argument yang ada pada judul yang saya
bahas. Serta Membuktikan presepsi presepsi dari peneliti sebelumnya
BAB II
Suatu penelitian yang dihadapi dalam studi Hubungan Internasional memerlukan teori
yang relevan atau teori yang berhubungan dengan suatu permasalahan tersebut. Dalam penelitian
ini, salah satu teori yang relevan dengan penelitian strategi kerja sama jepang melalui IJEPA
adalah teori Comparative Advantage.
David Ricardo mengajukan gagasan baru dalam lingkup perdagangan internasional, yaitu
jika negara tidak memiliki keunggulan absolut dapat ikut terlibat dalam perdagangan
internasional yang menguntungkan, apabila negara tersebut mampu melakukan spesialisasi
produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif dari segi biaya atau memiliki biaya lebih
rendah dibanding negara lain, karena negara yang berhasil memproduksi barang dengan biaya
relatif lebih rendah dan harga relatif lebih murah dibanding negara lain memiliki keunggulan
komparatif. Kerjasama ini didasari oleh kepentingan Bersama diantara negara, namum
kepentingan tersebut tidak identik. Seperti yang dikemukakan Didi dalam International Political
Dictionary, “Hubungan bilateral adalah situasi yang merepresentasikan adanya hubungan yang
saling berpengaruh atau munculnya hubungan timbal balik antara keduanya”. (Krisna, 1993)
2.2 Kajian terdahulu
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Investasi Jepang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Studi kasus: Industri Otomotif dalam IJEPA ( Indonesian Japan Economic Partnership
Agreement )” oleh Alin Indrawati yang disusun pada tahun 2014 merupakan skripsi yang
memiliki kedekatan dengan topik penelitian ini. Skripsi ini membahas tentang informasi atau
wawasan mengenai bagaimana pengaruh investasi Jepang pada industri otomotif terhadap
perekonomi Indonesia. Dan juga mengkaji berbagai macam bentuk kerja sama ekonomi
internasional melalui pendekatan ekonomi internasional dan menganalisa suatu permasalahan
yang dihadapi Jepang dalam perekonomiaan. Kemudian juga membahas konsep IJEPA dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah adanya IJEPA.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen atau variabel dependen yaitu
variabel yang nilainya bergantung pada nilai variabel lain, sehingga pada unit analisis penelitian
ini penulis akan mengevaluasi penerapan strategi Jepang dalam perkembangan otomotif di
indoensia melalui IJEPA.
C. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan merupakan tipe penelitian eksplanatif yang diringkas
secara kualitatif, metode eksplanasi dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Eksplanasi juga bersifat menjelaskan secara lengkap dengan pengetahuan
tentang masalah dengan beberapa teori tertentu dan sudah ada berbagai penelitian yang menguji
sehingga terkumpul.
Untuk menganalisa penelitian ini penulis menggunakan pola menganalisa data dan
memahami fenomena yang diteliti kemudian diujikan mengunakan teori sebagai pusat dari
analisis.
Data yang di dapatkan dalam penelitian ini melalui studi dokumen dan studi pustaka.
Yaitu, mencari informasi dan data terbaru dari dokumen seperti buku, majalah, penelitian
sebelumnya, media cetak, artikel, dan halaman di Internet. Seperti sumber-sumber lain yang
diselidiki, itu dianggap relevan dengan masalah.
BAB IV
Toyota yang awalnya merupakan hanya Sebatas importir dan distributor asal Jepang kini
menjadi salah satu dealer penjualan terbesar di Indonesia, ini diawali dengan join venture
perusahaan dengan awal perbandingan kepemilikan saham sebanyak 51% dipegang oleh Toyota
Astra Motor (TAM) dan 49% oleh Toyota Motor Corporation (TMC) asal Jepang. Yang dimana
kepemilikan saham ini berubah setelah kesuksesan yang dialami menjadi 95% dipegang TMC
dan 5% dipegang oleh TAM khususnya manufacturing. Kemudian merger dari kedua perusahaan
ini terbentuklah TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) yang berpusat di Jakarta
dengan membawahi masing-masing bidang termasuk casting, maching, stamping, assembly di
daerah yang berbeda di Indonesia. PT. TMMIN memiliki tiga Kawasan produksi, yaitu Sunter 1,
Sunter 2, Karawang. Sunter 1 difokuskan untuk memproduksi seluruh mesin mobil, seperti mobil
Kijang Innova, Avanza, dan Rush, sedangkan Sunter 2 difokuskan untuk proses stamping,
casting, packing, vanning, kemudian penyatuan seluruh komponen mobil dilakukan di
Karawang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut, Toyota yang merupakan salah satu produsen otomotif asal Jepang menerapkan strategi
memperluas pasar otomotif yang memanfaatkan IJEPA dengan menggunakan strategi
pengembangan Low Cost Green Car (LCGC) yang saat ini sedang banyak diminati di pasar
otomotif indoensia, dan mobil murah dijual di pasar LCGC (Low Cost Green Car), dimana
banyak produsen mobil yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. , Berkembang pesat. Yang
dimana di Jepang sendiri, harganya sangat terjangkau bagi sebagian orang karena masyarakat
Indonesia lebih suka membeli kendaraan roda empat (mobil), dan kehadiran LCGC ini
memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk industri otomotif. Oleh karena itu, banyak
investor luar yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Sejak awal, program Green Car (LCGC) berbiaya rendah telah berulang kali menuai
protes. Program yang bertujuan membangun kemandirian industri otomotif tanah air ini dinilai
banyak pihak kontraproduktif dengan situasi kemacetan di beberapa kota besar di Indonesia
merupakan kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau, adapun tujuan
program ini untuk mengembangkan kendaraan harga terjangkau untuk kalangan menengah ke
bawah, dan memiliki spesifikasi mesin ramah lingkungan. Adapun mobil LCGC memiliki
beberapa spesifikasi khusus salah satunya adalah harga yang tak melebihi Rp. 170 jutaan, adapun
produk yang dikembangkan nya adalah Toyota Agya yang di bandrol mulai harga Rp. 130 juta
On The Road. Konsep Toyota untuk perluasan pasar industri otomotif melalui strategi
pengembangan LCGC merupakan suatu hal yang mutakhir. Keunggulan yang dimiliki Indonesia
dan Jepang akhirnya memunculkan terjadinya IJ-EPA (Indonesian Japan Economic Partnership
Agreement) yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan investasi Jepang di Indonesia
khususnya pada industri otomotif. Investasi tersebut dilakukan Jepang melalui MIDEC , karena
tujuan investasi Jepang adalah untuk meningkatkan kapasitas industri manufaktur, khususnya
industri otomotif Indonesia.
Daftar Pustaka
Indrawati, ALin. 2014. “Pengaruh Investasi Jepang Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Studi Kasus: Industri Otomotif Dalam IJEPA ( Indonesian Japan Economic Partnership
Agreement ).” : 1–22.
Mansbach, Richard W., and Kirsten L. Taylor. 2017. Introduction to Global Politics Introduction
to Global Politics.
Sumber Internet:
Riehady, A. (2022). Semua yang Pertama dalam Sejarah Toyota di Indonesia - Seva. Diakses
pada 30 Mei 2022, dari https://article.seva.id/blog/semua-yang-pertama-dalam-sejarah-toyota-di-
indonesia-062020