ZAMAN BERGERAK
(Analisis Historis tentang Awal Perjuangan Politik Indonesia Masa
Kolonialisme 1912 – 1926)
M. Harun Alrasyid
Abstrak
Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari perjuangan politik yang
dilakukan oleh para tokoh pergerakan. Dalam buku Takashi Shiraisi yang
berjudul’ Zaman Bergerak’ dijelaskan mengenai awal mula munculnya
pergerakan politik dengan tokohnya yang menonjol: Marco Kartodikromo, Tjipto
Mangoenkoesoemo, dan Haji Muhammad Misbach.
29
Nor Hiqmah, Ibid., hlm. 2 dalam A Qahar
31
Muzakar. Husni Hidayat mengemukakan Husni Hidayat, Ibid. dalam A Qahar
bahwa Misbach telah aktif dalam organisasi Muzakar
32
pada tahun 1912 ketika SI berdiri, kemudian Husni Hidayat, Ibid. dalam A Qahar
aktif dalam JIB yang dibentuk oleh SI pada Muzakar
33
1914. Zohroh, 1997:29-30 dalam Nor Hiqmah,
30
Takashi Shiraishi, Op.Cit., hlm. 175 Op.Cit., hlm. 4.
27
Jurnal Madani Edisi I/Mei 2006
pimpinan pusat tetap dipegang oleh pertalian yang mendasar antara islam
34 37
orang indo. dan komunisme.
Selama perjuangannya atas Pada tanggal 20 Oktober 1923,
mobilisasi petani yang dilakukan oleh Misbach kembali dijebloskan ke
insulinde, Misbach dipenjara di penjara dengan tuduhan terlibat
Pekalongan yang kemudian dibebas- dalam aksi-aksi revolusioner yaitu
kan pada 22 Agustus 1922. Koesen pembakaran bangsal, penggulingan
dalam Islam Bergerak menuliskan kereta api, pemboman dan lain-lain.
bahwasanya Misbach dan rekan- Meski kemudian Misbach tidak
rekannya dipenjara bukan karena terbukti terlibat dalam aksi-aksi
merampok, mencuri, menodong atau tersebut, tetapi pemerintah Belanda
membunuh, tetapi justru karena tetap memutuskan Misbach untuk
mereka melawan pihak yang dibuang. Misbach meninggal pada 24
bertindak sewenang-wenang.35 Hal ini Mei 1926 di usia 47 tahun. Tjipto
ditulis Koesen sebagai pembelaan Mangunkusuma dalam surat kabar
terhadap apa yang telah di- Panggoegah, 12 Mei 1919 melukis-
perjuangkan oleh Misbach dan rekan- kan keberanian Misbach dalam
rekannya. Pada tahun 1922 itu pula melawan kolonialisme Belanda se-
Misbach keluar dari Muhammadiyah, bagai “seorang ksatria sejati” yang
karena melihat Muhammadiyah dan mengorbankan seluruh hidupnya
38
SI yang mandul dan bersikap ko- untuk pergerakan.
operatif dengan pemerintah. Penjara
tidak kemudian membuat Misbach Penutup
jera untuk memperjuangkan nasib
rakyat, pada bulan Mei 1923 ia Kelahiran ”Zaman Bergerak”
muncul sebagai propagandis SI telah menjadi tonggak yang me-
36
Merah/PKI dan berbicara tentang numbuhkan semangat perjuangan,
sekaligus menjadi inspirasi bagi
berdirinya berbagai organisasi di
seluruh pelosok tanah air, baik yang
34 bersifat kedaerahan, politik, serikat
Takashi Shiraishi, Op.Cit., hlm. 186-187.
35
Koesen, 20 Juni 1919. Sebabnja ditahan pekerja, keagamaan, kewanitaan,
pendjara. Surakarta: Islam Bergerak dalam maupun kepemudaan. Pada gelom-
Takashi Shiraishi, Op.Cit., hlm. 226 bang berikutnya, muncul sejumlah
36
ISDV (Indische Sociaal Demokratische organisasi seperti Sarekat Islam, dan
Vereeniging) merupakan suatu organisasi berbagai organisasi lainnya
Marxist pertama di Asia Tenggara yang Hal ini mewarnai awal ke-
didirikan Mei 1914 di Semarang, yang bangkitan nasional, dan mencapai
kemudian pada 23 Mei 1920 mengubah
puncaknya pada tahun 1928, dengan
nama menjadi PKI (Perserikatan Komunis
India) di bawah pimpinan Semaun. Pada saat bersatunya berbagai kelompok orga-
itu, Semaun juga merangkap sebagai ketua nisasi khususnya organisasi ke-
SI cabang Semarang. Lebih lanjut baca pemudaan untuk mewujudkan suatu
Soegiarso Soerojo, 1988, Siapa Menabur
Angin akan Menuai Badai, Jakarta:
37
Intermasa, hlm. 33-35. Menurut Takashi, Nor Hiqmah, Op.Cit., hlm. 4.
38
Op.Cit., hlm. 115, ISDV didirikan oleh Henk Ibid., hlm. 5. dan Takashi Shiraishi, Op.Cit.,
Sneevlit pada Mei 1915. hlm. 384
28
Jurnal Madani Edisi I/Mei 2006
gerakan kebangsaan yang sejati,
melalui Sumpah Pemuda: satu tanah Hidayat, Husni. 2005. Haji Misbach;
air, satu bangsa, dan satu bahasa – “Kyai Merah” dari Surakarta.
Indonesia! Gerakan kaum muda Edisi XXIII.
tahun 1908 dan tahun 1928, me-
nandai tonggak-tonggak awal Hiqmah, Noor. 2000. H.M. Misbach:
gerakan kebangkitan nasional Sosok dan Kontroversi Pe-
Indonesia. Sejak itu, nasionalisme mikirannya. Yogyakarta: Litera.
Indonesia terus berkembang, terus
menjalar, dan terus berkobar di Mohamad, Goenawan. 1999. Me-
seluruh penjuru tanah air. Dengan nyalakan Lilin Dalam Kegelap-
semangat nasionalisme itulah, kita an. Dalam Wardaya, F.X.
berhasil meraih kemerdekaan yang Baskara T (editor). Mencari
kita cita-citakan, pada tanggal 17 Demokrasi. Jakarta: ISAI.
Agustus 1945.
Kita dapat mengatakan bahwa Ricklefs, M. C. 1970. Review of State
potret pergerakan politik Indonesia and Statecraft in Old Java, by
pada masa awal kebangkitan Soemarsaid Moertono. Review
nasional awal abad ke-20 memiliki ciri appears in Journal of Southeast
khas, yaitu bermula dari suatu Asia Studies 1/1:116-117.
kelompok sosial yang diikat oleh
atribut kultural meliputi memori ------------------.1979 “Six Centuries of
kolektif, nilai, mitos, dan simbolisme. Islamization in Java.” In
Inilah yang disebut sebagai "nasio- Conversion to Islam, edited by
nalisme kultural", yang emansipa- Nehemia Levtzion. New York:
toris, dan mencari landasan identitas Holmes & Meier.
39
pada keutuhan kultural. Jadi dalam
hal ini, nasionalisme lebih merupakan -------------------.1981 A History of
sebuah fenomena budaya daripada Modern Indonesia, c.1300 to the
fenomena politik karena dia berakar Present. Bloomington: Indiana
pada etnisitas dan budaya pra- University Press. 335pp. [bib.,
modern kemudian bertransformasi maps, index].
menjadi sebuah gerakan politik
sebagai sarana mendapatkan kembali -------------------. 2008. Sejarah
harga diri etnik sebagai modal dasar Indonesia Modern 1200-2004.
dalam membangun sebuah negara Serambi: Jakarta.
berdasarkan kesamaan budaya.
Shiraishi, Takashi. 1997. Zaman
Referensi Bergerak Radikalisme Rakyat di
Jawa, 1912-1926. Jakarta:
Anderson, Benedict. 2001. Imagined Grafiti.
Community Komunitas-Komu-
nitas Terbayang. Yogyakarta: Stoddard, Lothrop. 1966. Pasang
Insist. Naik Kulit Berwarna. Jakarta:
Kantor Kementerian Koordinator
39
Kesejahteraan.
Lihat Taufik Abdulah: 2001. hlm. 30-41
29
Jurnal Madani Edisi I/Mei 2006
Soerojo, Soegiarso. 1988. Siapa
Menabur Angin akan Menuai
Badai. Jakarta: Intermasa.
30
Jurnal Madani Edisi I/Mei 2006