Anda di halaman 1dari 8

Makalah Akhir Semester Menilik dari kiprahnya yang cukup

kompleks dalam pergerakan Sarekat


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Jajat Dagang Islam, Sarekat Islam, Central
Burhanuddin, M. A Sarekat Islam, PSI hingga PSII. Maka
Nama Mahasiswa : Syifa Susilawati tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa ide
NIM : 11200220000016) atau gagasan politik-keagaman HOS
Kelas : 3D / Semester 3 Tjokroaminoto akan tercitra dalam
berbagai sikap politik yang diteguhkannya
melalui pergerakan sarekat islam itu
“Zelfbestuur sebagai realisasi gagasan sendiri.
PAN Islamisme HOS Tjokroaminoto Ide nasionalisme dan kemerdekaan
dalam Pergerakan Sarekat Islam” pertama kali digaungkan oleh HOS
Tjokroaminoto melalui Sarekat Islam
Membaca dan merekonstruksi sebagai langkah yang cukup berani dan
gagasan pemikiran HOS Tjokroaminoto radikal tergambar dalam peristiwa
sebagai tokoh besar dalam sejarah Congress National 1 CSI pada 17-24 Juni
Indonesia, merupakan langkah yang dinilai 1916 di Bandung, tepatnya di Gedung
tepat untuk dapat lebih mudah menelisik Concordia (Gedung Merdeka sekarang).
akar perjuangan kemerdekaan Indonesia Gagasan itu dikenal dengan istilah
yang dikemudian hari menjadi gelora api Zelfbestuur, atau pemerintahan sendiri.
revolusi melalui “murid asuh politik”-nya. Dalam kongres ini pula, Sarekat islam
Kiprah HOS Tjokroaminoto dalam Sarekat berhasil mempelopori sosialisasi istilah
Islam tidak dapat dipisahkan dari peran nasional dalam kancah perpolitikan yang
seorang saudagar batik dari Surakarta yang masih berada dibawah pemerintahan
sempat mengajaknya bergabung dalam belanda. (Suryanegara, 2015)
pergerakan sarekat islam. Dalam tesis
Jaylani (1959) la menyebutkan bahwa jika
Haji Samanhudi merupakan trail blazer
atau pioneer dalam menggagas ide A. Biografi, pemikiran politik-
nasionalisme islam, maka HOS kegamaan dan kiprah politik
Tjokroaminoto merupakan definer atau HOS Tjokroaminoto
pelanjut dalam membangun gagasan Raden Mas Haji Oemar Said
nasionalisme islam yang lebih praktis dan Tjokroaminoto atau yang dikenal dengan
mapan. H.O.S Tjokroaminoto ialah salah satu
tokoh pergerakan nasional yang berposisi merendah di bawah kaki
memberikan pengaruh besar dalam penjajah, kemudian akhirnya ia
dinamika politik Indonesia, baik terkait mengundurkan diri dan pindah ke
dengan konsep pemikiran maupun sikap perusahaan swasta di Surabaya.
politiknya yang menginspirasi lahirnya Kiprah dan gagasan utuh HOS
banyak tokoh pergerakan nasional di hari Tjokroaminoto, mulai mencuat dengan
kemudian. H.O.S. Tjokroaminoto terlahir sangat cepat, ada saat ia mulai memulai
dari keluarga priayi sekaligus keturunan karir politiknya dalam pergerakan
ulama dari garis ayahnya, yakni bahwa nasional, sarekat islam di Surabaya.
kakek buyutnya ialah Kyai Bagoes Kesan Kedudukan Tjokroaminoto satu persatu
Besari yang merupakan kyai mahsyur di tahap ia lalui hingga kemudian dapat
daerah Ponorogo yang beristrikan putri menduduki posisi sentral di tingkat pusat.
dari Susuhunan II. (Gonggong, 1985) Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh
Tjokroaminoto menyelesaikan perannya dalam majalah Soeara Hindia,
studi di Opleidings School Voor melainkan pula dengan kharismatiknya
Indlandsche Ambtenaren atau OSVIA di sebagai seorang pemilik sikap tegas juga
Magelang pada tahun 1902. suara bariton khasnya yang mana tidak ada
Tjokroaminoto merupakan guru politik yang mampu mengalahkannya dengan
juga teman diskusi dari beberapa tokoh kekuatan suara yang menggelegar di
pergerakan nasional seperti Soekarno, hadapan ribuan bahkan ratusan ribu orang
Kartosoewiryo, Abikoesno, Alimin dan tanpa menggunakan mikrofon. (Wibisono,
Muso. Namun menariknya, dalam 2020)
perkembangan pemikiran politik dari Pemikiran politik-kegamaan HOS
beberapa murid Tjokroaminoto kemudian Tjokroaminoto dapat ditelusuri melalui
memiliki pandangan yang berbeda satu berbagai karya dan tulisan-tulisan di surat
sama lain. Dalam arti, ideologi politik kabar yang dikelolanya. Lebih lanjut,
yang dianutnya menjadi beermacam- pemikiran HOS Tjokroaminoto jika
macam, seperti nasionalisme, komunisme merujuk kepada sumber-sumber tersebut,
bahkan islamisme. (Manan, 2016) dapat diterjemahkan sebagai pemikiran
Pada tahun 1902-1905 ia sempat yang multi-dimensi, local bahkan
bekerja di Ngawi, Jawa Timur, dengan universal. Melalui surat kabar Oetoesan
posisi sebagai patih di lingkungan pejabat Hindia, Tjokroaminoto banyak
pegawai negeri pemerintahan Belanda. menyuarakan isu-isu mengenai penjajahan
Ketika ia merasa tidak cocok karena harus di belahan dunia islam. Sebagaimana
penjajahan mesir oleh inggris, juga yang “sebagai seorang PAN Islamis yang
lainnya. Dalam media surat kabar Hindia penuh rasa PAN Islamisme dalam darah
Sarekat yang dikelola oleh Sarekat Islam dagingnya“ (Tjokroaminoto, Islam dan
cabang bandung, menyatakan bahwa Sosialisme, 2018)
Sareakat Islam yang pada masa itu berada Adapun maksud dari pergerakan
dibawah kepemimpinan Tjokroaminoto PAN Islamisme secara umum ialah
menyatakan seruan untuk persatuan menghilangkan anggapan yang sesat
melalui solidaritas ummat dengan mengenai agama Islam dalam memajukan
mengajukan ide PAN Islamisme. peri kehidupan menurut ajaran agama
(Apipudin, 2019) Islam itu sendiri, juga menjadikan amal
Dalam konteks Islam, memang saleh juga kebaktian kepada Allah diantara
pemikiran HOS Tjokroaminoto ialah rakyat Indonesia. Dalam hal ini, Sarekat
secara kongret menjadikan Alquran Islam terus berusaha bersama-sama
sebagai landasan dari upaya memobilisasi dengan pergerakan rakyat seluruh dunia
persatuan umat, kemerdekaan umat, sifat yang mendekatkan maksud tersebut demi
pemerintahan, penghidupan ekonomi, kepentingan penduduk seluruh dunia,
keadaan dan derajat manusia dan menuju dengan mengingat syarat-syarat yang
kemerdekaan yang sejati. Tjokroaminoto diadakan oleh Islam (Somad, 2015)
menerjemahkan makna persatuan umat Kemudian, ia menyatakan bahwa
ialah bertujuan untuk melepaskan diri dari apabila persatuan dan kesatuan umat Islam
belenggu penjajahan, dimana persatuan sedunia itu dapat tercapai, maka tidak
umat ini pada akhirnya akan didasari dan hanya derajat kaum muslimin saja yang
diwarnai oleh nilai-nilai Islam dan dapat ditempatkan pada tempatnya. Visi
merupakan bagian dari PAN Islamisme. Tjokroaminoto merupakan antithesis
Pemikiran Tjokroaminoto tentang terhadap kultur dan struktur kolonialisme
kemerdekaan umat ini berarti adanya yang pada saat itu menjadi pokok
kebebasan yang seluas-luasnya bagi permasalahan ummat. Tjokroamninoto
bangsa Indonesia untuk bergerak dalam tidak mengamini kondisi ekonomi yang
bidang politik dan ekonomi. Kebebasan ini terus dieksploitasi, dengan Bahasa lain,
mencakup tiga hal, yaitu kemerdekaan, bangsa Indonesia bagaikan sapi perah oleh
persamaan, dan persaudaraan. pemerintah kolonial dan pengusaha-
(Tjokroaminoto, 1931) pengusaha asing, sebagaimana ia tidak
Dalam catatannya yang lain, menyukai adanya dominasi politik oleh
Tjokroaminoto mengakui diri bahwa
pemerintah kolonial terhadap wilayah dan penyadaran komunitas melalui kebudayaan
kedaulatan bangsa Indonesia. melalui gerakan Djawa Dwipa pada 1917,
Tjokroaminoto juga menyebutkan dan pergerakan organisasi, sampai kajian
secara eksplisit mengenai wawasannya Keislaman-Politik Sosial-Budaya.
terkait paham universalisme yang Ketiga, penyebaran ideologi
terkandung dalam gagasan PAN Islamisme sosialisme islam melalui media dan
itu sendiri. Menurutnya ke universalitasan diskursus pada awalnya tentang
Islam tentu saja akan mendorong gerak pentingnya nasionalisme dan Islam secara
laju kehidupan kaum muslimin tanpa massif, puncaknya adalah Memeriksai
dibatasi oleh batas-batas negara, warna Alam Kebenaran pada 1928 yang
kulit dan perbedaan menyangkut tanah disampaikan pada Kongres Jong Islamiten
atau benua sekalipun, tetapi berdasar Bond ke-4, kemudian diturunkan menjadi
kepada ikatan agama Islam. (Somad, 2015) Tarikh Agama Islam, Program Asas dan
Adapun langkah-langkah kongret Program Tandhim beserta Tafsirnya tahun
Tjokroaminoto dalam menyiapkan 1931. Memeriksai Alam Kebenaran
kemerdekaan ialah dengan cara menegaskan bahwa nilai-nilai Islam harus
meninggalkan zona kepriyayian- nya menjadi ruh dalam setiap gerakan
dengan menjadi Wong Kromo serta keumatan. Shalat menjadi pusat gerakan
melakukan beberapa gerakan. kemanusiaan demi menuju Insan Kamil.
Pertama, politik yang terhimpun Keempat, melakukan gerakan
dalam gerakan berjiwa kebersamaan. relasional, dengan menjalankan agenda
Melalui organisasi yang dijadikan alat nasional, diantaranya aktif dan
dalam mencapai nilai perjuangan. menyampaikan Mosi Tjokroaminoto di
Kemudian hijrah ilanjutkan dengan Volksraad (Dewan Daerah) bersama
pengubahan nama menjadi Partai Sarekat Politieke Concentratie, menggagas
Islam (PSI), dan kemudian Partai Sarekat gerakan kebudayaan Djawa Dwipa,
Islam Indonesia (PSII). membentuk Tentara Kanjeng Nabi
Kedua, gerakan sosial-ekonomi Muhammad, mencetuskan terlahirnya
dilakukan melalui pembentukan koperasi federasi nasional PPPKI (Perhimpunan-
di cabang Sarekat Islam seluruh Indonesia, Perhimpunan Politik Kebangsaan
serta bidang Pendidikan dengan Indonesia) tahun 1927, kemudian Majelis
mendirikan Moslem Nationaal Onderwijs, Oelama pada 1928 yang merupakan cikal
peningkatan sektor pertanian, pembelaan bakal Majelis Ulama Indonesia (MUI).
terhadap hak-hak kepemilikan, dan Pada tataran internasional, Pak Tjokro
menjadi ketua Kongres Al-Islam tahun bond of their religion.. S.I association is
1922, kemudian diundang bersama K.H. like a small stream of water in the
Mas Mansyur untuk mengikuti Kongres beginning, but which within a short time
Umat Islam se-Dunia (Muktamarul Alam becomes an enormousflood” (Jaylani,
Islamy Farulhim bi Syarkiyah) di Mekkah 1959)
pada 1926. Islam ialah factor utama yang
Kelima Hijrah Menuju Zelfbestuur. mempu mempengaruhi masyarakat dalam
(Mulawarman, 2019) dimensi local, regional hingga menuju
nasionalisme Indonesia dalam arti yang
lebih luas. Bouman menyebutkan bahwa:
“If something can bend regional
B. Zelfbestuur dalam 1e Natico nationalism into a nationalism of greater
Centraal Sarekat Islam 1916 bond, it is surely a religion such as Islam,
di Bandung which gives the masses interest in fellow-
Sebelum menuju puncaknya, pada believers in other areas, by which the
gagasan Zelfbestuur pada tahun 1916, growth of group-feeling is stimulated and
dalam kongres-kongres sarekat islam in long run nationalistic sentiments are
sebelumnya, ide persatuan, nasionalisme also awaked”
islam dan kemerdekaan nasional sudah Sebagaimana yang tercermin dalam
digaungkan. Seperti halnya dalam kongres sikap politik Sarekat Islam, ideologi yang
pertama Sarekat Islam di Surabaya pada memprakarsai pergerakan sarekat islam
26 Januari 1913, HOS Tjokroaminoto ialah islam itu sendiri, yang merupakan
berpidato dengan sangat karismatik di satu symbol pemersatu dalam arti luas,
hadapan ribuan peserta kongres, ketimbang ide nasionalisme local jawa,
“This congress is one of the sumatera, batak, bali, sunda misalnya.
indications or revival of the Indonesian, Terkait dengan kondisi masyarakat pada
who has been assessed as a quarter masa itu yang mayoritas ialah beragama
human being such a long time.. whenerver islam. Maka dari hal itu, dapat diketahui
a people has wakened from slumber , bahwa pencetusan ide nasionalisme islam
there is nothing which can stop this sebagai asas perjuangan pergerakan
movement, the birth of S.I is the will of sarekat islam ialah merujuk pada unity-
god alone, that the moslem community in ummah. Persatuan ummat, persatuan
Indonesia must unite themselves with the bangsa. (Jaylani, 1959)
Selanjutnya, dalam kongres- Kedua, dengan diberlakukannya
kongres yang diselenggarakan oleh system desentralisasi dari pemerintah
Sarekat Islam, ialah menyusun tahap-tahap hindia-Belanda sejak 23 Juli 1903, maka
mempersatukan bangsa dalam wadah komgres menuntut agar system
perjuangan sarekat islam menuju desentralisasi diberlakukan lebih luas
kemerdekaan yang hakiki. Dalam hal ini, untuk seluruh Nusantara Indonesia.
dapat tercitra dalam kongres yang cukup Dengan kata lain, kongres menuntut agar
mengagetkan pemerintah belanda yang Indonesia berpemerintahan sendiri atau
cukup besar dan amat berpengaruh yang Indonesia Merdeka..”
diselenggarakan di bandung. Demikianlah tuntutan yang
Dalam kondisi berada dibawah diajukan dengan tegas oleh HOS
tekanan colonial, langkah politik strategis Tjokroaminoto dalam kongres nasional
yang dilakukan oleh HOS Tjokroaminoto yang dihadiri 860.000 orang itu. Secara
melalui pergerakan Centraal Sarekat Islam strategis, apa yang diajukan Centraal
pada 17-24 Juni 1916 merupakan langkah Sarekat Islam adalah bentuk pemerintahan
yang sangat berani. Disamping dengan sendiri, dengan aturan sendiri, dengan
adanya aturan het Regeering Sreglement undang-undang sendiri, dengan kata lain,
voor Nederlandsch-India yang melarang haruslah Indonesia mencapai kemerdekaan
kaum pribumi berpolitik. nasional dan pemerintahan nasional.
Dalam pidatonya yang berlangsung Dengan demikian, merupakan hal yang
selama dua jam, ia mengorasikan perlunya wajar, ketika pemerintah colonial
memiliki pemerintahan sendiri, untuk melancarkan politik devide et impera atau
mengatur dan menyelesaikan persoalan- divide and rule sebagai upaya untuk
persoalan bangsa dan nasib politik kita menghalau wacana revolusioner central
sendiri. sarekat islam.
Adapun dua tuntutan utama yang Disamping dua tuntutan yang
diajukan kepada pemerintah belanda ialah: disebutkan diatas, tuntutan lainnya yang
“Pertama, segenap undang- diajukan oleh central sarekat islam ialah
undang yang akan diberlakukan untuk Indie Weerbaar Actie atau pertahanan
pribumi, harus dibuat Bersama dengan India (Indonesia) untuk milisi pertahanan
pimpinan perwakilan rai rakyat Indonesia. dan membangkitkan semangat patriotisme
Berarti kongres menuntut adanya Dewan para pemuda Indonesia. Karena
Perwakilan Rakyat. memandang bahwa kuatnya pertahanan
penjajah dalam memerintah tanah
jajahannya ialah keberadaan militer yang dikatakan Salim, arti penting kongres
superior, disamping kekuatan potensi tersebut ialah satu usaha “mendorong
ulama dan santri yang tidak terwadahi dan persatoean segala golongan orang Islam di
tidak tersalurkan karena tidak adanya Hindia dan ataoe orang Islam seloeroeh
organisasi militer yang terkoordinir doenia dan bantoe-berbantoe,” yang
dengan baik. Meski pada akhirnya, menurut Salim sama dengan PAN
tuntutan inipun tidak dapat direalisasikan Islamisme (Somad, 2015)
dalam jangka waktu dekat, melainkan
terwujud pada masa penjajahan jepang, C. Kesimpulan
dengan adanya PETA, Lasykar Sabilillah Jika merujuk pada penjelasan
dan Lasykar Hizbullah. diatas, ide zelfbestuur, yang terkait dengan
Maka dalam kongres ini, secara nasionalisme islam dan ide kemerdekaan
tegas, Central Sarekat Islam menuntut yang lebih luas, barangkali memang tidak
adanya pemerintahan sendiri, menuju dapat dipisahkan dengan gagasan PAN
kemerdekaan bangsa yang seutuhnya. Islamisme yang dianut HOS
Dengan kesadaran bahwa keadaan terjajah Tjokroaminoto. Memandang, bahwa
bukanlah takdir yang tidak bisa diubah, kiprah dari HOS Tjokroaminoto dalam
melainkan perjuangan yang harus pergerakan sarekat islam hingga mencapai
digelorakan Bersama dalam wadah sarekat perkembangannya selanjutnya dalam PSII,
islam dengan panji jihad fi sabiilillah, baik ialah tetap teguh memegang prinsip Islam
dari kalangan ulama dan santri yang sebagai pijakan dan asas perjuangan
memang dalam masanya, ialah sector politiknya dalam mengusung kemerdekaan
masyarakat yang cukup strategis yang hakikat. Hal ini dapat dicerminkan
keberadaannya. (Suryanegara, 2015) dari berbagai tulisannya yang diterbitkan
Lebih lanjut, upaya untuk di surat kabar, tulisan-tulisan yang
memobilisasi massa menuju kemerdekaan dibukukan maupun sikap politik yang
diterjemahkan dalam Kongres Al-Islam ditunjukkan dalam berbagai program
yang juga merupakan tindak lanjut dari maupun kebijakan pergerakan sarekat
keputusan kongres Nasional IV Centraal islam itu sendiri.
Sarekat Islam di Surabaya tanggal 26
Oktober-2 November 1922. Bagi Sarekat
Islam kongres ini memiliki arti penting
untuk mereposisi diri dikalangan massa
pergerakan setelah terpecah belah. Seperti
Daftar Pustaka

Apipudin. (2019). The Role of Sarekat Islam in Promoting the Idea of Muslim World in
Indonesia (1912-1925). Jurnal Middle East and Islamic Studies, 135-156.
Gonggong, A. (1985). H.O.S Tjokroaminoto. Jakarta: Depdikbud.
Jaylani, T. (1959). The Sarekat Islam Movement: Its Contribution to Indonesian Nationalism.
Montreal: Faculty of Graduate Studies and Research, McGill University.
Manan, F. (2016). Sosislisme Islam: Perpektif Pemikiran Politik HOS Tjokroaminoto. Jurnal
Wacana Politik, 62-70.
Mulawarman, A. D. (2019). Jang Oetama jang Hidoep. Oetoesan Hindia: Telaah Pemikiran
Kebangsaan, 33-42.
Somad, A. (2015). Pemikiran dan Pergerakan PAN Islamisme di Indonesia pada awal Abad
ke-20. Jurnal Candrasangkala, 1-23.
Suryanegara, A. M. (2015). Api Sejarah Jilid 1. Bandung: Surya Dinasti.
Tjokroaminoto, H. (1931). Tafsir Program Asas-Program Tandhim PSII. Bogor: -.
Tjokroaminoto, H. (2018). Islam dan Sosialisme. Bandung: Sega Arsy.
Wibisono, Y. (2020). Pemikiran Haji Omar Said Tjokroaminoto Tentang Nasionalisme Islam.
Jurnal Sosial dan Humaniora, 31-39.

Anda mungkin juga menyukai