Pada masa itu mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Maka, tidak
heran jika pada masa perjuangan meraih kemerdekaan banyak pergerakan-
pergerakan Islam yang ikut berperan dalam perlawanan terhadap penjajahan.
Bahkan sampai pasca kemerdekaan umat Islam tidak ketinggalan untuk ikut andil
dalam perumusan dasar negara.
1
_, Kumpulan makalah: Seminar Tentang Nasionalisme dengan Tema Nasionalisme
Indonesia Menjelang dan Pada Abad XXI, 1993, Salatiga: Yayasan Bina Dharma, hal .5.
1
Perjuangan umat Islam di Indonesia dalam melawan penjajah sudah
dimulai sejak awal masuknya bangsa barat yang dipimpin oleh raja-raja di
wilayah Nusantara. Perjuangan umat Islam antara lain: Malaka melawan serangan
Portigis (1511) diteruskan oleh Ternate di Maluku, kemudian Makassarmelawan
VOC, dan Mataram Islam melawan VOC di Batavia.
2
Abdurrachman Surjomiharjo, Makalah dalam Seminar Tentang Nasionalisme, hal.8.
3
Ibid.
4
Endang Syaifuddin Anshari, Piagam Djakarta 22 Djuni 1945. 1997, Jakarta: Gema Insani
Press.
2
MASJUMI ( Majlis Syurau Muslimin Indonesia ), dan memiliki pasukan
Hizbullah Sabilillah, sebagai modal perjuangan bersenjata di kemuidian hari.
Pada awal kebangkitan Orde Baru adalah dalam rangka kembali kepada
UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekwen, memperbaiki stuktur
birokrasi dan demokrasi bersih dan sehat. Pada awalnya umat Islam memberikan
dukungan, memang umat Islam untuk sementara merupakan eksponen dan
3
dijadikan tumpuan. Namun pada proses perjalanan sejarah selanjutnya eksponen
umat Islam mulai ditinggal, gerakan umat Islam mulai dimandulkan, bahkan
berusaha untuk dibersihkan. Peranan politik umat Islam yang mengusung cita-cita
Islam tidak mendapat tempat yang layak, bahkan dikerdilkan dengan cara
rekayasa politik. Dengan menggunakan berbagai macam skenario politik untuk
menyudutkan dan memberi gambaran citra negatif bagi perjuangan umat Islam
Indonesia.
Umat Islam kemudian mencari jalan lain ( tidak melalui politik praktis ),
yaitu lebih menggiatkan gerakan Dakwah – Sosial – Pendidikan dan Kebudayaan.
Munculah gerakan Dakwah di berbagai lapisan masyarakat dan pelatihan-
pelatihan secara intens dalam memahami Islam Penanaman Nilai dasar Islam
(PNDI), lahirnya Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ) dan sebagainya. Gerakan
Sosial meningkatkan kepedulian pada kaum fakir-miskin-yatim piatu dan kaum
mutadzafin, munculnya lembaga-lembaga sosial dan pendidikan baru di kalangan
umat Islam. Dalam bidang pendidikan berkembang dengan lahirnya lembaga-
lembaga pendidikan baru termasuk maraknya pertumbuhan perguruan tinggi
Islam di Indonesia, dan adanya peningkatan penerbitan buku-buku dan media
Islam lainnya. Lahirnya lembaga-lembaga Seni-Budaya Islam dengan karya-
karyanya, lebih maraknya pemakian busana muslim dan muslimah ( pemakian
Jilbab diterima olah masyarakat dan banyak diikuti ).
Pada awal Reformasi umat Islam pun terimbas adanya euforia politik,
sehingga pada rame-rame mendirikan partai, antara lain lahirlah Partai
Kebangkitan Bangsa ( PKB ); Partai Amanat Nasional ( PAN), yang meskipun
tidak berdasarkan Islam tetapi basis pendukungnya Islam.
Partai Bulan Bintang (PBB); Partai Keadilan (PK); Partai MASYUMI BARU;
Partai ABULYATAMA; Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII). Semuanya
berdasarkan Islam dan basis pendukungnyapun Islam, dan sebagainya ditambah
Partai Persatuan Pembagunan (PPP) yang juga masih eksis dan punya masa.
4
Pada Pemilu 1999 PDI P berhasil unggul disusul Golkar, dan baru partai-
partai Islam dan partai yang basis pendukungnya Islam. Meskipun PDI P unggul
dalam pemilu, namun dalam pemilihan presiden tidak berhasil, MPR memilih
suara terbanyak Abdurrahman Wahid, sedangkan wakilnya baru Megawati.
Abdurrahman wahid tidak mulus jadi presiden RI, dengan adanya berbagai
persoalan akhirnya diberhentikan oleh MPR, kemudian digantikan oleh Megawati
dengan mengambil wakil Hamzah Haz dari PPP.
Pada Pemilu 2004, partai-partai Islam dan yang berbasiskan Islam pun
belum dapat meraih kemenangan. Pada pemilu ini Golkar pewaris Orde Baru
berhasil menang, sedangkan dalam pemilihan presiden pun dimenangkan oleh
SBY dan Jusuf Kalla ( dari Partai Demokrat dan Golkar ), sedangkan calon-calon
lain yang jelas dari tokoh-tokoh umat Islam belum berhasil menang ( Amien Rais;
Hasyim Muzadi; dan Sholahuddin Wahid ). Dengan keadaan seperti inilah sudah
semestinya umat Islam perlu mukhasabah dan menyusun langkah-langlah yang
lebih baik untuk masa depannya.
Pada masa modern ini nasionalisme Islam tidak hanya di dunia politik.
Beberapa tahun lalu telah di koar-koarkan tentang Islam nusantara. Islam
nusantara adalah Islam yang menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia tetapi
tidak mengubah syari’at. Budaya lokal dan kesenian yang dulu menjadi sarana
dakwah para penyebar Islam khususnya Sunan Kalijaga mulai di lestarikan.
Pada jaman modern ini nasionalisme tidak lagi diidentikkan dengan angkat
senjata tetapi dengan cara menjaga dan menjunjung tinggi nilai luhur budaya
bangsa. Berusaha menjadi manusia yang mampu bersaing dengan dunia luar, serta
mengembangkan sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
5
Penutup
6
Biodata Peserta
Nama : Susanti