1. Politik Etis
2. Pers Pembawa
Kemodernan
3. Bangkitnya modernisasi
dan reformasi keagamaan
POLITIK ETIS
POLITIK ETIS
Politik Etis adalah suatu pemikiran yang menyatakan
bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab
moral bagi kesejahteraan bumiputera.
Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam
paksa.
Munculnya kaum Etis yang dipelopori oleh Pieter
Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th.
van Deventer (politikus) ternyata membuka mata
pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib
para bumiputera yang terbelakang.
POLITIK ETIS
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran
dan pendidikan sangat berperan dalam
pengembangan dan perluasan dunia pendidikan
dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang
dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam
bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925),
seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan
Kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak
tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik
untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang
hampir merata di daerah-daerah.
PERS MEMBAWA
KEMAJUAN
PERS MEMBAWA
KEMAJUAN
Munculnya pers di Indonesia bermula dari
perkembangan sejarah pers Belanda di akhir
abad ke-19 dan di awal abad ke-20
merupakan awal bagi perkembangan
pergerakan di Indonesia yang ditandai
dengan munculnya koran.
Pada awal abad ke-20, para priyayi baru
menuangkan gagasannya melalui pers
(media cetak) mengenai isu-isu perubahan
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
penerbitan surat kabar berbahasa Melayu.
Pers merupakan sarana berpartisipasi dalam
gerakan emansipasi, kemajuan dan
pergerakan nasional.
PERS MEMBAWA KEMAJUAN
Seorang jurnalis bumiputera yang gigih memperjuangkan
kebebasan pers dikenal dengan nama Semaun. Ia mengkritik
beberapa kebijakan kolonial melalui Sinar Hindia. Kritikannya
mengenai haatzaai artikelen, yang menurutnya sebagai sarana
untuk membungkam rakyat dan melindungi kekuasaan kolonial
dan kapitalis asing. Atas kritikannya itulah ia diadili dan
dijebloskan ke penjara.
Secara umum, pers mampu memperjuangkan objektivitas,
menjadi alat pendidikan, alat penyalur aspirasi, sebagai lembaga
pengawasan dan juga sebagai upaya untuk penggalangan opini
umum. Dengan demikian, pers dapat berfungsi sebgai alat
perjuangan bangsa. Bagi bangsa Indonesia pada masa
pergerakan nasional itu, pers dapat berfungsi sebagai alat
propaganda demi kepentingan bangsa Indonesia.
MODERNISASI DAN REFORMASI KEAGAMAAN
MODERNISASI DAN REFORMASI KEAGAMAAN
Interaksi antara masyarakat dan dunia media cetak dan buku – buku
• Di peralihan abad ke-19 menuju ke-20, lalu lintas bacaan cukup intensif masuk ke
indonesia.
• Bahkan bukan saja dari timur tengah, sewaktu Abduh berada di Paris, majalah Al-
Urwatul Wustqa juga masuk ke Indonesia
TONGGAK
PERSATUAN DAN
KESATUAN
1. Kongres Sumpah Pemuda
2. Isi Sumpah Pemuda
KONGRES PEMUDA 1
30 April – 2 Mei 1926
Diketuai oleh M. Tabrani
Untuk membentuk suatu organisasi pemuda
tunggal
Menghasilkan beberapa keputusan seperti
mengakui cita-cita persatuan serta mendorong
penggunaan bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia yang digagas oleh Muh. Yamin. Dari
kongres ini juga terbentuk organisasi baru yang
merupakan gabungan dari beberapa organisasi-
organisasi Indonesia bernama Jong Indonesia
(Pemuda Indonesia) pada tanggal 15 Agustus
1926. Dibentuk juga organisasi Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang diketuai
oleh Soegondo Joyo Puspito
KONGRES PEMUDA 2
27 – 28 Oktober 1928
Diketuai oleh Soegondo Joyopuspito
Pertama kalinya dikumandangkan lagu
Indonesia Raya menggunakan biola ciptaan Wage
Rudolf Supratman dan menetapkan bendera
Merah Putih sebagai bendera pusaka Indonesia
Kongres Pemuda II merupakan puncak dari masa
pergerakan nasional sehingga 28 Oktober
ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Pada tanggal 25-29 Desember 1928, lahirlah
organisasi Indonesia Muda yang merupakan fusi
dari beberapa organisasi di antaranya adalah Jong
Java, Jong Celebes, Perhimpunan Indonesia dan
Pemuda Sumatera. Kemudian
gedung Indonesische Clubgebouw sekarang
dikenal dengan Museum Sumpah Pemuda.
ISI SUMPAH PEMUDA
ORGANISASI
1. Organisasi Pergerakan
Nasional
2. Organisasi Keagamaan
3. Organisasi Wanita
ORGANISASI PERGERAKAN
NASIONAL
• Secara umum organisasi-organisasi tersebut dapat dibabakan ke dalam beberapa
masa berdasarkan corak pergerakannya, sebagai berikut :
1. Masa awal pergerakan nasional (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo,
Sarekat Islam, dan Indische Partij.
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo,
dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan
BUDI UTOMO
• Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta.
Ketua Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh lain pendiri
Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.
Ir. Soekarno
”
THANK YOU!