KELOMPOK :
1.MAEZA AZ AZAHRA
2.ARDILA SYIFA Y.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sumpah Pemuda
1. Politik Etis sebagai Pintu Pembuka Pendidikan Modern
2. Pers Membawa Kemajuan
3. Bangkitnya Nasionalisme
B. Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
1. Federasi dan “Front Sawo Matang”
2. Cita-cita Persatuan
3. Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa
4. Nilai-nilai Penting Sumpah Pemuda
C. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan
1. Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan
2. Pemuda yang Berpolitik
3. Nasionalisme yang Revolusioner
4. Volksraad sebagai Wahana Perjuangan
5. Tamatnya Kemaharajaan Belanda
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasrat untuk meraih kemajuan bangsa Indonesia muncul ketika banyak
pemuda telah mengecap bangku sekolah, baik dalam maupun luar negeri.
Selain itu, munculnya surat kabar telah memupuk kesadaran berbangsa dari
seluruh lapisan masyarakat bumiputra. Kesadaran ini makin tampak dengan
banyaknya organisasi kaum muda, yang mengarahkan tujuannya untuk
membentuk suatu bangsa dan negara yang merdeka.
Kaum muda terpelajar mempunyai peranan yang cukup penting bagi
kesadaran untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan berbangsa. Dalam
catatan sejarah dapat diingat bagaimana peran para pemuda dan kaum
terpelajar. Hal ini tampak jelas terutama setelah dilaksanakan Politik Etis di
Indonesia. Dibukanya program edukasi telah membuka jalan lahirnya kaum
muda terpelajar yang kemudian menggerakkan kesadaran kebangsaan
sehingga melahirkan gerakan kebangkitan nasional di Indonesia. Puncaknya
adalah terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda yang telah meneguhkan tiga pilar
jati diri keindonesiaan: tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Setelah berhasil menggelorakan Sumpah Pemuda, hampir setiap momen
perubahan dan pembaharuan di Indonesia tidak pernah lepas dari peran
pemuda. Sebut saja peristiwa Proklamasi Indonesia,
penumpasan G30S/PKI dan lahirnya Orde Baru serta gerakan reformasi tahun
1998, kaum muda tampil sebagai penggerak dan pelopor. Peranan mereka
dapat menentukan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tetapi sayang dalam kehidupan dewasa ini nilai-nilai kepeloporan kaum
muda terpelajar itu tidak sepenuhnya dapat dipahami dan diteladani oleh para
remaja, pemuda, dan juga kaum terpelajar, kecuali sebagian kecil. Marilah kita
perhatikan gejala dan kehidupan yang nampak pada remaja dan masyarakat
kita di berbagai daerah dewasa ini. Munculnya perilaku anarkis di kalangan
remaja, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, dan rapuhnya rasa
nasionalisme. Tidak sedikit di antara remaja kita yang lebih gandrung dengan
budaya dan produk luar negeri ketimbang mencintai budaya dan produk
negeri sendiri, juga munculnya rasa etnosentrisme hampir dapat kita jumpai di
berbagai daerah.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang mulai rusak-rusakan. Penolakan
terhadap seorang pemimpin karena tidak berasal dari suku bangsa yang sama,
atau karena perbedaan keyakinan, masih merupakan hal yang sering kali dapat
kita lihat dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Hal ini sebagai
indikator rendahnya semangat nasionalisme dan jati diri keindonesiaan di
lingkungan masyarakat kita.
Sehubungan dengan problem kehidupan remaja dan masyarakat yang
mulai melemah semangat keindonesiaannya, penting untuk merevitalisasi
nilai-nilai kepeloporan para pemuda yang telah menggelorakan nasionalisme
serta prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut: