semakin menambah keyakinannya bahwa dunia Islam sedang menjadi permainan politik
bangsa Barat. Kondisi dunia Islam yang demikian itu kemudian melahirkan obsesi yang
kuat dalam dirinya untuk menggalang dan mewujudkan upaya penyatuan dunia I~lam
yang disebut Pan-Islamisme.
Pan-Islamisme sebagai ide telah memperolel1 dukungan dari hampir semua pemimpin
Islam dan tokoh intelektual sepanjang abad ke-19 sampai 20. Pan-Islamisme juga telah
memberi inspirasi bagi lahirnya banyak negeri Islam dan genlkan nasioonalisme atau
kebangsaan.
•• • ,rl:.~". '·t.~·· ,
• • • ~j I·,,"" •
Nasionalisme Illdonesia tumbuh pertama kali di kalangan kaum terpelajar. Latar belaJ~an
kesadaran akan nasionalisme Indonesia itu adal~gai berikut.
jajaltan Belanda.
=> Pen:amaan nasib itu ke.nudian memum;ulkan tekad untuk merdeka sebagai suatu
bangsa.
=> Sebagian besar masyarakat belum menyadari kedudukannya sebagai suatu bangsa.
Mereka masih terikat pada daerah ma..;ing-masing.
Guna mengatasi kendala itu, mereka mempelajari berbagai buku mengenai demokrasi
dan nasionalisme disertai dengan tetap menumbuhkan kesadaran kebanggsaan k~pada
masyarakat Indonesia. Selain itu, mereka pun mengamati gerakan nasionalisme yang
tumbuh di Eropa, Asia, Mrika, clan Amerika. Melalui kegiatan beJajar dan mengamati
itu, kalangan terpdajar memutuskan membentuk organisasi kebangsaan, yaitu organisasi
yang berusaha melepaskan diri dari sifat-sifat kcdaccrahan.
c. ._
• "'.
Kesaclaran nasional Indonesia tidak lahir begitu saja. Itu semua bisa terwujud karena
peran dari berbagai golongan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia.
Golongan terpelajar yang tumbuh dan berkembang setelah adanya pendidikan Barat
merupakan golongan masyara.<:at Indonesia yang telah memiliki wawasan baru, yaitu
nasionalisme Indonesia. Mereka bangkit membentuk kekuatan sosial barn yang berjuang
tidak hanya untuk perbaikan dan kesejahteraan, tetapi juga untuk kemerdekaan nasional.
Selain golongan terpelajar, golongan profesional pun memberikan andil yang cukup besar
dalam perjuangan pergerakan kebangsaan Ind')nesia.
1) Guru
I):egfaffi pendidikan dari pemerintah kolonial mendapat tanggapan baik dari rakyat
Indonesia. Namun, tidak semua anak yang berrr.inat dapat ditampung. Kondisi itu
disebabkan oleh masih terbatasnya jumlah dan daya tampung sekolah, serta pembatasan
yang dilakukan obh pemerintah kolonial Belanda. Kebijakan pem<:rintah itu membunt
pendidikan disdlahartikan. Sekolah tidak dipahami sebagai ajang kegiatan belajar-
lllengajar, melainkan sebagai sarana menaikkan status sosial. Dengan bersekolah, orang
bukan berharap semakin menyadari tugas dan pengabdiannya bagi bangsa, melainkan
ingin meningkatkan kedudukannya di tengah masyarakat.
Di tengah kerancuan dalam mel1empuh pendidikan itu, tampil para pendidik yang
berjiwa nasionalis seperti Ki Hajar Dewantara, Mohammad Syafei, dan E.F.E. Douwes
Dekker. Mereka bertekad mendayagunakan pendidikan sebagai
ajang penggemblengan para putra bangsa. Tekad itu mereka wujudkan dengan
mendirikan perguruan kebangsaan. Perguruan itu berupaya merangkul semua pemuda
pribumi tanpa membedakan dsal-usulnya
Pad a tahu_1 1920, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan
itu bertujuan mendidik angkatan muda pribumi agar :nenjiwai kebangsaan Indonesia.
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar-mengajar ditanamm¥an semangat antipenjajahap
dan sekaligus kecintaan kepada tanah air. Dengan tertanamnya jiwa kebangsa.m itu, para
pemuda pribumi diharapkan dapat diandalkan sebagai pemimpin yang dapat
memperjuangkan kemerdekaan banggsanya.
Pada tahun 197.8, beberapa tokoh pergerakan nasional mendirikan pergllruan rakyat.
Tujuan sekolah itu adalah me:Jyelenggarakan kurslls lanjutan mengenai bahasa, ilmu
sosial, tat a negara, geografi, dan tata buku. Hal yang menarik dalam proses belajar-
mengajar itu adalah upaya untuk menghilangkan hal-hal yang berball kedaerahan. Secara
POSilif, semua yang diajarkan dikaitkan dengan
2) Pedaga!J1?-
3) Pers
~lan dengan masuknya teknologi modern dan paham bam ke Indonesia pada abad ke-19,
dunia media massa di Indonesia mulai berkembang. Pad a mulanya media massa l\;rsebut
digunakan oleh orang Barat dan orang Cina sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Waktu itu kebebasan pers belum ada, karena adaaLya sensor yang sangat keras dari
pemerintah ko!onial.
Lambat laun muncu! kesadaran akan pentingnya pers bagi masyarakat. Pers tidak hanya
memberikan informasi tentang berbagai hal, tetapi juga dapat memengaruhi dan
membentuk pendapat atau opini masyarakut. Atas kesadaran it" n::l(i:! masa
oergerakannasional hampi- setiap partai politik dan organisdsi
-----------e _
Sunt kabar milik Budi Utomo bernama Danno Kondo. Sarekat Islam menerrbif(an surat
kaba Oetoesan Hindia. Indische Parti} menerbitkan majalah dua mingguan bernama Het
Ti}dscrift dall surat kabar De Expres. Perhimpunan Indonesia menerbitkan majalah
Hindia Poetra yang pada tahun 1923 berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Surat kabar atau majalah itu membawa kepentingan organisasi masing-masing. Melalui
surat kabar atau majalqh, setiap organisasi kebangsaan berupaya meemasyarakatkan
program-program organisasi, pandangan ten tang nasionalisme Inconesia, serta kritik
terhadap kebijakan pemerintah kolonial. Sehingga berrdirinya berbagai organisasi
kebangsaan itu menandai kebangkitan pers Indonesia.
Perger aK.m nasi )n.l i.njol1esia lJ..hli Q.li1 ~0njlsl Qal:.m ;:~~~:1 C.i::. '_p pengaruh
d1.ri luar negcri. l~ondisi dari dalam nc:geri itu adalah akibat sistem pemerintahan
y,1)\r,ni;d Y;lnj! m(;nimhulbn h(;rhagai ketimpangan dalam masyarakat.
politik yang berisi pernyataan bahwa kernjaan mereka adalah bagian dari Hindia Belawja.
Para bupati dan lurah pun tidak lagi ml:megang kekuasaan. Para bupati dijadikan
pe~awai negeri dan digaji. Wibawa mereka mcrosot di mata rakyat dan posisi ilu
menjauhkan mereka dari rakyat. Lurah, sebagai kepala pemerintahan pribuf11i paling
bawah, di mata rakyat merupakan alat kekuasaan kolonial yang paling nyala.
Para penguasa pribumi itu terpaksa menjalankan pemerintahan sesuai dengan keingimm
pemerintah kolonial Belanda. Tindak tanduk para penguasa itu diawasi secara ketaL Bila
ada yang menjalankan kebijakan yang menyimpang dari yang sudah digariskan oleh
pemerintah kolonial, mereka akan menghadapi risiko dipecat atau dibuang.
Sistem ekonomi liberal pun tidak meningkatkan taraf kehidupan rakyat. Pad a masa itu
berkembang kapitalisme modern y1ng b-::rlomba-lomba menanamkan modallnya di
Indonesia, antara lain dalam bentuk pcrkebunan raksasa. Pcmcrintah koloniat Belanda
mengizinkan para pemilik f110dal I11cnycwa lanah. krlllaslIk tallah (":II-.:yal.
Akibalnya, lahan untuk pcrtanian rakyat bcrkurallg. Scbagiall bcsal pctlllli ll'1 pllkslI
menjadi buruh di pabrik-pabrik atau perkebunan dengan upah yang rendatl.
Pada sisi lain, perusahaan .:,ribumi mengalami kemundura.l alau sarna sekali gulung tikar
sebab tidal: mampu bersaing dengan modal raks:\sa. Perusahaan tekslil tradisional pun
terpukul akibat membanjirnya tekstil yang diimpor dari negeri Belanda. Selain itu
pemerintah kolonial Belanda lebih banyak memberikan kemudahan kepada
pedagang Cina.
Sampai akhir abad ke-19, perhatian pemedntah kolonial Belanda terhadap kemajuan
pendidikan bangsa Indonesia sangat khrang. Sebenarnya pada tahun 1848 sudah didirikan
beberapa sekolah. Akan tetapi, sekolah itu khusus digunakan untuk mendidik pegawai
yang akan dipekerjakan sebagai pegawai rendahan di per~e~~nan milik pemerintah. Pada
masa pelaksanaan ekonomi liberal pun sekolah dldmkan untuk tujl1an yang sama. Pada
tahun 1851 didirikan Sekolah Dokter Jawa yang ditujul:an untuk mendidik mantri
kesehatan bagi orang sakit cacar atau kolera, sebab
kedu a penyakit itu sering menjadi wabah di beberapa daerah. Sekolah itu kemudian
berkembang menjadi STOVIA.
Barulah pada awal abad ke-20, masalah pendidikan mendapat perhatian yang agak besar
dari pemerintah kolonial. Hal itu berkaitan dengan dilaksanakannya politik etis. Sekolah
mulai banyak didirikan, terutama sekolah desa. Akan tetapi, jumlah &ekolah tidak
sebanding dengan jurrJah penduduk (601 sekolah untuk 37 juta
penduduk). .
Di sekolah desa, murid hanya diajar untuk sekadar pandai membaca, menulis, dan
berhitung. Murid yang terpilih dapat melanjutkan ke sekolah yang !ebih tinggi.
Jumlahnya sailgat kecil, sebab adanya pembarasan oleh pemerintah. Guna menempuh
pendidikan yang lebih tingg:, pemerintah menentukan bebelapa syarat, antara lain
keturunan, jabatan, dan kekayaan orang tua calon murid. Selain itu, juga ada
pemmbatasan yang bersifat rasia!.
Sistem pendidikan yang dijalankan tidak !epas dari kepentingan pemerintah kolonial
Belanda. Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak Indonesia agar dapat
dip'~kerjakan sebagai pegawai rendahan dengan gaji yang kedl di instansi pemerintah
atau perusahaan swasta. Metode pendidikan tidak memberi peluang untuk
menumbuhhkan jiwa yang bebas. Anak didik tidak diberi kesempatan untuk berkreasi
secara kreatif.
Selain sekolah desa, pemerintah juga mendirikan sekolah modern, yakni sekolah yang
menggunakan metode pendidikan Barat. Di sekolah itu diajarkan bahasa asing. Sebagian
kecil anak Indonesia mengikuti pendidikan di sekolah tersebut. Melalui penguasaan
bahasa asing, mereka dapat membaca berbagai buku sehingga wawasannnya bertambah
luas. Mereka mengetahui ide-iJe yang berkembang di Barat, seperti demokrasi dan hak
rakyat dalam pemcrintahan.
Hal menonjol yang dihadapi bangsa Indonesia pad a awal abad ke-20 ialah praktik
diskriminasi yang diterapkan pemerintah koionial Belanda. Diskriminasi itu ada yang
berdasarkan ras dan ada pula yang berdasarkan golongan dalam masyarakat, bahkan
berdasarkan suku bangsa.
Dalam diskriminasi ras, warn a kulit menentukan status seseorang. Pihak penjajah yang
berkuasa memiliki hak-hak istimewa, sedangkan bangsa Indonesia yang merupakan
golongan terbesar hidup hampir tanpa hak. Mereka hanya mempunyai ke\\ ajiban.
Hubungan antara pihak yang berkuaria dan pihak yang dikuasai hampir tidak ada.
•
Dalam lingkungan suku bangsa pun diadakan diskriminasi. Suku Jawa yang dinilai
penurut lebih disenangi daripada suku-suku lain. Diskriminasi juga terjadi di kalangan
militer. Pada pangkat yang sama, gaji or,mg Indonesia yang berdinas dalam militer
Belanda lebih rendah daripada gaji anggota militer Belanda. Bahkan, diadakan pula
perbedaan gaji antara serdadu pribumi y"ng berlainan suku .
Pergerakan nasional Filipina di bawah pimpinan Jose Rizal tidak luput dari perhatian
tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia. Begitu pula dengan munculnya pergerakan
nasionalis Cina di bawah pimpinan Sun Yat Sen. Gerakan itu berhasil menumbangkan
kekuasaan Dinasti Manchu dan mengakhiri kekuasaan bangsaabangsa Barat di Cina.
P~rkembangan lain yang ikut berpengaruh adalah ge;-akan pembaruan Islam yang terjadi
di berhagai negara Islam. Tokoh-lokoh pClllbaruan Islam banyak memengaruhi
pemikiran golongan Islam Inrlonesia. Mclalui prinsip-prinsip agama. mereka berjuang
untuk membebaskan negerinya dari penjajahan bangsa Barat.
Salah satu cara yang dilakukan bangsa Indonesia dalam menghadapi pemerintah kolonial
i?.lah dengan mendirikan organisa~i. Melalui organisasi itu dilakukan perrjuangan, b:lik
berupa tuntulan kepada pemerintah kolonial maupun di kalangan bangsa sendiri. Ada
organisasi yang secara tegas mcnyatakan diri sebagai organisasi politik dan ada pula yang
lebih rnenitikberatkan kegiatan di bidang tertentu, seperti agama, ekonomi, dan
pendic1ikan. Organisasi-organisasi itu antara lain sebagai bcrikut.
e•
!3udi. Utomo
.. .
Organisasi yang pertama kali lahir ialah Budi Utomo. Organisasi itu didirikan oleh para
mahasiswa STOVIA di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Ulomo merupakan
organisasi modern pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia, ketua· nya adalah
Sulomo.
Kelahiran Budi Utomo tidak dapat dilepaskan dari gagasan dl'. Wahidin Sudirohusodo
ten tang perlunya memperlaas dan meningkatkan pendidikan bagi bang;a Indonesia.
Gagasan itu kemudian diperluas oleh para mahasiswa STOVIA. Tiddk hanya pendidikan
yang ingin mereka kembangkan, tetapi juga bidang lainnya, seperti kebndayaan,
ekonomi, dan sosial. Melalui usaha tersebut Budi Utomo bertujuan mencapai kemajuan
bangsa.
Organisasi itu dipimpin oleh anak-anak rnuda dan mendapat simpati dari oranggorang
yang berjiwa muda. Anggotanya terrdiri atas pare'. mahasiswa STOVIA d 10 para pelajar
dari berbagai sekolah di bebeerapa kola di Jawa.
Budi Utomo mengadakan kongres pertama pad a bulun Oktober 1908. Dalam kongres itu
terjadi perbedaan pendapat tentang arah yang akan dituju daB landasan perjuangan.
Wahidin berbicara tentang perlunya pendidikan bagi golongan priayi, bukan bagi
golungan masyarakat biasa secara urnum. A?abila golongan priayi sudnh terdidik,
mereka akan dapat pula Sumber: www.foto-foto.com rnendidik rakyat biasa. Dengan
demikian, Gambar 8.4 Dokter Sutomo salah satu tokoh seluruh rnasyarakat akan
rnendapat pendiri organisasi Budi Utomo
pendidikan.
Dalarr. kongres itu terbentuk pengurus yang diketuai oleh R.M. Tirtokusumo, Bupati
Karanganyar. Ia adalah seoranJ priayi moderat. Keputusan yang diambil dalam kongres
antara lain sebagai berikllt.
=> Keanggotaan Budi Utomo terbatas pad a suku bangsa yang berkebudayaan Jawa
(untuk bangsa Jawa, Madura, Bali, dan Lombok).
=> Budi Utomo hanya bergerak di bid,mg ptndidik.an, pengajaran, dan kebudayaan, serta
ticlak b~rgerak dalam kegiatan politik.
Anggaran dasar Budi Utomo disetujui oleh pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 28
Desember 1908. Dalam anggaran dasar tersebut dijelask~ln bahwa Budi Utomo akan
berusaha sekuat tenaga untuk memajukan banfSa Jawa dan Madura. Selai:l. itu, juga akan
memberikan bantuan kep<..da orang-orang yang mempunyai tujuan sarna.
Sejak kongres pertama itu, gerak Budi Utomo menjadi lamban. Anggotanya sebagian
besar adalah pegawai pemerintah kolonial. Oleh karena itu, Budi Vtomo
_._-----
t~t~p menjaga hU.bLnean dengan pemerintah kolonial dan tidak berani mengambil
fisIko. Peran Bud) lTtomo dalam gelanggang pclitik hampir tidak ada. Bahkan, dalam
Volksraad (Dewan Rakyat) Budi utomo tetap memperlihatkan sikap hati-hati dalam
melancarkan kritik terhadap pemerintah kolonial. Walaupun demikian, Budi Utomo telah
rerjasa sebagai gerakan moral dan budaya. Sebagai gerakan moral, Budi Utomo telah
memperlihatkan kemampuan bangs a Indonesia bekerja sarna dalam sebuah organuasi
modem Y:l1Ig disusun meD~rut pol a Barat. Hal itu sekaligus menumbuhkan
kepercayaan dan harga diri bangsa indonesia. Sebagai gerakan budaya, Budi Utomo
berhasU menceg,lh orang Jawa menjadi kebarat-baratan.
Asas kebangsaan Jawa yang tetap dipertahankan oleh Budi Utomo pada sa at organisasi
lain sudah berwawasan nasional menyebabkan organisasi itu kurang diiminati. Dahkan
dr. Sutomo pun meninggalkan Budi Utama padll tahun 1924, kemudian mendirikan
Indonesisclle Studie Club.
Pada tahun 1930, keanggotaan Budi Utoma terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
Struktur organisasi Budi Utama yang herdiri pad a tahun I C)O~ disusun dalal11 hcntuk
arganisa:;i 11100krn. Organisasi itu dipandan~ sch:lg:li llrganis:lsi I'l'I\lP\lt I'crgct':lkan
nasional Indonesia yang pertamCl. Oleh scb.lb ilu. tanggallahirnya dinyatakan schagai
hari Kchangkitan N'lsionallndoncsia dan dipcring:lti scti:lp lahull.
kelasl
$arek~t .Isl·sm
Monopoli pedagang Cina dalam perdagangrn bahan baku batik di Solo sangat merugikan
para pedagang pribumi. Pedagang Cina sering kali mempermainkan harga, antara lain
dengan cara menjual bahan tersebut sedikit demi sedikit. Keadaan seperti itu m{:ndorong
K.H. Samanhudi untuk menghimpun pengusaha batik pribumi yang beragama Islam
dalam sebuah org&nisasi. Pada tahun 1911, di Solo berdiri organisasi yang bercorak
agama dan ekonomi, yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI). Setahun kemudian, pada bulan
November 1912 nama SDI diganti menjadi Sarekat Islam (SI). Haji Oemar Said
Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan K.H. Samanhudi diangkat menjadi
ketua kehormatan.
Melalui pergantian nama itu diharapkan lingkup organisasi bertambah luas. Jika semula
SDI hanya terbatas di kota Solo, sejak bernama SI, organisasi itu melebarkan sayapnya
ke daerah lain. Kedudukan kantor pusat organisasi ini kemudian dipindahkan
ke Surabaya.
Daya tari\( yang ulama dari SI adalah keisla.nannya, karena sebagian besar
penduduk Indonesia beragama Islam. Oleh karena itu, asas keislaman dapat mereka
terima dan SI mereka yakini sebagai orgnnisasi yang akan membela kepentingan
mereka.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama Islam.
Hal itu berbeda dengan Budi Utomo yang nembatasi keanggotaannya pada suku bangsa
tertentu. Dengan demikian, tidak hanya orang Indonesia yang beragama Islam yang
memasuki SI, tetapi juga sebagian keturunan Arab. SI bertujuan memajuukan
perdagangan, membantu anggotanya yang mengalami kesukaran, serta memajuukan syiar
Islam.
Sejak lahir, SI tidak menyatakan dirinya sebagai organisasi politik. Dalam kongres tahun
1914, H.O.S. Cokroaminoto mengaatakan bahwa SI akan bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Belanda dan tidak berniat melawannya. Namun rlua tahun kemudian,
dalam kongrcs di Bandung, dia melanearkan kritik terhadap praktik koloniallisme yang
telah menyengsarakan raky~t. Dalam kongres ilu SI menuntut supaya Inndonesia
diberikan pemerintahan sendiri dan rakya' diberi kesempatan untuk duduk dalam
pemcrintahan. Scmakin lama sikap SI scmaakin keras. Tokoh SI lainnya yang bcrnama,
tidak diindah'\an pClllcrintah ko!onial, ang- Gambar 8.5 H.O.S. Cokroarninoto .sota SI
harus bersedia mcmbalas kekera-
SI kemudian tumbuh menjadi partai massa. Hal ilu menyebabkan pemerintah kolonial
mulai waspada. Berbagai peraturan dikeluarkan untuk menghambat perrkembangan Sl
Icbih lanjut. Sistcm kcanggotaan rangkap dan kcecnderungan untuk lebih bergiat di
bidang politik menganeam keutuhan organisasi itu. Pada tahun 19200an SI tidak lagi
menjadi organisasi yang kuat.
-0
antara lain Semaull dan Darsono, juga menjadi anggota llldische SociaaL
Democcratische Veren(;ing (lSDV) yang licrhaluan komunis. Mereka bcrusaha
memasukkkan paham komunis ke dalam SI. Guna mellcegah hal itll, pimpinan SI
mengadakan disiplin partai. Anggota yang berhaluan ko nunis dikeluarkan dari SI.
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik j idak disetujui oleh sebagian anggota yang
mengginginkan SI lebih ban;ak memperhatikan masalah agama. Mereka yang tidak
setuju akhirnya meninggalkan SI.
Dengan kondisi sepcrti itll, SI kemudian memutuskan bekerja sarna dengan pemerintah
kolonial Belanda dan mengganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). f'ada tahun
1930, namanya berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dengan ketuanya
H. Agus Salim.
Organisasi pertama di Indoonesia yang secara terang-terangan menyatakan dirinya
sebagai partai politik ~alah lndische Partij. Orga lisasi itu didirikan pada tahun ]912 di
kota Bcndung olch Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douv/cs Dekker, Ki Hajar Dewantara
atau Suwardi Suryaningrat, ddn Cipto Mangunkusumo. Douwes Dekker adalah seorang
Indo Belanda, pemimpin harian De E.rpres, yang tulisannya sering mengkritik
pemeerimah koIonial Belanda. Cipto Mangunkusumo dikenal ~ebagai tokoh radikal yang
memisahkan diri dari Budi Utomo karena berrbeda pcndapat dengan kalangan pfiayi
yang menguac;ai organisasi itu. Suwardi Suryaningrat adalah seorang bangsawan anggota
keluarga Pakualaman yang semuIajuga anggota Budi Utomo. Ia kemudian memisahkan
diri dari organisasi tersebut dengan alasan yang sarna dengan Cipto Mangunkllsumo.
Ketiga tokoh radikal itu yang mcwarnai dan menjiwai !lIdische Par{ij sehingga
organisasi itu menjadt radikal.lwLische Pnrtij secara tegas menyatakan berjuang untuk
melepaskan diri d .. ri pcnjajahan. Scmhoyannya yang [crkcnal hcrhllnyi "Indic los \'(/n
HoIILand" (Indonesia bebas dari Belanda) dan "lndie vvor lilders" (Indonesia untuk
orang Indonesia).
Sumber: Lukisan Sedjarah Gambar 8.6 Tiga Serangkai. dari kiri ke kanan Cipto
Mangunkusurno. Douwes Dekker, dan Suwardi Suryaaningr~t
______ ~r~
Salah satu organisasi Islam yang penting pad a masa pergerakan nasional ialah
Muhammadiyah. Berbeda dengan SI. organisasi itu tidakberhaluan politik. Kegiatan
MuhClmmadiya'l bersifat sosial keagamaan.
Faktor lain yang tidak kurang pentingnya ialah kesediaan para pemimpin
Muhammmadiyah untuk berkorban. Dalam membina pendidikan, ban yak di antara
mereka yang menyerahkan tanah sebagai wakaf untuk mendirikan sekolah. Ada pula
yang menyumbangkan uang dan harta benda lainnya.
Bab 8 Hub ngan Anltira ,laham' Baru ean Perkem a~gan •....
..
•
Sikapnya yang tidak berpolitik, dan bersedia menerima subsidi dari pemerintah, dikecam
oleh beberapd partai politik sebagai tindakan tidak nasionalis. Partai Islam seperti PSII
pun mengecamnya. Akan tetapi, Muhammadiyah berhasil memberikan sesuatu yar.g
berarti bagi masyarakat, yakni memajukan pendidikan dan kesejahteraan rakyat banjak.
Cabang-ca1:>angnya berdiri di Jawa maupun di luar Jawa. Pad a tahun 1925 sudah ada
29 cabang dengan anggota 4.000 orang. Enam tahun kemudian cabangnya menjadi 267
dengan anggOl.a lebih dari 24.000 orang. Kegiatan sosial Muhammadiyah meningkat.
Rumah yatim piatu yang pertama didirikan di Yogyakarta pada tahun 1922. Poliklinik
yang pertama didirikan pad a tahun 1926. Jumlah sekolah di Solo, Yogyakarta, dan
Jakarta mencapai 126 buah pada t<lhun 1931.
••
. ..
Paham komllnis di Indonesia diperkenalkan oleh orang Belanda yang bcrnama H.J.F.M.
Sneevliet. la tiba di Indonesia pada tahun 1913. Mula-mula ia bekerja sebagai sekretaris
di sebuah perusahaan dagang di Surabaya, kemudian pindah ke SemaranL. Pada tahun
1914 dia mendirikan lndische Sociaal Democratische Verenigi!1fJ (ISDV). Melailli
organisasi itu Sneevliet mengcmbangkan paham komunis, lerulama di kalangan buruh.
Beberapa pemllda tokoh Sare:kat Islam cabang Semarang, seperti Semalln dan Darsono
terpengaruh pula oleh paham itu.
Setelah revolusi di Rusia pada bulan Oktober 11.}17, ISDV mengubah namanya menjadi
Partai Komunis Hindia. Nama itu kemudian berubah lagi menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI). Semaun terpilih menjadi ketua dan Darsono sebagai wakil
ketua. ..~
PKI juga berhasil memengaruhi bebcrapa santri, seperti H. Misbach daTi Solo dan H.
Datuk Batlltah dari Sumatra Barat. Tokoh agama itu dimanfaatkan oleh PKI untuk
kepentingan propaganda mereka dengan ca ra memanipulasi ayat sud Alquran. PKI
sendiTi melakukan propaganda mel<llui ceramah, rapat, dan diskusi secara teratur.
Pada tahun 1924, Ali Archam dan Sarjono memimpin PKI. Dengan kepemimmpinan
yang baru, PKI mengorganisasi berbagai aksi pemogokan. Sejak aksi pemogokan itu,
pemerintah kolonial Belanda mcngawasi PKI dengan ketat. Ruang gerak aktivitas p?rtai
dipersempit. Tt)koh-tokohnya seperti Darsono diusir ke luar negeri dan Ali Archam
dibuang ke Digul. Sementara itu, tokoh-tokoh yang lain, seperti Muso dan Allmin
terpaksa melarikan diri ke Singapura dan Tan Malaka pergi ke Manila, Filipina.
Pada ~anggal 25 De:;ember 1925, tokoh PKI yang masih bebas, seperti Sarjono dan
beberapa kawannya mengadakan rap at di Prambanan. Dalam rapat itu diputuskan bahwa
mC'rC'lf' <lbn elakukan pember ntakan untuk menegakkan negarll C;;ovi
Indol1L, "''-'' "Kan PKI itu di v _a akan aka ciilakukan ,rlada b 1 J.ll
1926.
Tokoh PKI yang mclarikan diri ke luar negeri berusaha mencari dukungan Rusia untuk
melaksanakan pembero11takan tersebut, tetapi gagal. Ketika mereka kembali ke
Indonesia, pemberontakan PKI sudah dimulai sejak tanggal 12 November 1926.
Pemberontakan yang kurang terencana itu dapat dengan mudah ditumpas oleh pemerintah
kolonial Belanda. Kegagalan pemberontakan itu sangat I,lerugikan perjuangan
pergerakan nasion ai, sebab sejak saat itu pemerintah kolonial Belanda melakukan
pengawasan sangat k ~tat terhadap partai lain. Ruang gerak para pemimpin nasionalis
sangat sempit. Dampaknya adalah perjuangan pergerakan nasional Indoonesia mengalami
kemunduran.
., ,,'
~ejak pemerintah kolonial me: aksanakan politik etis, terjadi penambahan sekolah yang
cukup banyak. Akan tetapi jumlah t~rsebut tidak seimbang Jengan jumlah penduduk
Indonesia. Lagi pula, sistem pendidikannya tidak sesuai dengan cita-cita kaum nasionalis.
Oleh ka;ena itu, muncullah berbagai usaha untuk melaksanakan pendidikan senndiri vans
sesuai dengan cita-cita bangsa dan dijiwai oleh sem.:mgat nasionalisme. Guna
merealisasikan tujuan tersebut, bel dirilah berbagai sekolah swasta. Salah satu di
antaranya ialah perguruan TIman Siswa.
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada tanggal 3
Juli 1922 di Yogyakarla. Dalap1 melaksanakan pendidikan, Taman Siswa berpedoman
pad;:: pernyataan asas yang disusun pada tahun 1922. Pernyataan as as itu mengandung
dasar kemerdekaan ba.~i setiap orang untuk mengatur diri sendiri. Hal itu berarti
mendidik murid agar berperan, berpikir, serta bekerja di dalam tujuan mencapai
kehidupan bersama yang tertib dan damai.
Pendidikan ctidirikan untuk menyiapkan rasa kebangsaan dan tanggung jawab pada diri
anak didik. Mereka diharapkan akan tumbuh menjadi orang merdeka, tetapi terikat erat
dengan buda:/a sendiri, yaitu menjadi putra tanah air yang setia dan
..•. ~
bersemangat.
Taman Siswa mengembangkan sistem pondok. Anak didik tinggal bersama guru dalam
satu asrarna. Taman Siswa menanamkan prinsip hidup sederhana. Pola pendidikan di
Taman Siswa didasarkan atas sistem amcng. Dalam sistem itu, guru berperan seperti
berikut ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh), ing madya mangun karsa (di
tengah membangkitkan semangat), dan tut wuri handayani (di belakang menjadi
pendorong).
Taman Siswa semakin berkembang. Hal.itu terbukti dengan berdirinya sekolah cabang
Taman Siswa di beberapa tempat di seluruh Indonesia. Bahkcn, sekolah
yang 'dah erdiri terlebih dah I enggabungka. diri ke dalam Taman Siswa.
me •. intah kolonial Belanda, seba diperkirakan para lulusan sekolah ersebut akan
menjadi penentang pemerintah koloni:ll. Guna membatasi kegiatan tersebut, pada tahun
1932 pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan peraturan yang disebut Ordonansi
Sekolah Liar. Dalam ordonansi 'tu ditegaskan bahwa guru yang akan mengajar di sekolah
swasta harus mendapat izin dari pemerintah kolonial.
Dengan dipelopori oleh Taman Siswa, perguruan swasta mengadakan prates, yaitu
memmtut ordonansi sekolah itu dicabut. Karena kuatnya reaksi dari perguruan swasta
. •. I.... _ ~ ..... -. ,
dan juga dari kalangan tokoh pergerakan nasional, pemerintah kolonial Belanda akhirnya
mencabut ordonansi tersebut.
Salah satu ke:;ia,an politik Perhimpunan Indonesia yang mencoIok adalah ikut serta
daIam Liga Antiimperialisme dan Penindasan Koioniai. DaIam salah satu kongresnya di
Prancis pad a tahun 1926, Mohammad Hatta secara tegas menyatakan tuntutan
kemerdekaan Indonesia. Ketegasan sikap Mohammad Hatta mengundang reaksi keras
dari pemer:ntah kolonial Belanda.
Pada tanggal 10 November 1927, MohaIrmad Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Abdul
Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastr0amijoyo ditangkap. Mereka dituduh teIah menghasut
masyarakat untuk mcmbL:rontak. Pemcriksaan di sidang pcngadilan bam berlangsung
setahun kemudian. Karena tidak terbukti bersalah, keempatnya kemuudian dibebaskan.
Sumbp.r: Lukisan Sedjafilh Sedjarah Gambar 8.7 Para tokoh Perhimpunan Indonesia dari
kiri ke kallan: Gunawan Mangunkusumo, Moh. Hatta, Iwa Kusumasuman~ri, R. Sastro
Mulyono, dan' Mr. Sartono
=> Melakukan perjuangan untuk mcmlJcrolch suatu pcmcrintahan Indonesia yang hanya
hertanggung jawah kCl'ada rakyat Indoncsia. Tujuan itu dicapai tanpa p~rtolongan siapa
pun dan juga tidak bckcrja sarna dengan pcmcrintah kolonial Belanda.
=> Menghimpun persatuan nasionaI untuk kemerdekaan Indonesia, yaitu berupa aksi
bersama dan serentak rakyat Indonesia untuk menentang penjajah BeIanda yang telah
merusak kehidupan lahir dan batin bangsa Indonesia.
A... V .
••
Berawal dari Algemeene Studie Club, Partai Nasional Indonesia (PNI) berdiri pada
tanggaI 4 JuIi 1927 di Bandung dan diketuai oIeh If. Soekarno. Tujuan pokok: PNI
adaIah untuk mencapai kemerrdekaan Indonesia. Semangat kebangsaaniipadu menjadi
kekuatan nasional dengan cara memp~rrdalam kesadaran rakyat tentang kemen,ckaan
In :lonesia. Trilogi PNI, yaitu zationale geest, natioonale will, dan nationale daad.
(semangat nasionaI, kemauan nasion aI, dan perbuatan nasional).
PNI menyoroti berbagai bentuk ketidakadilan dan penindasan akibat koIonialisme
Belanda. Selain itu; PNI mengadakan kegiatan konkret untuk rrcmbangun ker.ejahteraan
rakyat di segala bidang. Karcna khawatir akan perkembangan nasionalisme di kalangan
rakyat, pemerintah kolonial mcnangkap para
tokoh PNI. Mereka dituduh menyulut kekaeauan dan pemberontakan. Dalam sidang
pengadilan, Soekarno menegaskan bahwa gerakan rakyat menentang pemerintah kolonial
merupakan reaksi dari kalangan tertindas. Pidato pembelaan itu terkenal dengan sebutan
"Indonesia Menggugat". Program PNI di bidang politik adalah memperkuat rasa
kebangsaan dan persatuan Indonesia, menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional,
serta menuntut kemerdekaan pers dan berserikat. Di bidang ekonomi adalah dengan
membent:.lk t~'a perekonomia'1 yang melibatkan rakyat keeil dan mengusahakan
pembentukan koperasi. Di bidang sosial dengan memajukan pengajaran untuk rakyat
keeil, meningkatkan kedudukan kaum perempuan, serta memperhatikan kepentingan
buruh dan tani.
Partai Indonesia (Partindo) didirikan pada tanggal1 Mei 1931 yang diketllai oleh Mr.
Sartono. Asas perjuangannya sarna dengan asas perjuangan PNI. Partindo juga berhaluan
nonkooperasi. Sejumlah tokoh dan eabang PNI lama bergabung dengan Partincio.
Dia dibebaskan dari penjara pada akhir bulan Dcsember 1931 karena mendapat
pemutongan masa tahanan.
Dalam kongres pada bulan Juli 1933, Parti:ldo menerima konsepsi Soekarno tentang
marhaenisme. Marhaen adalah kaum proletar Indonesia, petani Indonesia yang miskin,
dan orang Indonesia yang miskin. Da~am perjuangan untuk meneapai kemerdekaan,
kaum marhaen memegang peran yang penting,. Marhaenisme adalah prinsip yang
menghendaki suatu struktur dan tertib sosial yang melayani kaum marhaen dalam segala
hal. Marhaen juga merupakan eara dan prinsip perjuangan yang bertujuan menentang
setia;) bentuk kapitalismt.: dan imperialisme."~
Partindo sering mengadakan rapat umum. Dalam rapat itu pimpinan Partindo
mengumandangkan slogan "Republik Indonesia". Pemerintah kolonial menganggap
slogar itn lebih berbahaya daripada slogan "Indonesia Merdeka Sekarang Juga".
Akibatnya, pemerintah kolonial mengambil tindakan keras. Rapat Partindo sering
dibubarkan atau pembicaranya dipaksa mengbentikan pidatonya.
e ~----
,. . ~. "~". , .
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) berdiri pada tanggal2\ Mei 1939 d; Jakarta.
Sebagai forum komunikasi antarpartai, GAPI tetap memberi kebebasan bagi setiap partai
anggotanya.
Konfercnsi GAPI tanggal4 luli 1939 menghasilkan seruan agar Indonesia berparrlemen.
Seruan itu tidak menuntut'kemerdekaan penuh, tetapi suatu pariemen berrdasarkan
demokrasi.
Keputusan penting dari kongres tersebut, menetapkan bendera merah putih sebagai
bendera kebar.gsaan dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan.
Pad a tanggal14 Desember 1940, dib...:ntuk Komisi Visman. Komisi itu bertugas
mempelajari pe.-ubalian ketatanegaraan. Namun, pembentukan komisi itu tidak
menndapat sambutan dari Volksraad maupun GAPI. Saat menjelang kedatangan lepang,
tuntutan GAPI semakin gencar dengan mclalui pembentukan Majelis Rakyat Indonesia
yang merupaJran kelanjutan Kongres R:tkyat Indonesia.
program GAPI adalah hak menentukan nasib sendiri, persatuan nasional seluruh rakyat
Indonesia yang berdasarkan kerakyatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
persatuan aks~ seluruh pergerakan Indonesia.
Setiap bangsa di dunia pasti memiliki identitas kebangsaan, demikian pula dengan tangsa
Indonesia. Pada sub bab ini kalian akan diajak untuk mengetahui proses pembentukan
identitas kebangsaan Indonesia .
• : ••• o.
-.
•#••
Sejak berabad-abad yang lalu, ballasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa pengantar
antardaerah di Kepulauan Indonesia. Karena pcnggunaannya lebih banyak cJi hidang
eko!lomi daripada politik, maka ia lebih dikenal sebagai bahasa perdagangan di bandar-
bandGr pelabuhan Nusantara. Begitu pun dalam penyebaran agama Islam dan Kristen,
bahas:l Melayu juga dipergunakan sebagai bahasa perantara. Sewaktu
imperialis Barat mulai campur tangan dalam bidang perdagangan dan politik di
Indo:1esia, bahasa ini pun digunakan (di samping bahasa Belanda) dalam
perjanjiannperianjian dagang dan politik.
Peristiwa Sumpah Pemuda pad a tanggal28 Oktober 1928 merupakan penegasan nyata
akan perkembangan l~ahasa dan identitas bangsa. RUlnusan Sumpah Pemuda jelas
menunjukkau bahwa bahasa Melayu yang tadiny'\ hanya dipakai oleh suku Melayu, kini
dinyatakan sebagai bahasa persatuan nasional, dan diberi nama bahasa lndonesia.
Sumpah Pemuda juga merupakan peresmian adanya nasionalisme InJonesia. Sejak saal
ilu, bahasa Indoncsia digunakan dalam bcrbagai kesempatan, hal itu sejalan dengan
kesadaran akan identitas nasional.
G-----
Sesudah kebangkitan nasional, pemakaian kata Indonesia oleh kaum nasionalis semakin
berkembang dalam arti politik dan ketatanegaraan. Sebelum tahun 1920, dijumpai nama-
nama seperti Indonesich Verbond van Studeerenden, Indische Vereeniging, Indische
Partij, Indonesich Persbure.1u, dan lain-lain. Sesudah tahun 1920, kata Indonesia Jebih
urn urn pemakaiannya oleh orang-orang Indonesia dan mencapai puncaknya pad a
tanggal28 Oktober 1928. Sejak itu muncul tuntutan kepada pemerintah Belanda untuk
mengganti istilah Nederland Indie dan Inlander dengan Indonesie dan Indonesier .
·.r~'ranifJ$tO·jPOlitik 1925
Keterangan asas tahun 1923 dipertegas lagi oleh pengurus baru di bawah pimpinan Nazir
Datuk Pamuncak pada tahun 1924. Dalam keterangan asas tahun 1924, diny.llakan bahwa
hanya Indonesia yang bersatu dengan menyingkirkan perbeda:m golongan dapat
mematahkan kekuasaan penjajah. Tujuan bersama, yakni kemerdekaan Indonesia,
menghendaki a janya aksi massa nasional yang sadar dan berdasar kepada tenaga sendiri,
serta melihat dua macam penjajahan, yaitu polilik dan ckonomi.
Pada tahun 1925, keterangan asas yapg lebih resmi dipertegas lagi oleh pen gurus
Perhimpunan Indonesia di bawah pimpinan Sukiman Wiryosanjoyo. Keterangan asas
pada tahun 1925 menyatakan hanya Indonesia yang bersatu dengan menyingkirkan
perbedaan go long an dapat mematahkan kekuasaan penjajah untuk mencapai tujuan
bersama, yakni kemerdekaan Indonesia. Peran serta seluruh lapisan rakyat Indonesia.
Masalah esensial dalam politik kolonial ialah pertentangan kepentingan antara si penjajah
dan yang terjajah. Selain itu, penjajahanjuga telah merusak dan menimbulkan
demoralisasi atas keadaar jiwa dan fisik bangs a Indonesia
Setelah tahun 1908, berbagai organisasi seperti Sekar Rukun, Tri Koro Dharmo, lung
Sumatranen Bond, long Batak Bond, long Minalzasa, dan Pemuda Kaum Eetawi
didiril.an. Organisasi tersebut bersifat etnik dan kedaerahan. Se1ain organisasi yang
bersifat kcdaerahan, berdiri pula crganisasi pemuda yang bersifat keagamaan seperli long
Islamieten Bond, Perkumpulan Pemuda Katolik, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
Hasil dari Kongres PemudLi I adalah menyiapkan Kongres Pemuda II dan meenyclllkan
pcrsaluan bcrbagai organisasi pemuda dalam suatu organisasi pemuda Indonesia. Dalal11
kongrcs lcrsehul, Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Mclayu dltclapk;lIl
sl:hagai hahasa pnsatllan Indoncsia.
KetJka kongres berakhir, tujuan dari kongres tersebut tidak tercapai. Badan sentral tidak
terbentuk karena lerjadi perbedaan pendapat mengenai bentuk badan sentral tersebut.
Sebagian besar peserta kongres menginginkan bentuk fusi, tetapi sebagian Jagi ingin
membentuk federasi.
Memasuki tahun 1928, alam politik Indonesia bergelora oleh semangat persatuuan,
kebangsaan, keyakinan berdiri sendiri, dan cit::l-cita Indonesia merdeka. Dalam rapat
tanggal 12 Agustus : 928 dibentuk Panitia Penyelenggara Kongres Pemuda II yang
diketuai oleh Sugondo Joyopuspito.
Selain wakil organisasi pCl11uda. kongres tersebut juga dihadiri oleh tokoh politik,
anggota Volksraad, clan para tokoh pendidikan.
Ketua
Kata Kunci
.. .
•••••••••••••
'. nasionalisme
sosialisme I
r ~/)1 l
'\.
Sugondo Joyopuspito
Muhammad Yamin (Jon/:, Sumatranen Bond) AmiI' Syarifuddin (Tong Batak Bond)
Cona renungkan arti penting Sumpah PGmuda pada masa pergerakan nasional Indonesia
dai1 masa sekarang ini! Tu'is perenunganmu itu pad a selembar kertas, kemudian
presentasikan di depan kelas!
Sdain topik mengenai persatuan, dalam sidang-sidang dibahas pula masalah pendidikan
den kepanduan. Tokoh Taman Siswa, Sarmidi Mangunsarkoro, mengeemukakan bahwa
anak dictik perlu diberi vendidikan kebangsaan. Sedangkan Muhammmad Yamin
membahas masalah persatucm bangsa yang ditinjau dari sudut sejarah. Dia
memperlihatkan kesamaan-keS3maan dalam bahasa, kemauan nasib, dan faktor yang
memper3atukan bangsa Indonesia. yakni sejarah, bahasa, hukum adat; penndidikan, dan
kemauan. Pada akhir pidatonya, Muhammad Yamin mengatakan bahwa kebangsaan
Indol1esia berdasarkan persatuan sedangkan persatuan bersendi kemauuan. Selama
kemauan itu masih ada dalam dada anak Indonesia, selama itu pula ada persatuan di
antara mereka. Kongres Femuda II menghasilkan suatu ikrar yang disebut Sumpah
Pemuda. Isi Sumpah Pemuda seperti berikut ini.
=::} Kami putra dan putri InJonesia meogaku be-tumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
=::} Kami putra dan putri Indonesia meogaku berbangsa yang satu, bdogsa Indonesia.
=='.> Kami putra dan putri Indonesia mcnjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Suasana persatuan Indonesia dalam kongres itu semakin kuat dengan diperdeengarkannya
lagu Indonesia Raya secara instrumentalia oleh Wage Rudolf Supratman. Selain itu
ditetapkan pula bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.
Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 merupakan salah satu puncak pergerakan nasional.
Guna mengenang peristiwa itu, seti:lp tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari
Sumpah Pemuda.
Pecahnya Perang Dunia II, tcrutama Peral1g Pasifik membawa pcrubahan besar di Asia.
Pad a saat itu, Jepang tampil sebagai bangsa pp.njajah di kawasan Asia. Indonesia
scbagai salah satu ncgara di Asia juga menjadi jajahan Jcpang. Pada bab ini, .'(alian akan
mcmpelajari ten tang masa penjajahan Jepang.
Belanda :;:1
Menurut George Kanahele, sebelum b~rlangsung Perang Dunia II telah tcrjadi hutungan
antara tokoh nasionalis Indonesia dun pihak Jepang. Tokoh nasionalis tersebut, di
antaranya Gatot Mangkupraja dan Mohammad Hatta. Sesudah kunjungannnya ke Jepang
pad a tahun 1933, Gatot Mangknpraja yakin bahwa Jepang dengcln Gcrakan Pan A~ia
yang dicetuskannya akan mendukung pergerakan nasional IndooneSIa.
~ ...
Cindy Adams, Ir. Soekarno, menjelaskan bahwa pada waktu ItU Jepang dalam keadaan
kuat, secJangkan Indonesia dalam keadaan lemah. Oleh karena itu, bantuan Jcpang
diper1uk:tn oleh rakyat Indoncsia untuk mencapai cita-citanya
Faktor lain yang menyehabkan timbuln) a simpati rakyat Indonesia terhadap Jepang
adalah sikap keras kepala pemerintahan Hindia Belanda menjelang masa akhir
kckuasaannya. Pada tahlln 1930, Sutarj'1 KartohadikllSlI1l10, Kcllla Pcrsaillan Pcgawai
Bestuur (pamongrraja) 8umiputra, mcngajukan sural permohonan kcpada pcmcrintah
Hindia Belanda yang rlikenaI dcngan Petisi Sutarjo. lsi pctisi tcrschllt adalah lllcminla
diadakannya konfcrcnsi antma wakilll1donc~ia dan Lklanda lIn[lIk I11cnYllslIn rcncana
pemerintahan sendiri bagi bangsa Indonesia, meskipun masih dalam iingkungan
kekuaasaan Belanda. Pelaksanaan pcmerintahan itu akan dijalankan sclama scplIllIh
tahlln atau sesuai dengan hasil konfcrcnsi. Pada tahun bcrikulnya,
GJ\I'II11l:ngajllkanllslllan agar In:!onesia bcrparlemcn. KCI ;ua usulan tcrscbllt (Ptolak
okh pel11LTintah kolonial Belanda.
, 1 ••• , .' ~ ,
,',
Sebagai negara industri, Jepang sangat membutuhkan bahan me'ltah untuk industrinya.
Dengan kekayaan sumber daya abmnya, Indonesia mampu memenuhi keb'ltuhan Jepang
tersebut.
Selain faktor tersebut, senti men terhadap imperialisme Barat di kawasan Asia turut
mendorong Jepang untuk segera menduduki Indonesia yang dikuasai oleh Belanda.
Setelah menguasai Indonesia, Jepang bermaksud membendung pengaruh imperialisme
Barat di Asia.
Diskusikan dengan teman-temanmu! Apa ala~an Jepang menjadi negara imperialis yang
ingin menguasai seluruh Asia? Kemudian presentasikan hasil diskusimu itu di depan
kelas!
.. ...
~ Menjadikan Indonesia sebagai sumber pemasok bahan mentah untuk industri dan mesin
perang. Oleh karena itu, Jepang mengincar wilayah yang kaya minyak bumi, seperti
Tarakan dan Balikpapan di Kalimantan Timur dan Palembang di Sumatra Selatan.
=> M~nggalang rakyat Indonesia menjadi bagian dari kekuatan untuk membendung
gempuran pasukan Sekutu yang identik dengan imperialisme Barat. Untuk itu, Jepang
memherlakukan kerja paksa dal<lm mcmbangun kUlJU pcrtahanan dan jaringan kereta
api. Jepangjuga melalih penduduk Indonesia dengan keterampilan militer.
Pada tanggaI 8 Maret 1942, Letnan Jenderal Tef Poorten, Panglima Angkatan Perang
Hindia Belanda, menyerah tanpa syarat kel-'ada pasukan Jepang di bawah pimpinan
Letnan Jenderal Imamura. Pcrjanjian pcnyerahan bcrlangsung di Kalijati, Subang, Jawa
Barat. Peristiwa itu menandai pendudukan Jepang di Indonesia.
Pemerin~ahan militer Jepang di Indonesia l.:rbagi dalam liga dacrah pcmerintahan seperti
berikut ini.
=> Wilayah Sumatra di bawah pemerintahan Angkatan Daral (Bala Tcnlara XXV)
=> Wilayah Jawa di bawah pemerinlahan Angk:ltan Daral (BaLI Tentara XVI)
Pemerintahan di kctiga wilavah ilu dipimpin olch kepala star (cntara/armada deng;:t.n
scbutan GlIl1sei~(;11 (Kep:tla p(;merinlahan milil..:r) dan Kanlum)'a
dischu( Gunseikanbu. Karena hkurangan tenaga pemerintahan, orang Jepang terpaksa
mengangkat orang Indonesia untuk menduduki jabatan tinggi.
Karena berada di bawah pemerintahan militer, segala kebijakan politik, ekonomi, dan
sosial berkaitan dengan perang melawan kekuatan Sekutu. Guna memenangkan perang
melawan Sekutu, Jepang mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang ada di daerah pendudukannya.
,', , '
Jepang berusaha menguasai dan mendapatkan sumber bahan mentah untuk industri
perang. Selain itu, Jepangjuga mempunyai rencana memotong sumber perrbekalan
pasukan Sekutu di negara-negara Asia. Guna mt;laksanakan rencana itu, Jepang
menempuh dua tahap. Tahap pertama adalah penguasaan dan tahap kedua adalah
penyusunan kembali ekonomi daerah jajahan untuk memenuhi bahan-bahan perang.
Tujuannya, agar wilaya'l yang dikuasai sanggup memenuhi kebutuhan sendiri.
Sebelum menyerah kepada Jepang, peml:rintah kolonial Belanda melakukan taktik bumi
hangus dengan menghancurkan objek vital, terutama instalasi tambang minyak bumi.
Oleh sebab itu, kctika Jepang menguasai Indonesia hampir seluruh kehidupan ekonolni
lumpuh. Untuk mengatasi hal itu, Jepang mengadakan rehabilitasi sarana ekonomi,
seperti memperbaikijembatan danjaringan telepon. Selain itu, Jepang juga melakukan
pengawasan secara langsung t~rhadap perkebunan kina, karet, dan teh.
Usaha perkebunan yang dijaIankan oleh Jepang harus menunjang usaha perang.
Misalnya, tanaman pangan yang amat dibutuhkan untuk perbekalan perang dan tanaman
jarak yang dibuat sebagai bahan minyak pelumas mesin perang memperoleh priorita:.;
utama. Akibatnya, banyak perkebunan tembakau di Sumatra yang
Pengambilan bahan pangan dari rakyat sccara besar-besaran untuk ten tara memmbawd
bencana bagi rakyat. Kebutuhan pangan r?kyat di Jawa yang sudah tidak lagi mencukuri
sejak tahun 1942 bertambah parah. Jepang menganjurkan untuk memmperbe~ar produksi
pangan dengan membuka areal baru. Lahan perkebunan tembakau, kopl, dan teh
dipak<;akan untuk ditanami bJhan makanan. Kebijakan tersebut berlaku di seluruh
wilayah Indonesia. Akibat kebijakan itu, terjadilah perusakan hutan. Di Pulau Jawa saja
tdah dilakukan penebangan hutan secara liar seluas 500.000 hektar dengan alasan untuk
dijadikan lahan pertanian .
Eksploitasi sumber day a manusia selama pendudukan Jepang dilakukan terhadap semua
kJ.langan dalam masyarakat Indonesia. Baik warga kota maupun dcsa, mulai dari yang
terpelajar sampai yang buta humf, semua tliperah untuk keperluan Jepang. Kelompo1c
yang paling sengsara adalah ."omusha (tenaga kerja paksa). Mereka
dipl:keljakan secara paksa oleh Jepang, terutama di objek-objek mil iter untuk
memmbaflgun lapangan terbang, kubu pertahanan, dan jalan kereta api. Tenaga romusha
ini kebanyakan diambil dari desa, terutama yang tidak bersekolah atau paling tinggi tamat
sekolah Jasar. Pulau Jawa sebagai wilayah yang terpadat penduduknya memungkinkan
pengerahan tenaga rom,lsha secara besar-besaran. Beribu-ribu romusha dikirim ke luar
Jawa. Bahkan, ada di <..ntara mareka yang dikirim ke luar negeri seperti Malaya
(Malaysia), Burma (Myanmar), Jan Siam (Thailand).
Perhkuan terhadap romusha sangat buruk. Kesehatan tidak terjamin dan makaanan tidak
tercukupi, sedangkan pekerjaan terlampau berat. Akibatnya, ban yak romusha yang
mcninggal di tempat kerjanya.
Sejak tahlln 1943, Jepang melanc:ukafl kHmranye barll yang mcnyatakan bahwa
romusJll' adalah prajurit ekonomi atau pahlawail pekerja. Mereka Jigambarkan sebaagai
prrjurit yang menunaikan tugas sucinya untuk angkatan perang Jepang.
Sumber: Atlas clan Lukisan 5ejarah NasionaJ Gambar 9.2 Beginilah penderitaan para
romusha pada masa penjajahan Jepang
Pengerahan tenaga untuk romusha tersebut telah membawa akibat pula pada struktur
sosial di Indonesai. Banyak pemuda petani yang menghilang dari desanya karena mereka
takut dikirim sebagai romusha. Akibatnya, mayoritas penghuni desa tinggal kaum
perempuall, anak-anak, dan orang cacat.
".~.
l\1emasuki tahun 1943, kedu('ukan Jepang dalam PerangAsia Timur Raya mulai berubah.
Jepang yang sebelumnya bertindak sebagai pihak penyerang, sekarang bcrbalik sebagai
pihak yang bertahan. Serangan demi serangaIl pasukan Sekutu di wilayah Pasifik mulai
mendesak Jepang.
e-
menghadapi ked::ltangan pasukan Sekutll. Oleh karena itu, Jepang membentuk berbagai
organisasi seperti berikut ini.
a. ~einendan
Pad a tanggal 9 Maret 1943, Jepang mendirikan organisasi semi militer bernama
Seinendan (barisan pemuda). Pemuda yang menjadi anggota Seinendan berumur empat
belas sampai dengan dua puluh dua tahun. Tujuan pembentukan Seinendan untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan
kekuatan sendiri. Aka!} tetapi, di balik tujuan itu, Seine"dan disiapkan untuk membantu
Jepang daJam menghadapi serbuan pasukan Sekutu.
b. Fujinkai
Pengerahan tenaga untuk perang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tetapi juga
kaum perempuan. Untuk keperluan itu, pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai
(himpunan perempuan) yang an3gotanya berumur lima belas tahun ke atas. Para
perempuan itu diberi latihan semi militer.
C. Keibodan
Para pemuda juga ada yang dimasukkan ke dalam kelompok khusus untuk mendaapatkan
pendidikan guna membJOtu tugas-tugas kepolisian. Kelompok khusus itu disebut
Keibodan (barisan pembantu polisi). LTmur anggota yang diterima antara iua puluh
sampai dua puluh lima tahun. Di Sumatra, Keibudan terkenal dengan nama Bogodan dan
di Kalimantan dengan nama Borneo Konen Hokokudan.
d. Heiho
Heiho adalah pasukan yang dibentuk oleh ten tara pendudukan Jepang pada masa Perang
Dunia II. Pasukan im dibentuk berdasarkan instruk;i Bagian Angkatan Darat Markas
Besar Umum Kemaharajaan Jepang pada .• lltnggal 2 September 1942 dan mulai
merekrut anggoota pada 22 April 1943. Heiho pad a awalnya diimabud~~an untuk
memmbantu pekerjaan kasar rnilit~(, seperti mem1-)angun kubu dan parit pertahanan,
serta penjagaan. Dalam perkembangannya, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk
diterjunkan di medan perang. Mcnjelang akhir pcndlluukan Jcparag di Inndonesia jumlah
pa:;ukan Heiho diperkirakan menn:apai 42.000 orang dan setcngahnya bcrada di Pulau
Jawa. Heiho dibubarkan oleh Panitia Persia pan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) setelah
Jepang menyerah kepada Sekutu.
Sumber: www.gimonca.com Gambar 9.3 Para pemuda Indonesia yang dilatih kemillteran
oleh Jepang. Mereka inilah yang kelak menjadi tulang punggung pembentukan TNI
.&"" • j,'
e. PETA
Ide awal pembcntukan PETA bcrdasarkan surat dari Gatot Mangkupraja kepada
Gunseikan pad a bulan September 1943 yang berisi agar bangsa Indonesia
diperrkenankan membantu ten tara Jepang di medan perang. Ada pendapat bahwa hal itu
merupakan strategi Jepang untuk membr.ri kesan usul pembentukan PETA seolahholah
berasal dari bangsa Indonesia sendiri,
Dalam melaksanakan perjuangan, para pemimpin bangsa Indonesia bersikap ~ angat hati-
hati karena Jepang terkenal sangat kejam. Apabila para pemimpin Indoonesia menentang
Jepang secara terang-terangan, Jepang tidak segan-segan untuk membunuhnya. Oleh
karena itu, bentuk perjuangan disesuaikan dengan kondisi pad a saat itu.
Selama Jepang berkuasa, dibentuk beberapa organisasi untuk mendukutlg Perang Asia
Timur Raya. Namun, organisasi-organisasi tersebut kemudian dijadikan alat oleh para
pemimpin bangsa Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan.
Organisasi ini terdiri atas kalangan nasionalis yang dirangkul Jepang untuk
merr..propagandakan politik Hakko Ichiu kepada rakyat Indonesia. Mereka yang
dirangkul adalah Empat Serangkai, yaitl' Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.
Lambat laun pemerintah pendudukan Jepang menyadari bahwa Putera lebih banynk
bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada untuk Jepang sendiri. Jepang menilai bahwa
kegiatan P-.Jtera kurang menunjukkan dukungan terhadap kebijakan politiJ~ Jepang.
Oleh karena itu, pada tahun 1944 Petera dibubarkan.
b. B&risan Pelopor
Tokoh nasional yang duduk dalam barisan pelopor berusaha memanfaatkan keser.l~atan
itu sebaik-baiknya untuk menannmkan semangat nasionalisme di kalangan para pemuda.
Para pemuda dikerahkal1 untuk mendengarkan pidatJ para tokoh nasio.lalis. Di dala:n
pidatonya, para tokoh nasionalis selalu mellyelipkall kata-kata untul: membangkitkan
semangat cinta bangsa dan tanah air di kalangan para pemuda.
.. . .
. . . . ~ •.
Pada zaman pendudukan Jepang, semua partai politik dibubarkan. Kemudian tokoh-tokoh
partai politik mengadakan gcrakan bawah tanah (ilegal). Kegiatan yang mereka lakubn
secara semhunyi-sembunyi, antara lain:
Para tokoh gerakan bawah tanah ini, antara lain Sutan Syahrir, Ahmad Subarjo, SlIkarni,
Chairul Saleh, Wikana, dan Amir Syarifuddin. Berbeda dengan para tokoh yang berjuang
melalui organisasi bentukan Jepang, mereka itu bersikap radikal dal"\ tidak mengenal
kompromi dengan pihak Jepang.
Selain memanfaatkan organisasi bentukan Jepang dan melakukan gerakan bawah tanah,
rakyat di beb~rapa daerah juga melakukan perlawanan bersenjata melawan Jepang. Aksi
perlawanan-perlawanan tersebut adalah sebagai berikut.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Ia seorang
guru mengaji di desa Cot Plien,~ yang tidak mau tunduk dan patuh pad a peraturan
Jepang. Pihak Jepang berusaha membujuknya agar berdamai, tetapi usaha itu ditobknya.
Akhirnya, pada tanggallO November 1942 tentara Jepang mcnyerang desa Cot Plieng.
Saat Jepang menyerang, rakyat s~dang melakukan salat Subuh. Dengan persenjataan
pedang, kelewang, dan rencong, rakyat berhasil memaksa tentara Jepang mur dur ke kota
Lhokseuma\\ c. Serangan kedua te ntara Jepang juga berhasil dipukul mundur. Pada
serangan ketiga tentara Jepang berhasil merebut desa Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil
dapat meloloskan diri. Namun, akhirnya ia gugur tertembak saat sedang melakukan salat.
Zainal Mustafa. Ia adalah seorang ulama yang tegas pertdiriannya. Ia tidak bersedia
melakukan saikerei, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang (yang dianggap
keturunan Dewa Matahari) dengan membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Bagi
KH. Zainal Musto£a tindakan itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Zainal Mustofa dan Jepang semakin tegang. KH. ZainaI Mustofa telah bertekad untuk
melawan Jepang karena tidak tahan melihat kehidupan rakyat yang sangat sengsara.
Untuk menghadapi serangan Jepang, ia menyiapkan muridnya dengan memmpertebal
keyakinan agama dan mengajarkan kemahiran bela diri silat.
Setelah melihat gerakan di Singaparna itu, pirrpinan militer Jepang kemudian mengirim
utusan untl.k fJ.lenangkap KH. Zainal Mustofa. Setibanya di Singaparna, utusan Jepanr
itu dikeroyok oleh rakyat, dan dalam keadaan luka-Iuka ia masih dapat
melarikan diri ke Tasikmalaya. Akibdt peristiwa Gambar 9.5 K.H. Zainal Mustafa
Sejarah'SMA/MA XI.!PS
Kata Kunci
•••••••••••••
in absentia kaderisasi
propaganda rehabilitasi
-,-
Perlawanan yang terbesar pada masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah perlawanan
tentara PETAyang dir impin olch Shodanco (komandan peleton) Supriyadi
pada tanggal J 4 Fehnlari 1945. Penyehahnya ;:rl;d;,h ;,r,~/Y,r,t., ('f':! 1\ Ild;'\ •. t"han
la~~i rrlf'lihSlI k<;',l;JIg.',;I);,,'11 ;;,ky.,t dl (1;,u;,!Jllya, klulatJi~ sanak keluarga prajuril
Balalyon PETABIitar dan para pekerja r01l1usha.
Perlawanan PETA di Blitar dapat dipatahhkan karena persiapannya yang belum matang.
Ak/lirnya, para tokoh perlawanan ditangkap dan diajukan ke mahkamah militer Jepang di
Jakarta. Ada yang mendapat hukuman seumur hidup dan. ada ?ula yang dijatuhihukuman
mati. Mereka yang dihukum mati adalah yang dianggap terbukti memcunuh orang
Jepang, Mereka itu adalah dr. Ism:mgil, Muradi, Suparyono, Halir Man~kudijaya,
Sunanto, dan Soedarmo. Supriyadi tidak lagi disebut-sebut bahkan ia diadili secara in
absenntia (tanpa kehadiran terdakwa). Pada umumnya orang m~nduga bahwa ia
tertangkap dan dibunuh oleh Jepang.
Surnber: Album Pahlawan Bangsa Gambar 9.6 Supriyadi, pemimpin perlClwanan PETA
Blitar
Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
-I•
• I. I.
II•
Saat ten tara Jepang masuk ke Indonesia, daerah-daerah penghasil minyak dijadiikan
sasaran pertama untuk dikuasai. Daerah-dacrah itu antara lain Tarakan (berhasil dikuasai
tanggalll Januari 1942), Balikpapan (berhasil dikuasai tanggal 24 Januari 1942), dan
Palembang (bertasil dikuasai tanggal 14 Februari 1942). Tujuan utama menguasai daerah
itu agar mereka mempunyai persediaan bahan bakar untuk melanjutkan ofensifnya ke
daerah lain. Akibatnya, alokasi minyak untuk penduduk pribumi menjadi semakin
·terbatas.
Para petani dipaksa untuk menyerahkan hasil panennya terutama padi sebesar 30 %
kepada pemerintah pendudukan Jepang melalui Noyo Kumiai. Sebagian besar hasil
panen yang berjumlah 50% harus diserahkan kepada lumbung desa sebagai bibit. Para
petani sendiri hanya memperckh 20o/c: dari hasil kerja kerasnya. Hal itu telah
mcnimbulkan kelaparan sejak akhir tahun 1944 di daerah pedesaaan. Rakyat yang tidak
mcmiliki beras tcrpaksa makan gaplek at au nasi jagung. Kekurangan pangan yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama telah menyebabkan timbullnya berbagai
penyakit. Akibatnya, terjadi peningkatan angka kematian di berbagai daeralI.
Pengerahan tenaga rakyat sebagai r071usha telah mengubah struktur sosial di pedesaan.
Para pemuda yang takut direkrut sebagai romusha menghilang dari desanya dan pergi ke
kota. Sehingga tenaga yang tersi~a di daerah pedesaan hanya kaum perempuan, orang
tua, anak-anak, dan orang sakit. Hal ini menimbulkan akibat terrbengkalainya lahan
pertanian di desa. Akibatnya, kebut~1an pangan rakyat desa tersebut tidak dapat
terpenuhi.
Perampasan kekayaan pribadi yang berupa uaug, perhiasan, dan kendaraan dengan llalih
untuk membiayai perang telah menimbulkan meningkatnya kemiskinan. Hal itu
menyeeabkan banyak di antara p.:-nduduk yang menggunakan pakaian dari goni karena
tidak mampu membeli pakaian layak pakai.
• I.
Meski ban yak menimbulkan penderitaaan, pendudukan Jepang di Indonesia lenyatJ juga
memiliki sisi positif. Sisi positif itu nampak dari munculnya kelompokkkebmpok pemuda
yang mcmiliki pengctahuan kcmiliteran. Sepcrti diuraikan pada sur.bab sebelumnya,
Jepang banyak mendirikan organisasi semi militer dan organisasi m" '-.J
T11p.menangkan Peran~ Asia Timur Ra"(l Para p~muda yana bergabung dalam
l'l""amsasl-o ganisa3i tersebut elak setelah In10nesia men11.ka m _ lJ< 'lOpOi
pembentuka~ organisasi kemiliteran. Pengetahuan kemiliteran yang mereka dapat dari
Jepang sangat berguna dalam menghadapi Sekutu dan Belanda.