Anda di halaman 1dari 13

TOKOH TOKOH DALAM PERGERAKAN NASIONAL

Anggota Kelompok 1 :

1. I Dewa Gede Brahmanda Ananta Putra (04)


2. I Made Arya Winanta (10)
3. I Made Rayhan Dwi Pratama Putra (11)
4. I Putu Adhigana Gede Dananjaya (13)
5. I Putu Dimas Nesa Mahaputra (14)
6. I Wayan Prasana Chandradatta (15)

SMA NEGERI 9 DENPASAR

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala anugrahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Terima kasih juga saya ucapkan kepada guru pembimbing yang
selalu memberikan dukungan dan bimbingannya. Makalah yang saya tulis kali ini
memiliki judul,

TOKOH TOKOH DALAM PERGERAKAN NASIONAL

Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Sejarah Indonesia.
Tak hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khusunya dan pembaca pada umumnya. Walaupun penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Denpasar, 05 Februari 2023


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang


disemua bidang. Mereka miskin, dan ekonominya dikuasai bangsa asing.
Pendidikan Indonesia juga tertinggal sebagian besar rakyat masih buta huruf.
Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Tidak
semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya bisa memasuki sekolah
rendah pribumi. Murid-murid hanya diajar sekedar membaca, menulis dan
berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat sebagai pegawai rendah dengan
gaji yang kecil. Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti oleh
anak pegawai yang bergaji besar atau banyak, anak bangsawan atau anak orang
kaya. Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadu nasib. Penguasa-penguasa
pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya memerintah sesuai
kehendak Belanda. Bahkan, banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas
rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar bangkit. Mereka adalah
orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori
dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang, ada
yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan
perjuangan itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air. Peristiwa-
peristiwa di dalam negeri berpengaruh pula terhadap Pergerakan Nasional.
Peristiwa itu antara lain: kemenangan Jepang dalam perang melawan rusia pada
tahun 1905. Kemenangan Jepang itu membuktikan bahwa bangsa Asia bisa
mengalahkan bangsa Eropa. Kemudian ada revolusi cina dan gerakan nsional
India dan Filipina, mempengaruhi juga pergerakan nasional di Indonesia.
Revolusi Cina meletus pada tahun 1911. Golongan nasionalis Cina berhasil
mengalahkan Dinasti Manchu yang sudah lama menguasai negeri Cina. Dinasti
Manchu bukan orang cina asli. Di India terjadi gerakan nasional menentang
penjajahan Inggris. Pemimipin India saat itu yakni Mahatma Gandhi. Di Filipina
terjadi pula gerakan nasional menentang penjajahan Spanyol.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pergerakan nasional?

2. Apa faktor internal pergerakan nasional?

3. Apa faktor eksternal pergerakan nasional?

4. Siapa saja tokoh-tokoh dalam pergerakan nasional?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Mengenal tokoh tokoh dalam pergerakan nasional

1.4 MANFAAT PEMBAHASAN

1. Untuk Mengetahui pengertian pergerakan nasional

2. Untuk Mengetahui faktor internal pergerakan nasional

3. Untuk Mengetahui faktor eksternal pergerakan nasional

4. Untuk Mengetahui tokoh tokoh dalam pergerakan nasional


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERGERAKAN NASIONAL

Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :

a) Pergerakan, maksud dari kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam


aksi dengan menggunakan “organisasi” untuk menentang penjajahan dan
mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi
tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota,
dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b) Nasional, istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua
aksi dengan organisasi yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.

Berdasarkan hal diatas, pergerakan nasional dapat disimpulkan sebagai upaya


yang dilakukan sekelompok orang atau lebih untuk mewujudkan tujuan tertentu
dalam skala yang besar. Dalam konteks yang lebih luas lagi, pergerakan nasional
biasanya dilakukan secara massal untuk mengubah kondisi bangsa menjadi lebih
baik lagi. Pada era masa sebelum kemerdekaan Indonesia, pergerakan Indonesia
dilakukan oleh beberapa organisasi dengan tujuan untuk memerdekakan diri dari
penjajahan bangsa asing yakni Jepang dan Belanda.

Hal ini dilakukan karena keadaan bangsa Indonesia di bawah penjajahan dua
negara tersebut sangat miskin akibat ulah penjajah yang memoroti hasil bumi.
Pergerakan nasional adalah titik sejarah yang penting dalam usaha kemerdekaan
Indonesia. Munculnya pergerakan nasional bisa dilihat dari sejarah pembentukan
organisasi yang dipersatukan oleh berbagai golongan seperti kedaerahan,
kepemudaan, profesi, pendidikan hingga aliran sekuler pada kurun waktu 1908 –
1945. Dengan demikian istilah ini mengandung arti yang sangat luas, gerakan
yang dijalankan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup
bangsa tetapi juga meliputi gerakan diberbagai sektor, seperti : sosial, ekonomi,
pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda, dan lain-lain.
2.2 FAKTOR INTERNAL PERGERAKAN NASIONAL

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam negri. Salah satu
contohnya yakni, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan
kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial.
Ketidakpuasan itu diungkapkan rakyat melalui perlawanan bersenjata melawan
Belanda di berbagi daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura,
Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun perlawanan-
perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih belum ada rasa
persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang menyadarkan para
pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional untuk merubah
taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-cita
mereka, yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia, dengan mendirikan organisasi-
organisasi modern.

Berkembangnya sistem pendidikan barat di Indonesia melahirkan golongan


terpelajar. Adanya diskriminasi bagi penduduk pribumi untuk mengenyam
pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum
pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan
untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi
penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu sekolah
tersebut terbuka bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan dari
kalangan manapun. Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan
antara lain Ki Hajar Dewantara, yang telah mendirikan Taman Siswa, Douwes
Dekker , yang mendirikan Kesatrian School, dan Moh.Syafei, yang mendirikan
perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).

2.3 FAKTOR EKSTERNAL PERGERAKAN NASIONAL

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar negeri, salah satu
contohnya yakni, pada waktu itu, bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi
imperialisme Barat. Imperialisme adalah sebuah sistem dalam dunia politik yang
memiliki tujuan menguasai negara lain saat memperoleh kekuasaan maupun
keuntungan dari negara yang dikuasainya. Imperialisme sendiri sudah ada dari
abad ke 19, pada awalnya yang dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang adalah
seorang Perdana Menteri Inggris saat itu. Hal inilah yang mendorong bangkitnya
nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia
pada tahun 1905 juga membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga
mengalahkan Bangsa Barat, disamping adanya gerakan Turki Muda yang
bertujuan mencari perbaikan nasib. Masuknya paham liberalisme dan human
rights juga berdampak besar dalam pergerakan nasional di Indonesia.
Diterapkannya pendidikan sistem barat dalam pelaksanaan Politik Etis pada 1902,
juga menimbulkan wawasan yang luas bagi pelajar Indonesia, sehingga mereka
bisa melakukan perlawanan pada Bangsa Barat.

2.4 TOKOH TOKOH PERGERAKAN NASIONAL

A. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat (R.A.Kartini) lahir pada 21 April 1879 di
Jepara. Ia memiliki suami bernama Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah
bersekolah di sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin melanjutkan
pendidikannya lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu dilarang mengenyam
pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan berbagai pejabat dan orang berpengaruh,
termasuk J.H. Abendanon, yang bertugas melaksanakan Kebijakan Etis Belanda.
Kartini merupakan pelopor perjuangan wanita di Indonesia. Kartini
memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Akhirnya Kartini
berhasil mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga
mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Kartini meninggal dunia pada 17
September 1904. Kumpulan surat suratnya disusun dalam sebuah buku yang
berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

B. Dewi Sartika

Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka. Ia memiliki suami


bernama R.Kd.Agah Suriawinata. Dewi Sartika merupakan pengikut cita-cita
Raden Ajeng Kartini. Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di
Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah
nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Lalu, pada tahun
1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah
Budi. Perkumpulan tersebut bergerak untuk memperjuangkan kemajuan wanita. Ia
mengajarkan para wanita membaca, menulis, berhitung, pendidikan agama dan
berbagai keterampilan. Pasca kemerdekaan, kesehatan Dewi Sartika mulai
menurun. Ia wafat pada tanggal 11 September 1947.

C. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau
lahir pada 2 Mei 1899 di Yogyakarta. Ia memiliki istri bernama Nyi Sutartinah.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker) dan Cipto
Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij pada tanggal 25
Desember 1912. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische
Partij menuntut kemerdekaan Indonesia. Beliau juga yang mendirikan Perguruan
Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Hal itu karena adanya ketidakpuasan
terhadap sistem pendidikan yang ada di masa itu. Perguruan tersebut mengajarkan
kepada siswa sifat kebangsaan. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Pentingnya
peran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan, membuat Ki Hadjar
Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden
Soekarno. Tanggal kelahirannya sdiperingati di Indonesia sebagai Hari
Pendidikan Nasional Indonesia. Bagian dari semboyan ciptaannya, “tut wuri
handayani”, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Serta
namanya diabadikan sebagai salah satu nama sebuah kapal perang Indonesia, KRI
Ki Hajar Dewantara.

D. Dr. Sutomo

Sutomo lahir pada 30 Juli 1888 di Surabaya. Ia merupakan satu di antara pendiri
organisasi Boedi Oetomo. Boedi Oetomo adalah organisasi pergerakan
kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada 20 Mei 1908.
Tujuan didirikannya Boedi Oetomo ialah untuk mengangkat derajat bangsa
Indonesia dan keluhuran budi orang Jawa. Sutomo mempunyai cita-cita
memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara
orang kaya dan miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau
merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan
berhasil. Ia wafat pada tanggal 30 Mei 1983.

E. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Beliau adalah putra
keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar
adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan
Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah putra dari H.
Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
pada masa itu. Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama
belajar pengetahuan agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada
18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan
agama Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis.

F. Wahid Hasyim

KH. Abdul Wahid Hasyim lahir pada 1 Agustus 1914 di Jombang. Ia pernah
menjabat sebagai Menteri Negara dan juga pernah sebagai Menteri Agama pada
era orde lama. Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri
NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat
Islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Pada 1938, Wahid
Hasyim bergabung dengan NU. pada tahun 1951 ia menjabat sebagai Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ia menikah di usia 25 tahun dengan
Solichah, putri KH. Bisri Syansuri dan dikaruniai 6 orang anak. Perkembangan
NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya. Ia
wafat pada tanggal 19 April 1953

G. Saman Hudi

Samanhudi lahir pada tahun 1868 di Laweyan, Surakarta. Ia belajar agama Islam
di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan
Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan
perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang
mengalami kesulitan. Ia wafat pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten, Jawa
tengah.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :Maksud dari


kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan
“organisasi” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan
organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada
pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan Istilah
“Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi
yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya,
dan kultural. Faktor pengaruh tumbuhnya pergerakan nasional di Indonesia ada
dua yakni, faktor dari dalam. Cotohnya seperti penderitaan akibat kolonialisme
yang dilakukan Bangsa Barat menyebabkan tumbuhnya perasaan senasib dan
sepenanggungan, Politik Etis yang menumbuhkan golongan terpelajar dan
menjadi pelopor pergerakan nasional. Faktor dari luar. Conthonya sepertu
kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun 1905 dan adanya
pergerakan nasional di negara lain seperti India, Fillipina, Cina, Turki. Beberapa
tokoh penting yang terlibat dalam pergerakan nasional antaralain ada Raden
Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara, Dr. Sutomo, Ahmad Dahlan,
Wahid Hasyim, dan Saman Hudi. Serta ada oraganisasi pergerakan Nasional di
Indonesia yang bersifat kooperatif antara lain ada organisasi Budi Utomo, Sarekat
Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Sociaal Democratische Vereeniging,
PNI. Kemudian ada juga yang bersifat Non-kooperatif antara lain PBI, GAPI, dan
Parindra.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini dikemudian hari.. Diharapakan bagi pembaca untuk menambah
informasi dari sumber literasi lain. Hal tersebut bertujuan agar informasi dan
pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Sereliciouz. 2022. “Pengertian dan Contoh Pergerakan Nasional”,


https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/pergerakan-nasional/amp/
#Pengertian_Pergerakan_Nasional, Diakses pada 05 Februari 2023.

Kompas.com. 2021. “Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional”,


https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/25/204244679/latar-belakang-
lahirnya-pergerakan-nasional, Diakses pada 05 Februari 2023.

Faozan Tri Nugroho. 2021. “Daftar Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional


Indonesia”, https://www.bola.com/ragam/read/4720371/daftar-tokoh-tokoh-
pergerakan-nasional-indonesia, Diakses pada 05 Februari 2023.

Bagian Pemerintahan Setko Banjarmasin. 2022. “PERGERAKAN NASIONAL-


SEJARAH INDONESIA”,
http://bagpem.banjarmasinkota.go.id/2013/08/pergerakan-nasional-sejarah-
indonesia.html, Diakses pada 05 Februari 2023.

Hasbi Mutsani. 2019. “Pengertian Pergerakan Nasional: Macam, Tujuan Dan


Contohnya Lengkap”, https://forbes.id/pengertian-pergerakan-nasional-macam-
dan-contohnya-lengkap/, Diakses pada 05 Februari 2023.

Abdul Rozak S.Pd. 2022. “Pengertian Pergerakan Nasional, Macam,Tujuan, dan


Contohnya, https://dosenppkn.com/pergerakan-nasional/, Diakses pada 05
Februari 2023.

Wikipedia. 2023. “Kartini”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kartini, Diakses pada


05 Februari 2023.

Wikipedia. 2023. “Ki Hajar Dewantara”,


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara, Diakses pada 05 Februari
2023.
Wikipedia. 2023 “Dewi Sartika”, https://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika,
Diakses pada 05 Februari 2023.

Wikipedia. 2023. “Soetomo”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Soetomo, Diakses


pada 05 Februari 2023.

Wikipedia. 2023. “Ahmad Dahlan”,


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan, Diakses pada 05 Februari 2023.

Wikipedia. 2023. “Abdul Wahid Hasyim”,


https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Wahid_Hasyim, Diakses pada 05 Februari
2023.

Wikipedia. 2022. “Samanhudi”, https://id.wikipedia.org/wiki/Samanhudi, Diakses


pada 05 Februari 2023.

Unknown. 2015. “MAKALAH TENTANG PERGERAKAN NASIONAL


INDONESIA”, https://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-
pergerakan-nasional.html, Diakses pada 05 Februari 2023.

Rafi Wijaya. 2021. “Pengertian Imperialisme dan Kolonialisme: Latar Belakang


dan Dampaknya”, https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-imperialisme-
dan-kolonialisme/#2_Pengertian_Imperialisme, Diakses pada 06 Februari 2023.

Wida Kurniasih. 2022. “13 Organisasi Pergerakan Nasional: Pengertian, Tujuan,


dan Tokohnya”, https://www.gramedia.com/literasi/organisasi-pergerakan-
nasional/, Diakses pada 06 Februari 2023.

Anda mungkin juga menyukai