Anda di halaman 1dari 10

Makalah paktawarsawa

N
Nama kelompok :
1.satria
2. raqi
3. iksan
4. eko

1
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

penyusun

Kelompok 4

2
Pendahuluan

Pemuda adalah bagian masyarakat yang pada umumnya berusia muda. Golongan yang
dianggap sebagai pemuda adalah penduduk muda berusia tiga belas sampai dua puluh
lima tahun. Pemuda tidak hanya dilihat dari aspek umur tetapi dilihat dari aspek
semangat. Semangat untuk bergerak dan berubah hingga memberi kontribusi bagi
integritas bangsa. sikap radikal, pemberontak, kemauan keras, berani bertindak, optimis,
berpendirian teguh, tidak gampang putus asa, pantang mundur menggambarkan
pemuda yang sejati. Dilihat dari aspek sejarah bangsa Indonesia, peran yang dilakukan
pemuda terhadap perubahan bangsa Indonesia pada masa kolonial Belanda. Berawal
dari kebangkitan nasional yang menandakan mulai tumbuhnya rasa nasionalisme,
sumpah pemuda yang menjadi dasar persatuan Indonesia, kemerdekaan republik
Indonesia. Pemuda senantiasa menjadi bagian dari sejarah, karena setiap kejadian
sejarah selalu dipelopori oleh pemuda. Dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi membuat
pemuda menggunakan wawasan dan pikirannya sebagai kekuatan utama dalam
perjuangan. Hal itu yang membuat pemuda mampu melakukan terobosan sejarah
karena pemuda dapat memadukan antara cara pandang dengan gaya hidupnya (Musa,
1996: 20). Pemuda merupakan aset nasional yang potensial bagi pembangunan bangsa,
sekaligus juga beban dalam masyarakat, karena mereka harus memikirkan
kebutuhannya dalam aspek pendidikan, rekreasi, dan lapangan kerja. Pemuda secara
mendalam dipengaruhi oleh perubahanperubahan yang sedang berlangsung dalam
masyarakat di sekitarnya, pengalamanpengalaman baru ikut membentuk kerangka
kesadaran nasional pada diri pemuda (Anderson, 1988:36). Membela kebenaran
menjadi tugas utama bagi orang yang menuntut ilmu. Pikiran yang diasah seperti itu
akan menghasilkan sikap yang kritis terhadap realitas dan perbuatan yang bertentangan
dengan kebenaran. Tahun 1908-1928 pada masa pergerakan nasional, pemuda
Indonesia mempunyai semangat yang tinggi untuk bergerak dan berubah hingga dapat
memberi peranan bagi kemajuan bangsanya. Memiliki tujuan yaitu untuk memperbaiki
dan mensejahterakan rakyat Indonesia dalam belenggu pemerintahan kolonial Belanda.
Meningkatnya kesadaran nasional juga mendorong berkembangnya rasa kesadaran
terhadap bangsa dan tanah air yang kemudian menjadi keinginan untuk melawan sistem
penjajahan. Hal itu dilakukan karena kaum penjajah melakukan dominasi politik,
eksploitasi ekonomi, dan penetrasi budaya. Tumbuhnya pergerakan nasional yang
dipelopori oleh kaum pemuda dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal antara lain karena melihat penderitaan yang dialami rakyat Indonesia
akibat penjajahan Belanda, mengenang akan kejayaan masa lampau pada masa kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit, rakyat Indonesia mampu mempersatukan pulaupulau dan
rakyatnya dalam bentuk persatuan yang kuat serta berpengaruh dalam dunia
perdagangan Nusantara secara luas. Adanya pengaruh pendidikan dari kebijakan
Belanda dikenal dengan Politik Etis yang melahirkan kaum cendikiawan. Sedangkan
faktor eksternal yaitu kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1905, tentara Jepang
berhasil mengalahkan Rusia. Modernisasi yang dilakukan Jepang telah membawa
kemajuan pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Munculnya organisasi-organisasi
nasionalisme di berbagai negara seperti di India, Cina, Filipina, Turki dan lain-lain (Hardi,
1988: 97). Hal itu yang mengakibatkan lahirnya peran pemuda sebagai penggerak
bangsa. Peranan pemuda dalam pergerakan nasional ditandai dengan munculnya
organisasiorganisasi pemuda yang bersifat kedaerahan dan keagamaan, setelah periode
tersebut pemuda mulai terlibat dalam masalah politik nasional. Kesadaran nasional,
mendorong berbagai usaha kaum pemuda untuk terdidik. Kaum pemuda mendirikan
berbagai pergerakan, baik yang berasaskan politik maupun sosial budaya. Hal ini,
ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang didirikan oleh pemuda pelajar STOVIA pada
tahun 1908. Budi Utomo bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat pada
aspek budaya dan pendidikan (Hatta, 1980: 9). Setelah berdirinya Budi Utomo banyak
organisasi lain yang bergerak dalam berbagai aspek, seperti organisasi politik,
keagamaan, wanita, dan pemuda. Salah satunya adalah organisasi pemuda. Organisasi
pemuda yang pertama ikut berperan dalam perjuangan rakyat Indonesia adalah Tri Koro
Dharmo yang kemudian berubah menjadi Jong Java. Mengikuti jejak dari pemuda-
pemuda Jawa, maka bermunculan juga organisasi kedaerahan lain seperti Jong
Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Batak, pemuda
betawi, sekar rukun, dan pemuda Timor yang tujuannya memperluas persaudaraan, dan
mengembangkan kebudayaan masing-masing daerah serta organisasi yang berasaskan
kebangsaan seperti PI, PPPI dan pemuda Indonesia (Pringgodigdo, 1994: 24). Beberapa
organisasi yang ada menghasilkan suatu kesadaran nasional. Wujud dari peranan
pemuda dalam organisasi pemuda yaitu ingin menyatukan organisasi pemuda menjadi
organisasi yang berbasis nasional. Keinginan itu diwujudkan dalam kongres pemuda I
yang diselenggarakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 diberi nama pemuda Indonesia.
Tanggal 26-28 Oktober 1928 dilangsungkan kongres pemuda II yang diikuti oleh semua
organisasi pemuda menjadi satu kekuatan nasional. Adanya hal itu persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia semakin kuat. Terlaksananya kongres pemuda I dan kongres
pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda merupakan kerja keras dari kaum pemuda
Indonesia dalam meningkatkan nilai-nilai kebangsaan, sehingga dalam
perkembangannya Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 peranan pemuda mampu
menunjukkan eksistensinya dalam pergerakan nasional Indonesia atas dasar persatuan
dan kesatuan Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud
melakukan penelitian untuk mencari jawban mengenai : 1) bagaimana dinamika
pergerakan pemuda tahun 1908-1928?; 2) bagaimana peranan pemuda dalam mencapai
integrasi bangsa?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan
menggunakan teori nasionalisme. Teori nasionalisme digunakan untuk mengkaji akibat
adanya penjajahan Belanda yang mengekploitasi dalam bidang sosial budaya, ekonomi,
dan politik. Maka, timbul rasa untuk membangkitkan persatuan nasional. Hal ini yang
dilakukan pemuda untuk membentuk suatu negara yang merdeka, lepas dari penjajahan
kolonial Belanda dengan cara mendirikan organisasi-organisasi pemuda yang berasaskan
kebangsaan.

A. GERAKAN PEMUDA MASA KOLONIAL BELANDA

Sejarah mencatat , gerakan pemuda memegang peranan penting bagi perubahanperubahan


dibidang politik dan pemerintahan dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Tidak dapat
dimungkuri bahwa peran pemuda , baik sekarang maupun nanti, akan tetap berperan
penting untuk kepentingan negara dan bangsa ini. Hal tang telah dilakukan para pemuda
pada masa itu. Segala yang dilakukan merupakan sebuah interpretasi terhadap situasi dan
kondisi lingkungan sosial disekitarnya. Dengan demikian, pemuda selalu menjadi aktor
penting dalam proses perjuangan bangsa ini.

B. GERAKAN KEBANGSAAN

Pada dasarnya, pelaksanaan edukasi melalui politik etis atau politik balas budi dari
pemerintah kolonial belanda, telah memberikan kesempatan yang luas kepada orang-
orang pribumi untuk memperoleh pendidikan. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama,kebijakan ini telah memunculkan golongan elite baru yang berpendidikan barat dan
sadar akan harga dinya. Mereka merasa kecewa atas realitas sosial yangt mereka hadapi
dalam situasi pemerintahan kolonial dimasa itu. Kesadaran akan harga diri inilah yang
kemudian mendorong kaum muda terdidik untuk mendirikan organisasi, baik yang
bercorak politik maupun sosial budaya. Atas inisiatif para pemuda pelajaran School Tot
Opleiding Van Inlandesche Artsen (STOVIA) didirikanlah organisasi Boedi Oetomo
pada 20 mei 1908. Pada mulainya, orgaanisasi ini bertujuan memperbaiki kehidupan
masyarakat yang masih terbelakang dan ingin meningkatkan kualitas kehidupan mereka
melalui pendidikan. Sikap non politisi yang ditunjukkan oleh organisasi ini yang
membuat Boedi Oetomo dapat bekerja sama dengan pemerintah belanda. Pemerintah
kolonial belanda bahkan menilai bahwa organisasi ini lahir sebagai hasil positif dan
pelaksanaan Politik Etis, yaitu organisasi yang lahir dari kalangan priayi jawa terpelajar
yang bersikap baik terhadap pemerintah kolonial.

C. TOKOH PENGGERAKAN KAUM MUDA DAN PEMIKIRANNYA

1. Dr Sutomo: Biografi Dr Sutomo. Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir
di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter),
ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo
(BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang
kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kelahiran BU sebagai
Perhimpunan nasional Indonesia, dipelopori oleh para pemuda pelajar STOVIA (School
tot Opleiding voor Indische Artsen) yaitu Sutomo, Gunawan, Suraji dibantu oleh Suwardi
Surjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain. Sutomo sendiri diangkat sebagai ketuanya.
Tujuan perkumpulan ini adalah kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri,
kebudayaan, mempertinggi citacita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan bangsa yang
terhormat

2. AHMAD SUHARLAN/SEJARAH PENDIDIKAN K. H: Ahmad Dahlan merupakan


salah satu tokoh pembaharu dalam Islam sekaligus sebagai pendiri persyarikatan
Muhammadiyah. K. H. Ahmad Dahlan mulai melakukan ide pembaharuan sekembalinya
dari haji pertama yaitu pada tahun 1888, melihat keadaan masyarakat Islam di Indonesia
yang mengalami kemerosotan disebabkan oleh keterbelakangan pengetahuan akibat
tekanan penjajahan pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda menginginkan rakyat
pribumi sebagai buruh kasar dengan upah rendah sehinga tidak lagi memikirkan
pendidikan. Adanya perbedaan dalam pendidikan menyebabkan berkembangnya
dualisme pendidikan yakni sistem pendidikan kolonial Belanda dan sistem pendidikan
Islam tradisional yang berpusatkan di pondok pesantren. Melihat perbedaan pendidikan
yang terjadi pada saat itu maka timbulah ide dari K. H. Ahmad Dahlan untuk melakukan
pembaharuan. Dalam melakukan pembaruan K. H. Ahmad Dahlan tidak hanya
mendirikan sekolah, tetapi ikut membantu mengajar ilmu keagamaan di sekolah lain
seperti di Kweekschool Gubernamen Jetis. K. H. Ahmad Dahlan juga melakukan
pembaharuan lain seperti mendirikan masjid, menerbitkan surat kabar yang memuat
tentang ilmu- ilmu agama islam. K.H. Ahmad Dahlan memiliki pandangan yang sama
dengan Sayyid Ahmad Khan (Tokoh Pembaru Islam di India) mengenai pentingnya
pembentukan kepribadian. Ahmad Khan sangat bangga dengan pendidikan para
pendahulunya dan mengakui bahwa pendidikan yang demikian telah menghasilkan orang-
orang besar sepanjang sejarahnya. Akan tetapi Ahmad Khan juga mengakui bahwa
meniru metode pendidikan para pendahulunya tidak akan membuahkan hasil yang
diinginkan. Metode-metode baru yang sesuai dengan zaman harus digali. Ahmad Khan
berpandangan bahwa pendidikan sangat penting dalam pembentukan kepribadian. Sayyid
Ahmad Khan tidak menganjurkan adanya masyarakat yang sekuler atau pluralis,
meskipun ia mencoba mendorong kaum muslimin untuk berhubungan dengan orang-
orang Barat, untuk makan bersama mereka, untuk menghormati agama mereka, untuk
mempelajari ilmu-ilmu mereka, dan lain-lainnya.K.H. Ahmad Dahlan menganggap
bahwa pembentukan kepribadian sebagai target penting dari tujuan-tujuan pendidikan. Ia
berpendapat bahwa tak seorangpun dapat mencapai kebesaran di dunia ini dan di akhirat
kecuali mereka yang memiliki kepribadian yang baik. Seorang yang berkepribadian yang
baik adalah orang yang mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Karena Nabi
merupakan contoh pengamalan Al-Qur'an dan Hadis, maka dalam proses pembentukan
kepribadian siswa harus diperkenalkan pada kehidupan dan ajaran-ajaran Nabi saw.K.H.
Ahmad Dahlan tidak bekerja sendirian Ia dibantu oleh kawan-kawannya di Kauman,
seperti Haji Sujak, Haji Fachruddin, Haji Tamim, Haji Hisyam, Haji Syarwani dan Haji
Abdul Gani. Sedangkan anggota Budi Oetomo yang paling keras mendukung segera
didirikan sekolah agama yang bersifat modern adalah Mas Rasyidi siswa Kweekchool di
Yogyakarta, dan R. Sosrosugondo seorang guru di sekolah tersebut. Sekitar sebelas tahun
kemudian setelah organisasi Muhammadiyah didirikan K.H.Ahmad Dahlan meninggal
dunia pada tanggal 23 Pebruari 1923.

3. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan :merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam
di Indonesia yang masih mencampur-baurkan adat-istiadat yang jelas-jelas bertentangan
dengan ajaran umat islam, inilah yang menjadi latar belakang pemikiran K.H. ahmad
Dahlan untuk melakukan pembaruan, yang juga melatar belakangi lahirnya
Muhammadiyah. Selain faktor lain diantaranya, yaitu pengaruh pemikiran pembaruan
dari para gurunya di Timur Tengah.Hampir seluruh pemikiran K.H. Ahmad Dahlan
berangkat dari keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu
yang tenggelam dalam kejumudan (stagnasi), kebodohan, serta keterbelakangan. Kondisi
ini semakin diperparah dengan politik kolonial belanda yang sangat merugikan bangsa
Indonesia. Nama asli Tan Malaka adalah Ibrahim, sedangkan Tan Malaka adalah nama
semi-bangsawan yang ia dapatkan dari garis ibu. Nama lengkapnya adalah Ibrahim Gelar
Datuk Sutan Malaka. Tanggal kelahirannya tidak dapat dipastikan, dan tempat
kelahirannya sekarang dikenal sebagai Nagari Pandan Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat. Ayahnya bernama HM. Rasad, seorang karyawan pertanian, dan
Rangkayo Sinah, putri orang yang disegani di desa. Tan Malaka mempelajari ilmu agama
dan berlatih pencak silat. Pada tahun 1908, ia didaftarkan ke Kweekschool (sekolah guru
negara) di Fort de Kock. Menurut gurunya GH Horensma, Malaka, meskipun kadang-
kadang tidak patuh, adalah murid yang pintarDi sekolah ini, ia menikmati pelajaran
bahasa Belanda, sehingga Horensma menyarankan agar ia menjadi seorang guru di
sekolah Belanda. Ia juga adalah seorang pemain sepak bola yang hebat. Ia lulus dari
sekolah itu pada tahun 1913. Setelah lulus, ia ditawari gelar datuk dan seorang gadis
untuk menjadi tunangannya. Namun, ia hanya menerima gelar datuk. Ia menerima gelar
tersebut dalam sebuah upacara tradisional pada tahun 1913
Kelompok 3 :

Anggota: 1.tegar satria kusuma

2.iksanudin

3.eko sulistiyono

4.M.raqi rizqulloh

Anda mungkin juga menyukai