Di Susun Oleh
1. Pipin Setya
2. Selpi Puspita sari
3. Dewi Puspa Ardila
4. Rizky Nur Aulia
5. Ikka Ulandari
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Sejarah Indonesia . Tugas ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas dari Sejarah Indonesia .Selain itu juga penulis ingin menggali ilmu
pengetahuan dan memberi solusi dan membahas masalah mengenai Peranan Pemuda
Indonesia Dalam Era Reformasi.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Andri
Karmidi.MPd sebagaiguru mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada saya dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah
membantu .
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya kepada
Pak Andri Karmidi M.Pd sebagai guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif
bagi era reformasi di dan perubahan.Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan
anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908
dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari
periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura
1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi
Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda
Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu.
Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll.
Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi
dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model
gerakan yang mereka pakai.Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia,
salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal.Salah satu gerakan radikal yang
merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926.Selain mengadopsi
pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa,
Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan
Oktober 1928.Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air;
Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.Dari peristiwa ini dapat kita
gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di
dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka
dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.
Masyarakat masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual,
kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme
yang tinggi dalam era reformasi di nasional.Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab
dalam membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di
dalam pancasila agar terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar
bangsa.Bangun pemuda-pemudi Indonesia.Tanamkan semangat yang berkobar di dadamu.
Bersatulah membangun Negara tercinta.Seperti isi sumpah pemuda yang di ikrarkan pada
tanggal 28 Oktober 1928 “satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa”.Semoga Negara
kita ini tetap bersatu seperti slogan budaya bangsa yang tercermin dalam Bhineka Tunggal
Ika. Berkarya lah pemuda-pemudi Indonesia, Majukan Negara Kita, Jadilah Soekarno dan
Moh Hatta berikutnya yang memiliki semangat juang tinggi dalam membangun bangsa
Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu akan sangat
bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu saya mengangkat
tema dalam makalah ini yaitu bagaimana peran pemuda-pemudi Indonesia terhadap Bangsa
Indonesia di Era Reformasi ?.
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama pelajar SMA/se-derajat dapat
mangetahui dan memahami peran pemuda-pemudi Indonesia terhadap bangsa Indoensia di
Era Reformasi
1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemuda dalam menghadapi
masa reformasiindonesia, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II PERMASALAHAN
Berisi tentang masalah yang akan dibahas, berupa garis besar dari judul dalam makalah
ini.
Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah
pada perbaikan, para ahli manajemen era reformasi di menganggapnya sebagai suatu proses
era reformasi di di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi
modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,
menggantikan alat-alat yang tradisio-nal.
Pancasila sebagai paradigma era reformasi di, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan
dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil era reformasi di
nasional.Misalnya :
a. Era reformasi tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu era reformasi di itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Era reformasi tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi
tertentu dan mengabaikan manusia nyata.
c. Era reformasi harus menghormati HAM, yaitu era reformasi di tidak boleh
mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa.
d. Era reformasi dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai
tujuan era reformasi di dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
e. Era reformasi diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu
mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural.
Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau
warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.
Adalah rangkaian upaya era reformasi yang berkesinambungan yang meliputi aspek
politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional
sebagaimana termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.
Adalah era reformasi di manusia Indonesia seutuhnya dan era reformasi di masyarakat
Indonesia pada umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak
mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu membangun diri
dalam rangka membangun bangsanya.
Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat
pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan
lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.
Catatan :
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
3.3 Peran Pemuda Dalam Era reformasi di Bangsa Indonesia
a. Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan
kaum muda yang memiliki terminologi beragam.Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah
young human resources sebagai salah satu sumber era reformasi di.Mereka adalah generasi
yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan
kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri
dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda
sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan
pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal
untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional .
Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama
dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai
‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya
yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban
mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah
pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa
merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara
dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena
merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah
kaum muda selalu mengikuti setiap xxxxxxxxxxtapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering
tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula
pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam
pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan
‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia)
akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh
kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda
berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia.Angkatan 1945 menjadi angkatan yang
mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945.Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang
dipicu oleh pemberontakan PKI.Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru
hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto.
Lewat gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat
krisis’ bangsa.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah
sangat urgen.Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir.Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk
tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.
Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir
revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama
budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai
dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945,
Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya
Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode
ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat yang sedang
booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme,
Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu
tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi
pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai.Dari beberapa gerakan yang
terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal.Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI
tahun 1926.Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara
1925-1926.Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan
esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan
(ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan
Oktober 1928.Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air;
Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.Dari peristiwa ini dapat kita
gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di
dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka
dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan
memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa.Persoalan bangsa, bahkan menuju
pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa. Berbagai gejala
sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat,
rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai
kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada
lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial
yang kita harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena
bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus
dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar
bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa ;
1. Komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan
martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa.Seluruh
aktivitas era reformasi di sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya
dengan menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga
berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen bangsa.
Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa
tunduk pada kemauan pribadi pucuk pimpinan negara.
3. Penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan
jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan
berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya
kejelasan visi (ke depan) pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu
memberi inspirasi (inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif,
memiliki semangat jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat
solidaritas (solidarity maker) atau conflict resolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus
mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan
integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan
kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah :
1. pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh,
terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan
generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-
bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap
sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2. pemberdayaan generasi muda merupakan program era reformasi di yang bersifat lintas
bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta melibatkan
peran serta masyarakat.
3. menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan
pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif,
produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.
Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang
merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses
gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma
masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6
tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai
melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal
untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya
(usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus
mampu menerapkannya dalam lingkungannya. Namun demikian, perlu sarana kondusif
untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi.
Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka.Ini dimaksudkan agar etos kompetisi
tumbuh dan berkembang dengan baik.Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam
suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat
berkompetisi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung dengan
generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif, inovatif,
dan religius dan insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan
berketuhanan dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia pada tahun 2020 menjadi negara
maju.
4.2 Saran
Jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua, orang lain, dan nagara NKRI.
Dimulai dari hal kecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.