Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GERAKAN PEMUDA SETELAH KEMERDEKAAN INDONESIA

Di Susun Oleh

1. Pipin Setya
2. Selpi Puspita sari
3. Dewi Puspa Ardila
4. Rizky Nur Aulia
5. Ikka Ulandari

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Sejarah Indonesia . Tugas ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas dari Sejarah Indonesia .Selain itu juga penulis ingin menggali ilmu
pengetahuan dan memberi solusi dan membahas masalah mengenai Peranan Pemuda
Indonesia Dalam Era Reformasi.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Andri
Karmidi.MPd sebagaiguru mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada saya dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah
membantu .
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya kepada
Pak Andri Karmidi M.Pd sebagai guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Pagar Alam , Oktober 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita


bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah
yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para
generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan
yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat.
Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi
pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal
dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan
mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai
aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.Contohnya saja,
sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini.
Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta,
bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan
Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah
sosial di lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan
bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang
seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar
informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang
menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda,
seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya.
Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis.Mereka lebih
mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan
kelompoknya.Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan,
kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir.
Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat
pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang
menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat
nasionalisme.

Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif
bagi era reformasi di dan perubahan.Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan
anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908
dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari
periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura
1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi
Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda
Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu.
Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll.
Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi
dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model
gerakan yang mereka pakai.Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia,
salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal.Salah satu gerakan radikal yang
merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926.Selain mengadopsi
pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa,
Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan
Oktober 1928.Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air;
Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.Dari peristiwa ini dapat kita
gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di
dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka
dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.
Masyarakat masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual,
kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme
yang tinggi dalam era reformasi di nasional.Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab
dalam membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di
dalam pancasila agar terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar
bangsa.Bangun pemuda-pemudi Indonesia.Tanamkan semangat yang berkobar di dadamu.
Bersatulah membangun Negara tercinta.Seperti isi sumpah pemuda yang di ikrarkan pada
tanggal 28 Oktober 1928 “satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa”.Semoga Negara
kita ini tetap bersatu seperti slogan budaya bangsa yang tercermin dalam Bhineka Tunggal
Ika. Berkarya lah pemuda-pemudi Indonesia, Majukan Negara Kita, Jadilah Soekarno dan
Moh Hatta berikutnya yang memiliki semangat juang tinggi dalam membangun bangsa
Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu akan sangat
bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu saya mengangkat
tema dalam makalah ini yaitu bagaimana peran pemuda-pemudi Indonesia terhadap Bangsa
Indonesia di Era Reformasi ?.

1.2 Tujuan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama pelajar SMA/se-derajat dapat
mangetahui dan memahami peran pemuda-pemudi Indonesia terhadap bangsa Indoensia di
Era Reformasi

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1.2.1 Untuk mengetahui pengertian era reformasi diindonesia.


1.2.2 Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran era reformasi diindonesia.
1.2.3 Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi Indonesia terhadap bangsa Indonesia di era
reformasi.

1.3 Metode Penulisan


Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat sistematika penulisan
makalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemuda dalam menghadapi
masa reformasiindonesia, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.

2. BAB II PERMASALAHAN
Berisi tentang masalah yang akan dibahas, berupa garis besar dari judul dalam makalah
ini.

3. BAB III PEMBAHASAN


Peran pemuda-pemudi dalam era reformasi di Indonesia dan berisikan pengertian era
reformasi di Indonesia , pokok-pokok pikiran bangsa Indonesia di era reformasi , peran
pemuda-pemudi dalam era reformasi di bangsa indonesia.

4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi tentang kesimpulan dari penulis dalam makalah dan masukan untuk judul yang
diambil.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Bagaimana peran Pemuda-pemudi pada era reformasi di bangsa indonesia?

Pemuda-pemudi merupakan kekuatan intelektualitas masyarakat untuk menuju suatu


perubahan. Coba lihat apa yang terjadi di Indonesia, jika tidak ada Gerakan Pemuda-
pemudi Indonesia 1998.
Pemuda-pemudi mengambil peranan penting dalam menggulingkan sebuah
kekuasaan dan menggantinya dengan sebuah tonggak baru, yang mengedepankan
demokrasi.
Ibarat gayung bersambut, gerakan pemuda-pemudi dengan agenda reformasi
mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.Gerakan tersebut pun menjadi monumental
karena di anggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik
Indonesia.
Selain itu, Gerakan Pemuda-pemudi Indonesia mendapatkan momentumnya saat
terjadinya krisis moneter pada pertengahan 1997.Dimana harga-harga kebutuhan
melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang dan tuntutan mundurnya
Soeharto menjadi agenda nasional gerakan pemuda-pemudi.Pemuda-pemudi berada
didepan perubahan sebuah sejarah demokrasi dunia.Pemuda-pemudi merupakan sebuah
entitas spirit yang menggunakan intelektualitas dan dialektika yang maha dasyat
kekuatannya. Pemuda-pemudi memiliki kekuatan energi penuh dengan sifat kreatif, kritis
dan dinamis serta kepekaan yang tinggi pada masalah sosial.
Pemuda-pemudi yang merupakan satu satuan karakter, mampu menjadi satu gerakan
besar yang bukan saja memperjuangkan suatu tujuan, namun berupaya membuat sejarah
baru dalam sebuah era reformasi di masa depan suatu bangsa.
Sebagai bagian dari masyarakat, pemuda-pemudi memiliki peran vital dan
menyeluruh sehingga oleh para pakar pemuda-pemudi dikelompokkan dalam tiga fungsi
pokok, yaitu : agent of change, social control and iron stock. Seperti yang sudah dibahas
diatas, peran pemuda-pemudi di era reformasi, merupakan sebuah kekuatan yang sejak
dulu hadir, dari mulai persiapan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan hingga
pada masa reformasi.
Pemuda-pemudi masih tetap memiliki peran disetiap perubahan yang terjadi di
bangsa Indonesia.Namun ada sebuah pertanyaan refleksi untuk melihat kembali strategi
gerakan pemuda-pemudi selama ini.Sudah siapkah masyarakat dengan perubahan yang
telah dibuat oleh pemuda-pemudi?pertanyaan ini untuk menguji kembali strategi gerakan
pemuda-pemudi. Sehingga gerakan pemuda-pemudi tetap mengarah pada cita-cita bangsa
Indonesia, dan secara bertanggung jawab memikul beban terhadap perubahan yang
dipelopori olehnya.

Adapun Sejarah Gerakan Pemuda-pemudi di Era Reformasi


-Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan
Sejak Pra Kemerdekaan atau sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 di deklarasikan,
kaum muda Indonesia terutama pemuda-pemudi sudah memperlihatkan peran penting
mereka. Dinamika gerakan pemuda-pemudi memang mewarnai kehidupan yang ada di
Negara ini.
Hitam-putih bangsa ini pun tak terlepas dari gerakan-gerakan pemuda-
pemudi.Terlalu panjang jika kita menuliskan secara ringkas namun tidak menanggalkan
lekatan substansi sejarah yang ada.Gerakan pemuda-pemudi ini berperan untuk
mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang saat itu sedang
dijajah oleh Belanda. Gerakan pemuda-pemudi inilah yang kemudian berpikir akan
persatuan seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan
menjadi masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab. Pemuda-pemudi di Belanda
maupun di Jakarta, terus mendiskusikan dan bermimpi tentang kemerdekaan
rakyatnya.Berdirinya Boedi Oetomi di tahun 1908, menjadi salah satu bukti peran
pemuda-pemudi dalam merebut kemerdekaan.Dari Boedi Oetomo itulah pemuda-pemudi
Indonesia mulai mengadakan persatuan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan
nasionalisme bangsa Indonesia.Bukan hanya di Indonesia, gerakan pemuda-pemudi pun
mulai tumbuh di Belanda.Pemuda-pemudi-pemuda-pemudi Indonesia yang belajar disana
mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti Indoneische Vereeninging,
Indische Partij, Indische Sociaal Democratische (ISDV) dan lainnya.
Dan dari kebangkitan pemuda yang dimotori pemuda-pemudi tersebutlah, maka pada
tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II, maka dicetuskanlah “Sumpah
Pemuda”. Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa hanya
ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Setelah peristiwa
Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang dilakukan oleh pemuda-
pemudi-pemuda-pemudi Indonesia, dan dibantu juga oleh beberapa orang Belanda yang
prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia.
Ditahun 1925, saat Jepang berkuasa, Pemuda Indonesia yang terdiri dari angkatan
muda dan angkatan tua terus berupaya mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.Pada
bulan agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik
dan mendesak soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan
oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan keseluruh Indonesia. Gerakan pemuda
Indonesia, yang didalamnya merupakan gerakan pemuda-pemudi, lewat diskusi-diskusi
bawah tanah di Asrama Menteng, Asrama Cikini dan Asrama Kebon Sirih, berhasil
membawa perubahan pada bangsa Indonesia, sehingga menemukan kemerdekaannya
sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis oleh waktu.Sejak tahun 1908, 1928 hingga
1945, pemuda tetap berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk
memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia.Memang waktu yang panjang untuk
menemukan sebuah kemerdekaan, namun dengan strategi gerakan yang tepat bangsa ini
telah menemukan nasibnya sendiri.Ditangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini
berubah, dan ditangan pemuda jugalah perubahan terjadi.

-Pergerakan Pemuda-pemudi Pasca Reformasi


Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi.Dimanakah pemuda-pemuda
Indonesia setelah kemerdekaan?mereka tetap ada dalam titik kritis dengan pemerintahan
yang baru saja terbentuk. Masukan-masukan kritis diberikan para pemuda kepada
Soekarno dan Hatta untuk melanjutkan nasib bangsa Ini. Pemuda-pemuda generasi tua
seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan
baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia, demi terciptanya masyarakat
Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab. Gerakan mora (moral movement) yang
disematkan kepada gerakan pemuda-pemudi pasca reformasi menjadi salah satu istilah
yang sangat sakral sekali.
Sakral karena berbicara tentang moral, berarti berbicara tentang suara hati yang
senantiasa merefleksikan kebenaran universal, menolak segala bentuk pelanggaran HAM,
penindasan, kesewenang-wenangan, kedzaliman dan otoriterianisme kekuasaan. Suara
hati nurani dan gerakan politik nilai (value political movement) menjadi perpaduan pasca
reformasi.Hati nurani yang memberi energy konstan dan kontinu sehingga memberi
kekuatan abadi yang takkan pernah mati selama manusia yang jujur dengan nuraninya.
Sedangkan, gerakan politik nilai (value political movement), merupakan istilah idealis
lain yang dikaitkan dengan gerakan pemuda-pemudi. Idealis karena gerakan yang
dibangun bukan gerakan politik kekuasaan (power political movement) yang berorientasi
kekuasaan seperti partai politik, namun berorientasi terciptanya nilai-nilai ideal
kebenaran, keadilan, humanisme (kemanusiaan), profesionalitas, dan intelektualitas
dalam seluruh aspek pengelolaan negara. Perpaduan antara gerakan moral dan gerakan
politik nilai ini yang menjadikan gerakan pemuda-pemudi sebagai gerakan yang murni
(genuine), unik, luas, lintas sektoral, antikekerasan dan kontrol sosial yang teramat sulit
dikooptasi oleh kepentingan politik kekuasaan Pasca reformasi, tokoh-tokoh reformasi
bersaing lewat dunia politik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Dan beberapa tokoh
reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi Presiden
Republaik Indonesia (Gus Dur Presiden RI ke-4 & Megawati Soekarnoputri Presiden Ri
ke-5), sedangkan Amin Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999.
Gerakan pemuda-pemudi dan tokoh-tokoh pemuda-pemudi berupaya untuk terus
mewujudkan reformasi di Indonesia. Beberapa keberhasilan proses reformasi yakni
Pemilu 1999 yang diikuti oleh banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan umat
beragama (Konghuchu) masuk menjadi salah satu agama di Indonesia), pemisahan
POLRI dan TNI, TNI kembali ke barak, reformasi POLRI (polisi sipil), upaya
penumpasan KKN dan banyak UU direvisi menjadi pro-rakyat. Proses menuju cita-cita
reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, dan belum tuntas.
Era reformasi pemuda-pemudi mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya
perubahan, hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat
reformasi.Gerakan pemuda-pemudi masih tetap berpikir kritis dan memberikan
pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan.Saat ini peran
pemuda-pemudi untuk terus mengawal reformasi masih berjalan.

Dalam mendukung peran pemuda-pemudi di era reformasi Pemuda-pemudijuga bias


menjadi Sebagai Tokoh Intelektual Masyarakat yang akhirnya mempengaruhi.Dalam
kehidupan berdemokrasi, masyarakat memiliki hak penuh untuk berpartisipasi terhadap
proses pembuatan kebijakan publik. Mulai memilih pemimpin hingga mengkritisi
kebijakan yang dibuatnya. Namun kesadaran untuk turut berpartisipasi dalam proses
politik ini masih lemah di kalangan yang tidak berpendidikan.
Kalangan dengan ekonomi menengah bawah seringkali dijadikan obyek dari para
elite politik guna mendulang suara ketika pemilihan umum dan kebijakan public yang
dirumuskan tidak memihak kepada konstituennya yakni kalangan tersebut yang telah
memilihnya.
Sebagai kalangan intelektual yang berkesempatan memperoleh pendidikan, pemuda-
pemudi miliki tugas wajib yakni dengan membantu yang tidak berkesempatan
menggunakan haknya dalam proses perumusan kebijakan publik.
Pramoedya Ananta Toer, pernah mengatakan, “Semua yang terjadi di bawah kolong
langit ini adalah urusan setiap orang yang berpikir.”Dan mungkin yang dimaksud
Pramoedya adalah kalangan intelektual, mereka yang berpikir dan hidup dalam gagasan-
gagasan.Selain itu Noam Chomsky dalam The Responsibility of Intellectuals
mengatakan, seorang intelektual dengan status istimewanya berkewajiban memajukan
kebebasan, keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Kalangan Intelektual yang termasuk di dalamnya pemuda-pemudi, oleh Edward Said
dikatakan sebagai pencipta sebuah bahasa kebenaran kepada penguasa, menjalankan
kebenaran itu dan senantiasa bersifat oposisi terhadap penguasa dan tidak akomodatif.
Sudah tercatat dalam sejarah, bahwa kaum intelektual adalah mereka yang ada di
garda terdepan dalam membela rakyat. Pemimpin-pemimpin awal di era kemerdekaan
adalah kaum intelektual, pendobrak ketika penguasa mulai tidak berpihak pada rakyat
adalah kaum intelektual
Karena kaum intelektual adalah mereka yang hidup dalam gagasan-gagasan, dan
pengabdian kepada rakyat adalah pengamalannya.Terkhusus pemuda-pemudi, kiprahnya
pun tak diragukan lagi, ketika demokrasi terpimpin sudah mulai tak berpihak pada rakyat,
pada 1966 orde lama berhasil digulingkan.Dan pada 1998 ketika orde baru pun sudah tak
memihak pada rakyat, pemuda-pemudi kembali mendobrak dan menjadi pelopor dalam
penggulingannya, hingga lahirlah reformasi.
Pemuda-pemudi merupakan pelopor perubahan dan merupakan tokoh intelektual
dalam masyarakat dan pro pada rakyat.Sudah sepatutnya gerakan dan aksi pemuda-
pemudi tidak lepas dari karakter kritis dan ilmiah.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Era reformasi di Bangsa Indonesia


Era reformasi di Menurut Para ahli
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang era reformasi di sebagai “Suatu usaha
atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-ubahan yang berencana dan dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas­mita (1994) memberikan
pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa era reformasi di nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan.Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat
dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa,
sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi
sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan
industrialisasi dan modernisasi ekonomi.
Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui
pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan,
kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan
bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan
norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke
materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi,
dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, era reformasi di adalah sumua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak
dari adanya pem-bangunan.
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan ma-syarakat yang menyangkut
berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup bidang
ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, moderni-sasi diartikan sebagai proses
trasformasi dan perubahan dalam masya-rakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi,
industri, sosial, budaya, dan sebagainya.

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah
pada perbaikan, para ahli manajemen era reformasi di menganggapnya sebagai suatu proses
era reformasi di di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi
modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,
menggantikan alat-alat yang tradisio-nal.

3.2 Pokok-Pokok Pikiran

Upaya pencapaian era reformasi di bangsa indonesia sebagai pijakan tujuan


nasional yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :
1. Manusia Berbudaya
Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik yang bersifat
materi maupun kejiwaan.
Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan
berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang.Untuk keperluan itu maka
manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang
dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon). Oleh karena itu, manusia
berbudaya senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a. Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
b. Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c. Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d. Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
e. Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
f. Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
h. Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan Keamanan

2. Pancasila sebagai Paradigma Era reformasi

Pancasila sebagai paradigma era reformasi di, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan
dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil era reformasi di
nasional.Misalnya :
a. Era reformasi tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu era reformasi di itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Era reformasi tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi
tertentu dan mengabaikan manusia nyata.
c. Era reformasi harus menghormati HAM, yaitu era reformasi di tidak boleh
mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa.
d. Era reformasi dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai
tujuan era reformasi di dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
e. Era reformasi diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu
mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural.
Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau
warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.

4. Makna Era reformasi Nasional.

Adalah rangkaian upaya era reformasi yang berkesinambungan yang meliputi aspek
politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional
sebagaimana termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.

5. Hakekat Era reformasi Nasional

Adalah era reformasi di manusia Indonesia seutuhnya dan era reformasi di masyarakat
Indonesia pada umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak
mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu membangun diri
dalam rangka membangun bangsanya.

6. Tujuan Era reformasi Nasional

Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat
pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan
lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.
Catatan :
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
3.3 Peran Pemuda Dalam Era reformasi di Bangsa Indonesia
a. Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan
kaum muda yang memiliki terminologi beragam.Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah
young human resources sebagai salah satu sumber era reformasi di.Mereka adalah generasi
yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan
kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri
dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda
sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan
pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal
untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional .
Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama
dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai
‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya
yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban
mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah
pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa
merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara
dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena
merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah
kaum muda selalu mengikuti setiap xxxxxxxxxxtapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering
tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula
pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam
pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan
‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia)
akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh
kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda
berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia.Angkatan 1945 menjadi angkatan yang
mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945.Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang
dipicu oleh pemberontakan PKI.Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru
hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto.
Lewat gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat
krisis’ bangsa.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah
sangat urgen.Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir.Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk
tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.

b. Peranan Pemuda Dalam Era reformasi di Bangsa Indonesia

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita


bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah
yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para
generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan
yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir
revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama
budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai
dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945,
Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya
Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode
ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat yang sedang
booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme,
Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu
tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi
pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai.Dari beberapa gerakan yang
terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal.Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI
tahun 1926.Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara
1925-1926.Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan
esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan
(ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan
Oktober 1928.Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air;
Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.Dari peristiwa ini dapat kita
gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di
dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka
dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.

c. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan
memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa.Persoalan bangsa, bahkan menuju
pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa. Berbagai gejala
sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat,
rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai
kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada
lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial
yang kita harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena
bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus
dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar
bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa ;
1. Komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan
martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa.Seluruh
aktivitas era reformasi di sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya
dengan menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga
berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen bangsa.
Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa
tunduk pada kemauan pribadi pucuk pimpinan negara.
3. Penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan
jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan
berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya
kejelasan visi (ke depan) pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu
memberi inspirasi (inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif,
memiliki semangat jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat
solidaritas (solidarity maker) atau conflict resolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus
mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan
integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

d. Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan
kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah :
1. pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh,
terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan
generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-
bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap
sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2. pemberdayaan generasi muda merupakan program era reformasi di yang bersifat lintas
bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta melibatkan
peran serta masyarakat.
3. menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan
pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif,
produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang
merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses
gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma
masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6
tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai
melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal
untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya
(usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus
mampu menerapkannya dalam lingkungannya. Namun demikian, perlu sarana kondusif
untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi.

Pemuda dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai


kemandirian.Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat
mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya.Dengan pernyataan
ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi
muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.

Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan


strategi kekuasaan.Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi
muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus
diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih
berdaya dan diberdayakan.

Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka.Ini dimaksudkan agar etos kompetisi
tumbuh dan berkembang dengan baik.Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam
suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat
berkompetisi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung dengan
generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif, inovatif,
dan religius dan insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan
berketuhanan dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia pada tahun 2020 menjadi negara
maju.

4.2 Saran
Jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua, orang lain, dan nagara NKRI.
Dimulai dari hal kecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.

Anda mungkin juga menyukai