Anda di halaman 1dari 18

MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI

WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

TES WAWASAN KEBANGSAAN MASA


PERGERAKAN NASIONAL

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAPA PENJAJAH


BANGSA EROPA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

PERHATIAN
Hak Cipta Materi ini Dilindungi Undang-Undang
Tidak boleh diunduh atau digandakan dan disebarluaskan dengan cara
apapun tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta.
Instagram ©kliksoal.co.id ; ©rekrutmencpnsindonesia;
©rekrutmenasnindonesia ; ©kliksoal_kedinasan
All Right Reserved ©2021

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

A. Karakteristik Perjuangan Rakyat pada Masa Pergerakan


Nasional
1. Dipimpin dan Digerakkan oleh Kaum Terpelajar
Setelah 1908 pergerakan nasional Indonesia dimotori oleh kaum terpelajar yang
mendirikan organisasi-organisasi pergerakan. Hal yang menarik untuk diperhatikan
adalah golongan pelajar ini berasal dari golongan bangsawan, yang mempunyai
kesadaran untuk memperhatikan rakyat. Munculnya golongan ini tidak lepas dari
kebijakan Politik Etis yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial. Untuk mendapatkan
pekerja yang murah, pemerintah Hindia Belanda membangun sekolah-sekolah untuk
memenuhi kebutuhan pekerja tersebut.
Kebijakan ini secara perlahan namun pasti menghasilkan golongan terpelajar dari
masyarakat pribumi. Golongan yang mendapatkan pendidikan ini akhirnya menyadari
kondisi dari masyarakat yang terjajah dan tertindas. Hal inilah yang kemudian
membangkitkan semangat nasionalisme di Indonesia. Golongan pelajar ini
bersamasama membangun organisasi perjuangan dalam rangka menyebarkan ide dan
melakukan perlawanan kepada pemerintah Hindia Belanda. Pembentukan organisasi
oleh kaum pelajar ini secara masif dilakukan untuk mengumpulkan massa dan
menyebarkan ide tentang nasionalisme Indonesia.
Organisasi ini dibentuk oleh dr. Soetomo, Ernest Dowes Dekker, Soekarno, dan
Ki Hajar Dewantara. Hal ini menunjukkan bahwa golongan pelajar mempunyai
peran yang penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendidikan merupakan
sebuah alat untuk mengubah negara dan menyadarkan masyarakat terhadap keadaan
yang sedang mereka hadapi. Kaum terpelajar ini biasanya menggunakan pekerjaan
mereka sebagai sarana untuk menyebarkan ide atau gagasan tentang nasionalisme
Indonesia. Para profesional banyak yang berperan dalam mendorong semangat
nasionalisme Indonesia seperti dokter, guru, dan jurnalis.
a. Dokter
Sekolah dokter yang terkenal pada awal abad ke-20 adalah STOVIA. Sekolah untuk
dokter Jawa ini menjadi tempat terbentuknya organisasi modern pertama di
Indonesia, yakni Boedi Oetomo (selanjutnya memakai ejaan baru: Budi Utomo).
Setelah berkembangnya organisasi ini para anggotanya menyebar ke organisasi-
organisasi lain karena organisasi Budi Utomo dianggap tidak progresif. Tokoh-
tokoh yang berprofesi sebagai dokter dan turut menjadi penggerak nasionalisme
adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan dr. Sutomo. Merekalah orang yang sering
bersentuhan langsung dengan rakyat dan mengerti penderitaan rakyat.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

Gambar 1. Mahasiswa STOVIA


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/
File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Groepsportret_
bij_het_gebouw_van_de_Stovia_TMnr_60013943.jpg

b. Guru
Sekolah-sekolah bentukan bumiputra mulai menjamur pada awal abad ke-
20. Sekolah-sekolah ini bukan hanya mengajarkan pelajaran seperti
pendidikan yang diajarkan barat, melainkan juga mengajarkan semangat
nasionalisme melalui sekolah. Pada masa ini dikenal tokoh Pendidikan,
seperti K.H. Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara. Mereka memberikan
terobosan baru bagi pergerakan nasional dengan mencetak kader pejuang
melalui pendidikan. Kaderkader ini sangat besar pengaruhnya pada masa
mempertahankan kemerdekaan pada revolusi fisik.

c. Jurnalis
Para jurnalis memegang peran yang penting dalam pergerakan nasional. Para
jurnalis adalah corong bagi suara penderitaan rakyat. Para jurnalis ini tidak
hanya melakukan kritik kepada pemerintah

kolonial, tetapi juga menjadi penyebar gagasan nasionalisme. Mereka adalah


ujung tombak bagi tersebarnya semangat nasionalisme kepada pemuda dan
kaum pelajar lainnya. Tokoh jurnalis tersebut adalah Raden Tirto Adhi
Soerjo dan Suwardi Suryaningrat. Tulisan kedua jurnalis ini dikenal
sangat kritis kepada pemerintah Hindia Belanda yang berakibat pada
pengasingan mereka ke tempat yang jauh karena dianggap sebagai orang
yang berbahaya.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

d. Buruh
Para buruh juga memegang peranan penting dalam perjuangan nasional
karena merupakan korban langsung dari sistem ekonomi liberal yang
dijalankan pemerintah Hinda Belanda. Buruh yang tersebar di perkotaan
merupakan sebuah basis massa yang penting bagi gerakan sosial seperti yang
terlihat pada ISDV di Semarang. Dengan ide sosialisme, mereka mencoba
menyatukan para buruh sebagai gerakan massa. Gerakan ini dilakukan kaum
buruh pada 1926, di mana PKI berhasil menggunakan kekuatan kaum buruh
untuk melakukan perlawanan fisik secara langsung kepada pemerintah
Hindia Belanda.

2. Bersifat Nasionalisme
Nasionalisme di Indonesia tidak lahir begitu saja, tetapi mengalami proses yang
panjang. Pada awal abad ke-19 ketika daerah lain melakukan perlawanan fisik
untuk mempertahankan tatanan yang lama, di daerah Minangkabau dan Jawa
terjadi perang besar untuk merombak tatanan lama. Kekalahan pada kedua perang
ini berdampak kepada kesadaran yang terbangun di kalangan bangsawan bahwa
pendidikan adalah sebuah kunci untuk melakukan perlawanan.
Nasionalisme di Hindia Belanda yang saat itu hadir mulai mencari bentuk dan
arahnya. Nasionalisme memerlukan wadah untuk berposes dalam setiap diskusi
dan ini menyuburkan munculnya banyak organisasi pergerakan. Perlahan
bermunculan organisasi lain di berbagai daerah seperti Jong Java, Jong Ambon,
Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamiten Bond, dan Jong Celebes.
Munculnya organisasi ini menandakan nasionalisme muncul dalam diri setiap
pemuda di Indonesia.
Berdirinya Budi Utomo mungkin cukup bagi sebagian orang untuk
memperjuangkan bangsa Jawa, tetapi bagi sebagian orang organisasi ini dirasa
belum cukup karena ada perjuangan yang lebih besar lagi, yaitu memperjuangkan
tanah Hindia Belanda. Mereka yang tidak puas atas tujuan organisasi daerah ini
mulai melirik Indische Partij, sebuah organisasi politik yang didirikan oleh
Ernest Dowes Dekker. Organisasi inilah yang menyebarkan paham nasionalisme
dengan dasar tanah kelahiran, yaitu Hindia Belanda. Ernest menilai sebagai tanah
kelahiran dan tempat hidup, sudah selayaknya setiap orang di Hindia Belanda
memperjuangkannya terlepas dari etnis dan ras yang dimiliki. Sayangnya, ide ini
belum ditangkap begitu luas dan masih terbatas pada golongan Indo-Eropa,
Tionghoa, dan bangsawan Jawa saja. Berbeda dengan organisasi Sarekat Islam
yang mempunyai basis massa yang besar. Organisasi Indische Partij ini cukup
radikal sehingga sangat menyulitkan pemerintah Hindia Belanda, salah satunya
dengan kritik mereka yang keras di surat kabar De Express sehingga tokoh-
tokohnya banyak dibuang ke negeri Belanda.
Pembuangan tokoh Indische Partij ke negeri Belanda diharapkan dapat
membuat mereka tidak radikal lagi, tetapi ternyata itu tidak seperti yang

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

diharapkan pemerintah kolonial. Tokoh Indische Partij seperti Cipto


Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mulai menyebarkan ide
nasionalisme pada mahasiswa Hindia Belanda yang saat itu sedang belajar di
Belanda. Sehingga dapat dilihat nasionalisme Indonesia telah lahir di negeri
Belanda. Nasionalisme yang mengunakan panji Indonesia ini segera tersebar ke
seluruh Hindia Belanda, bersama pelajar yang telah menyelesaikan studi dari
negeri Belanda. Mereka yang telah sampai ke Indonesia segera membentuk
jaringan dan menyebarkan semangat nasionalisme Indonesia ke organisasi yang
ada.
Organisasi kepemudaan di Indonesia perlahan-lahan mulai menerima paham
nasionalis yang disebarkan golongan terpelajar dari Belanda. Paham nasionalis
ini memunculkan kerja sama antarorganisasi kepemudaan yang ada. Kerja sama
antara pemuda dari setiap wilayah Indonesia akhirnya dirumuskan dalam bentuk
Kongres Pemuda pada 1926 dan 1928. Kongres pemuda ini menghasilkan sebuah
hasil yang monumental bagi bangsa Indonesia yaitu Sumpah Pemuda. Pada
Sumpah Pemuda, nasionalisme Indonesia terkristalisasi menjadi dasar dari
persatuan bagi semua golongan yang ada untuk memperjuangkan Indonesia
merdeka.

3. Perjuangan Melalui Organisasi


Pola perlawanan baru ini menekankan pentingnya bangsa untuk bergerak
bersama-sama secara terorganisir agar dapat melawan ancaman dari pihak luar.
Pola ini lebih dikenal dengan nama Pergerakan Nasional. Pola pergerakan ini
terinspirasi dari semangat nasionalisme Jepang, Tiongkok, India, Vietnam, dan
Myanmar. Pola organisasi yang dibentuk di negaranegara Asia lainnya menjadi
pendorong bagi perubahan pola perlawanan terhadap pemerintahan kolonial.
Golongan pelajar mulai membentuk organisasi sebagai alat perlawanan. Pendirian
organisasi ini biasanya merujuk pada ideologi yang dianut golongan pelajar.
Dalam perkembangannya tidak hanya ideologi nasionalisme saja yang
digunakan oleh para tokoh pergerakan, tetapi juga terdapat beberapa ideologi
seperti liberalisme, sosialisme-komunisme, dan panislamisme. Perbedaan
ideologi tidak hanya mewarnai perkembangan pergerakan, tetapi juga menjadi
tantangan tersendiri bagi terwujudnya persatuan bangsa karena menuntut sebuah
dialektika yang panjang dalam merumuskan konsepsi Indonesia.
Organisasi ini banyak berkembang pada periode 1908–1926. Saat itu kondisi
politik kolonial Hindia Belanda masih memungkinkan mendirikan organisasi-
organisasi. Akan tetapi, setelah pemberontakan PKI dan terbitnya peraturan
pemerintah Hindia Belanda yang melarang orang untuk berkumpul, maka
kemunculan organisasi ini mulai berkurang bahkan menyusut karena disusul
dengan penangkapan tokoh-tokoh pergerakan.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

4. Mempunyai Visi dan Misi Memerdekakan Indonesia


Perjuangan sebelum 1908 dapat dikategorikan sebagai perlawanan daerah karena
perlawananya bersifat kedaerahan dan bertujuan melepaskan daerah dari pengaruh
Belanda. Hal ini sangat berbeda dengan perjuangan setelah 1908. Perjuangan lebih
mengedepankan kemerdekakan Indonesia. Kemerdekaan yang melingkupi seluruh
daerah Hindia Belanda ini tidak pernah dicita-citakan sebelumnya oleh para
pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan Patimura.
Visi dan misi ini baru terbentuk setelah nasionalisme Indonesia lahir dan
berkembang di kalangan pemuda. Nasionalisme etnosentris yang berkembang pada
masa awal pergerakan nasional perlahanlahan berubah menjadi nasionalisme
Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan menjadi
cita-cita nasional yang diadopsi oleh setiap organisasi pergerakan untuk
memperjuangankannya. Cita-cita ini bisa dikatakan telah melalui sebuah diskusi
yang panjang dan lahir di negeri Belanda. Mahasiswa yang tergabung dalam
organisasi Indische Vereeniging akhirnya berubah tujuan dari organisasi yang
hanya untuk pesta dansa menjadi organisasi yang berpolitik. Organisasi ini
berkembang menjadi organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Untuk lebih menonjolkan sifat nasionalis, organisasi ini mengubah nama menjadi
Perhimpunan Indonesia. Perubahan nama ini menjadi penting dalam organisasi ini
karena mereka yang pertama kali mengunakan kata Indonesia dalam perjuangan
kemerdekaan. Dalam organisasi ini selalu menyebutkan mereka berasal dari
Indonesia dan bukan dari Ambon, Jawa, atau Batak.
Organisasi ini bahkan membuat buletin dengan menggunakan nama
“Indonesia Merdeka” yang menunjukkan perjuangan dan cita-cita dari organisasi
ini. Sebuah nama yang bisa dikatakan berani pada masanya karena
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di negeri Belanda. Dari sinilah keinginan
bangsa Indonesia terus berkembang hingga mencapai puncaknya pada 1945.

B. Pergerakan Nasional pada Periode Awal Perkembangan


Perkembangan pergerakan nasional diawali oleh berdirinya beberapa organisasi
modern di tengah masyarakat. Organisasi pada masa awal mempunyai ciri, yaitu
bersifat moderat dan kooperatif. Organisasi pergerakan pada awalnya tidak terjun
ke dalam dunia politik, tetapi hanya mencoba mengembangkan masyarakat atau
komunitas menjadi lebih baik. Hal ini karena belum munculnya kesadaran tentang
arti penting dari perkumpulan.

1. Budi Utomo
Kehadiran Budi Utomo pada 20 Mei 1908 menandai awal pergerakan nasional di
Indonesia. Lahirnya Budi Utomo ditandai dengan awal perjalanan kampanye
yang dilakukan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo ke seluruh Pulau Jawa. Di

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

tempat-tempat yang dikunjunginya, ia memberikan saran perluasan pengajaran


sebagai langkah untuk memajukan kehidupan rakyat. Menurutnya tujuan tersebut
bisa dilakukan tidak hanya dengan menuntut kepada pemerintah, tetapi juga
dilaksanakan dengan usaha sendiri dengan membentuk dana pelajar (Studiefonds)
yang hasilnya digunakan untuk membantu para pelajar yang kurang mampu.
Di akhir 1907, melalui perjalanan kampanyenya Wahidin bertemu dengan para
pelajar STOVIA di Jakarta dan satu di antaranya bernama Sutomo. Ternyata
keduanya memiliki gagasan dan cita-cita yang sama, mengangkat harkat dan
derajat bangsa Indonesia. Gagasan dan cita-cita tersebut kemudian dituangkan ke
dalam suatu bentuk organisasi yang diberi nama Budi Utomo yang dibentuk pada
20 Mei 1908 di gedung perguruan STOVIA dan diketuai oleh Sutomo. Tokoh lain
dari Budi Utomo ialah Cipto Mangunkusumo, Gunawan, dan R.T. Ario
Tirtokusumo.
Budi Utomo bukanlah partai politik. Tujuan utamanya kemajuan bagi Hindia
Belanda yang dapat dicapai dengan mengupayakan perbaikan dalam pendidikan,
pengajaran, kebudayaan, peternakan, pertanian, serta perdagangan. Pada 1914
Budi Utomo mengusulkan pembentukan Komite Pertahanan Hindia (Comite
Indie Weerbaar). Budi Utomo berpendapat diperlukan milisi bumiputra guna
mempertahankan Indonesia dari serangan luar akibat Perang Dunia I. Akan tetapi,
usulan tersebut tidak dikabulkan dan pemerintah Belanda lebih mengutamakan
pembentukan Dewan Rakyat Hindia (Volksraad) dan Budi Utomo turut aktif
dalam lembaga tersebut. Ketika 1932, pemahaman kebangsaan Budi Utomo pun
semakin berkembang sehingga pada masa itu pula mereka mencantumkan cita-
cita Indonesia merdeka dalam tujuan organisasi.
Dalam perkembangannya, dalam tubuh organisasi Budi Utomo muncul dua
aliran, yaitu pihak kanan yang memiliki kehendak agar keanggotaan dibatasi pada
golongan terpelajar saja serta tidak bergerak dalam kancah politik dan hanya
membatasi pada pelajaran di sekolah. Berikutnya pihak kiri dengan jumlah angota
yang lebih kecil dan terdiri dari kaum muda yang memiliki keinginan ke arah
gerakan kebangsaan yang demokratis serta lebih memperhatikan nasib rakyat
yang menderita. Dengan adanya dua aliran tersebut, terjadilah perpecahan dalam
tubuh Budi Utomo. Cipto Mangunkusumo sebagai wakil kaum muda keluar dari
keanggotaan sehingga gerak Budi Utomo semakin lamban. Walaupun organisasi
ini pada awalnya bersifat kedaerahan atau Jawa sentris, tetapi Budi Utomo
dikemudian hari berkembang menjadi organisasi nasional. Dari yang hanya fokus
pada bidang sosial-pendidikan masyarakat Jawa, berkembang pada permasalahan
ekonomi dan politik hingga melebur bersama Partai Indonesia Baru pada 1935
menjadi Parindra.

2. Sarekat Islam
Pada awalnya Sarekat Islam ialah sebuah perkumpulan pedagangpedagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan di Solo pada 1911 oleh H.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Tujuan SDI pada
mulanya ialah memajukan perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang
Tiongkok. Akan tetapi pada akhirnya, selain untuk memajukan perdagangan SDI
juga ingin memajukan agama Islam. Oleh sebab itu, atas saran dari H.O.S.
Cokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada 1912. Sarekat
Islam memiliki beberapa tujuan, yaitu mengembangkan jiwa dagang bangsa,
memajukan kecerdasan serta kehidupan rakyat menurut perintah agama Islam,
menghilangkan paham-paham yang bertentangan/keliru tentang agama Islam
serta mempertebal rasa persaudaraan dan rasa tolong-menolong.
Pada 26 Januari 1913 di Surabaya diadakan Kongres Sarekat Islam I dan
dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto. Dalam kongres ini ditegaskan SI bukanlah
partai politik dan tidak bereaksi melawan Belanda. Berikutnya Kongres Pemuda
II diselenggarakan di Solo. Dalam kongres kedua tersebut ditegaskan kembali SI
terbuka hanya untuk rakyat biasa bangsa Indonesia. Sementara pegawai yang
bekerja pada instansi kolonial Belanda tidak diperbolehkan menjadi anggota.
Pada 1915 di Surabaya kemudian didirikan Central Sarekat Islam yang bertujuan
membantu SI daerah. Pada 17 – 24 Juni 1916 diadakan Kongres III di Bandung
yang dinamai dengan Kongres Nasional Pertama. Dalam kongres tersebut, 80
cabang SI daerah mengirimkan 360.000 sebagai perwakilan, sedangkan jumlah
seluruh anggota 800.000 orang dan terus meningkat hingga 1919 yang mencapai
2.250.000 anggota. Organisasi ini memiliki jumlah anggota paling banyak
sehingga organisasi ini makin besar dan ditakuti pemerintah Hindia Belanda.
Jumlah massa yang besar akhirnya menarik minat organisasi beraliran Marxisme
untuk meng-infi ltrasi organisasi ini.
Pada perkembangannya SI cabang Semarang berkembang pesat seperti SI
cabang Surabaya, tetapi SI di Semarang lebih memilih ideologi marxisme dan
menjauh dari cita-cita awal Sarekat Islam. Tokoh-tokoh SI Semarang lebih
menginginkan cara-cara radikal terhadap perjuangan melawan pemerintah
kolonial. Perbedaan ini cepat menyebar pada semua cabang SI. Oleh karena
perbedaan ideologi ini serta taktik yang dianut maka dalam perkembangannya SI
pecah menjadi dua kelompok. SI Putih yang berlandaskan asas perjuangan semula
dengan dipimpin H.O.S. Cokroaminoto dan SI Merah berhalauan sosialis kiri
yang ingin bergerak secara radikal serta revolusioner yang dipimpin oleh Darsono
dan Semaun. Kedua tokoh ini berasal dari ISDV yang beraliran marxisme yang
didirikan oleh sekelompok sosialis Belanda.
Masuknya paham komunis ke dalam tubuh Sarekat Islam akhirnya memaksa
para pemimpin organisasi untuk menjalankan disiplin partai, yaitu melarang
anggota SI untuk merangkap jabatan dengan keanggotaan lain. Hal ini
mengakibatkan jumlah anggota SI berkurang drastis karena banyak anggota SI
yang menjadi anggota orgnisasi lain seperti Muhammadiyah. Pada 1923, SI
meninggalkan sikap kooperatif menjadi nonkooperatif dengan mengubah nama
menjadi Partai Sarikat Islam (PSI) yang kemudian pada 1930 diubah lagi menjadi
Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

3. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Yogyakarta oleh K.H.
Ahmad Dahlan yang merupakan seorang ulama besar. Tujuan didirikan
organisasi ini adalah memajukan pengajaran Islam serta mengembangkan
pengetahuan Islam dan cara hidup menurut aturan Islam. Hal ini dikarenakan
banyaknya pelaksanaan ajaran Islam yang melenceng dan perlu segera diperbaiki.
Selain itu juga perlu penggunaan ilmu pengetahuan modern dalam
mengembangkan ajaran agama Islam.
Untuk mencapai tujuan organisasi, Muhammadiyah menempuh berbagai usaha
di antaranya mendirikan, membantu, dan memelihara pendirian sekolah
berdasarkan agama Islam untuk memberantas buta huruf. Sekolah
Muhhamadiyah merupakan sekolah Islam modern yang pertama di bangun di
Hindia Belanda. Sekolah ini berbeda dengan sekolah Islam pada masanya karena
mengunakan kurikulum dan pengajaran modern. Muhammadiyah juga banyak
mendirikan dan memelihara masjid, rumah sakit, rumah yatim piatu serta
membentuk badan perjalanan haji. Muhammdiyah juga mempunyai wadah
khusus bagi wanita yang disebut dengan Aisyiah serta bagi pria yaitu Hisbul
Wathon.

C. Pergerakan Nasional Pada Periode Nasionalisme Politik


1. Indische Partij
Indische Partij didirikan pada 12 Desember 1912 dan menjadikannya partai
politik pertama yang dibentuk di Hindia Belanda. Partai ini didirikan oleh tokoh
Tiga Serangkai yaitu, Ernest Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat dan Cipto
Mangunkusumo. Partai politik ini mempunyai basis massa yaitu para priayi dan
Indo-Eropa (orang hasil perkawinan campur antara orang Eropa dan pribumi).
Orang Indo-Eropa merupakan golongan pertama yang tersisihkan dari strata
sosial yang berlaku di Hindia Belanda. Mereka tidak diakui sepenuhnya sebagai
orang Eropa karena lahir di tanah Hindia Belanda atau berdarah campuran.
Nasionalisme yang mereka perjuangkan adalah nasionalisme yang melampaui
warna kulit dan asal usul keturunan. Singkatnya, setiap orang yang lahir di negeri
ini dan setiap orang yang mencintai negeri ini harus memperjuangkan
kemerdekaan bagi negeri Hindia Belanda. Nasionalisme yang mereka sebarkan
pada masanya melampaui apa yang dipikirkan oleh organisasi lain. Ketika
organisasi lain mengedepankan nasionalisme daerah masing-masing, Indische
Partij menawarkan nasionalisme yang menyatukan seluruh perbedaan di Hindia
Belanda.
Partai politik ini memiliki surat kabar bernama De Express. Melalui media
inilah mereka menyebarkan semangat nasionalisme dan menggalang kekuatan.
Perjuangan mereka dalam partai politik ini harus terhenti akibat kritik mereka
yang sangat keras terhadap pemerintahan Hindia akhirnya tokoh utama mereka

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

ditangkap dan dibuang di Belanda hingga 1919 dan partai ini tidak dapat bertahan
lama karena dibubarkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada 1923.

2. Perhimpunan Indonesia (PI)


Organisasi ini berawal dari suatu organisasi yang bernama Indische Vereening
yang didirikan oleh orang-orang Indonesia di negeri Belanda. Pada 1922
organisasi ini kemudian berubah nama menjadi Indonesia Vereening dan pada
1925 organisasi ini menggunakan nama Perhimpunan Indonesia (PI).
Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang pertama kali secara tegas
menyatakan tujuannya untuk Indonesia Merdeka. Untuk menyebarkan semangat
perjuangannya, maka PI menerbitkan majalah yang bernama Hindia Poetra.
Dalam majalah tersebut disebutkan asas PI yaitu “mengusahakan suatu
pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat
Indonesia yang hanya akan dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri bukan atas
pertolongan siapapun serta segala bentuk perpecahan harus dihindari agar tujuan
dapat cepat tercapai”. Pada 1924 ketika M. Nazir Datuk Pemoentjak menjabat
sebagai ketua PI nama majalah tersebut berganti menjadi Indonesia Merdeka
yang mencerminkan tujuan dari didirikannya PI.
Pada 1923 di bawah pimpinan R. Iwa Koesoema, PI mulai menyebarkan ide
nonkooperatif yang berarti berjuang demi kemerdekaan Indonesia tanpa bekerja
sama dengan Belanda. Pada masa ini PI aktif berjuang serta memelopori dari jauh
berbagai perjuangan pergerakan nasional guna mengembangkan rasa persatuan
dan semangat bangsa.
Kedatangan para tokoh yang mengalami hukum buang ke negeri
Belanda semakin menumbuhkan semangat radikal dan progresif anggota PI.
Tokoh-tokoh tersebut adalah Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat pada 1913 dan pada 1923 disusul oleh Semaun dan
Darsono. Di bawah pimpinan Moh. Hatta aktivitas PI meningkat menjadi nasional
demokratis, nonkooperatif, anti kolonial serta bersifat internasional yang
membawa PI bertemu dengan perkumpulan-
perkumpulan pemuda yang berasal dari negeri jajahan di Asia dan Afrika yang
juga memiliki cita-cita sama dengan Indonesia. Di samping itu, PI juga berupaya
untuk mendapatkan perhatian dunia internasional atas masalah Indonesia
sehingga dijalinlah hubungan dengan organisasi internasional seperti Liga
Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, Liga Demokrasi Internasional
untuk Perdamaian, Perkumpulan Studi Peradaban, Komintern, serta All Indian
National Congress.

Aksi PI semakin radikal sehingga Belanda mulai menaruh curiga kepada


organisasi ini. Kegiatan PI di kancah internasional menimbulkan reaksi keras dari
pemerintah Belanda. Atas tuduhan menghasut di muka umum pada 10 Juni 1927,

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamoencak, Abdulmajid Djoyodiningrat, dan Ali Sastro
ditangkap dan ditahan hingga 8 Maret 1928. Akan tetapi dalam persidangan di
pengadilan Den Haag pada 22 Maret 1928 mereka tidak terbukti bersalah dan
dibebaskan.

3. Gerakan Pemuda
Setelah berdirinya organisasi Budi Utomo, nasionalisme di Hindia Belanda yang
hadir mulai mencari bentuk dan arahnya. Nasionalisme memerlukan wadah untuk
berkembang dan berproses dalam setiap diskusi dan ini menyuburkan tumbuhnya
organiasi pergerakan pada zaman itu. Perlahan bermunculan organisasi lain di
berbagai daerah seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Sumatranen
Bond, Jong Islamiten Bond, dan Jong Celebes. Munculnya organisasi ini
menandakan nasionalisme sudah mulai muncul dalam diri setiap pemuda di
bergai suku yang ada di Indonesia.
Munculnya organisasi ini dipandang sebagai sebagai sebuah etnosentris dalam
kacamata sekarang, tetapi jika kita memahami konteks dahulu tentu ini berbeda.
Pada zaman tersebut pemerintah HindiaBelanda memang membuat setiap suku
bangsa terpisah dengan yang lainnya. Hal ini dalam ini membuat pemerintah
kolonial lebih mudah mengatur jika mereka terpecah-pecah. Organisasi ini dapat
dipandang sebagai sebuah nasionalisme awal dalam nasionalisme Indonesia yang
besar. Organisasi ini pulalah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya
kesadaran yang lebih besar yaitu Indonesia.

4. Gerakan Perempuan
Peran dan kondisi perempuan pada awal abad ke-20 di Jawa masih jauh tertinggal
dari pada kaum pria. Dalam hal kesempatan dalam mendapatkan pendidikan dan
pekerjaan masih didominasi oleh kaum pria. Perempuan hanya berkutat pada
aktifi tas rumah tangga. Kondisi ini mulai berubah ketika surat-surat R.A Kartini
dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dalam suratsuratnya Kartini mempunyai gagasan untuk memperjuangkan
kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki. Bagi Kartini, perempuan juga
harus mendapatkan kesetaraan sehingga dapat memajukan bangsa bersama kaum
laki-laki. Atas pemikiran Kartini, dibentuklah Sekolah Kartini di kota-kota besar
di jawa, seperti Batavia, Bogor, Semarang, Madiun, Indramayu, Pekalongan, dan
Rembang. Selain Kartini, tokoh perempuan yang berjuang dalam mendorong
emansipasi perempuan adalah Dewi Sartika yang mendirikan Perkoempulan
Keoetamaan Istri.
Gerakan perempuan terus berkembang hingga mengadakan kongres
perempuan pada 25-28 Desember 1928 di Yogyakarta. Hasil dari kongres
perempuan ini adalah berdirinya sebuah federasi perempuan yang bertujuan untuk

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

memajukan perempuan Indonesia dengan nama Perserikatan Perempuan Indonesi


(PPI) yang diketuai oleh Nyonya Sukanto. Pada 1929, organisasi ini berganti
nama menjadi Perhimpunan Istri Indonesia.

D. Peristiwa Sumpah Pemuda dan Maknanya bagi Kehidupan


Kebangsaan di Indonesia
Gerakan perjuangan kemerdekaan selama beberapa abad melawan pemerintah
Belanda lebih didominasi oleh unsur kedaerahan. Pada masa politik etis
perjuangan kemerdekaan menemukan babak baru dalam perjuangannya.
Karakteristik perjuangan mulai berubah dengan menggunakan organisasi modern,
tetapi masih didominasi oleh semangat kedaerahan yang kuat. Sejak 1915
beberapa organisasi kepemudaan berdiri di Hindia Belanda seperti, Tri Koro
Darmo, Jong Java, Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, Jong
Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.
Organisasi tersebut awalnya membela kepentingan untuk daerah masing-
masing. Akan tetapi, hal itu mulai berubah setelah semangat nasionalisme
Indonesia mulai diperkenalkan di Hindia Belanda. Semangat nasionalisme
tersebut bergerak menjadi pendorong untuk bersatunya organisasi-organsasi
kepemudaan tersebut. Para pemimpin organisasi ini mulai menyatukan kekuatan
organisasi masing-masing dengan melaksanakan Kongres Pemuda I pada 1926.
Setelah penyelenggaraan Kongres Pemuda I, beberapa pemuda seperti Sigit,
Soewiryo, Mohammad Yamin, A.K. Gani, dan Amir Syarifuddin membentuk
organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi ini
merupakan organisasi yang bersifat nasional dan beranggotakan pelajar-pelajar
dari seluruh Indonesia. Organisasi inilah yang memprakarsai diselengarakannya
Kongres Pemuda II pada 1928.
Kongres Pemuda ini dilaksanakan di tiga tempat berbeda dan dibagi dalam tiga
kali rapat. Kongres ini cukup penting bagi bangsa Indonesia karena menjadi
tonggak dari perjuangan dan konsepsi Indonesia. Kongres yang mengundang
lebih dari 750 orang tersebut mendapat pengawasan ketat dari pemerintah
kolonial. Dalam setiap rapatnya polisi diturunkan langsung untuk mengamati
sidang yang berlangsung tersebut. Bahkan pemerintah Hindia Belanda sendiri
mengutus Dr. Pyper dan van Der Plas untuk mengawasi langsung kongres yang
sedang berlangsung, tetapi para pemuda tetap melaksanakan kongres tersebut
hingga berakhir.
Rapat pertama diselenggarakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung
Katholieke Jongenlingen Bong (KJB) (sekarang di sekitar Lapangan Banteng).
Dalam rapat tersebut Soegondo berharap kongres dapat memperkuat semangat
persatuan dan kesatuan dalam setiap pemuda di Indonesia. Selanjutnya rapat
dilanjutkan dengan uraian dari Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan dari
persatuan dengan pemuda. Menurut Yamin ada lima faktor yang dapat

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

mempererat persatuan di antara pemuda, yaitu sejarah, bahasa, pendidikan,


hukum adat, dan kemauan. Rumusan inilah yang menjadi inti dari Sumpah
Pemuda yang dibacakan pada akhir kongres.
Rapat kedua diselengarakan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-
Java Bioscoop. Rapat ini membahas permasalahan pendidikan di Hindia Belanda.
Pembicara pada sesi ini adalah Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro yang berpendapat bahwa anak-anak di Hindia
Belanda harus mendapatkan pendidikan kebangsaan. Selanjutnya, Soenario pada
sesi berikutnya menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi
selain gerakan kepanduan. Pembicara berikutnya Ramelan menekankan gerakan
kepanduan tidak dapat dilepaskan dari pergerakan nasional. Bagi Ramelan,
gerakan kepanduan akan mendidik anak menjadi anak-anak yang disiplin dan
mandiri, suatu hal yang penting dalam pergerakan nasional.
Pada Kongres Pemuda II ini tokoh-tokoh pergerakan senior juga hadir memberi
dukungan maupun memberikan pidato. Berikut ini beberapa tokoh yang hadir
dalam Kongres Pemuda II, yaitu Ki Hajardwantara, Djokosarwono,
Kartakusumah (PNI Bandung), Abdulrachman (B.O Jakarta), Karto Soewirjo
(P.B. Sarekat Islam), Moh Roem, dan Kasman Singodimejo. Dalam kongres ini
hadir juga perwakilan Volksraad Soerjono dan Soekawati.
Kongres Pemuda II ini ditutup dengan mendengarkan instrumen dari lagu
“Indonesia Raja” yang diciptakan dan mainkan langsung oleh Wage Rudolf
Supratman dengan biola. Walaupun lagu ini tidak dinyanyikan, tetapi lagu ini
mendapat sambutan yang meriah dari peserta kongres. Kongres ditutup dengan
mengumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II ini telah mengobarkan semangat persatuan dikalangan
pemuda sehingga lebih mengedepankan semangat nasional dari pada semangat
kedaerahan. Akan tetapi kongres ini mendapatkan reaksi yang berbeda dari
pemerintah kolonial. Pemerintah Hindia Belanda melihat kongres ini sebagai
sebuah ancaman nyata bagi keberlangsungan penjajahan Belanda di Hindia
Belanda. Untuk meredam semangat pemuda, pemerintah Belanda melalui
Hendreikus Colijn yang merupakan Perdana Menteri Belanda saat itu
mengatakan persatuan Indonesia adalah hal yang mustahil. Bagi Hendreikus,
setiap pulau di Indonesia adalah etnis-etnis yang berbeda dan tidak mungkin dapat
dipersatukan.

1. Makna Sumpah Pemuda bagi Kebangsaan Indonesia


Sumpah pemuda adalah sebuah dasar bagi perjuangan Indonesia selanjutnya
dalam memperjuangkan kemerdekaan. Peristiwa sumpah pemuda merupakan
tonggak dari persatuan bangsa Indonesia. Ini menandakan sifat primodialisme
yang selama ini cukup kuat disetiap etnis di Hindia Belanda sudah mulai terkikis
dan digantikan oleh semangat nasionalisme Indonesia. Persatuan inilah yang
diharapkan akan menjadi senjata utama untuk melawan pejajahan Belanda.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

Sumpah pemuda juga merupakan sebuah dasar dari konsepsi


Indonesia. Sebelumnya “Indonesia” adalah sebuah gagasan yang diserukan oleh
tokoh-tokoh pergerakan nasional, tetapi belum menemukan bentuk dengan
sumpah pemuda ini gagasan Indonesia ini akhirnya dimulai ketika para pemuda
berikrar untuk “menjadi Indonesia”. Para pemuda merumuskan menjadi
Indonesia adalah mengaku bertanah air dan berbangsa Indonesia. Hal ini
mengatasi semua perbedaan yang selama ini diciptakan oleh pemerintah kolonial.
Sumpah ini juga secara tidak langsung meleburkan segala perbedaan terutama
perbedaan yang dibentuk oleh sifat primodialisme. Oleh karena itu, pemuda
merasa memiliki bangsa ini dari Aceh hingga Indonesia Timur. Persamaan
sebagai bangsa yang terjajah, menjadikan hal ini sebagai pemersatu bangsa dalam
Kongres Pemuda II. Konsep inilah yang menadasari bentuk negara Indonesia di
kemudian hari. Dengan persatuan ini, Indonesia merdeka menjadi negara yang
berbentuk “Negara Kesatuan”. Di mana bukan bentuk federal seperti yang
diinginkan oleh Belanda, tetapi suatu bentuk negara yang mempersatukan seluruh
bangsa Indonesia.
Pemuda juga mulai menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa resmi
organisasi untuk menyatukan dan melawan budaya kebarat-baratan yang selama
ini ada di kalangan bumiputra. Dengan disepakati bahasa Indonesia adalah bahasa
persatuan ini memberikan perubahan penting bagi Volksraad. Akhirnya,
Volksraad harus menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam sidang.
Sumpah Pemuda membuat ide tentang kemerdekaan Indonesia lebih meluas lagi
walau pada masa tersebut politik Belanda sangat represif terhadap politik
kebangsaan Indonesia. Hal inilah yang membuat semangat nasionalisme terus
berkembang walaupun para tokoh nasional ditangkap oleh Belanda dan dibuang
jauh dari Jawa.

E. Pergerakan Nasional pada Periode Radikal dan Bertahan


1. Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi didirikan pada 23 Mei 1920 yang
berawal dari sebuah organisasi ISDV yaitu Indische Social Democratische
Vereeniging di Semarang yang berpaham Marxisme yang dibawa oleh H.J.F.M.
Sneevliet. Tokoh-tokoh Indonesia yang tergabung di dalamnya antara lain
Darsono, Alimin, dan Semaun. PKI terus berusaha untuk mendapatkan pengaruh
dalam masyarakat, salah satunya dengan melakukan infi ltrasi (penyusupan) ke
dalam tubuh Sarekat Islam. Organisasi PKI semakin kuat ketika pada Februari
1923 Darsono kembali dari Moskow dengan ditambah tokoh-tokoh lainnya, yaitu
Alimin dan Musso yang menyebabkan peranan politik semakin meluas.
Pada 13 November 1926, PKI mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, serta Jawa Timur. Akan tetapi, pemberontakan tersebut
sangat sia-sia dikarenakan massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

yang masih kacau. Puluhan ribu pengikut PKI ditangkap dan dipenjarakan,
adapula yag dibuang di Tanah Merah, Digul Atas, Papua. Adanya peristiwa
tersebut membuat organisasi pergerakan lainnya turut merasakan akibatnya.
Mereka mengalami penindasan yang luar biasa dari pemerintah kolonial Belanda
sehingga tidak memiliki ruang gerak sama sekali. Setelah melakukan
pemberontakan pada 1926 – 1927, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh
pemerintah kolonial Belanda. Namun, walaupun telah dinyatakan sebagai partai
terlarang PKI, tetapi secara ilegal masih melakukan kegiatan politik. Alimin,
Semaun dan Darsono masih meneruskan propaganda untuk memperjuangkan aksi
revolusioner di Indonesia.

Gambar 2. Partai Komunis Indonesia


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/
Berkas:PKI-1925-Commisariate_Batavia.jpg

2. Partai Nasional Indonesia


Berdirinya partai-partai yang ada di Indonesia dalam pergerakan nasional banyak
bermula dari studie club. Salah satu di antaranya Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional
Indonesia yang tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Tokoh-
tokoh yang memiliki peran penting dalam pembentukan PNI di antaranya Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Iskaq Tjokrodisuryo, Budiarto, dan
Soenaryo. PNI didirikan oleh kaum muda terpelajar yang telah mendapatkan
pendidikan politik melalui kursus-kursus politik ataupun dari buku-buku
pergerakan. Sebagian dari anggota PNI ini adalah mantan anggota Perhimpunan
Indonesia (PI) yang pernah belajar di Belanda.
Asas serta tujuan dari PNI menunjukkan orientasi perjuangan politik PNI yang
bersifat antikolonialisme dan nonkooperasi. Hal tersebut dilakukan dengan
menginsyafkan rakyat akan besarnya penderitaan mereka dalam menghadapi
eksploitasi ekonomi, politik, dan sosial oleh penguasa kolonial Belanda. Kongres
pertama PNI diselenggarakan di Surabaya pada 27-30 Mei 1928 yang
memutuskan untuk mengganti kata “perserikatan” menjadi kata “partai” sehingga

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

pada akhirnya dikenal sebagai Partai Nasional Indonesia. Melalui pergantian


nama ini menjadikan PNI sebagai suatu partai politik yang memiliki program
politik, ekonomi, dan sosial dan sangat berhati-hati dalam penerimaan anggota
yang dasar perjuangannya adalah marhaenisme.

3. Masa Bertahan
Organisasi pergerakan banyak yang muncul pada masa ini mempunyai latar
belakang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan melepaskan Hindia Belanda
dari pemerintahan kolonial Belanda. Melewati berbagai pertentangan dan
perbedaan yang panjang akhirnya seluruh perjuangan pada masa pergerakan ini
terkristalisasi dalam Sumpah Pemuda 1928. Semua perbedaan ideologi, pola
gerakan, agama dan ras dilebur menjadi satu konsepsi yaitu bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda bukan merupakan sebuah puncak serta akhir dari masa
pergerakan nasional, tetapi menjadi landasan baru bagi perjuangan kemerdekan
pada masa Masa Bertahan.
Sejak pemeritahan Hindia Belanda dipegang oleh Gubernur Jenderal Dirk
Fock pada 1921-1926, pemerintah kolonial mengedepankan pencegahan terhadap
pergerakan nasional Indonesia. Pemerintah kolonial mengeluarkan beberapa
aturan yang keras, seperti memecat pegawai negeri yang mendukung organisasi
yang membahayakan pemerintah kolonial. Ia membuat aturan yang membatasi
suatu partai politik mempromosikan gagasan di luar Jawa.
Periode 1930 masa pergerakan Indonesia memasuki masa bertahan karena
sikap represif Hindia Belanda yang dipicu oleh pemberontakan PKI dan
runtuhnya ekonomi dunia akibat depresi ekonomi pada 1928. Depresi ekonomi
yang besar ini sangat besar dampaknya karena memengaruhi seluruh dunia dan
baru dapat pulih pada awal 1960-an. Gubernur Jenderal de Jonge menginginkan
pemerintahan Hindia Belanda yang kuat dan bebas dari segala ancaman ekstrimis.
Ia mengeluarkan kebijakan yang cukup represif terhadap organisasi pergerakan.
Pemerintah mengeluarkan peraturan Vergader Verbond yang dikeluarkan pada
1933. Peraturan ini membuat aktivitas organisasi pergerakan lebih sempit dan
terbatas. Aturan tersebut berbunyi:
a. larangan untuk mengadakan rapat umum ditempat terbuka dan rapat umum
di dalam Gedung;
b. larangan mengadakan rapat-rapat lain yang tidak disebutkan, termasuk di
rumah dan kantor partai dan untuk mengadakan rapat harus memberitahu
asisten residen terlebih dahulu 5 hari sebelum diadakan; dan
c. dalam segala rapat, baik tertutup dan terbuka, pegawai negeri atau polisi
berhak untuk hadir. Selain itu, peserta rapat dilarang membawa senjata api
maupun senjata tajam.
Banyak organisasi pergerakan harus bergerak di bawah tanah karena kebijakan
ini. Pada periode bertahan ini banyak tokoh-tokoh penting dibuang ke daerah atau

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

dipenjara, tetapi perjuangan tidak berakhir. Melalui Volksraad atau Dewan


Rakyat buatan Hindia Belanda, para tokoh pergerakan melanjutkan perjuangan
dengan cara kooperatif. Pergerakan nasional yang sedang ditekan oleh pemerintah
Hindia Belanda membuat tokoh-tokoh pergerakan terus mencari cara agar dapat
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Satu lembaga yang masih tersisa dan
direstui keberadaannya oleh pemerintah kolonial adalah volksraad. Akan tetapi,
volksraad mempunyai peran yang sangat terbatas dalam lembaga ini. Para
pemimpin pergerakan ini berusaha menggunakan kesempatan sekecil mungkin
dalam memerdekakan Indonesia.
Dominasi golongan Eropa tidak hanya dari jumlah anggota yang ditunjuknya
saja, tetapi dalam pengunaan bahasa dalam sidang-sidang resmi volksraad yang
mengharuskan penggunakan bahasa Belanda. Hal ini tentu bertolak belakang
dengan bahasa yang sehari-hari digunakan oleh penduduk Hindia Belanda.
Penolakan bahasa Belanda dalam sidang volksraad pertama kali dilakukan oleh
Jahja Datoek Kajo yang hanya mau berpidato dalam bahasa Indonesia saja dan
menanggapi interupsi dari anggota sidang yang menggunakan bahasa Indonesia.
Aksi ini membuat para perwakilan bangsa Belanda di volksraad marah. Setelah
penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di Sumpah Pemuda,
Mohammad Hoesni Thamrin mengecam segala tindakan yang merendahkan
bahasa Indonesia. Atas perjuangan wakil-wakil bumiputra akhirnya pengunaan
bahasa Indonesia diperbolehkan dalam sidangsidang volksraad pada 1938.

Gambar 3. Volksraad
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sam_
Ratulangi_Volksraad_(June_1927).jpg2
Pada 1935 seorang anggota volksraad bernama Soetardjo
Kartohadikoesoemo menggunakan hak petisi kepada Ratu Wilhelmina dan
Staten Generaal (parlemen) Kerajaan Belanda. Inti dari petisi tersebut adalah
permintaan untuk dibentuknya pemerintahan Indonesia yang otonom. Petisi ini
mendapatkan suara dukungan dari sebagian besar dari anggota volksraad dalam
pemungutan suara di sidang yang membahas petisi ini pada 29 September 1936.
Petisi ini dikirimkan pada 1 Oktober 1936 kepada pemerintahan Kerajaan

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional
MATERI ASLI DAN UPDATE MATERI TERBARU HANYA UNTUK ORDER MELALUI
WHATSAPP : 089524025473 DILUAR NOMOR TERSEBUT MATERI TIDAK ORISINIL

Belanda, tetapi dianggap prematur oleh pemerintahan Belanda, bangsa Indonesia


dianggap belum mampu untuk memerintah sendiri.

Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Pada Masa Pergerakan Nasional

Anda mungkin juga menyukai