Anda di halaman 1dari 12

LAMPIRA

N RINGKASAN MATERI
1
A. TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
Latar belakang lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia tahun 1908 merupakan
titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada tahun tersebut lahirlah Budi
Utomo, organisasi tersebut merupakan organisasi pergerakan nasional yang
pertama, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Organisasi
pergerakan nasional merupakan sebagian kecil dari Latar Belakang

FAKTOR INTERNAL
NO
LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL
1. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan
sejak masa Portugis. Politik devide et impera, sistem tanam paksa, monopoli
perdagangan dan kerja rodi merupakan bencana yang telah dirasakan rakyat
Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan tersebut menimbulkan tekad untuk
bersatu dan menentang
penjajahan.
2. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit yang merupakan
kerajaan yang besar dan memainkan peranan penting sebagai calon negara
nasional dimana wilayahnya hampir seperti wilayah Indonesia sekarang.
Kebesaran ini membawa pikiran serta angan-angan rakyat Indonesia untuk
senantiasa dapat menikmati kebesaran tersebut. Hal tersebut kemudian
menggugah perasaan nasionalisme Rakyat Indonesia.
3. Pengaruh Perkembangan Pendidikan di Indonesia
Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda menghasilkan
beberapa kaum intelektual yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan
nasional, berkat pendidikan yang tinggi para intelektual bangsa Indonesia
sadar, bahwa mereka sedang dijajah dan dibodohi Belanda. Hal tersebut
kemudian menggugah perasaan Para kaum Intelektual
Indonesia untuk merdeka.

4. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia


Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda

FAKTOR INTERNAL
NO
LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL
telah menghasilkan kaum terpelajar. Namun karena ada diskriminasi dalam
pendidikan kolonial yaitu tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi
dari golongan bawah untuk mengenyam pendidikan, menyebabkan kaum
terpelajar berinisiatif mendirikan sekolah untuk mengajar kaum pribumi.
Sekolah tersebut kemudian dikenal Sekolah Kebangsaan karena bertujuan
untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat / pelajarnya.
Tokoh-tokoh pribumi yang membuat sekolah kebangsaan antara lain
Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, Ki Hajar Dewantoro dengan
Taman Siswa nya, serta Moh. Syafei dengan Indonesische Nederlandsche
School Kayu Tanam (INS
Kayu Tanam).

5. Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia


Kaum pedagang khususnya keturunan Cina sering kali membuat kesal para
pedagang pribumi. Salah satunya terjadi pada tahun 1901 ketika pedagang
Cina mendirikan perguruan sendiri yaitu Tionghoa Hwee Kwan. Kekesalan
tersebut didukung oleh Belanda sehingga menimbulkan rasa iri kaum
pribumi pada keturunan Cina. Saat itu keturunan Cina diberi kesempatan
untuk menguasai bisnis eceran, serta menjadi kolektor pajak dari
pemerintah kolonial. Hal tersebut kemudian membangkitkan persatuan di
antara sesama pribumi untuk menghadapi penjajahan Belanda serta
pengaruh dari pedagang Cina.
NO FAKTOR EKSTERNAL LAHIRNYA PERGERAKAN
NASIONAL
1. Adanya Gerakan Turki Muda di Turki (1908)
Pada tahun 1908 terjadi gerakan nasionalisme di Turki yang dikomandoi oleh
Mustafa Kemal Pasha. Gerakan ini dinamakan Gerakan Turki Muda. Gerakan
ini menuntutadanya modernisasi serta pembaruan di segala sektor kehidupan
masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi
pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan
dan modernisasi
2. Adanya All Indian National Congress dan Gandhiisme di India (1885)
Merupakan gerakan yang perjuangannya kemerdekaan India dengan cara
melawan dan menentang Imperium Britania. Hal tersebut memberikan
inspirasi para pelopor pergerakan nasional di Indonesia untuk berjuang
melawan penjajah.
3. Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke
Indonesia, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme
mempercepat timbulnya nasionalisme Indonesia.
Paham baru yang berkembang di Eropa seperti demokrasi, nasionalisme serta
liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Afrika dan Asia. Pengaruh dari
paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk melawan penjajahan
sehingga ada kebangkitan melawan penindasan
guna mewujudkan hidup yang merdeka.
4. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan
bangsa-bangsa Barat. Sejarah dunia mempertontonkan bahwa ketika
terjadi peperangan pada tahun 1904-1905 antara Rusia dengan Jepang,
ternyata Jepang keluar sebagai pemenang dalam peperangan tersebut. Hal ini
kemudian memberi semangat juang kepada para pelopor pergerakan nasional
di Indonesia untuk mengikuti
langkah Jepang dalam melawan bangsa Barat (Rusia).
5. Pengaruh dari gerakan nasional di negara Tetangga.
Contohnya adalah pergerakan nasional di India dan Filipina. Hal tersebut
berhasil memberikan inspirasi para pejuang pergerakan nasional di Indonesia
untuk berjuang melawan penjajah.
A.PERANAN PERS DALAM PERGERAKAN NASIONAL
Salah satu hal mendasar yang dialami oleh para pejuang, khususnya pada masa
pergerakan nasional adalah bagaimana mengkomunikasikan perjuangan itu pada
pihak lain. Kurangnya komunikasi ini dapat memberikan dampak negatif dalam
sebuah perjuangan. Komunikasi sangat bermanfaat dalam upaya mengkoordinasikan
perjuangan. Salah satu sarana yang dapat dipergunakan untuk mengkomunikasikan
perjuangan itu adalah melalui pers. Ketajaman "pena" pers itu dapat memberikan
motivasi pada para pejuang, sebab bagaimanapun sebuah terbitan pasti memiliki
"warna" dan nuansa yang subjektif.
Secara umum, pers harus mampu memperjuangkan objektivitas, menjadi alat
pendidikan, alat penyalur aspirasi, sebagai lembaga pengawasan dan juga sebagai
upaya untuk penggalangan opini umum. Bagi bangsa Indonesia pada masa pergerakan
nasional itu, pers dapat berfungsi sebagai alat propaganda demi kepentingan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, kedudukan pers yang berbahasa Melayu merupakan
ancaman bagi pers Belanda atau pers Tionghoa. Oleh karena itu, dalam usaha untuk
menarik pembaca, pemerintah Belanda juga menerbitkan pers berbahasa Melayu.
Pers mampu memberikan sumbangan terhadap timbulnya kesadaran bangsa
Indonesia. Sebagai contoh, setelah Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908,
surat edaran yang berkaitan dengan pendirian BU itu dimuat dalam Surat Kabar De
Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad. Hal yang sama juga dilakukan oleh majalah
Jong Indie. Pemuatan surat edaran Pendirian Budi Utomo itu memberikan nilai positif
karena masyarakat segera tahu sesuatu itu telah terjadi. Memang sejak kelahirannya,
organisasi pertama ini memperhatikan pentingnya penerbit dan surat kabar sebagai
penyambung suara organisasi. Sesuai dengan sikap Boedi Oetomo pada awal
pertumbuhannya sejak golongan tua menjadi
pemimpin-pemimpinnya, maka surat kabar pun bercorak lunak, namun satu segi yang
menarik ialah kesadaran redakturnya menulis dan memberitakan yang penting bagi
kemajuan dan kesejahteraan. Pentingnya surat kabar berbahasa Melayu terbukti juga
dari ikhtisar-ikhtisar yang muncul dalam majalah dan surat kabar Belanda, seperti
Tropisch Nederland, Kolonial Tijdschrift dan Java Bode.
Semenjak berdirinya Sarekat Islam, nampak adanya pemberitaan baru surat
kabar, di antara ada yang menonjol dan ada pula yang kurang berarti. Mula-mula
Darmo Kondo merupakan surat kabar yang utama di Jawa, tetapi setelah berdirinya
SI, di Surabaya terbit Oetoesan Hindia yang isinya lebih hidup dan condong ke kiri.
Darmo Kondo sendiri tetap tenang dan kurang menunjukkan kepekaannya mengenai
tanda-tanda zaman, meskipun lingkungan pembaca cukup besar. Darmo Kondo
sebelum tahun 1910 dimiliki dan dicetak oleh seorang keturunan Cina, Tan Tjoe Kwan
dan redaksi ada ditangan Tjnie Sianh Ling, yang diketahui mahir di dalam soal sastra
Jawa. Sejak itu dibeli oleh Boedi Oetomo cabang Surakarta dangan modal 50.000,- .
Setelah mengalami masa pasang surut dalam perkembangannya, harian
Dharmo Kondo berubah nama menjadi Pewarta Oemoem, dan menjadi pembawa
suara Partai Indonesia Raya (Parindra). Selain Dharmo Kondo, Budi Utomo pernah
juga menerbitkan Budi Utomo (1920), Adilpalamerta (1929), dan Toentoenan Desa
pada tahun 1930. Sementara itu Sarekat Islam setelah mengadakan kongresnya yang
pertama pada tahun 1931 di Surabaya, menerbitkan Oetoesan Hindia. SI juga
menerbitkan Bendera Islam, Sarotama, Medan Moelimin, Sinar Djawa, Teradjoe.

Indische Partij di bawah pimpinan Tiga Serangkai menjadikan Het Tijdsichrift


dan De Expres sebagai alat propagandanya. Melalui kedua media ini, tulisan-tulisan
tokoh Indische Partij dimuat. Di antaranya yang terkenal adalah tulisan Suwardi
Suryaningrat yang berjudul Als ik eens Nederlander was (Andaikata Aku Seorang
Belanda). Lahirnya PKI (1920) makin menambah jumlah surat kabar partai. Pada
akhir tahun 1926, tercatat lebih dari dua puluh penerbitan PKI yang tersebar di
berbagai kota.
Di lain tempat, organisasi pergerakan yang ada di negeri Belanda,
Perhimpunan Indonesia telah menerbitkan medianya Indonesia Merdeka yang
sebelumnya bernama Hindia Putera. Tulisan-tulisan tokoh PI dalam majalah tersebut
banyak berpengaruh terhadap perjuangan pergerakan di tanah air. Bukan hanya
organisasi politik yang menerbitkan pers, tapi organisasi kedaerahan, organisasi
kepemudaan, organisasi yang bersifat sosial keagamaan turut pula menerbitkan
surat kabar atau majalah. Para perkumpulan ini telah menyadari pentingnya sebuah
media pers untuk menyampaikan aspirasi perjuangan.

Peranan pers yang menentukan dalam perjuangan pergerakan nasional, yakni:


 Menyadarkan masyarakat/bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan
adalah hak yang harus diperjuangkan.
 Membangkitkan dan mengembangkan rasa percaya diri, sebagai syarat
utama memperoleh kemerdekaan.
 Membangkitkan dan mengembangkan rasa persatuan.
 Membuka mata bangsa Indonesia terhadap politik dan praktek kolonial Belanda.
Demikianlah peranan pers nasional sebagai alat perjuangan dengan
orientasinya yang mendukung perjuangan pergerakan nasional telah mengambil
bagian penting dari epsidoe perjuangan dalam upaya mencapai kemerdekaan. Di
samping sebagai wadah di mana ide-ide dan aspirasi organisasi disuarakan, juga telah
berperan dalam menyadarkan dan membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan
yang kemudian menjadi senjata ampuh melawan politik devide et impera Belanda.
MUNCULNYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
Didirikan &
No Nama Organisasi Tujuan Ket
Pimpinan
1. Budi Utomo 20 Mei 1908  Memajukan Koorpe ratif
pengajaran,
Soetomo dan
pertanian,
para mahasiswa
perdagangan,
STOVIA
perternakan, teknik
dan industri.
 Menghidupka n
kembali
kebudayaan.

2. Sarekat Islam (SI) Tahun 1911  Memajukan Koorpe ratif


perdagangan.
Didirika n di
H.
 Membantu para Surakar ta
Samanhudi
anggotanya yang
H. Oemar Said
mengalami
Tjokroamin oto
kesulitan dalam
bidang usaha.

 Memajukan
kepentingan rohani
dan jasmani
penduduk asli.

3. Indische Partij 25 Des  Memajukan tanah Kooper atif


(IP) 1912 air Hindia.

 E.F.E  Membangun
Douwes Patriotisme
Dekker  Mengajarkan
Ki Hajar kerjasama atas dasar
Dewantar a, ketatanegara an
 Dr. Cipto
Mangunk usumo
No Nama Organisasi Didirikan & Tujuan Ket
Pimpinan
4. Perhimpunan  1908  Mengurus Non koorper atif
Indonesia (Dulu berganti nama kepentingan
Didirika n di
Indische pada tahun bersama orang-
Belanda
Veereniging, lalu berganti orang Indonesia di
1922
menjadi Indonesi sche perantauan
 dan
Veereniging hingga
kembali  Indonesia Merdeka
akhirnya berganti menjadi
berganti pada yang akan dicapai
perhimpunan Indonesia)
tahun 1925 melalui aksi
bersama dan
 Sultan serentak oleh
Kasayang an masyarakat
 R.M. Noto Indonesia.
Suroto

5. Partai Komunis Des 1920  Menyebarkan Non Kooper atif


Indonesia (PKI) paham komunis dan
menentang secara
 Semaun
radikal
 Darsono
imperialisme dan
kolonialisme yang
menyatu dengan
kapitalisme

6. Partai Indonesia 30 Apr Mencapai Indonesia Non kooper atif


(Partindo) 1931 merdeka dengan
Dibuba rkan
menjalankan politik
Tahun 1937
non kooperasi
 Ir. Soekarno
terhadap
 Sartono
pemerintahan
Belanda

7. Taman Siswa 3 Juli 1922 Mendidik angkatan Koorpe ratif


muda dengan jiw
 Ki Hajar
kebangsaan Indonesia
Dewantar a
berdasarkan akar
budaya bangsa.

173
Didirikan &
No Nama Organisasi Tujuan Ket
Pimpinan
8. Partai Nasional 4 Juli 1927 Mencapai Non Koorpe ratif
Indonesia (PNI) Indonesia
 Ir. Soekarno, merdeka
 Mr. Sartono,
 Mr. Iskaq
Cokroadis
uryo
9. Pendidikan Nasional Des 1931 Mencapai Non Koorpe ratif
Indonesia Baru (PNI Indonesia
Baru)  Mohamma d merdeka
Hatta
 Sutan
Syahir

10 Gabungan Politik 31 Mei 1937 Menuntut Non Koorpe ratif


Indonesia (Gapi) pemerintah Belanda
 Sutardjo agar Indonesia
Kartohadi mempunyai
kusumo, parlemen sendiri,
 Moh. sehingga Gapi
Husni mempunyai
Thamrin semboyan Indonesia
Berparlemen

11 Muhammadiyah 18 Nov  Memajukan Koorpe ratif


1912 pendidikan dan
pengajaran
berdasarkan
 K.H. Ahmad agama islam.
Dahlan
 Mengembang kan
pengetahuan ilmu
agama dan cara-
cara hidup menurut
agama islam.
12 Nahdlatul Ulama (NU) 31 Des  Menegakan syariat Koorpe ratif
1926 agama islam yang
menganut haluan
Ahlul Sunah Wal
 K.H. Wahid jama’ah.
Hasyim
 Melaksanaka n
 K.H. Masykur
berlakunya hukum
islam di dalam
masyarakat.

Didirikan &
No Nama Organisasi Tujuan Ket
Pimpinan

174
13 Perkumpulan 1925 Untuk memajukan Non Koorpe ratif
Katolik (PPKD) Indonesia
1938
(PPKI)

 IJ. Kasimo

14 Perkumpulan 1929 (PKC) Mempersatuka n Koorpe ratif


Kristen 1930 seluruh umat kristen
(PKMI) Indonesia untuk ikut
berjuang meraih
 R.M. kemerdekaan.
Notosutar o,
 Mr. Amir
Syarifudin
 Mr. Sawiji
 F. Laoh

15 Tri Koro Dharmo 7 Mar 1915  Ingin menghidupka n  Koorpe rasi


persatuan dan
 dr. Satiman kesatuan, di antara
Wirjosand pemuda Jawa, Sunda,
jojo, Madura, Bali, dan
 Kadarman Lombok.
 Sunardi
 Kerja sama dengan
semua organisasi
pemuda guna
membentuk ke-
Indonesiaan.
Keanggotann
ya terbatas pada para

26 Sumpah Pemuda  Kongres  Kongres Pemuda I : Non Koorpe ratif


pemuda I: (30 Muhammad
April- 2 Mei Tabrani
1926)
 Kongres Pemuda II:
 Kongres
Sugondo
Pemuda II: (28
Joyopuspito
Oktober 1928)
 Kongres
Pemuda I :
Muhamma d
Tabrani
 Kongres
Pemuda II:
Sugondo
Joyopuspit o

Lingkungan Sekitar

SUMPAH PEMUDA DAN TERBENTUKNYA IDENTITAS


BANGSA
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda (Sumpah Pemuda) adalah

175
pengakuan dari Pemuda-pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu
tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan
pada 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-
Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia. Hingga kini setiap tahun
pada 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Dikutip
dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
perjuangan pemuda di nusantara dalam organisasi kepemudaan
melahirkan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan babak baru
bagi perjuangan bangsa Indonesia karena perjuangan yang bersifat
lokal kedaerahan berubah menjadi perjuangan yang bersifat nasional.
Para pemuda sadar bahwa perjuangan yang bersifat lokal adalah
sia-sia. Hanya dengan persatuan dan kesatuan cita-cita kemerdekaan
dapat diraih. Berdirinya organisasi pemuda Boedi Oetomo (Budi
Utomo) mendorong kemunculan organisasi pemuda serupa yaitu Jong
Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes dan
lainnya.

KONGRES PEMUDA I
Pada 1926, berbagai organisasi kepemudaan menyelenggarakan
Kongres Pemuda I di Yogyakarta. Kongres Pemuda I menunjukkan
adanya kekuatan untuk membangun persatuan dari seluruh organisasi
pemuda yang ada di Indonesia. Kongres Pemuda I berhasil
merumuskan dasar-dasar pemikiran bersama. Kesepakatan itu
meliputi dua hal yakni:
1. Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua
pemuda Indonesia.
2. Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang
persatuan organisasi pemuda dalam satu wadah.
Hasil kesepakatan tersebut merupakan prestasi besar pada saat
itu. Sebab meningkatkan kemajuan yang mendukung arti penting
kesatuan dan persatuan antara organisasi pemuda.
KONGRES PEMUDA II
Kongres Pemuda II dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober
1928. Dilaksanakan dalam tiga sesi di tiga tempat berbeda. Penggagas
Kongres ini adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
PPPI beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres
dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java,
Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumateranen Bond, Jong Islamieten
Bond, Jong Ambon dan lainnya. Juga dihadiri pengamat dari pemuda
Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay
Siang dan Tjoi Djien Kwie. Rapat pertama pada Sabtu 27 Oktober 1928
di Gedung Oost-Java Bioscoop membahas maslah pendidikan.
Pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.
Kedua pembicara berpendapat, anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di
rumah serta anak harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan

176
Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan
demokrasi selain gerakan kepanduan. Ramelan mengemukakan,
gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan
mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Dikutip dari Sejarah Pergerakan Nasional (2015),
panitia Kongres Pemuda adalah:
1) Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
2) Wakil Ketua: RM Djoko Marsaid (Jong Java)
3) Sekretaris: Moehammad Yamin (Jong Sumateranen Bond)
4) Bendahara: Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
5) Pembantu I: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
6) Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
7) Pembantu III: Senduk (Jong Celebes)
8) Pembantu IV: Johanes Leimena (Jong Ambon)
9) Pembantu V: Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moh. Yamin pada
selembar kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah
berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya
dibacakan oleh Soegondo kemudian dijelaskan secara panjang lebar
oleh Moh. Yamin. Isi dari Sumpah Pemuda hasil Kongres Pemuda
Kedua adalah sebagai berikut:
 Pertama: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe
Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah
yang satu, tanah Indonesia)
 Kedoea: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe
Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami putra
dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
Bangsa Indonesia)
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh
WR Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali
pada 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan
mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu
kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia
Belanda tetapi para pemuda terus menyanyikannya.
Gema Sumpah Pemuda terus menjalar dalam dada generasi
muda Indonesia pada masa itu termasuk para pemuda keturunan Arab
di Indonesia. Pada pemuda keturunan Arab dimotori oleh AR
Baswedan melaksanakan Kongres di Semarang dan menyatakan
pemuda-pemuda peranakan Arab pada 4-5 Oktober 1934. Dalam
Kongres ini, mereka bersepakat mengakui Indonesia sebagai tanah air.
Sebelumnya kalangan keturunan Arab beranggapan tanah airnya
adalah negeri-negeri Arab dan berorientasi ke Arab.

177
178

Anda mungkin juga menyukai