Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebangkitan Nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan,
dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia yang
sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Dalam masa ini
muncul sekelompok masyarakat indonesia yang menginginkan adanya perubahan dari
masyarakat indonesia yang selama ini dijajah dan ditindas oleh bangsa lain. Kebagkitan nasional
Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Sedangkan kebangkitan pemuda
Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda. Kedua peristiwa itu merupakan
bagian dari peristiwa yang menjadi tonggak sejarah kemerdekaan negara indonesia.
Beberapa

faktor

1.Semakin

yang

mendorong

banyaknya/makin

2.

Semakin

.Semakin

mengingkatnya
banyaknya

kebangkitan

tingginya
semangat
orang

pintar

indonesia
kesadaran

bangsa
dan

yaitu
ingin

Indonesia
terpelajar

diantaranya:
bersatu.

ingin

merdeka.

di

Indonesia.

Dan Faktor yang datang dari luar negeri adalah kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905,
adalah salah satu pendorong yang menimbulkan semangat bahwa bangsa kulit kuning, bangsa
Asia dapat mengalahkan bangsa kulit putih (Eropa). setelah berdirinya Budi Utomo maka
bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luas antara lain,
Serikat Dagang Islam tahun 1909, Indische Party tahun 1913. Muhammadiyah tahun 1912,
Nahdatul Ulama tahun 1926, dan berdiri perkumpulan pemuda diluar Jawa pada tahun 1918 dan
menamakan

diri

Young

Java,Young

Sumatra,Young

Ambon,Young

Pasundan,Young

Batak,Pemuda Betawa dll. Para pemuda inilah yang mengadakan kongres pemuda pertama tahun
1926 yang menghasilkan perlunya mencanangkan suatu organisasi pemuda tingkat Nasional.
Dan atas usul perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) sebagai organisasi kemahasiswaan
pertama pada tanggal 26-28 Oktober 1928 diadakan kongres pemuda ke dua. Setelah mereka
mengadakan pembahasan, mereka sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika bangsa Indonesia
ingin merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu. Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal

dengan nama sumpah pemuda yang diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober
1928.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kebangkitan nasional?
Apa yang dimaksud dengan pergerakan budi utomo?
Kapan budi utomo terbentuk?
Bagaimana budi utomo terbentuk?
Apa yang membuat munculnya sumpah pemuda?
Bagaimana terbentuknya sumpah pemuda?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar kita dapat lebih memahami tentang pergerakkan serta
kebangkitan nasional yang pernah dialami oleh Indonesia. Sehingga kita dapat meneruskan yang
sudah diperjuangkan oleh para pahlawan dan para kaum pemuda juga dapat ambil bagian secara
nyata dalam pembangunan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Budi Utomo
Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang berdirinya dipelopori oleh Dr. Suetomo dan
didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang
bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya
ditujukan bagi golongan berpendidikan di daerah jawa. Meskipun sebagai sebuah organisasi
yang menjadi tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia tentunya Budi Utomo memiliki
sebuah sejarah yang sangat sederhana dan alamiah. Bahkan pendeklarasian berdirinya Budi
Utomo sangat jauh dari kesan kemewahan. Budi Utomo lahir dari pertemuan-pertemuan dan
diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen
( STOVIA ) oleh beberapa mahasiswa, antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo,
Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Mereka memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu
dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain (Belanda), serta bagaimana cara
memperbaiki para pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya
memikirkan kepentingan sendiri dan jabatan. Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat
dan bangsa sendiri, misalnya dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan
hati atasan dan para penguasa Belanda dan merupakan bagian tak terpisahkan dari penetrasi
sistem

kolonialisme

Barat

yang

berbasis

pada

merkantilisme.

Penderitaan masyarakat, ketidakadilan, kemiskinan, penindasan dan perilaku pongah dari aparat
penguasa kolonial, yang mereka temui di dalam kehidupan sehari-hari, diserap ke dalam forum
diskusi. Di dalam forum itu mereka membahas dan memahami akar masalah dari kemiskinan,
kebodohan dan ketidak-adilan sebagai bagian tak terpisahkan dari penetrasi sistem kolonialisme
Barat

yang

berbasis

pada

merkantilisme.

Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo.
Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat properjuangan bangsa Indonesia,
dengan terus terang mewujudkan kata politik ke dalam tindakan yang nyata. Berkat
pengaruhnyalah pengertian mengenai tanah air Indonesia makin lama makin bisa diterima dan
masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama
dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan

terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya tanah air (Indonesia) adalah di
atas segala-galanya.Pada masa itu pula muncul Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan
sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat
Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah
oleh, antara lain, Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan
semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan
perkumpulan ini ditakuti orang Belanda. Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu
rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan
orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik
Budi Utomo memang belum berpengalaman.Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan
tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang
memperkuat makna tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun
kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada
pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi
sangat

marah.

Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang kemudian bernama Ki Hadjar


Dewantara) untuk menulis sebuah artikel Als ik Nederlander was (Seandainya Saya Seorang
Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda.
Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes
Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda (lihat: Boemi
Poetera). Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orangorang pribumi.Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan
kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari
perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada
bangsanya bahwa nasionalisme Indonesia tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat
politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi
maupun

Maluku.

Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Budi Utomo
hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa dengan
menolak suku bangsa lain. Demikian pula Sarekat Islam juga tidak mengenal pengertian
nasionalisme, tetapi hanya mempersyaratkan agama Islam agar seseorang bisa menjadi

anggota.Namun, Soewardi tetap mengatakan bahwa pada hakikatnya akan segera tampak bahwa
dalam perhimpunan Budi Utomo maupun Sarekat Islam, nasionalisme Indonesia ada dan
merupakan

unsur

yang

paling

penting.

Kelahiran Boedi Oetomo telah menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat perjuangan,
sekaligus menjadi inspirasi bagi berdirinya berbagai organisasi di seluruh pelosok tanah air, baik
yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan, maupun kepemudaan. Pada gelombang berikutnya, muncul sejumlah organisasi seperti Sarekat islam, dan
berbagai organisasi lainnya. Hal ini mewarnai awal kebangkitan nasional, dan mencapai
puncaknya pada tahun 1928, dengan bersatunya berbagai kelompok organisasikhususnya
organisasi kepemudaanuntuk mewujudkan suatu gerakan kebang-saan yang sejati, melalui
Sumpah

Pemuda

satu

tanah

air, satu

bangsa,

dan

satu

bahasa

Indonesia!

Gerakan kaum muda tahun 1908 dan tahun 1928, menandai tonggak-tonggak awal gerakan
kebangkitan nasional Indonesia. Sejak itu, nasionalisme Indonesia terus berkembang, terus
menjalar, dan terus berkobar di seluruh penjuru tanah air.

Gambar 20 Mei 1908 Pendirian Organisasi Budi Utomo

2 tokoh penting dalam brdirinya budi utomo

monumen kebangkitan nasional di solo untuk menandakan


kelahiran budi utomo
B. Sumpah Pemuda
1.

Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga
kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilaksanakan
tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)
yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh
berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong
hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali
rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB),
Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo
Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan
Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah
pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoela dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat
bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan
Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang
dibutuhkandalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua

: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)


Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)


Pembantu V : Rochjani Soeoed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta:Abdul Muthalib Sangadji; Purnama Wulan; Abdul Rachman; Raden Soeharto; Abu
Hanifah; Raden Soekamso; Adnan Kapau Gani; Ramelan; Amir (Dienaren van Indie); Saerun
(Keng Po); Anta Permana; Sahardjo; Anwari; Sarbini; Arnold Manonutu; Sarmidi
Mangunsarkoro; Assaat; Sartono; Bahder Djohan; S.M. Kartosoewirjo; Dali; Setiawan; Darsa;
Sigit (Indonesische Studieclub); Dien Pantouw; Siti Sundari; Djuanda; Sjahpuddin Latif;
Dr.Pijper; Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken); Emma Puradiredja; Soejono Djoenoed
Poeponegoro; Halim; R.M. Djoko Marsaid; Hamami; Soekamto; Jo Tumbuhan; Soekmono;
Joesoepadi; Soekowati (Volksraad); Jos Masdani; Soemanang; Kadir; Soemarto; Karto
Menggolo;

Soenario

(PAPI

&

INPO);

Kasman

Singodimedjo;

Soerjadi;

Koentjoro

Poerbopranoto; Soewadji Prawirohardjo; Martakusuma; Soewirjo; Masmoen Rasid; Soeworo;


Mohammad Ali Hanafiah; Suhara; Mohammad Nazif; Sujono (Volksraad); Mohammad Roem;
Sulaeman; Mohammad Tabrani; Suwarni; Mohammad Tamzil; Tjahija; Muhidin (Pasundan); Van
der Plaas (Pemerintah Belanda); Mukarno; Wilopo; Muwardi; Wage Rudolf Soepratman; Nona
Tumbel.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario,
sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya
dibacakan oleh soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi dari Sumpah
pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:

PERTAMA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah
Indonesia).
KEDOEA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan
Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan
mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat
dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.

2.
Ketika

Arti Sumpah Pemuda


beraneka-ragam

kecenderungan

permusuhan

atau

perpecahan

mulai

nampak

membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka mengisi Hari Sumpah Pemuda dengan
jiwa aslinya adalah amat penting. Suara-suara negatif sebagai akibat interpretasi yang salah
tentang otonomi daerah sudah mengkhianati jiwa Sumpah Pemuda. Demikian juga pernyataan
dan kegiatan-kegiatan sebagian dari golongan Islam reaksioner, seperti yang dipertontonkan oleh
organisasi/gerakan semacam Front Pembela Islam, Ahlussunah Waljemaah, Majelis Mujahidin
Indonesia, KISDI dan lain-lain sebagainya.
Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, yang dilahirkan sebagai
hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah
manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai
suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme
Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong
Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa
Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar
Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah yang berbunyi : Kami
putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera
dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu: bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia .

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan terhadap kolonialisme
Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di berbagai daerah, baik di Sumatera, Jawa,
Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau lainnya. Namun, karena perjuangan itu sebagian besar
bersifat lokal dan kesukuan, maka telah mengalami kegagalan. Pembrontakan PKI di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dalam tahun 1926 merupakan gerakan yang menimbulkan pengaruh
politik yang lintas-suku dan lintas-agama yang penting (karena juga terjadi di Sumatera Barat).
Sumpah Pemuda lahir dalam tahun 1928, ketika puluhan ribu orang telah ditahan dan
dipenjarakan oleh pemerintah Belanda sebagai akibat pembrontakan PKI dalam tahun 1926.
Berbagai angkatan muda dari macam-macam suku dan agama telah menyatukan diri dalam
perlawanan terhadap kolonialisme Belanda lewat Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring
dalam kamp pembuangan di Digul. Adalah penting untuk sama-sama kita perhatikan bahwa
tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong
Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), adalah peserta-peserta aktif dalam
melahirkan Sumpah Pemuda. Dan perlulah juga kita catat, bahwa Sumpah Pemuda dicetuskan
oleh kalangan muda, ketika Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua
tahun kemudian ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, di mana ia
mengucapkan pidato pembelaannya yang terkenal Indonesia Menggugat).
Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik berbagai suku bangsa
Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-wakil angkatan muda mereka. Sumpah
Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi
pembentukan negara Republik Indonesia.

3.

Tujuan dan Manfaat Sumpah Pemuda

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra
dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia
mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia, isi dari sumpah pemuda yang dikumandangkan
pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk menumbuhkan rasa

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan.
Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:
1.

Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.

2.

Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tidak


mudah dipecah belah (di adu domba)

3.

Menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap


disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

4.

Penaatan Sumpah Pemuda Saat Ini

Momen Sumpah Pemuda, pemuda harusnya mengambil pelajaran untuk kemajuan bangsa ke
depan, pemuda yang notabene generasi penerus untuk kemajuan bukan untuk terpecah belah.
Mahasiswa saat ini dinilai cenderung melupakan sejarah. Kesan itu bisa dirasakan pada sebagian
mahasiswa. Disinilah sebenarnya fungsi organisasi pemuda dan kemahasiswaaan. Baiknya
semua mahasiswa bisa turun serta aktif dalam ormawa, lalu fungsi pengkaderan harus terus
ditingkatkan. Rasa cinta tanah air pemuda jaman sekarang juga dinilai masih cukup kurang.
Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cinta tanah air kita, contohnya dengan
menggunakan batik, akan tetapi budaya fashion pemuda jaman sekarang lebih memilih untuk
mengikuti budaya barat. Selain itu, tawuran antar pelajar maupun mahasiswa merajalela dimanamana hanya dikarenakan perbedaan suku ataupun golongan. Lalu apa gunanya rumusan Sumpah
Pemuda yang kedua yaitu Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia ? Yang terakhir yaitu mengenai Bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa
Indonesia. Miris rasanya ketika pemuda yang notabene sebagai generasi penerus bangsa tidak
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan, melainkan mengadopsi bahasabahasa asing yang menurut mereka terlihat lebih gaul. Lantas kalo bukan kita semua yang
melestarikan Bahasa Indonesia,siapa lagi? Apakah kita sudah mewujudkan Sumpah Pemuda
dalam kehidupan kita sehari-hari?

Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air juga dapat berupa penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari kita
belakangan ini lebih suka menggunakan bahasa yang kata banyak orang- disebut bahasa gaul.
Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah diikrarkan Sumpah
Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren kata anak muda- ialah bahasa
Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh
mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin kita
mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh lebih fasih berbicara menggunakan
bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.
Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta, menghargai sesama manusia, bersikap adil dan
beradap, bermusyawarah, dan tidak membeda-bedakan stiap orang dapat juga dikategorikan
sebagai perwujudan cinta tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas merupakan hal-hal kecil dan
sederhana. Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air yang semestinya. Kita tidak harus
selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Indonesia. Namun
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah termasuk cinta kepada tanah air.
Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai bentuk cinta tanah air karena Pancasila merupakan
ideologi nasional. Dan kita, sebagai bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk tidak hanya
menghafalkannya,

tetapi

juga-

mengamalkannya

dalam

kehidupan

sehari-hari

kita.

Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan keprihatinan kita terhadap penerapan Sumpah
Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta terhadap
tanah air, misalnya saja melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan mengumpulkan
tulisan-tulisan yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.

Gambar para pemuda sebagai awal lahirnya sumpah pemuda

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi Budi utomo adalah sebuah organisasi politik yang modern yang pertama didirikan di
Indonesia yang memuliki suatu tujuan yang sangat hebat dan memiliki pengaruh yang amat
dahsyat bagi berdirinya negara indonesia terutama bagi kebangkitan nasional Indonesia yang
telah lama terpurukdalam ketidakberdayaanya akibat dijajah dan ditindas oleh negara Jepang
maupun Belanda. Organisasi Budi Utomo juga sangat membela kepentingan rakyat dan berjuang
demi mendapatkan keadilan bagi masyarakat indonesia. Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan
satu bahasa. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan

utama bagi pembentukan negara Republik Indonesia.Dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

B. Saran
Kedua peristiwa ini memang sangat mempengaruhi kebangkitan nasional di indonesia sehingga
sangat bagus jika kita mengetahui latar belakang kejadian ini dan lebih memahami lagi makna
dari kebangkitan nasional itu sendiri. Sebaiknya pemuda pada jaman saat ini juga lebih
menjunjung tinggi nilai nasionalisme, karena dengan semkin berkembang zaman nilai-nilai
leluhur yang telah ada semakin lama semakin memudar karena adanya peran globalisasi yang
terjadi.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai