Anda di halaman 1dari 20

RESUME MATERI MEMBANGUN JATI DIRI

KEINDONESIAAN (PERGERAKAN NASIONAL)

OLEH :
RAZ ABDILAH SETIAWAN

KELAS : XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 BATUJAJAR


TAHUN 2019/2020
RESUME
A. PENGERTIAN PERGERAKAN NASIONAL
Pergerakan Nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap suatu bentuk
perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan kekuatan
bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya,
ekonomi dan politik. Pergerakan Nasional Indonesia yaitu perjuangan bangsa Indonesia
melawan kolonialisme dan imperialisme yang dilalui dengan mendirikan organisasi-
organisasi yang bersifat nasional dan tidak terikat lagi dengan perjuangan fisik yang
suporadis dan berbau kedaerahan maupun agama.

B. LATAR BELAKANG PERGERAKAN NASIONAL


kebijakan politik etis lahir setelah sistem tanam paksa di Hindia Belanda dikritik
oleh C. Th. van Deventer, seorang ahli hukum Belanda dan kemudian menjadi tokoh
politik etis. Politik etis atau politik balas budi merupakan pemikiran yang menyatakan
bahwa pemerintah Belanda memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan
bumiputera. Ia membuat tulisan yang berjudul Een Eereschuld (Hutang Kehormatan)
dimuat dalam harian De Gids tahun 1899.
Kritikan tersebut berisi perlunya pemerintah Belanda membayar utang budi
dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara jajahan. Kritik-kritik ini menjadi
perhatian serius dari pemerintah kolonial Belanda dan membuat Ratu Wilhelmina
memunculkan kebijakan baru bagi daerah jajahan, yang dikenal dengan politik etis.
Kemudian terangkum dalam program Trias van Deventer.
Kebijakan Politik Etis serta program Trias van Deventer diterapkan di Indonesia
pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Alexander W.F. Idenburg (1909-1916). Ada
tiga program Politik Etis, yaitu irigasi, transmigrasi dan edukasi.
Edukasi menjadi program paling berpengaruh bagi masyarakat di Hindia Belanda.
Penerapan program edukasi dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan
menerapkan pendidikan gaya Barat. Pendidikan gaya barat tersebut diterapkan di
beberapa sekolah yang didirikan pemerintah Hindia Belanda.
Melalui sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan gaya barat tersebut,
lahirlah golongan baru dalam masyarakat Hindia Belanda yang disebut golongan elite
baru. Golongan elite baru disebut juga sebagai golongan priyayi. Golongan priyayi
tersebut banyak yang berprofesi sebagai dokter, guru, jurnalis, dan aparatur
pemerintahan.
Mereka memiliki pikiran yang maju serta semakin sadar terhadap penindasan-
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Selain itu, golongan elite
baru berhasil mengubah corak perjuangan masyarakat dalam melawan penindasan
pemerintah kolonial, dari yang tadinya bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional.
Inilah titik di mana masa pergerakan nasional dimulai.
C. Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional di Indonesia
Munculnya Pergerakan Naisonal di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
1. Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami
zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan
tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang
wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara.
2. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa
penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et
impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan
bencana bagi rakyat Indonesia.
3. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem
pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini
berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak
dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda.
4. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Perkembangan
pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola
umat Islam.
5. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia. Berkembangnya
sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi
untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan
sekolah untuk kaum pribumi.
6. Peranan Bahasa Melayu. Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa
Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa
Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa
persatuan nasional Indonesia.
b. Faktor Eksternal
1. Adanya paham baru, yakni liberalisme dan human rights, akibat dari Perang
Kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah
mulai dikenal oleh para elit intelektual.
2. Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang membangkitkan rasa
percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan bangsa penjajah
(bangsa berkulit putih).
3. Gerakan Turki Muda (1896-1918), yang bertujuan menanamkan dan
mengembangkan nasionalisme Turki, sehingga terbentuk negara kebangsaan yang
bulat, dengan ikatan satu negara, satu bangsa, satu bahasa, ialah Turki.
4. Gerakan Pan-Islamisme, yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani
bertujuan mematahkan dan melenyapkan imperialisme Barat untuk membentuk
persatuan semua umat Islam di bawah satu pemerintahan Islam pusat. Gerakan ini
menimbulkan nasionalisme di Negara terjajah dan antiimperialis.
5. Partai Kongres India. Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional
di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India). Di
bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis
perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat
ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi
banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
6. Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan Nasionalisme di India, Tiongkok,
dan Philipina.

D. Karakteristik Perjuangan Indonesia Melawan Kolonialisme Sebelum dan Setelah


Adanya Pergerakan Nasional
a. Sebelum adanya Pergerakan Nasional
1. Kurang adanya persatuan.
2. Perjuangan bersifat individu atau golongannya masing-masing.
3. Faktor persenjataan masih sederhana/senjata seadanya.
4. Pemimpin adalah seorang pimpinan daerah atau golongan.
5. Perjuangan masih bersifat kedaerahan.
b. Setelah adanya Pergerakan Nasional
1. Perjuangan menjadi bersifat nasional (untuk bangsa)
2. Pimpinan perjuangan ditentukan berdasarkan kemauan, kemampuan, kecerdasan
dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan kharisma.
3. Perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan perjuangan tertangkap atau
meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap saat.
4. Perjuangan diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah dan
alat perjuangan.
5. Cita-cita perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara Indonesia
merdeka dan berdaulat.
6. Perjuangan untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan
pribadi/golongan.

E. Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia


a. Periode Awal Perkembangan
1. Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama yang
berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah Kedokteran (STOVIA)
di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Organisasi Budi
Utomo dicetuskan oleh dr. Wahidin Sudiro Husodo.
Tujuan organisasi Budi Utomo diantaranya sebagai berikut :
a) Indonesia Mulia, yaitu mengangkat derajat bangsa Indonesia agar sejajar
dengan bangsa-bangsa lain.
b) Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
c) Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan.
d) Memajukan teknik dan industri
Pada kongres BU yang diselenggarakan pada 3-5 Oktober 1908, Tirto
Kusumo diangkat menjadi Ketua Pengurus Besar. Dalam kongres ini
etnonasionalisasi semakin bertambah besar. Selain itu, dalam kongres tersebut
juga timbul dua kelompok, yaitu kelompok pertama diwakili olah golongan
pemuda yang merupakan minoritas yang cenderung menempuh jalan politik
dalam menghadapi pemerintah kolonial. Adapun kelompok kedua merupakan
golongan mayoritas diwakili oleh golongan tua yang menempuh perjuangan
dengan cara lama, yaitu sosiokultural.

2. Sarekat Islam
Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam
untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang
dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan
perekonomian anggotanya serta melindungi hak-hak para pedagang muslim dari
monopoli pedagang-pedagang besar Cina.
Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh
Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam.
Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan
tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan
hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.
Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang
dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische
Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-
terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah
menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan
SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

3. Muhammadiyah
Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta
pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan
kebangsaan Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan,
pendidikan, sosial budaya yang menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir &
batin. Tujuan pokoknya ialah : menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Tujuan-tujuan Muhammadiyah yang sifatnya operasional, antara lainnya :
a) Mengembalikan pendidikan dan pengajaran yang berlandaskan agama
Islam.
b) Mengembalikan ajaran Islam sesuai Qur’an dan Hadis dan membolehkan
adanya ijtihad.
c) Mengajak umat Islam untuk hidup selaras dengan ajaran agama Islam.
d) Berusaha meningkatkan kasejahteraan hidup umat manusia pada
umumnya dan umat Islam pada khususnya.
e) Menyantuni anak yatim piatu.
f) Membina dan menyiapkan generasi muda agar kelak dapat menjadi
pemimpin-pemimpin masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan jujur.
Karena merupakan gerakan reformasi Islam, Muhammadiyah tidak
menghendaki adanya bid’ah, takhayul, klenik, dan taqlid. Di antara sekian usaha
itu yang paling menonjol adalah usaha di bidang pendidikan dan sosial, ditandai
dengan banyaknya sekolah-sekolah Muhammadiyah dari TK hingga perguruan
tinggi dan panti asuhan anak yatim. Muhammadiyah juga mendirikam kepanduan,
yang disebut Hizbul Wathan.
Di samping itu didirikan pula Aisiyah, perkumpulan wanita
Muhamadiyah, didirikan pada 1918. Pimpinan pusat mula-mula dijabat oleh Siti
Walidah Ahmad Dahlan, dan kemudian dilimpahkan pada Siti Bariyah. Kegiatan
Aisiyah yang pokok adalah di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan
kewanitaan Islam.

b. Periode Nasionalisme Politik


1. Indische Partij
Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 yang didirikan
oleh tiga serangkai yaitu Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Douwes
Dekker (dr. Danudirdja Setiabudi) dan Dr.Tjipto Mangunkusumo.
Indische Parjit memiliki tujuan diantaranya sebagai berikut :
a) Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan.
b) Memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional
c) Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka
Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan
menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat Belanda memperingati 100 tahun
kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang
berjudul Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda.
Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda atas rencana pengumpulan
dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij
dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai
organisasi.

2. Gerakan Pemuda
Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan
organisasi pemuda yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya
antara lain : R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-Wongsonegoro (wakil
ketua), Sutomo (Sekretaris). Trikoro Dharmo artinya “Tiga Tujuan Mulia”, yaitu:
sakti, budi, dan bakti.
Tujuan didirikannya Trikoro Dharmo antara lain :
a) Mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah
menengah dan perguruan kejuruan.
b) Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c) Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan
kebudayaan Hindia.
d) Memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara pemuda-pemuda
Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro
Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal ini dimaksudkan agar para pemuda di luar
Pulau Jawa, tata sosialnya berdasarkan budaya Jawa akan mau, memasuki Jong
Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah sosial dan kebudayaan, misalnya
pemberantasan buta huruf, kepanduan, kesenian. Jong Java tidak ikut terjun dalam
dunia politik dan tidak pula mencampuri urusan agama tertentu.
Bahkan para anggotanya dilarang menjalankan politik atau menjadi
anggota partai politik. Akan tetapi, sejak tahun 1942, karena pengaruh gerakan
radikal, maka Syamsuridjal (ketuanya) mengusulkan agar anggota yang sudah
berusia 18 tahun diberi kebebasan berpolitik dan agar Jong Java memasukkan
program memajukan agama Islam. Usul ini ditolak, akibatnya para anggotanya
yang menghendaki tujuan ke dalam dunia politik dan ingin memajukan agam
Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi ini dipimpin Haji Agus
Salim.

3. Gerakan Perempuan
Tokoh gerakan perempuan : R.A Kartini, Stella Zeehandelar, J.H
Abendanon, dan Profesor E.K Anton
Tujuan Gerakan Perempuan untuk persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan. Perjuangan yang di perjuangkan oleh R.A Kartini dikenal dengan
sebutan emansipasi
Organisasi-organisasi wanita yang berdiri pada masa pergerakan nasional
antara lain :
a) Putri Mardika (1912)
Putri Mardika adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian
dari Budi Utomo. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan,
bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut
pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
b) Kartini Fonds (Dana Kartini)
Organisasi ini didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer,
tokoh politik etis.
c) Kerajinan Amal Setia (KAS)
KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus tahun
1914. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan
mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang
kerajinan tangan beserta cara pemasarannya.
d) Aisyiah (1917)
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari
Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan.
e) Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT)
PIKAT didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di
Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya memajukan pendidikan kaum wanita
dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai
calon pendidik anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat.
f) Organisasi Kewanitaan Lain
Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, antara lain :
Pawiyatan Wanita di Magelang (1915), Wanita Susila di Pemalang (1918),
Wanita Rukun Santoso di Malang, Budi Wanita di Solo, Putri Budi Sejati
di Surabaya (1919), Wanita Mulya di Yogyakarta (1920), Wanita Katolik
di Yogyakarta (1921), PMDS Putri (1923), Wanita Taman Siswa (1922),
dan Putri Indonesia (1927).
Kongres Perempuan yang pernah dilaksanakan diantaranya sebagai
berikut :
1) Kongres Perempuan I
Kongres Perempuan I dilaksanakan Pada 22-25 Desember 1928 di
Yogyakarta.
Hasil Kongres Perempuan I yaitu :
a) Mendirikan federasi Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
2) Kongres Perempuan II
Kongres Perempuan II dilaksanakan pada 20-24 Juli 1935 di Jakarta.
Hasil Kongres Perempuan II Yaitu :
a) Mendirikan badan penyelidikan perburuhan perempuan.
b) Meningkatkan pemberantasan buta huruf.
c) Tiap perkumpulan yang tergabung berusaha mengadakan hubungan
dengan perkumpulan pemuda.
d) Kongres didasari perasaan, kebangsaan, pekerjaan sosial dan
kenetralan pada agama.
e) Kongres menyelidiki secara mendalam kedudukan perempuan
Indonesia menurut hukum Islam.
f) Peremuan Indonesia berkewajiban berusaha supaya generasi baru
sadar akan kewajiban kebangsaan yaitu Ibu Bangsa.
g) Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap.
3) Kongres Perempuan III
Kongres Perempuan III dilaksanakan pada 25-28 Juli 1938 di Bandung.
Hasil Kongres Perempuan III yaitu :
a) Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
b) Membangun komisi perkawinan.
4) Kongres Perempuan IV
Kongres Perempuan IV dilaksanakan pada Juli 1941 di Semarang.
Hasil Kongres Perempuan IV yaitu :
a) Menyetujui aksi GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
b) Mufakat dengan adanya milisi indonesia.
c) Menuntut agar perempuan memiliki hak pilih
d) Menyetujui diajarkannya pelajaran bahasa Indonesia

c. Periode Radikal
Periode radikal adalah tahap pergerakan nasional indonesia secara jelas
mencantumkan tujuan umum untuk mencapai kemerdekaan perlawanan terhadap
penjajah belanda pun dilakukan demi kemerdekaan.
Latar belakang periode radikal :
a) Pengaruh Dokrin Wilson
Woodrow Wilson pada bulan Januari 1918 pernah mengumumkan 14 butir
yang menjadi solusi akhir penyelesaian Perang Dunia I, salah satu poin tersebut
berisi tentang hak menentukan sendiri (Right of Self-Determination)
b) Pengaruh revolusi Rusia 1917
Pada bulan Oktober 1917, Kaum Bolshevic berhasil menggulingkan
monarki Rusia yaitu TsarnNicholas II. Manifesto Partai Komunis di Rusia
menyatakan bahwa pembebasan negara-negara jajahan hanya dapat dilakukan
dengan adanya persatuan kaum buruh.
c) Kekecewaan terhadap janji November
Pada tanggal 18 November 1918, J. V van Limburg Stirum menjanjikan
untuk mempercepat otonomi bagi bangsa Indonesia. Janji ini dikenal Janji
November. Akan tetapi dalam praktiknya, janji ini tidak pernak ditepati. Sebab
van Limburg mendapat kecaman dari pemerintah Belanda karena mengeluarkan
janji tanpa persetujuan pemerintahan Belanda.
d) Perubahan pasal 111 RR (Regerings Reglement)
Pada tanggal 1 September 1919 Pemerintah Kolonial Belanda mengubah
Pasal 111 Regerings Reglement. Yang berisi tentang larangan mengadakan
perkumpulan yang bersifat politik di Hindia Belanda.
e) Pergantian gubernur jenderal Hindia-Belanda
Pada tahun 1921 Gubernur Jenderal van Limburg Stirum digantikan oleh
Dirk Fock. Dick Fork bersikap reaksioneris pada pergerakan nasional.
f) Pemakaian kata Indonesia sebagai identitas bangsa
Pada April 1922 di rapat pergantian pengurus kata “Indonesia” pertama
kali digunakan oleh organisasi Indonesische Vereeniging
g) Ikut sertanya kaum buruh dalam pergerakan nasional
Sejak tahun 1914 aliran sosialisme (revolusioner) masuk ke Indonesia
dibawa oleh Sneevliet.
Organisasi-organisasi pada periode radikal :
1. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa
Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain : R.P Sosrokartono,
R. Hoesein Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan
Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan
Indonesia bernama Indische Vereeniging. Tujuannya yaitu berjuang untuk
memperoleh suatu pemerintahan di Indonesia yang hanya bertanggung jawab
kepada rakyat Indonesia.
Pada tahun 1912 Indische Vereeniging berganti nama menjadi
Indonesische Vereeniging dan akhirnya diubah lagi menjadi Perhimpunan
Indonesia (1924). Dengan perubahan itu, terjadi pula perubahan dasar pikiran dan
orientasi dalam pergerakan mereka. Majalah mereka berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka (1924). Terjadilah pergeseran cara berpikir dan gerakan yang
radikal, dengan tegas mereka menginginkan Indonesia merdeka.
Manifesto Politik 1925 PI :
a) Hanya bangsa Indonesia yang bersatulah yang mampu mematahkan dominasi
kolonial.
b) Untuk mencapai tujuan, mutlak harus ada partisipasi seluruh bangsa
Indonesia.
c) Penjajahan berdampak kehancuran moral bangsa Indonesia. Perlu diupayakan
keseimbangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah.

2. Partai Komunis Indonesia


Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh
Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P.
Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di
Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung
dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI terus
berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.
Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor
berikut :
a) Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi
pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b) Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota
ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI
Putih.

3. Partai Nasional Indonesia


Organisasi ini didirikan tanggal 4 Juli 1927 oleh para mahasiswa yang
sedang melaksanakan studi di Bandung dan semakin populer setelah PKI dilarang
oleh pemerintah. Tujuan gerakannya adalah kemerdekaan Indonesia, oleh karena
itu sifatnya radikal. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas
yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya
terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah
marhaenisme. Salah satu metode yang diterapkan oleh partai ini adalah rapat-rapat
akbar. Dengan cara ini maka rakyat bisa mengikuti pendidikan politik secara
langsung dari para pemimpinnya.
Akibat perlawanannya dengan pemerintah, banyak para tokohnya yang
ditangkap oleh pemerintah dan dipenjara atau dibuang ke berbagai daerah. Dalam
pidato pembelaannya di Landraad atau pengadilan negeri Bandung, Ir. Soekarno
menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Klaagt Aan atau yang dikenal
dengan Indonesia Menggugat. Pidato ini oleh banyak pengamat disebut sebagai
tesis Bung Karno tentang kolonialisme. Namun, pembelaan itu tidak bisa
menghindarkannya dari penjara selama 4 tahun.

4. Partai Indonesia
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun
1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo
didirikan oleh Sartono pada tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki
banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka.
Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai
Indonesia merdeka. Asasnya pun juga nonkooperasi. Partindo semakin kuat
setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan
dari penjara.Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal
menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak
bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.

5. Partai Nasional Indonesia Pendidikan (PNI baru)


Organisasi ini berdiri karena ketidakuasan sebagian anggota PNI atas
pembubarannya. Didirikan oleh Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir pada 27 November
1931 dan berhaluan nasionalis dan demokrasi. PNI Pendidikan lebih menekankan
pendidikan politik dan kesadaran berbangsa bagi para anggotanya.

d. Periode Bertahan
Periode Bertahan adalah tahap Gerakan kebangsaan yang sudah lebih modern
dan memakai stategi dengan penuh pertimbangan. Atau dapat diartikan sebagai
perubahan taktik perjuangan dari nonkooperatif menjadi kooperatif.
Latar Belakang Periode Bertahan :
a) Terjadinya krisis malaise yang melanda dunia. Krisis malaise adalah sebuah
peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang
mulai terjadi pada tahun 1929.
b) Sikap pemerintah kolonial makin tegas dan keras terhadap partai-partai yang ada
sebagai dampak PKI yang gagal memberontak.
c) Penahan terhadap para tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir oleh
pemeritah kolonial Belanda.(1930)
Volksraad (Dewan Rakyat)
Dewan Rakyat pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang didirikan di
Batavia pada tahun 1918. Dewan ini berperan sebagai badan penasihat yang hanya
berhak memberikan usul-usul kepada pemerintah Hindia Belanda. Dewan Perwakilan
Rakyat pada zaman pendudukan Belanda ini berhak mengeluarkan undang-undang.
Dipicu oleh meletusnya PD ke-1 di Eropa pada Agustus 1914 yang membuat Belanda
memerlukan milisi bumiputra. Volksraad hanya mempunyai kekuasaan terbatas, bisa
memberikan nasehat dalam anggaran belanja Hindia tetapi tidak berhak memutuskan.
Keberadaan Volksraad berakhir saat Jepang mendarat di Hindia Belanda pada
tahun 1942. Pada tanggal 5 Agustus 1942, Jepang berhasil menduduki Batavia. Pada
tanggal 7 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Jawa
Barat. Dengan takluknya Belanda kepada pasukan Jepang, seluruh perangkat
kelembagaan kenegaraan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda
terhapus, termasuk Volksraad.
Organisasi-organisasi pada periode bertahan :
1. Partai Indonesia Raya
Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember
1935. Parindra merupakan fusi dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas
kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam
membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin.

2. Gerakan Rakyat Indonesia


Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24
Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono,
Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan
mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama
dengan Parindra.
Tujuan Gerindo antara lain :
a) Mencapai Indonesia merdeka.
b) Memperkokoh ekonomi Indonesia.
c) Mengangkat kesejahteraan kaum buruh.
d) Memberi bantuan bagi kaum pengangguran.

3. Gabungan Politik Indonesia


Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh
Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya
diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara
Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk
menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang
berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.
GAPI merupakan gabungan dari Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan
Minahasa dan PSII. Tokoh-tokoh GAPI diantaranya yaitu : M. Husni Thamrin,
Abikusno, Amir Syarifuddin dan Kasimo.
Tuntutan GAPI :
a) Indonesia Berparlemen.
b) Pemakaian Bahasa indonesia dalam Volksraad.
c) Mengusulkan adanya perubahan penyebutan Inlander, menjadi orang
Indonesia, dan Nederland Indie, menjadi Indonesia.
d) Menuntut agar dihapuskannya diskriminasi atas dasar warna kulit.

4. Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Dalam melaksanakan pendidikan, taman siswa
berpedoman pada pernyataan asas yang disusun pada tahun 1922. Pernyataan asas
itu mengandung dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur diri
sendiri. Hal itu berarti mendidik siswa untuk berpikir, berbuat, bekerja, dan
berperan dalam batas-batas tujuan bersama yang tertib dan damai. Taman Siswa
memiliki sistem pendidikan yang dinamakan dengan Tut Wuri Handayani, yakni
bahwa dalam sistem ini guru bertindak sebagai pemimpin yang berdiri di
belakang, tetapi mempengaruhi dan memberi kesempatan kepada anak didik
untuk berjalan sendiri.

F. Sumpah Pemuda dan Pers dalam Pergerakan Nasional Indonesia


a. Sejarah terbentuknya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia didirikan di Jakarta tahun 1926 oleh 4
orang mahasiswa STOVIA dan Rechtshoogeschool. PPPI beranggotakan pelajar-
pelajar yang beraliran nasionalis. Organisasi ini bertujuan untuk menyatukan
perkumpulan pemuda yang saat itu ada di Indonesia.

b. Sejarah terbentuknya Pemuda Indonesia


Pemuda Indonesia didirikan si Bandung tanggal 20 Februari 1927 oleh
pemuda terpelajar yang pernah belajar di luar negeri dan bekas anggota Perhimpunan
Indonesia. Tujuannya adalah untuk memperkuat dan memperluas ide kesatuan
nasional Indonesia.

c. Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I diselenggarakan tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta
yang diketuai oleh Muhammad Thabrani. Dihadiri oleh wakil-wakil dari Jong Java,
Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Studerende Minahassers, Jong Batak, da Pemuda Theosofie.
Hasil Kongres Pemuda I yaitu :
1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia.
2. Adanya upaya umtuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang
kolot, dan sebagainya.
d. Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta
di Gedung Indonesische Clubgebouw yang diketuai oleh Sugondo Joyo Puspito.
Dihadiri oleh Pemuda Sumatra, Pemuda Indonesia, Jong Bataksche Bond, Sekar
Rukun, Pemuda Kum Betawi, Jong Islamieten Bond, Jong Java, Jong Ambon, dan
Jong Celebes.
Hasil Kongres Pemuda II yaitu :
1. Mengucapkan Ikrar Sumpah Pemuda
2. Menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
3. Menetapkan Sang Merah Putih menjadi bendera Indonesia.
4. Semua organisasi Pemuda Indonesia dilebur menjadi satu dengan nama Indonesia
Muda (IM)
5. Diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman

e. Ikrar Sumpah Pemuda


Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku, berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

f. Peranan Pers dalam Pergerakan Nasional


a) Menyebarluaskan ide atau gagasan tokoh-tokoh pergerakan kepada masyarakat
luas.
b) Menyebarluaskan berita perkembangan pergerakan nasional, baik kepada
masyarakat luas, maupun masyarakat pergerkan itu sendiri.
PERTANYAAN
A. PILIHAN GANDA
1. Kebijakan politik etis dicetuskan oleh ...
A. Eduard Douwes Dekker
B. Alexander W.F. Idenburg
C. Conrad Theodore van Deventer
D. Ki Hajar Dewantara
E. Pieter Brooshooft
2. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Masuknya paham-paham baru di Eropa
2) Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
3) Bangkitnya Nasionalisme Asia
4) Lahirnya golongan terpelajar
Berdasarkan pernyataan di atas yang merupakan faktor-faktor eksternal yang
melatarbelakangi munculnya Pergerakan Nasional Indonesia adalah ...
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar
3. Organisasi yang menggunaan pemakaian istilah Indonesia dalam pergerakan nasional
adalah ...
A. Partai Indonesia (Partindo)
B. Partai Komunis Indonesia (PKI)
C. Partai Indonesia Raya (Parindra)
D. Perhimpunan Indonesia (PI)
E. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
4. Organisasi modern pertama yang ada di Indonesia adalah ...
A. Indische Partij
B. Sarekat Dagang Islam
C. Budi Utomo
D. Muhammadiyah
E. Taman Siswa
5. Tokoh pencetus berdirinya organisasi Budi Utomo adalah ...
A. Henk Sneevliet
B. dr. Wahidin Sudiro Husodo
C. Conrad Theodore van Deventer
D. Suwardi Suryaningrat
E. Eduard Douwes Dekker
6. Organisasi Indische Partij didirikan pada tanggal ...
A. 15 Juli 1936
B. 4 Juli 1927
C. 18 November 1912
D. 25 Desember 1912
E. 20 Mei 1908
7. Berikut ini adalah latar belakang pergerakan nasional Indonesia yaitu ...
A. Kemampuan intelektual pribumi Indonesia
B. Berakhirnya Tanam Paksa yang menyengsarakan rakyat
C. Kebijakan Politik Balas Budi pemerintah kolonial Belanda
D. Perluasan lembaga pendidikan non formal
E. Makin kuatnya pengaruh kaum birokrat pemerintahan
8. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Menetapkan Pancasila.
2) Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3) Menetapkan presiden dan wakil presiden.
4) Menetapkan lagu Indonesia Raya.
5) Menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia.
Berdasarkan pernyataan di atas yang merupakan keputusan penting pada Kongres
Pemuda II adalah ...
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 3 dan 5
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4 dan 5
9. Organisasi kewanitaan di bawah Muhammadiyah adalah ...
A. Putri Mardika
B. Keutamaan Istri
C. Aisyiah
D. Muslimat
E. Istri Sedar
10. Partai Indonesia Raya merupakan gabungan dari 2 organisasi, yaitu ...
A. PNI dan PNI pendidikan
B. Budi Utomo dan PBI
C. Muhammadiyah dan Sarekat Islam
D. Indische Partij dan Taman Siswa
E. Trikoro Darmo dan Pemuda Indonesia

B. ESSAY TERTUTUP
1. Sebutkan tiga program Politik Etis yang diterapkan di Indonesia?
Jawaban : Irigasi, transmigrasi dan edukasi

2. Indonesia berparlemen adalah tuntutan dari organisasi ...


Jawaban : Gabungan Politik Indonesia
3. Hasil dari Kongres Perempuan III menetapkan bahwa tanggal 22 Desember ditetapkan
sebagai hari ...
Jawaban : Ibu

4. Organisasi Indische Partij didirikan oleh tiga serangkai pada tanggal 25 Desember 1912.
Siapa sajakah tiga serangkai tersebut?
Jawaban : Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Douwes Dekker (dr. Danudirdja
Setiabudi) dan Dr.Tjipto Mangunkusumo.

5. Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda merupakan sebuah
judul artikel yang berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda. Artikel tersebut ditulis
oleh ...
Jawaban : Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)

6. Pada tahun 1918, Trikoro Darmo diubah namanya menjadi ...


Jawaban : Jong Java

7. Di depan pengadilan pemerintah kolonial Belanda di Bandung, Ir. Soekarno


menyampaikan pidato yang berjudul ...
Jawaban : Indonesia Menggugat

8. Kongres Perempuan I dilaksanakan pada tanggal ...


Jawaban : 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta

9. Ketika Ir. Soekarno ditangkap pada tahun 1929. Organisasi Partai Nasional Indonesia
dipecah menjadi dua yaitu ...
Jawaban : Partai Indonesia (Partindo) dan Partai Nasional Indonesia Pendidikan (PNI
Baru)

10. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis. Ajaran marxis ini dibawa oleh ...
Jawaban : Henk Sneevliet

C. ESSAY TERBUKA
1. Jelaskan mengapa hari lahirnya Budi Utomo dijadikan sebagai peringatan Hari
Kebangkitan Nasional!
Jawaban :
Kebangkitan nasional dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20
Mei 1908 dimana ditandai dengan bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan,
dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, yang tidak pernah muncul selama penjajahan berkuasa dan bumi pertiwi ini
dikuasai oleh Belanda dan Jepang. Organisasi Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Sutomo
dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu
Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, serta digagas oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Pada awalnya Boedi Oetomo bukan organisasi politik, tetapi lebih kepada
organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun seiring waktu, Boedi
Oetomo kemudian menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan
Indonesia. Terbukti setelah Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908, berturut-turut
berdiri organisasi-organisasi besar seperti Indische Partij , Partai Politik pertama di
Indonesia pada tahun 1912, Sarekat Dagang Islam, Muhammadiyyah, dan dan Asuransi
Jiwa Bersama Boemi Poetra pada tahun yang sama.
Karena dianggap sebagai organisasi yang menjadi pelopor bagi organisasi
kebangsaan lainnya, maka tanggal didirikannya Boedi Oetomo, 20 Mei, ditetapkan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

2. Jelaskan mengapa Sarekat Islam bisa terpecah menjadi SI Putih dan SI Merah!
Jawaban :
Pada tahun 1914 berdiri organisasi berpaham sosialis yang didirikan oleh
Sneevlit, yaitu ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging). Namun organisasi
yang didirikan orang Belanda di Indonesia ini tidak mendapat simpati rakyat, oleh
karena itu diadakan "Gerakan Penyusupan" ke dalam tubuh Serikat Islam yang akhirnya
berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh Serikat Islam muda seperti Semaun, Darsono, Tan
Malaka, dan Alimin
Dan pada bulan November 1920, SI dan PKI terlibat pertikaian terbuka dan tidak
terdamaikan ketika surat kabar PKI berbahasa Belanda, "Het Vrije Woord", menerbitkan
tesis-tesis Lenin tentang masalah-masalah nasional dan penjajahan, yang berisi kecaman-
kecaman terhadap Pan-Islamisme. SI yang pada saat itu memiliki orang-orang seperti
Haji Agus Salim (1884-1954), mantan konsulat Belanda di Jeddah, yang menjadikan
Pan-Islamisme dan modernisme sebagai dasar menjalankan kegiatan politik, membawa
SI menerapkan "disiplin partai" yang disetujui pada kongres SI bulan Oktober tahun
1921. Dengan adanya "disiplin partai", maka seorang anggota SI tidak mungkin lagi
menjadi anggota partai lain. Anggota-anggota PKI kini dikeluarkan dari SI, tetapi
pertikaian tetap harus diselesaikan di setiap cabang SI. Sebagai akibatnya, SI terpecah
menjadi dua yaitu "SI Putih" dan "SI Merah".

3. Jelaskan bagaimana tindakan pemerintah belanda menanggapi tuntutan Gabungan Politik


Indonesia!
Jawaban :
Tuntutan dari GAPI sendiri mendapat respon dari pemerintah Belanda. Tuntutan
GAPI sendiri sempat dibicarakan dalam Tweede Kamer, yaitu pembahasan anggaran
belanja Hindia, pada 26 Februari sampai 6 Maret 1940 dan hanya mendapat dukungan
dari Social Demokratische Arbeiders Partij (SDAP) serta penolakan dari partai-partai
lain. Pers di Belanda juga umumnya menolak dengan alsan belum waktunya. Hal yang
baik adalah partai-partai dan pers di Belanda berpendapat bahwa perlu diadakan
perubahan-perubahan di dalam pemerintahan di Indonesia mengngat keadaan
Internasional yang memburuk.
Pada bulan Agustus 1940, ketika negeri Belanda telah dikuasai oleh Jerman dan
Indonesia dinyatakan dalam keadaan darurat perang. GAPI kembali mengeluarkan
resolusi yang menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan di Indonesia dengan
menggunakan hokum tatanegara dalam masa genting (nood staatsrecht). Isi resolusi
yaitu mengganti Volksraad dengan parlemen sejati yang anggota-anggotanya dipilih oleh
rakyat, merubah fungsi kepala-kepala departemen (departemenshoofden) menjadi
menteri yang bertanggungjawab kepada parlemen tersebut. Resolusi ini dikirimkan
kepada Gubernur Jenderal, Volksraad, Ratu Wilhelmina dan kabinet Belanda di London.
Menghadapi tuntutan itu, atas persetujuan pemerintah dibentuklah Commisie tot
bestudeering van staatsrechtelijke hervorminogen atau komisi untuk menyelidiki dan
mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Komisi yang dikenal sebagai Komisi
Visman ini dibentuk pada 14 September 1940. Komisi ini sendiri bertugas untuk
mengumpulkan bahan-bahan apa yang menjadi keinginan dari Indonesia.

4. Jelaskan mengapa kemenangan Jepang Atas Rusia pada tahun 1905 dapat meningkatkan
semangat Pergerakan Nasional!
Jawaban :
Kemenangan Jepang atas Rusia ini sendiri berperan mengangkat harga diri
Jepang atas negara-negara barat. Selain berdampak pada internal negara Jepang,
kemenangan Jepang atas Rusia juga membangkitan semangat, harga diri, dan rasa
percaya diri bangsa-bangsa yang ada di Asia yang sedang terjajah, termasuk Indonesia.
Bangsa-bangsa di Asia menganggap bahwa sesungguhnya kekuatan Asia juga mampu
menandingi kekuatan barat.
Pergerakan nasional di Indonesia dimulai dengan kebijakan pemerintah kolonial
Belanda yang mengeluarkan kebijakan politik etis. Dimana salah satu isi pokok dari
politik etis adalah dilakukannya program pembangunan sekolah-sekolah dan
pelaksanaan program pendidikan bagi rakyat Indonesia.
Program pembangunan sekolah-sekolah dan pelaksanaan program pendidikan
bagi rakyat Indonesia ini kemudian mampu melahirkan permuda-pemuda terpelajar atau
atau golongan cendikiawan yang mulai memiliki rasa kebangsaaan dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi.
Perlahan-lahan perjuangan dari rakyat Indonesia yang bersifat kedaerahan
berubah menjadi perjuangan nasional. Akhirnya pada pemuda Indonesia terpelajar ini
membentuk berbagai organisasi nasionalis yang kemudian diikuti dengan pendirian
partai-partai sebagai wadah perjuangan dalam bidang politik. Para pemuda yang
berpikiran terbuka ini sadar bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia sudah sangat
menderita sehingga harus merdeka dari bentuk penjajahan karena kemerdekaan itu
adalah hak bangsa Indonesia di tanah air sendiri, walaupun harus menentang penjajah
barat yang jauh lebih maju. Mereka mempunyai bukti untuk keyakinan tersebut dengan
kemenangan Jepang atas Rusia.
5. Jelaskan dampak dari perubahan de Indonesische Vereeniging pada tahun 1925 menjadi
perhimpunan Indonesia dalam aktivitas politiknya di Hindia Belanda!
Jawaban :
Transisi dari Indonesische Vereeniging menjadi Perhimpunan Indonesia
menimbulkan dampak berupa perubahan peran sosial dan kebudayaan (yang sebelumnya
menjadi fungsi organisasi yang utama) menjadi organisasi yang mengutamakan masalah-
masalah politik sejak Februari 1925, meskipun kedua peran sebelumnya memang tetap
ada.
Perubahan nama tersebut juga sebagai usaha penemuan kembali identitas pribadi
yang sejalan dengan pencarian identitas sebagai bangsa Indonesia, yang mana kedua
usaha itu tersalur dalam aktivitas pergerakan kebangsaan.

Anda mungkin juga menyukai