OLEH :
RAZ ABDILAH SETIAWAN
KELAS : XI MIPA 1
2. Sarekat Islam
Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam
untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang
dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan
perekonomian anggotanya serta melindungi hak-hak para pedagang muslim dari
monopoli pedagang-pedagang besar Cina.
Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh
Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam.
Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan
tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan
hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.
Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang
dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische
Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-
terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah
menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan
SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).
3. Muhammadiyah
Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta
pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan
kebangsaan Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan,
pendidikan, sosial budaya yang menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir &
batin. Tujuan pokoknya ialah : menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Tujuan-tujuan Muhammadiyah yang sifatnya operasional, antara lainnya :
a) Mengembalikan pendidikan dan pengajaran yang berlandaskan agama
Islam.
b) Mengembalikan ajaran Islam sesuai Qur’an dan Hadis dan membolehkan
adanya ijtihad.
c) Mengajak umat Islam untuk hidup selaras dengan ajaran agama Islam.
d) Berusaha meningkatkan kasejahteraan hidup umat manusia pada
umumnya dan umat Islam pada khususnya.
e) Menyantuni anak yatim piatu.
f) Membina dan menyiapkan generasi muda agar kelak dapat menjadi
pemimpin-pemimpin masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan jujur.
Karena merupakan gerakan reformasi Islam, Muhammadiyah tidak
menghendaki adanya bid’ah, takhayul, klenik, dan taqlid. Di antara sekian usaha
itu yang paling menonjol adalah usaha di bidang pendidikan dan sosial, ditandai
dengan banyaknya sekolah-sekolah Muhammadiyah dari TK hingga perguruan
tinggi dan panti asuhan anak yatim. Muhammadiyah juga mendirikam kepanduan,
yang disebut Hizbul Wathan.
Di samping itu didirikan pula Aisiyah, perkumpulan wanita
Muhamadiyah, didirikan pada 1918. Pimpinan pusat mula-mula dijabat oleh Siti
Walidah Ahmad Dahlan, dan kemudian dilimpahkan pada Siti Bariyah. Kegiatan
Aisiyah yang pokok adalah di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan
kewanitaan Islam.
2. Gerakan Pemuda
Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan
organisasi pemuda yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya
antara lain : R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-Wongsonegoro (wakil
ketua), Sutomo (Sekretaris). Trikoro Dharmo artinya “Tiga Tujuan Mulia”, yaitu:
sakti, budi, dan bakti.
Tujuan didirikannya Trikoro Dharmo antara lain :
a) Mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah
menengah dan perguruan kejuruan.
b) Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c) Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan
kebudayaan Hindia.
d) Memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara pemuda-pemuda
Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro
Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal ini dimaksudkan agar para pemuda di luar
Pulau Jawa, tata sosialnya berdasarkan budaya Jawa akan mau, memasuki Jong
Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah sosial dan kebudayaan, misalnya
pemberantasan buta huruf, kepanduan, kesenian. Jong Java tidak ikut terjun dalam
dunia politik dan tidak pula mencampuri urusan agama tertentu.
Bahkan para anggotanya dilarang menjalankan politik atau menjadi
anggota partai politik. Akan tetapi, sejak tahun 1942, karena pengaruh gerakan
radikal, maka Syamsuridjal (ketuanya) mengusulkan agar anggota yang sudah
berusia 18 tahun diberi kebebasan berpolitik dan agar Jong Java memasukkan
program memajukan agama Islam. Usul ini ditolak, akibatnya para anggotanya
yang menghendaki tujuan ke dalam dunia politik dan ingin memajukan agam
Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi ini dipimpin Haji Agus
Salim.
3. Gerakan Perempuan
Tokoh gerakan perempuan : R.A Kartini, Stella Zeehandelar, J.H
Abendanon, dan Profesor E.K Anton
Tujuan Gerakan Perempuan untuk persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan. Perjuangan yang di perjuangkan oleh R.A Kartini dikenal dengan
sebutan emansipasi
Organisasi-organisasi wanita yang berdiri pada masa pergerakan nasional
antara lain :
a) Putri Mardika (1912)
Putri Mardika adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian
dari Budi Utomo. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan,
bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut
pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
b) Kartini Fonds (Dana Kartini)
Organisasi ini didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer,
tokoh politik etis.
c) Kerajinan Amal Setia (KAS)
KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus tahun
1914. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan
mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang
kerajinan tangan beserta cara pemasarannya.
d) Aisyiah (1917)
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari
Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan.
e) Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT)
PIKAT didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di
Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya memajukan pendidikan kaum wanita
dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai
calon pendidik anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat.
f) Organisasi Kewanitaan Lain
Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, antara lain :
Pawiyatan Wanita di Magelang (1915), Wanita Susila di Pemalang (1918),
Wanita Rukun Santoso di Malang, Budi Wanita di Solo, Putri Budi Sejati
di Surabaya (1919), Wanita Mulya di Yogyakarta (1920), Wanita Katolik
di Yogyakarta (1921), PMDS Putri (1923), Wanita Taman Siswa (1922),
dan Putri Indonesia (1927).
Kongres Perempuan yang pernah dilaksanakan diantaranya sebagai
berikut :
1) Kongres Perempuan I
Kongres Perempuan I dilaksanakan Pada 22-25 Desember 1928 di
Yogyakarta.
Hasil Kongres Perempuan I yaitu :
a) Mendirikan federasi Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
2) Kongres Perempuan II
Kongres Perempuan II dilaksanakan pada 20-24 Juli 1935 di Jakarta.
Hasil Kongres Perempuan II Yaitu :
a) Mendirikan badan penyelidikan perburuhan perempuan.
b) Meningkatkan pemberantasan buta huruf.
c) Tiap perkumpulan yang tergabung berusaha mengadakan hubungan
dengan perkumpulan pemuda.
d) Kongres didasari perasaan, kebangsaan, pekerjaan sosial dan
kenetralan pada agama.
e) Kongres menyelidiki secara mendalam kedudukan perempuan
Indonesia menurut hukum Islam.
f) Peremuan Indonesia berkewajiban berusaha supaya generasi baru
sadar akan kewajiban kebangsaan yaitu Ibu Bangsa.
g) Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap.
3) Kongres Perempuan III
Kongres Perempuan III dilaksanakan pada 25-28 Juli 1938 di Bandung.
Hasil Kongres Perempuan III yaitu :
a) Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
b) Membangun komisi perkawinan.
4) Kongres Perempuan IV
Kongres Perempuan IV dilaksanakan pada Juli 1941 di Semarang.
Hasil Kongres Perempuan IV yaitu :
a) Menyetujui aksi GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
b) Mufakat dengan adanya milisi indonesia.
c) Menuntut agar perempuan memiliki hak pilih
d) Menyetujui diajarkannya pelajaran bahasa Indonesia
c. Periode Radikal
Periode radikal adalah tahap pergerakan nasional indonesia secara jelas
mencantumkan tujuan umum untuk mencapai kemerdekaan perlawanan terhadap
penjajah belanda pun dilakukan demi kemerdekaan.
Latar belakang periode radikal :
a) Pengaruh Dokrin Wilson
Woodrow Wilson pada bulan Januari 1918 pernah mengumumkan 14 butir
yang menjadi solusi akhir penyelesaian Perang Dunia I, salah satu poin tersebut
berisi tentang hak menentukan sendiri (Right of Self-Determination)
b) Pengaruh revolusi Rusia 1917
Pada bulan Oktober 1917, Kaum Bolshevic berhasil menggulingkan
monarki Rusia yaitu TsarnNicholas II. Manifesto Partai Komunis di Rusia
menyatakan bahwa pembebasan negara-negara jajahan hanya dapat dilakukan
dengan adanya persatuan kaum buruh.
c) Kekecewaan terhadap janji November
Pada tanggal 18 November 1918, J. V van Limburg Stirum menjanjikan
untuk mempercepat otonomi bagi bangsa Indonesia. Janji ini dikenal Janji
November. Akan tetapi dalam praktiknya, janji ini tidak pernak ditepati. Sebab
van Limburg mendapat kecaman dari pemerintah Belanda karena mengeluarkan
janji tanpa persetujuan pemerintahan Belanda.
d) Perubahan pasal 111 RR (Regerings Reglement)
Pada tanggal 1 September 1919 Pemerintah Kolonial Belanda mengubah
Pasal 111 Regerings Reglement. Yang berisi tentang larangan mengadakan
perkumpulan yang bersifat politik di Hindia Belanda.
e) Pergantian gubernur jenderal Hindia-Belanda
Pada tahun 1921 Gubernur Jenderal van Limburg Stirum digantikan oleh
Dirk Fock. Dick Fork bersikap reaksioneris pada pergerakan nasional.
f) Pemakaian kata Indonesia sebagai identitas bangsa
Pada April 1922 di rapat pergantian pengurus kata “Indonesia” pertama
kali digunakan oleh organisasi Indonesische Vereeniging
g) Ikut sertanya kaum buruh dalam pergerakan nasional
Sejak tahun 1914 aliran sosialisme (revolusioner) masuk ke Indonesia
dibawa oleh Sneevliet.
Organisasi-organisasi pada periode radikal :
1. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa
Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain : R.P Sosrokartono,
R. Hoesein Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan
Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan
Indonesia bernama Indische Vereeniging. Tujuannya yaitu berjuang untuk
memperoleh suatu pemerintahan di Indonesia yang hanya bertanggung jawab
kepada rakyat Indonesia.
Pada tahun 1912 Indische Vereeniging berganti nama menjadi
Indonesische Vereeniging dan akhirnya diubah lagi menjadi Perhimpunan
Indonesia (1924). Dengan perubahan itu, terjadi pula perubahan dasar pikiran dan
orientasi dalam pergerakan mereka. Majalah mereka berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka (1924). Terjadilah pergeseran cara berpikir dan gerakan yang
radikal, dengan tegas mereka menginginkan Indonesia merdeka.
Manifesto Politik 1925 PI :
a) Hanya bangsa Indonesia yang bersatulah yang mampu mematahkan dominasi
kolonial.
b) Untuk mencapai tujuan, mutlak harus ada partisipasi seluruh bangsa
Indonesia.
c) Penjajahan berdampak kehancuran moral bangsa Indonesia. Perlu diupayakan
keseimbangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah.
4. Partai Indonesia
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun
1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo
didirikan oleh Sartono pada tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki
banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka.
Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai
Indonesia merdeka. Asasnya pun juga nonkooperasi. Partindo semakin kuat
setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan
dari penjara.Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal
menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak
bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
d. Periode Bertahan
Periode Bertahan adalah tahap Gerakan kebangsaan yang sudah lebih modern
dan memakai stategi dengan penuh pertimbangan. Atau dapat diartikan sebagai
perubahan taktik perjuangan dari nonkooperatif menjadi kooperatif.
Latar Belakang Periode Bertahan :
a) Terjadinya krisis malaise yang melanda dunia. Krisis malaise adalah sebuah
peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang
mulai terjadi pada tahun 1929.
b) Sikap pemerintah kolonial makin tegas dan keras terhadap partai-partai yang ada
sebagai dampak PKI yang gagal memberontak.
c) Penahan terhadap para tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir oleh
pemeritah kolonial Belanda.(1930)
Volksraad (Dewan Rakyat)
Dewan Rakyat pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang didirikan di
Batavia pada tahun 1918. Dewan ini berperan sebagai badan penasihat yang hanya
berhak memberikan usul-usul kepada pemerintah Hindia Belanda. Dewan Perwakilan
Rakyat pada zaman pendudukan Belanda ini berhak mengeluarkan undang-undang.
Dipicu oleh meletusnya PD ke-1 di Eropa pada Agustus 1914 yang membuat Belanda
memerlukan milisi bumiputra. Volksraad hanya mempunyai kekuasaan terbatas, bisa
memberikan nasehat dalam anggaran belanja Hindia tetapi tidak berhak memutuskan.
Keberadaan Volksraad berakhir saat Jepang mendarat di Hindia Belanda pada
tahun 1942. Pada tanggal 5 Agustus 1942, Jepang berhasil menduduki Batavia. Pada
tanggal 7 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Jawa
Barat. Dengan takluknya Belanda kepada pasukan Jepang, seluruh perangkat
kelembagaan kenegaraan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda
terhapus, termasuk Volksraad.
Organisasi-organisasi pada periode bertahan :
1. Partai Indonesia Raya
Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember
1935. Parindra merupakan fusi dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas
kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam
membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin.
4. Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Dalam melaksanakan pendidikan, taman siswa
berpedoman pada pernyataan asas yang disusun pada tahun 1922. Pernyataan asas
itu mengandung dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur diri
sendiri. Hal itu berarti mendidik siswa untuk berpikir, berbuat, bekerja, dan
berperan dalam batas-batas tujuan bersama yang tertib dan damai. Taman Siswa
memiliki sistem pendidikan yang dinamakan dengan Tut Wuri Handayani, yakni
bahwa dalam sistem ini guru bertindak sebagai pemimpin yang berdiri di
belakang, tetapi mempengaruhi dan memberi kesempatan kepada anak didik
untuk berjalan sendiri.
c. Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I diselenggarakan tanggal 30 April – 2 Mei 1926 di Jakarta
yang diketuai oleh Muhammad Thabrani. Dihadiri oleh wakil-wakil dari Jong Java,
Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Studerende Minahassers, Jong Batak, da Pemuda Theosofie.
Hasil Kongres Pemuda I yaitu :
1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia.
2. Adanya upaya umtuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang
kolot, dan sebagainya.
d. Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta
di Gedung Indonesische Clubgebouw yang diketuai oleh Sugondo Joyo Puspito.
Dihadiri oleh Pemuda Sumatra, Pemuda Indonesia, Jong Bataksche Bond, Sekar
Rukun, Pemuda Kum Betawi, Jong Islamieten Bond, Jong Java, Jong Ambon, dan
Jong Celebes.
Hasil Kongres Pemuda II yaitu :
1. Mengucapkan Ikrar Sumpah Pemuda
2. Menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
3. Menetapkan Sang Merah Putih menjadi bendera Indonesia.
4. Semua organisasi Pemuda Indonesia dilebur menjadi satu dengan nama Indonesia
Muda (IM)
5. Diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman
B. ESSAY TERTUTUP
1. Sebutkan tiga program Politik Etis yang diterapkan di Indonesia?
Jawaban : Irigasi, transmigrasi dan edukasi
4. Organisasi Indische Partij didirikan oleh tiga serangkai pada tanggal 25 Desember 1912.
Siapa sajakah tiga serangkai tersebut?
Jawaban : Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Douwes Dekker (dr. Danudirdja
Setiabudi) dan Dr.Tjipto Mangunkusumo.
5. Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda merupakan sebuah
judul artikel yang berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda. Artikel tersebut ditulis
oleh ...
Jawaban : Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
9. Ketika Ir. Soekarno ditangkap pada tahun 1929. Organisasi Partai Nasional Indonesia
dipecah menjadi dua yaitu ...
Jawaban : Partai Indonesia (Partindo) dan Partai Nasional Indonesia Pendidikan (PNI
Baru)
10. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis. Ajaran marxis ini dibawa oleh ...
Jawaban : Henk Sneevliet
C. ESSAY TERBUKA
1. Jelaskan mengapa hari lahirnya Budi Utomo dijadikan sebagai peringatan Hari
Kebangkitan Nasional!
Jawaban :
Kebangkitan nasional dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20
Mei 1908 dimana ditandai dengan bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan,
dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, yang tidak pernah muncul selama penjajahan berkuasa dan bumi pertiwi ini
dikuasai oleh Belanda dan Jepang. Organisasi Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Sutomo
dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu
Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, serta digagas oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Pada awalnya Boedi Oetomo bukan organisasi politik, tetapi lebih kepada
organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun seiring waktu, Boedi
Oetomo kemudian menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan
Indonesia. Terbukti setelah Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908, berturut-turut
berdiri organisasi-organisasi besar seperti Indische Partij , Partai Politik pertama di
Indonesia pada tahun 1912, Sarekat Dagang Islam, Muhammadiyyah, dan dan Asuransi
Jiwa Bersama Boemi Poetra pada tahun yang sama.
Karena dianggap sebagai organisasi yang menjadi pelopor bagi organisasi
kebangsaan lainnya, maka tanggal didirikannya Boedi Oetomo, 20 Mei, ditetapkan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Jelaskan mengapa Sarekat Islam bisa terpecah menjadi SI Putih dan SI Merah!
Jawaban :
Pada tahun 1914 berdiri organisasi berpaham sosialis yang didirikan oleh
Sneevlit, yaitu ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging). Namun organisasi
yang didirikan orang Belanda di Indonesia ini tidak mendapat simpati rakyat, oleh
karena itu diadakan "Gerakan Penyusupan" ke dalam tubuh Serikat Islam yang akhirnya
berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh Serikat Islam muda seperti Semaun, Darsono, Tan
Malaka, dan Alimin
Dan pada bulan November 1920, SI dan PKI terlibat pertikaian terbuka dan tidak
terdamaikan ketika surat kabar PKI berbahasa Belanda, "Het Vrije Woord", menerbitkan
tesis-tesis Lenin tentang masalah-masalah nasional dan penjajahan, yang berisi kecaman-
kecaman terhadap Pan-Islamisme. SI yang pada saat itu memiliki orang-orang seperti
Haji Agus Salim (1884-1954), mantan konsulat Belanda di Jeddah, yang menjadikan
Pan-Islamisme dan modernisme sebagai dasar menjalankan kegiatan politik, membawa
SI menerapkan "disiplin partai" yang disetujui pada kongres SI bulan Oktober tahun
1921. Dengan adanya "disiplin partai", maka seorang anggota SI tidak mungkin lagi
menjadi anggota partai lain. Anggota-anggota PKI kini dikeluarkan dari SI, tetapi
pertikaian tetap harus diselesaikan di setiap cabang SI. Sebagai akibatnya, SI terpecah
menjadi dua yaitu "SI Putih" dan "SI Merah".
4. Jelaskan mengapa kemenangan Jepang Atas Rusia pada tahun 1905 dapat meningkatkan
semangat Pergerakan Nasional!
Jawaban :
Kemenangan Jepang atas Rusia ini sendiri berperan mengangkat harga diri
Jepang atas negara-negara barat. Selain berdampak pada internal negara Jepang,
kemenangan Jepang atas Rusia juga membangkitan semangat, harga diri, dan rasa
percaya diri bangsa-bangsa yang ada di Asia yang sedang terjajah, termasuk Indonesia.
Bangsa-bangsa di Asia menganggap bahwa sesungguhnya kekuatan Asia juga mampu
menandingi kekuatan barat.
Pergerakan nasional di Indonesia dimulai dengan kebijakan pemerintah kolonial
Belanda yang mengeluarkan kebijakan politik etis. Dimana salah satu isi pokok dari
politik etis adalah dilakukannya program pembangunan sekolah-sekolah dan
pelaksanaan program pendidikan bagi rakyat Indonesia.
Program pembangunan sekolah-sekolah dan pelaksanaan program pendidikan
bagi rakyat Indonesia ini kemudian mampu melahirkan permuda-pemuda terpelajar atau
atau golongan cendikiawan yang mulai memiliki rasa kebangsaaan dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi.
Perlahan-lahan perjuangan dari rakyat Indonesia yang bersifat kedaerahan
berubah menjadi perjuangan nasional. Akhirnya pada pemuda Indonesia terpelajar ini
membentuk berbagai organisasi nasionalis yang kemudian diikuti dengan pendirian
partai-partai sebagai wadah perjuangan dalam bidang politik. Para pemuda yang
berpikiran terbuka ini sadar bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia sudah sangat
menderita sehingga harus merdeka dari bentuk penjajahan karena kemerdekaan itu
adalah hak bangsa Indonesia di tanah air sendiri, walaupun harus menentang penjajah
barat yang jauh lebih maju. Mereka mempunyai bukti untuk keyakinan tersebut dengan
kemenangan Jepang atas Rusia.
5. Jelaskan dampak dari perubahan de Indonesische Vereeniging pada tahun 1925 menjadi
perhimpunan Indonesia dalam aktivitas politiknya di Hindia Belanda!
Jawaban :
Transisi dari Indonesische Vereeniging menjadi Perhimpunan Indonesia
menimbulkan dampak berupa perubahan peran sosial dan kebudayaan (yang sebelumnya
menjadi fungsi organisasi yang utama) menjadi organisasi yang mengutamakan masalah-
masalah politik sejak Februari 1925, meskipun kedua peran sebelumnya memang tetap
ada.
Perubahan nama tersebut juga sebagai usaha penemuan kembali identitas pribadi
yang sejalan dengan pencarian identitas sebagai bangsa Indonesia, yang mana kedua
usaha itu tersalur dalam aktivitas pergerakan kebangsaan.