Anda di halaman 1dari 9

MUNCULNYA NASIONALISME DI INDONESIA

Kelompok 5 ( XI.9 ) :
1. Annisa Bilqis Sisilia
2. Bima Satya Mahendra
3. Dini Aprilia Tri Hapsari
4. Maura Kania Diah Diradiharsa
5. Mohammad Javier Azmi
6. Rully Adji Praja

SMA Negeri 3 Bandar Lampung

T.P 2023/2024

A. Munculnya Nasionalisme di Indonesia


Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) dan natie (Belanda), yang berarti bangsa. Bangsa
adalah sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta
kemampuan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan.
Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk menjaga
agar suatu bangsa tetap berdiri kokoh dalam kerangka sejarah pendahulunya, dengan
semangat nasionalisme yang tinggi maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala
ancaman, baik ancaman secara internal maupun eksternal.

Sasaran nasionalisme adalah penyebaran kesadaran berbangsa atau terbentuknya sebuah


nation-state. Nasionalisme melahirkan upaya untuk membentuk bangunan kebangsaan (nation
building) yaitu upaya yang terencana dan sistematis untuk menanamkan kesadaran bahwa
walaupun dari keanekaragaman ras, etnik, agama ataupun budaya, namun itu semua
merupakan dalam satu wadah yaitu bangsa.

Nasionalisme di Indonesia muncul dari adanya kesadaran yang terus ber-kembang, yaitu
kesadaran terhadap situasi ketertindasan yang melahirkan keinginan untuk bebas dan merdeka.
Kesadaran tersebut pada akhir abad-19 melahirkan beberapa pergerakan organisasi modern,
salah satunya Budi Utomo. Sejak berdirinya Budi Utomo, perkembangan nasionalisme
Indonesia menjadi sangat cepat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai organisasi
pergerakan yang mempunyai tujuan sama, yaitu mencapai kemerdekaan atau membebaskan
bangsa Indonesia dari belenggu kolonialisme.

Bagi bangsa Indonesia, rasa nasionalisme digunakan sebagai kunci pemersatu elemen bangsa
yang memiliki keaneragaman budaya, suku bangsa, adat istiadat, kebiasaan, agama dan etnis.
Tanpa rasa nasionalisme, sulit untuk menciptakan kondisi aman, bersatu dibawah naungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nasionalisme dalam hal ini dipandang sebagai anugerah
dan kekayaan yang penuh dengan dinamika bukan sebagai pemicu konflik-konflik. Untuk itu,
perlu adanya penanaman identitas nasional kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Nasionalisme yang terjadi di Indonesia adalah nasionalisme yang berkeadilan sosial, anti
kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Nasionalisme di Indonesia diawali dengan
pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk
menyebut negara ini. Selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional,
lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan,
sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama
daerah lagi.
Gagasan persatuan, kesatuan, dan nasionalisme merupakan dasar perjuangan untuk meraih
kemerdekaan. Semangat nasionalisme bangsa Indonesia tidak lagi ber-juang secara
kedaerahan, semuanya bersatu padu mengusir penjajah demi mewujud-kan cita-cita Indonesia
yang merdeka. Gerakan nasionalisme Indonesia telah mem-bawa negara ini menjadi bangsa
mandiri, terlepas dari belenggu penjajahan bangsa lain, sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945
lahirlah Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Sejatinya, yang melahirkan bangsa Indonesia bukan pengumuman kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, akan tetapi semangat dan rasa nasionalisme yang tumbuh
dan berkembang di hati tiap warga yang mencintai Indonesia dengan segenap jiwa dan raganya.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Nasionalisme di


Indonesia
1. Politik Etis
Adalah kebijakan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui modernisasi serta pengembangan ekonomi,
sosial dan politik Kebijakan ini diberlakukan oleh pemerintah Belanda dibawah
pimpinan Van der Capellen dan Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutz pada
1901.
Kebijakan politik etis didasarkan pada gagasan bahwa Belanda memiliki tanggung
jawab moral untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan mengembangkan
ekonomi serta sistem pemerintahan yang modern. Selain itu, pemberlakuan politik etis
dipengaruhi oleh terbitnya artikel berjudul Een Eerschuld (utang budi) yang dimuat
dalam mahalah De Gids. Artikel ini memuat kritikan Theodore van Deventer kepada
pemerintah kolonial Belanda tentang ketimpangan sosial akibat penerapan sistem
tanam paksa dan sistem ekonomi liberal di Indonesia.
Pada 17 September 1901 Ratu Wilhelmina secara resmi mengenalkan politik etis
sebagai kebijakan baru di Indonesia. Kebijakan politik etis diwujudkan melalui 3 program
yaitu :
a. Irigasi
Kebiajakn irigasi dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia.
Kebijakan tersebut diimplementasikan dengan pembangunan infrastruktur irigasi seperti
bendungan, saluran irigasi, dan irigasi subpermukaan untuk memenuhi kebutuhan air
bagi petani di wilayah-wilayah yang kering.
b. Transmigrasi
Dilakukan dengan tujuan mengurangi kepadatan penduduk di wilayah-wilayah yang
padat penduduk dan memperluas wilayah permukiman di Hindia Belanda.
c. Pendidikan
Pemberlakuan politik etis melahirkan sekolah-sekolah bagi kaum bumiptra. Sistem
sekolah dasar sebenarnya telah dibuka oleh pemerintah kolonial sejak 1892 yang
ditandai dengan pembukaan Eerste School (Sekolah Angka Satu) untuk anak-anak
bangsawan di kota-kota besar. Pemerintah kolonial Belanda juga membuka Tweede
School (Sekolah Angka Dua) yang ditunjukkan untuk anak-anak rakyat biasa.
Pada 1903 pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah rendah yang diberi nama
Volkschool (sekolah desa) yang kemudian di dirikannya juga sekolah lanjutan bernama
Vervolgschool. Pemerintah kolonial juga membangun sekolah pendidikan tingkat
diberbagai daerah.
Pendidikan yang diberikan kepada kaum bumiptra mendorong munculnya kelompok-
kelompok elite intelektual. Dari kalangan intelektual inilah muncul tokoh-tokoh
pergerakan kebangsaan yang melahirkan berbagai organisasi pergerakan sebagai
pelopor tumbnya semangat nasionalisme.

2. Perkembangan Pers

Pers menjadi senjata tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk menyebarkan perlawanan


terhadap pemerintah kolonial Belanda. Pada awal abad XX, media massa seperti surat kabar
dan majalah berkembang pesat di Indonesia. Surat kabar seperti De Expres, Medan Prijaji dan
Sinar Hindia menjadi media utama yang digunakan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk
menyebarkan ide-ide dan tujuan mereka. Melalui surat kabar, tokoh-tokoh pergerakan
mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda dan mengajak rakyat untuk bersatu dan
berjuang mencapai kemerdekaan

3. Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah

Bangsa Indonesia menyadari berbagai penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan pada


masa lalu. Salah satu penyebab kegagalan perjuangan tersebut adalah perlawanan yang
bersifat kedaerahan. Memasuki abad ke-20, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari
bersifat kedaerahan, menuju perjuangan yang bersifat nasional. Paham kebangsaan atau
nasionalisme telah tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat kuat.

4. Rasa Senasib Sepenanggungan

Perluasan kekuasaan Barat di Indonesia telah memengaruhi perubahan politik, ekonomi, dan
sosial bangsa Indonesia. Tekanan pemerintah Hindia Belanda pada bangsa Indonesia telah
memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah. Hal inilah yang
mendorong tekad bersama untuk menghimpun kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan
Indonesia.

C. Organisasi Pergerakan Nasional

Kebijakan politik etis melalui program pendidikan tekah melahirkan golongan intelektual
yang memiliki cara pandang baru. Bangsa Indonesia kemudian menerapkan strategi baru untuk
melawan pemerintah kolonial Belanda. Strategi yang dilakukan tidak menggunakan fisik,
melainkan berjuang melalui organisasi modern. Organisasi-organisasi modern yang didirikan
pada masa pergerakan nasional sebagai berikut.

1. Budi Utomo
Merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa
STOVIA, yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Budi utomo didirikan pada 20
Mei 1908 di Jakarta. Tujuan utama Budi Utomo adalah memperjuangkan hak-hak politik,
sosial, dan ekonomi bagi bangsa Indonesia yang saat itu masih di bawah kekuasaan
kolonial Belanda. Mereka mempromosikan pendidikan nasional, kebangsaan, dan
budaya Indonesia sebagai bagian dari perjuangan menuju kemerdekaan.
2. Sarekat Islam
Sarekat Islam yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam merupakan salah satu
organisasi di masa awal yang muncul pada masa pergerakan nasional. Sarekat Dagang
Islam didirikan oleh H. Samanhudi pada Januari 1911. Latar belakang pendirian adalah
keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam di Indonesia.
3. Indische Partij
Indische Partij adalah sebuah organisasi pertama yang ada di Hindia Belanda atau
Indonesia yang dibentuk oleh Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki
Hajar Dewantara pada 25 Desember 1912. Organisasi ini cukup dikenal di zaman
kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20.
Tidak seperti organisasi sebelumnya, Indische Partij yang didirikan oleh Douwes
Dekker dan kedua rekannya ini diterima oleh masyarakat dari berbagai golongan dan
mereka ikut bergabung tanpa memandang hal apapun. Sehingga, mereka berhasil
mengumpulkan anggota hingga lebih dari 7000 orang pada Oktober 1912 sejak sebelum
Indische Partij diresmikan.
Dalam perjalanannya, Tiga Serangkai ini aktif dalam menyebarkan gagasan
nasionalisme serta bentuk-bentuk perlawanan kolonialisme. Bentuk perlawanan
tersebut melalui tulisan provokatif yang dipublikasikan melalui surat kabar De Expres
yang didirikan oleh Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara yang bertugas sebagai
wartawan.

D. Pengaruh Perang Dunia 1 di Indonesia

Perang Dunia 1 pada 1914-1918 memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan nasionalisme
Indonesia. Para pemuda Indonesia yang belajar diluar negeri dan terlibat dalam gerakan sosial
dan politik di Eropa, menjadi lebih sadar akan pentingnya kemerdekaan nasional bagi bangsa
Indonesia. Dampak dari Perang Dunia 1 juga dirasakan oleh bangsa Indonesia dalam bidang
ekonomi, yaitu krisis menyebabkan berbagai harga barang menjadi naik.

E. Kongres Pemuda dan Kongres Perempuan

Penerapan politik etis tidak seperti yang diharapkan. Pendidikan masih terbatas bagi
kalangan priayi. Keadaan tersebut mendorong para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia
bersatu untuk membentuk kesatuan perjuangan nasional melalui Kongres Pemuda dan Kongres
Perempuan.

A. Kongres Pemuda

Pemuda memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Sejak 1915 para pemuda telah mempelopori berdirinya organisasi kepemudaan yang bersifat
kedaerahan. Dalam perkembangannya, sifat kedaerahan melebur menjadi rasa persatuan demi
mewujudkan semangat nasionalisme Indonesia.
B. Kongres Perempuan

Semangat Sumpah Pemuda turut mengilhami kaum perempuan yang aktif dalam organisasi-
organisasi perempuan untuk menyatukan gerakan mereka. Semangat persatuan yang
terkandung dalam ikrar Sumpah Pemuda menjadi dasar organisasi perempuan untuk
meningkatkan kesadaran nasionalisme.

Kesimpulan

Munculnya nasionalisme di Indonesia sangat mempengaruhi keadaan atau situasi


pada masa penjajahan. Nasionalisme muncul bukan tanpa sebab tetapi adanya
latar belakang atau penyebab yang menyebabkan nasionalisme itu muncul.
Karena adanya nasionalisme, merubah gaya pandang masyarakat Indonesia pada
saat itu. Salah satunya yaitu, corak perjuangan bangsa Indonesia yang berubah
dari bersifat kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat nasional.

Hal ini sangat berpengaruh pada saat itu, tidak ada lagi berjuang secara
kedaerahan dan tidak ada lagi berjuang demi memenangkan daerah masing-
masing tetapi semuanya bersatu dan berjuang demi mengusir para penjajah demi
mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.

Perasaan senasib dan semangat nasionalisme itulah yang membawa negara


Indonesia merdeka. Jadi, ayo tanamkan dan tingkatkan semangat nasionalisme
pada diri kita masing-masing.
Daftar Pustaka

 "Nasionalisme" (
https://eprints.ums.ac.id/28504/2/04._BAB_I.pdf )
 "Munculnya Nasionalisme di Indonesia. KD / IPK" (
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/531318-1673316109.pdf
)
 "Latar Belakang Munculnya Nasionalisme di Indonesia" (
https://www.siswapedia.com/nasionalisme-indonesia/?amp )
Pertanyaan

1. Bagi bangsa Indonesia, rasa nasionalisme digunakan sebagai kunci


pemersatu elemen bangsa yang memiliki keaneragaman budaya, suku
bangsa, adat istiadat, kebiasaan, agama dan etnis. Jelaskan apa yang terjadi
jika masyarakat Indonesia tidak memiliki rasa nasionalisme!
2. Sebutkan apa saja latar belakang munculnya nasionalisme di Indonesia!
3. Terdapat beberapa kekalahan dalam perjuangan Indonesia semasa waktu
zaman penjajahan, salah satu sebabnya karena perlawanan yang bersifat
kedaerahan, jelaskan apa maksud dari perlawanan yang bersifat
kedaerahan?
4. Siapa yang meresmikan politik etis di Indonesia dan apa saja politik etis itu?

Anda mungkin juga menyukai