DISUSUN OLEH :
1. ROBIATUL ADAWIAH
2. LILANI AYU LESTARI
3. REYGINA RATU SALINDRI
4. GALUH REFFYANDA M.S
5. YESINTA ALDA DEWI AULIA
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dri makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan pergerakan nasional Indonesia (Budi Utomo, Serekat
Dagang Islam, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, Usaha Mempersatukan partai
partai, Pergerakan Kaum Wanita, Sumpah Pemuda)
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK/Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyamangku pendidikan di sekolah
rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk
mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati karanganyar sebagai
ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebagai hukum yang sah
karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak
maksimal karena hal, yakni:
1. Mengalami kesulitan dinansial
2. Keluarga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial
daripada rakyat.
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati lebih suka mewujudkan organisasi masing-masing.
6. Bahasa Belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. Pengaruh golongan
priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
6
C. Memajukan agama islam
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karen bersifat nasionalis,
religius, dan ekonomis.
7
mau mendobrak kenyataan politik rasial yang diterapkan pemerintah kolonial. Aksi ini
terlihat nyata pada tahun 1913. Masa itu pemerintah Belanda akan mengadakan
peringatan 100 tahun lepasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Perancis).
Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah
suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah memperagakan upacara
peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya.
Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pimpinan Indische
Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul Als
ik een Nederlander was (Andaikan saya seorang Belanda). Dampak dari tulisan itu
R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto
Mangunkusumo yang dimuat dalam De Expres tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul
Kracht of Vrees?, mengandung tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr.
Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, Douwes Dekker
mengkritik dalam tulisan di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze
Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Kecaman-kecaman yang menentang
pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap. Pada
tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, NTT
sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda. Namun pada tahun
1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan
Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada
tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam alam pendidikan, dikenal sebagai Ki
Hajar Dewantara, membangun perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam alam pendidikan dan membangun yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E
Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Selatan.
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan beberapa
agung babaknya bersama-sama menjadi satu kumpulan lagi dalam Serikat Insulinde
dan Comite Boemi Poetera.
8
Cokrohadisuryo, Pak Budiarto, Pak Ali Sastroamijoyo, Pak Sunario dan Ir. Anwari.
Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi partai Nasional Indonesia (PNI),
dll.
9
a. Menuntut Indonesia berparlemen, Tuntutan ini dilakukan sebagai reaksi atas
ditolaknya Petisi Sutarjo dalam Volskraad sehingga Volskraad dianggap bukan
parlemen.
b. Diakuinya Merah Putih sebagai bendera persatuan. Indonesia Raya sebagai lagu
persatuan, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
10
menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan kepemudaan yang bersifat
kedaerahan antara lain:
a. Tri Koro Darmo
Pemuda menjadi salah satu penggerak dalam mewujudkan tujuan, dalam
mewujudkan tujuan tersebut dapat dijadikan dalam satu wadah yaitu sebuah organisasi.
Dengan adanya organisasi dapat menyatukan pemikiran maupun ideologi dari setiap
individu agar dapat mewujudkan cita-cita yang di inginkan, dengan berorganisasi juga
dapat dijadikan pembelajaran bahwasanya hidup dalam kebersamaan lebih mudah
dalam mewujudkan suatu tujuan. Pada mulanya bentuk organisasi-organisasi pemuda
tersebut berdasarkan kesukuan atau kedaerahan, yang mengutamakan ikatan antara
sesama pelajar sedaerah serta membangkitkan perhatian terhadap kebudayaan daerah
masing-masing.
Pada dasarnya Tri Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda yang mempunyai
tujuan menjalin pertalian antara pelajar-pelajar Jawa sekolah menengah dan kursus
keguruan, menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya. serta
membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa dan kebudayaan
"Hindia". Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa organisasi Tri Koro Dharmo
yang beranggotakan para pelajar dari jawa, Madura, Bali dan Lombok, namun pada
kenyataannya anggota dari Tri Koro Dharmo yang sebagian besar adalah murid-murid
sekolah menengah yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih menonjol
karena sifat Jawa sentrisnya.
Oleh karena itu pada kongresnya yang diadakan di Solo pada 12 Juni 1918 nama Tri
Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java yang memiliki cita-cita untuk mempersatukan
semua penduduk Jawa sehingga menjadi persatuan Jawa Raya.
11
pemakaian bahasa nasional, dengan menjadi media yang pertama kali
mempublikasikan gagasan Yamin, mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
C. Jong Ambon
Jong Ambon didirikan pada tahun 1918. Sebelum itu sebenarnya telah lahir berbagai
organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Misalnya : Ambons Studiefonds
(1909) oleh Tehupeilory, Ambons Bond (1911) untuk pegawai negeri, Mena Muria
(1913) di Semarang, dan Sou Maluku Ambon di Ambon.
Pada 9 Mei 1920, A.J Patty mendirikan Serikat Ambon di Semarang. Tujuannya
yaitu untuk mempersatukan semua organisasi Ambon, hingga menjadi organisasi
politik Ambon yang pertama. Karena ia sangat aktif melakukan kampanye dimana-
mana. Akhirnya ia ditangkap oleh pemerintah dan diasingkan. Perjuangan berikutnya
diteruskan oleh Mr. Latuharhary.
12
1.mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda pemuda pelajar Sumatra dan
membangkitkan perasaan bahwa mereka dipanggil untuk menjadi pemimpin dan
pendidik bangsanya
2.membangkitkan perhatian anggota anggotanya dan orang luar untuk menghargai
adat istiadat,seni, bahasa,kerajinan,pertanian dan sejarah Sumatra
untuk mencapai tujuan itu,dilakukan usaha usaha sebagai berikut:
• menghilangkan adanya perasaan prasangka etnis di kalangan orang orang
Sumatra.
•Memperkuat perasaan saling bantu.
•Bersama sama mengangkat derajat penduduk Sumatra dengan alat
propaganda,kursus,ceramah dan sebagainya.
Jong sumatra terbit pertama kali pada bulan januari 1918.Dengan Jargon Organ van
Den Jong Sumatranen Bond,surat kabar ini terbit secara berkala dan tidak tetap,
kadang bulanan,kadang triwulan,bahkan pernah terbit setaun sekali.Bahasa Belanda
merupakan bahasa mayoritas yang digunakan kendati ad juga memakai bahasa
melayu.Jong Sumatra dicetak di Weltevreden, Batavia sekaligus pula kantor redaksi
dan administrasinya.
Mulanya, dewan redaksi Jong Sumatra juga merupakan pengurus (centraal
hoofbestuur)JSB. Mereka itu adalah tengkoe mansyur (ketua), A.munir Nasution
(bendahara),serta dibantu beberapa nama lain. Keredaksian Jong Sumatra dipegang
oleh Amir.Mereka ini rata-rataadalah siswa atau alumni STOVIA serta sekolah
pendidikan Belanda lainnya.Pemimpin redaksi pertama adalah Mohammad Amir dan
pemimpin perusahaan dijabatBahder Djohan.
Surat kabar Jong Sumatra memainkan peranan penting sebagai media yang
menjembatani segala bentuk reaksi atas konflik yang terjadi. Dalam Jong edisi 12, th 1,
Desember 1918,seorang berinisial lematang mempertanyakan kepentingan kaum adat.
Sumatra memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago pergerakan, dan banyak
diantaranya yang mengawali karier organisasinya melalui JSB,seperti Mohammad
Hatta dan Mohammad Yamin . Hatta adalah bendahara JSB di padang 1916-1918.
Kemudian ia menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai mengurusi Jong
Sumatra 1920 hingga 1921. sedangkan Mohammad Yamin adalah salah satu putra
sumatra yang paling dibanggakan. Karya-karyanya yang berupa esai ataupun sajak
sempat merajai Jong Sumatra. Pada 1926-1928 dan dengan aktif mendorong persatuan.
Kepekaan Yamin meraba pentingnya bahasa identitas sudah mulai terlihat dalam
13
tulisannya di Jong Sumatra. Jong Sumatra juga berperan penting dalam perjuangkan
pemakaian bahasa nasional, dengan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan.
14
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Sejak tahun 1908-1925 di Indonesia bermunculan organisasi modern
dikalangan elite pelajar seperti Budi Utomo yang pada masanya menjadi organisasi
modern pertama, dengan munculnya Budi Utomo menjadi contoh di kalangan pelajar
muda untuk mendirikan organisasi kepemudaan. Karena Budi Utomo merupakan
organisasi golongan tua, sehingga para pemuda juga bergegas perlu adanya organisasi
bagi para pemuda. Organisasi kepemudaan seperti Jong Java (Tri Koro Dharmo)
merupakan salah satu organisasi yang masih bersifat kedaerahan. Jong Java memiliki
peran dan pengaruh yang besar terhadap penyatuan pemuda. Pada awal berdirinya
tahun 1915, organisasi ini bergerak di bidang sosial, pendidikkan, budaya dan olah
raga, namun seiring dengan perkembangan semangat nasionalisme untuk lepas dari
pengaruh Belanda, Jong Java mulai terpengaruh dengan aktifitas politik untuk
memperoleh kemerdekaan, karena untuk memperoleh kemerdekaan perlu ikut serta
dalam aktifitas politik. Pada tahun 1925, Jong Java mulai terpengaruh dengan aktifitas
politik yang menjadi awal perubahan arah Jong Java dari non politik ke politik
persatuan Indonesia. Perubahan arah tersebut menjadi hal yang menarik untuk diteliti,
karena perubahan arah yang dilakukan Jong Java belum ada yang mengulas secara
detail. Dari latar belakang di atas muncul dua rumusan masalah: pertama mengapa
Jong Java melakukan perubahan dari non politik ke politik persatuan Indonesia, kedua
Bagaimana aktivitas politik Jong Java dalam upaya menuju penyatuan organisasi-
organisasi kepemudaan Indonesia.
15
16
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR