PEMUDA DAN
JATI DIRI
KEINDONESIAA
N
A. L. B Sumpah Pemuda
1. PolitikEtis : Pintu Pembuka Pendidikan Modern
Menjelang akhir abad XIX, pem kolonial Belanda mulai mengubah kebijakan di
Indonesia, Belanda mulai mengurangi praktik2 eksploitasi yg sering dilakukan
sebelum dilontarkan tokoh2 liberal dan humanis. Meraka mendorong pem Belanda
agar memikirkan nasib bangsa Indonesia, mengingat banyak kekayaan alam
Indonesia diambil oleh Belanda tanpa memikirkan kepentingan bangsa Indonesia.
Kritik cukup tajam dilontarkan oleh Conraad Theodore van Deventer dlm sebuah
artiketl berjudul “Een Eereschuld” (UTANG BUDI). Artikel ini ditulis 1899 dan
dimuat dlm majalah DeGids, menyatakan bahwa tanam paksa dan sistem ekonomi
liberal yg menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia telah memperbaiki keuangan
negara Belanda. Oleh itu, sudah sewajarnya Belanda sbg bangsa yg beradab
memberikan balas budi kpd bangsa Indonesia.
Kritikan Van Deventer mendapat perhatian dari pem kolonial Belanda, 1901 Ratu
Wilhelmina menerapkan kebijakan baru bagi masy Indonesia yg b’7n meningkatkan
kesejahteraan rakyat “Politik Etis”. Utk menjlkan kebijakan ini, Ratu Wilhelmina
menunjuk Alexander Idenburg yg sebelumnya menjabat sbg Menteri Urusan
Jajahan utk menggantikan Gubernur Jenderal Johanes van Heutsz di Indonesia.
Program Politik Etis, meliputi:
Edukasi (Pendidikan)
Irigasi (Pengairan)
Ahmad Soebardjo
Muhammad Natsir
2. Perkembangan Pers
Pers Indonesia sudah b’kem sejak abad XVIII, penerbitan surat kabar
De Bataviase Nouvelles di Batavia 1744 menjadi tonggak kelahiran pers di
Indonesia. Surat kabar tsb merupakan surat kabar berbahasa Belanda yg
diterbitkan di Indonesia. 1852 surat kabar De Locomotief terbit di
Semarang dan Bataviaasch Nieuwsblaad terbit 1885 di Batavia.
1855 surat kabar berbahasa Jawa muncul utk p’1 kali di Surakarta
“Bromartani”, meski berbahasa Jawa, pemilik Bromartani adalah seorang
Indo “G. F. Winter”. Bromartani terbit mingguan dan berisi sejumlah berita
keagamaan, artikelnya berisi tentang kemajuan pertanian, dan kutipan
karya sastra. Selanjutnya surat kabar Djawi Kanda, di Yogyakarta muncul
Pengomersilan pers berbahasa Melayu dirintis oleh org2 keturunan
Tionghoa, Pers berbahasa Melayu tertua “Bintang Soerabaja” terbit 1861.
Bintang Soerabaja memiliki pengaruh besar terutama bagi kalangan
Tionghoa yg berpikiran modern di Jawa Timur. Th yg sama di Surabaya
terbit surat kabar “Bintang Timoer”, yg menginformasikan permasalahan
sosial ekonomi lokal dan memuat informasi2 yg b’kaitang dgn Eropa dan
Cina. 1902 di Surabaya muncul surat kabar Pewarta Soerabaja.
T7n:
Mengumpulkan dana belajar (studiefons) bagi pelajar cakap tetapi kurang mampu
dari segi ekonomi
Dalam kongres Budi Utomo di Yogyakarta 3-5 Oktober 1908, terjadi perdebatan
antara:
Radjiman Wediodiningrat : Bangsa2 Barat lebih cerdas dari pada bangsa Timur
dan
pendidikan Barat berbeda dgn pendidikan Timur
Cipto Mangunkusumo : Bangsa Timur tdk kalah cerdas dibandingkan bangsa2
Barat,
Hasil Kongres Budi Utomo 3-5 Oktober 1908:
Budi Utomo membatasi keg hanya dlm lingkup Pulau Jawa dan Madura
Pada Kongres 1919 ideologi marxisme yg dianut Darsono dan Semaun semakin
menyebar luas dlm keanggotaan SI
Semaun : agar asas ekonomi SI bersifat dogmatis menyebabkan perpeca-
H.O.S. Cokroaminoto : asas ekonomi yg bersifat nasional keagamaan han dlm tubuh
SI
Krisis di tubuh SI semakin memuncak pada kongres 1921, pada kongres tsb terjadi
perdebatan antara Agus Salim – Abdul Muis dan Semaun – Tan Malaka. Perdebatan
tsb memicu perpecahan dl tubuh SI, keadaan ini menyebabkan H.O.S. Cokroaminoto
mengadakan studi utk membandingkan ajaran Islam dan marxisme.
Studi tsb diwujudkan dlm bentuk buku berjudul Islam dan Sosialisme terbit 1924,
Kongres th 1921 akhirnya menye7i adanya disiplin partai. Beberapa pengurus lokal
seperti Darsono dan Semaun dikeluarkan dari keanggotaan SI . Kebijakan disiplin
partai menyebabkan SI terpecah menjadi 2 kubu:
SI Putih : Berasaskan kebangsaan dan keagamaan berpusat di Yogyakarta
Anggota :
Douwes Dekker
Cita2:
Menyatukan semua gol yg ada di Indonesia (Pribumi, Indo-Belanda, Tioghoa dan Arab)
IP juga bekerjasama dgn tokoh2 pergerakan nasional lainnya, kerjasama tsb terlihat dari
rapat bersama yg dilakukan Douwes Dekker dgn elite lokal di Yogyakarta, Surakarta, Madiun,
Surabaya, Semarang, Tegal, Pekalongna, dam Cirebon. Douwes Dekker mengajak elite lokal
membangkitkan gol pribumi dan Indo-Belanda utk menentang praktik kolonialisme serta
imperialisme, sehingga b’dampak dari berdirinya 30 cabang Indische Partij di daerah dgn
jumlah anggota sekitar 7300 orang. Douwes Dekker juga menyampaikan tulisan politiknya
melalui majalah Het Tijdshrift dan surat kabar De Express.
T7n IP:
Meraih kemerdekaan Indonesia
kemasyarakatan
Menghindari usaha2 utk membangkitkan kebencian agama dan sektarianisme yg dpt
mengakibatkan
perselisihan antargol
Memprkuat daya tahan rakyat Indonesia dgn memperbanyak aktivitas dan
memperkuat kekuatan
spiritual
Persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia
Memperkuat pertahanan bangsa dan tanah air dari serangan asing
Mengadakan unifikasi dan perluasan keg ekonomi gol pribumi
Memperbesar pengaruh pro-Indonesia dlm bid pem
Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Indonesia, terutama memperkuat gol
ekonomi lemah
L.B :
Ahmad Dahlan prihatin dgn kondisi umat Islam pada masa itu yg masih
mempercayai mistik dan bemu menerapkan ajaran Islam secara murni
Lembaga pendidikan
Penerbitan surat kabar dan buletin keagamaan
T7n NU:
Membela kepentingan kaum muslim dan para kiai tradisional, mendukung kemajuan
sekolah2 Islam tradisional serta memelihara dan menyantuni fakir miskin
Pada awalnya NU menentang gerakan kaum reformis Islam dan
perubahan2 yg dilakukan penganut ajaran Wahabi. Namun pada p’kem.nya
pertentangan antara NU dan kaum reformis Islam dapat dihindari. Bahkan,
k2 aliran ini dapat bersatu demi terwujudnya kebangkitan nasional bangsa
Indonesia. Salah 1 tradisi yg paling nyata dari NU adalah mengubah tradisi
berkhotbah dari B. Arab menjadi bahasa daerah yg dapat dimengerti oleh
jemaahnya. Perubahan memberi dampak positif bagi pengikutnya, sehingga
mendirikan (RS, Panti Asuhan dan Sekolah)
e. Taman Siswa
Didirikan : 3 Juli 1992 di Yogyakarta
Pendiri : R.M. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Pengurus Taman Siswa yg lainnya “Sarmidi Mangunsarkoro”, menjelaskan
bahawa Taman Siswa merupakan perguruan yg mengajarkan paham kebudayaan
positif dan berpegang pada filsafat hidup nasional dgn jiwa universal. 1930 Taman
Siswa mengadakan kongres di Yogyakarta, membahas kembali aspek pokok yg
akan dicapai (kemerdekaan, kodrati alam, kebudayaan, kebangsaan dan
kemanusiaa).
f. Perhimpunan Indonesia
Kebijakan Politik Etis menitikberatkan pada perbaikan kesejahteraan rakyat,
salah 1 penerapan kebijakan tsb adalah adanya kesemptan bagi anak2 pribumi
utk menempuh pendidikan di Belanda. Pelajar Indonesia yg menempuh
pendidikan di Belanda kemudian membentuk perkumpulan mahasiswa Indonesia
“Indische Vereeniging” 1908.
Pendiri :
SutanKesayangan
R.M. Noto Suroto
R.P. Sosrokusomo
Husein Djajadiningrat
Notodoningrat
Th 1992 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging
R. Ng. Poerbatjaraka
Darmawan Mangunkusumo
Iwa Kusumasumantri
Iwa Kusumasumantri
J.B. Sitanala
Moh. Hatta
Sastromulyono
D. Mangunkusumo
T7n PI:
Mengigatkan pelajar Indonesia agar memiliki komitmen yg kuat tentang persatuan dan
kemerdekaan Indonesia
Menyadarkan rakyat Belanda bahwa kebijakan pem kolonial Belanda di Indonesia sgt
represif
Meyakinkan rakyat Indonesia tentang kebenaran perjuangan kaum nasionalis
Dalam mencari dukungan bagi perjuangan Indonesia, PI ikut serta dalam organisasi internasional,
seperti:
Liga Demokrasi Internasional di Paris (1926) Moh. Hatta menyampaikan pidato yg kemudian
dijadikan pedoman dan asas perjuangan bagi seluruh deligasi mahasiswa Asia
Liga Penentang Imperialis dan Kolonialisme di Brussel (1927)
Kongres Wanita Internasional di Swiss (1927)
Liga Komintern di Berlin (1927)
23 September 1927, 4 anggota PI ditangkap pemerintah Belanda, yaitu:
Moh. Hatta 22 Maret 1928
NazirPamoentjak Pengadilan Belanda di Den Haag membebaskan k4nya
Abdulmadjid Djojodiningrat setelah Moh. Hatta membacakan pidato
pembelaannya
Ali Sastroamidjojo “Indonesia Vrij” (Indonesia Mereka)
Dalam pidato pembelaannya, Moh. Hatta menolak segala tuduhan adanya hasutan2
seperti yg dimuat dlm surat kabar Indonesia Merdeka. Segala kegiatan yg dilakuakn PI
b’7n utk memperkuat persatuan bangsa Indonesia, bisa dikatakan PI memiliki perang
penting dlm perjuangan mewujudkan cita2 kemerdekaan.
g. Partai
Komunis Indonesia (PKI)
9 Mei 1914 Sneevliet (seorang anggota Sociaal Democratische Arbeiderspartij / SDAP),
yg semula bekerja sbg staf redaksi surat kabar Soerabajaasch Handelsblaadmend
bersama J.A. Brandster, H.W. Dekker dan Bergsma mendirikan organisasi baru yg
bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Langkah p’1 utk
menunjukkan eksistensinya adalah menerbitkan majalah Het Vrij Woord. Sneevliet,
Bergsma dan Adolf Baars menjabat sbg redaktur dlm surat kabar tsb.
Dlm membangun basis massa, Sneevliet membawa ISDV b’sekutu dgn gerakan yg lebih besar
dan dapat b’tindak sbg jembatan kpd rakyat Indonesia. Pada mulanya ISDV bersekutu dgn Partai
Insulinde, tetapi p’sekutuan ini hanya b’langsung selama 1 th. ISDV kemudian berafilasi dgn SI yg
memiliki basis massa cukup besar. Sneevliet menggunakan taktik infiltrasi dgn menjadikan anggota
SI sbg anggota ISDV dan sebaliknya. Dlm waktu 1 th, Sneevliet telah memiliki pengaruh kuat
dikalangan anggota SI terutama cabang Semarang.
Kondiri partai pada masa itu yg memungkinkan seseorang utk menjadi anggota lebih dari 1 partai
Setelah b’hasil menyusup dlm SI, Sneevliet mempengaruhi beberapa pemimpin muda SI
(Darsono dan Semaun). SI Semarangpun berhasil dipengaruhi Sneevliet. Dibawah pengaruh ISDV,
SI Semarang menjadi satu2nya cabang yg berseberangan dgn Central Sarekat Islam (CSI) yg
dipimpin Cokroaminoto. Akibat p’selisihan ini, Okt 1917 Cokroaminoto memecat Darsono dan
Semaun dari SI.
1918, ISDV berubah nama menjadi Social Democratische Arbieders Partij (SDAP) / Partai
Buruh Sosial Demokrat. Perubahan ini menimbulkan perpecahan dlm keanggotaan ISDV. Gol
moderat dlm ISDV menolak perubahan nama tsb, gol moderat akhirnya memilih keluar dari ISDV.
Tdk adanya gol moderat menyebabkan ISDV murni b’corak komunisme. 20 Mei 1920, SDAP
berubah nama menjadi Partai Komunis Hindia. Partai Komunis Hindia b’hasil menarik simpatisan
di Indonesia karena partai ini menjanjikan kebebasan bagi rakyat yg terjajah. Partai Komunis
Hindia akhirnya b’gabung dgn organisasi Communist International (Comintern) yg merupakan
forum dan pusat kegiatan partai komunis di seluruh dunia.
Kongres Partai Komunis Hindia, Des 1920 menyepakati perubahan nama partai menjadi
Partai Komunis Indonesia (PKI). Susunan kepengurusan PKI :
Ketua : Semaun
Wakil : Darsono
Sekretaris : Bergsma
Bendahara : H.W. Dekker
Anggota : Adolf Baars, Sugono dan Tan Malaka
Pada awalnya PKI tdk mendapat banyak dukungan rakyat, sehingga PKI melakukan
propaganda secara besar2n. Sbgn besar anggota PKI berasal dari kaum buruh yg menderita
sbg akibat depresi ekonomi. PKI juga menggerakkan Sarekat Islam Merah 1924 berganti nama
menjadi Sarekat Rakyat. PKI membentuk organisasi dgn nama Barisan Pemuda dan Barisan
Wanita.
PKI semakin kuat setelah Darsono kembali dari Moskow atas perintah Comintern.
Kolaborasi Darsono, Semaun dan Musso (PKI cabang Jkt) memperkuat peranan PKI di
Indonesia. Dlm melakukan propaganda, PKI sering menggunakan kepercayaan rakyat
(Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil). Strategi tsb dipadukan dgn dakwah2 agama yg dilakukan
Haji Misbach dan Kiai Samin. PKI mulai meluaskan cabang2nya ke Minangkabau, Aceh,
Makassar, Ternate, Bali dan Lombok. PKI kemudian tumbuh menjadi partai politik dgn basis
massa cukup besar. Jumlah massa yg cukup besar tdk diimbangi dgn pengurus yg memadai.
Akibatnya, aktivitas PKI tdk terkontrol dgn baik dan usaha menanamkan ideologi kpd masy
semakin tdk b’jl baik.
h. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pembentukan PNI terinspirasi oleh organisasi PI, 1925 kaum intelektual muda
Indonesia membentuk sebuah organisasi bernama Algemeene Studie Club di Bandung.
Organisasi ini didirikan oleh Soekarno, Soenarjo, Ali Sastroamidjojo dan Sartono.
Sbgn besar anggota Algemeene Studie Club merupakan anggota PI yg telah
menyelesaikan pendidikanya di Belanda.
4 Juli 1927, Algemeene Studie Club mengadakan rapat di Bandung. Hasil rapat tsb
menye7i pembentukan Perserikatan Nasional Indonesia. Rapat tsb juga menetapkan
Soekarno sbg ketua umum Perserikatan Nasional Indonesia. Tokoh2 yg tergabung dlm
kepengurusan Perserikatan Nasional Indonesia adalah :
Cipto Mangunkusumo
Anwari Sartono
Iskaq Tjokroadisurjo
Soenarjo
Budiarto
Samsi
Tri Koro Dharmo memiliki kedekatan dgn Budi Utomo, organisasi ini
didirikan sbg bentuk ketidakpuasan terh Budi Utomo yg condong menjadi
perkumpulan gol tua. Gol muda menyadari bahwa mereka harus memiliki
p’kumpulan sendiri yg dapat mendidik para pemuda utk memenuhi
kewajibannya pada masa depan. Tri Koro Dharmo dibentuk di Jkt, 7
Maret 1915, diartikan sbg 3 t7n mulia yg terdiri atas (sakti, budi dan
bakti).
Kadarman
Sunardi
Jong Java
12 Juni 1918, Tri Koro Dharmo mengubah nama menjadi Jong Java, perubahan
nama dilakukan utk menghindari perpecahan akibat ketidaksenangan terh
corak budaya Jawa dalam Tri Koro Dharmo. Sesuai anggaran dasarnya, Jong
Java b’t7n mendidik anggotanya agar mampu menyumbangkan tenaga dan
pemikirannya utk membangun Jawa Raya dgn cara mempererat p’satuan,
menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri.
Kepengurusan Jong Java masih diduduki mantan tokoh2 Tri Koro Dharmo, seperti :
Satiman
Wirjosanjoyo
Wongsonegoro
Sutomo
Muslich
Musodo
Abudl Rahman
1819 Jong Java mengadakan kongres di Yogyakarta, dlm kongres tsb Jong Java
berusaha merangkul para pemuda dari Sunda, Madura, dan Bali. Bahkan, Jong Java
menawarkan ide penggabungan organisasi dgn Jong Sumatranen Bond.
T7n organisasi :
Mempererat hub di antara murid2 yg berasal dari Sumatra, mendidik
pemuda Sumatra utk menjadi pemimpin bangsa, serta memperlajari dan
mengembangkan budaya Sumatra
Muhammad Yamin
Anggota:
Pelajar dan mahasiswa yg berada di Bandung dan Jkt
T7n:
Menghimpun para pelajar di Bandung dan Jkt utk bersama2 berusaha
meraih kemerdekaan Indonesia
Tokoh2 yg tergabung:
R.T. Djaksodipuro
Sugondo Joyopuspito
Suwiryo
Gularso
Darwis
Abdullah Sigit
Sekretariat PPPI berada di Jl Kramat 106 Weltevreden, Batavia. PPPI
beranggotakan seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia. Sbgn besar anggota PPPI
berasal dari mahasiswa Bataviasch Rechts Hooge School, School tot Opleiding voor
Indische Artsen (STOVIA) dan Technichsche Hooge School (THS)
j. Organisasi Perempuan
Putri Mardika
Organisasi perempuan tertua dan bagian dari BU
T7n:
Memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kpd perempuan pribumi dlm
menuntut pelajaran serta dlm menyatakan pendapat di muka umum
Kegiatan:
Memberikan beasiswa dan menerbitkan majalah bulanan
Tokoh2 :
P.A. Sabarudin, R.A. Sutinah Joyopranoto, R.R. Rukmini dan Sadikun
Tondokusumo
Kartini Fonds
Didirikan oleh Nyonya C. Th. van Deventer (tokoh Politik Etis)
Salah 1 usaha organiasi ini adalah mendirikan sekolah, antara lain Sekolah
Kartini di Jkt, Bogor, Semarang (1913), Madiun (1914), Malang dan
Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Surabaya serta Rembang.
Keutamaan Istri
dirintis oleh Dewi Sartika melalui pembukaan Sakola Istri 16 Januari 1904.
1910 nama sekolah diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri.
T7n:
Mengajar anak gadis membaca, menulis, berhutang dan memiliki
keterampilan kerumahtanggaan
Kegiatan:
Diikuti oleh kaum wanita di Kota Tasikmalaya, Garut, Purwakarta dan
PadangPanjang. Salah 1 nya yaitu Raden Ayu Lasminingrat, istri Bupati
Kerajinan Amal Setia (KAS)
Didirikan di kota Gadang, Sumatra Barat oleh Rohana Kudus, 1914.
T7n:
Meningkatkan pendidikan wanita dgn mengajarkan cara2 mengatur rumah
tangga dan membuat barang2 kerajinan tangan serta cara pemasarannya
Aisyiyah
Bagian dari organisasi Muhammadiyah, didirikan 22 April 1917 oeh Hj. Siti
Waidah / lebih dikenal dgn Nyai Ahmad Dahlan
Keg utama:
Memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum perempuan, merawat
anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan melalui keg organisasi agar
kaum perempuan dapat mengambil peranan aktif dlm pergerakan nasional
B. Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan
1. Federasi dan “Front Sawo Matang”
T7n:
Mencegah perselisihan antarpartai dan organisasi
Sumarto
Jan Toule
Soulehuwij
Paul Pinontoan
Tabrani
Konferensi tsb berhasil membentuk sebuah komite utk mengadakan kongres pemuda.
Kongres tsb disebut “Komite Kongres” yg diketuai Tabrani.
Salah satu hasil penting kongres Pemuda I adalah munculnya kesadaran tentang
perlunya bahasa p’satuan. Kesadaran tsb dipicu oleh pidato Muh. Yamin dlm Kongres
Pemuda I yg berjudul “Kemungkinan Perkembangan Bahasa2 dan Kesusasteraan
Indonesia di Masa Mendatang”. Pada Kongres Pemuda I juga menyepakati bahasa
Melayu sbg bahasa p’satuan yg disebut dgn bahasa Indonesia. Utk menegaskan hal tsb,
M. Tabrani mengusulkan dan memutuskan agar ikrar pemuda mengenai bahasa
Indonesia sbg bahasa persatuan dibicarakan lagi pada Kongres Pemuda berikutnya.
Pada saat itu kongres PPPI mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda
digabungkan dlm sebuah badan perhimpunan pemuda Indonesia. Usulan tsb diterima
oleh panitia dan peserta kongres. Namun, dlm pelaksanaannya usaha tsb sulit terwujud
karena sifat kedaerahan yg masih terdapat dlm organisasi pemuda di daerah2.
15 Agustus 1926, para pemuda kembali mengadakan konferensi, dihadiri oleh
perwakilan2 organisasi pemuda daerah, seperti:
Jong Java
Jong Batak
Ambonsche Studeerenten
Minahasische Studeerenten
Konferensi ini memutuskan membentuk sebuah badan permanen utk keperluan
persatuan Indonesia, yg diberi nama “Jong Indonesia”. Pembentukan Jong
Indonesia d s7i oleh semua peserta konferensi, kecuali Jong Islamieten Bond. 31
Agustus 1926, Jong Indonesia mengadakan rapat, berhasil merumuskan dan
mengesahkan anggaran dasar Jong Indonesia
Selain wakil2 organisasi pemuda, kongres tsb dihadiri pula tokoh2 politik,
anggota Volksraad dan tokoh pendidikan Indonesia
Susunan panitia penyelenggara Kongres Pemuda II
Ketua : Sugondo Joyopuspito (PPPI)
Wakil Ketua : Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muh. Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Batak Bond)
Pembantu I : Johan Muh. Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : Kocosungkono (Pemuda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : J. Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rohyani (Pemuda Kaum Betawi)
a) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yg satu, tanah air Indonesia
b) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yg satu, bangsa Indonesia
c) Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Ikrar Sumpah Pemuda sbg hasil Kongres Pemuda II dapat dikatakan sebuah
revolusi dlm perjuangan bangsa Indonesia utk membebaskan bangsa Indonesia dari
dominasi penjajah. Pada tanggal 24-28 Des 1928 para pemuda mengadakan kongres
di Yogyakarta utk menindaklanjuti hasil keputusan Kongres Pemuda II. Kongres ini
memutuskan utk membentuk fusi (gabungan) organisasi2 pemuda. Keputusan ini
didukung oleh :
Jong Java
Jong Sumatranen Bond
Jong Celebes
Anggota GNI:
Muh. Yamin
Soangkupon utusan dari luar Jawa
Abdul Rasjid
Tajuddin Noor
Dlm p’kemnya, GNI dan Fraksi Nasional tetap menjalin hub baik dan saling
mendukung. 1941 GNI dan Fraksi Nasional berfusi menjadi Fraksi Nasional Indonesia
(Frani) yg b’t7n memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
b. Petisi Sutardjo
Pencetus : Sutardjo Kartohadikusumo
Pendukung : Sam Ratulangi, Datuk Tumenggung, Alatas, I. J. Kasimo dan Ko Kwat Tiong
29 Sep 1936, Volksraad melakukan pemungutan suara mengenai Petisi Sutardjo, hasilnya
26 suara s7 dan 20 suara menolak. 1 Okt 1936, Petisi Sutardjo dikirimkan kpd Ratu Belanda,
Staaten Generaal dan Menteri Urusan Negara Jajahan. Feb 1937, Petisi Sutardjo dibahas dlm
sidang Staaten Generaal (parlemen) Belanda. Namun, parlemen Belanda blm dapat
memutuskan menerima / menolak Petisi Sutardjo karena masih menunggu saran dari gubernur
jenderal di Indonesia.
B’dasarkan Keputusan K. Belanda No. 40, 16 Nov 1938, Ratu Belanda menolak Petisi
Sutardjo yg diajukan atas nama Volksraad, karena menganggap bangsa Indonesia belum
matang memikul tanggung jawab memerintah diri sendiri. Surat penolakan tsb disampaikan
pada sidang Volksraad, 29 Nov 1939. Penolakan ini sangat mengecewakan para pemimpin
pergerakan nasional. Sutardjo b’pendapat bahwa penolakan petisi tsb menggambarkan bahwa
pem kol Belanda sangat sombong dan ceroboh. Sutardjo juga memperingatkan bahwa sikap yg
diambil pem kol Belanda dlm menyikapi petisi adalah keliru.
Sutardjo selanjutnya mengeluarkan surat terbuka yg ditujukan kpd seluruh
partai pol dan organisasi p’gerakan yg berisi penyesalan atas penolakan Petisi
Sutardjo oleh pem kolonial Belanda. Sutarjdo kemudian mengajak seluruh anggota
Volksraad menentukan sikap atas penolakan petisi tsb dgn mengadakan konferensi
di Jkt 17-29 Des 1939. Konferensi tsb tdk dapat terlaksana karena beberapa partai
pol dan organisasi pergerakan memilih mengadakan Nationale Concentratie utk
membentuk Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Akhirnya, Sutardjo memutuskan
bahwa tugas memperjuangkan petisi telah usai
Sudah dirintis PSII sejak April 1938 dgn pembentukan Badan Perantara Partai2
Politik Indonesia (Bapeppi), tdk b’jl dgn baik. Parindra berinisiatif membentuk
Konsentrasi Nasional (Nationale Concentratie). Pembentukan konsensus ini
didasarkan pada faktor2:
Kegagalan Petisi Sutardjo
Sikap pem kolonial Belanda yg kurang memperhatikan kepentingan bangsa
Indonesia
Semakin gawatnya situasi internasional sbg akibat perkembangan fasisme
21 Mei 1939, beberapa organisasi pol menyepakati pembentukan GAPI,
dlm GAPI ditegaskan bahwa setiap partai politik tetap memiliki
kemerdekaan penuh terh program kerjanya masing2 apabila timbul
p’selisihan antarpartai, GAPI bertindak sbg penengah. Dlm konferensi p’1
GAPI, 4 Juli 1939 dicanangkan usulan “Indonesia Berparlemen”. Tuntutan
tsb menghendaki pembentukan suatu dewan perwakilan rakyat yg
berlandaskan sendi2 demokrasi.