Wajib
XI IPA 3
there are a LOT of spelling errors please forgive us
1. POLITIK ETIS--
A. Pengertian dan Latar Belakang
= suatu pemikiran yang menyatakan pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan
pribumi
Pada 1890 pemilu Belanda dimenangkan parpol konservatif (ideologi/dasar agama protestan) yanng biasanya
dimenangkan parpol liberal. Agama protestan mengajarkan kebaikan dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan
pemerintah kolonial. Munculah politik etis yey.
Parlemen Belanda dari parpol konservatif, namun parlemen di Hindia Belanda masih liberal. Ini menyebabkan
adanya penyalahgunaan kebijakan.
Kebijakan trias Van deventer: edukasi, irigasi, transmigrasi
B. Pelaksanaan
Edukasi
- Tujuan awal: agar rakyat pintar dan tidak miskin
- Praktik: agar didapatkan tenaga kerja murah (kebanyakan digunakan pd bidang administrasi). Kalo
pemerinntah kolonial mengambil tenaga kerja dari Eropa, diperlukan biaya yang lebih mahal (ada biaya
untuk perumahan, jaminan sosial, dll)
- Sekolah yang didirikan
a. Angka siji. Sekolahnya bayar jd kebanyakan dari golongan priayi
b. Angka loro (3 tahun). Gratis
c. Holland Indlandsche School/HIS (7 tahun). Mahal jd cuma gol priayi. Setingkat SD
d. Meer Uitgebreid Lagare Onderwis/MULO (4 tahun). Priayi atas dan tengah doang. Setingkat SMP
e. Algemeene Middelbare School/AMS (5 tahun). Priayi atas dan tengah. SMA
f. STOVIA (sekolah kedokteran)
g. Kweek school (sekolah guru). Sekarang SPG
h. Technische School. Sekarang ITB
i. Agrarische School. Sekarang IPB
- Dampak edukasi:
a. Timbul golongan terpelajar
Contoh: Soetomo lulusan STOVIA bikin Budi Utomo
b. Elit tradisional menjadi elit modern karena diajarkan gagasan-gagasan baru dan timbul pemikiran
tentang kemerdekaan
- Orang indonesia yang pertama lulus sampai sekolah tinggi adalah Husein Djajandiningrat (anak Bupati
Cianjur)
Irigasi
- Tujuan awal: mengairi sawah warga
- Praktik: dibangun untuk mengairi perkebunan yang dikelola swasta asing dan pemerintah kolonial
Transmigrasi
- Tujuan awal: memberikan kesejahteraan
- Praktik: rakyat dikirimkan ke perkebunan Sumatera (Deli&Bengkulu) buat jadi kuli dengan gaji kecil dan
suka terlambat. Masyarakat jd banyak yg jd bandar judi karena penghasilan kurang
B. Mulai perubahan
Tirto Adisuryo
Tirto adalah pelopor kebangkitan pers tanah air. Ia adalah orang pertama dari pribumi yang
menjadi redaktur dan mendirikan surat kabar. Bahkan untuk jasanya ini Tirto dikukuhkan sebagai
Bapak Pers Nasional pada 1973 dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 2006.
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo lahir di Blora 1880. Selain aktif dalam dunia pers, Tirto
juga turut dalam mendirikan organisasi Sarikat Dagang Islam. Oleh karena perannya dalam
pergerakan nasional dan keberaniannya mengkritisi pemerintahan Hindia Belanda melalui surat
kabarnya, Tirto ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bacan, Maluku Utara. Setelah selesai masa
pengasingannya dari Pulau Bacan, Tirto kembali ke Batavia dan wafat pada 17 Agustus 1918.
Semasa kecil hidup dengan sepupunya RM Brotodiningrat (Bupati Madiun). Karena dirawat
sepupunya, ia bisa bersekolah di ELS (mahal) dan lulus 1894.
1894-1895 ikut kelas persiapan kedokteran STOVIA. Selama ini dia jadi pembantu di surat kabar
Chabar Hindia Olanda dan Pemberita Betawi.
1897 ikut surat kabar Pewarta Priyangan, keluar dr Hindia Olanda karena bangkrut
1895 lewat surat kabar ia menulis tentang penelitiannya dlm bidang kedokteran dan juga mengkritik
Belanda. 1990 Belanda mendesak STOVIA mengeluarkan Tirto. Sempat ditolak, tp akhirnya dikeluarin
1901 fokus pada bidang jurnalistik. Dia jadi kepala redaktur dan diangkat jd PJ (di Pembrita Betawi)
1902 jadi pendamping putra mahkota Surakarta dan makin terkenal
Membongkar kasus residen Madiun (Doner) dengan bupati Madiun (Brotodiningrat). Brotodiningrat
dituduh menggelapkan pajak, provokasi gerakan separatis, dalang pemberontakan petani Banten
1888. Tito membuktikan Brotodiningrat tidak bersalah dalam surat kabar. Karena terjadi perang
media, dua-duanya dibawa ke pengadilan, dan Brotodiningrat terbukti tidak bersalah.
1903 Tirto jual hartanya dan pindah ke Bandung. Di sini ia disambut Bupati Cianjur, Prawiradirja. Ia
mendukung Tirto dan mendesaknya buat surat kabar. 1903 terbit surat kabar Sunda Berita.
1904 Sunda Berita hampir bangkrut. Dipindah ke Gambir/Weltevreden dan banyak orang yang beli
saham
Gub Jendral Aceh, Van Heutz, memberi kebebasan hukum untuk Tirto supaya membungkam Tirto dari
mengkritik Van Heutz.
1905 Tirto pergi ke Maluku, berteman dengan Sultan Oesmasjah, dan dinikahkan dengan Fatimah
1906 Membentuk Sarekat Priayi
1907 Mendirikan surat kabar Medan Priayi (bahasa melayu) dengan tujuan:
1) Memberi informasi
2) Jd penyuluh keadilan
3) Memberi bantuan hukum
4) Tempat orang curhat
5) Memberikan info lowongan kerja
6) Menggerakkan bangsanya untuk berorganisasi
7) Memperkuat bangsa dengan perdagangan
8) Membangun dan memajukan bangsa
1908 Sarekat Priayi gabung dengan Budi Utomo
Tirto memulai Poetri Hindia yang berisi tentang emansipasi wanita. Ia juga mempromosikan sekolah
Kautamaan Istri
1909 keluar Budi Utomo karena beda pendapat, lalu pindah ke Bogor bikin Sarekat Dagang Islamiyah
1910 Van Heutz diganti Edinburgh, Tirto diasingkan ke Teluk Betung. Setelah selesai masa
pengasingannya, Tirto kembali ke Batavia dan pada 1918.
3. BOEDI OETOMO --
Didirikan 20 Mei 1908. Kongres pertama 3-5 Oktober 1908
1906 Dr Wahidin Soedirohoesodo buat studie fond (dana belajar). Dananya dari sumbangan priayi.
Di Batavia ia bertemu anak STOVIA: Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo. Soetomo mengusulkan
studie fond ini diperluas jagkauannya (jangan cuma beasiswa tapi ditambah pelatihan dll)
1908 dibentuk Budi Utomo dengan ketua Soetomo. Saat kongres pertama di Yogya ditunjuk RM
Tirtokoesoemo sebagai ketua. Tirtokoesoemo punya kenalan Belanda, ia dipilih salah satunya karena biar
organisasi ini diakui. Budi Utomo saat ini masih hanya untuk memajukan priayi Jawa Madura.
1908 ada 40 cabang dan 10.000 orang
1909 mengalami perpecahan karena masalah (terutama keuangan). Budi Utomo jd hanya fokus ke
penerbitan majalah Guru Desa
1912 Tirtokoesoemo keluar digantikan Noto Dirodjo. Anggota lain jg banyak yang keluar dan gabung SI
atau IP.
1914 WW1, Belanda butuh pasukan dan dibuatlah Indiemevrber (wajib militer). Budi utomo bikin Dewan
Rakyat/volksraad dan pada 1916 disetujui dengan syarat anggotanya 50% Belanda, 40% BU, 10% SI
1919 mengalami kemunduran, Soetomo akhirnya keluar dan membentuk Indonesische Studie Club di
Surabaya. 1924 Indonesische Studie Club diubah namanya jd Parindra (Partai Indonesia Raya)
1930 Boedi Oetomo dibuka untuk umum, tapi anggotanya tetap berkurang
1934 budi utomo bubar dan gabung parindra
4. SAREKAT ISLAM--
A. Pokok Anggaran Dasar
1) Mengembangkan Jiwa Berdagang
2) Memberikan bantuan kepada anggota yang mengalami kesulitan
3) Memajukan Pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4) Menentang Pendapat yang keliru tentang Islam
B. Latar Belakang
1) Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina
2) Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
3) Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera
C. Sejarah
Berdirinya SI diawali dengan dominasi dan monopoli pedagang Cina yang banyak merugikan para
pengusaha batik pribumi di Solo. Kondisi tersebut mendorong Haji Samanhudi (pendiri SDI) untuk
menghimpun para pengusaha pribumi dalam menghadapi persaingan dagang dengan Cina
akhir 1911 didirikan Sarekat Dagang Islam (SDI)
1912 atas saran Tjokroaminoto (ketua pertama SI) SDI berubah nama menjadi SI Karena keanggotaan
SDI terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak
18 september 1912 SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam)
1914 SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging)
Penyusupan ke dalam tubuh SI yang akhirnya berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh Serikat Islam muda
seperti Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin
B. Sejarah
Dibentuk 25 Desember 1912 oleh Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soeryaningrat, Douwes
Dekker dan merupakan organisasi ilegal
13 Juni 1913 Soewardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) menulis artikel di de express "Als ik
Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang merupakan sindiran terhadap Belanda.
Soewardi ditangkap, karena Douwes Dekker dan Tjipto membela Soewardi, mereka juga ditangkap.
Karena Douwes Dekker termasuk orang berpengaruh hukumannya diganti jadi dibuang ke Belanda. Di
Belanda mereka ikut Indische vereeniging
6. INDISCHE VEREENIGING--
Didirikan oleh Notosoeroto 1908
Merupakan perkumpulan mahasiswa hindia belanda di Belanda. Membuat majalah Hindia Poetra yang
berisi karya ilmiah
1922 Moh Hatta, Ahmad Soebarjo, AA Maramis datang ke Belanda mengubah Indische Vereeniging
menjadi organisasi politik
1923 nama berubah jadi Indonesische Vereeniging, berubah lagi jadi Perhimpunan Indonesia (dipimpin
Moh Hatta)
1924 Hindia Poetra berubah jd Indonesia Merdeka
1924 Semaun ketemu Moh Hatta dan buat Partai Rakyat Kebangsaan Indonesia tapi karena 1926 PKI jadi
partai terlarang, PRKI tidak jadi dibuat
Perhimpunan Indonesia tidak lama dibubarkan Belanda. Anggotanya dipulangkan ke Hindia Belanda dan
pada gabung Studie Club
8. PKI
Partai Komunis Indonesia (PKI) awalnya berdiri dengan nama Indische Sociaal Democratische Vereeniging
(ISDV) yang didirikan oleh Henk Sneevliet. Organisasi ini merupakan gabungan dari Partai Sosialis Belanda
dengan SDAP yang kemudian bersatu di bawah nama SDP Komunis yang beranggotakan 85 orang sosialis di
Hindia-Belanda. Pembentukan ini dilaksanakan pada tahun 1914 sebelum Indonesia melakukan persiapan
matang menuju kemerdekaan karena belum ada sejarah BPUPKI, sejarah PPKI, dan sejarah perumusan UUD
1945.
Ketika Indonesia ingin merdeka namun belum melakukan persiapan yang cukup untuk meraihnya, ISDV
datang sebagai pihak yang mendidik para pribumi. Didikan mereka bertujuan untuk membangkitkan semangat
nasionalisme dan menjadi jiwa yang merdeka di atas kaki sendiri. Mereka mengajari orang-orang Indonesia
membebaskan diri mereka sendiri dari belenggu kolonialisme yang saat itu masuk masa penjajahan Belanda di
Indonesia. Ide yang digunakan mendidik adalah ide dari paham Marxisme.
Pada tahun-tahun awal berdirinya ISDV, dari 100-an anggota yang tergabung, hanya 3 orang yang
merupakan pribumi asli Indonesia. Pada saat itu merupakan tahun 1915 ketika ISDV masih meletakkan
kantornya di kota Surabaya dan setelah melakukan pembentukan di Pelabuhannya setahun lalu.
Partai ini mulai membesar ketika markasnya pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Di sana mereka
mendapatkan lebih banyak kader pribumi sebagaimana yang diinginkan para sosialis Belanda ISDV. Para pribumi
ini datang dari kalangan agamis hingga nasionalis. Mereka tidak langsung menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beraninya, Sneevliet memimpin tanpa basa-basi. Setelah mendapatkan banyak kader pribumi, Sneevliet
menyatakan terang-terangan kekecewaannya terhadap SDAP Belanda. Pria tersebut juga tanpa sungkan
mengungkapkan ketidaksetujuannya bergabung dalam Volksraad – sebuah Dewan Masyarakat Hindia Belanda.
9. PNI
Partai Nasional Indonesia, disingkat dengan PNI. Partai yang berdiri pada tahun 1927, oleh tokoh-tokoh
besar Bangsa Indonesia. Tokoh tersebut, seperti Ir.Soekarno, Dr.Cipto Mangunkusumo, Ir.Anwari, Sartono S.H.,
dan Dr. Samsi.
Partai Nasional Indonesia dapat dikatakan sebagai partai politik yang sangat berpengaruh terhadap
bangsa Indonesia pada saat itu. Partai ini dapat berkembang dengan pesat disebabkan berani merangkul
berbagai golongan untuk bersatu dan bergabung. Selain itu, PNI juga melakukan perlawanan terhadap
penjajahan.
PPPKI merupakan badan koordinasi yang dibentuk oleh Partai Nasional Indonesia pada saat itu untuk
menggalang suatu kesatuan aksi dalam melawan penajajahan di Bangsa Indonesia. PPKI merupakan
kepanjangan dari Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia. Tahun 1929, Partai Nasional
Indonesia menetapkan kepala banteng, sebagai lambang untuk bendera partai dan mencetuskan semangat
sosialisme dan non kooperasi.
Kondisi tersebut memicu pemerintah kolonial Belanda untuk bereaksi. Berita pemberontakan terhadap
Belanda menjadi berita provokatif terhadap Belanda. Akibat berita provokatif tersebut, pemerintah Belanda,
menangkap Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinatya.
Tahun 1930, pengadilan di Bandung, menjadi saksi untuk penyidangan keempat tokoh tersebut, Ir.
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinatya. Hakim dalam proses sidang tersebut adalah Mr.Dr.R
Siegembeek van Hoekelen dengan pembela untuk tokoh-tokoh Indonesia, yaitu Sartono S.H., Sastromuljono
S.H., dan Idik Prawiradiputra S.H. Dalam proses persidangan tersebut, Ir.Soekarno mengajukan pembelaan dan
menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia menggugat.
Pembuatan pidato Indonesia Menggugat, bukannya tanpa halangan dan kerja keras. Pada saat itu Ir.
Soekarno sedang dalam ruang tahanan yang berukuran sangat tidak layak, yaitu 1,5 meter, bahkan beliau juga
dilarang untuk berhubungan dengan dunia luar. Seolah Ir.Soekarno dilarang untuk mengetahui kondisi bangsa
Indonesia, sebab jauh dari bahan-bahan bacaan.
Namun ditengah kepurukan tersebut, Inggit lah yang selalu menyelundupkan bacaan-bacaan kepada
Ir.Soekarno, dengan cara diselipkan di baju kebayanya. Selain Inggit, sipir di penjara, keturunan Bangsa
Indonesia juga membantu Ir.Soekarno untuk memperoleh informasi dari koran-koran. Proses pemeriksaan
terhadap beliau terus berlangsung, beliau dan kawan-kawannya menjalani proses yang dinamakan verbaal di
Landraad Bandung.
Selama proses persidangan, Soekarno terus mempropagandakan cita-cita politiknya dan menangkis
tuduhan kolonial Belanda terhadap dirinya. Pidato Indonesia Menggugat menjadi sesuatu hal yang menarik,
karena ditengah keterbatasan informasi dan ruang penjara yang gelap, isi pidato tersebut mampu
menggetarkan kekuasaan Belanda. Kebusukan imperialisme dan kapitalisme disampaikan dalam pidato
tersebut.
Naskah luar biasa karena memasukkan beberapa tokoh dunia, mulai dari marxis, nasionalis, humanis
radikal, hingga kaum etisi Belanda. Tokoh dari aliran Marxis yang dikutip oleh Ir.Soekarno, yaitu Karl Kautsky,
Jean Jaures, Sneevliet, Karl Marx, Henriette Roland Holsts, dan Troelstra. Sedangkan taokoh nasional yang
dikutip dalam pidatonya, antara lain Mustafa Kamil, Sarojini Naidu, Mazzini, dan Sun Yat Sen.August de Wit,
merupakan sastrawan yang karyanya dikutip oleh Ir.Soekarno, Rudolf Hilferding, dari kalangan ekonom, dan
masih banyak kutipan yang dimasukkan Ir.Soekarno dalam pidatonya. Pidato Indonesia Menggugat terdiri dari
beberapa bagian tentang pengertian dari imperialisme dan kapitalisme, praktek imperialisme di Indonesia, PNI
dan program perjuangannya, pergerakan rakyat Indonesia, dan cita-cita Indonesia merdeka.
Sekalipun, Ir.Soekarno telah membacakan pidato Indonesia menggugat dalam sidang di Bandung, namun
karena lemahnya posisi para keempat tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun,
dan Suriadinatya, mereka tetap dinyatakan bersalah.
Ir.Soekarno dijatuhi hukuman 4 tahun penjara, Maskun dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, Gatot
Mangkupraja dijatuhi hukuman 1 tahun 8 bulan penjara, dan Suriadinata dijatuhi hukuman 1 tahun 3 bulan
penjara. PNI sangat memperjuangkan tentang sosionasionalis dan sosiodemokratis atau dikenal dengan
marhaenisme.
10. PARTINDO
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono yang pada saat itu
menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah belanda tahun 1929.
organisasi ini berdiri pada 30 april 1931 dengan harapan PNI akan bergabung dengan dengan partindo. Tujuan
dari partindo adalah untuk mencapai satu Negara kesatuan Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan
tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang
diusung Ir.Soekarno diterima sebagai cita-cita dari partai ini.
Tujuan pembentukan Partindo :
1. Menumpuk semangat mandiri.
2. Perbaikan hubungan dalam masyarakat (social, ekonomi, dll).
3. Pembentukan pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi.
4. Mewujudkan Indonesia merdeka melauli hak-hak politik.
5. Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan Negara penjajah.
Partindo dibubarkan pada tahun 1939 oleh sartono tanpa ada dukungan penuh oleh anggotanya,
mereka menganggap sartono membubarkan partindo tanpa ada alas an yang jelas. Namun menurut sartono
ada beberapa penyebab yang mengharuskan partindo untuk dibubarkan yaitu :
1. PPKI melarang partindo untuk mengadakan rapat yang kemudian menyebabkan partindo
keluar dari PPKI.
2. Kegiatan-kegiatan organisasi bersifat Radikal yang menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.
Pada tahun 1933, PNI Baru memiliki 65 cabang. Untuk mempersiapkan masyarakat dalam mencapai
kemerdekaan, PNI Baru melakukan kegiatan penerangan untuk rakyat dan penyuluhan koperasi. Kegiatan-
kegiatan PNI Baru tersebut dan ditambah dengan sikapnya yang non-kooperatif dianggap oleh pemerintah
kolonial membahayakan. Oleh karena itu, pada bulan Februari 1934 Bung Hatta, Sultan Syahrir Maskun,
Burhannuddin, Murwoto, dan Bondan ditangkap pemerintah kolonial. Bung Hatta diasingkan ke hulu sungai
Digul, Papua. Kemudian dipindahkan ke Banda Neira pada tahun 1936 dan akhirnya ke Sukabumi pada tahun
1942. Dengan demikian, hanya partai-partai yang bersikap kooperatif saja yang dibiarkan hidup oleh pemerintah
kolonial Belanda.
Pembubaran PNI pada kongres bulan April 1931 mengakibatkan terjadinya perpecahan di kalangan
anggotanya. Kelompok yang menyetujui pembubaran mendirikan Partindo. Sedangkan kelompok yang tidak
setuju mempersatukan diri membentuk “Golongan Merdeka”. Pada bulan Desember 1931, golongan merdeka
mendirikan partai baru, sesuai dengan saran Hatta. Partai itu diberi nama Pendidikan Nasional Indonesia (lebih
sering disebut PNI-Baru) dipimpin oleh Sukemi.
PNI didirikan di Bandung pada 4 Juli 1924 oleh kaum terpelajar yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Kaum
muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene Studieclub (Bandung) dan kebanyakan dari mereka adalah
mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang telah kembali ke tanah air. Keradikalan PNI sudah tampak sejak
pertama didirikannya. Ini terlihat dari strategi perjuangannya yang berhaluan nonkooperasi. PNI tidak mau ikut
dalam dewan-dewan yang diadakan oleh pemerintah.
Tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia dan tujuan itu akan dicapai dengan asas “percaya pada diri
sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah dirusak oleh
penjajahan, dengan kekuatan sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha, antara lain :
1. Usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan kesatuan.
Memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa
Asia dan menumpas segala perintang kemerdekaan dan kehidupan politik. Dalam bidang politik,
PNI berhasil menghimpun organisasi-organisasi pergerakan lainnya ke dalam satu wadah yang
disebut Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
2. Usaha ekonomi, yaitu dengan memajukan perdagangan rakyaat, kerajinan atau industri kecil,
bank-bank, sekolah-sekolah, dan terutama koperasi.
3. Usaha sosial, yaitu dengan memajukan pengajaran yang bersifat nasional, emngurangi
pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan transmigrasi dan memperbaiki
kesehatan rakyat.
Gerakan PNI dipimpin oleh tokoh-tokoh berbobot, seperti Ir. Soekarno, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr.
Sartono, yang berpengaruh luas di berbagai daerah di Indoenesia. Ir. Soekarno dengan keahliannya berpidato,
berhasil menggerakkan rakyat sesuai dengan tujuan PNI. Pengaruh PNI juga sangat terasa pada organisasi-
organisasi pemuda hingga melahirkan Sumpah Pemuda dan organisasi wanita yang melahirkan Kongres
Perempuan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928
12. GERINDO
Gerakan Rakyat Indonesia atau yang disingkat dengan Gerindo berdiri pada tanggal 24 Mei 1937. Tempat
didirikannya Gerindo, yaitu di Jakarta. Gerindo berusaha untuk menjunjung tinggi asas kooperasi terhadap
pemerintahan Belanda.
Pembentukan Garinda diawali dengan sikap parindra yang kurang revolusioner. Kemudian tokoh – tokoh
mantan pattindo yang bersifat nonkooperasi, membentuk Gerindo. Organisasi ini sebagai kelanjutan dari
partindo yang bersifat revolusioner, namun tetap sesuai dengan situasi politik dan berdasarkan pada asas
kooperasi.
Organisasi politik gerindo bercorak internasional dan sosialis, dan menentang faham fasisme. Gerindo
dapat dinyatakan memiliki pendirian yang lebih tegas, sekalipun bersifat kerja sama. Organisasi ini juga berusaha
untuk mewujudkan suatu pemerintahan negara yang memberikan kemerdekaan politik, sosial, dan ekonomi
bagi rakyat.
Partai gerindo merupakan partai yang terbuka untuk masyarakat umum. Gerindo bahkan menerima
anggota dari berbagai masyarakat, antara lain peranakan Arab, peranakan Cina, dan Peranakan Eropa. Tujuan
dari didirikannya Gerindo yaitu sebagai berikut :
1. Mencapai Indonesia merdeka
2. Memperkokoh ekonomi Indonesia
3. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh
4. Memberikan bantuan bagi kaum pengangguran
Pemilihan dan penyusunan dari pengurus besar Gerindo melalui suatu referendum, terjadi pada tanggal
1 Oktober 1940. Pada saat itu, ketua Gerindo yaitu A.K.Gani, ketua mudanya adalah Mr. Sartono, dan sekretaris
gerindo, yaitu R.Wilopo. Gerindo mengusahakan suatu bentuk masyarakat yang bersendikan demokrasi sosial,
politik, dan ekonomi, serta memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Gerindro, keadilan dapat dicapai dengan cara menjunjung tinggi asas demokrasi. Asas demokrasi
dapat dicapai, salah satunya dengan cara pemerintah Belanda harus membebaskan pemimpin – pemimpin
bangsa Indonesia yang telah diasingkan. Tokoh – tokoh bangsa Indonesia yang telah diasingkan Belanda ke
Tanah Merah, Digul Atas (Papua), antara lain Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.
Pelajar – pelajar di Indonesia mula – mula mendirikan perkumpulan – perkumpulan pemuda yang bersifat
kedaerahan.Perkumpulan tersebut, antara lain Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Sekar Sukun, yang didirikan
oleh pemuda Sunda, Jong Ambon, dan Jong Celebes. Namun, setelah pemuda – pemuda tersebut menginsafi
kedudukan sebagai putera Indonesia, dan bukan lagi putra daerah, pada tahun 1930 diadakan peleburan
perkumpulan – perkumpulan pemuda itu menjadi Indonesia Muda atau IM. Indonesia Muda dalam
pergerakannya berpedoman pada 3 pengakuan, yaitu :
1. Bertanah air satu, tanah air Indonesia
2. Berbangsa satu, bangsa Indonesia
3. Berbahasa satu, bahasa Indonesia
Ketiga pengakuan dari Indonesia Muda diadakan pada tangga; 28 Oktober . akibatnya, setiap tanggal 28
Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Kondisi ini memicu pergerakan pemuda Indonesia menjadi
lebih kuar dan kesadaran untuk memperjuangkan tanah air menjadi teratur.
Pemerintah Belanda tidak tinggal diam dengan didirikannya Indonesia Muda. Mereka berusaha untuk
merintangi segala usaha yang dilakukan oleh Indonesia Muda. Usaha – usaha yang dilakukan Belanda dengan
cara larang – larangan di sekolah atau school – verbod, maupun dengan cara memecah belah, yang dijalankan
oelh adviseur van inlandsche zace yaitu penasihat pemerintah Belanda mengenai pergerakan rakyat dan
binnenlandsch bertuur atau pamong praja Belanda yang menganjurkan untuk mendirikan gerakan pemuda yang
didasarkan atas kebudayaan daerah.
Meskipun terdapat beberapa pemuda yang tersesat dan terpikat, namun pemuda – pemuda Indonesia
tetap bernaung di bawah panji – panji pergerakan pemuda yang menghendaki Indonesia Merdeka.Dalam
perkembangannya, Gerindo mengalami perpecahan, sehingga Muh. Yamin dikeluarkan dari organisasi. Muh.
Yamin membentuk partai baru yang disebut dengan Parpindo atau Partai Persatuan Indonesia).
13. GAPI
gagasan untuk membina kerja sama di antara partai-partai politik dalam bentuk federasi, muncul lagi pada
tanggal 21 Mei 1939 yakni dengan terbentuknya Gabungan Politik Indonesia (GAPI) oleh Muh. Husni
Thamrin
merupakan gabungan dari Parindra, Gerindo, PSII, Persatuan Partai Katolik, Persatuan Minahasa,
Pasundan, dan Partai Islam Indonesia (PII).
Alasan yang mendorong dan mempercepat terbentuknya GAPI, ialah:
1) Kegagalan Petisi Sutardjo
2) Sikap pemerintah kolonial yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia
3) Makin gawatnya situasi internasional sebagai akibat perkembangan fasisme
B. Isi Petisi
Isi petisi adalah permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil
Indonesia dan Belanda untuk suatu perubahan dalam waktu 10 tahun mendatang dengan
memberikan status otonomi kepada rakyat indonesia dalam lingkungan kerajaan Belanda
Sebelum Indonesia dapat berdiri-sendiri Sutarjo mengusulkan langkah-langkah :
1) Volksraad dijadikan parlemen sesungguhnya.
2) Direktur Departemen diberikan tanggung jawab.
3) Dibentuk dewan Kerajaan (Rijksraat) sebagai badan tertinggi antara Belanda dan Indonesia yang
anggota-anggotanya merupakan wakil-keduabelah pihak.
4) Penduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya asal-usul, cita-cita nya
memihak Indonesia
Pers Belanda, seperti Preanger Bode, Java Bode, Bataviaasch Nieuwsblad, menuduh usul petisi sebagai
suatu: "permainan yang berbahaya", revolusioner, belum waktunya dan tidak sesuai dengan keadaan.
Vaderlandsche Club berpendapat Indonesia belum matang untuk berdiri sendiri.
C. Sidang
usul petisi dibicarakan dalam sidang khusus tanggal 17 September 1936.
Pada tanggal 29 September 1936 selesai sidang, diadakan pemungutan suara dimana petisi disetujui
oleh Volksraad dan pada tanggal 1 Oktober 1936 petisi yang telah menjadi petisi Volksraad dikirim
kepada Ratu, Staten-Generaal, dan Menteri Koloni di negeri Belanda.
pada persidangan Volksraad Juli 1937 Soetardjo kembali mengajukan usul rencana Indonesia menuju
"Indonesia berdiri sendiri". Rencana tersebut dibagi dalam dua tahap, masing-masing lima tahun.
Tetapi karena usul itu amat luas sekali maka penyelesaiannya berada di tangan pemerintah di negeri
Belanda dan Staten General.
D. Petisi ditolak
dengan keputusan Kerajaan Belanda No. 40 tanggal 14 November 1938, petisi yang diajukan ditolak
oleh Ratu Wilhelmina. Alasan penolakannya: "Bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memikul
tanggung jawab memerintah diri sendiri".
17. RADIKALISASI
Masa radikal diartikan sebagai suatu masa yang memunculkan organisasi-organisasi politik yang kemudian
dinamakan partai, dimana organisasi tidak lagi bergantung/berhubungan dengan kolonial belanda. Mereka
dengan tegas menyebutkan tujuannya untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sebab terjadinya radikalisasi yang bertambah kuat ialah;
1. Di bidang politik, pasca Perang Dunia 1 dan adanya revolusi di Russia oleh orang orang komunis
pada tahun 1917 dan munculnya gerakan revolusioner kaum sosial-demokrat memberi inspirasi
kepada unsur-unsur progresif di Indonesia
2. Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal), yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa
kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan
kolonial.
3. Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara lain: pada waktu itu pada umumnya
bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong
bangkitnya nasionalisme Asia.
1) Perhimpunan Indonesia
Didirikan 1908 dengan nama Indische Vereeniging oleh orang-orang Indonesia yang tinggal di
Belanda; Sutan Kasayangan, R.M. Noto Suroto
Bertujuan memajukan kepentingan bersama orang-orang yang berasal dari Indonesia
Setelah WWI, IV mulai sadar akan hak merdeka untuk Indonesia dan mengganti namanya
menjadi Indonesische Vereeniging pada 1922, kemudian menjadi Perhimpunan Indonesia pada
1925
PI mulai aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia semenjak 1923 dan menerbitkan buku
peringatan kepada kaum kolonis Belanda: Gedenkboek 1908-1923: Indonesische Vereeniging
serta mengubah nama majalahnya dari Hindia Poetra menjadi Indoensia Merdeka setahun
setelahnya
Meningkatkan aktivitas di bidang politik dengan bertambahnya anggota seperti A. Subarjo dan
Moh. Hatta
Meninggalkan sikap kerja sama dengan kaum penjajah serta menjadi internasional dan anti-
kolonial agar masalah Indonesia mendapat perhatian dari dunia
Dalam kongres ke-6 Liga Demokratie Internasional untuk Perdamaian pada Agustus 1926 di
Paris, Moh. Hattta menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan
5 Desember 1926, Moh. Hatta menandatangani perjanjian rahasia dengan Semaun (PKI) yang
menyatakan PKI mengakui kepemimpinan PI namun akhirnya dibatalkan oleh Semaun
Dalam Kongres Liga I (Februari 1927) di Berlin, PI mengirimkan Moh. Hatta, Nazir Pamoentjak
dan A. Subarjo, Kongres mengambil keputusan: 1) menyokong pergerakan kemerdekaan
Indonesia dan 2) menuntut pemerintah Belanda: kebebasan bekerja untuk pergerakan rakyat
Indonesia
Atas tuduhan memberontak pemerintah, 10 Juni 1927, Moh Hatta, Nazir Pamoentjak,
Abdulmadjid Djojoningrat, dan Ali Sastroamidjojo ditangkap dan ditahan sampai 8 Maret 1928
kemudian dibebaskan karena terbukti tidak bersalah pada 22 Maret 1928
Untuk menghambat gerak maju pasukan Jepang, pasukan Belanda melakukan strategi bumi hangus
terhadap objek-objek vital agar tidak dipergunakan oleh Jepang, kilang-kilang minyak, perkebunan, dan
pabrik-pabrik dibakar oleh pasukan Belanda. Akan tetapi upaya tersebut tidak memberikan dampak yang
besar terhadap gerak maju pasukan Jepang, hal ini karena banyak tentara pribumi yang meninggalkan
divisinya dan perwira-perwira Belanda yang memilih untuk menyerah.
Kemudian untuk menghindari banyak korban sipil, Pemerintah Hindia Belanda memindahkan pusat
kekuasaan ke Bandung dan mengumumkan Kota Batavia sebagai kota terbuka (Artinya kota tersebut tidak
dijadikan wilayah pertempuran). Namun pihak Jepang dapat mendesak sisa-sisa kekuatan Belanda di
Bandung dan memaksa untuk melakukan perundingan.
Dalam serangkaian peperangan akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942 di
Kalijati, Subang (Jawa Barat). Penyerahan kekuasaan dari Hindia Belanda ditandai dengan Perjanjian Kalijati yang
ditanda tangani oleh Letnan Jenderal. H. Ter Poorten, selaku Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda dan
Letnan Jenderal Imamura (8-03-1942). Pasca perjanjian, lebih dari 10.000 orang Eropa dimasukan ke kamp-kamp
tawanan.
Ketiga zona pemerintahan ini dikomandoi secara pusat oleh Pemerintahan Militer (Gunshireikan)
wilayah selatan yang dipimpin oleh Marsekal Teraucchi (Saiko Sikikan) berpusat di Dalat, Vietnam.
Gunsenkanbu ini melakukan kordinasi dengan Jenderal Hitoshi Imammura sebagai pemimpin tertinggi
Tentara Jepang
Untuk wilayah pemerintahan Jawa terdapat tujuh karasidenan (syu) yang disesuaikan sejak jaman Hindia
Belanda , yaitu : Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, Pekalongan, Banyumas, Semarang, Pati,
Kedu, Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Kediri, Malang, Besuki, dan Madura.
Wilayah pemerintahan di Sumatera dibagi manjadi sembilan karasidenan: Sumatera Timur, Sumatera
Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung
Wilayah pemerintahan di Indonesia Timur dibagi menjadi 3 kantor pemerintahan sipil (Minseinfu) yang
terbagi atas tiga : Kalimantan, Sulawesi, dan Seram (Maluku).
Pada 1939 Jepang membubarkan seluruh partai politik di Indonesia, kecuali organisasi keagamaan
seperti MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) yang kemudian pada tahun 1943 diubah menjadi Masyumi
(Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Akibat pembubaran ini banyak tokoh pergerakan yang melakukan
pergerakan secara under ground (bawah tanah). Tokoh pemuda yang memimpin gerakan ini adalah
Sutan Sjahrir, ia memimpin gerakan yang berasal dari Mahasiswa Asrama Mampang Prapatan 10,
Alumni STOVIA, dan Kelompok Menteng 31.
Penerapan Kerja Paksa (Romusha) yang ditempatkan di seluruh Indonesia dan negara jajahan Jepang
lainnya, seperti Burma, Malaysia, Vietnam, Korea, Hongkong, dan lainnya.
Pembentukan Jugun Ianfu (kelompok tentara pemuas seks tentara Jepang) yang direkrut dari gadis-gadis
di desa-desa di Indonesia, bahkan dalam perekrutan tak jarang dikoordini oleh bupati-bupati
Bumiputera.
Membentuk Tonarigumi atau satuan kekuasaan terkecil di bawah keluarahan atau yang dikenal RT dan
RW.
Melarang penggunaan bahasa dan budaya Eropa disegala bidang. Orang Indonesia hanya boleh
menggunakan bahasa Indonesia dan Jepang.
Mengijinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pengibaran bendera Merah Putih setelah lagu
kebangsaan dan bendera Jepang : Kimigayo dan Hi-No-Maru.
Mengubah nama Kota Batavia dengan Jakarta, dan Kota Buitenzorg dengan Bogor.
Mengganti Kalender Masehi dengan Kalender Jepang
Mendirikan Kempetai (Polisi Rahasia) yang bertugas untuk memata-matai tokoh-tokoh pergerakan.
Mengandalkan eksploitasi pertambangan dan perkebunan jarak. Jarak dibutuhkan untuk diproduksi
menjadi pelumas untuk mesin-mesin militer.
Pelaksanaan Upacara Seikerei yaitu membungkuk kan badan ke arah Tokyo (Tempat Kaisar Jepang)
Menetapkan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin pagi.
Memberdayakan senam kebugaran Jasmani setelah Upacara Bendera.
Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel) dalam struktur organisasi Jepang, PETA
diperbolehkan untuk melakukan perpangkatan sehingga ada orang Indonesia yang menjadi
seorang perwira. Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik dan bergabung.
Semua anggota daidan PETA Blitar terisolasi dari masyarakat luas, namun diperbolehkan pulang
ke keluarganya. Ketika mereka pulang, mereka menyaksikan sendiri penderitaan fisik dan
mental yang dialami keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Di samping itu, kebencian di
kalangan perwira PETA juga timbul karena penderitaan para romusha (pekerja).
B. Organisasi semi-militer
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
berdiri 9 Maret 1943. Anggotanya para pemuda berumur 14-22 tahun
Tujuannya: mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah air
Indonesia.
Untuk memperbanyak anggota, Seinendan menggerakkan Seinendan bagian puteri (Josyi
Seinendan). Jumlah anggota Seinendan mencapai 500 ribu pemuda.
tokoh yang pernah menjadi anggota Seinendan: Latif Hendraningrat dan Sukarni
2) Perlawanan Singaparna
Februari 1944 di Singaparna, desa Sukamanah, dekat Tasikmalaya
dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa
24 Februari setelah salat jumat Zaenal Mustofa melakukan penyerangan
25 Februari Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa dan dipenjara di Jakarta
25 Oktober Kiai Zainal dan 5 org lain meninggal karena siksaan
2) Aceh
November 1944 di Jangka Buaya
Dipimpin perwira giyugun Tengku Hamid
Latar belakang: romusha Letnan Nemoto terhadap penduduk
Tengku Abdul Hamid menggerakkan 2 peleton anggota giyugun ke gunung atas kampung
Beuracan, menuntut agar Nemoto dipindahkan dr Jangka Buaya
Jepang mengepung asrama giyugun dan membuat kesepakatan: Tengku Hamid kembali ke
asramanya dan Nemoto diganti perwira lain
22 Juni BPUPKI membentuk panitia sembilan yang bertugas untuk membahas usus dan konsep dari
para anggota terkait dasar negara Indonesia. Anggota Panitia 9 antara lain adalah Drs. Moh. Hatta,
Muh. Yamin, Ahmad Soebarjo, A.A Maramis, Wahid Hasyim, Abdulkahar Muzakir, Abikusno
Cokrosuyoso, dan H. Agus Salim.
Panitia 9 menghasilkan dokumen yang berisi tujuan dan asas negara Indonesia yg dikenal dengan
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
Dasar negara dalam Piagam Jakarta:
1) Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia
Sidang kedua digelar pada tanggal 10-17 Juli 1945. Sidang ini membahas tentang rancangan UUD dan
juga pembukaan atau preambule oleh panitia perancang UUD dengan Ir. Soekarno sebagai ketua
Panitia perancang tersebut selanjutnya membentuk panitia kecil untuk menentukan rancangan UUD
lengkap dengan pasal-pasalnya. Mr. Supomo menjadi pemimpin panitia kecil dengan anggota
Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A Maramis, R.P. Singgih, Agus Salim, dan juga Sukiman.
11 Juli Panitia Perancang UUD sepakat menerima Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD. Panitia
Kecil bertugas menyempurnakan UUD dengan pasal-pasalnya kemudian hasilnya diserahkan pada
Panitia Penghalus Bahasa (Husein Jayadiningra, Supomo, dan H. Agus Salim)
BPUPKI melanjutkan sidang pada 14 Juli 1945 untuk menerima laporan Panitia Perancang UUD. Ir.
Soekarno selaku ketua Panitia Perancang UUD menyampaikan 3 hal penting yakni sebagai berikut:
1) Pernyataan Kemerdekaan Indonesia
2) Pembukaan UUD (dari Piagam Jakarta)
3) Batang Tubuh yang disebut Undang-Undang Dasar
BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 karena dianggap sudah menyelesaikan tugasnya dengan
baik (menyusun rancangan UUD)
BPUPKI kemudian digantikan dengan pembentukan PPKI
B. PPKI
PPKI adalah salah satu organisasi bentukan pemerintahan Jepang yang dibuat pada tanggal 7 Agustus
1945 yang bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah ketatanegaraan
untuk menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada Indonesia.
PPKI beranggotakan 21 orang, dengan ketuanya yaitu Soekarno dan wakilnya adalah Moh. Hatta. Untuk
penasehatnya ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk menarik
simpati berbagai golongan yang ada di Indonesia.
Supaya mereka mau membantu Jepang dalam perang pasifik, yang dimana kedudukan Jepang semakin
terdesak. Tak hanya itu, Jepang juga berjanji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
dengan melalui Perjanjian Kyoto.
Pada saat itu pemerintah Jepang mempercepat putusan kemerdekaan Indonesia yang dimana telah
direncanakan oleh BPUPKI pada tanggal 17 September 1945.
Kemudian 3 tokoh besar PPKI yakni Soekarno, Hatta, dan Radjiman diterbangkan menuju Dalath (Saigon)
untuk menemui Jenderal Terauchi untuk merestui pembentukan negeri boneka tersebut.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh tersebut kembali ke Jakarta dimana pada waktu itu Jepang
sedang menghadapi pemboman AS yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki.
Pada saat itu, golongan tua dan golongan muda terlibat pro dan kontra, dimana golongan muda melihat
Jepang semakin melemah, tetapi golongan tua tetap pada pendirian untuk menyerahkan keputusan
pada PPKI.
Namun keputusan tersebut tidak disetujui oleh golongan muda yang menganggap bahwa PPKI adalah
boneka Jepang serta tidak menyetujui lahirnya proklamasi kemerdekaan dengan cara yang telah
disetujui oleh Jenderal Besar Terauchi di dalam pertemuan di Dalath.
Golongan muda menginginkan proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri dan lepas dari
pemerintahan Jepang.
Menanggapi sifat golongan muda yang radikal, Soekarno berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
yang datang dari pemerintah jepang atau usaha sendiri bukanlah menjadi soal.
Karena pada faktanya Jepang sudah kalah. Selanjutnya yang harus dirundingkan adalah menghadapi
sekutu yang sedang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan dibutuhkan suatu revolusi yang
terorganisasi.
Para pihak dari bangsa Indonesia menginginkan untuk berbincang mengenai proklamasi kemerdekaan di
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
PPKI
PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut
juga dengan Dokuritsu Zyunbi Inkai.
Organisasi ini merupakan organisasi yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Tugas PPKI
Menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah ketatanegaraan untuk menghadapi
penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada Indonesia (mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia).
Tugs PPKI sebenarnya :
Mengesahkan Undang Undang Dasar
Memilih dan Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drz.M.Hatta sebagai wakil Presiden
Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sebelum DPR dan MPR terbentuk.
Struktur Organisasi PPKI
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta
Penasehat : Mr. ahmad Soebarjo
Pertemuan dengan Marsekal Terauchi
Sokarno sebagai ketua PPKI yang baru, tanggal 9 Agustus 1945 beserta Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang untuk berkunjung ke Dalat untuk menemui Marsekal Terauchi.
Namun setelah pertemuan tersebut dilakukan, PPKI sudah tidak dapat melakukan tugasnya karena
desakan oleh para pemuda untuk melakukan proklamasi kemerdekaan tidak atas nama PPKI.
Karena mereka menganggap bahwa PPKI merupakan boneka buatan Jepang. Bahkan rencana rapat pada
tanggal 16 Agustus 1945 tidak terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Berikut isi dari pertemuan tiga tokoh Indonesia dengan Jendral Terauchi :
1. Pemerintah Jepang memutuskan untuk member kemerdekaan kepada Indonesia segera setelah
persiapan kemerdekaan selesai dan berangsur-angsur dimulai dari pulau Jawa kemudian kepulau-pulau
lainnya.
2. Untuk pelaksaan kemerdekaan diserahkan kepada PPKI dan telah disepakati tanggal 18 Agustus 1945.
3. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.
Sidang 18 Agustus 1945
Seusai proklamasi, PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya pada tanggal 18 Agustus 1945 yang
berlokasi di bekas Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon untuk mengesahkan Undang-Undang Dasar
1945.
Namun sebelum disahkan, terdapat perubahan mencolok dalam UUD 45, yaitu :
1. Kata Muqaddimah kemudian diganti dengan kata Pembukaan.
2. Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan kalimat Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab diganti menjadi kalimat Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang pada awalnya berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama
Islam diganti menjadi kalimat Presiden adalah orang Indonesia Asli.
Sidang 19 Agustus 1945
Hasil sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945 :
Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
Membentuk Pemerintahan Daerah
Sidang 22 Agustus 1945 dan Pembubaran PPKI
Sidang terakhir pada tanggal 22 Agustus 1945, dalam sidangnya PPKI membentuk 3 lembaga yaitu :
Membentuk Komite Nasional
Membentuk Partai Nasional Indonesia
Membentuk Badan Keamanan Rakyat
Dengan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) hal ini bertujuan supaya tidak memancing
timbulnya permusuhan antara tentara asing dengan Indonesia.
Anggota dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) sendiri yaitu himpunan bekas anggota PETA, Heiho,
Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.
Dan dengan adanya sidang yang ketiga tersebut serta dengan bentukan BKR tersebut otomatis PPKI
secara resmi dibubarkan.
Persamaan antara BPUPKI dan PPKI
1. Sama-sama organisasi bentukan Jepang
2. DIbentuk ketika kondisi Jepang sedang lemah atau terpuruk
3. Dibentuk dalam maksud untuk mewujudkan keinginan dari janji Koiso untuk memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia.
4. Hanya untuk menarik simpati rakyat.
Sementara itu di Jakarta, sedang diadakan perundingan Ahmad Subarjo (golongan tua) dan Wikana
(golongan muda), hasilnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Jakarta dan Laksamana
Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya sebagai tempat perundinganan dan bersedia menjamin
keselamatan para tokoh tersebut.
Jusuf Kunto mengantarkan Ahmad Subarjo dan sekretaris pribadinya untuk menjemput Soekarno dan Hatta
di Rengasdengklok. Ahmad Subarjo memberikan jaminan pada para pemuda bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00. Dengan jaminan
tersebut, Soekarno dan Moh.Hatta dilepaskan.
Setelah melalui perundingan, akhirnya konsep teks proklamasi selesai ditulis oleh tulisan tangan Ir.Soekarno
sendiri. Sukarni menyarankan agar yang menandatangani teks proklamasi adalah Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi lalu diketik oleh Sayuti Melik dengan mesin ketik
yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
2. Menetapkan presiden dan wakil presiden. Sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI) sebagai pembantu presiden dalam melaksanakan
tugasnya sebelum dibentuk DPR melalui pemilu.
Sebelum sidang PPKI I ditutup, presiden meminta 9 orang anggota sebagai panitia kecil untuk
membahas hal-hal yang meminta perhatian mendesak, yakni pembagian wilayah, polisi, tentara
kebangsaan, dan perekonomian. Panitia kecil ini dipimpin oleh Otto Iskandardinata.
Kemudian PPKI melaksanakan sidang kedua pada 19 Agustus 1945 yang hasilnya :
1. Membagi Indonesia menjadi 8 provinsi beserta calon gubernurnya, yaitu :
a. Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
b. Borneo (calon Ir. Moh. Noor),
c. Sulawesi (calon Dr. Ratulangi),
d. Maluku (calon Mr. Latuharhary),
e. Sunda Kecil (calon Mr. Ketut Pudja),
f. Sumatra (calon Mr. T. Mohammad Hassan), dan
g. dua daerah istimewa, Yogyakarta dan Surakarta
Usai sidang PPKI kedua dilakukan rapat kecil yang menghasilkan keputusan untuk segera membentuk
Tentara Rakyat Indonesia. Atas usulan Adam Malik, pembentukan pasukan tentara nasional ini berasal
dari tentara Heiho dan PETA. Selain itu anggota kepolisian dimasukkan dalam departemen dalam negeri.
Sidang ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1945 dan menghasilkan :
1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia di pusat (KNIP) dan daerah (KNID). KNIP diresmikan pada
29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimedjo yang dibantu 3 wakil ketua (M. Sutardjo,
Johannes Latuharhary, dan Adam Malik). Sejak awal September 1945, sudah terbentuk di berbagai
daerah. KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai daerah serta anggota PPKI
sebagai intinya. Jumlah KNIP secara keseluruhan adalah 150 orang.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan ketua Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya
ditujukan sebagai satu – satunya partai di Indonesia. Untuk mewujudkan negara Republik Indonesia
yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat. Rancangan awal PNI sebagai
partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum
bagi masing-masing daerah. Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat, dan
Heiho resmi dibubarkan.
Susunan kementerian pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945 ditetapkan pada tanggal 2
September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Soekarno. Susunan kabinet pertama RI tersebut
sebagai berikut :
a. Perdana Menteri : Presiden Soekarno
b. Menteri Dalam Negeri : R.A.A Wiranatakusuma
c. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
d. Menteri Kehakiman : Prof Dr. Soepomo, SH
e. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P Surakhman
f. Menteri Keuangan : Mr. A.A Maramis
g. Menteri Kesehatan : Dr. R. Boentaran M
h. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
i. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
j. Menteri Penerangan : Mr. Amin Syarifudin
k. Menteri Perhubungan : R. Abikusno Cokrosuyoso
l. Menteri Keamanan : Suprijadi
m. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
n. Menteri Negara : K.H Wachid Hasjim
o. Menteri negara : Dr. M. Amin
p. Menteri Negara : Mr. R.M Sartono
q. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
r. Menteri Negara : A.A Maramis.
28. MELAWAN SEKUTU
Pada tanggal 29 September 1945, tentara AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) beserta NICA
(Netherland Indies Civil Administration) mendarat di Jakarta. Awalnya mereka ingin membebaskan
tawanan perang dan melucuti tentara Jepang. Tapi, kedatangan mereka ditentang oleh bangsa Indonesia.
Maka, terjadilah beberapa pertempuran hebat.
1) Pertempuran Surabaya
- Dipimpin Bung Tomo
- Bung Tomo dengan tegas menolak ultimatum dari Inggris yang dipimpin oleh Mayjen E.C Marsergh. Isi
ultimatum tersebut ialah para pejuang Indonesia harus menyerahkan diri paling lambat 10 November
1945 pukul 06:00 pagi. Pertempuran pada tanggal tersebut akhir pecah dan berlangsung selama tiga
minggu.
- 10 November jadi hari pahlawan
2) Pertempuran Ambarawa
- Pertempuran ini dilatarbelakangi penipuan
- Awalnya NICA dan sekutunya datang ingin membebaskan tawanan perang. Tapi tawanan perang itu
dipersenjatai setelah bebas. Pimpinan Sekutu Brigjen Bethell berusaha menguasai desa-desa di
Ambarawa, namun ditentang oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dalam pertempuran itu Letkol
Isdiman gugur dan digantikan Kolonel Soedirman. Pengepungan Ambarawa dari Banyumas, Salatiga,
Surakarta, dan Yogyakarta berhasil dilakukan sehingga pasukan Sekutu muncur pada tanggal 15
Desember 1945.
- 15 Desember jadi Hari Infanteri di Indonesia.
3) Puputan Margarana
- Dipimpin I Gusti Ngurah Rai
- Sudah melakukan Perundingan Linggarjati yang menyatakan bahwa Jawa, Sumatra, dan Madura
secara de facto, Belanda masih ingin menguasai Bali dan mendirikan Negara Indonesia Timur. Pejuang
di Bali saat itu menolaknya. Dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, pertempuran dengan Belanda pecah di
Tabanan.
- Mulanya, I Gusti Ngurah Rai bisa memenangkan perlawanan, namun Belanda meminta tambahan
pasukan dan berhasil memukul mundur pasukan I Gusti Ngurah Rai dan beliau gugur dalam
pertempuran tersebut.
B. Pelaksanaan
Dilaksanakan di Desa Linggarjati, perbatasan Cirebon dan Kuningan, tanggal 11 November 1946
Indonesia diwakili Sutan Syahrir, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem. Pihak
Belanda diwakuli Schermerhorn, dan penengah dari pihak Inggris diwakili Lord Killearn
D. Pelanggaran
20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan Belanda tidak terikat lagi dengan
perjanjian ini
21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I, akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia
dan Belanda
Tujuan :
1) Menghancurkan Republik
2) Membentuk Pemerintah Interim Federal yang didasarkan atas Peraturan Pemerintahan dalam
Peralihan, Wakil-wakil dari daerah-daerah federal dan unsur-unsur yang kooperatif dan moderat
dari bekas Republik harus ikut ambil bagian dalam PIF tanpa mewakili bekas Republik
Dampak:
1) Bandara (lapangan terbang Maguwo) berhasil dikuasai Belanda melalui serangan udara
menggunakan 14 pesawat (terdiri dari Mustang dan Kittyhwak)
2) Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 pasukan saat terjadi serangan di bandara Maguwo
3) Pembentukan PDRI (pemerintahan darurat republik Indonesia) di Bukittinggi
B. Pelaksanaan
Dilaksanakan 8 Desember 1947-17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville dan ditengahi Komisi Tiga
Negara (KTN)
Indonesia diwakili oleh Amir Sjarifuddin dan Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. KTN
diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, Frank Graham.
C. Hasil
1) Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik
Indonesia
2) Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan
Belanda
3) TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan
Jawa Timur
4) Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya RIS
5) RIS memiliki kedudukan sejajar dengan Uni Indonesia Belanda
D. Dampak
1) Indonesia terpaksa setuju RIS
2) Terbentuknya kabinet Amir Syarifudin II
- Setelah perjanjian ditandatangani, Indonesia juga harus mengubah sistem pemerintahan dan
konstitusi negara. Perubahan sistem pemerintahan tersebut berubah dari sistem presidensial ke
sistem parlementer. Dengan kata lain presiden hanya akan menjadi kepala negara, bukan lagi
kepala pemerintahan (pedana menteri).
- Presiden yang terpilih tetap Ir. Soekarno, untuk perdana menteri terpilihlah Mr. Amir Syarifudin
- dibentuklah kabinet baru bentukan Amir Syarifuddin. Sebelumnya Amir juga telah mendapat
mandate untuk memimpin kabinet peralihan setelah gagalnya kabinet syahrir sebagai dampak
runtuhnya perjanjian linggarjati. Dan dengan ditandatanganinya perjanjian Renville ini menandai
dibentuknya kabinet Amir Syarifuddin II
Pada 27 Desember 1949 Belanda menandatangani pengakuan kedaulatan RIS di Belanda. Dokumen
pengakuan tersebut ditandatangani oleh Delegasi Belanda, yaitu: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr.
Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan Indonesia diwakili oleh Drs. Moh.
Hatta.
Pada waktu yang sama, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan di Jakarta
Pengaruh kmb: Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, konflik dengan Belanda selesai dan dapat
mulai pembangunan, Irian Barat belum diserahkan, bentuk negara serikat (tidak sesuai cita-cita proklamasi
kemerdekaan)
35. SUMPAH PEMUDA
Organisasi-organisasi pemuda tersebut mengadakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei 1926 dengan tujuan
untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda itu. Pada Kongres Pemuda II, rasa penyatuan itu semakin
jelas dengan dikeluarkan ikrar. Ikrar atau sumpah para pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
dengan nama Sumpah Pemuda, isinya tiga sendi persatuan Indonesia yaitu:
• Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
• Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
• Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Dalam kongres inilah untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf
Supratman dan dikibarkan bendera merah putih sebagai bendera pusaka. Peristiwa Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928 ini merupakan puncak pergerakan nasional. Sehingga sampai sekarang setiap tanggal 28
Oktober dinyatakan dan diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kondisi perjuangan nasional Indonesia sampai meletusnya Perang dunia II tidak banyak berubah karena pada
dasarnya pemerintah Belanda enggan melepaskan Indonesia dari kekuasaannya. Dengan demikian bangsa
Indonesia memasuki masa Perang Dunia II dengan perasaan kecewa terhadap Belanda, karena tidak mau
mengerti aspirasi rakyat Indonesia akan kemerdekaan. Karena itu ketika Jepang menguasai Indonesia, para
pemimpin pergerakan tidak melawan, tetapi menunggu dan melihat situasi.
Misalnya, Budi Utomo bergerak di bidang kesejahteraan dan kerjasama kaum priyayi (bangsawan suku Jawa),
dan kurang tegas dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Demikian juga dengan organisasi kepemudaan daerah yang kebanyakan memperjuangkan kesejahteraan
pemuda daerah tersebut saja. Misalnya Jong Bataks Bond (suku Batak dari Sumatera), Jong Soematranen Bond
(pemuda Sumatera terutama suku Minang dan Melayu), dan Jong Celebes (pemuda Sulawesi terutama suku
Minahasa).
Setelah Sumpah Pemuda, perjuangan dari organisasi yang berasal dari latar belakang suku, agama, dan budaya
berbeda bersatu. Sumpah Pemuda memperkokoh persatuan, semangat kebangsaan dan memperkuat upaya
memperjuangan kemerdekaan Indonesia.