Anda di halaman 1dari 33

Sejarah

Wajib
XI IPA 3
there are a LOT of spelling errors please forgive us

1. POLITIK ETIS--
A. Pengertian dan Latar Belakang
= suatu pemikiran yang menyatakan pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan
pribumi
 Pada 1890 pemilu Belanda dimenangkan parpol konservatif (ideologi/dasar agama protestan) yanng biasanya
dimenangkan parpol liberal. Agama protestan mengajarkan kebaikan dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan
pemerintah kolonial. Munculah politik etis yey.
 Parlemen Belanda dari parpol konservatif, namun parlemen di Hindia Belanda masih liberal. Ini menyebabkan
adanya penyalahgunaan kebijakan.
 Kebijakan trias Van deventer: edukasi, irigasi, transmigrasi

B. Pelaksanaan
 Edukasi
- Tujuan awal: agar rakyat pintar dan tidak miskin
- Praktik: agar didapatkan tenaga kerja murah (kebanyakan digunakan pd bidang administrasi). Kalo
pemerinntah kolonial mengambil tenaga kerja dari Eropa, diperlukan biaya yang lebih mahal (ada biaya
untuk perumahan, jaminan sosial, dll)
- Sekolah yang didirikan
a. Angka siji. Sekolahnya bayar jd kebanyakan dari golongan priayi
b. Angka loro (3 tahun). Gratis
c. Holland Indlandsche School/HIS (7 tahun). Mahal jd cuma gol priayi. Setingkat SD
d. Meer Uitgebreid Lagare Onderwis/MULO (4 tahun). Priayi atas dan tengah doang. Setingkat SMP
e. Algemeene Middelbare School/AMS (5 tahun). Priayi atas dan tengah. SMA
f. STOVIA (sekolah kedokteran)
g. Kweek school (sekolah guru). Sekarang SPG
h. Technische School. Sekarang ITB
i. Agrarische School. Sekarang IPB
- Dampak edukasi:
a. Timbul golongan terpelajar
Contoh: Soetomo lulusan STOVIA bikin Budi Utomo
b. Elit tradisional menjadi elit modern karena diajarkan gagasan-gagasan baru dan timbul pemikiran
tentang kemerdekaan
- Orang indonesia yang pertama lulus sampai sekolah tinggi adalah Husein Djajandiningrat (anak Bupati
Cianjur)

 Irigasi
- Tujuan awal: mengairi sawah warga
- Praktik: dibangun untuk mengairi perkebunan yang dikelola swasta asing dan pemerintah kolonial

 Transmigrasi
- Tujuan awal: memberikan kesejahteraan
- Praktik: rakyat dikirimkan ke perkebunan Sumatera (Deli&Bengkulu) buat jadi kuli dengan gaji kecil dan
suka terlambat. Masyarakat jd banyak yg jd bandar judi karena penghasilan kurang

2. SEJARAH PERS & TIRTO ADISURYO --


A. Pers sebelum 1890
 Ciri-ciri
- Menggunakan bahasa daerah
- Tujuan hanya untuk mendapat keuntungan
- Mengutip/translate dari koran putih (koran Belanda)
- Murni pendapat kalangan imperial dan kolonial
 Tokoh: Abdoel Rivai, Sosrokartono, Koesomo Oetoyo, Wahidin Soedirohoesodo, F.D.J. Pangemanan,
Maharadja Salamboe

B. Mulai perubahan
 Tirto Adisuryo
 Tirto adalah pelopor kebangkitan pers tanah air. Ia adalah orang pertama dari pribumi yang
menjadi redaktur dan mendirikan surat kabar. Bahkan untuk jasanya ini Tirto dikukuhkan sebagai
Bapak Pers Nasional pada 1973 dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 2006.
 Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo lahir di Blora 1880. Selain aktif dalam dunia pers, Tirto
juga turut dalam mendirikan organisasi Sarikat Dagang Islam. Oleh karena perannya dalam
pergerakan nasional dan keberaniannya mengkritisi pemerintahan Hindia Belanda melalui surat
kabarnya, Tirto ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bacan, Maluku Utara. Setelah selesai masa
pengasingannya dari Pulau Bacan, Tirto kembali ke Batavia dan wafat pada 17 Agustus 1918.
 Semasa kecil hidup dengan sepupunya RM Brotodiningrat (Bupati Madiun). Karena dirawat
sepupunya, ia bisa bersekolah di ELS (mahal) dan lulus 1894.

 1894-1895 ikut kelas persiapan kedokteran STOVIA. Selama ini dia jadi pembantu di surat kabar
Chabar Hindia Olanda dan Pemberita Betawi.
 1897 ikut surat kabar Pewarta Priyangan, keluar dr Hindia Olanda karena bangkrut
 1895 lewat surat kabar ia menulis tentang penelitiannya dlm bidang kedokteran dan juga mengkritik
Belanda. 1990 Belanda mendesak STOVIA mengeluarkan Tirto. Sempat ditolak, tp akhirnya dikeluarin
 1901 fokus pada bidang jurnalistik. Dia jadi kepala redaktur dan diangkat jd PJ (di Pembrita Betawi)
 1902 jadi pendamping putra mahkota Surakarta dan makin terkenal
 Membongkar kasus residen Madiun (Doner) dengan bupati Madiun (Brotodiningrat). Brotodiningrat
dituduh menggelapkan pajak, provokasi gerakan separatis, dalang pemberontakan petani Banten
1888. Tito membuktikan Brotodiningrat tidak bersalah dalam surat kabar. Karena terjadi perang
media, dua-duanya dibawa ke pengadilan, dan Brotodiningrat terbukti tidak bersalah.

 Perubahan pers awal abad 20


- Untuk membentuk pendapat umum
- Sebagai alat memperjuangkan hak dan keadilan
- Menyalakan keberanian Hindia-Belanda menghadapi alat-alat kolonial

 1903 Tirto jual hartanya dan pindah ke Bandung. Di sini ia disambut Bupati Cianjur, Prawiradirja. Ia
mendukung Tirto dan mendesaknya buat surat kabar. 1903 terbit surat kabar Sunda Berita.
 1904 Sunda Berita hampir bangkrut. Dipindah ke Gambir/Weltevreden dan banyak orang yang beli
saham
 Gub Jendral Aceh, Van Heutz, memberi kebebasan hukum untuk Tirto supaya membungkam Tirto dari
mengkritik Van Heutz.
 1905 Tirto pergi ke Maluku, berteman dengan Sultan Oesmasjah, dan dinikahkan dengan Fatimah
 1906 Membentuk Sarekat Priayi
 1907 Mendirikan surat kabar Medan Priayi (bahasa melayu) dengan tujuan:
1) Memberi informasi
2) Jd penyuluh keadilan
3) Memberi bantuan hukum
4) Tempat orang curhat
5) Memberikan info lowongan kerja
6) Menggerakkan bangsanya untuk berorganisasi
7) Memperkuat bangsa dengan perdagangan
8) Membangun dan memajukan bangsa
 1908 Sarekat Priayi gabung dengan Budi Utomo
 Tirto memulai Poetri Hindia yang berisi tentang emansipasi wanita. Ia juga mempromosikan sekolah
Kautamaan Istri
 1909 keluar Budi Utomo karena beda pendapat, lalu pindah ke Bogor bikin Sarekat Dagang Islamiyah
 1910 Van Heutz diganti Edinburgh, Tirto diasingkan ke Teluk Betung. Setelah selesai masa
pengasingannya, Tirto kembali ke Batavia dan pada 1918.

C. 4 Poin pokok ttg Tirto


1) Pelopor pemberi bantuan hukum
2) Pelopor emansipasi wanita
3) Pelopor organisasi berbadan hukum
4) Pelopor organisasi modern berskala nasional

3. BOEDI OETOMO --
 Didirikan 20 Mei 1908. Kongres pertama 3-5 Oktober 1908
 1906 Dr Wahidin Soedirohoesodo buat studie fond (dana belajar). Dananya dari sumbangan priayi.
 Di Batavia ia bertemu anak STOVIA: Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo. Soetomo mengusulkan
studie fond ini diperluas jagkauannya (jangan cuma beasiswa tapi ditambah pelatihan dll)
 1908 dibentuk Budi Utomo dengan ketua Soetomo. Saat kongres pertama di Yogya ditunjuk RM
Tirtokoesoemo sebagai ketua. Tirtokoesoemo punya kenalan Belanda, ia dipilih salah satunya karena biar
organisasi ini diakui. Budi Utomo saat ini masih hanya untuk memajukan priayi Jawa Madura.
 1908 ada 40 cabang dan 10.000 orang
 1909 mengalami perpecahan karena masalah (terutama keuangan). Budi Utomo jd hanya fokus ke
penerbitan majalah Guru Desa
 1912 Tirtokoesoemo keluar digantikan Noto Dirodjo. Anggota lain jg banyak yang keluar dan gabung SI
atau IP.
 1914 WW1, Belanda butuh pasukan dan dibuatlah Indiemevrber (wajib militer). Budi utomo bikin Dewan
Rakyat/volksraad dan pada 1916 disetujui dengan syarat anggotanya 50% Belanda, 40% BU, 10% SI
 1919 mengalami kemunduran, Soetomo akhirnya keluar dan membentuk Indonesische Studie Club di
Surabaya. 1924 Indonesische Studie Club diubah namanya jd Parindra (Partai Indonesia Raya)
 1930 Boedi Oetomo dibuka untuk umum, tapi anggotanya tetap berkurang
 1934 budi utomo bubar dan gabung parindra

4. SAREKAT ISLAM--
A. Pokok Anggaran Dasar
1) Mengembangkan Jiwa Berdagang
2) Memberikan bantuan kepada anggota yang mengalami kesulitan
3) Memajukan Pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4) Menentang Pendapat yang keliru tentang Islam

B. Latar Belakang
1) Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina
2) Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
3) Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera
C. Sejarah
 Berdirinya SI diawali dengan dominasi dan monopoli pedagang Cina yang banyak merugikan para
pengusaha batik pribumi di Solo. Kondisi tersebut mendorong Haji Samanhudi (pendiri SDI) untuk
menghimpun para pengusaha pribumi dalam menghadapi persaingan dagang dengan Cina
 akhir 1911 didirikan Sarekat Dagang Islam (SDI)
 1912 atas saran Tjokroaminoto (ketua pertama SI) SDI berubah nama menjadi SI Karena keanggotaan
SDI terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak
 18 september 1912 SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam)
 1914 SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme
revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging)
 Penyusupan ke dalam tubuh SI yang akhirnya berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh Serikat Islam muda
seperti Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin

 faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV:


1) Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah
2) memperbolehkan keanggotaan multipartai (karena pada mulanya Boedi Oetomo dan SI
merupakan organisasi non-politik)
3) Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya
harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan, mengakibatkan rakyat memihak
pada ISDV.
4) Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal)
dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang

 1918 Semaun jadi komisaris SI semarang dan darsono jd KS Propagandis


 1920 ISDV berubah jadi Perserikatan Komunis Hindia (PKH) dgn ketua Semaun dan wakil Darsono. PKH
kemudian berubah jadi PKI
 1920 SI terpecah karena perseteruan dari golongan kanan dan kiri. Terbagi 2:
- Golongan Putih di Surabaya (berlandaskan Islam)  Cokroaminoto, Agus Salim, Abdul Muis
- Golongan Merah di Semarang (sosialis, marxisme-komunisme) Semaun, Darsono, Alimin,
Tan Malaka
 1921 Keanggotaan SI sudah tidak boleh rangkap. Semaoen dan Darsono dikeluarkan. anggota-
anggota PSI dari Muhammadiyah (Kh. Ahmad dahlan) dan Persis (A.Hasan) pun turut pula dikeluarkan
 1921 Tjokro ditangkap karena aktifitas politiknya dikhawatirkan akan membangkitkan semangat
perjuangan rakyat pribumi walaupun akhirnya dibebaskan pada tahun 1922
 1923 pada kongres 7 di Madiun diputuskan bahwa Central Sarekat Islam digantikan menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI) dan cabang SI yang mendapat pengaruh komunis menyatakan diri bernaung dalam
Sarekat Rakyat yang merupakan organisasi di bawah naungan PKI
 1923 Berubah menjadi Partai Serikat Islam (PSI)
 1924 Tjokroaminoto menerbitkan buku Pan Islamisme-Marxisme. Di buku ini ia beranggapan
keduanya memiliki kesamaan (sosialisme)
 1929 menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
 1929 PSII bergabung dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI)
 Akibat keragaman cara pandang di antara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik,
di antaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno. Perpecahan
itu melemahkan PSII dalam perjuangannya
5. INDISCHE PARTIJ--
A. Tujuan
1) Memelihara nasionalisme hindia belanda dengan meresapkan cita-cita kesatuan bangsa
2) Memberantas rasa kesombongan rasial
3) Memberantas rasa kebenaran agama dan sektarianisme yang membangkitkan rasa asing antara satu
sama lain
4) Memperkuat daya tahan rakyat hindia
5) Berusaha mendapatkan persamaan hak bagi semua orang hindia
6) Memperkuat ketahanan rakyat hindia dari serangan asing
7) Mengadakan unifikasi dan perluasan serta pendalaman pengajaran
8) Memperbesar pengaruh pro hindia dalam pemerintahan
9) Memperbaiki keadaan ekon bangsa hindia
Inti tujuan: mencapai kemerdekaan bagi semua orang yang mengakui hinia sebagai tanah air dan
kebangsaannya

B. Sejarah
 Dibentuk 25 Desember 1912 oleh Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soeryaningrat, Douwes
Dekker dan merupakan organisasi ilegal
 13 Juni 1913 Soewardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) menulis artikel di de express "Als ik
Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang merupakan sindiran terhadap Belanda.
Soewardi ditangkap, karena Douwes Dekker dan Tjipto membela Soewardi, mereka juga ditangkap.
Karena Douwes Dekker termasuk orang berpengaruh hukumannya diganti jadi dibuang ke Belanda. Di
Belanda mereka ikut Indische vereeniging

6. INDISCHE VEREENIGING--
 Didirikan oleh Notosoeroto 1908
 Merupakan perkumpulan mahasiswa hindia belanda di Belanda. Membuat majalah Hindia Poetra yang
berisi karya ilmiah
 1922 Moh Hatta, Ahmad Soebarjo, AA Maramis datang ke Belanda mengubah Indische Vereeniging
menjadi organisasi politik
 1923 nama berubah jadi Indonesische Vereeniging, berubah lagi jadi Perhimpunan Indonesia (dipimpin
Moh Hatta)
 1924 Hindia Poetra berubah jd Indonesia Merdeka
 1924 Semaun ketemu Moh Hatta dan buat Partai Rakyat Kebangsaan Indonesia tapi karena 1926 PKI jadi
partai terlarang, PRKI tidak jadi dibuat
 Perhimpunan Indonesia tidak lama dibubarkan Belanda. Anggotanya dipulangkan ke Hindia Belanda dan
pada gabung Studie Club

7. PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA)--


 Dimulai dari Indonesische Studie Club
 1930 jadi Partai Bangsa Indonesia
 1935 jadi Partai Indonesia Raya (dipimpin Soetomo)
 1938 M. H. Thamrin jadi ketua karena Soetomo meninggal
Perbedaan
Soetomo (1935-1938) M. H. Thamrin (1938-1941)
1) Kooperatif 1) Non-kooperatif
2) Fokus ke pendidikan dan sosial 2) Fokus ke pendidikan, sosial, ekonomi,
3) Dpt bantuan dana dr Belanda (karena mau dan politik
kerja sama) 3) Konfrontasi/bermusuhan dgn Belanda

 1941 bubar karena M. H. Thamrin meninggal

8. PKI
Partai Komunis Indonesia (PKI) awalnya berdiri dengan nama Indische Sociaal Democratische Vereeniging
(ISDV) yang didirikan oleh Henk Sneevliet. Organisasi ini merupakan gabungan dari Partai Sosialis Belanda
dengan SDAP yang kemudian bersatu di bawah nama SDP Komunis yang beranggotakan 85 orang sosialis di
Hindia-Belanda. Pembentukan ini dilaksanakan pada tahun 1914 sebelum Indonesia melakukan persiapan
matang menuju kemerdekaan karena belum ada sejarah BPUPKI, sejarah PPKI, dan sejarah perumusan UUD
1945.
Ketika Indonesia ingin merdeka namun belum melakukan persiapan yang cukup untuk meraihnya, ISDV
datang sebagai pihak yang mendidik para pribumi. Didikan mereka bertujuan untuk membangkitkan semangat
nasionalisme dan menjadi jiwa yang merdeka di atas kaki sendiri. Mereka mengajari orang-orang Indonesia
membebaskan diri mereka sendiri dari belenggu kolonialisme yang saat itu masuk masa penjajahan Belanda di
Indonesia. Ide yang digunakan mendidik adalah ide dari paham Marxisme.
Pada tahun-tahun awal berdirinya ISDV, dari 100-an anggota yang tergabung, hanya 3 orang yang
merupakan pribumi asli Indonesia. Pada saat itu merupakan tahun 1915 ketika ISDV masih meletakkan
kantornya di kota Surabaya dan setelah melakukan pembentukan di Pelabuhannya setahun lalu.
Partai ini mulai membesar ketika markasnya pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Di sana mereka
mendapatkan lebih banyak kader pribumi sebagaimana yang diinginkan para sosialis Belanda ISDV. Para pribumi
ini datang dari kalangan agamis hingga nasionalis. Mereka tidak langsung menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beraninya, Sneevliet memimpin tanpa basa-basi. Setelah mendapatkan banyak kader pribumi, Sneevliet
menyatakan terang-terangan kekecewaannya terhadap SDAP Belanda. Pria tersebut juga tanpa sungkan
mengungkapkan ketidaksetujuannya bergabung dalam Volksraad – sebuah Dewan Masyarakat Hindia Belanda.

9. PNI
Partai Nasional Indonesia, disingkat dengan PNI. Partai yang berdiri pada tahun 1927, oleh tokoh-tokoh
besar Bangsa Indonesia. Tokoh tersebut, seperti Ir.Soekarno, Dr.Cipto Mangunkusumo, Ir.Anwari, Sartono S.H.,
dan Dr. Samsi.
Partai Nasional Indonesia dapat dikatakan sebagai partai politik yang sangat berpengaruh terhadap
bangsa Indonesia pada saat itu. Partai ini dapat berkembang dengan pesat disebabkan berani merangkul
berbagai golongan untuk bersatu dan bergabung. Selain itu, PNI juga melakukan perlawanan terhadap
penjajahan.
PPPKI merupakan badan koordinasi yang dibentuk oleh Partai Nasional Indonesia pada saat itu untuk
menggalang suatu kesatuan aksi dalam melawan penajajahan di Bangsa Indonesia. PPKI merupakan
kepanjangan dari Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia. Tahun 1929, Partai Nasional
Indonesia menetapkan kepala banteng, sebagai lambang untuk bendera partai dan mencetuskan semangat
sosialisme dan non kooperasi.
Kondisi tersebut memicu pemerintah kolonial Belanda untuk bereaksi. Berita pemberontakan terhadap
Belanda menjadi berita provokatif terhadap Belanda. Akibat berita provokatif tersebut, pemerintah Belanda,
menangkap Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinatya.
Tahun 1930, pengadilan di Bandung, menjadi saksi untuk penyidangan keempat tokoh tersebut, Ir.
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinatya. Hakim dalam proses sidang tersebut adalah Mr.Dr.R
Siegembeek van Hoekelen dengan pembela untuk tokoh-tokoh Indonesia, yaitu Sartono S.H., Sastromuljono
S.H., dan Idik Prawiradiputra S.H. Dalam proses persidangan tersebut, Ir.Soekarno mengajukan pembelaan dan
menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia menggugat.
Pembuatan pidato Indonesia Menggugat, bukannya tanpa halangan dan kerja keras. Pada saat itu Ir.
Soekarno sedang dalam ruang tahanan yang berukuran sangat tidak layak, yaitu 1,5 meter, bahkan beliau juga
dilarang untuk berhubungan dengan dunia luar. Seolah Ir.Soekarno dilarang untuk mengetahui kondisi bangsa
Indonesia, sebab jauh dari bahan-bahan bacaan.
Namun ditengah kepurukan tersebut, Inggit lah yang selalu menyelundupkan bacaan-bacaan kepada
Ir.Soekarno, dengan cara diselipkan di baju kebayanya. Selain Inggit, sipir di penjara, keturunan Bangsa
Indonesia juga membantu Ir.Soekarno untuk memperoleh informasi dari koran-koran. Proses pemeriksaan
terhadap beliau terus berlangsung, beliau dan kawan-kawannya menjalani proses yang dinamakan verbaal di
Landraad Bandung.
Selama proses persidangan, Soekarno terus mempropagandakan cita-cita politiknya dan menangkis
tuduhan kolonial Belanda terhadap dirinya. Pidato Indonesia Menggugat menjadi sesuatu hal yang menarik,
karena ditengah keterbatasan informasi dan ruang penjara yang gelap, isi pidato tersebut mampu
menggetarkan kekuasaan Belanda. Kebusukan imperialisme dan kapitalisme disampaikan dalam pidato
tersebut.
Naskah luar biasa karena memasukkan beberapa tokoh dunia, mulai dari marxis, nasionalis, humanis
radikal, hingga kaum etisi Belanda. Tokoh dari aliran Marxis yang dikutip oleh Ir.Soekarno, yaitu Karl Kautsky,
Jean Jaures, Sneevliet, Karl Marx, Henriette Roland Holsts, dan Troelstra. Sedangkan taokoh nasional yang
dikutip dalam pidatonya, antara lain Mustafa Kamil, Sarojini Naidu, Mazzini, dan Sun Yat Sen.August de Wit,
merupakan sastrawan yang karyanya dikutip oleh Ir.Soekarno, Rudolf Hilferding, dari kalangan ekonom, dan
masih banyak kutipan yang dimasukkan Ir.Soekarno dalam pidatonya. Pidato Indonesia Menggugat terdiri dari
beberapa bagian tentang pengertian dari imperialisme dan kapitalisme, praktek imperialisme di Indonesia, PNI
dan program perjuangannya, pergerakan rakyat Indonesia, dan cita-cita Indonesia merdeka.
Sekalipun, Ir.Soekarno telah membacakan pidato Indonesia menggugat dalam sidang di Bandung, namun
karena lemahnya posisi para keempat tokoh Bangsa Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun,
dan Suriadinatya, mereka tetap dinyatakan bersalah.
Ir.Soekarno dijatuhi hukuman 4 tahun penjara, Maskun dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, Gatot
Mangkupraja dijatuhi hukuman 1 tahun 8 bulan penjara, dan Suriadinata dijatuhi hukuman 1 tahun 3 bulan
penjara. PNI sangat memperjuangkan tentang sosionasionalis dan sosiodemokratis atau dikenal dengan
marhaenisme.

10. PARTINDO
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono yang pada saat itu
menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah belanda tahun 1929.
organisasi ini berdiri pada 30 april 1931 dengan harapan PNI akan bergabung dengan dengan partindo. Tujuan
dari partindo adalah untuk mencapai satu Negara kesatuan Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan
tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang
diusung Ir.Soekarno diterima sebagai cita-cita dari partai ini.
Tujuan pembentukan Partindo :
1. Menumpuk semangat mandiri.
2. Perbaikan hubungan dalam masyarakat (social, ekonomi, dll).
3. Pembentukan pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi.
4. Mewujudkan Indonesia merdeka melauli hak-hak politik.
5. Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan Negara penjajah.

Partindo dibubarkan pada tahun 1939 oleh sartono tanpa ada dukungan penuh oleh anggotanya,
mereka menganggap sartono membubarkan partindo tanpa ada alas an yang jelas. Namun menurut sartono
ada beberapa penyebab yang mengharuskan partindo untuk dibubarkan yaitu :
1. PPKI melarang partindo untuk mengadakan rapat yang kemudian menyebabkan partindo
keluar dari PPKI.
2. Kegiatan-kegiatan organisasi bersifat Radikal yang menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.

11. PNI BARU


Ketika Sartono membubuarkan PNI pada tahun 1930, banyak anggotanya yang tidak setuju. Mereka
menyebut dirinya sebagai “Golongan Merdeka”. Dengan giat mereka medirikan studi club-studi club baru,
seperti Studi Club Nasional Indonesia di Jakarta dan Studi Club Rakyat Indonesia di Bandung. Selanjutnya,
mereka mendirikan Komite Perikatan Golongan Merdeka untuk menarik anggota-anggota PNI dan untuk
menghadapi Partindo.
Pada bulan Desember 1931, Golongan Merdeka membentuk Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru).
Mula-mula Sultan Syahrir dipilih sebagai ketuanya. Moh. Hatta kemudian dipilih sebagai ketua pada tahun 1932
setelah kembali dari Belanda. Strategi perjuangan PNI Baru tidak jauh berbeda dengan PNI maupun dengan
Partindo. Organisasi-organisasi tersebut tetap sama-sama menggunakan taktik perjuangan non-kooperatif
dalam mencapai kemerdekaan politik. Adapun perbedaan antara PNI Baru dengan Partindo adalah sebagai
berikut :
1. PPPKI oleh PNI Baru dianggap sebagai “persatean” bukan persatuan karena anggota-
anggotanya memilii ideologi yang berbeda-beda. Sementara itu, Partindo manganggap PPPKI
dapat menjadi wadah persatuan yang kuat daripada mereka berjuang sendiri.
2. Dalam upaya mencapai kemerdekaan, PNI Baru lebih mengutamakan pendidikan politik dan
sosial. Partindo lebih mengandalkan organisasi massa dengan aksi-aksi massa untuk mencapai
kemerdekaan.

Pada tahun 1933, PNI Baru memiliki 65 cabang. Untuk mempersiapkan masyarakat dalam mencapai
kemerdekaan, PNI Baru melakukan kegiatan penerangan untuk rakyat dan penyuluhan koperasi. Kegiatan-
kegiatan PNI Baru tersebut dan ditambah dengan sikapnya yang non-kooperatif dianggap oleh pemerintah
kolonial membahayakan. Oleh karena itu, pada bulan Februari 1934 Bung Hatta, Sultan Syahrir Maskun,
Burhannuddin, Murwoto, dan Bondan ditangkap pemerintah kolonial. Bung Hatta diasingkan ke hulu sungai
Digul, Papua. Kemudian dipindahkan ke Banda Neira pada tahun 1936 dan akhirnya ke Sukabumi pada tahun
1942. Dengan demikian, hanya partai-partai yang bersikap kooperatif saja yang dibiarkan hidup oleh pemerintah
kolonial Belanda.
Pembubaran PNI pada kongres bulan April 1931 mengakibatkan terjadinya perpecahan di kalangan
anggotanya. Kelompok yang menyetujui pembubaran mendirikan Partindo. Sedangkan kelompok yang tidak
setuju mempersatukan diri membentuk “Golongan Merdeka”. Pada bulan Desember 1931, golongan merdeka
mendirikan partai baru, sesuai dengan saran Hatta. Partai itu diberi nama Pendidikan Nasional Indonesia (lebih
sering disebut PNI-Baru) dipimpin oleh Sukemi.
PNI didirikan di Bandung pada 4 Juli 1924 oleh kaum terpelajar yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Kaum
muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene Studieclub (Bandung) dan kebanyakan dari mereka adalah
mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang telah kembali ke tanah air. Keradikalan PNI sudah tampak sejak
pertama didirikannya. Ini terlihat dari strategi perjuangannya yang berhaluan nonkooperasi. PNI tidak mau ikut
dalam dewan-dewan yang diadakan oleh pemerintah.
Tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia dan tujuan itu akan dicapai dengan asas “percaya pada diri
sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah dirusak oleh
penjajahan, dengan kekuatan sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha, antara lain :
1. Usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan kesatuan.
Memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa
Asia dan menumpas segala perintang kemerdekaan dan kehidupan politik. Dalam bidang politik,
PNI berhasil menghimpun organisasi-organisasi pergerakan lainnya ke dalam satu wadah yang
disebut Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
2. Usaha ekonomi, yaitu dengan memajukan perdagangan rakyaat, kerajinan atau industri kecil,
bank-bank, sekolah-sekolah, dan terutama koperasi.
3. Usaha sosial, yaitu dengan memajukan pengajaran yang bersifat nasional, emngurangi
pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan transmigrasi dan memperbaiki
kesehatan rakyat.

Gerakan PNI dipimpin oleh tokoh-tokoh berbobot, seperti Ir. Soekarno, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr.
Sartono, yang berpengaruh luas di berbagai daerah di Indoenesia. Ir. Soekarno dengan keahliannya berpidato,
berhasil menggerakkan rakyat sesuai dengan tujuan PNI. Pengaruh PNI juga sangat terasa pada organisasi-
organisasi pemuda hingga melahirkan Sumpah Pemuda dan organisasi wanita yang melahirkan Kongres
Perempuan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928

12. GERINDO
Gerakan Rakyat Indonesia atau yang disingkat dengan Gerindo berdiri pada tanggal 24 Mei 1937. Tempat
didirikannya Gerindo, yaitu di Jakarta. Gerindo berusaha untuk menjunjung tinggi asas kooperasi terhadap
pemerintahan Belanda.
Pembentukan Garinda diawali dengan sikap parindra yang kurang revolusioner. Kemudian tokoh – tokoh
mantan pattindo yang bersifat nonkooperasi, membentuk Gerindo. Organisasi ini sebagai kelanjutan dari
partindo yang bersifat revolusioner, namun tetap sesuai dengan situasi politik dan berdasarkan pada asas
kooperasi.
Organisasi politik gerindo bercorak internasional dan sosialis, dan menentang faham fasisme. Gerindo
dapat dinyatakan memiliki pendirian yang lebih tegas, sekalipun bersifat kerja sama. Organisasi ini juga berusaha
untuk mewujudkan suatu pemerintahan negara yang memberikan kemerdekaan politik, sosial, dan ekonomi
bagi rakyat.
Partai gerindo merupakan partai yang terbuka untuk masyarakat umum. Gerindo bahkan menerima
anggota dari berbagai masyarakat, antara lain peranakan Arab, peranakan Cina, dan Peranakan Eropa. Tujuan
dari didirikannya Gerindo yaitu sebagai berikut :
1. Mencapai Indonesia merdeka
2. Memperkokoh ekonomi Indonesia
3. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh
4. Memberikan bantuan bagi kaum pengangguran

Pemilihan dan penyusunan dari pengurus besar Gerindo melalui suatu referendum, terjadi pada tanggal
1 Oktober 1940. Pada saat itu, ketua Gerindo yaitu A.K.Gani, ketua mudanya adalah Mr. Sartono, dan sekretaris
gerindo, yaitu R.Wilopo. Gerindo mengusahakan suatu bentuk masyarakat yang bersendikan demokrasi sosial,
politik, dan ekonomi, serta memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Gerindro, keadilan dapat dicapai dengan cara menjunjung tinggi asas demokrasi. Asas demokrasi
dapat dicapai, salah satunya dengan cara pemerintah Belanda harus membebaskan pemimpin – pemimpin
bangsa Indonesia yang telah diasingkan. Tokoh – tokoh bangsa Indonesia yang telah diasingkan Belanda ke
Tanah Merah, Digul Atas (Papua), antara lain Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.
Pelajar – pelajar di Indonesia mula – mula mendirikan perkumpulan – perkumpulan pemuda yang bersifat
kedaerahan.Perkumpulan tersebut, antara lain Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Sekar Sukun, yang didirikan
oleh pemuda Sunda, Jong Ambon, dan Jong Celebes. Namun, setelah pemuda – pemuda tersebut menginsafi
kedudukan sebagai putera Indonesia, dan bukan lagi putra daerah, pada tahun 1930 diadakan peleburan
perkumpulan – perkumpulan pemuda itu menjadi Indonesia Muda atau IM. Indonesia Muda dalam
pergerakannya berpedoman pada 3 pengakuan, yaitu :
1. Bertanah air satu, tanah air Indonesia
2. Berbangsa satu, bangsa Indonesia
3. Berbahasa satu, bahasa Indonesia

Ketiga pengakuan dari Indonesia Muda diadakan pada tangga; 28 Oktober . akibatnya, setiap tanggal 28
Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Kondisi ini memicu pergerakan pemuda Indonesia menjadi
lebih kuar dan kesadaran untuk memperjuangkan tanah air menjadi teratur.

Pemerintah Belanda tidak tinggal diam dengan didirikannya Indonesia Muda. Mereka berusaha untuk
merintangi segala usaha yang dilakukan oleh Indonesia Muda. Usaha – usaha yang dilakukan Belanda dengan
cara larang – larangan di sekolah atau school – verbod, maupun dengan cara memecah belah, yang dijalankan
oelh adviseur van inlandsche zace yaitu penasihat pemerintah Belanda mengenai pergerakan rakyat dan
binnenlandsch bertuur atau pamong praja Belanda yang menganjurkan untuk mendirikan gerakan pemuda yang
didasarkan atas kebudayaan daerah.
Meskipun terdapat beberapa pemuda yang tersesat dan terpikat, namun pemuda – pemuda Indonesia
tetap bernaung di bawah panji – panji pergerakan pemuda yang menghendaki Indonesia Merdeka.Dalam
perkembangannya, Gerindo mengalami perpecahan, sehingga Muh. Yamin dikeluarkan dari organisasi. Muh.
Yamin membentuk partai baru yang disebut dengan Parpindo atau Partai Persatuan Indonesia).

13. GAPI
 gagasan untuk membina kerja sama di antara partai-partai politik dalam bentuk federasi, muncul lagi pada
tanggal 21 Mei 1939 yakni dengan terbentuknya Gabungan Politik Indonesia (GAPI) oleh Muh. Husni
Thamrin
 merupakan gabungan dari Parindra, Gerindo, PSII, Persatuan Partai Katolik, Persatuan Minahasa,
Pasundan, dan Partai Islam Indonesia (PII).
 Alasan yang mendorong dan mempercepat terbentuknya GAPI, ialah:
1) Kegagalan Petisi Sutardjo
2) Sikap pemerintah kolonial yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia
3) Makin gawatnya situasi internasional sebagai akibat perkembangan fasisme

14. PETISI SUTARJO


A. Pengertian dan latar Belakang
 sebutan untuk petisi yang diajukan oleh Soetardjo Kartohadikoesoemo, pada 15 Juli 1936, kepada
Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal (parlemen) di negeri Belanda
 diajukan karena makin meningkatnya perasaan tidak puas di kalangan rakyat terhadap pemerintahan
akibat kebijakan politik yang dijalankan Gubernur Jenderal de Jonge. Petisi ini ditandatangani oleh I.J.
Kasimo, G.S.S.J. Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Ko Kwat Tiong

B. Isi Petisi
 Isi petisi adalah permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil
Indonesia dan Belanda untuk suatu perubahan dalam waktu 10 tahun mendatang dengan
memberikan status otonomi kepada rakyat indonesia dalam lingkungan kerajaan Belanda
 Sebelum Indonesia dapat berdiri-sendiri Sutarjo mengusulkan langkah-langkah :
1) Volksraad dijadikan parlemen sesungguhnya.
2) Direktur Departemen diberikan tanggung jawab.
3) Dibentuk dewan Kerajaan (Rijksraat) sebagai badan tertinggi antara Belanda dan Indonesia yang
anggota-anggotanya merupakan wakil-keduabelah pihak.
4) Penduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya asal-usul, cita-cita nya
memihak Indonesia

 Pers Belanda, seperti Preanger Bode, Java Bode, Bataviaasch Nieuwsblad, menuduh usul petisi sebagai
suatu: "permainan yang berbahaya", revolusioner, belum waktunya dan tidak sesuai dengan keadaan.
Vaderlandsche Club berpendapat Indonesia belum matang untuk berdiri sendiri.

C. Sidang
 usul petisi dibicarakan dalam sidang khusus tanggal 17 September 1936.
 Pada tanggal 29 September 1936 selesai sidang, diadakan pemungutan suara dimana petisi disetujui
oleh Volksraad dan pada tanggal 1 Oktober 1936 petisi yang telah menjadi petisi Volksraad dikirim
kepada Ratu, Staten-Generaal, dan Menteri Koloni di negeri Belanda.
 pada persidangan Volksraad Juli 1937 Soetardjo kembali mengajukan usul rencana Indonesia menuju
"Indonesia berdiri sendiri". Rencana tersebut dibagi dalam dua tahap, masing-masing lima tahun.
Tetapi karena usul itu amat luas sekali maka penyelesaiannya berada di tangan pemerintah di negeri
Belanda dan Staten General.

D. Petisi ditolak
 dengan keputusan Kerajaan Belanda No. 40 tanggal 14 November 1938, petisi yang diajukan ditolak
oleh Ratu Wilhelmina. Alasan penolakannya: "Bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memikul
tanggung jawab memerintah diri sendiri".

15. POLITIK ASOSIASI--


= politik penjajahan yang menghilangkan jurang antara penjajah dan rakyat jajahan dengan cara menyebarkan
kebudayaan Belanda secara umum dan memperluas pengajaran bahasa Belanda secara khusus.
 Merupakan usulan Snouck H. Dijalankan dari 1890-1930
 Karena kegagalan politik etis
 Latar belakang: jarak antara golongan Eropa dan pribumi menimbulkan banyak perlawanan. Muncul byk
pendapat mengenai tanggung jawab pemerintah kolonial
 Mulai dibentuk lumbung desa, dinas pegadaian, sekolah (HIS, STOVIA, NIAS), bank kredit, bank koperasi,
dimulainya Proyek Kesehatan Rakyat, dan penghapusan kerja rodi secara berangsur angsur (terakhir 1918)
16. DE JAVASCHE BANK
 Didirikan 1828 atas perintah Raja William I di Batavia dengan bentuk perseroan terbatas
 Merupakan bank swasta pada masa Hindia-Belanda yang ditetapkan dalam perekonomian negara
sebagai bank sirkulasi yaitu berfungsi sebagai pengatur sistem moneter (menerbitkan mata uang)
 Terus berkembang hingga memiliki cabang di Semarang, Surabaya, New York, dll
 Setelah kemerdekaan, dikeluarkannya surat kuasa untuk merencanakan pembentukan Bank Negara
Indonesia
 Pada tahun 1946, terbentuklah BNI yang berfungsi sebagai bank sirkulasi Indonesia
 Berdirinya BNI menimbulkan kebingungan akibat adanya 2 bank sentral dan berlakunya Oeang Republik
Indonesia sebagai mata uang sah padahal saat itu mata uang NICA (DJB) masih beredar di Indonesia
 Keputusan KMB tahun 1949 memutuskan RIS membentuk bank sirkulasi baru yang menggantikan DJB
menyebabkan BNI tidak lagi berfungsi sebagai bank sirkulasi tapi sebagai bank pembangunan dan
menghasilkan desakan untuk segera menasionalisasikan DJB
 Setelah kemerdekaan Indonesia diakui secara de jure, pada 1951, DJB mulai dinasionalisasi dengan
pemerintah Indonesia membayar saham hingga 120% harga normal
 UU No. 24 Tahun 1951 dikeluarkan tentang nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang
berfungsi menjadi bank sentral

17. RADIKALISASI
Masa radikal diartikan sebagai suatu masa yang memunculkan organisasi-organisasi politik yang kemudian
dinamakan partai, dimana organisasi tidak lagi bergantung/berhubungan dengan kolonial belanda. Mereka
dengan tegas menyebutkan tujuannya untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sebab terjadinya radikalisasi yang bertambah kuat ialah;
1. Di bidang politik, pasca Perang Dunia 1 dan adanya revolusi di Russia oleh orang orang komunis
pada tahun 1917 dan munculnya gerakan revolusioner kaum sosial-demokrat memberi inspirasi
kepada unsur-unsur progresif di Indonesia
2. Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal), yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa
kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan
kolonial.
3. Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara lain: pada waktu itu pada umumnya
bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong
bangkitnya nasionalisme Asia.
1) Perhimpunan Indonesia
 Didirikan 1908 dengan nama Indische Vereeniging oleh orang-orang Indonesia yang tinggal di
Belanda; Sutan Kasayangan, R.M. Noto Suroto
 Bertujuan memajukan kepentingan bersama orang-orang yang berasal dari Indonesia
 Setelah WWI, IV mulai sadar akan hak merdeka untuk Indonesia dan mengganti namanya
menjadi Indonesische Vereeniging pada 1922, kemudian menjadi Perhimpunan Indonesia pada
1925
 PI mulai aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia semenjak 1923 dan menerbitkan buku
peringatan kepada kaum kolonis Belanda: Gedenkboek 1908-1923: Indonesische Vereeniging
serta mengubah nama majalahnya dari Hindia Poetra menjadi Indoensia Merdeka setahun
setelahnya
 Meningkatkan aktivitas di bidang politik dengan bertambahnya anggota seperti A. Subarjo dan
Moh. Hatta
 Meninggalkan sikap kerja sama dengan kaum penjajah serta menjadi internasional dan anti-
kolonial agar masalah Indonesia mendapat perhatian dari dunia
 Dalam kongres ke-6 Liga Demokratie Internasional untuk Perdamaian pada Agustus 1926 di
Paris, Moh. Hattta menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan
 5 Desember 1926, Moh. Hatta menandatangani perjanjian rahasia dengan Semaun (PKI) yang
menyatakan PKI mengakui kepemimpinan PI namun akhirnya dibatalkan oleh Semaun
 Dalam Kongres Liga I (Februari 1927) di Berlin, PI mengirimkan Moh. Hatta, Nazir Pamoentjak
dan A. Subarjo, Kongres mengambil keputusan: 1) menyokong pergerakan kemerdekaan
Indonesia dan 2) menuntut pemerintah Belanda: kebebasan bekerja untuk pergerakan rakyat
Indonesia
 Atas tuduhan memberontak pemerintah, 10 Juni 1927, Moh Hatta, Nazir Pamoentjak,
Abdulmadjid Djojoningrat, dan Ali Sastroamidjojo ditangkap dan ditahan sampai 8 Maret 1928
kemudian dibebaskan karena terbukti tidak bersalah pada 22 Maret 1928

18. JANJI VAN LIMBURG STIRUM--


 Dikenal juga sebagai Janji November 1918 atau November Belofte
 Pidato dibacakan 18 November 1918 pada Sidang Dewan Rakyat
 Latar belakang: kegagalan politik etis menimbulkan kelaparan dan kemiskinan yg menyebabkan terjadi
banyak pemberontakan di berbagai daerah.
 Menghadapi ini gubernur jendral van Limburg Stirum (yg terkenal toleran) menjanjikan akan mengadakan
komisi perubahan
 Tujuan: meninjau kekuasaan Dewan Rakyat dan struktur administrasi hindia belanda
 Tindakan ini menimbulkan reaksi hebat di negeri Belanda. Idenburg (menteri jajahan) menyokong
tindakan ini
 Selama pemerintahan van Limburg Stirum perhatian dipusatkan pada ekonomi dan aksi perburuhan.
 Proses radikalisasi bertambah kuat sejak 1921 yang disebabkan oleh:
(1) Timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 dan krisis perusahaan gula sejak 1918
(2) Pergantian tampuk pemerintahan ke Gubernur Jendral Fock yg sangat reaksioner

19. KRISIS MALAISE


 Depresi Besar atau zaman malaise adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara
dramatis di seluruh dunia yang mulai terjadi pada tahun 1929. Volume perdagangan internasional
berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan
keuntungan.
 Kota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada
industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari
hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian turun 40 hingga 60
persen.
 Antara 1939 dan 1944, banyak orang mendapat pekerjaan kembali karena Perang Dunia II, dan
Depresi Besarpun berakhir.
 Dunia barat antara tahun 1929-1939 mengalami krisis ekonomi yang terdalam dan paling lama dalam
sejarah industri barat. Di Amerika Serikat, depresi ekonomi terjadi ketika jatuhnya pasar modal pada
bulan Oktober 1929 di bursa saham Wall Steet yang menyebabkan hilangnya jutaan investor. Selama
beberapa tahun ke depan, di AS terjadi penurunan belanja konsumsi dan investasi yang menyebabkan
berkurangnya produksi barang dan meningkatnya tingkat pengangguran.
 Pada tahun 1933, ketika depresi berat mencapai titik terburuk, sejumlah 13-15 juta orang Amerika
menganggur dan hampir setengah dari bank di negara mengalami failed. Meskipun bantuan darurat
dan pembaharuan sistem ekonomi dilakukan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt yang dikenal dengan
"New Deal" cukup membantu mengurangi efek terburuk dari depresi besar pada 1930-an
 Perekonmian Amerika Serikat baru mengalami kemajuan setelah 1939, ketika Perang Dunia II yang
membuat industri di Amerika melejit pesat atas permintaan pasar senjata dan bahan makanan.

20. KEDATANGAN JEPANG


Jepang menyerang Pangkalan Laut Amerika Serikat pada 7 Desember 1941 di pelabuhan Pearl Harbour.
Penyerangan ini bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan sekutu (Amerika Serikat, Inggris dan Belanda)
yang diperkirakan akan menjadi ganjalan bagi ekspansi Jepang di Asia. Serangan ini menjadi titik awal
terjadinya perang di kawasan Asia Pasifik dan menjadi salah satu sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
Lalu, pada tanggal 8 Desember 1941, Kongres AS dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pun
mengumumkan pernyataan perang terhadap Jepang.
Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang Right Wing Unit mendarat di pantai timur wilayah Tarakan,
Kalimantan Timur. Terjadilah pertempuran dengan Belanda yang sebelumnya memang sudah menduduki
wilayah ini.
Akhirnya, pasukan KNIL menyerah pada tanggal 12 Januari 1942. Lebih dari setengah pasukan Belanda
gugur dalam pertempuran ini. Dengan demikian, Tarakan merupakan wilayah pertama yang jatuh ke
tangan Jepang. Kemudian, Jepang pun mulai menguasai wilayah Balikpapan, Samarinda, Pontianak,
Banjarmasin dan Palembang (karena adanya embargo minyak dari Amerika terhadap Jepang).
Tujuan Jepang menguasai Indonesia : Menguasai SDA Indonesia (terutama karet dan minyak);
menerapkan paham Hakko Ichiu yaitu suatu paham untuk mendirikan negara persemakmuran di Asia,
dengan Jepang sebagai pemimpinnya.
Pada bulan Februari-Maret 1942, Jepang melakukan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa di
bawah pimpinan Jenderal Imammura. Lalu, tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di tiga
tempat sekaligus yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah).
Akhirnya, tanggal 5 Maret 1942 Batavia pun jatuh ke tangan Jepang.

Untuk menghambat gerak maju pasukan Jepang, pasukan Belanda melakukan strategi bumi hangus
terhadap objek-objek vital agar tidak dipergunakan oleh Jepang, kilang-kilang minyak, perkebunan, dan
pabrik-pabrik dibakar oleh pasukan Belanda. Akan tetapi upaya tersebut tidak memberikan dampak yang
besar terhadap gerak maju pasukan Jepang, hal ini karena banyak tentara pribumi yang meninggalkan
divisinya dan perwira-perwira Belanda yang memilih untuk menyerah.

Kemudian untuk menghindari banyak korban sipil, Pemerintah Hindia Belanda memindahkan pusat
kekuasaan ke Bandung dan mengumumkan Kota Batavia sebagai kota terbuka (Artinya kota tersebut tidak
dijadikan wilayah pertempuran). Namun pihak Jepang dapat mendesak sisa-sisa kekuatan Belanda di
Bandung dan memaksa untuk melakukan perundingan.
Dalam serangkaian peperangan akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942 di
Kalijati, Subang (Jawa Barat). Penyerahan kekuasaan dari Hindia Belanda ditandai dengan Perjanjian Kalijati yang
ditanda tangani oleh Letnan Jenderal. H. Ter Poorten, selaku Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda dan
Letnan Jenderal Imamura (8-03-1942). Pasca perjanjian, lebih dari 10.000 orang Eropa dimasukan ke kamp-kamp
tawanan.

21. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN MILITER JEPANG


Jepang dalam membentuk struktur pemerintahan membagi Indonesia menjadi tiga zona wilayah.
Pembagian zona ini bertujuan mengkonsolidasi pertahanan untuk mengantisipasi serangan balasan dari
Jenderal MacArthur yang berada di Papua Nugini

Pembagian Zona Pemerintahan


 Pemerintahan Wilayah Sumatera, berpusat di Bukit Tinggi dibawahi oleh Tentara Angkatan Darat
(Rikugun) Divisi 25 ( Tomi Shudan )
 Pemerintahan Wilayah Jawa, berpusat di Jakarta dibawahi oleh Tentara Angkatan Darat (Rikugun) Divisi
16 ( Osami Sudan )
 Pemerintahan Wilayah Indonesia Timur, berpusat di Makassar dibawahi oleh Tentara Angkatan Laut
Selatan (Kaigun) Divisi II ( Dai Ni Nankenkatai )

Ketiga zona pemerintahan ini dikomandoi secara pusat oleh Pemerintahan Militer (Gunshireikan)
wilayah selatan yang dipimpin oleh Marsekal Teraucchi (Saiko Sikikan) berpusat di Dalat, Vietnam.
Gunsenkanbu ini melakukan kordinasi dengan Jenderal Hitoshi Imammura sebagai pemimpin tertinggi
Tentara Jepang

Untuk wilayah pemerintahan Jawa terdapat tujuh karasidenan (syu) yang disesuaikan sejak jaman Hindia
Belanda , yaitu : Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, Pekalongan, Banyumas, Semarang, Pati,
Kedu, Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Kediri, Malang, Besuki, dan Madura.

Wilayah pemerintahan di Sumatera dibagi manjadi sembilan karasidenan: Sumatera Timur, Sumatera
Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung

Wilayah pemerintahan di Indonesia Timur dibagi menjadi 3 kantor pemerintahan sipil (Minseinfu) yang
terbagi atas tiga : Kalimantan, Sulawesi, dan Seram (Maluku).

Susunan pemerintahan militer Jepang sebagai berikut :


 Gunshireikan (panglima tentara), kemudian disebut Saiko Shikikan (panglima tertinggi), merupakan
pucuk pimpinan.
 Gunseikan (kepala pemerintahan militer), dirangkap oleh kepala staf tentara.
 Pulau Jawa dan Madura (kecuali kedua koci, Surakarta dan Yogyakarta) dibagi atas enam wilayah
pemerintahan.
 Syu (karesidenan), dipimpin oleh seorang syuco.
 Syi (kotapraja), dipimpin oleh seorang syico.
 Ken (kabupaten), dipimpin oleh seorang kenco.
 Gun (kawedanan atau distrik), dipimpin oleh seorang gunco.
 Son (kecamatan), dipimpin oleh seorang sonco.
 Ku (kelurahan atau desa), dipimpin oleh seorang kuco.
Departemen Pemerintahan :
 Departemen Urusan Umum (Somubu)
 Departemen Dalam Negeri (Naimubu)
 Departemen Perekonomian (Sangyobu)
 Departemen Keuangan (Zaimubu)
 Departemen Kehakiman (Shihobu)
 Departemen Kepolisian (Keimubu)
 Departemen Lalu Lintas (Kotsubu)
 Departemen Propaganda (Sendenbu)

Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang

 Pada 1939 Jepang membubarkan seluruh partai politik di Indonesia, kecuali organisasi keagamaan
seperti MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) yang kemudian pada tahun 1943 diubah menjadi Masyumi
(Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Akibat pembubaran ini banyak tokoh pergerakan yang melakukan
pergerakan secara under ground (bawah tanah). Tokoh pemuda yang memimpin gerakan ini adalah
Sutan Sjahrir, ia memimpin gerakan yang berasal dari Mahasiswa Asrama Mampang Prapatan 10,
Alumni STOVIA, dan Kelompok Menteng 31.
 Penerapan Kerja Paksa (Romusha) yang ditempatkan di seluruh Indonesia dan negara jajahan Jepang
lainnya, seperti Burma, Malaysia, Vietnam, Korea, Hongkong, dan lainnya.
 Pembentukan Jugun Ianfu (kelompok tentara pemuas seks tentara Jepang) yang direkrut dari gadis-gadis
di desa-desa di Indonesia, bahkan dalam perekrutan tak jarang dikoordini oleh bupati-bupati
Bumiputera.
 Membentuk Tonarigumi atau satuan kekuasaan terkecil di bawah keluarahan atau yang dikenal RT dan
RW.
 Melarang penggunaan bahasa dan budaya Eropa disegala bidang. Orang Indonesia hanya boleh
menggunakan bahasa Indonesia dan Jepang.
 Mengijinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pengibaran bendera Merah Putih setelah lagu
kebangsaan dan bendera Jepang : Kimigayo dan Hi-No-Maru.
 Mengubah nama Kota Batavia dengan Jakarta, dan Kota Buitenzorg dengan Bogor.
 Mengganti Kalender Masehi dengan Kalender Jepang
 Mendirikan Kempetai (Polisi Rahasia) yang bertugas untuk memata-matai tokoh-tokoh pergerakan.
 Mengandalkan eksploitasi pertambangan dan perkebunan jarak. Jarak dibutuhkan untuk diproduksi
menjadi pelumas untuk mesin-mesin militer.
 Pelaksanaan Upacara Seikerei yaitu membungkuk kan badan ke arah Tokyo (Tempat Kaisar Jepang)
 Menetapkan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin pagi.
 Memberdayakan senam kebugaran Jasmani setelah Upacara Bendera.

22. ORGANISASI SEMI-MILITER DAN MILITER


A. Organisasi militer
1) Heiho
=organisasi yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk melaksanakan pertahanan militer. Hieho
berperang sebagai Pasukan Pembantu Prajurit Jepang. Heiho ditugaskan di Burma, Vietnam,
Singapura, dan Malaya.
 Dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kerajaan jepang
tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota 22 April 1943
 Syarat anggota :
a. Berusia antara 18 - 25 tahun
b. sehat jasmani rohani
c. Berkelakuan dan berkepribadian baik
d. Berpendidikan minimal sekolah dasar
 Kegiatannya: membangun pertahanan, menjaga kamp pertahanan, membantu tentara Jepang
dlm peperangan
 Jumlah pasukan Heiho mencapai 42.000 dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau
Jawa
 Menurut orang Jepang, anggota Heiho lebih terlatih daripada anggota PETA karena
kedudukannya langsung sebagai prajurit Jepang di medan perang (pemegang senjata anti-
pesawat terbang, tank, artileri medan, dan pengemudi).
 Berbeda dengan PETA, tidak ada anggota Heiho yang berpangkat perwira karena pangkat
perwira hanya tersedia untuk tentara Jepang.
 Dibubarkan PPKI setelah Jepang menyerah pada Belanda dan sebagian anggotanya dialihkan
menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR)

2) PETA (Pembela Tanah Air)


=organisasi militer dengan tujuan menambah kesatuan tentara guna memperkuat Heiho.
 Mula-mula dilatih oleh Beppan yang dipimpin oleh Letnan Yanagawa, akhirnya berkembang di
dalam penyelenggaraan latihan secara khusus dalam Seinen Doujou.
 Didirikan 3 Oktober 1943 atas usulan dari Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici
Harada. Pembentukan PETA ini didasarkan pada peraturan pemerintah Jepang Osamu Seirei No.
44.
 Pangkat dalam PETA:
a. Daidancho (komandan batalion)
Dipilih dari kalangan tokoh-tokoh masyarakat terkemuka di daerahnya seperti pegawai
pemerintah, pemimpin agama, pamong praja, politikus, dan penegak hukum.
b. Cudancho (komandan kompi)
Dipilih dari kalangan mereka yang telah bekerja, tetapi belum mencapai pangkat tertinggi
seperti guru sekolah dan juru tulis.
c. Shodancho (komandan peleton)
Dipilih dari kalangan pelajar sekolah lanjutan atas dan sekolah lanjutan pertama.
d. Budancho (komandan regu)
Dipilih dari kalangan pemuda dari tingkatan sekolah dasar.
e. Giyuhei (prajurit sukarela)
Dipilih dari kalangan pemuda dari tingkatan sekolah dasar.

 Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel) dalam struktur organisasi Jepang, PETA
diperbolehkan untuk melakukan perpangkatan sehingga ada orang Indonesia yang menjadi
seorang perwira. Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik dan bergabung.
 Semua anggota daidan PETA Blitar terisolasi dari masyarakat luas, namun diperbolehkan pulang
ke keluarganya. Ketika mereka pulang, mereka menyaksikan sendiri penderitaan fisik dan
mental yang dialami keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Di samping itu, kebencian di
kalangan perwira PETA juga timbul karena penderitaan para romusha (pekerja).

Oleh karena itu, kekecewaan mereka menimbulkan beberapa pemberontakan. Di antaranya,


Pemberontakan PETA Blitar pada tanggal 14 Februari 1945 dan Pemberontakan PETA di Cilacap
pada Juni 1945, dan di Cimahi.
 Jumlah anggota PETA berkisar 37.000 orang di Jawa dan 20.000 orang di Sumatera. Di Sumatera,
organisasi ini lebih dikenal dengan Giyugun (prajurit sukarela).
 Manfaat yang didapat pemuda-pemuda Indonesia selama menjadi anggota Tentara PETA
adalah Instruktif. Gemblengan-gemblengan di dalam daidan PETA memberikan mereka
kepercayaan kepada diri sendiri bhawa mereka mampu berjuang melawan kekuatan yang lebih
kuat dan lebih terlatih.
 tokoh-tokoh PETA yang terkenal: Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi dan
Jenderal Ahmad Yani

B. Organisasi semi-militer
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
 berdiri 9 Maret 1943. Anggotanya para pemuda berumur 14-22 tahun
 Tujuannya: mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah air
Indonesia.
 Untuk memperbanyak anggota, Seinendan menggerakkan Seinendan bagian puteri (Josyi
Seinendan). Jumlah anggota Seinendan mencapai 500 ribu pemuda.
 tokoh yang pernah menjadi anggota Seinendan: Latif Hendraningrat dan Sukarni

2) Fujinkai (Himpunan Wanita),


 dibentuk Agustus 1943. Anggota minimal 15 tahun
 diprakarsai oleh para istri pegawai daerah dan diketuai oleh isteri-istri kepala daerah tersebut
 Tugas utama: meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan melalui pendidikan dan kursus-
kursus. Saat situasi semakin memanas, Fujinkai dilatih militer sederhana
 1944 dibentuk “Pasukan Srikandi” guna membantu perang melawan Sekutu

3) Keibodan (Korps Kewaspadaan)


 dibentuk 29 April 1943. Anggotanya berumur 23-25 tahun
 Tujuannya: untuk membantu tugas-tugas kepolisian
 di Sumatera dikenal dengan Bogodan dan di Kalimantan disebut dengan Borneo Konan
Kokokudan/Sameo Konen Hokokudan, penduduk Cina mengenal organisasi ini dengan sebutan
Kakyo Keibotai.

4) Suishintai (Barisan Pelopor)


 dipimpin oleh Ir. Soekarno dan dibawah naungan Jawa Hokokai
 dibentuk 14 September 1944 dan diresmikan tanggal 25 September 1944. Suishintai dibentuk
berdasarkan atas dasar keputusan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat)
 Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat. Dilatih militer sederhana, dilatih untuk
menggerakan massa
 anggota mencapai 60.000 orang
 Dalam organisasi ini, dibentuk juga “Barisan Pelopor Istimewa” sejumlah 100 orang yang dipilih
dari berbagai asrama terkenal. Anggotanya ini antara lain: Supeno, D.N. Aidit, Johar Nur,
Asmara Hadi, dan Sudiro (ketua)
 Tokoh: Soekarno, Otto Iskandardinata, Buntaran Martoatmojo, dan R.P. Suroso.

5) Gakukotai (Barisan Pelajar). dibentuk 15 Desember 1944


 Pemuda pelajar dan mahasiswa yang dilatih oleh jepang untuk memperkuat posisi jepang karena
Jepang terpuruk kalah tanpa syarat dalamperang dunia II .

6) Jibakutai (Barisan Berani Mati).


 dibentuk 8 Desember 1944
 Jibaku artinya “menyerang musuh dengan jalan menubrukan dirinya (yang sudah dipersenjatai
dengan bom atau alat peledak) pada musuh; bertindak nekat”
 Jumlah anggota Jibakutai mencapai 50.000 orang
 Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Jibakutai berubah nama menjadi Barisan Berani Mati (BBM)
yang baru menunjukkan aksinya ketika perang melawan sekutu di Surabaya pada 10 November
1945.

7) Hizbullah atau Kaikyo Seinen Teishinti


 = organisasi semimiliter yg beranggotakan sukarelawan khusus pemuda Islam
 Dibentuk 15 Desember 1944
 Ketua K.H. Zainul Arifin dan wakilnya Moh. Roem. Anggota. pengurus lainnya: Kyai Zarkasi,
Prawoto Mangunsasmito dan Anwar Cokroaminoto.
 Tugas pokok
Sebagai tentara cadangan Sebagai pemuda Islam
1. Membantu tentara Dai Nippon. 1. Membela agama dan umat islam di
2. Melatih diri, jasmani dan rohani Indonesia.
3. Menjaga bahaya udara dan mengintai 2. Menyiarkan agama Islam.
mata-mata musuh 3. Memimpin umat Islam untuk taat
4. Menggiatkan dan menguatkan usaha- beragama.
usaha untuk kepentingan perang

8) Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)


 dibentuk 1944
 Tujuan: mengarahkan rakyat agar berbakti sepenuhnya kepada Jepang demi tercapainya
kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya
 Anggotanya minimal berumur 14 tahun. Tugasnya adalah mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil
pertanian.
23. PERLAWANAN TERHADAP JEPANG--
A. Perlawanan kelompok agama
 Jepang mewajibkan rakyat bumiputera melakukan seikeirei (membungkukan badan ke Istana Kaisar
Jepang). Banyak orang islam yang tidak setuju melakukan ini karena seperti menyekutukan Allah.
1) Perlawanan Aceh
 Perlawanan bermotifkan agama pertama
 10 November 1942 di Cot Plieng Bayu dekat Lhok Seumawe dan dipimpin Tengku Abdul Jalil.
Kebrhasilan Jepang menguasai Cot Plieng diikuti tindakan mereka yang membakar masjid dan
rumah penduduk
 13 November 1942 Jepang meneruskan serangannya di Blang Gampong Teungah. Abdul Djalil
tewas saat sedang beribadah. Kepala Abdul Djalil dipisahkan dari tubuhnya dan dibawa ke
Lhok Seumawe, bagian tubuh lainnya dikubur di bekas masjid Cot Plieng

2) Perlawanan Singaparna
 Februari 1944 di Singaparna, desa Sukamanah, dekat Tasikmalaya
 dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa
 24 Februari setelah salat jumat Zaenal Mustofa melakukan penyerangan
 25 Februari Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa dan dipenjara di Jakarta
 25 Oktober Kiai Zainal dan 5 org lain meninggal karena siksaan

B. Perlawanan di kalangan militer


1) Blitar
 Latar belakang: rendahnya status perwira Peta, pemerasan ekonomi, dan romusha
 14 Februari 1945 dilakukan tentara PETA di bawah pimpinan Shodancho Supriyadi di Daidan
Blitar (dibentuk 25 Desember 1943)
 Pemberontakan ini merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang
 Tentara PETA yang tertangkap kemudian diadili di Jakarta. 68 orang anggota PETA yang
berhasil ditangkap 8 orang dihukum mati, 2 orang dibebaskan, sementara Soeprijadi sendiri
tidak ditemukan sampai hari ini.

2) Aceh
 November 1944 di Jangka Buaya
 Dipimpin perwira giyugun Tengku Hamid
 Latar belakang: romusha Letnan Nemoto terhadap penduduk
 Tengku Abdul Hamid menggerakkan 2 peleton anggota giyugun ke gunung atas kampung
Beuracan, menuntut agar Nemoto dipindahkan dr Jangka Buaya
 Jepang mengepung asrama giyugun dan membuat kesepakatan: Tengku Hamid kembali ke
asramanya dan Nemoto diganti perwira lain

C. Perlawanan di kalangan petani


 Agustus 1942 Jepang membentuk Shokuryo Kanri Limusyo (SKL, Kantor Pengelola Pangan). Badan ini
menguasai seluruh pembelian dan penyaluran padi di bawah monopoli negara. Selain menentukan
harga dan jumlah padi yang diserahkan ke Jepang, Jepang juga melarang petani Indramayu menjual
surplus mereka ke tengkulak. Rakyat Indramayu juga diwajibkan menyerahkan hasil panen dengan
kuota per hektar yang 3 atau 4 kali lebih besar dibanding daerah lain
 April-Agustus 1944 terjadi perlawanan di 3 daerah: Desa Kaplongan, Karangampel, kemudian meluas
ke Sindang dan Lohbener serta Bugis. Di Kaplongan terjadi serangan hujan batu, di Bugis serangan
terhadap rumah pamong desa
 Menghadapi perlawanan ini Jepang mengutus Kyai Abas sebagai penengah. Akan tetapi rakyat
Kaplongan menghiraukannya dan menyebutnya sebagai “Kyai cap Nippon/Kyai Kuintal”
 Musim panen 1944 Jepang mewajibkan petani setelah menyetorkan kuota tetap, semua sisa padi
kecuali utk konsumsi dan bibit harus diserahkan pemerintah. Hal ini sangat merugikan bagi para
petani
 Paksaan ini membuat rakyat Unra melakukan perlawanan tidak hanya kepada Jepang tetapi jg pada
kepala desa yang mereka anggap kaki tangan Jepang
 Jepang menangkap dan memenjarakan mereka di Watampone. Beberapa mendapat siksaan sampai
meninggal (salah satunya Haji Temale)

24. JANJI KOISO--


= sebuah pernyataan politik yang dikeluarkan Perdana Menteri Kuniaki Koiso setelah menggantikan posisi
Hideki Tojo
 dikeluarkan 7 September 1944 dalam sidang istimewa ''Teikoku Ginkai'' ke 85 di Tokyo
 Isi: Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia suatu hari
 Harapannya adalah agar Indonesia mau membantu Jepang dalam Perang Dunia II. Juli 1944 Kepulauan
Saipan sudah jatuh ke tangan Amerika. Agustus 1944 terjadi kemerosotan produksi bahan perang,
menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo. 17 Juli Koiso diangkat
 Setelah Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji itu, tentara Jepang di Indonesia mulai melonggarkan
pengawasan mereka terhadap Kaum Pergerakan Kemerdekaan, khususnya kaum nasionalis, namun tidak
bagi kelompok sayap kiri atau komunis.
 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI)/ Dokuritsu Junbi
Cyosokai)
 29 April diangkat:
1) Radjiman Wediodiningrat (ketua)
2) Ichibangase (wakil)
3) R. P. Soeroso (wakil dan kepala sekretariat)
4) Toyoshito Matsuda & Mr A. G. Pringgodigdo (wakil sekretariat)

25. BPUPKI DAN PPKI


A. BPUPKI
 dibentuk 29 April 1945
 beranggotakan 67 orang di mana 60 orang dari Indonesia dan 7 orang lainnya dari Jepang, 2 wakil
ketua yaitu R.P Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang)
 Latar belakang dimuat dalam maklumat Gunseikan no 23, tanggal 29 Mei 1945: pembentukan BPUPKI
didasarkan karena kedudukan kekuasaan Jepang yang sudah terancam. Jepang ingin mempertahankan
kekuatan mereka yang masih tersisa dengan memikat hati masyarakat Indonesia dan masih tetap
berusaha untuk melaksanakan politik kolonialnya.
 Tugas utama: mempelajari dan menyelidiki berbagai hal yang berkaitaan dengan faktor politik, tata
pemerintah, ekonomi, dan hal lain yang dibutuhkan dalam upaya pembentukan negara Indonesia
 Sidang pertama berlangsung 29 Mei- Juni 1945 di gedung Chuo Sang In (sekarang Gedung Pancasila)
di Jalan Pejambon 6 Jakarta. Sidang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia.
sidang pertama ini belum menghasilkan keputusan akhir terkait dasar negara sehingga diadakan masa
reses selama 1 bulan

 22 Juni BPUPKI membentuk panitia sembilan yang bertugas untuk membahas usus dan konsep dari
para anggota terkait dasar negara Indonesia. Anggota Panitia 9 antara lain adalah Drs. Moh. Hatta,
Muh. Yamin, Ahmad Soebarjo, A.A Maramis, Wahid Hasyim, Abdulkahar Muzakir, Abikusno
Cokrosuyoso, dan H. Agus Salim.
 Panitia 9 menghasilkan dokumen yang berisi tujuan dan asas negara Indonesia yg dikenal dengan
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
 Dasar negara dalam Piagam Jakarta:
1) Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia

 Sidang kedua digelar pada tanggal 10-17 Juli 1945. Sidang ini membahas tentang rancangan UUD dan
juga pembukaan atau preambule oleh panitia perancang UUD dengan Ir. Soekarno sebagai ketua
 Panitia perancang tersebut selanjutnya membentuk panitia kecil untuk menentukan rancangan UUD
lengkap dengan pasal-pasalnya. Mr. Supomo menjadi pemimpin panitia kecil dengan anggota
Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A Maramis, R.P. Singgih, Agus Salim, dan juga Sukiman.
 11 Juli Panitia Perancang UUD sepakat menerima Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD. Panitia
Kecil bertugas menyempurnakan UUD dengan pasal-pasalnya kemudian hasilnya diserahkan pada
Panitia Penghalus Bahasa (Husein Jayadiningra, Supomo, dan H. Agus Salim)
 BPUPKI melanjutkan sidang pada 14 Juli 1945 untuk menerima laporan Panitia Perancang UUD. Ir.
Soekarno selaku ketua Panitia Perancang UUD menyampaikan 3 hal penting yakni sebagai berikut:
1) Pernyataan Kemerdekaan Indonesia
2) Pembukaan UUD (dari Piagam Jakarta)
3) Batang Tubuh yang disebut Undang-Undang Dasar

 BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 karena dianggap sudah menyelesaikan tugasnya dengan
baik (menyusun rancangan UUD)
 BPUPKI kemudian digantikan dengan pembentukan PPKI

B. PPKI
PPKI adalah salah satu organisasi bentukan pemerintahan Jepang yang dibuat pada tanggal 7 Agustus
1945 yang bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah ketatanegaraan
untuk menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada Indonesia.
PPKI beranggotakan 21 orang, dengan ketuanya yaitu Soekarno dan wakilnya adalah Moh. Hatta. Untuk
penasehatnya ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk menarik
simpati berbagai golongan yang ada di Indonesia.
Supaya mereka mau membantu Jepang dalam perang pasifik, yang dimana kedudukan Jepang semakin
terdesak. Tak hanya itu, Jepang juga berjanji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
dengan melalui Perjanjian Kyoto.
Pada saat itu pemerintah Jepang mempercepat putusan kemerdekaan Indonesia yang dimana telah
direncanakan oleh BPUPKI pada tanggal 17 September 1945.
Kemudian 3 tokoh besar PPKI yakni Soekarno, Hatta, dan Radjiman diterbangkan menuju Dalath (Saigon)
untuk menemui Jenderal Terauchi untuk merestui pembentukan negeri boneka tersebut.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh tersebut kembali ke Jakarta dimana pada waktu itu Jepang
sedang menghadapi pemboman AS yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki.
Pada saat itu, golongan tua dan golongan muda terlibat pro dan kontra, dimana golongan muda melihat
Jepang semakin melemah, tetapi golongan tua tetap pada pendirian untuk menyerahkan keputusan
pada PPKI.
Namun keputusan tersebut tidak disetujui oleh golongan muda yang menganggap bahwa PPKI adalah
boneka Jepang serta tidak menyetujui lahirnya proklamasi kemerdekaan dengan cara yang telah
disetujui oleh Jenderal Besar Terauchi di dalam pertemuan di Dalath.
Golongan muda menginginkan proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri dan lepas dari
pemerintahan Jepang.
Menanggapi sifat golongan muda yang radikal, Soekarno berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
yang datang dari pemerintah jepang atau usaha sendiri bukanlah menjadi soal.
Karena pada faktanya Jepang sudah kalah. Selanjutnya yang harus dirundingkan adalah menghadapi
sekutu yang sedang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan dibutuhkan suatu revolusi yang
terorganisasi.
Para pihak dari bangsa Indonesia menginginkan untuk berbincang mengenai proklamasi kemerdekaan di
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
PPKI
PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut
juga dengan Dokuritsu Zyunbi Inkai.
Organisasi ini merupakan organisasi yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Tugas PPKI
Menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah ketatanegaraan untuk menghadapi
penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada Indonesia (mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia).
Tugs PPKI sebenarnya :
 Mengesahkan Undang Undang Dasar
 Memilih dan Mengangkat Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drz.M.Hatta sebagai wakil Presiden
 Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sebelum DPR dan MPR terbentuk.
Struktur Organisasi PPKI
 Ketua : Ir. Soekarno
 Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta
 Penasehat : Mr. ahmad Soebarjo
Pertemuan dengan Marsekal Terauchi
Sokarno sebagai ketua PPKI yang baru, tanggal 9 Agustus 1945 beserta Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang untuk berkunjung ke Dalat untuk menemui Marsekal Terauchi.
Namun setelah pertemuan tersebut dilakukan, PPKI sudah tidak dapat melakukan tugasnya karena
desakan oleh para pemuda untuk melakukan proklamasi kemerdekaan tidak atas nama PPKI.
Karena mereka menganggap bahwa PPKI merupakan boneka buatan Jepang. Bahkan rencana rapat pada
tanggal 16 Agustus 1945 tidak terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Berikut isi dari pertemuan tiga tokoh Indonesia dengan Jendral Terauchi :
1. Pemerintah Jepang memutuskan untuk member kemerdekaan kepada Indonesia segera setelah
persiapan kemerdekaan selesai dan berangsur-angsur dimulai dari pulau Jawa kemudian kepulau-pulau
lainnya.
2. Untuk pelaksaan kemerdekaan diserahkan kepada PPKI dan telah disepakati tanggal 18 Agustus 1945.
3. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.
Sidang 18 Agustus 1945
Seusai proklamasi, PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya pada tanggal 18 Agustus 1945 yang
berlokasi di bekas Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon untuk mengesahkan Undang-Undang Dasar
1945.
Namun sebelum disahkan, terdapat perubahan mencolok dalam UUD 45, yaitu :
1. Kata Muqaddimah kemudian diganti dengan kata Pembukaan.
2. Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan kalimat Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Pada pembukaan di bagian alenia keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab diganti menjadi kalimat Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang pada awalnya berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama
Islam diganti menjadi kalimat Presiden adalah orang Indonesia Asli.
Sidang 19 Agustus 1945
Hasil sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945 :
 Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
 Membentuk Pemerintahan Daerah
Sidang 22 Agustus 1945 dan Pembubaran PPKI
Sidang terakhir pada tanggal 22 Agustus 1945, dalam sidangnya PPKI membentuk 3 lembaga yaitu :
 Membentuk Komite Nasional
 Membentuk Partai Nasional Indonesia
 Membentuk Badan Keamanan Rakyat
Dengan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) hal ini bertujuan supaya tidak memancing
timbulnya permusuhan antara tentara asing dengan Indonesia.
Anggota dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) sendiri yaitu himpunan bekas anggota PETA, Heiho,
Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.
Dan dengan adanya sidang yang ketiga tersebut serta dengan bentukan BKR tersebut otomatis PPKI
secara resmi dibubarkan.
Persamaan antara BPUPKI dan PPKI
1. Sama-sama organisasi bentukan Jepang
2. DIbentuk ketika kondisi Jepang sedang lemah atau terpuruk
3. Dibentuk dalam maksud untuk mewujudkan keinginan dari janji Koiso untuk memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia.
4. Hanya untuk menarik simpati rakyat.

26. RENGASDENGKLOK DAN PERSIAPAN PROKLAMASI--


 Latar belakang: perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua. Golongan tua ingin proklamasi
didiskusikan dulu dengan PPKI. Golongan muda ingin cepat-cepat melaksanakan proklamasi
 Sebelumnya golongan muda telah berunding di Pegangsaan Timur, Jakarta pada 15 Agustus dan dihasilkan
keputusan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji
kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan pada Soekarno pada malam harinya, namun ditolak
karena beliau merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
 16 Agustus 1945 pukul 04.30 waktu Jawa zaman Jepang (03.00 WIB), Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok oleh golongan muda (Soekarni, Wikana, Aidit, Chairul) untuk didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan serta menyingkirkan mereka dari ibukota agar menjauh dari pengaruh Jepang.
Mereka ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa, bernama Djiaw Kie Siong.
 Untuk menghindari kecurigaan Jepang, tugas membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
dilaksanakan oleh Shodanco Singgih, dari Daidan Peta di Jakarta.
 Sehari penuh Soekarno Hatta berada di Rengasdengklok, dalam pembicaraan berdua dengan Soekarno,
Shodanco Singgih mengangggap Soekarno bersedia melaksanakan proklamasi segera sesudah kembali ke
Jakarta. Pada siang hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita tersebut

 Sementara itu di Jakarta, sedang diadakan perundingan Ahmad Subarjo (golongan tua) dan Wikana
(golongan muda), hasilnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Jakarta dan Laksamana
Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya sebagai tempat perundinganan dan bersedia menjamin
keselamatan para tokoh tersebut.
 Jusuf Kunto mengantarkan Ahmad Subarjo dan sekretaris pribadinya untuk menjemput Soekarno dan Hatta
di Rengasdengklok. Ahmad Subarjo memberikan jaminan pada para pemuda bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00. Dengan jaminan
tersebut, Soekarno dan Moh.Hatta dilepaskan.
 Setelah melalui perundingan, akhirnya konsep teks proklamasi selesai ditulis oleh tulisan tangan Ir.Soekarno
sendiri. Sukarni menyarankan agar yang menandatangani teks proklamasi adalah Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi lalu diketik oleh Sayuti Melik dengan mesin ketik
yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

27. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PERTAMA--


 Diawali dengan sidang PPKI I (18 Agustus 1945) di Gedung Chuo Sangi In yang menghasilkan :
1. Menetapkan dan mengesahkan UUD NRI. Terdapat beberapa perubahan dari rancangan UUD yang
telah dibahas pada siding BPUPKI sebelumnya, yaitu :

2. Menetapkan presiden dan wakil presiden. Sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI) sebagai pembantu presiden dalam melaksanakan
tugasnya sebelum dibentuk DPR melalui pemilu.

 Sebelum sidang PPKI I ditutup, presiden meminta 9 orang anggota sebagai panitia kecil untuk
membahas hal-hal yang meminta perhatian mendesak, yakni pembagian wilayah, polisi, tentara
kebangsaan, dan perekonomian. Panitia kecil ini dipimpin oleh Otto Iskandardinata.
 Kemudian PPKI melaksanakan sidang kedua pada 19 Agustus 1945 yang hasilnya :
1. Membagi Indonesia menjadi 8 provinsi beserta calon gubernurnya, yaitu :
a. Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
b. Borneo (calon Ir. Moh. Noor),
c. Sulawesi (calon Dr. Ratulangi),
d. Maluku (calon Mr. Latuharhary),
e. Sunda Kecil (calon Mr. Ketut Pudja),
f. Sumatra (calon Mr. T. Mohammad Hassan), dan
g. dua daerah istimewa, Yogyakarta dan Surakarta

2. Menetapkan 12 departemen dalam negara dan 1 kementerian negara

 Usai sidang PPKI kedua dilakukan rapat kecil yang menghasilkan keputusan untuk segera membentuk
Tentara Rakyat Indonesia. Atas usulan Adam Malik, pembentukan pasukan tentara nasional ini berasal
dari tentara Heiho dan PETA. Selain itu anggota kepolisian dimasukkan dalam departemen dalam negeri.
 Sidang ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1945 dan menghasilkan :
1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia di pusat (KNIP) dan daerah (KNID). KNIP diresmikan pada
29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman Singodimedjo yang dibantu 3 wakil ketua (M. Sutardjo,
Johannes Latuharhary, dan Adam Malik). Sejak awal September 1945, sudah terbentuk di berbagai
daerah. KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai daerah serta anggota PPKI
sebagai intinya. Jumlah KNIP secara keseluruhan adalah 150 orang.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan ketua Ir. Soekarno. Pembentukan PNI awalnya
ditujukan sebagai satu – satunya partai di Indonesia. Untuk mewujudkan negara Republik Indonesia
yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat. Rancangan awal PNI sebagai
partai tunggal di Indonesia kemudian ditolak. Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum
bagi masing-masing daerah. Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat, dan
Heiho resmi dibubarkan.

 Susunan kementerian pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945 ditetapkan pada tanggal 2
September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Soekarno. Susunan kabinet pertama RI tersebut
sebagai berikut :
a. Perdana Menteri : Presiden Soekarno
b. Menteri Dalam Negeri : R.A.A Wiranatakusuma
c. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
d. Menteri Kehakiman : Prof Dr. Soepomo, SH
e. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P Surakhman
f. Menteri Keuangan : Mr. A.A Maramis
g. Menteri Kesehatan : Dr. R. Boentaran M
h. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
i. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
j. Menteri Penerangan : Mr. Amin Syarifudin
k. Menteri Perhubungan : R. Abikusno Cokrosuyoso
l. Menteri Keamanan : Suprijadi
m. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
n. Menteri Negara : K.H Wachid Hasjim
o. Menteri negara : Dr. M. Amin
p. Menteri Negara : Mr. R.M Sartono
q. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
r. Menteri Negara : A.A Maramis.
28. MELAWAN SEKUTU
 Pada tanggal 29 September 1945, tentara AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) beserta NICA
(Netherland Indies Civil Administration) mendarat di Jakarta. Awalnya mereka ingin membebaskan
tawanan perang dan melucuti tentara Jepang. Tapi, kedatangan mereka ditentang oleh bangsa Indonesia.
Maka, terjadilah beberapa pertempuran hebat.

1) Pertempuran Surabaya
- Dipimpin Bung Tomo
- Bung Tomo dengan tegas menolak ultimatum dari Inggris yang dipimpin oleh Mayjen E.C Marsergh. Isi
ultimatum tersebut ialah para pejuang Indonesia harus menyerahkan diri paling lambat 10 November
1945 pukul 06:00 pagi. Pertempuran pada tanggal tersebut akhir pecah dan berlangsung selama tiga
minggu.
- 10 November jadi hari pahlawan

2) Pertempuran Ambarawa
- Pertempuran ini dilatarbelakangi penipuan
- Awalnya NICA dan sekutunya datang ingin membebaskan tawanan perang. Tapi tawanan perang itu
dipersenjatai setelah bebas. Pimpinan Sekutu Brigjen Bethell berusaha menguasai desa-desa di
Ambarawa, namun ditentang oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dalam pertempuran itu Letkol
Isdiman gugur dan digantikan Kolonel Soedirman. Pengepungan Ambarawa dari Banyumas, Salatiga,
Surakarta, dan Yogyakarta berhasil dilakukan sehingga pasukan Sekutu muncur pada tanggal 15
Desember 1945.
- 15 Desember jadi Hari Infanteri di Indonesia.

3) Puputan Margarana
- Dipimpin I Gusti Ngurah Rai
- Sudah melakukan Perundingan Linggarjati yang menyatakan bahwa Jawa, Sumatra, dan Madura
secara de facto, Belanda masih ingin menguasai Bali dan mendirikan Negara Indonesia Timur. Pejuang
di Bali saat itu menolaknya. Dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, pertempuran dengan Belanda pecah di
Tabanan.
- Mulanya, I Gusti Ngurah Rai bisa memenangkan perlawanan, namun Belanda meminta tambahan
pasukan dan berhasil memukul mundur pasukan I Gusti Ngurah Rai dan beliau gugur dalam
pertempuran tersebut.

29. AGRESI MILITER BELANDA 1


 Dilaksanakan 21 Juli - 5 Agustus 1947
 merupakan bagian dari aksi polisional Belanda demi mempertahankan pemahamannya terhadap hasil
perjanjian Linggarjati
 Latar belakang: Belanda menafsirkan isi dari perjanjian LinggarJati berdasarkan pidato Ratu Wihelmina
pada 7 Desember 1942, yang pada intinya menginginkan bangsa Indonesia menjadi anggota
Commonwealth dan akan dibentuk menjadi negara federasi, lantas Belanda yang akan mengatur
hubungan luar negeri bangsa Indonesia
 15 Juli 1947 van Mook (Gubernur Jendral Belanda di Indonesia) mengultimatum bangsa Indonesia agar
menarik pasukannya untuk mundur dari garis batas demarkasi sejauh 10 km, yang ditolak dengan tegas
 20 juli Van Mook mengumumkan bahwa belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian linggarjati tersebut.
 Tujuan AMB 1 :
1) Militer: Belanda menggunakan agresi militer demi memusnahkan TNI
2) Politik: dengan agresi militer terutama pengepungan titik-titik strategis seperti ibu kota negara
secara tidak langsung akan menghapuskan kedaulatan bangsa Indonesia.
3) Ekonomi: wilayah Indonesia yang terkenal akan hasil rempahnya yang berkualitas dan memiliki
nilai jual yang tinggi membuat Belanda enggan melepaskan dan melihat bangsa Indonesia
merdeka
Tujuan utama: merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya, terutama daerah-daerah yang kaya
Akan SDA minyak bumi
 3 Juli 1947 masalah mengenai AMB 1 terhadap Indonesia dimasukkan ke dalam agenda sidang Dewan
Keamanan PBB karena dorongan dari pemerintah India dan Australia. Dalam sidang tersebut
dikeluarkanlah sebuah Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang berisi seruan kepada kedua pihak
agar menghentikan konflik bersenjata tersebut. Karena desakan dari Dewan Keamanan PBB, akhirnya
Belanda menyatakan akan menghentikan pertempuran dengan Indonesia
 Dengan diterimanya resolusi dari Dewan Keamanan PBB pada 17 Agustus 1947 oleh pihak Belanda dan
Republik Indonesia pun melakukan gencatan senjata.

30. PERUNDINGAN LINGGARJATI


A. latar belakang
 AFNEI masuk ke Indonesia  Inggris selaku penanggung jawab berupaya menyelesaikan konflik politik
dan militer di Asia, diplomat Inggris Sir Archibald Clark Kerr mengundang Indo dan Belanda untuk
melakukan perundingan di Hooge Veluwe  perundingan gagal karena Indo minta Belanda mengakui
kedaulatannya atas pulau Jawa, Sumatera, dan Madura, tp Belanda hanya mau Jawa dan Madura saja
 akhir Agutus 1946, Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan
 7 Oktober 1946 di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta, dibuka perundingan antar Indonesia dan
Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn  hasil perundingan: persetujuan untuk gencatan senjata
pada 14 Oktober dan rencana mengadakan perundingan lebih lanjut (perundingan Linggarjati)

B. Pelaksanaan
 Dilaksanakan di Desa Linggarjati, perbatasan Cirebon dan Kuningan, tanggal 11 November 1946
 Indonesia diwakili Sutan Syahrir, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem. Pihak
Belanda diwakuli Schermerhorn, dan penengah dari pihak Inggris diwakili Lord Killearn

C. Hasil dari perjanjian ini antara lain:


- Belanda mengakui secara de facto wilayah Jawa, Sumatra, dan Madura.
- RI dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
- RI dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda, Ratu Belanda sebagai ketuanya

D. Pelanggaran
 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan Belanda tidak terikat lagi dengan
perjanjian ini
 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I, akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia
dan Belanda

31. AGRESI MILITER BELANDA 2 (OPERASI GAGAK)


 terjadi 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta (ibu kota Indonesia saat
itu), serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Belanda
melancarkan serangan menggunakan taktik perang kilat (blitzkrieg) di segala sisi wilayah Republik
Indonesia.
 Latar belakang: ketidakpuasan belanda terhadap hasil perundingan Renville. Mereka menolak adanya
pwmbagian kekuasaan dan tetap ingin menguasai daerah RI seutuhnya
 strategi tiga sisi Belanda:
1) Belanda berharap dengan menerapkan kekuatan militer dapat menghancurkan Republik dan Militer
Indonesia secara menyeluruh
2) Menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara Federal Serikat demi melaksanakan program pemecah
belah bangsa atau politik adu domba (devide et impera)
3) Belanda berharap bangsa Indonesia akan mendapatkan sanksi internasional melalui pemberian
kedaulatan pada federasi Indonesia yang dikuasai oleh Belanda secara tidak langsung

 Tujuan :
1) Menghancurkan Republik
2) Membentuk Pemerintah Interim Federal yang didasarkan atas Peraturan Pemerintahan dalam
Peralihan, Wakil-wakil dari daerah-daerah federal dan unsur-unsur yang kooperatif dan moderat
dari bekas Republik harus ikut ambil bagian dalam PIF tanpa mewakili bekas Republik

 Dampak:
1) Bandara (lapangan terbang Maguwo) berhasil dikuasai Belanda melalui serangan udara
menggunakan 14 pesawat (terdiri dari Mustang dan Kittyhwak)
2) Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 pasukan saat terjadi serangan di bandara Maguwo
3) Pembentukan PDRI (pemerintahan darurat republik Indonesia) di Bukittinggi

32. PERUNDINGAN RENVILLE


A. Latar belakang
 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata antara Belanda dan
Indonesia. Gubernur Jendral Van Mook dari Belanda memerintahkan gencatan senjata pada tanggal 5
Agustus
 25 Agustus, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang diusulkan Amerika Serikat bahwa Dewan
Keamanan akan menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda secara damai dengan membentuk Komisi
Tiga Negara yang terdiri dari Belgia yang dipilih oleh Belanda, Australia yang dipilih oleh Indonesia,
dan Amerika Serikat yang disetujui kedua belah pihak.
 29 Agustus 1947, Belanda memproklamirkan garis Van Mook yang membatasi wilayah Indo dan
Belanda. Indonesia tidak mendapat wilayah utama penghasil makanan. Blokade oleh Belanda juga
mencegah masuknya persenjataan, makanan dan pakaian menuju ke wilayah Indonesia

B. Pelaksanaan
 Dilaksanakan 8 Desember 1947-17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville dan ditengahi Komisi Tiga
Negara (KTN)
 Indonesia diwakili oleh Amir Sjarifuddin dan Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. KTN
diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, Frank Graham.

C. Hasil
1) Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik
Indonesia
2) Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan
Belanda
3) TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan
Jawa Timur
4) Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya RIS
5) RIS memiliki kedudukan sejajar dengan Uni Indonesia Belanda

D. Dampak
1) Indonesia terpaksa setuju RIS
2) Terbentuknya kabinet Amir Syarifudin II
- Setelah perjanjian ditandatangani, Indonesia juga harus mengubah sistem pemerintahan dan
konstitusi negara. Perubahan sistem pemerintahan tersebut berubah dari sistem presidensial ke
sistem parlementer. Dengan kata lain presiden hanya akan menjadi kepala negara, bukan lagi
kepala pemerintahan (pedana menteri).
- Presiden yang terpilih tetap Ir. Soekarno, untuk perdana menteri terpilihlah Mr. Amir Syarifudin
- dibentuklah kabinet baru bentukan Amir Syarifuddin. Sebelumnya Amir juga telah mendapat
mandate untuk memimpin kabinet peralihan setelah gagalnya kabinet syahrir sebagai dampak
runtuhnya perjanjian linggarjati. Dan dengan ditandatanganinya perjanjian Renville ini menandai
dibentuknya kabinet Amir Syarifuddin II

3) Timbul reaksi keras pada kabinet


- Kabinet dianggap pro Belanda
- Pada akhirnya, kabinet ini tidak bertahan lama dan bubar pada akhir Januari 1948
- 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan kembali mandatnya ke Presiden. Reaksi terhadap
kabinet ini juga mencerminkan Terjadinya Disintegrasi Nasional Bangsa.

4) Wilayah Indonesia berkurang


5) Agresi Militer II

33. KONFERENSI INTER INDONESIA


 Salah satu hasil dari persetujuan Roem-Royen adalah akan diadakannya Konferensi Meja Bundar. Namun,
sebelum konferensi tersebut dilaksanakan, disusunlah konferensi Inter Indonesia yang berlangsung antara
Indonesia dengan BFO (Bijenkomst Voor Federal Overslag), negara-negara boneka atau negara bagian
yang dibentuk oleh Belanda.
 Pada mulanya BFO dibentuk oleh Belanda agara dapat mempermudah mereka kembali menguasai
Indonesia, tetapi negara-negara dalam BFO simpati terhadap Republik Indonesia karena agresi Militer
yang dilakukan oleh Belanda.

A. Konferensi di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)


- Dipimpin Moh Hatta
- Hasil:
1) Indonesia Serikat disetujui dgn nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan
federalisme (serikat).
2) RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab
kepada Presiden.
3) RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari kerajaan
Belanda.
4) Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi
Angkatan Perang
5) Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri

B. Konferensi di Jakarta (30 Juli)


1) Bendera RIS adalah Sang Merah Putih
2) Lagu kebangsaan Indonesia Raya
3) Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
4) Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO
5) Pemilihan anggota MPRS diserahkan kepada negara-negara bagian.
6) Dibentuknya panitia persiapan nasional untuk mempersiapkan Konferensi Meja Bundar

34. KONFERENSI MEJA BUNDAR


 Dilakukan di Den Haag 23 Agustus 1949-2 November 1949
 Tujuan: mempercepat peyerahan kedaulatan
 diketuai oleh Perdana Menteri Belanda, Willem Drees.
 Belanda diwakili Mr. Van Maarseveen, perwakilan Indonesia Moh. Hatta, delegasi BFO Sultan Hamid II
dari Pontianak dan delegasi UNCI ialah Chritchley
 Hasil dari Konferensi Meja Bundar:
1) Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat selambat-lambatnya 30
Desember 1949
2) Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan
kedaulatan RIS
3) Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai
Raja Belanda
4) Kapal Belanda akan ditarik dari Indo dgn catatan beberapa korvet (kapal perang kecil) akan
diserahkan kepada RIS
5) Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda
(KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan
dalam kesatuan TNI

 Pada 27 Desember 1949 Belanda menandatangani pengakuan kedaulatan RIS di Belanda. Dokumen
pengakuan tersebut ditandatangani oleh Delegasi Belanda, yaitu: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr.
Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan Indonesia diwakili oleh Drs. Moh.
Hatta.
 Pada waktu yang sama, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan di Jakarta
 Pengaruh kmb: Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, konflik dengan Belanda selesai dan dapat
mulai pembangunan, Irian Barat belum diserahkan, bentuk negara serikat (tidak sesuai cita-cita proklamasi
kemerdekaan)
35. SUMPAH PEMUDA
Organisasi-organisasi pemuda tersebut mengadakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei 1926 dengan tujuan
untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda itu. Pada Kongres Pemuda II, rasa penyatuan itu semakin
jelas dengan dikeluarkan ikrar. Ikrar atau sumpah para pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
dengan nama Sumpah Pemuda, isinya tiga sendi persatuan Indonesia yaitu:
• Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
• Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
• Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Dalam kongres inilah untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf
Supratman dan dikibarkan bendera merah putih sebagai bendera pusaka. Peristiwa Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928 ini merupakan puncak pergerakan nasional. Sehingga sampai sekarang setiap tanggal 28
Oktober dinyatakan dan diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kondisi perjuangan nasional Indonesia sampai meletusnya Perang dunia II tidak banyak berubah karena pada
dasarnya pemerintah Belanda enggan melepaskan Indonesia dari kekuasaannya. Dengan demikian bangsa
Indonesia memasuki masa Perang Dunia II dengan perasaan kecewa terhadap Belanda, karena tidak mau
mengerti aspirasi rakyat Indonesia akan kemerdekaan. Karena itu ketika Jepang menguasai Indonesia, para
pemimpin pergerakan tidak melawan, tetapi menunggu dan melihat situasi.

Dampak dari sumpah pemuda, antara lain :

1.Bersatunya organisasi pemuda dalam mewujudkan perjuangan kemerdekaan


Sebelum masa ini, sudah banyak berdiri organisasi-organisasi, namun kebanyakan masih memperjuangkan
kepentingan sendiri-sendiri.

Misalnya, Budi Utomo bergerak di bidang kesejahteraan dan kerjasama kaum priyayi (bangsawan suku Jawa),
dan kurang tegas dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Demikian juga dengan organisasi kepemudaan daerah yang kebanyakan memperjuangkan kesejahteraan
pemuda daerah tersebut saja. Misalnya Jong Bataks Bond (suku Batak dari Sumatera), Jong Soematranen Bond
(pemuda Sumatera terutama suku Minang dan Melayu), dan Jong Celebes (pemuda Sulawesi terutama suku
Minahasa).

Setelah Sumpah Pemuda, perjuangan dari organisasi yang berasal dari latar belakang suku, agama, dan budaya
berbeda bersatu. Sumpah Pemuda memperkokoh persatuan, semangat kebangsaan dan memperkuat upaya
memperjuangan kemerdekaan Indonesia.

2. Dijadikannya lagu Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan


Pada Kongress Pemuda, para peserta kongres sepakat untuk meminta Wage Rudolf Supratman untuk
memainkan biola dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Lagu ini kemudian dijadikan simbol dan lagu
perjuangan, dan setelah Indonesia merdeka menjadi lagu kebangsaan.

3. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan


Sebelum Sumpah Pemuda, bahasa yang digunakan oleh kalangan terpelajar adalah Bahasa belanda, dengan
bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan perdagangan. Setelah dikumandangkannya Sumpah Pemuda,
para pemuda sepakat untuk menjadikan Bahasa Melayu, yang kemudian bernama bahasa Indonesia, sebagai
bahasa persatuan.

Anda mungkin juga menyukai