Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
PERHIMPUNAN INDONESIA

KELOMPOK 7 :
1. ALISAH WIDIA S (03)
2. DAFINDA SYAKILLA (08)
3. DWI PUTRI CAHYANI (09)
4. EVRILLINISA H.K (11)

SMA NEGERI 3 CILACAP


TAHUN AJAR 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Hubungan Perhimpunan Indonesia dengan Dunia Internasional...........................................2
2.2 Peranan Perhimpunan Indonesia dalam Pergerakan Kemerdekaan Indonesia.....................2
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7
3.3 Daftar Pusaka.........................................................................................................................7

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dibentuknya Organisasi Perhimpunan Indonesia


Sejak tahun 1901 pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik etis yang pada
dasarnya pemerintah ingin memperbaiki kesejahteraan rakyat. Salah satu dari
pelaksanaan politik itu ialah diberikannya kesempatan pada anak-anak Indonesia untuk
mengikuti sekolah. Diantara mereka itu ada yang melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi di Belanda. Karena para pemuda-pemuda Indonesia ini tinggal di negeri orang,
sehingga mereka sering mengadakan perkumpulan untuk sekedar berjumpa dan
bersilaturahmi saja. Perkumpulan pelajar-pelajar indonesia di Belanda ini pertamanya
bernama Indische Vereniging (IV) yang didirikan pada tahun 1908 diantaranya oleh
Sultan Kasayangan dan R.M. Noto Suroto. Semula organisasi ini hanya untuk
kepentingan orang Indonesia yang ada dinegeri Belanda. Perkumpulan ini sebagai pusat
untuk berkumpulnya dan mengikat hubungan persaudaraan lebih erat antar pelajar-
pelajar Indonesia, dan pada saat itu anggotanya masih sedikit.

Meskipun tidak bersifat politik, organisasi ini bersifat umum. Maksud pertama
didirikannya perkumpulan ini untuk mendirikan cabang perkumpulan orang Jawa Budi
Utomo namun tidak dapat dijalankan. Lalu pada November 1917 diadakan kerjasama
dan gabungan Indiche Vereniging dengan organisasi pelajar-pelajar Tionghoa dan
Belanda. Untuk pelajar Belanda sendiri yang nantinya akan bekerja di Indonesia. Hal
itu dilakukan untuk memajukan persaudaraan antar jenis-jenis golongan pelajar dan
akan membangkitkan perhatian pelajar Belanda terhadap Indonesia. Namun gabungan
tersebut semakin lama semakin memudar.Sementara itu IV telah menjelma menjadi
perkumpulan yang berjiwa baru yang mengutamakan masalah-masalah politik. Jiwa
kebangsaannya semakin teba maka tidak mengherankan kalau pada tahun 1922 IV
diganti menjadi Indonesiasche Vereniging dan pada tahun 1925 diganti dengan nama
baru yaitu Perhimpunan Indonesia dan mengeluarkan sebuah majalah yang diberi nama
"Indonesia Medeka". Pimpinan PI yang muncul pada waktu itu ialah Iwa Kusuma,
Sumantri, JB. Sitanala, Moh. Hatta, Saatramulyo, dan D. Mangkunigrat.

1.2 Rumusan Masalah


Terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam kajian penelitian ini. Adapun
rumusan masalah tersebut akan ditulis ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, antara lain:
1. Bagaimana hubungan Perhimpunan Indonesia dengan dunia internasional?
2. Bagaimana peranan Perhimpunan Indonesia dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memenuhi tugas sejarah.
2. Menambah ilmu pengetahuan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme.
3. Membudayakan semangat cinta tanah air, sikap toleran, perilaku nasionalisme dalam
diri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Perhimpunan Indonesia dengan Dunia Internasional
Aktivitas politik Perhimpunan Indonesia tidak hanya dilakukan di Belanda dan
Indonesia, tetapi juga dilakukan secara Internasional. Para mahasiswa secara teratur
melakukan diskusi dan mengkritik pemerintahan Belanda serta menuntut kemerdekaan
Indonesia dengan segera. Sejak pertengahan tahun 1925 PI menganjurkan bekas anggota-
anggotanya yang puang ke Indonesia untuk bergabung dengan partai-partai yang ada dan
menyakinkan mereka agar mau menerima gagasan PI. Dengan menyebarkan propagandanya
yang terdapat dalam majalahnya yaitu "Indonesia Merdeka", propaganda disebarkan oleh
Budhyarto, Sartonodan Arnold Mononutu "Indonesia Merdeka" digunakan sebagia terompet
propaganda PI yang sempat masuk ke Indonesia melalui berbagai cara. Tulisan dalam
majalah itu menjadi dasar bagi diskusi politik yang hangat di kalangan mahasiswa di
Bandung dan Jakarta. PI mempunyai hubungan internasional dengan negara-negara jajahan
seperti Mesir dan India. Dibawah Sukiman, Pl menyadari perlunya membangkitkan perhatian
luar terhadap Indonesia baik secara perseorangan maupun kelembagaan. Pada tahun 1925
Mononutu menjalin hubungan dengan mahasiswa-mahasiswa Asia Muda di Paris. Mereka
seteju membentuk satu blok untuk membangkitkan minat dan perhatian terhadap cita-cita
bangsa Asia. Usaha ini dilakukan untuk menghadapi konggres Demokratik Sedunia di
Biervic Paris. Didalam konggres itu Hatta dan Panikar dari India menyampaikan pidato yang
kemudian dipakai pegangan oleh utusan Asia dalam konggres itu.
Pada tahun 1927 PI mengirimkan utusan untuk mengahadiri kongres Liga Anti
Imperalisme di Brussel. Utusan PL, pimpinan Moh. Hatta menggabungkan diri dalam Liga.
Akan tetapi di dalam Liga anggotanya saling berebut dominasi. Mula-mula kelompok
sosialis, kemudian diikuti oleh PI dan yang terakhir kaum komunis. Mereka memang
menghendaki suatu negara demokrasi, tetapi mereka sama sekali tidak setuju dengan geraka
komunis.Pada saat kaum komunis ingin menguasai Liga tersebut, pengaruhnya dari Moskow.
Sebagai akibat dari dari keputusan Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda, anggota anggota
sosialis keluar pada 22 April 1928 dari LIGA. hal tersebut juga dilakukan oleh Perhimpunan
Indonesia. Karena dengan keluarnya kaum sosialis maka kaum komunis akan berpengaruh
besar dan mereka itu akan jatuh dibawah panji-panji komunis. Sebagai cara yang lain untuk
mendapatkan perhatian Internasional terhadap tujuanpergerakan kebangsaan Indonesia, yaitu
dengan ikut dalam kongres Demokrat Internasional yang keenam di Bierville, Parisdan
kongres wanita Internasional di Gland,Swis pada Agustus 1927.
2.2 Peranan Perhimpunan Indonesia dalam pergerakan Kemerdekaan Indonesia
1. Peranan Artikel-Artikel Perhimpunan Indonesia
Para Pelajar yang ada dibelanda, mempunyai majalah yang namanya Hindia Putra.
Namun pada tahun 1924 di ubah menjadi majalah Indonesia Merdeka. Nama ini disesuaikan
dengan tujaun Perhimpuan Indonesia yaitu kemerdekaan Indonesia. Para Pelajar yang ada
dibelanda meluruskan pemberitaan yang dikeluarkan oleh belanda tentang hal yang
dipropagandakan oleh pihak Belanda dapat ditangkis dengan berita berita yang termuat dalam
majalah Indonesia Merdeka. Tentunya tulisan artikel-artikel yang termuat dalam majalah itu
sangat membuat belanda semakin panas.
Untuk memperingati hari ulang tahun Pl yang ke-15, mahasiswa PI menyusun buku
yang berjudul "Gedenkboek 1908-1923 Indonesische Vereeniging". Dalam buku tersebut
memuat 13 artikel yang isinya tentang Indonesia dan Nasionalisme. Ini membuat Belanda
merasa terpukul dan khawatir.apabila Buku itu terbitnya di Hindia Belanda, maka pasti
Belanda akan melarangnya. Namun karena buku itu terbitnya di negara Belanda, maka

3
Belanda sulit untuk mencegahnya. Hal ini karena di Negara Belanda menganut hukum
internasional, yan segala sesuatu berdasarkan demokrasi dan liberalisme. Sedangkan dinegeri
jajahan diberlakukan hukum kolonial.
2. Hubungan Perhimpunan Indonesia dengan Sumpah pemuda
Gerakan perhimpunan Indonesia di Indonesia di negeri Belanda berdasarkan "non
cooperation" dan "self-help", yang ada pada masa itu belum ada di indonesia. Pergerakan
nasional yang ada di Indonesia, pertama kali adalah Budi Utomo dari tahun 1908-1926,
belum bergerak langsung dalam bidang politik. Namun, ketika para mahasiswa Indonesia di
negeri Belanda telah banyak menyelesaikan pendidikannya. maka banyak pula anggota-
anggota Budi Utomo yang mendapat pengaruh politik dan ingin segera merubah cara
perjuangannya. Hal ini dapat dimengerti, karena Dr. Soetomo yang termasuk pendiri Budi
Utomo, pernah pula menjadi ketua P.I di negeri Belanda. Dengan demikian usaha untuk
mengubah cara perjuangan itu, telah ada kontak dengan P.I. di negeri Belanda. Melalui
majalah "Indonesia Merdeka" yang secara sembunyi-sembunyi dikirimkan ke Indonesia, jelas
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pemikiran para tokoh pergerakan
kemerdekaan Indonesia Pada tahun 1925, di Indonesia sudah banyak pelajar-pelajar yang
duduk di sekolah lanjutan atas, bahkan di tingkat perguruan tinggi. Ini semua memudahkan
cara untuk menebarluaskan cita-cita P.I. yang mengarah kepada cita-cita kemerdekaan.
Pada tahun 1925, di Indonesia telah didirikan perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia
(PPPI), tetapi peresmiannya baru tahun 1926. Anggota-anggotanya terdiri dari para pelajar-
pelajar sekolah-sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para tokoh PPPI antara
lain ialah: Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur, Sumito. Samijono, Wilopo,
Moammad Yamin, A.K Gani, dan lain-lain. PPPI juga dapat menampung berbagai pemuda
yang telah mempunyai atau menjadi anggota perkumpulan pemuda yang bersifat kedaerahan.
Pada masa ini cukup besar. Sebaliknya kehidupan persatuan Nasional semakin subur. Oleh
karena itu, akan memudahkan untuk mencapai kesepakatan dalam menggalang persatuan
Nasional. Inilah benih-benih terjadinya Ikrar pemuda (Sudiyo: 1989; 130)
PPPI juga mempunyai hubungan dengan Perhimpunan Indonesia (PI) di negeri
Belanda, meskipun secara organisasi PPPI tidak ada hubungan secara langsung namun PPPI
banyak mendapat kiriman majalah Indonesia merdeka selundupan dari P.I. oleh karena itu,
PPPI mengetahui persis segala sesuatu yang dilakukan PI dinegeri Belanda. Maka tidak aneh
lagi, apabila PPPI berusaha keras untuk meneruskan cita-cita Pl dengan pemberitahuan
perkembangan perjuangan PI dalam forum Internasional. Cita cita PI dan segala usahanya
tersebut disebarkan dikalangan masyarakat Indonesia. Oleh PPPI juga merupakan pergerakan
utama dalam penyelengaraan kongres pemuda II. PPPI itu memberi pengaruh besar sekali
kepada pemuda-pemuda kebangsaan untuk merealisasi cita-cita persatuan yang sudah
beberapa tahun lamanya yang menghinggapi hati sanubari mereka (Sudiyo; 1989; 131).
Untuk mempersiapkan pelaksanaan kongres Pemuda II, tidak cukup memakan waktu
satu atau dua hari. Pokok persoalan yang dapat menjadi bahan bahasan ialah bagaimana
caranya mendapatkan bentuk persatuan diantara pemuda-pemuda indonesia yang sudah lama
di cita-citakan itu. Juga akan di bicarakan dalam kongres Pemuda II tersebut soal-soal
pendidikan, pengajaran, kebudayaan, kepanduan, kewanitaan dan meyakinkan rasa kesadaran
nasional dan persatuan Nasional, untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Tentang
berbentuk persatuan, PPPI mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda besatu dalam satu
perkumpulan yang merupakan badan "Fusi". Usul PPPI ini sebenarnya merupakan ulangan
dan usul PPPI yang di ajukan dalam kongres pemuda satu tahun 1926. Karena hal itu
dianggap suatu hal yang penting, maka oleh PPPI di ajukan kembali. Sedangkan dari
perkumpulan pemuda yang lain, yaitu Jong Java tersebut akan diberi nama "Pemuda
Indonesia". Kedua pendapat ini, sebenarnya telah dibahas dalam Kongres Pemuda I. tetapi
belum mendapat keputusan dari Kongres tersebut.

4
Namun, setelah terjadi satu peristiwa yang mengakibatkan banyak korban jiwa maupun
penangkapan secara besar-besaran dan ditahannya para tokoh pergerakan nasional, maka
kebutuhan terbentuknya persatuan sangat mendesak. Peristiwa tersebut adalah
pemberontakan PKI pada bulan November 1926 yang gagal. Kemudian, juga peristiwa
berdirinya perserikatan Nasional Indonesia (PNI), pada tanggal 4 juli 1927, yang selanjutnya
atas usaha Ir. Soekarno dan beberapa orang pendirinya maka "Perserikatan" diganti menjadi
"Partai". Dengan demikian menjadi "Partai Nasional Indonesia" (disingkat PNI juga). Partai
ini langsung bergerak dalam bidang politik dan berhaluan "non-cooperation" dan "self-help"
sebagaimana yang telah dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. PNI
dengan tegas bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Dari peristiwa-peristiwa tersebut diatas, maka usaha untuk pembentukan badan "Fusi"
atau badan "Federasi" pemuda semakin dipercepat. Akhirnya secara praktis persiapan
kongres Pemuda II telah terbentuk, sejak bulan Juni 1928. Semenjak terbentuknya pengurus
Kongres itu, maka pengurus terus berusaha keras untuk terlaksananya Kongres Pemuda II.
Hampir lima bulan lamanya, pengurus mempersiapkan kongres tersebut. Dari sejak acara
pembukaan sampai dengan persidangan, telah disiapkan oleh panitia pengurus kongres. Pada
tanggal 28 oktober 1928, maka kongres Pemuda II mengambil keputusan yang dibacakan
oleh ketua kongres(Sugono Djoko Puspito):
Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia yang diadakan oleh perkumpulan perkumpulan
pemuda yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya: Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda
Kaum Betawi, dan PPPI membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Sesudahnya menimbang segala isi pidato-pidato dan pembicaraan, maka kerapatan
mengambil keputusan: Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rakun, Jong Islamieten
Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, dan PPPI membuka rapat pada
tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sesudahnya menimbang segala isi pidato-pidato
dan pembicaraan, maka kerapatan mengambil keputusan:
Pertama: Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia
Kedua: Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan,bahasa
Indonesia.
Setelah mendengar putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan asas ini wajib
dipakai oleh segala perkumpulan-perkumpulan kebangsaan indonesia. mengeluarkan
keyakinan persatuan indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya:
Kemauan, sejarah, hukum adat, pendidikan dan kepaduan. Keputusan tersebut, pada mulanya
merupakan IKRAR PEMUDA", tetapi lama kelamaan terkenal dengan nama "SUMPAH
PEMUDA".

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdirinya Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh R. M. Noto Suroto dan Sutan
Kasayangan. Pl berdiri pada 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging.
Awalnya bertujuan di bidang sosial budaya, berubah menjadi organisasi yang bergerak di
bidang politik. Perhimpunan Indonesia bertujuan berjuang dalam rangka memperoleh
kemerdekaan dan pemerintah yang bertanggung jawab pada rakyat Indonesia. Organisasi
ini aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi internasional untuk menentang penjajahan. Pl
juga telah melakukan banyak pergerakan nasional.
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai