Anda di halaman 1dari 12

PERHIMPUNAN

INDONESIA

-JONATHAN CHRISTIAN. S
-EDBERT CHANDRA
-JULIAN RIZKY
Daftar Isi
1. Latar Belakang Perhimpunan Indonesia
2. Tujuan Perhimpunan Indonesia
3. Sejarah Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia (PI)

Pada 1908, perkumpulan mahasiswa di


Belanda mendirikan Indische Vereeniging.
Menjadi lebih maju setelah Moh. Hatta,
Sunario, A. Subadri dan Ali
Sastroamidjoyo menjadi pemimpin dan
nama organisasi di ganti menjadi
Indonesische Vereeniging dan terakhir pada
1925 menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

PI adalah organisasi yang pertama dengan


tegas menuntut Indonesia merdeka,
bersikap non kooperatif dan menyatakan
perlunya persatuan masyarakat Indonesia.
Usaha nyata PI dalam usaha kemerdekaan di buktikan dengan hadir
dan menjadi anggota Liga Internasional Anti Penindasan Penjajah
yang berkongres di Paris Perancis pada tahun 1926. Dan pada
tahun 1927 pada saat kongres di Brussel, Belgia dengan tegas Moh
Hatta menuntut kemerdekaan Indonesia.

Untuk memperkuat perjuangannya, PI kemudian menggabungkan diri


dengan League Against Imperialism and for National Independence
yang didirikan oleh Muzenberg di Berlin Jerman.
Selain itu tokoh-tokoh PI pun berhubungan dengan tokoh-tokoh
mahasiswa Asia seperti Jawaharal Nehru dari India dan Hafes
Ramdhan Bey dari Mesir.
Tujuan Perhimpunan Indonesia
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), jika kegiatan-kegiatan politik Perhimpunan
Indonesia (PI) sangat menarik perhatian dunia internasional.

Salah satu aksi yang paling dikenal adalah manifesto politik yang
dikeluarkan pada 1925. Kegiatan tersebut berdampak hingga
membuat pemerintah Belanda merasa terancam akan keberadaan
organisasi pergerakan nasional Indonesia tersebut.

Karena tidak ada yang menyangka sebelumnya kalau organisasi


yang awalnya didirikan dengan sifat sosial berubah menjadi
organisasi pergerakan nasional.

Bahkan aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di kancah


internasional.
Penggunaan istilah “Indonesia” menunjukan sifat radikal yang menuntut
Indonesia merdeka.

Bukan hanya nama organisasi, perubahan nama juga terjadi pada


majalah terbitan Perhimpunan Indonesia yang semula bernama Hindia
Putra menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyannya “Indonesia
merdeka, sekarang!”.

Sifat organisasi berubah drastis dari organisasi sosial menjadi organisasi


politik. Mereka mengambil keputusan untuk memegang prinsip non-
kooperasi.
Pada 1923, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi
Perhimpunan Indonesia yang dimuat dalam majalah Hindia Putra.

Dalam deklarasi tersebut memakai kata “Bangsa Indonesia” yang


menunjukkan cita-cita Perhimpunan Indonesia akan sebuah negara
baru yang merdeka.

Pada 1925 deklarasi tersebut berkembang menjadi manifesto politik.


Karena menyakini hanya kemerdekaan yang dapat mengembalikan
harga diri bangsa Indonesia.
Perkembangan teknologi media cetak  dan jurnalisme memiliki
peran penting dalam menyebarkan manifesto politik ini.

Ide-ide tentang persatuan, nasionalisme yang digagas


Perhimpunan Indonesia tidak hanya beredar di Belanda, tetapi
juga beredar di Hindia Belanda.

Dampaknya, ide-ide tersebut memengaruhi organisasi pergerakan


nasional di tanah air.

Para pejuang kemerdekaan di Hindia Belanda menjadi sadar


bahwa mereka adalah satu bangsa walaupun berbeda suku
bangsa dan agama. Kesadaran inilah yang memunculkan lahirnya
Sumpah Pemuda pada 1928.
Sejarah Perhimpunan Indonesia
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), organisasi pergerakan
nasional tersebut awalnya berdiri bernama Indische Vereeniging.

Kemudian pada 1922 ketika nasionalisme Indonesia


berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).

Perhimpunan Indonesia merupakan pelopor gerakan nasionalis


Indonesia yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari
Belanda.

Perhimpunan Indonesia adalah organisasi politik pertama yang


menggunakan istilah "Indonesia" di dalam namanya.
Ide-ide tersebut dipengaruhi oleh ide sosialis dan Mohandas
(Mahatman Gandhi) di India tentang pembangkangan sipil tanpa
kekerasan.

Saat Perhimpunan Indonesia kembali ke Indonesia, mereka aktif


dalam studi dan akhirnya di partai politik untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.

Dua tokoh Perhimpunan Indonesia yang terkemuka adalah Sutomo


dan Mohammad Hatta.

Anda mungkin juga menyukai