Nasional Indonesia.
1. Faktor Ekstern
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga
ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi
dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia.
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih)
menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata
bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun
1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai
pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap
para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
b . Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National
Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun
1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis
perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini,
terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di
Indonesia.
c . Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 1898. Dalam perjalanan
sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional
dengan mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah
terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan
nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal
dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan.
Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela
berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.
d . Gerakan Nasionalisme Cina
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini
dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina.
Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti
Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan
rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu
yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan
terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan
Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
2. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan
Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara
nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan
angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat
menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.
b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi
merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul
kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para
kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bersifat modern.
Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan menggunakan organisasiorganisasi pemuda.
c . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik
etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh
keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai Sosial Demokrat yang di
dalamnya ada van Deventer. Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodore van Deventer melancarkan
kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah penjajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan
dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau
hutang kehormatan. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda
telah dapat diisi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu, Belanda
telah berhutang budi kepada rakyat Indonesia. Untuk itu harus dibayar dengan peningkatan
kesejahteraan melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi van Deventer. Apakah kalian masih
ingat dengan isi Trilogi van Deventer? Politik yang diperjuangkan dalam rangka mengadakan
kesejahteraan rakyat dikenal dengan nama politik etis. Untuk mendukung pelaksanaan politik etis,
pemerintah Belanda mencanangkan Politik Asosiasi dengan semboyan unifikasi. Politik Asosiasi
berkaitan dengan sikap damai dan menciptakan hubungan harmonis antara Barat (Belanda) dan
Timur (rakyat pribumi). Dalam bidang pendidikan, tujuan Belanda semula adalah untuk
mendapatkan tenaga kerja atau pegawai murahan dan mandor-mandor yang dapat membaca
dengan gaji yang murah. Untuk kepentingan tersebut Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk
rakyat pribumi. Dengan demikian, jelaslah bahwa pelaksanaan politik etis tidak terlepas dari
kepentingan pemerintah Belanda. Sistem pengajaran kolonial dibagi dalam dua jenis yaitu
pengajaran pendidikan umum dan pengajaran kejuruan. Keduanya diselenggarakan untuk tingkat
menengah ke atas. Berikut ini contoh-contoh sekolah yang didirikan pada zaman kolonial Belanda.
Lihat tabel 5.1.
yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa,
Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische
Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
pohon di kejauhan, saya dan awak kapal ke sana karena rasa saya melihat seseorang, ujar Huang.
Kami melihat pria ini berteriak minta tolong, kami langsung menurunkan kecepatan dari 18 knot menjadi 4
knot dalam waktu 10 detik. Biasanya, kami tidak pernah melakukan hal itu karena bisa merusak mesin. Akan
tetapi, saya merasa kali ini harus melakukannya karena saya menyelamatkan nyawa manusia, ujar Kapten Liu
Xiang Ping, 40 tahun.
Apa yang dia alami adalah mukjizat. Secara fisik, dia lemah, namun pikirannya masih jelas, ujarnya. Dia
tidak mengigau meski kakinya sydah berubah menjadi pucat ketika kami mengangkatnya. Semangat hidupnya
luar biasa, lanjutnya.
(Seperti diceritakan ulang oleh: Supriyanto)
Materi
Pengertian:
Cerita ulang adalah teks yang menceritakan suatu peristiwa, kegiatan, atau kejadian yang telah dilakukan
atau diamati.
Struktur Isi teks Cerita Ulang:
Judul
Judul menggambarkan keseluruhan isi cerita.
Orientasi
Menginformasikan tentang siapa, apa, di mana, dan kapan peristiwa kejadian atau kegiatan yang telah kita
alami dan hendak kita ceritakan.
Tahapan peristiwa
Menceritakan urut-urutan peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang hendak dideskripsikan
Penutup
Memaparkan kesan-kesan, simpulan, atau rekomendasi.
Ciri Kebahasaan:
Menceritakan waktu lampau
Contoh:
Aku sudah berkali-kali ke sana
Empat tahun yang lalu .
Menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan peristiwa
Contoh:
1)
2)
Tugas Kelompok
Bacalah teks cerita ulang di atas dengan seksama dan analisislah:
struktur isi
ciri bahasa
makna
Kerjakanlah menggunakan tabel di bawah ini!
No.
Aspek
1.
Judul
2.
Orientasi
3.
Tahapan peristiwa/kegiatan
4.
Penutup
5.
Menceritakan waktu lampau (yang diceritakan adalah peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang telah
dilakukan/dialami)
6.
7.
Menggunakan kata-kata yang menunjukkan siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana
8.
9.