Anda di halaman 1dari 86

Merayakan

Indonesia Raya

Direktorat Jenderal Kebudayaan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
Prakata

Buklet bertajuk "Merayakan Indonesia


Raya" ini disusun untuk memperingati kelahiran
lagu kebangsaan Indonesia Raya dan menjadi bagian
dari buku Pendampingan Sejarah di Sekolah . Lagu
yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman ini
diperdengarkan pertama kali pada Kongres Pemuda
Kedua, suatu perhelatan besar yang menghasilkan
Sumpah Pemuda. Oleh karenanya , buklet ini diawali
dengan uraian yang panjang tentang zaman yang
membidani kelahiran Indonesia Raya, yakni sejarah
pergerakan kebangsaan di seputar Sumpah Pemuda .
Selain itu , dalam buklet ini· dipaparkan
juga riwayat sang pencipta lagu Indonesia Raya .
Bagaimana W.R . Supratman mulai menggubah
musik, bagaimana ia mulai terjun ke dalam
aktivisme kebangsaan, bagaimana lagu Indonesia
Raya dilarang oleh pemerintah kolonial dan
bagaimana hari-hari terakhir sang komponis di
tangan aparatus kolonial.
Terakhir, dalam buklet ini juga diuraikan
bagaimana lagu Indonesia Raya yang semula
dinyanyikan tiga stanza kemudian cenderung
dipangkas menjadi satu stanza saja, sekalipun
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tetap
mengakui adanya tiga stanza tersebut. Dalam
hal ini, artikel yang ditulis oleh Gunawan Wiradi
dicantumkan menjelang bagian akhir buklet ini,
menjelaskan secara benderang proses peralihan
tersebut .

Penyusun

4
Daftar lsi

Sumpah Pemuda dan


Momentum Kelahiran
Indonesia Raya 6

Riwayat Hidup
W.R . Supratman 37

Indonesia Raya
Tiga Stanza 46

Lagu Kebangsaan dan


Nasionalisme 52

Potongan UU Nomor 24
Tahun 2009 60

Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 1958 66

Tentang Gita Bahana


Nusantara 76

5
Sumpah Pemuda dan Momentum Kelahiran
Indonesia Raya

Awal Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Pergerakan kebangsaan Indonesia bermula


dari tangan para pemuda. Mereka menyalakan
ap1 Kebangkitan Na sional melalui penerbitan
suratkabar yang menyuarakan kepentingan bangsa
Indonesia dan pendirian organisasi-organisasi
modern yang punya kesadaran akan pembebasan
nasional. Di tangan para pemuda awal abad ke-20 ,
muncullah ke sadaran tentang bangsa Indonesia
yang mengatasi perbedaan antarsuku-suku
Nusantara dan dari merekalah juga bergulir suatu
proses yang akan mengantarkan Indonesia menuju
kemerdekaannya .
Salah satu penggerak pertama dari
keselu r uhan proses itu ialah Raden Mas Tirto
Adhi Soerjo (1880-19181. sosok pendiri pers
nasional yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan
Nasional melalui Keppres RI No. 85/TK/2006. Sejak
muda , Tirto Adhi Soerjo telah merintis berbagai
penerbitan suratkabar. Yang paling terkenal adalah
suratkabar Medan Prijaji (beredar sejak Januari
1907 sampai Januari 19121. lnilah suratkabar
pertama yang dikelola sepenuhnya oleh tenaga
pribumi dan menggunakan bahasa Melayu . lnilah
juga suratkabar pergerakan pertama yang menjadi
model bagi berbagai suratkabar pergerakan
sesuda h nya (seperti Sarotomo dan Soe/oeh Indonesia l.

6
Sebagai suratkabar pergerakan, Medan
Prijaji memuat laporan dan liputan .yang dituliskan
dari sudut pandang rakyat Indonesia. Metode
jurnalismenya dikenal sebagai jurnalisme advokasi,
yakni suatu cara kerja jurnalistik yang menekankan
pada pembelaan pada kaum tertindas yang tengah
diliput. Melalui kerja jurnalistik semacam inilah,
Tirto Adhi Soerjo mengobarkan semangat anti-
kolonial dan menyulut kesadaran berkebangsaan
yang mandiri . Generasi muda yang tumbuh melalui
bacaan atas suratkabar ini kemudian membawa
dalam diri mereka kesadaran tentang ketidakadilan
pemerintah kolonial dan situasi keterjajahan
bangsa Indonesia
Pada 20 Mei 1908, berdiri organisasi
pemuda pertama Boedi Oetomo yang digagas para
mahasiswa STOVIA di lapangan pengorganisasian
modern, Boedi Oetomo belum sampai pada usaha
menuntut kemerdekaan Indonesia. Barulah dengan
berdirinya lndische Partij pada 25 Desember
1912 tuntutan kemerdekaan menjadi eksplisit
sebagai tujuan partai . Tiga serangkai pendirinya,
yakni Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo
dan Soewardi Soerjaningrat tak lama kemudian
berurusan dengan polisi kolonial karena
mempropagandakan kemerdekaan Indonesia.
Kesadaran tentang bertanah air dan berbangsa
satu bangkit dari sana.
Maka, dimulailah apa yang disebut sebagai
"Zaman Bergerak", yakni era perlawanan rakyat
Indonesia yang terorganisasikan secara modern
terhadap pemerintahan kolonial, struktur feodal
dan pranata kapitalis di Hindia Belanda yang terjadi

7
antara 1912 dan 1926. Perlawanan ini dikatakan
'terorganisasikan secara modern· karena tak lagi
menggunakan pendekatan feodal seperti pepe
(berjemur] di halaman pembesar lokal memohon
kesudiannya untuk menjalankan perubahan
situasi, melainkan menggunakan instrumen politik
seperti organisasi/perserikatan (vereniging] dan
pemogokan [werkstaking] yang difungsikan secara
strategis untuk memaksa pemodal menerima
tuntutan gerakan. Berbagai gerakan pekerja dan
intelektual muda bergabung dalam aksi-aksi
bersama yang menentang tatanan kolonial yang
represif.
Pada masa inilah timbul kesadaran baru
bahwa tatanan politik kolonial bukanlah nasib yang
ditimpakan begitu saja ke bumi manusia, melainkan
dapat diubah sewaktu-waktu oleh tangan rakyat
Indonesia sendiri . Haji Misbach, seorang aktivis
pergerakan masa itu, berbicara tentang "djaman
balik boeono" (zaman terjungkir-baliknya dunial.
Dalam pidatonya di salah satu pemogokan ia
nyatakan : "Tjeritanja ja-itoe di negri Oostenrijk
(Austria]. dhoeloe djoega di kepalai oleh saorang
Radja tetapi sekarang soedah boeono baliknja-itoe
di kepalai Republiek, mendjadi waktoe itoe banjak
sekali ambtenaar-ambtenaar jang di-boenoeh
oleh republiek asal bekas ambtenaar kelihatan
djalan, teroes potong sadja lehernja, begitoelah
seteroesnja . Maka soedara, ajo! ingetlah, bila
tanah ini boekan poenjanja siapa-siapa, terang bila
poenja kita sendiri . Tida boleh tida, ini tanah temtoe
k-ombali pada kita lagi ." (Shiraishi 1997: 263-264)
Kesadaran tentang zaman yang telah berganti rupa

B
semacam ini terus muncul di kalangan pergerakan
kebangsaan Indonesia .
Dalam hiruk-pikuk semangat perubahan
inilah lahir gerakan para pemuda yang
mengupayakan ikatan komitmen bersama sebagai
bangsa.

Kongres Pemuda Pertama

Pada 1925 dilangsungkan rapat-rapat


persiapan yang akan mengarah pada terlaksananya
Kongres Pemuda Pertama . Para perintisnya
tergabung dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI] yang berasal dari sekolah-sekolah
tinggi di Jakarta dan Bandung . Mereka yang aktif
di sana antara lain Soegondo Djojopoespito,
Sigit, Abdul Sjukur, Gularso. Sumitro, Samijono,
Hendromartono, Subari, Rochjani, S. Djoened
Poesponegoro, Kuntjoro, Wilopo , Surjadi ,
Muhammad Yamin, A.K. Gani dan Aboe Hanifah .
Sebagai angkatan muda yang mengenyam
pendidikan model Eropa, mereka antusias
mempelajari dan memperdebatkan berbagai
revolusi besar dunia, seperti Revolusi Amerika
1776, Revolusi Prancis 1789, Revolusi Cina
1911 dan Revolusi Rusia 1917. Mereka pun
mendiskusikan beragam pemikiran politik dunia,
mulai dari Plato, Aristoteles, Niccolo Machiavelli ,
Thomas Hobbes, Montesquieu, Jean-Jacques
Rousseau dan John Stuart Mill (Rachman 2016 :
51. Sekalipun menimba pelajaran dari berbagai
belahan dunia, cita-cita mereka tentang sebuah
forum yang mendeklarasikan persatuan bangsa

9
Indonesia terinspirasi dari wacana persatuan yang
didengungkan oleh Perhimpunan Indonesia (Pl!.
Sebagai wadah para pelajar Indonesia
di negeri Belanda, Perhimpunan Indonesia
mengalami radikalisasi berkat bergabungnya Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat
pada 1913. Keduanya dibuang ke Belanda akibat
aktivitas mereka dalam lndische Partij. Berkat
kehadiran keduanya, Perhimpunan Indonesia yang
semula hanya menggelar forum silaturahim dan
pesta-pesta kemudian mulai aktif membicarakan
kemungkinan persatuan kebangsaan di dalam panji
Indonesia merdeka. Pada 1925, diskusi-diskusi
mereka tentang kondisi bangsa mengantar mereka
pada segugus kesimpulan yang kemudian dikenal
sebagai Manifesto Politik 1925:
1. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah
oleh pemerintah yang dipilih sendiri oleh
mereka.
2.. _ Dalam memperjuangkan pemerintahan
sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari
pihak manapun .
3. Tanpa persatuan yang kokoh dari berbagai
unsur rakyat, tujuan perjuangan itu akan
sulit dicapai.
Semangat merdeka ini tercermin dalam terbitan
mereka. Perhimpunan Indonesia mengeluarkan
terbitan rutin berjudul Indonesia Merdeka yang
melontarkan seruan-seruan nasionalis untuk
kemerdekaan Indonesia. Seruan inilah yang ditangkap
oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia dan
mulai digencarkan di dalam negeri serta diwujudkan
dalam bentuk kongres persatuan Indonesia.

10
Pimpinan organi sasi pada Kongres Pemuda I. 2 Mei 1926,
diketuai Tabra ni. ISumber· Perpusnasl

11
Pimpinan dan pese rta Kongres Pemuda I di "gedung seta n" lkini
gedung farmasi) Jalan Budi Uto m o- Jakarta. 2 Me i 1926.
(Sumber : Perpu snasl

12
Kongres Pemuda Pertama diselenggarakan
di Jakarta antara 30 April dan 2 Mei 1926.
Susunan kepanitiaan Kongres ini adalah sebagai
berikut : Mohammad Tabrani (Jong Java] selaku
ketua, Soemarto !Jong Java] selaku wakil ketua,
Djamaluddin Adinegoro !Jong Soematranen Bond]
selaku sekretaris, dan Soewarso (Jong Java]
selaku bendahara . Anggota: Bahder Djohan !Jong
Soematranen Bondi. Jan Toule Soulehuwij !Jong
Ambonl. Paul Pinontoan Uong Celebesl. Achmad
Hamami (Sekar Roekoen, Sanoesi Pane [Jong
Bataks Bondi. Sarbaini Uong Soematranen Bondi.
Terna utama yang ditekankan dalam
Kongres ini adalah "penyebaran jiwa kebangsaan
Indonesia di kalangan pemuda Indonesia" (de
Nationaal lndonesische geest onder de lndonesische
Jeugdl. Kongres ini diselenggarakan dengan cita-
cita untuk :
1. Membentuk badan terpusat dari
organisasi-organisasi pemuda yang ada .
2. Memajukan gagasan persatuan nasional.
3. Menjalin kerjasama lebih erat antar-
organisasi pemuda yang bernafaskan
persatuan nasional.
Yang hadir dalam Kongres ini adalah perwakilan
dari berbagai organisasi pemuda kebangsaan
seperti Jong Java, Jong Soematranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Roekoen, Jong lslamieten Bond,
Jong Minahasa, dan Jong Bataks Bond.
Kongres Pemuda Pertama kesulitan
menghasilkan keputusan yang tajam karena
perasaan kedaerahan masih sangat mewarnai
pandangan dari setiap delegasi pemuda. Meski

13
begitu, sudah ada usaha bersama untuk menggagas
cita-cita persatuan Indonesia dan kesadaran
bersama tentang perlunya menghilangkan
pandangan adat kedaerahan yang kolot dan sempit.
Tetapi, perwujudannya dalam bentuk komitmen
bersama yang positif belum berhasil dirumuskan
secara tegas.
Apa yang terjadi di sana lebih merupakan
pertemuan penjajakan tentang berbagai ide
terkait persatuan kebangsaan . Muhammad Yamin,
misalnya, menyampaikan pidato "'Kemungkinan-
Kemungkinan Masa Depan Bahasa dan Sastra
Indonesia·· yang berargumen bahwa bahasa Melayu
adalah bahasa yang paling cocok digunakan
sebagai bahasa persatuan. Sementara yang lain
berpendapat bahasa Jawa lebih tepat digunakan
sebagai bahasa persatuan. Sedangkan keseluruhan
· diskusi itu sendiri dilakukan dalam bahasa Belanda.
Kesulitan menyatukan pandangan amat terasa
dalam sidang-sidang Kongres Pemuda Pertama .
Bahkan pimpinan Kongres, Mohammad Tabrani,
berulang-kali mesti memediasi berbagai pendapat
yang menjurus pada sentimen kedaerahan
agar tidak pecah sebagai konflik terbuka antar-
organisasi pemuda .

14
Jamuan perp1sahan di Restoran lnsulinde. Jalan Petjenongan, Jakarta.
antara panitia dan sebag1an para peserta Kongres Pemuda I. 2 Mei 1926.
!Sumber. Perpusna sl

15
Kongres Pemuda Kedua

Pada 3 Mei 1928, Perhimpunan Pelajar-


Pelajar Indonesia mulai menggelar rapat persiapan
menu1u Kongres Pemuda Kedua. Rapat itu
dilanjutkan lagi pada 12 Agustus 1928 yang dihadiri
perwakilan dari berbagai organisasi pemuda dan
berhasil memutuskan akan menggelar Kongres
pada 27-28 Oktober 1928. Oalam rapat tersebut
disepakati susunan kepanitiaan sebagai berikut:
Soegondo Ojojopoespito [PPPI) selaku ketua , R.M.
Ojoko Marsaid [Jong Java] selaku wakil ketua,
Muhammad Yamin [Jong Soematranen Bond]
selaku sekretaris, Amir Sjarifuddin [Jong Bataks
Bond] selaku bendahara , Ojohan Mohammad
Tjaja [Jong lslamieten Bond) selaku pembantu I,
R. Katjasoengkana [Pemoeda Indonesia) selaku
pembantu 11, R.C.L. Senduk [Jong Celebes] selaku
pembantu 111, Johanes Leimena [Jong Ambon]
selaku pembantu IV, Rochjani Soe "oed [Pemoeda
Kaoem Betawi] selaku pembantu V.
Oengan susunan kepanitiaan sema cam
itu akhirnya terselenggara Kongres Pemuda
Kedua di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928. Dari
sekitar tujuh ratus peserta yang hadir, nama-
nama peserta yang tercatat berjumlah 82 orang ,
sebagai berikut : Abdoel Halim, Abdoel Moethalib
Sangadji, Abdoel Rachman , Abdoellah Sigit
[lndonesische Studieclubl. Aboe Hanifah, Achmad
Hamami, Adnan Kapau Gani, Dr. Mohammad
Amir [Oienaren van lndiel. Anta Permana, Anwari ,
Arnold Mononutu, Assaat dt Muda, Bahder
Ojohan, Dali, Oarsa Arsa, Oien Pantouw, D1uanda,

16
Dominee (pdt) van Hoorn. Dr. Pijper (Adviseur voor
lnlandsi::he Zakenl. Dr. Poerbatjaraka (Adviseur
voor lnlandsche Zakenl. Dr. Van der Plaas (Adviseur
voor lnlandsche Zakenl. Emma Poeradiredja, F.
Dahler. Hoofdcommissaris van Politie van der Plugt,
lnoe Martakoesoema, J.E. Stokvis. Jo Tumbuhan,
Joesoepadi Danoehadiningrat. John Lau Tjoan
Hok, Jos Masdani, Kadir, Karto Menggolo,
Kasman Singodimedjo, Koentjoro Poerbopranoto,
Kwee Thiam Hong, Ma 'moen Ar Rasjid, Moehidin
(Pasundanl. Moekarno. Moewardi, Mohammad Ali
Hanafiah. Mohammad Nazif, Mohammad Roem,
Mohammad Tamzil, Mr. Sartono, Muhammad
Husni Thamrin, Nona Tumbel, Oey Kay Siang, Patih
Batavia, Raden Achmad, Poernamawoelan, . R.M .
Djoko Marsaid, Raden Soeharto, Raden Soekamso,
Ramelan, S.M . Kartosoewirjo, Saerun (Keng Pol.
Sahardjo, Sarbaini, · Sarmidi Mangoensarkoro,
Setiawan , Siti Soendari, Sjahbuddin Latif. Sjahrial.
Soedjono Djoened Poesponegoro, Soehara, Soejono
(Volksraadl. Soekamto. Soekmono, Soelaeman,
Soemanang. Soemarto, Scenario (PAPI dan INPOI.
Soerjadi, Soewadji Prawirohardjo, Soewarni,
Soewirjo, Soeworo, Tjahija, Tjio Djien Kwie, Tjokorda
Gde Raka Sukawati (Volksraad). Wage Rudolf
Supratman. Wilopo, dan Koesoemo Oetojo (Rahman
2016 : 17-191.

17
Alas: Fata bersama panitia dan peserta Kangre s Pemuda II. 28
Oktaber 1928.
Bawah: Panit1a Kangres Pemuda II d1ketua1 Saeganda
Djajapaespi ta. 28 Ok taber 1928. [Sumber Perpusnasl

18
Rangkaian Kongres tersebut terbagi ke
dalam tiga rapat yang diselenggarakan di tempat
yang berbeda-beda . Rapat pertama diadakan pada
pukul 20.00 di gedung Katholieke Jongenlingen
Bond yang berlokasi di Waterlooplein !sekarang
Lapangan Bantengl. Oalam rapat pertama ini,
Muhammad Yamin berpidato tentang lima prasyarat
persatuan Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum,
pendidikan, dan kemauan .
Pidato ini ditanggapi secara positif oleh
lnoe Martakoesoema yang menekankan pentingnya
persatuan agar Indonesia bisa sejajar dengan
lnggris dan Belanda. Secara tidak langsung, lnoe
mau mengatakan bahwa persatuan berguna buat
kemerdekaan Indonesia. Maksud ini ditangkap oleh
Hoofdcommissaris van Politie bernama van der
Plugt. Agen polisi itu memotong tanggapan lnoe
dan mengimbaunya untuk meninggalkan kongres .
Mr. Sartono kemudian memberikan tanggapan
yang mempersoalkan polisi Belanda yang doyan
main larang.
Rapat kedua diadakan di gedung bioskop
Oost Java yang terletak di Koningsplein Noord
!sekarang Jalan Medan Merdeka Utaral. Dalam
rapat kali ini Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro berbicara tentang pentingnya
pendidikan kebangsaan yang membawa semangat
demokratis di rumah dan sekolah . Selain itu, Siti
Soendari mengajukan pandangannya tentang
kondisi perempuan yang tertindas dalam
masyarakat.
Rapat terakhir diadakan di gedung
lndonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya

19
106, yang merupakan rumah indekos kepunyaan
Sie Kong Liang, di mana aktivis-aktivis pemuda
seperti Muhammad Yamin dan Amir Sjarifuddin
pernah menyewa. Dalam pertemuan itu, Soenario
Sastrowardoyo menyampaikan pidato yang
menekankan perlunya nilai-nilai nasionalisme dan
demokrasi serta mengingatkan pentingnya gerakan
pramuka dalam konteks pembentukan gerakan
pemuda yang berorientasi kebangsaan.
Ketika itu, sempat terjadi insiden yang
membawa risiko pembubaran Kongres oleh
aparat keamanan. Pasalnya, terlontar frase
'"Indonesia merdeka'" dari peserta Kongres.
Pejabat kepolisian van der Plugt beserta barisan
aparat intel kolonial [Politieke lnlichtingen Dienst)
mengancam akan membubarkan Kongres seketika
itu juga. Menghadapi ketegangan itu, Soegondo
Djojopoespito selaku pimpinan Kongres segera
menengahi dengan menyatakan bahwa pernyataan
itu lmaksudnya "'Indonesia merdeka '" ] tidak perlu
dilontarkan secara eksplisit, cukup tahu sama tahu
saja . Para peserta pun menyambutnya dengan riuh,
gembira dan sesekali melontarkan nada mengolok-
olok barisan aparat keamanan kolonial.
Dalam rapat terakhir itulah lagu Indonesia
Raya dibawakan lewat gesekan biola Wage Rudolf
Supratman dan sesudah itu dibacakan sebuah
maklumat yang dinamai '"Poetoesan Congres
Pemoeda-Pemoeda Indonesia''. lnilah dokumen
yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda,
sebuah dokumen historis pernyataan komitmen
bersama tentang persatuan yang dirumuskan
dalam tiga keputusan:

20
'Pert ama
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia . ..

Lewat maklumat inilah para pemuda


mendeklarasikan prinsip persatuan Indonesia,
persatuan tanah air, bangsa dan bahasa .

Menuju Indonesia Muda

lsu yang mengedepan segera selepas


terselenggaranya Kong res Pemuda Kedua adalah fusi
antar organisasi pemuda . Pembicaraan tentang fusi
merupakan konsekuensi logis dari cita-cita persatuan
Indonesia yang diikrarkan dalam "Poetoesan Congres
Pemoeda-Pemoeda Indonesia". Melalui rapat
persiapan pada 23 April dan 25 Mei 1929 di gedung
lndonesische Clubgebouw, ditetapkan susunan Komisi
Besar Indonesia Muda: Koentjoro Poerbopranoto Uong
Java] selaku ketua, Muhammad Yamin [Jong Soematranen
Bond] selaku wakil ketua, Joesoepadi [Pemoeda Indonesia]
selaku penulis I, Sjahrial selaku penulis II, Assaat selaku
bendahara I, Soewadji Prawirohardjo [Jong Java] selaku
bendahara 11, Adnan Kapau Gani Uong Soematranen Bond]

21
selaku administratur I, Mohammad Tamzil (Pemoeda
Indonesia] selaku administratur II, G.R. Pantouw Uong
Celebes] selaku pembantu I, Su~adi selaku pembantu II
(Gunawan 2005: 29-30].
Tugas Komisi Besar ini adalah membentuk
badan fusi bernama Indonesia Muda yang dirancang
sebagai peleburan seluruh organisasi pemuda seluruh
Indonesia.
Melalui kongresdi gedung Habiprojo, Surakarta,
antara 28Oesember1930 dan 2 Januari 1931, berdirilah
badan fusi Indonesia Muda. Dengan begitu, organisasi-
organisasi pemuda kedaerahan seperti Jong Java, Jong
Celebes, Jong Soematranen Bond, Sekar Roekoen dan
sebagainya resmi dihapus. Seluruh anggota organisasi-
organisasi tersebut dilebur ke dalam Indonesia Muda.
Saat pendiriannya Indonesia Muda memiliki
25 cabang di seluruh Indonesia dengan keanggotaan
sebesar 2.393 orang. Tokoh-tokoh yang aktif dalam
organisasi ini antara lain Muhammad Yamin, aktivis
kemerdekaan Sukarni, penyair Amir Hamzah, novelis
Armijn Pane dan aktivis buruh Suparna Sastra Oiredja.
Walaupun Indonesia Muda tidak secara langsung
bergerak di lapangan politik, organisasi tersebut
mendorong tercapainya prakondisi bagi perjuangan
kemerdekaan. Hal ini dicapai lewat usaha-usaha
Indonesia Muda dalam memberikan kursus-kursus
bahasa persatuan, memberantas buta huruf dan terus
menjalankan koordinasi dengan para pemuda se-
lndonesia.

22
Setelah Sumpah Pemuda

Seperti layaknya terjadi dengan setiap


dokumen sejarah, pemaknaan atas dokumen
Sumpah Pemuda pun ikut berubah dan ditentukan
oleh kondisi aktual yang tengah dihadapi bangsa
Indonesia pada masa ketika pemaknaan ulang
tersebut dihasilkan . Dalam proses tersebut, terjadi
pergeseran penekanan dan paradigma dalam
memandang pokok-pokok yang diikrarkan para
pemuda tahun 1928.
Dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama
yang dilangsungkan di Surakarta, Oktober 1938,
dapat dijumpai pergeseran rumusan Sumpah
Pemuda yang paling awal. Kegiatan yang sedianya
dilaksanakan untuk memperingati satu dasawarsa
Sumpah Pemuda ini menggunakan rumusan
sumpah yang berbeda dari aslinya :

"Kita b~rtumpah tanah satu. yaitu bangsa


Indonesia
Kita berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia.
Kita berbahasa satu, yaitu bahasa Indonesia ...

Kongres yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Kongres


Pemuda seperti Mohammad Tabrani, Armijn Pane dan
AmirSjarifuddin ini menggunakan rumusan "bertumpah
tanah satu, yaitu bangsa Indonesia" ketimbang
"bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia". Selain
itu, alih-alih menempatkan bahasa Indonesia dalam I
upaya "menjunjung bahasa persatuan", Kongres ini
menempatkannya sebagai "bahasa satu" [seolah
dengan pengertian "bahasa satu-satunya .._I._ - "_. __J
Dalam Kongres Pemuda 1949 yang
diselenggarakan setelah agresi militer Belanda
kedua, dimunculkan suatu rumusan baru yang
disebut sebagai "Semboyan Perjuangan":

"Satu bangsa - bangsa Indonesia


Satu bahasa - bahasa Indonesia
Satu tanah air - tanah air Indonesia

Satu negara - negara Indonesia ..

Dalam rumusan ini, selain perubahan-perubahan


yang mengacu pada Kongres Bahasa Indonesia
pertama, muncul pula pokok sumpah yang baru, yakni
pengakuan pada satu negara Indonesia. Urgensi dari
penambahan baris terakhir itu dapat dipahami dalam
konteks kemunculan Republik Indonesia Serikat yang
tercipta sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar.
Pemaknaan ulang atas Sumpah Pemuda juga
muncul dari tangan Muhammad Yamin sendiri sebagai
salah satu perumus naskah sumpah yang asli. Pada
tahun 1955, ia menerbitkan suatu pamflet bertajuk
··sumpah Indonesia Raya··. Di sana, Yamin menempatkan
signifikansi historis teks Sumpah Pemuda sebagai
tonggak ketiga sejarah Nusantara, setelah prasasti
Kedukan Bukit yang merupakan prasasti tertua
Sriwijaya (683 Ml dan Sumpah Palapa Majapahit (1331 ·
Ml. Dengan begitu, Yamin hendak menekankan peran
Indonesia sebagai sejenis "Kemaharajaan Ketiga"
setelah Majapahit dan Sriwijaya.

24
Pada 1958, menjelang masa Demokrasi
Terpimpin, rumusan Sumpah Pemuda pun bergeser
kembali :

' .Kami Putra-Putri Indonesia mengakui satu


tanah air, tanah air Indonesia.
Kami Putra-Putri Indonesia mengakui satu
bangsa. bangsa Indonesia.
Kami Putra-Putri Indonesia mengakui satu
bahasa, bahasa Indonesia ...

Kali ini, konteksnya adalah perjuangan melawan


pemberontakan PRRl/Permesta . Konteks tersebut
mengemuka dalam pidato Presiden Sukarno pada
peringatan hari Sumpah Pemuda tahun 1958 ketika
ia menyatakan bahwa pihak-pihak yang berusaha
menghidupkan sentimen kedaerahan warisan
kolonial berarti "mendurhakai Sumpah Pemuda
yang keramat''
Pada masa Orde Baru, pengertian Sumpah
Pemuda selalu dikaitkan dengan nilai kedisiplinan
dalam rangka menyongsong pembangunan
nasional dan pengamalan Pancasila. Dalam
publikasi resmi perayaan Sumpah Pemuda pada
tahun 1988, misalnya, dinyatakan sebagai berikut
(Foulcher 2008: 63]:

"Oengan semangat Sumpah Pemuda kita


tingkatkan disiplin dan kualitas Generasi Muda
Indonesia untuk memantapkan kerangka
landasan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila . ..

25
Api perjuangan melawan kolonialisme yang tersirat
dalam Sumpah Pemuda dan dipertahankan selama
era Presiden Sukarno kemudian digantikan dengan
visi pembangunan ekonomi dan internalisasi nilai-
nilai Pancasila. Rumusan Sumpah Pemuda yang
digunakan sepanjang era Orde Baru pun adalah
rumusan ··satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa·· yang sebetulnya melenceng dari rumusan
asli Sumpah Pemuda.
Gerakan pemuda dan mahasiswa yang
menggulirkan Reformasi memberikan warna
baru pada Sumpah Pemuda. Di kalangan aktivis
mahasiswa ini dikenal suatu versi Sumpah Pemuda
yang berbunyi [Foulcher 2008: 741:

"Kami mahasiswa Indonesia mengaku


bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.

Kami . mahasiswa Indonesia mengaku


berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan
keadilan.

Kami mahasiswa Indonesia mengaku


berbahasa satu, bahasa kebenaran. ··

Dengan penekanan baru seperti ini, muncul kembali


semangat anti-penjajahan dan anti-diskriminasi
yang termaktub dalam Sumpah Pemuda. Dengan
tumbangnya Orde Baru di tangan gerakan pemuda,
dimulailah masa Reformasi di mana versi asli
Sumpah Pemuda kembali dijadikan acuan utama.

26
Sumpah Pemuda dan Jiwa Merdeka

Secara historis, Sumpah Pemuda


merupakan tonggak penting dalam rangkaian
perjuangan melawan kolonialisme dan pelampauan
atas feodalisme kedaerahan. lni merupakan
suatu perjuangan menuju kebangsaan Indonesia
yang merdeka, yaitu kebangsaan Indonesia yang
berdaulat, berdikari dan berkepribadian. Jiwa
merdeka telah meresap pada setiap butir Sumpah
Pemuda.
Cita-cita kemerdekaan dan pembebasan
dari kolonialisme serta feodalisme yang terpendam
dalam Sumpah Pemuda ini diwarisi oleh Undang-
Undang Dasar 1945 dan rumusan awal Pancasila 1
Juni 1945.
Dalam kalimat pertama Pembukaan
Undang-Undang Oasar 1945 dinyatakan bahwa
"kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan ". Di situ, penghapusan penjajahan
atau kolonialisme merupakan cita-cita bangsa
yang dinyatakan secara tersurat. Dengan begitu,
Republik Indonesia diikat oleh komitmen luhur
bertujuan untuk menghapuskan segala bentuk
kolonialisme dan warisannya.
Dalam teks Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 juga dinyatakan bahwa Republik
Indonesia dicirikan oleh "kedaulatan rakyat".
Dalam tatanan politik yang berlandaskan pada
prinsip kedaulatan rakyat, segala bentuk eksploitasi
dan hubungan yang timpang akan dihapuskan.
lni merupakan pengejawantahan langsung dari

27
· semangat kemerdekaan itu sendiri. Tidak ada
kemerdekaan tanpa usaha terus-menerus untuk
mewujudkan kesetaraan. '
Hal itu diperjelas lagi dalam pidato
.. Lahirnya Pancasila" yang disampaikan Presiden
Sukarno pada 1 Juni 1945. Dalam pidato tersebut,
ia menyatakan:

··Kita hendak mendirikan suatu negara 'semua


buat semua ·. Bukan buat satu orang, bukan
buat satu golongan, baik golongan bangsawan,
maupun golongan yang kaya, - tetapi 'semua
buat semua '. ..

Melalui pidato tersebut, Presiden Sukarno


memperlihatkan bahwa kolonialisme terjadi
bukan hanya akibat faktor eksternal, melainkan
juga karena adanya faktor internal. Faktor internal
itu adalah ketidakadilan dan penindasan antar-
golongan di antara masyarakat feodal Nusantara
sendiri. Karenanya, kemerdekaan hanya bisa
diraih bila kita menggencarkan usaha untuk
menghapuskan segala bentuk feodalisme yang
membuat manusia tidak setara satu sama lain,
dan dengan begitu sekaligus juga menghapuskan
penyebab internal dari kolonialisme.
Jiwa merdeka ini tak pelak Lagi diwarisi
Presiden Sukarno dari semangat kebangsaan
Sumpah Pemuda. Lewat Sumpah Pemuda
lah muncul imajinasi awal tentang Indonesia
sebagai bangsa yang bebas dari kolonialisme dan
feodalisme . Dalam api Sumpah Pemuda Lah jiwa
merdeka bangsa Indonesia dimatangkan .

28
Dua dasawarsa setelah Sumpah Pemuda,
pada 1948, seorang pemuda 26 tahun menulis sajak
pada Presiden Sukarno:

Ayo ' Bung Karno kasi tangan mari kita bikin


janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada r~pat di
s1s1mu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat


Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak
& berlabuh

Sajak ini ditulis oleh Chairil Anwar, penyair muda


yang mengalami langsung masa-masa genting
kemerdekaan. la tak mengalami Sumpah Pemuda.
Tetapi kita bisa merasakan getar pengaruh ikrar
itu pada suara sang penyair. Dalam kata-katanya,
kita temukan gema semangat muda pergerakan
kebangsaan 1928. Dalam kata-katanya, kita
temukan api dan laut Sumpah Pemuda .

29
Disarikan dari:

B. Soelarto . 1986. Dari Kongres Pemuda Indonesia


Pertama ke Sumpah Pemuda. Jakarta : Balai
Pustaka .
Edi Cahyono, .ed . 2003. Jaman Bergerak di Hindia
Belanda: Mozaik Bacaan Kaoem Pergerakan
Tempo Ooeloe. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.
Keith Foulcher. 2008. Sumpah Pemuda: Makna &
Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia.
Depok : Komunitas Bambu
M.C. Ricklefs. 1981 . A History of Modern Indonesia.
London: Macmillan .
Momon Abdul Rachman. 2016 . Buku Panduan
Museum Sumpah Pemuda. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum
Sumpah Pemuda .
Nunus Supardi . 2013. Bianglala Budaya : Rekam
Jejak 95 Tahun Kongres Kebudayaan 1918-
2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan .
Restu Gunawan . 2005. Muhammad Yamin dan Cita-
Cita Persatuan Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
R.Z. Leirissa, et.al. 1989. Sejarah Pemikiran tentang
Sumpah Pemuda. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah
dan Nilai Tradisional.
Takashi Shiraishi. 1997.ZamanBergerak: Radikalisme
Rakyat di Jawa 1912-7926. Diterjemahkan oleh
Hilmar Farid . Jakarta : Grafiti .

30
Hari Ulang Tahun lndonesische Studiclub keenam dimeriahkan
dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya menyambul
tibanya Dr. Soetomo. 12-13 Juli 1930. [Sumber: Perpusnasl

31
Peserta sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya d1 halaman
lstana Negara dan d1 saksikan Presiden Soekarno, lbu Fatmawat1,
Wapres Moh. Hatta , dan lbu Rachm1 Hatta, 28 Oktobe r 1948.
!Sumber Perpu snasl

32
Upacara peringatan 25 lahun lahirnya lagu Indonesia Raya di
Lapangan IKAOA, 28 Oktober 1953. ISumbero Perpusnasl

33
34
Kiri dan kanan : Upacara peringatan Sum pah Pemuda di
Pegang saa n Timur no. 56, 28 Oktober 1959. ISumber· Perpusnasl

35
WR Su pratma n pa da umur 21 tahun.
ISumber Mu seum Sumpah Pemudal

36
Riwayat Hidup W.R. Supratman

Wage Rudolf Supratman dilahirkan pada


Senin Wage, 9 Maret 1903 di Desa Somongari yang
terletak sekitar 12 kilometer sebelah tenggara Kata
Purworejo, Provinsi Jawa Tengah . Ayahnya, Jumeno
Senen Sastrosuharjo, adalah seorang serdadu
KNIL berpangkat sersan, sementara ibunya
bernama Siti Senen . Pada malam kelahirannya,
sang ayah memberinya nama Wage Supratman .
Akan tetap i, pada umur sebelas tahun, nama
Rudolf ditambahkan padanya supaya memudahkan
Supratman masuk ke Europeesche Lagere School,
Sekolah Dasar yang mayoritas diisi anak-anak
Belanda.
Pada 1914, Supratman mengikuti kakak
sulungnya, Rukiyem, ke Makassar. Di sana, ia
bersekolah sampai ke taraf Normaalschool.
Supratman lantas bekerja di kantor pengacara
Belanda, kemudian sebagai guru Sekolah Angka 2
dan juga di kantor sebuah perusahaan dagang serta
firma hukum . Semasa tinggal di Makassar inilah
bakat musiknya dikembangkan oleh kakak iparnya,
suami Rukiyem , yang berprofesi sebagai guru
musik tentara kolonial. Sastromiarjo alias Willem
Mauritius van Eldik, sang kakak ipar, mengajarinya
bermain biota .
Sepulangnya ke Pulau Jawa pada 1924,
Supratman bekerja sebagai wartawan di Bandung
dan Jakarta . la menyumbangkan artikel-artikel
pelaporan pada suratkabar Kaoem Maeda, Kaoem
Kita dan juga Sin Po . Pada masa-masa inilah
ketertarikannya pada dunia pergerakan kebangsaan

37
yang sudah muncul semasa ia di Makassar semakin
menguat dan ia pun mulai bergaul dengan para
tokohnya. Dalam suasana perjuangan kebangsaan
inilah Supratman menciptakan sejumlah lagu-
lagu perjuangan yang membangkitkan semangat
patriotik. Gubahan pertamanya adalah sebuah lagu
berjudul Dari Barat Sampai Ke Timur:

Dari Barat sampai ke Timur


Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
ltulah Indonesia

Indonesia Tanah Airku


Aku berjanji padamu
Menjunjung Tanah Airku
Tanah Airku Indonesia

Lagu perjuangan yang diciptakan pada 1926


ini dari segi musik menyerupai lagu La Marseillaise,
sebuah lagu perjuangan Revolusi Prancis yang
kemudian diadopsi sebagai lagu kebangsaan Prancis.
Sekitar masa inilah Supratman membaca
sebuah artikel di majalah Timboel terbitan Solo
yang menantang para komponis Indonesia untuk
menciptakan lagu kebangsaan Indonesia. Tantangan
ini juga dibarengi dengan kabar yang tersiar dari
lndonesische Clubgebouw yang menghendaki
supaya segera diciptakan lagu kebangsaan Indonesia.
Menjawab kebutuhan historis bangsa ini, Supratman
menggubah lagu Indonesia Raya yang pada subjudulnya
dengan terang tertulis "lagu kebangsaan".

38.
Pada 8 September 1944, Panitia Lagu
Kebangsaan menetapkan sejumlah perubahan kecil
atas lagu Indonesia Raya dengan ketentuan umum:
apabila dinyanyikan satu stanza saja, maka ulangannya
dinyanyikan dua kali, sedangkan jika dinyanyikan
tiga stanza, maka ulangannya dinyanyikan satu kali
pada dua stanza pertama dan dua kali pada stanza
ketiga . Pada 26 Juni 1958, dikeli.Jarkanlah Peraturan
Pemerintah No. 44 yang menetapkan gubahan, irama,
nada dan tata tertib dalam membawakan lagu tersebut.
Kisah dikumandangkannya lagu Indonesia
Raya dalam Kongres Pemuda II punya latar
yang menarik. Sebagai wartawan koran Sin Po,
Supratman pernah meliput Kongres Pemuda I yang
diselenggarakan antara 30 April dan 2 Mei 1926.
Ketika akan diselenggarakan Kongres Pemuda II yang
nantinya menghasilkan Sumpah Pemuda, Supratman
pun ditugasi meliputnya kembali.
Mula-mula, demi keperluan liputan,
Supratman bertemu dengan Soegondo Djojopoespito,
salah seorang tokoh muda dan kawan satu indekos
Sukarno · ketika di Surabaya. Dalam pertemuan itu,
ia diminta Soegondo membawakan lagu Indonesia
Raya dalam suatu acara di gedung lndonesische
Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106. Acara inilah
yang kemudian digelar sebagai Kongres Pemuda II.
Pada malam 28 Oktober 1928, tepat sebelum putusan
Kongres dibacakan, W.R. Supratman membawakan
Indonesia Rayadalamgesekan biola.Ataspertimbangan
Soegondo, demi menghindari represi oleh agen-agen
kolonial yang terus memantau keseluruhan acara, lagu
itu pun sengaja tidak dinyanyikan.

39
"Selamat tinggal tanah airku
Tanah tumpah darahku
Indonesia tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Selamat tinggal bangsaku!"
W.R. Supratman. 1938.

Kiri : W.R. Supratman bersama adiknya .

41
Pada 1930, lagu Indonesia Raya dilarang
dinyanyikan di depan umum . Pemerintah kolonial
menganggap lagu itu subversif dan mengganggu
"ketenangan dan ketertiban" (rust en orde]. Lagu
tersebut dikhawatirkan dapat memicu semangat
kemerdekaan atau pemberontakan terhadap
pemerintah yang sah. Seiring dengan pelarangan
lagu Indonesia Raya, Supratman pun ditangkap polisi
dan diinterogasi badan intelijen kolonial (Politieke
lnlichtingen Dientsl. Pelarangan tersebut memicu
protes yang meluas sampai menjadi perdebatan
keras di Volksraad.
Dalam menyuarakan cita-cita
kemerdekaan. Supratman tak hanya berhenti pada
gubahan musik. la juga menulis novel berjudul
Perawan Desa yang ditulis dan diterbitkan pada
1929. Novel itu berkisah tentang kesengsaraan
hidup di bawah kolonialisme yang dipotret melalui
cerita para .kuli kontrak di tanah perkebunan
Deli, Sumatra Utara. Karena mengandung kritik
atas pemerintah kolonial, novel itu pun disita dan
dimusnahkan oleh aparat Belanda.
Selain menggubah Indonesia Raya, Dari
Barat Sampai Ke Timur, serta sejumlah lagu mars
pergerakan, W.R. Supratman juga mencipta /bu
Kita Kartini. yang terinspirasi dari liputannya atas
Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta.
22-25 Desember 1928, dan Matahari Terbit. Lagu
terakhir itu dianggap subversif oleh pemerintah
kolonial dan menggiring Supratman dijebloskan
ke penjara Kalisosok, Surabaya, pada Agustus
1938. Kelelahan fisik dan psikis membuat W.R.
Supratman jatuh sakit dan akhirnya meninggal di

42
Surabaya, Jawa Timur, pada 17 Agustus 1938. Pada
detik-detik penghabisannya, ia menulis secarik
surat wasiat (Rahman 2016 : 34]:

"'Selamat tinggal tanah airku


Tanah tumpah darahku
Indonesia tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Selamat tinggal bangsaku! "

Biola W.R. Supratman

Seperti sebagian komponis besar dunia,


W.R. Supratman menggubah seluruh komposisi
musiknya dengan biola . la menggubah lagu Indonesia
Raya, R.A. Kartini, dan seluruh karyanya dengan
sebuah biola yang diberikan oleh Willem Mauritius
van Eldik, kakak iparnya , pada 1914. Dengan biola
inilah ia maju ke hadapan hadirin Kongres Pemuda
Kedua dan membawakan untuk pertama kalinya
sebuah komposisi musik instrumental yang kita
kenal sebagai Indonesia Raya .
Biola W.R. Supratman memiliki dimensi
dengan panjang badan 36 sentimeter, lebar
badan pada bagian terlebar 20 sentimeter dan 11
sentimeter bagian tersempit, tebal tepian biola 4, 1
sentimeter dan tebal bagian tengah 6 sentimeter.
Biota ini terbuat dari tiga jenis kayu yaitu cyprus
atau jati Belanda untuk papan depan, maple Italia
untuk papan samping, papan belakang, leher dan
kepala biola serta kayu eboni Afrika Selatan untuk
bagian snare holder, penggulung senar, kriplang
dan end pin .

43
Pada bagian dalam biola tertulis "Nicolaus
Amatus Fecit in Cremona 16". Biola ini dibeli van
Eldik di sebuah toko alat musik Makassar pada 1914.
Kemungkinan biola itu merupakan salinan dari
model biola buatan Nicolo Amati, seorang pembuat
biola terbaik dari keluarga Amati yang hidup di
Cremona, Italia, pada abad ke-17. Berkat nama
besarnya , model biola Nicolo Amati (atau Nicolaus
Amatus dalam versi Latin namanya] banyak disalin
di Jerman dan beberapa negara lain pada akhir
abad ke-19 . Salinan itulah yang kemungkinan dibeli
van Eldik dan diberikan kepada W.R. Supratman .
Dengan biola inilah W.R . Supratman
menjadi anggota Black and White Jazz Band di
Makassar dan anggota orkes Gedung Societet
Concordia di Bandung, pada 1924. Dengan biola
inilah pula ia maju ke hadapan hadirin Kongres
Pemuda Kedua dan membawakan untuk pertama
kalinya sebuah komposisi musik instrumental yang
kita kenal sebagai Indonesia Raya.
Sepeninggal W.R. Supratman, biola itu
dirawat oleh kakaknya , Rukiyem. sebelum akhirnya
diserahkan ke Museum Sumpah Pemuda pada 1974.
Oleh pihak Museum. biola tersebut dirawat dengan
perhatian khusus karena merupakan aset negara.
Sesekali biola itu dibawa keluar untuk dimainkan pad a
acara-acara khusus. misalnya dimainkan oleh Idris
Sardi pada peringatan Hari Sumpah Pemuda pada
2005 dan 2007. Sampai hari ini. biola Amatus W.R.
Supratman itu disimpan dalam ruang penyimpanan
tertutup Museum Sumpah Pemuda. Karena alasan
keamanan. para pengunjung hanya diperbolehkan
melihat replika dari biola tersebut di ruang pamer.

44
Disarikan dari:

Anthony C. Hutabarat. 2001 . Wage Rudolf Supratman :


Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Pencipta
Lagu Kebangsaan Republik Indonesia "Indonesia
Raya " dan Pahlawan Nasional. Jakarta : Gunung
Mulia.
Bambang Sularto . 2012. Wage Rudolf Supratman.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya .
Mirnawati . 2012. Kumpulan Pahlawan Indonesia
Terlengkap. Depok: Penerbit CIF.
Momon Abdul Rahman. 2016. Wage Rudolf
Supratman: Sang Pencipta Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Museum Sumpah
Pemuda .
St. Sularto dan D. Rini Yunarti. 2010. Konflik Di Batik
Proklamasi: BPUPKI, PPKI dan Kemerdekaan.
Jakarta : Kompas.
http://www.si .edu/Encyclopedia_Sl/nmah/amati .htm
http://www.antaranews.com/berita/461355/cerita-
biola-wr-supratman

45
Indonesia Raya
(Tiga Stanza]

Indonesia tanah airku,


Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku .

Indonesia kebangsaanku ,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu .

Hiduplah tanahku,
Hiduplah negriku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya ,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.

Ulangan
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, negriku yang kucintal
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.

46
II

Indonesia, tanah yang mulia,


Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk slama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,


P'saka kita semuanya,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia .

Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya , semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya ,
Untuk Indonesia Raya .

Ulangan
Indonesia Raya,
Merdeka , merdeka,
Tanahku, negriku yang kucinta'
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.

47
Ill

Indonesia, tanah yang suci ,


Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
N'jaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,


Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji ,
Indonesia abadi.

S'lamatlah rakyatnya,
S'lamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya ,
Majulah negrinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya .

Ulangan
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka ,
Tanahku, negriku yang kucintal
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya

48
' - -,,...,. • • "-' ,,.. I

IINDONESIA
_- - -- RAJA_
I

(Lagoe Kebangsaan Indones ia)

tta ....a• / 0.20

W . R . SOEl' RATMAN
P 8L l f' I T ,
W ELT E V 1l_£0E N
"'""'y,,,

Harian Sin Po yang memuat lagu Indonesia Raya .


!Sumber Perpusnas l
i l .-:-1. " 1 I 1 ' ,l. : ; ~ . s, I 1 ' I ,. 4 f ~. J. >7l I
~ .. la~ - •-k•~ .... -At-~. - 111• - ij-..j-" ""• - Mt l-"11-koe - - 1 . .. 1 ...

• • ; ; .!_ .. ; n • _.. • , . , 1~ , 1; • 1, . .!.. , . • , . , 1


N-ri - o. - k· - -~-A-~•"'-""· - tr. . . k~_,._.,,. '·-~ •-•r - k.oc~ ~ - •i-
o •.. -

1. ' I • j j > l i.J.•


!Mr .. .re --· '"•• ·n· • " - ~•- t\• - .1;. •• ,._.I• -t.." .,s

4. <i I ~ I. i I t.rl; 4.4 1


l )i.- wa.- .... A---•-

i. i I ; 1. ; Ii t-:-JI
A;. - -;tf>a. ... ,..~... ~.~ ,.. ..,.\ .. "-)• 1

.. ~Cl! :

; i.; I ; . 1• ll: ; 6 . .; 6 ' i I t ;. ; I ; i . i' 14 l . 1 I


;. ;
J; - • "'• -i• · =-- ~-~o- "'..,.' 11\-Aa- r.u· "- ~H - i.. , >toe-Ii-a i&-.... -llw ne-~\.-

,_. I J . .!, i. o i .1 1 4 , , 4 1 6 4 . 6 1 i' r.> I ; t.~ I


ktc i""J koc - lj\• - 1• 1 1--h- ,..1' lo-~-•u' :11\•-ll ;: • lllot- li- o .+Ii-

i.i I i ;. z II i . ..!. o l. i .I .J. i -


I.~ ln-44 -n& - .ri - o.. 'R.i.- - j"·l'--- -- lo·l•- i•·-----

50
u.
lndonesi.a. 1anah jang rrioillia, ·:1Ind . ~ _.,.,
lllnah. 1'!"'91
Ollfl8l8, ~
Tanah kita jq kaja. Bagi kita diBili. ' .
Disanmalr' akoe hidoep, Di8analah kili ~
Oentoek s'lama-lalilanja. Mendjaga Ibo!! aeitjati.
. ' Indonesia, 1anah poesaka,
f>oesaka ·kita semoeanja
Marilah kita berseroe :
~
' Tanah
IOOooesla, llmll -
jang fel'koetjinl&t.
~ Marilah kita bemjanji :
,,Indonesia Bersatoe". 11 ~Indonesia Bersatoe".

· Soeboerlah tanahnja, l· S'lamatlah rajatnja..


. Soeboerhih ijjiwanja. f S'lamatlah poefranja,
· 'Bangsanja, rajatnja, semoea. • Poelaunja. laoetnja, semoea. •
Sedarlah hatinja, , Madjoelah neg'rinja.
Sedarlah boedinja. ,. Madjoelah Pandoenja
Oentoek lndonesi~ Raja. l~ Oentoek Indonesia Raja :

PENOETOEP : PENOETOEP :'


lndones', lndones', lndones', lndones',. ·
Moelia, -Noelia, '!1 Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe' jang koetjinta. r: . Tanahkoe neg'rikoe jang koetjinta.
lndones', lndones'. t lndones', lndones',
· Moelia, Moelia, j· · Moelia, Moelia,
liidoeplah 1ndonesia Raja. '· Hidoeplah Indonesia Raja.

.Lemba r pa rtitur Lagu Indonesia Raya untuk Orkes Si mfoni W.R .


Soe pratman harian Sin Po. [Sumber , Perpu snasl

51
Lagu Kebangsaan dan Nasionalisme

Gunawan Wiradi

Pengamatan Umum

Beberapa tahun terakhir ini wacana


tentang nasionalisme seringkali menjadi
perdebatan secara berulang, namun belum pernah
tuntas . Suatu saat orang ramai berdebat, tapi tak
lama isu itu lantas tenggelam, untuk kemudian
muncul kembali dengan perdebatan serupa.
Kebijakan Orde Baru yang cenderung
berpihak kepada kekuatan modal telah membawa
Bangsa Indonesia ke dalam keterpurukan yang
sangat memprihatinkan. Aset bangsa yang paling
asasi, yaitu tanah dan air. terampas dari tangan
rakyat. Konflik agraria ("'agraria"' dalam arti luas)
merebak di mana-mana walaupun konflik tersebut
terkemas dalam wajah konflik etnik, konflik
agama , konflik penduduk asli lawan pendatang,
dan sebagainya Sementara itu, praktek kehidupan
di berbagai bidang pun menjadi carut-marut.
Sebaga i salah satu tanggapan terhadap
kenyataan tersebut. muncullah 1su dalam
masyarakat berupa pertanyaan ··apakoih semangat
nasionalisme kita memang sudah ter-erosir.
Maka merebaklah berbagai pendapat. yan.g
jika dikelompokkan secara garis besar dapat
dibedakan adanya tiga pandangan utama.
Pandangan pertama adalah dari mereka
yang menganggap bahwa sejak saat ini. nasionalisme
itu sudah tidak relevan lagi, karena kita menghadapi

52
arus dominan dunia yaitu "era globalisasi". Bahkan
lebih jauh lagi, mereka ini sampai mempertanyakan
keabsahan konsep ··negara-bangsa" [nation-state].
Disadari atau tidak, dengan kemasan "ilmiah"
ataupun bukan, langsung atau tidak langsung,
sengaja atau tidak sengaja, mereka ini dapat menjadi
perpanjangan tangan dari kekuatan kapitalisme
internasional dan kolonialisme baru yang memang
menghendaki agar negara-negara berkembang
menjadi tercabik-tabik sehingga mudah dikuasai.
Pandangan kedua adalah dari mereka
yang agaknya berusaha untuk kompromi, yaitu
dengan melemparkan istilah "nasionalisme baru" .
Namun isinya seperti apa, tidak terlalu jelas, kecuali
sekedar menganggap bahwa seolah-olah konsep
nasionalisme yang dirumuskan para pendiri bangsa
ini adalah nasionalisme sempit. lnilah cermin
bahwa di antara kita memang masih banyak yang
ternyata tidak memahami benar apa yang pernah
dipikirkan oleh para pendahulu kita. Atau, barangkali
kelompok kedua ini sebenarnya secara tak sadar
hanya mencerminkan sikap defensif. Artinya, bawah
sadarnya sebenarnya masih tebal nasionalismenya
[dan karenanya akan tersinggung jika dituduh
a-nasionall, namun karena dalam . kesehariannya,
langsung atau tak langsung sudah terlanjur turut
serta terlibat dalam praktek-praktek a-nasional,
maka lantas melontarkan istilah ··nasionalisme
baru ".
Pandangan ketiga adalah dari mereka
yang menganggap perlunya kita kembali kepada
kh itah perjuangan kemerdekaan. Oleh para pendiri
republik kita ini, sudah berkali-kali dijelaskan

53
bahwa nasionalisme kita tidak bersifat chauvinistic,
bukan "fanatical unreasoning devotion to one race,
etc"! Nasionalisme kita adalah nasionalisme
pembebasan rakyat, yaitu pembebasan dari
/'exploitation de l'homme par l'homme [penindasan
manusia oleh manusia-ed.l. Bukan nasionalisme
sempit.
Catatan renungan 1n1 tidak akan
membahas adu argumen secara rinci mengenai
masalah nasionalisme, melainkan sekedar
mencoba mengidentifikasi gejala-gejala apa
sajakah yang memberikan tanda-tanda lunturnya
semangat nasionalisme itu. lnipun tidak akan
. semuanya dipaparkan di sini, melainkan hanya
satu dua contoh saja, khususnya yang berkaitan
dengan pemaknaan perilaku simbolik bangsa kita.
Kadangkala kita mendengar pernyataan
orang bahwa di zaman modern ini kita tidak
membutuhkan simbol-simbol, slogan-slogan,
semboyan-semboyan, dan sebagainya. ltu tak ada
gunanya lagi, katanya, karena banyak semboyan
kosong . Namun seorang antropolog kenamaan
pernah menyatakan bahwa kita jangan sekali-kali
melecehkan adanya slogan-slogan, semboyan,
ritual-ritual, simbol-simbol, dan sebagainya,
karena bagaimanapun juga, masyarakat
membutuhkan hal itu, dan selalu punya makna .
Semua itu kadang memang tampak
"kosong" karena dilakukan , ditempatkan atau
diucapkan, pada tempat dan/atau waktu yang
salah . [Lihat juga Clifford Geertz dalam David
Apter, 1964: 47-76].

54
Dua contoh gejala perilaku simbolik
bangsa kita yang barangkali dapat ditafsirkan
sebagai gejala atau tanda-tanda [akan) lunturnya
semangat nasionalisme dan kerakyatan kita
[baik secara sadar sengaja ditanamkan, ataupun
mungkin secara tak sadar, sehingga dalam proses
menjadi "tertanam "kanl, adalah:
Pertama, setiap kali ada acara resmi,
pembukaannya selalu diisi dengan upacara
simbolik : "memukul gong ". Tanpa sadar, kita
dituntut untuk menjadi "yes men"! Dalam gamelan
Jawa, setelah semua instrumen berbunyi riuh
rendah. setiap gending [lagu) ditutup dengan
gong . Dalam setiap musyawarah, tiap orang ramai
berbicara. Tapi kemudian ... .. mufakat?! .. .. .. yes!
Jadi, gong itu adalah penutup! Bukan pembuka!
Kenapa dijadikan simbol pembuka? Karena
penguasa memang menghendaki agar belum-
belum rakyat sudah menurut saja.
Kedua, sudah menjadi tradisi, setiap
tanggal 17. tiap bulan, di istana dilakukan upacara
pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih
memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan,
walaupun sangat sederhana [tidak seperti 17
Agustus tiap tahunl. TVRI hampir tak pernah
menyiarkannya. Namun selama Orde Baru, yang
selalu disiarkan adalah bukan upacara pagi
harinya, melainkan justru upacara serius di sore
hari yang disebut Parade Senja, yaitu penurunan
Sang Merah Putih . Apa artinya ini? Dalam budaya
Jawa (khususnya Solo-Yogyal. kiasan sindiran
terhadap orang yang ingin menonjolkan diri
adalah "ngerek gendero·· [mengibarkan benderal.

55
Jadi, dapat ditafsirkan, bahwa penurunan bendera
dalam Parade Senja yang khidmat itu seolah
mengamanatkan agar kita bersikap rendah
hati, tidak menonjolkan diri. Amanat yang luhur!
Namun eksesnya, lama-lama kita melecehkan
··harga diri'", mengingkari identitas kita sebagai
Bangsa Indonesia.
Seperti kita ketahui simbol-simbol yang
paling penting dan mendasar dari setiap negara
[bangsal adalah tiga, yaitu, Bendera, Lambang
Negara, dan Lagu Kebangsaan . Nah, di samping
dua contoh tersebut di atas, salah satu gejala yang
menandai surutnya semangat nasionalisme adalah
bagaimana sikap kita terhadap lagu kebangsaan
Indonesia Raya . lnilah tema pokok '"Renungan'" ini.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Setiap kali ada upacara resmi, kita semua


menyanyikan lagu kebangsaan . lni dulu! Lama-
lama, tidak semua upacara resmi dibuka dengan
menyanyikan lagu kebangsaan, bahkan upacara
yang bersifat kenegaraan pun pernah ada [atau
mungkin banyak?] yang tak lagi dibuka dengan
menyanyikan lagu tersebut. Mungkin maksudnya
menghemat waktu . Benarkah? Menyanyikan lagu
Indonesia Raya itu hanya memerlukan waktu kurang
dari 10 men it I Mengapa hanya demi menghemat
waktu sependek itu harus mengorbankan simbol
identitas bangsa? Padahal, sekarang ini dalam
prakteknya, hampir semua acara resmi [seminar,
Lokakarya, pertemuan dinas, atau apapunl. tidak
ada yang tidak terlambat. Selalu tidak tepat waktu .

56
Bahkan kadang mundurnya sampai lebih dari satu
jam. Bukankah itu justru jauh membuang waktu?
Dahulu, hampir semua orang hafal
dengan lirik lagu Indonesia Raya . Sekarang, mulai
banyak orang yang tidak lagi hafal terhadap lirik
lagu tersebut. Padahal, yang setiap kali kita
nyanyikan itu barulah stanza [couplet] pertama.
Sedangkan Indonesia Raya itu sebenarnya terdiri
atas 3 [tiga] stanza. Jika stanza pertama saja tidak
hafal, bagaimana mungkin bisa menghafal tiga
stanza yang memang panjang-panjang itu .
Sebagai sekedar perbandingan, lagu
kebangsaan lnggris terdiri dari 4 stanza, yang
masing-masing terdiri dari 7 baris pendek.
Amerika mempunyai dua lagu kebangsaan, yang
resmi dan yang tak resmi. Yang resmi hanya satu
stanza, tapi panjang . Yang tidak resmi terdiri
dari 6 stanza, masing-masing 7 baris pendek .
Indonesia Raya termasuk lagu kebangsaan yang
memang sangat panjang [seperti juga India ,
Honduras, dan umumnya negara-negara Amerika
Latini. Jepanglah satu-satunya negara yang lagu
kebangsaannya sangat pendek: satu stanza dan
hanya empat baris pendek.
Perlu ditekankan di sini bahwa masalahnya
memang bukan sekedar hafal-menghafal lirik
lagu, seperti anak kecil, melainkan bagaimana
sikap kita terhadap lagu kebangsaan sebagai
simbol identitas bangsa .
Pengalaman pribadi saya menunjukkan
bahwa, terutama orang-orang Eropa, Jepang,
Amerika Latin, dan lain-lain - tentu tidak semua
orang - jika mereka sedang jalan-jalan, atau

57
duduk di restoran, lantas suatu saat terdengar
di radio lagu kebangsaan negerinya, mereka lalu
mengambil sikap, diam, serius dan khidmat.
Bahkan ada yang semula duduk, lantas berdiri.
Bagaimana dengan kita, terutama sekarang?
Cuek, acuh tak acuh!
Sekali lagi, semuanya itu barangkali
memang tidak penting. Yang jauh lebih penting
adalah bagaimana kita memahami secara
mendalam dan menghayati tiga stanza itu. Jika
dicermati, ternyata lirik lagu Indonesia Raya itu dari
stanza-I sampai dengan stanza-Ill itu bukanlah
sekedar rekaan-rekaan sajak agar enak didengar,
melainkan mengandung alur filosofi yang
berkesinambungan. Kunci untuk memahami hal
ini bisa dilihat dari lirik baris 4, 5, dan 6 dari setiap
stanza.
Dalam stanza-I [yaitu satu-satunya
stanza yang biasa kita nyanyikanl. di baris ke-4,
liriknya berbunyi: "'Marilah kita berseru. Indonesia
bersatu'". Lalu baris ke-6: ··sangunlah jiwanya,
bangunlah badannya'". lni dapat diartikan bahwa
stanza-I itu mencerminkan bahwa kita sedang
membentuk sebuah bangsa. Kita baru berseru,
agar bangkit dan bersatu.
Jika baris ke-4 dan ke-6 dari stanza-I
itu ditarik sejajar ke stanza-II, liriknya tak lagi
berbunyi '"berseru'", melainkan [baris ke-4]:
"'Marilah kita mendo·a . Indonesia bahagia'". lni
cermin bahwa kita juga memakai landasan moral.
Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
Mudah-mudahan, doa itu terkabul. Karena itu,
baris ke-6: ··sadarlah hatinya, sadarlah budinya !'"

58
Setelah kita berhasil membentuk sebuah
bangsa, dan kemudian mendqa, maka mulailah
kita bersikap realistis. lni tercermin dalam stanza-
111 di baris ke-4. Tak lagi ··berseru·· dan "mendoa",
melainkan "Marilah kita berjanji, Indonesia
Abadi". Agar dapat melaksanakan janji terse but,
maka dalam baris ke-5 bunyi liriknya : "Slamatkan
. tanahnya, slamatkan rakyatnya, pulaunya, lautnya,
semuanya!" Baris ke-6 : "Majulah negerinya,
majulah pandunya, untuk Indonesia Raya" . Pandu
adalah penunjuk jalan . Artinya kepemimpinan.
Jadi , dalam stanza-Ill itulah
terkandung amanat perjuangan kemerdekaan:
"menyelamatkan semuanya". Rakyatnya, tanahnya
[yang di dalamnya tentu saja sudah terkandung
hutan, tambang, sungai, air, dan sebagainya),
pulaunya, lautnya, semua harus diselamatkan.
Sayang, karena kita tidak pernah
menyanyikan stanza-II dan Ill, maka barangkali
kita memang tidak pernah merasa "berjanji" untuk
menyelamatkan semua itu . Yang terjadi kemudian
adalah:

"Babat/ah hutannya, kuras/ah minyaknya,


tambangnya, /autnya, semuanya .......
Untuk penguasa dan para majikannyar

Agaknya, kita memang harus mulai lagi "berseru·",


agar sadar, untuk mengemban amanat lbu
Indonesia kita!

Tulisan ini pernah dimuat di blog Sajogyo Institute dan


diterbitkan ulang di buku ini atas izin penulis.

59
Potongan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009

BAB V
LAGU KEBANGSAAN

Bagian Kesatu
Um um

Pasal58

[1) Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang


digubah oleh Wage Rudolf Supratman .
[2) Lagu Kebangsaan sebagaimana dimaksud
pad a ayat [1) tercantum dalam lampiran yang
tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini .

Bagian Kedua
Penggunaan Lagu Kebangsaan

Pasal59

[ 1) Lagu Kebangsaan wajib diperdengarkan dan/


atau dinyanyikan:
a. untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil
Presiden;
b. untuk menghormati Bendera Negara pada
waktu pengibaran atau penurunan Bendera
Negara yang diadakan dalam upacara;
c. dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh
pemerintah;
d. dalam acara pembukaan sidang paripurna

60
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah;
e. untuk menghormati kepala negara atau kepala
pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan
resmi;
f. dalam acara atau kegiatan olahraga
internasional; dan
g. dalam acara ataupun kompetisi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni internasional
yang diselenggarakan di Indonesia .

[2] Lagu Kebangsaan dapat diperdengarkan


dan/atau dinyanyikan:
a. sebaga i pernyataan rasa kebangsaan ;
b. dalam rangkaian program pendidikan dan
pengaJaran;
c. dalam acara resmi lainnya yang diselenggarakan
oleh organisasi. partai politik, dan kelompok
masyarakat lain; dan/atau
d. dalam acara ataupun kompetisi ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni internasional.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penggunaan Lagu Kebangsaan

Pasal60

[1 I Lagu Kebangsaan dapat dinyanyikan dengan


diiringi alat musik, tanpa diiringi alat musik,
ataupun diperdengarkan secara instrumental.

61
(21 Lagu Kebangsaan yang diiringi alat musik,
dinyanyikan lengkap satu strafe, dengan satu kali
ulangan pada refrein.

(31 Lagu Kebangsaan yang tidak diiringi alat musik,


dinyanyikan lengkap satu stanza pertama , dengan
satu kali ulangan pada ba it ketiga stanza pertama.

Pasal61

Apabila Lagu Kebangsaan dinyanyikan lengkap


tiga stanza. bait ketiga pada stanza kedua dan
stanza ketiga dinyanyikan ulang satu kali.

Pasal62

Setiap orang yang hadirpada saat Lagu Kebangsaan


diperdengarkan dan/atau dinyanyikan , wajib
berdiri tegak dengan sikap hormat .

Pasal63

(1) Dalam hal Presiden atau Wakil Presiden


Republik Indonesia menerima kunjungan kepala
negara atau kepala pemerintahan negara lain,
lagu kebangsaan negara lain diperdengarkan
lebih dahulu. selanjutnya Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya .

(2) Dalam hal Presiden Republik Indonesia


menerima duta besar negara lain dalam upacara
penyerahan surat kepercayaan. lagu kebangsaan
negara lain diperdengarkan pada saat duta besar

62
negara lain tiba, dan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya diperdengarkan pada saat duta besar negara
lain akan meninggalkan istana.

Bagian Keempat
Larangan

Pasal64

Setiap orang dilarang :


a. mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada,
irama. kata-kata, dan gubahan lain dengan
maksud untuk menghina atau merendahkan
kehormatan Lagu Kebangsaan;
b. memperdengarkan, menyanyikan, ataupun
menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan
dengan maksud untuk tujuan komersial; atau
c. menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan
dengan maksud untuk tujuan komersial.

BABVll
KETENTUAN PIDANA

Pasal 70

Setiap orang yang mengubah Lagu Kebangsaan


dengan nada, irama , kata-kata, dan gubahan
lain dengan maksud untuk menghina atau
merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf
a, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 llima] tahun atau denda paling banyak
Rp500 .000 .000,00 (lima ratus juta rupiah].

63
Pasal 71

I1) Setiap orang yang dengan sengaja


memperdengarkan, menyanyikan, ataupun
menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf
b, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 [satu] tahun atau denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 [seratus ju ta rupiah].

[2] Ketentuan ancaman pidana sebagaimana


dimaksud pada ayat [1] berlaku juga bagi setiap
orang yang dengan sengaja menggunakan Lagu
Kebangsaan untuk iklan komersial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 huruf c.

64
Upacara penngatan Hari Sumpah Pemuda d1 halaman Gedung
DPR, 28 Oktober 1958. !Sumber Perpusnasl

65
Peraturan Pemerintah Nomor 44
Tahun 1958

BABI
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

[1] Lagu Kebangsaan Republik Indonesia ,


selanjutnya disebut "Lagu Kebangsaan ", ialah
lagu Indonesia Raya.
[21 Lagu Kebangsaan tersebut dan kata-katanya
ialah seperti tertera pada lampiran-lampiran
Peraturan Pemerintah ini.

Pasal2

(11 Pada ke sempatan-kesempatan di mana


diperdengarkan Lagu Kebangsaan dengan alat-
alat musik, maka lagu itu dibunyikan lengkap satu
kali , yaitu satu strafe dengan dua kali ulangan .
(2) Jika pada kesempatan - kesempatan Lagu
Kebangsaan dinyanyikan , maka lagu itu
dinyanyikan lengkap satu bait, yaitu bait pertama
dengan dua kal i ulangan .
(31 Jika dalam hal tersebut pada ayat 2 di atas.
Lagu Kebangsaan dinyanyikan seluruhnya, yaitu
tiga bait, maka sesudah bait yang pertama dan
sesudah bait yang kedua dinyanyikan ulangan satu
kali dan sesudah bait penghabisan dinyanyikan
ulangan satu kali dan sesudah bait penghabisan
dinyanyikan ulangan dua kali .

66
BAB II
PENGGUNMN LAGU KEBANGSAAN

Pasal3

Lagu Kebangsaan digunakan sesuai dengan


kedudukannya sebagai Lagu Kebangsaan Republik
Indonesia .

Pasal4

(1I Lagu Kebangsaan diperdengarkan I dinyanyikan :


a] Untuk menghormat Kepala Negara I Wakil
Kepala Negara . .
bl Pada waktu penaikan I penurunan Bendera
Kebangsaan yang diadakan dalam upacara, untuk
menghormat Bendera itu .
cl Untuk menghor:mat negara asing .
(2] Lagu Kebangsaa'n dapat pula diperdengarkan I
dinyanyikan :
a] Sebagai pernyataan perasaan nasional.
b] Dalam rangkaian pendidikan dan pengajaran

Pasal5

Dilarang :
a] Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame
dalam bentuk apapun juga.
bl Menggunakan bagian-bagian daripada Lagu
Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai
dengan kedudukan Lagu Indonesia Raya sebagai
lagu kebangsaan .

67
BAB Ill
PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN BERSAMA-
SAMA DENGAN LAGU KEBANGSAAN
ASING

Pasal6

(1 I Apa bi la untuk Kepala Negara I Ke pa la


Pemerintah negara asing diperdengarkan lagu
kebangsaan negara asing, maka lagu kebangsaan
negara asing itu diperdengarkan lebih dahulu,
kemudian diperdengarkan "Indonesia Raya".
(2] Pada waktu Presiden menerima Duta Besar
Negara Asing dalam upacara penyerahan surat
kepercayaan, maka lagu kebangsaan negara asing
itu diperdengarkan pada saat Duta Besar itu tiba,
sedang "Indonesia Raya" diperdengarkan pada
saat Duta Besar itu akan
meninggalkan lstana.
(3] Jika pada suatu pertemuan. yang dladakan oleh
kepala perwakilan negara asing dan dikunjungi
oleh Kepala Negara/Wakil Kepala Negara Republik
Indonesia, diperdengarkan lagu kebangsaan pada
kedatangan I keberangkatannya, maka "Indonesia
Raya" diperdengarkan lebih dahulu daripada lagu
kebangsaan negara asing.
(4] Jika pada suatu pertemuan diadakan toast
untuk menghormat kepala sesuatu negara, maka
sesudah toast itu dengan segera diperdengarkan
lagu kebangsaan negara itu.

68
BAB IV ·
PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN NEGARA
ASING SENDIRI

Pasal 7

(1 I Dalam suatu pertemuan yang bersifat


tertutup, lagu kebangsaan negara asing boleh
diperdengarkan I dinyanyikan sendiri tidak dengan
izin seperti dimaksud dalam ayat 2.
[2) Dalam suatu Pertemuan yang dapat dilihat
oleh umum, lagu kebangsaan negara asing tidak
boleh diperdengarkan I dinyanyikan sendiri jika
tidak didapat izin lebih dahulu dari Kepala Daerah
setempat yang tertinggi.
[3) Dalam suatu pertemuan, baik umum maupun
tertutup, yang dihadiri oleh penjabat-penjabat
negara Republik Indonesia yang diundang sebagai
penjabat negara, lagu kebangsaan negara -asing
tidak boleh diperdengarkan sendiri, melainkan
harus diperdengarkan pula lagu kebangsaan
""Indonesia Raya··.

BAB V
TATA TERTIB DALAM PENGGUNAAN LAGU
KEBANGSAAN

Pasal8

[1 I Lagu Kebangsaan tidak boleh diperdengarkan


I dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut
sesuka-sukanya sendiri.
[21 Lagu Kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan

69
I atau dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan,
kata -kata dan gubahan-gubahan lain daripada yang
tertera dalam lampiran-lampiran Peraturan ini .

Pasal9

Pada waktu Lagu Kebangsaan diperdengarkan I


dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan yang
dimaksud dalam peraturan ini , maka orang yang
hadir berdiri tegak di tempat masing-masing .
Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu
organisasi memberi hormat dengan cara yang
telah ditetapkan untuk organisasi itu . Mereka
yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat
dengan meluruskan lengan ke bawah dan
melekatkan tapak tangan dengan jari-jari rapat
pada paha, sedang penutup kepala harus dibuka,
kecuali kopiah, ikat kepala sorban dan kudung
atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau
adat-kebiasaan .

BABVI
ATURAN HUKUMAN

Pasal 10

[ 1] Barangsiapa melanggar ketentuan-ketentuan


tersebut dalam pasal 5, pasal 7 ayat 2 dan ayat 3, dan
pasal 8 Peraturan ini, dihukum dengan hukuman
kurungan selama-Lamanya tiga bulan atau dengan
denda sebanyak-banyaknya Lima ratus rupiah .
(2) Perbuatan-perbuatan tersebut dalam ayat 1,
dipandang sebagai pelanggaran.

70
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Gedung
DPR, 28 Oktober 1958. [Sumber, Perpusnas l

71
72
Kiri dan Kanan : Upacara peringatan Tri Windu 124 tahun) lagu
Indonesia Raya di lstana Merdeka. 28 Oktober 1952.
(Sumber· Perpu snasl

73
74
Pre si den Soekarno berp1dato pada upacara pe n ngatan Sumpah
Pe muda di Gelo ra Bung Karn a Senayan . 28 Oktobe r 1963.
!Sumber Perpusnasl

75
Tentang Gita Bahana Nusantara

Edi lrawan

Secara etimologis, Gita Bahana


Nusantara [selanjutnya disingkat GBN] terdiri
atas tiga kata yang pemaknaannya berakar dari
budaya Indonesia . Kata gita yang berasal dari
bahasa Sanskerta berarti nyanyian atau lagu .
Adapun bahana adalah gema, bunyi [suara] riuh
rendah, atau luar biasa, sedangkan Nusantara
merujuk pada sebutan bagi seluruh wilayah
kepulauan Indonesia. Maka yang dimaksud
Gita Bahana Nusantara adalah nyany1an
yang menggema di seluruh wilayah wilayah
kepulauan Indonesia.
Gagasan pembentukan GBN sudah
mengemuka sejak 2001 dari Presiden Megawati
Soekarno Putri [2001-2004). Megawati
menyampaikan gagasannya kepada Surya Yuga
[Direktur Kesenian waktu itu] untuk membentuk
paduan suara dan orkestra nasional. Ide
dasarnya adalah meliba t kan seluruh generasi
muda dari seluruh Indonesia , meremajakan
pemain orkes yang sudah ada, dan menunjukkan
kepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya
Surya Yuga menyampaikan hal tersebut
kepada I Gede Ardika [Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata 2001-2004). SelanJulnya I
Gede Ardika menegaskan bahwa peserta
adalah gabungan generasi muda Indonesia,
agar tumbuh rasa nasionalisme [bangga akan
persatuan dan kesatuan] dan memiliki jiwa

76
Upacara peringatan Tri Windu 124 tahunl lagu Indonesia Raya di
lstana Merdeka, 28 Oktober 1952. ISumber ' Perpusnasl

77
patriotisme [semangat kejuangan). Oleh karena
itu, pada 2002 gagasan itu dimatangkan oleh Dr.
Sri Hastanto [Direktur Jenderal Nilai Budaya,
Seni dan Film] untuk mewujudkan suatu wadah
paduan suara dan orkestra yang khas Indonesia,
. ser ta merumuskan teknis pelaksanaan GBN.
Teknis pelaksanaan GBN diawali oleh audisi
peserta, baik paduan suara maupun orkestra,
pemusatan latihan, gelar perdana, dan
pergelaran pada pidato kenegaraan Presiden
Republik Indonesia dalam Sidang Pleno DPR/
MPR 2003 . Puncaknya adalah pada peringatan
Det ik-Detik Kemerdekaan Republik Indonesia
di lstana Merdeka Jakarta pada 2003 juga . Sejak
2003 GBN mengawali debutnya berkumandang
hingga saat ini .
Lahirnya gagasan GBN dilatarbelakangi
tujuan untuk [a] menguatkan jati diri dan
karakter bangsa, [b] untuk menumbuhkan
rasa kebangsaan, menghormati perbedaan,
dan memupuk rasa kebersamaan di kalangan
generasi muda, dan [c] membentuk paduan
suara dan orkestra nasional yang tangguh .
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wadah tersebut untuk menyalurkan bakat dan
potensi kreativitas generasi muda di bidang
seni musik, yang pada akhirnya tumbuh rasa
nasionalisme dan patriotisme, menghargai
keberagaman, dan menguatnya jati diri dan
karakter bangsa.
Dari 2003 sampai 2011, GBN difasilitasi
oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata .
Di awal pelaksanaannya terasa berat, karena

78
melibatkan seluruh provinsi di Indonesia yang
tidak sama pemahaman akan pentingnya
pembangunan karakter bangsa, khususnya
di kalangan generasi muda. Namun berkat
dorongan semangat dari lbu Megawati sebagai
penggagas awal, tim kerja Kembudpar mampu
mewujudkan pelaksanaan GBN dengan baik.
Pada perkembangan selanjutnya, Bapak Dr.
H. Susilo Bambang Yudhoyono memberikan
perhatian dan dukungan penuh, sehingga
kegiatan GBN dapat dilaksanakan lebih baik
dalam mekanisme pelaksanaannya.
Pada Oktober 2011, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata berganti
nomenklatur menjadi Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, sedangkan '" kebudayaan'"
berintegrasi kembali dengan '"pendidikan "
menjadi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Sejak itu, pelaksanaan GBN
difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif dari 2012-2014 . Tujuan GBN
pun ditambah dengan memasukkan unsur
kreativitas dan pemahaman ekonomi kreatif.
Penyenggaraan GBN diharapkan dapat menjadi
sarana untuk memotivasi dan memberikan
pemahaman kepada generasi muda tentang
ekonomi kreatif.
Pada Maret 2015, Direktur Jenderal
Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
menyerahkan penyelenggaraan Gita Bahana
Nusantara kepada Direktur Jenderal
Kebudayaan, yang selanjutnya menugaskan

79
Direktur Kesenian untuk melaksanakan
kegiatan GBN pada 2015 tersebut. Walaupun
waktu yang sangat mendesak, panitia
pelaksana Direktorat Kesenian mampu
menyelenggarakan GBN tahun 2015 secara
baik berkat dukungan dari Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan dan
Direktur Jenderal Kebudayaan, Bapak Kacung
Maridjan . Pada 2016, Direktorat Kesenian
kembali menyelenggarakan GBN secara
sukses dengan pejabat baru di lingkungan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
Bapak Muhadjir Effendy sebagai menteri dan
Bapak Hilmar Farid sebagai Direktur Jenderal
Kebudayaan .
Penyelenggaraan GBN oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sejak 2015, merupakan kembalinya anak hilang
ke habitat aslinya. Tujuan awal dibentuknya
GBN adalah membangun karakter dan jatidiri
bangsa, khususnya di kalangan generasi
muda. Hal ini sejalan dengan visi dan misi
Kementerian Pendidikan dan , Kebudayaan
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan
karakter yang gencar dikumandangkan. Nilai-
nilai pendidikan karakter antara lain : religius,
nasionalisme, kemandirian , gotong royong,
dan integritas juga merupakan nilai-nilai yang
diinternalisasikan kepada setiap peserta Gita
Bahana Nusantara.
Gita Bahana Nusantara merupakan
gabungan vokalis dan pemusik terbaik
dari seluruh Indonesia yang perekrutan

80
Upacara peringatan Empat Windu Sumpah Pemuda di lstana
Negara, 28 Oktober 1960. ISumber Perpusnasl

81
anggotanya dilaksanakan melalui audisi
yang diselenggarakan di seluruh provinsi di
Indonesia. Mereka adalah putra-putri terbaik
yang berusia 15 - 25 tahun, memenuhi berbagai
persyaratan baik umum . maupun teknik
musikalitas . Audisi paduan suara memilih
peserta yang akan mewakili provinsinya
dengan jenis suara sopran, alto, tenor dan
bass. Sedangkan audisi orkestra dilaksanakan
di sekolah-sekolah musik dan perguruan tinggi
dengan menitikberatkan pada kemampuan
teknis bermusik dan kemampuan prima vista
[membaca notasi pada saat itu jugal. Secara
spesifik dalam proses audisi, para juri memilih
calon peserta dengan kriteria : [a] memiliki
bakat musikalitas, [b] menguasai teknik prima
vista [cl, memiliki karakter suara dan artikulasi
yang prima, (d] memiliki prestasi di sekolah,
dan [e] mengenal dan memahami budaya
daerah asalnya. Penyelenggaraan audisi di
daerah dilaksanakan oleh pemerintah provinsi
melalui dinas yang terkait dengan pembinaan
kebudayaan di daerah masing-masing .
Setelah proses audis i selesai, para
peserta yang terpilih untuk mewakili provinsi
masing-masing, dipanggil untuk masuk
pemusatan latihan selama kurang lebih tiga
minggu . Selama karantina tersebut, selain
jadwal latihan musikalitas , peserta diberi
materi pembekalan bela negara, pembinaan
karakter, kunjungan belajar, dan rekreasi ke
berbagai obyek yang meridukung pembentukan
karakter bagi peserta.

82
Setelah melalui karantina dan latihan
yang intensif, awaldari pelaksanaan tu gas utama
GBN adalah Gelar Perdana di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan
untuk menguji kesiapan dan kelayakan tampil.
Pergelaran Utama GBN adalah pada Pidato
Kenegar:aan Presiden Republik Indonesia di

I Sidang DPR-DPD RI di Gedung DPR/MPR RI,


dan puncaknya Pada Peringatan Detik-Detik
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

I di lstana Merdeka Jakarta. Lagu-lagu yang


ditampilkan adalah lagu-lagu nasional dan
lagu-lagu daerah yang digubah dalam bentuk ·
medley. Ciri khas Gita Bahana Nusantara
adalah susunan orkestra yang memasukkan
usur-unsur mus ik etnik pada instrumennya,
seperti sasando, sampek. kendang , kecapi.
dan gondang batak, serta aransemen lagu-
lagu daerah yang mewakili wilayah-wilayah di
Indonesia, dengan judul: Nyanyian Negeriku,
Nyanyian Nusantara, Tembang Nusantara, dan
Tembang Indonesia. Dalam penampilannya
peserta paduan suara Gita Bahana Nusantara
mengenakan pakaian daerah masing-masing,
sehingga mencerminkan kebhinekaan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai latar
belakang suku bangsa, bahasa, dan etnis.

83
84
Kiri dan Kanan : Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di
Stadion IKADA. 28 Oktober 1961 . ISumber Perpusnasl

85
Penanggung Jawab
Direktur Jenderal Kebudayaan
Hilmar Farid

Pengarah
Oirektur Sejarah
Triana Wulandari

Kontributor
Kasubdit Sejarah Nasional
Amurwani Dwi Lestariningsih

Kasubdit lnternalisasi Nilai Sejarah


Edi Suwardi

Koordinator
Mirwan Andan

Penulis
Martin Suryajaya
Gunawan Wiradi
Edi lrawan

Editor
M. Fauzi

Periset Foto
Barak Azis Malinggi

Perwajahan dan Penata Letak


Sutradani Lebu
George Michael

Percetakan
Panel Barus !Serpico)

Anda mungkin juga menyukai