Anda di halaman 1dari 6

Tanggal 20 Mei 1908 merupakan hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan awal dari jaman

Pergerakan Nasional, karena : (1) merupakan hari lahirnya Organisasi Pergerakiln Nasional
yang pertama yaitu Budi Utomo. oleh para pelajar Sekolah Dokter di Jakarta; (2) lahirnya
organisasi pergerakan Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh timbulnya organisasi-organisasi
pergerakan yang lain (p. 51)

Perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia menentang penjajahan pada masa


sebelum tahun 1908 adalah masih bersifat (1) perjuangan lokal.artinya masih bersifat
kedaerahan. Membela dan mempertahankan kepentingan daerahnya masing~masing
atau kerajaannya masing-masing; (2) belum ada rasa persatuan kebangsaan dan
persatuan perjuangan yang meliputi kepentingan seluruh Tanah Air dan Bangsa; (3)
tidak didasarkan pada suatu organisasi yang teratur; (4) pimpinan perjuangan
kebanyakan berada di tangan golongan bangsawan/raja-raja.
Sedangkan perjuangan dan perlawanan sejak 20 ME:i 1908 adalah bersifat: (1)
perjuangan nasional yaitu meliputi ruang lingkup kepentingan dan cita-cita seluruh
atau sebagian besar Bangsa dan Tanah Air Indonesia; (2) timbul atas kesadaran
nasional karena persamaan nasib dan hasrat untuk bersatu; (3) didasarkan pada suatu
organisasi Perjuangan yang teratur; (4) terutama dipelopori oleh golongan terpe/ajar
(golongan angkatan muda). (p. 58)

1. faktor-faktor dan da/am: (a). akibat penindasan penjajahan Belanda selama


350 tahun, yaitu: (1) penindasan di bidang politik. karena semua kegiatan usaha
untuk memajukan kehidupan bangsa dan perbaikan pemerintahan di Indonesia
selalu diawasi dan dilarang. Indonesia jaman Hindia Belanda merupakan suatu
negara polisi dengan kekuasaan yang sepenuhnya di tangan Gubernur-Jenderal,
(2) penindasan dan ketidakadilan di bidang kehidupan sosial: Sejak tahun 1910
masyarakat bangsa Indonesia dibatasi atas tiga golongan berdasarkan keturunan
asal-usul yaitu golongan Eropa, Timur Asing dan golongan Bumiputera (pribumi),
dengan peraturan hukum yang berbeda, sehingga dalam negeri jajahan Hindia
Belanda terdapat tiga jenis peraturan hukum yang berlaku dan bersifat
diskriminasi rasial, (3) penindasn dan ketidak adilan di bidang ekonomi: Selama
jaman penjajahan di Indonesia berlaku aturan pemerintahan yang berdasarkan
pada monopoli. Paksaan dan kerja rodi. Expor dari Indonesia selalu lebih besar
dan pada impor, ini berarti pengurangan terus menerw: terhadap kekayaan alam
Tanah Air Indonesia. Usaha ekonomi di bidang ekspor-impor berada dan dikuasai
oleh golongan Eropa. Usaha ekonomi menengah, perdagangan perantara,
sepenuhnya di tangan golongan Timur Asing (Cina, Arab, India dan sebagainya).
Dan rakyat golongan pribumi (bumiputera) adalah sebagai golongan pekerja,
petani, kaum produsen yang selalu diperas oleh golongan pertama dan kedua; (b)
segala bentuk penindasan, pemerasan dan ketidak-adilan tersebut menimbulkan
rasa persamaan nasib (senasib dan sependerita) dan membangkitkan hasrat serta
semangat untuk bersatu. yang melahirkan gerakan kebangsaan (nasionalisme
unt,uk mencapai kemerdekaan dan kebebasan; (c) timbulnya kesadaran di
kalangan golongan muda/terpelajar terhadap nasib bangsa dan Tanah Airnya
sehingga bangkit sebagai pelopor dan perintis pergerakan nasional.
2. Faktor-faktor dan pengaruh dari luar negeri seperti: (a) akibat peristiwa
Kemenangan Jepang dalam perang dengan Rusia tahun 1905, membangkitkan
kesadaran, harga diri dan semangat bagi bangsa-bangsa di Asia untuk menentang
penjajahan bangsa-bangsa Barat/Eropa; (b) akibat dan pengaruh timbulnya
pergerakan nasional di negeri-negen Asia yang lain seperti : - perjuangan Nasional
Philipina 1898, - pergerakan Nasional India, 1885, - pergerakan Turki Muda,
1908, - revolusi Nasional Tiongkok tahun 1912, dan sebagainya. Peristiwa-
peristiwa ini banyak mempengaruhi pula perkembangan pergerakan Nasional
Indonesia.

Tetapi pada jaman pendudukan Jepang sejak 9 Maret 1942 seluruh gerakan politik
dinyatakan terlarang dan dibubarkan. Sebagai pengganti, pemerintah pendudukan
Jepang membentuk organisasi-organisasi baru yang dimaksudkan untuk mengerahkan
tenaga rakyat Indonesia membantu berhasilnya proyek peperangan Jepang. (p. 60)

Di jaman pendudukan Jepang dalam rangka janji September 1944 yang akan
memberikan kemerdekaan terhadap daerah-daerah pendudukan di wilayah laut
Selatan, maka pada tanggal 28 Mei 1945 dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh dr. Rajiman
Wedyodiningrat dan R.P. Suroso. (p. 61)

KEBERAGAMAN

Cita-cita perjuangan Ibu Kartini te!ah mencakup ruang lingkup Nasional yaitu cita-
cita perjuangan segenap Kaum Wanita Indonesia. Ibu Kartini adalah pelopor gerakan
emansipasi wanita Indonesia yang menuntut persamaan hak dengan kaum pria.
Gerakan Ibu Kartini adalah Kebangkitan jiwa merdeka yang menuntut kebebasan dari
belenggu adat kolot dan sikap sewenang-wenang terhadap kaum wanita Indonesia.
Tokoh lain pelopor gerakan emansipasi wanita adalah Ibu Dewi Sa.rt!ka di Jawa Barat
(Bandung). Cita-citanya adalab sejajar dengan Ibu Kartini, ialah menaikkan dtaajat kaum
wanita dengan jalan pengajaran dan pendidikan. (p. 54-55)

Organisasi-organisasi pergerakan Kebangsaan Daerah:


1. Budi Utomo. 20 Mei 1908 didirikan oleh Dr. Sutomo, di Jakarta, atas nasehat-
nasehat pertimbangan dari dr. Wahidin Sudirohusodo.
2. Serikat Madura.
3. Serikat Sunda.
4. Serikat Sumatra.
5. Serikat Minahasa.
6. Serlkat Ambon.
7. Kaum Betawi , dan lain-lain.

Organisasi-organisasi Pemuda seperti


1. Trikoro Darmo. yang sejak tahun 1915 menjelma menjadi Jong Java.
dipimpin oleh dr. Satiman.
2. Sekar Rukun Sunda.
3. Jong Sumatranen Bond (Moh. Yamin).
4. Jong Batak Bond (Mr. Amir Syarifuddin).
5. Jong Selebes.
6. Jong Ambon.
7. Jong Minahasa dan lain-lain. (p. 56)
Organisasi-organisasi pergerakan politik :
1. Serikat Dagang Islam (SDI) didirikan pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi
di Surakarta.
2. Tahun 1912 SDI diperluas dan menjelma menjadi partai politik yaitu Serikat
Islam (S.I.), dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, H. Agus Salim, Suryopranoto,
dan lain-lain.
3. Tahun 1912 brdiri Partai Kebangsaan Hindia (National Indische Party = NIP)
yang dipimpin oleh : dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dr. Setiabudi
(Douwes Dekker).
4. Tahun 1914 di Semarang berdiri ISDV (Perserikatan Sosial Demokrat Hindia)
oleh Sneevlid seorang pemimpin partai Sosialis dari negeri Belanda. Dengan
perantaraan ISDV inilah ajaran-ajaran sosialisme (Karl Marx) mulai masuk ke
Indonesia.
5. Pada tahun 1920 ISDV dan SI Merah menjelma menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Semaun, Darsono, Alimin, Muso, Tan
Malaka dan lain -lain.
6. Perhimpunan Indonesia (PI), 1922, adalah organisasi pergerakan para
mahasiswa Indonesia yang ada di negeri Belanda. Tahun 1924 P.I. menuntut
"Indonesia Merdeka",dan haluan perjuangannya adalah "massa aksi" dan politik
non-cooperation (menolak bentuk-bentuk kerjasama dengan pemerintah kolonial).
(p. 56- 58)

INTEGRASI

 Tahun 1930 Budi Utomu dan Serikat Madura bergabung menjadi Partai
Bangsa Indonesia (PBI) yang dipimpin oleh dr. Sutomo.
 Tahun 1935 beberapa organisasi kebangsaan Daerah seperti Serikat Sunda,
Kaum Betawi dan Serikat Sumatra bergabung dengan PBI, menjelma menjadi
Parindra (Partai Indonesia Raya) yang dipimpin oleh dr. Sutomo.
 Pada tahun 1939 berhasil dibentuk G.A.P.1. (Gabungan Politik Indonesia)
yang terdiri atas : Parindra, Gerindo, Pasundan, P.S.I.I. dan lain-lain. Pemimpin-
pemimpin G.A.P.I. yang terkenal di antaranya Muhammad Husni Thamrin
(Parindra), Abikusno Cokrosuyoso (P.S.I.I.) dan Amir Syarifuddin (Gerindo).
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) herhasil menyelenggarakan Kongres Rakyat
Indonesia di Jakarta dan terkenal dengan tuntutannya : "Indonesia berparlemen ".
 Pada tahun 1941 berhasil dibentuk Majelis Rakyat Indonesia (MRI). Segenap
organisasi pergerakan telah tergabung di dalam Majelis Rakyat Indonesia, sebagai
suatu lembaga front perjuangan rakyat Indonesia. (p. 59)

WACANA

Oleh karena itu berita menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal
15 Agustus sangat mengejutkan di Indonesia, sehingga untuk beberapa saat
menimbulkan keragu-raguan pada sementara pemimpin Indonesia untuk bertindak
radikal dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dalam kaitan situasi demikian inilah
maka terjadi "peristiwa Rengasdengklok" tanggal 15 Agustus 1945 tengah malam,
yaitu aksi sekelompok pemuda kelompok Sukarni, Chairul Saleh, Yusuf Kunto,
Singgih dan lain-lain untuk menyingkirkan Sukarno - Hatta keluar kota, yaitu ke
daerah Rengasdengklok di Bekasi, karena kedua tokoh ini tidak bersedia
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus 1945 tanpa turut sertanya
PPKI. (Panitia ini direncanakan mengadakan sidang pertama tanggal16 Agustus pagi
harinya).
Dalam hubungan ini B.M. Diah, salah seorang tokoh wartawan muda yang turut serta
dalam proses penentuan Proklamasi Kemerdekaan 1945 menuliskan penilaiannya
sebagai berikut : "Saya hanya membuat perbedaan antara mereka (pemimpin 45) dan
pemuda (45), tentang cara pendekatan masalah peka dan pelik yang dihadapi seluruh
bangsa Indonesia pada saat itu. Pemuda yakin, bahwa dengan kekerasan, dengan
tindakan-tinaakan revolusioner, kita harus memerdekakan bangsa dan tanah air,
apapun juga. korban yang harus diberikan. Pimpinan tua-an menghendaki agar
dipikirkan masak-masak, bahwa jika dapat jangan banyak korban, dan kemerdekaan
sebenarnya sudah di tangan ...”
Bung Karno - Bung Hatta berpegang terus pada jalan yang resmi, yang legal, yang
tidak melanggar hukum-hukum. Sebabnya sudah ada PPKI. Bung Karno - Bung Hatta
ingin hanya jalan itulah yang diambil. Karena sah, karena juga terhindar daripada
tindakan-tindakan militer Jepang. (p. 68)

Berdasarkan keputusan Kongres Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda 1928 maka segenap
organisasi pemuda kebangsaan daerah ini bersama-sama dengan organisasi pemuda yang
lain-lain, pada tanggal 31 Desember 1930 bergabung ke dalam satu organisasi pemuda
Indonesia yaitu Indonesia Muda (I.M.). (p. 56)

PERIODE SOEKARNO

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. lni


berarti bahwa kepada bangsa-bangsa di dunia Indonesia menyatakan telah beridiri sendiri.
Tetapi menurut hukum tatanegara Indonesia harus memenuhi persyaratan sebagai suatu
negara, yaitu: (a) adanya wilayah yang tertentu, (b) adanya rakyat penduduknya, (c) adanya
kekuasaan pemerintah yang berdaulat meliputi seluruh daerah dan rakyat itu. Persyaratan ini
terpenuhi pada tanggal 18 Agustus 1945 setelah disahkannya UUD Negara (yaitu UUD 1945)
dan terpilihnya Presiden dan wakil Presiden, yaitu Ir. Sukarno dan drs. Moh. Hatta, selaku
Pemerintah yang berdaulat. Selain dari ketiga persyaratan yang mutlak itu ada lagi
persyaratan yang keempat yaitu pengakuan dari negara lain. Untuk Indonesia pengakuan ini
yang pertama-tama diberikan oleh Inggris pada tanggal 31 Maret 1947. Kemudian disusul
oleh: Amerika Serikat, 17 April 1947, Mesir 11 Juni 1947, Libanon, 29 Juni 1947, Syria, 2
Juli 1947, Afghanistan, 23 September 1947, Burma, 23 Nopember 1947, Arab Saudi, 24
Nopember 1947, Yaman, 3 Mei 1948, Uni Sovyet, 26 Mei 1948. (p 71-72)

Antara bulan-bulan September, Oktober, Nopember, dan Desember 1945 merupakan masa
pertempuran dan teror di Jakarta, seperti pertempuran di daerah-daerah Kemayoran. Tanah
Tinggi, Klender, Bekasi dan Tangerang. Pasukan-pasukan Sekutu (Inggris-NICA) tidak hanya
melakukan teror terhadap rakyat, tetapi juga melakukan penembakan-penembakan terhadap
pimpinan Republik Indonesia, seperti Mr. Moh. Roem, Perdana Menteri Syahrir dan lain-lain.
Dengan semakin meningkatnya aksi-aksi teror itu maka : (-) penduduk Jakarta berduyun-
duyun mengungsi dan hijrah ke luar kota, (-) mendesak Pemerintah segera membentuk
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945 untuk menjamin dan
memperkuat keamanan umum. Pada tanggal 4 Januari 1946 pr~siden dan Wakil Presiden
terpaksa meninggalkan ibu kota Jakarta dan hijrah ke Yogyakarta. (p. 73)
Sejak bulan-bulan terakhir tahun 1945 banyak terjadi pertempuran-pertempuran antara
kesatuan-kesatuan Republik melawan pasukan Belanda di daerah Sulawesi Selatan dan
Tenggara. Pada tanggal 28 Oktober 1945 telah dilancarkan serangan umum terhadap
kedudukan pasukan NICA di kota Makasar. Segenap badan-badan perjuangan dan laskar
rakyat di daerah ini kemudian tergabung dalam laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia
Sulawesi (LAPRI5), yang meliputi 26 organisasi (badan-badan perjuangan dan laskar Rakyat.
Pemuda (21 tahun) Robert Wolter Mongisidi menjabat sebagai Sekretatis Jendral LAPRIS.
Dalam bulan Desember 1946 bersamaan dengan rencana pembentukan Negara Indonesia
Timur, pasukan NICA dari "Divisi 7 Desember" di bawah pimpinan Kapten Westerling
melakukan aksi pembersihan dan pembunuhan massal di seluruh daerah Sulawesi Selatan dan
Tenggara, bukan saja terhadap para pejuang melainkan juga terhadap rakyat yang tidak
berdosa. Aksi teror dan tindakan-tindakan biadab yang tak mengenal prikemanusiaan dari
pasukan Westerling ini menimbulkan korban yang sangat besar yaitu sekitar 40.000 jiwa
rakyat gugur menjadi korban keganasan Belanda dalam bakti mempertahankan kemerdekaan
Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945. Di antara para korban ini ialah pejuang wanita Emmy
Saelan dan pemuda Robert Wolter Mongisidi. (p. 78)

Perang Kemerdpkaan I atau agresi Belanda yang pertama dilancarkan pada tanggal 21 Juli
1947 tengah malam, hanya empat bulan setelah ditanda tanganinya persetujuan Linggajati 25
Maret 1947. Dengan agresi ini maka: (a) pihak Belanda terang-terangan mengkhianati
perjanjian Linggajati 25 Maret 1947 dengan menyerbu wilayah de facto RI yang telah
diakuinya. (b) masalah Indonesia diperdebatkan dalam sidang Dewan Keamanan PBB
sehingga merupakan masalah Internasional. Hal ini menguntungkan bagi perjuangan
diplomasi Republik Indonesia. Tanggal 1 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menyerukan
perintah gencatan senjata (cease-fire) yang dilaksanakan sejak 4 Agustus 1947. Kemudian
dengan perantaraan Komisi Tiga Negara (KTN) yaitu Amerika Serikat, Australia dan Belgia
diselenggarakan perundingan di atas geladak kapal USA "Renville" di teluk Jakarta.
Perundingan ini menghasilkan "Persetujuan Renville" yang ditanda tangani pada tanggal 17
Januari 1948.

KERAGAMAN

Militer.
Suatu bangsa telah siap dan matang untuk merdeka, manakala bangsa itu telah rela dan
bersedia memberikan pengorbanan yang sebesar-besarnya, pengorbanan hak milik dan jiwa
raganya untuk kemerdekaannya. Semangat juang dan Semangat untuk berkorban bagi bangsa
Indonesia telah lama timbul dan mencapai klimaksnya pada saat menjelang, sekitar dan
sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Masa perjuangan fisik/perjuangan
bersenjata ini meliputi peristiwa-peristiwa perjuangan sebagai berikut: (a) pertempuran-
pertempura..I' sekitar tahun 1945-1946. (b) perang kemerdekaan I dan perang kemerdekaan
II. (c) pembentukan Badan-Badan perjuangan dan konsolidasi kekuatan fisik. (p. 73-74)

INTEGRASI

Pembentukan Negara Federal RIS tetap dipandang sebagai hasil politik pemerintah kolonial
Belanda untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa Indoriesia. Oleh karena itu
segera sesudah pengakuan kedaulatan, di daerah-daerah negara bagian timbul pergolakan dan
pernyataan-pernyataan yang spontan dari rakyat untuk kembali ke negara kesatuan dengan
jalan menggabungkan diri ke dalam negara Republik Indonesia (yang berkedudukan sebagai
negara bagian dalam RIS). Akibat pergolakan dan tuntutan-tuntutan rakyat itu maka dalam
bulan Maret, April dan Mei 1950 telah dilakuan penggabungan-penggabungan ke dalam
negara kesatuan RI yaitu : Negara Jawa Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan,
Daerah. Kalimantan Timur, Daerah Banjar, Daerah Dayak Besar, Daerah Kalimantan
Tenggara, Bangka, Belitung, dan Daerah Riau.
Kemudian Padang dimasukan Daerah Sumatra Barat, Sabang dimasukkan Daerah Aceh,
Kotawaringin dimasukkan ke dalam wilayah R.I. Sehingga negara federal RIS tinggal terdiri
atas RI, NIT dan NST. Tetapi akhimya kedua Negara bagian federal inipun memberikan
mandat penuh kepada Pemerintah RIS untuk mengadakan perundingan dengan Pemerintah RI
untuk kembali kepada bentuk negara kesatuan. Pada tanggal 19 Mei 1950 berhasil
ditandatangani Piagam Persetujuan Pemerintah RIS dan Pemerintah RI untuk menetapkan
UUD negara kesatuan RI yaitu UUDS 1950.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 dalam sidang gabungan DPR dan Senat RIS,
Presiden Sukarno menyampaikan Naskah Piagam Pernyataan terbentuknya negara kesatuan
Republik Indonesia, yang antara lain berbunyi :
"Berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 maka kami atas nama
rakyat pada tingkatan perjuangan Kemerdekaan sekarang ini, menyatakan sebagai perubahan
dalam negeri terbentuknya negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi seluruh Tanah
Air dan segenap bangsa Indonesia". Dan perubahan ini berlaku sejak tanggal 17 Agustus
1950. (p. 103)

Setelah perjuangan diplomasi lewat PBB selalu gagal untuk mencapai persetujuan 2/3 suara
dalam Majelis Umum, maka pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang mengumumkan Tri Komando (Trikora) yang pokok isinya ialah: (1)
Gagalkan usaha pembentukan "Negara Boneka Papua”, (2) Kibarkan Sang Meral! Putih di
seluruh Irian Barat Tanah Air Indonesia, (3) Persiapkan diri untuk mobilisasi umum. Untuk
pelaksanaan Trikora ini dibentuk Komando Mandala di Makasar dengan Panglima Mandala
Mayor Jendral Suharto. Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran Laut Aru yang
mengakibatkan: (-) tenggelamnya Kapal terpedo RI "Macan Tutul", (-) Gugurnya Deputy
KSAL Komodor Laut Yos Sudarso bersama Kapten Wiratno.
Konfrontasi bersenjata Trikora ini dapat diakhiri dengan Persetujuan New York 15 Agustus
1962. Di bawah perantaraan diplomatik dari USA : Alsworth Bunker. Delegasi RI dipimpin
oleh Menlu dr. Subandrio. Delegasi Belanda dipimpin oleh Menlu Yoseph Luns. Pokok isi
persetujuan New York ialah: (1) Penghentian permusuhan, (2) Dibentuk UNTEA
(Kekuasaan pemerintah Sementara PBB) di. Irian Barat yang diketuai oleh diplomat dari Iran
Djalal Abduh. Wakil RI dalam Untea dipimpin oleh Mr. Sudjarwo Tjondronegoro, (3) Masa
pemerintahan UNTEA adalah sbb.: (a) antara 1 Oktober - 31 Desember 1962 : UNTEA
bersama-sama kerajaan Belanda, (b) antara 1 Januari - 1 Mei 1963 : UNTEA bersama-sama
R.I., (c) sejak 1 Mei 1963 Irian Barat sepenuhnya kembali di bawah kekuasaan R.I., (4)
Tahun 1969 akan diselenggarakan Act of Free Choice (Pepera = Penentuan Pendapat Rakyat)
untuk menentukan pilihan rakyat Irian Barat apakah tetap dalam kesatuan negara R.I. apakah
lain. Pepera dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1969 dengan hasil segenap rakyat Irian Barat
menyatakan tetap dalam kesatuan negara R.I. (p. 100-102)

Anda mungkin juga menyukai