Anda di halaman 1dari 29

PERGERAKAN

NASIONAL
Arti Pengerakan Nasional
Pengerakan Nasional merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebut satu fase dalam sejarah Indonesia yakni masa
perjuangan mencapai kemerdekaan yakni pada kurun 1908-
1945. Mengapa 1908 dijadikan sebagai tahun awal?, alasannya
karena pada masa inilah perjuangan yang dilakukan rakyat
termasuk dalam kategori bervisi nasional. Artinya pergerakan
yang dilakukan untuk menentang kaum penjajah sebelum
tahun ini, masih bersifat kedaerahan atau sebatas masing-
masing memperjuangkan kelompoknya masing-masing.
Timbulnya kesadaran baru dengan cita-cita nasional disertai
lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai lahirnya
satu kebangkitan dengan semangat yang berbeda. Dengan
demikian, masa awal perjuangan bangsa periode ini dikenal
pula dengan sebutan kebangkitan nasional. Istilah pergerakan
nasional lainnya juga digunakan untuk melukiskan proses
perjuangan bangsa Indonesia dalam fase mempertahankan
kemerdekaan (masa revolusi fisik).
Penyebab Munculnya
Pergerakan Nasional
Beberapa faktor penyebab timbulnya pergerakan nasional
yang bersumber dari dalam negeri (internal), antara lain
digambarkan sebagai berikut:
1. Adanya tekanan dan penderitaan yang terus menerus,
sehingga rakyat Indonesia harus bangkit melawan penjajah;
2. Adanya rasa senasib-sepenanggungan yang hidup dalam
cengkraman penjajah, sehingga timbul semangat bersatu
membentuk Negara;
3. Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri,
menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air dan hak
menentukan nasib sendiri.

Tekanan dan penderitaan terus menerus yang dimaksud


merupakan akumulasi dari sejumlah tindakan kaum penjajah,
mulai dari Bangsa Portugis, Belanda, Inggris, Perancis, dan
Jepang. Belanda merupakan penjajah terlama menanamkan
pengaruhnya di Nusantara, sehingga berbagai bentuk
penindasan yang membuat rakyat menjadi miskin, menderita,
dan tertinggal telah menjadi catatan hitam dalam sejarah
perjalanan bangsa Indonesia. Perlakuan sejenis yang dialami
bersama itulah menimbulkan perasaan senasib dan akhirnya
menjelma menjadi semangat untuk membentuk sebuah negara.
Kesadaran akan pentingnya kebersatuan untuk mewujudkan
impian bersama (membebaskan diri dari belenggu penjajah),
pada gilirannya membentuk kesadaran nasional.
Satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa ketiga prakondisi
atau faktor internal penyebab timbulnya gerakan nasional,
tidak terkonstruksi secara tunggal. Akan tetapi merupakan
bagian integral tak terceraikan dari sejumlah kondisi lainnya.
Maksudnya, sebab-sebab internal tersebut berproses secara
regular, sedangkan sejumlah faktor eksternal merupakan
momentum mewujudkan pergerakan nasional. Menurut
Sudiyo, faktor luar negeri yang turut mempercepat proses
timbulnya pergerakan nasional, antara lain:
1. Adanya faham baru, yakni liberalisme dan human rights,
akibat dari Perang Kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan
Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para
elit intelektual.
2. Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan
Politik Etis (1902), yang menimbulkan wawasan secara luas
bagi pelajar Indonesia, walaupun jumlahnya sangat sedikit.
3. Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang
membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan
bangkit melawan bangsa penjajah (bangsa berkulit putih).
4. Gerakan Turki Muda (1896-1918), yang bertujuan
menanamkan dan mengembangkan nasionalisme Turki,
sehingga terbentuk negara kebangsaan yang bulat, dengan
ikatan satu negara, satu bangsa, satu bahasa, ialah Turki.
5. Gerakan Pan-Islamisme, yang ditumbuhkan oleh
Djamaluddin al-Afgani bertujuan mematahkan dan
melenyapkan imperialisme Barat untuk membentuk
persatuan semua umat Islam di bawah satu pemerintahan
Islam pusat. Gerakan ini menimbulkan nasionalisme di Negara
terjajah dan antiimperialis.
6. Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan Nasionalisme
di India, Tiongkok, dan Philipina.
Munculnya faham-faham baru berupa liberalisme, demokrasi,
dan nasionalisme pasca Revolusi Amerika dan Revolusi
Perancis, tidak terlepas dari terjalinnya hubungan antara
Eropa dengan Asia terutama sejak pembukaan terusan Suez. Di
mana komunikasi lintas benua ini, menjadi media penyebaran
isme-isme termasuk semangat nasionalisme di kalangan
bangsabangsa Asia tak terkecuali Indonesia. Demikian pula
penerapan sistem pendidikan Barat di Hindia Belanda
menciptakan kaum terpelajar dan elit baru yang berpikiran
modern serta kemenangan Jepang atas Rusia memicu lahirnya
rasa percaya diri di kalangan kaum pribumi untuk berjuang
menentang penjajah. Bahkan gerakan Turki Muda dan Gerakan
Pan-Islamisme, memberi andil penting atas proses perwujudan
semangat kebangsaan di kalangan kaum pribumi. Berbagai
gerakan bervisi menjalin persatuan dan kesatuan sebagai satu
bangsa itulah yang menciptakan sikap anti-penjajah dan pada
gilirannya menjadikan organisasi-organisasi pergerakan dalam
berbagai bentuknya sebagai alat untuk meraih kemerdekaan.

Tujuan Organisasi Pergerakan


Nasional
Tujuan organisasi pergerakan nasional adalah mencapai
kemerdekaan bangsa Indonesia yang bebas dari belenggu
penjajahan dan pihak kolonial asing yang sangat merugikan
bangsa. Organisasi-organisasi pergerakan nasional ini
berupaya untuk menentukan nasib bangsanya sendiri dan juga
demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Organisasi pergerakan nasional yang berisi sekelompok orang


dengan struktur keanggotaan resmi ini memiliki satu tujuan
untuk bersama-sama berjuang untuk kepentingan bersama di
atas nama bangsa Indonesia. Itulah sebabnya tujuan organisasi
ini menjadi lebih lancar dan baik karena menuju tujuan yang
sama.
Pada jangka waktu tertentu terbentuklah beberapa organisasi
pergerakan nasional. Bahkan setelah organisasi tersebut
lemah atau tumbang kemudian kabangkitan muncul kembali
untuk membuat organisasi pergerakan baru yang lebih kuat.

Daftar Organisasi Pergerakan


Nasional
1. Budi Utomo

Budi Utomo adalah organisasi pergerakan nasional yang


muncul akibat kondisi kehidupan yang sangat
memprihatinkan sejak diberlakukannya politik etis karena
penduduk pribumi sudah bisa mengenyam pendidikan, namun
masih terhalang dana. Itulah yang membuat dr. Wahidin
Sudirohusodo berusaha mengumpulkan dana dengan cara
propaganda keliling Pulau Jawa.
Ide itu kemudian diterima oleh dr. Sutomo yang saat iu sedang
belajar di stovia dan akhirnya pada 20 Mei 1908 ia dan rekan-
rekannya mendirikan organisasi di Jakarta bernama Budi
Utomo.
Hari itu kemudian kita peringati sekarang sebagai Hari
Kebangkitan Nasional. Kemunculan organisasi ini kemudian
mengakibatkan respon dan reaksi dari Belanda. Ada yang
kurang setuju dari golongan priyayi, namun para bupati
ternyata sangat mendukung organisasi Budi Utomo.

2. Sarekat Islam

Sarekat Islam (SI) adalah perkumpulan para pedagang yang


sebelumnya diberi nama Sarekat Dagang Islam yang dipelopori
oleh K.H. Samanhudi yang merupakan seorang pengusaha
batik dari kampung Lawean (Kolo).

Latar belakang munculnya organisasi ini diawali karena ingin


mengimbangi agar persaingan dapat diatasi saat menghadapi
pedagang asing. Namun pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam
ini berubah menjadi Sarekat Islam dibawah kepemimpinan
H.O.S Cokroaminoto yang beranggotakan semua kalangan
masyarakat yang beragama islam. Dari sinilah kemudia
organisasi ini mulai fokus pada masalh-masalah keagamaan.

Tujuan organisasi Sarekat Islam adalah mengembangkan


ekonomi Islam seperti yang dikemukakan oleh Haji Umar Said
Cokroaminoto. Organisasi ini pun semakin berkembang dan
membuat Belanda khawatir karena dianggap membahayakan
kedudukan pemerintah belanda. Untuk detail sejarah
organisasi pergerakan nasional Sarekat Islam.

3. Indische Partij

Indische Partij adalah organisasi pergerakan nasional yang


didirikan oleh Ernest Eugene Francois Douwes Dekker atau
dikenal juga dengan nama Dr. Danudirja Setiabudi, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau populer kita
kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Pendiri organisasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Tiga


Serangkai yang pada 25 Desember 191 membuat Indische
Partij di Bandung. Organisasi ini memiliki keistimewaan
karena menjadi organisasi yang memiliki usia pendek namun
anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik
Indonesia dengan status organisasi campuran antara orang
asing dan pribumi.

Karena tujuan dan prinsipnya yang sangat radikal


menginginkan Indonesia merdeka, maka organisasi ini
ditentang oleh pemerintah Belanda. Akhirnya pada 4 Maret
1913 organisasi ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi
yang terlarang.

4. Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pergerakan nasional


yang awalnya didirikan dengan nama Indische Vereeniging
oleh Belanda pada tahun 1908 yakni Soetan Kasajangan
Soripada dan RM Noto Suroto. Namun pada tahun 1923,
organisasi ini justru berjuang dari jauh untuk mempelopori
kemerdekaan untuk Indonesia saat itu.
Selanjutnya pada tahun 1925 organisasi ini berubah nama
menjadi Perhimpunan Indonesia yang menunjukan identitas
diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia
Belanda.

Tokoh yang terlibat dalam organisasi ini adalah Mohammad


Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.

5. Indische Sociaal
Democratische Vereeniging
(ISDV)

Indische Social democratische Vereeniging (ISDV) adalah


organisasi yang berdiri pada 9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet
yang merupakan anggota dari Partai Buruh Sosial Demokrat
Belanda. ISDV merupakan organisasi yang menganut paham
marxisme. ISDV inilah yang kemudian menjadi cikal bakal
terbentuknya Partai Komunis Indonesia pada Desember 1920.

Tujuan ISDV adalah membawa sosialisme di masyarakat


Bumiputra yang tidak hanya didapat oleh kepala anggota yang
berasal dari Eropa. Organisasi ini juga menyebarkan paham
sosial demokrat ke masyarakat Hindia saat ini Indonesia.
Populernya ideologi kapitalisme dan liberalisme juga di
Indonesia juga dipelopori oleh ISDV.

6. Partai Nasional Indonesia

Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah organisasi bentukan Ir.


Soekarno pada 4 Juli 192 yang bergerak dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial. Kemudian setelah kongres 1928,
keanggotaan PNI semakin meningkat. Hal inilah yang
membuat pemerintah Belanda khawatir. Akhirnya empat
tokoh PNI, yakni Soekarno, Gatot Mangkoepradja, Maskoen,
dan Supradinata ditangkap dan dihukum oleh pengadilan
Bandung pada 29 Desember 1929.

Tujuan utama PNI adalah keinginan untuk mencapai


kemerdekaan Indonesia. Namun berkat tertangkapnya
Soekarno membuat seluruh pengikut nasionalis takut
bertindak dan berangsur membubarkan diri.

7. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi pergerakan nasional yang
berakar pada keagamaan yang didirikan di Yogyakarta pada 18
November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan. Tujuan dari
organisasi ini adalah tanggapan atas saran Budi Utomo untuk
memberi pelajaran agama kepada anggotanya, sehingga
membuat kelompok Muhammadiyah menjadi organisasi agama
yang modern. Organisasi ini mulai bergerak dengan
mendirikan sekolah agama yang modern, panti asuhan, panti
jompo, dan fakir miskin, sampai balai pengobatan dan rumah
sakit.

Proses panjang serta berliku dari organisai Muhammadiyah


juga diceritakan dalam buku karya Agus Purwanto Dkk
dengan judul Becoming Muhammadiyah. Muhammadiyah
memiliki peran penting dalam mempersiapkan perlawanan
terhadap dominasi asing dan pengaruh Belanda. Organisasi ini
juga efektif meningkatkan pendidikan masyarakat Indonesia
menjadi lebih baik.

8. Gerakan Pemuda Seluruh


Indonesia
Gerakan Pemuda Seluruh Indonesia adalah organisasi yang
muncul berkat titik terang pengaruh adanya Budi Utomo yang
membawa dampak bagi seluruh pemuda yang ada di Indonesia.
Tahun 1914 kemudian berdiri perkumpulan Pasundan dengan
tujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, dan
memperluas kesempatan kerja. Selanjutnya pada 16 Agustus
1927 dibentuklah organisasi Persatuan Minahasa di bawah
pimpinan dr. Tumbelaka dan Sam ratulangi.
Akibat Adanya kesalahpahaman, kemudian berdiri pula
Sarekat Celebes. Berkat semangat pemuda bangsa Indonesia
Saat itu membuat banyak organisasi pemuda muncul, mulai
dari Sarekat Madura, Perserikatan Timor, dan Sarekat
Sumatra. Organisasi Pemuda di Seluruh Indonesia ini
berkembang berkat terbentuknya perkumpulan pemuda
kedaerahan.

9. Organisasi Kepanduan
Lahir pula organisasi perkumpulan kepanduan, selain
organisasi pemuda yang berupa lanjutan dari induk organisasi-
organisasi asalnya. Organisasi ini awalnya hanya menghimpun
kelompok pemuda yang gemar olahraga saja.

Organisasi yang pertama kali lahir adalah Javaansche


Padvinders Organisatie (JPO) pada tahun 1916 di Solo. Setelah
itu lahir pula organisasi bernama Neda Indische Padvinders
Vereeniging (NIPV) pada tahun 1917 di kalangan anak-anak
keturunan Eropa dengan.

Selanjutnya, setelah tahun 1920, organisasi kepanduan ini


semakin berkembang yang mengikuti perkembangan paham
nasionalisme.

10. Taman Siswa


Taman Siswa adalah organisasi pergerakan nasional yang
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922 yang
bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan secara
kultural yang diselenggarakan dengan baik.

Taman siswa menjadi tonggak penataan pengembangan


pendidikan nasional untuk sampai seperti saat ini. Organisasi
ini dijalankan dengan demokratis dan mengutamakan
kepentingan rakyat Indonesia. Organisasi ini pulalah yang
meningkatkan kesadaran peran pendidikan nasional penting
untuk mencapai kemerdekaan.

Taman siswa sempat mengancam pemerintah Belanda karena


pencegahan terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas.
Sejak saat itulah Taman siswa dianggap sebagai sekolah liar
dan dibatasi pergerakannya.

11. Partai Komunis Indonesia


Partai Komunis Indonesia adalah organisasi yang muncul
akibat pecahnya organisasi Sarekat Islam. Hadirnya golongan
revolusioner ini membentuk SI merah menjadi berpengaruh
terhadap perkembangan pemikiran sosialis di Indonesia.

Organisasi ini diketuai oleh Semaun pada Desember 1920.


Hingga kemudian pada 13 November 1926 partai ini
melakukan pemberontakan di Jawa dan Sumatera, namun
tetap bisa dikalahkan oleh Kolonial Belanda.

Bersamaan dengan munculnya PKI ini juga lahir Marxisme


Belanda di bawah pimpinan Sneevliet. Pergerakan politik
partai ini adalah organisasi politik yang radikal,sehingga
keberadaannya dilarang oleh pemerintah Belanda.

Namun Semaun, Darsono, dan Alin tetap diam-diam


menjalankan aktivitas politik organisasi ini.

12. Partai Indonesia (Partindo)

Partai Indonesia lahir karena Partai Nasional Indonesia (PNI)


telah menjadi partai terlarang, sehingga tokoh-tokoh
nasionalis membentuk panitia untuk membentuk partai baru.
Pada 1 Mei 1931, dibawah kepemimpinan Sartono lahirlah
perkumpulan baru yang bernama Partai Indonesia. Organisasi
ini berharap agar pengikut PNI dulu ikut bergabung kembali.
Tujuan organisasi ini adalah mencapai kemerdekaan Indonesia.
Setelah Soekarno bergabung dalam organisasi ini, pengikut
Partindo pun semakin berkembang. Hal tersebut rupanya
membuat pemerintah Belanda kembali was-was, hingga
akhirnya Soekarno kembali ditangkap dan dibuang ke Ende
pada 1 Agustus 1933.

13. Gerakan Wanita

Gerakan Wanita dipelopori oleh R.A Kartini yang ikut serta


berjuang merebut kemerdekaan. Idealisme organisasi ini
kemudian dikenal dengan Emansipasi wanita yang tumbuh
dari lingkungan kebangsawanan Kartini.

Dari sinilah Kartini mulai merealisasikan ilmu yang ia pelajari


dari barat untuk memajukan pendidikan bagi kaum wanita.
Maka munculah pergerakan dari kaum wanita Indonesia.

Selain itu ada pula sekolah keutamaan Istri yang


diselenggarakan oleh Raden Dewi Sartika di daerah Pasundan
dan berdiri pula organisasi kewanitaan bernama Sopa Tresna
di Yogyakarta.
Gerakan wanita ini kemudian semakin masif dan banyak
bermunculan, seperti Aisyiyah dari organisasi
Muhammadiyah, Organisasi Kautamaan Istri Minangkabau di
Sumatera, dan organisasi De Gorontalo Sche
Mohammedaansche Vrouwen Vereeniging di Minahasa yang
menjadi tonggak lahirnya organisasi wanita yang membantu
gerakan kebangkitan nasional.

PEMBENTUKAN
NEGARA
Dari Rengasdengklok sampai ke
Pegangsaan Timur
Teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Sukarno
dalam upacara pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini dilaksanakan di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pernyataan kemerdekaan
tersebut disambut bahagia dan sukacita oleh masyarakat
Indonesia di berbagai daerah.

1. Jepang Bertekuk Lutut

Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945 memanggil


Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk
pergi ke Dalat, Saigon. Saigon adalah salah satu pusat tentara
Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi


mengucapkan selamat kepada Sukarno dan Moh. Hatta sebagai
ketua dan wakil ketua PPKI.

Kemudian Terauchi menegaskan bahwa Jepang akan


menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat pulang
kembali ke Jakarta pada tanggal 14 Agustus.

2. Peristiwa Rengasdengklok

Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari


yang menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia.
Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 21.30 WIB,
para pemuda yang dipimpin Wikana, dan Darwis datang di
rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda
mendesak agar proklamasi malam ini dapat dilaksanakan
paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sambil menimang-
nimang senjata Wikana berucap dan bernada ancaman.

3. Perumusan Teks Proklamasi

Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan


“Proklamasi”. Sukarno kemudian bertanya kepada Moh. Hatta
dan Ahmad Subarjo.“Bagaimana bunyi rancangan pada draf
pembukaan UUD?” Kedua orang yang ditanya pun tidak ingat
persis.

Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan kalimat “Kami


bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang
sesingkat-singkatnya”.

Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8- ’05 Wakil-wakil bangsa


Indonesia”, sebagai penutup. Mereka semua sepakat tentang
draf itu.

4. Proklamasi Berkumandang

Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan


pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi
kebanggaan.

Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan


di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul
10 pagi. Sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M.
Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia.

5. Dukungan dari Berbagai Lapisan


Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke
berbagai daerah. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain
menyambut dengan antusias.

Terbentuknya Pemerintahan dan


NKRI
1. Pengesahan UUD 1945, Pemilihan Presiden, dan Wakil
Presiden

Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata,


maka secara aklamasi terpilih Ir. Sukarno sebagai Presiden RI
dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Rl. Sesudah itu,
pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan dengan Aturan
Peralihan dan Aturan Tambahan disetujui.

2. Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah

laporan Ahmad Subardjo, mengenai pembagian departemen


atau kementerian. Adapun hasil yang disepakati, NKRI terbagi
atas 12 departemen sebagai berikut.

1. Kementerian Dalam Negeri


2. Kementerian Luar Negeri
3. Kementerian Kehakiman
4. Kementerian Keuangan
5. Kementerian Kemakmuran
6. Kementerian Kesehatan
7. Kementerian Pengajaran
8. Kementerian Sosial
9. Kementerian Pertahanan
10. Kementerian Penerangan
11. Kementerian Perhubungan
12. Kementerian Pekerjaan Umum
13. Kementerian Negara
3. Pembentukan Badan-Badan Negara

Syahrir dan Amir Syarifudin mengusulkan adanya BPKNIP


(Badan Pekerja KNIP) untuk menghadapi suasana genting.
BPKNIP akan mengerjakan tugastugas operasional dari KNIP.
Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil
Presiden selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat
yang lazim disebut Maklumat Wakil Presiden No. X.

4. Pembentukan Kabinet

Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno


pada tanggal 2 September 1945 terdiri atas para menteri
sebagai berikut.

1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah


2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subarjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surakhmad Cokroadisuryo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Perhubungan : Abikusno Cokrosuyoso
13. Menteri Negara : Wahid Hasyim
14. Menteri Negara : Dr. M. Amir
15. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
16. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata

5. Pembentukan Berbagai Partai Politik

Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk misalnya,

1. Masyumi
2. PKI
3. PBI
4. Partai Rakyat Jelata
5. Parkindo
6. PSI
7. PRS
8. PKRI
9. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia
10. PNI (Partai Nasional Indonesia)

6. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia

1. Badan Keamanan Rakyat


2. Tentara Keamanan Rakyat
3. Dari TKR, TRI, ke TNI

Proklamator dan Peran Para


Tokoh Sekitar Proklamasi
1. Peran Sang Proklamator

a. Ir. Sukarno
Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting.
Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di
Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta, diberi
kepercayaan membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan
Kemerdekaan Indonesia.

b. Drs. Moh. Hatta


Moh. Hatta melibatkan diri secara langsung dan ikut andil
dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut
menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik
proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan
mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

2. Peran Para Tokoh Sekitar Proklamasi

a. Ahmad Subarjo
Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda
dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo
secara langsung berperan aktif dan memberikan andil
pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.

b. Sukarni Kartodiwiryo
Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi
ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia. la juga memimpin pertemuan untuk membahas
strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita tentang
proklamasi.

c. Sayuti Melik

la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang


makan rumah Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk
mengetik teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.

d. Burhanuddin Mohammad Diah


la salah seorang pemuda yang ikut menyaksikan perumusan
teks proklamasi. Ia juga sangat berperan dalam upaya
penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

e. Latif Hendraningrat
Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan
Sang Saka Merah Putih, dan yang membantu membawakan
bendera Merah Putih adalah SK. Trimurti

SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai