NASIONAL
ORGANISASI BOEDI OETOMO
cita perjuangan. Setiap pergerakan mempunyai jiwa zaman yang berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Misalnya jiwa zaman masa pergerakan nasional 1908
adalah
perjuangan
perjuangan yang
kemiskinan
sekarang, setelah genap 100 tahun merumuskan kata Indonesia Mulia yang pada
tahun 1918 kata Indonesia Mulia yang diperkenalkan Budi Utomo itu berubah
menjadi
Indonesia merdeka.
Makalah
ini
akan menjelaskan
selukbeluk
perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern kearah perbaikan taraf
hidup bangsa Indonesia yang disebabkan karena rasa tidak puas terhadap keadaan
masyarakat di bawah tekanan imeprilisme. Dengan demikian istilah ini
mengandung arti yang sangat luas, bukan hanya memperbaiki derajat bangsa tetapi
meliputi gerakan kesetiakawanan sosial melalui pendidikan. Raden Soeweji ayah
Soetomo, boleh berbangga hati karena ia melahirkan seorong putra yang kemudia
hari menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia
Pergerakan Nasional yang diawali gerakan Budi Utomo. , mendapat sprit
dari para pelajar yang belajar di Negeri Belanda. Para pelajar mendirikan suatu
perkumpulan pelajar yang namanya Indische Vereniging. Pada awalnya
Perkumpulan ini tidak mempunyai tujuan politik. Tetapi pada prinsipnya adalah
ingin memperhatikan kepentingan bersama penduduk Hindia Belanda yang berada
di negeri Belanda. Raden Soeweji ayah Soetomo, boleh berbangga hati karena ia
melahirkan seorong putra yang kemudia hari menjadi pelopor pergerakan nasional
Indonesia
Istilah Nasional berarti bahwa pergerakkan-pergerakkan tersebut merupakan
pergerakkan yang bercita-cita nasional yaitu cita-cita mencapai kemerdekaan
bangsa. Seusai Perang Dunia I tahun 1918, jumlah pelajar dan mahasiswa dari
Indonesia yang belajar ke negeri Belanda bertambah banyak . Diantara mahasiswa
mahasiswa tersebut terdapat dua aliran :
a.
Aliran yang moderat yaitu aliran yang tidak menginginkan Indonesia lepas dari
negeri Belanda, aliran ini dipimpin oleh Notosuroto;
b.
Aliran progressif, aliran ini berhasil merubah Indishe Vereniging pada tahun
1922 menjadi Perhimpunan Indonesia.
Faktor Yang berasal dari luar negeri, yaitu adanya reaksi terhadap
imperialisme atas bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan
Jepang terhadap Rusia juga merupakan bukti bahwa bangsa timur dapat
mengalahkan bangsa barat.
b.
Faktor yang berasal dari dalam negeri yaitu adanya rasa tidak puas dari bangsa
Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial, misal reaksi-reaksi/
perang melawang Belanda yang dipimpin oleh Pattimura, Cuk di Tiro, P.
Diponegoro, Hasanuddin dll.
Adanya gerakan-gerakan yang timbul berupa gerakan emasnsipasi yang
menginginkan, adanya suatu pembaharuan.
Dengan terbentuknya organisasi seperti Budi Utomo, Jong Sumatra,
Jong Ambon, Jong Celebes dan sebagainya terciptalah suatu kerangka dalam mana
para anggotanya dapat menjalankan peranan masing-masing terkoordinir
agar
teleofungsional
yang dapat
di mana dapat
memupuk
kerangka organisasi terjadi proses politisasi atau pemulaan pelakuan politik terarah
ke pelembagaan politik.Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa Budi Utomo yang
pada awalnya bersifat politik sepuluh tahun kemudian sudah berwajah sebagai
partai politik.
Ada dua segi yang mulanya ditegakkan oleh dua pemimpin pergerakan
kebangkitan nasional adalah, pertama masalah hak berserikat dan berkumpul ,
kedua masalah perwakilan rakyat.
Dalam
hal petama,
artikel 111
Regeringsreglemen (peraturan pemerintah) yang masih berlaku pada masa itu tidak
membenarkan bangsa kita hak berserikat dan berkumpul dalam arti politis. Itulah
sebabnya antara lain mengapa serikat Islam yang didirikan pada tahun 1911 tidak
terang-terangan menamakan dirinya sebuah partai, meskipun tuntutannya bersifat
politik. Tetapi harus diakui bahwa berangsur-angsur tersebut ditelerir oleh
pemerintah Hindia Belanda, tentu dalam batas-batas yang ketat, tergantung pada
masa tertentu. Maksud untuk membentuk Dewan rakyat umpamanya memberikan
kelonggaran hak tersebut apalagi mengambil hati rakyat untuk menghadapi perang
Dunia Pertama.
Dalam hal kedua yaitu perwakilan rakyat (Volksraad) tidak dapat
memenuhi keinginan pejuang
sesudah volksraad dibentuk suatu mosi yang terkenal dengan nama mosi
Cokroaminoto menuntuk agar secepatnya disusun suatu parlement yang dipilih oleh
rakyat dengan hak menentukan hukum sepenuhnya dan dibangunkan suatu
pemerintahan yang bertanggungjawab kepada parlement. Cokroaminito sebagai
perseden Serikat Islam memang menjadi angoota Volskraad pada saat itu dan
mendapat dukungan dari berbagai anggota. Mulanya mereka berharap bahwa
Vollksraad ini mencerminkan mengenai sistem perwakilan dan ketika harapan tak
terkabul seperti yang diberi cap H. Agussalim, kemudian para pemimpin tidak
sadar membiarkan volskraad berkembang. Mosi tersebut menuntut bahwa hak pilih
sepenuhnya harus diakui pada rakyat, badan perwakilan volksraad mempunyai hak
legislatif penuh dan ketiga parlemen mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap
siapa pmerintah harus bertanggungjawab
mencapai cita-cita
oraganisasi Budi
Utomo, Persatuan bangsa Indonesia (PBI) Rukun Tani dan sebagainya. Sangat
tepat kalau perestasi tersebut sebagai langkah maju langkah seorang pembaharu
dengan hasilnya sebuah organisasi yang berstandar modern paling tidak pada masa
pergerakan nasional.
Dalam bidang politik, Soetomo dikenal sebagai seorang kooperator, hal
ini dapat dipahami sebagai sikap praktis Soetomo. Ia sadar bahwa bangsa Indonesia
masih memerlukan bantuan pemerintah Belanda. Hal itu dianggapnya bermanfaat
tanpa perlu merendahkan martabat sendiri. Namun bukan Soetomo sama sekali
tidak bersikap non kooperasi. Sebab ketika itu ia yakin bahwa cara parlementer
bukan lagi merupakan hal-hal yang terbaik saat itu. Ia rela berkorban keluar dari
Dewan kota Praja Surabaya. Demikian juga pada waktu peristiwa penolakannya
untuk menjadi anggota Dewan rakyat (volksraad) adalah karena Gubernur Jenderal
tidak menempati janjinya untuk memberikan konsesi pada Soetomo
Soetomo sangat dibenci oleh golongan komonis karena pernaytaapernyataanya yang menentang tindakan komunis, terutama gerakan-gerakan fisik
yang dekat dengan keberutalan pada saat itu. Dari Seluruh aktivitasya ia pernah
menjadi penasehat Muhammadiyah dan banyak teman-temanya dari nahdatul
Ulama. Komite Kolliyh Islam Islam pernah didirikannya sewaktu ia pulang dari
lawatannya ke Eropa.
Kontrasnya seotomo juga dikenal sebagai seorang taradisionalis. Dalam
polemiknya dengan Sultan takdir Alisyahbana dia dengan tegas menolak
pendidikan Barat yang dianggapnya telah mengagsingkan Indonesia dari
kebudayaan sendidiri dan mencetak manusia-manusia yang tidak sosial. Model
pendidikan yang diinginkan Soetomo adalah seperti yang terdapat dalam berbagi
pondok pesanteren.
Hanya ada satu jalan untuk mewujudkan satu negara modern , Indonesia
mulia, sebagai pengganti kata Indonesia medeka. Yaitu keluar dari lingkungan
tardisonal. Sesuai dengan anak zamannya Budi Utomo telah menampilakn diri
sebagai Organisasi modern pertama meskipun masih bersifat lokal, terbatas pada
Jawa dan Madura saja. Suatu organisasi yang dikelolah berdasarkan teknik-tekni
berorganisasi . Pengaruh tradisi Jawa memang sangat kuat terhadap pribadi sang
tokoh ini, meskipun oraganisasinya sedang bergulat menuju cita-cita Indonesia
mulia. Sebagai orang Jawa Soetomo enggang mengungkapkan dirinya secara
terbuka. Ia melihat fakta sebagai hal yang samar-samar, tidak eksplisit, kehalusan
budinya dan tata kramanya menyebabkan selalu merahasiakan serangan-serangan
dan fitna-fitnah dari rekan rekan seperjuangannya yang merasa diri dan
peranannya yang menonjol.
Kekaguman dan penghayatan Soetomo terhadap tradisi Jawa tidak hanya
tersirat dalam tindakannya, melainkan juga secara tersurat jua ia berani
megungkapkan dirinya sebagai
terungkap secara jelas dalam catatan perbicangan dengan seorang teman karabnya
Kyai H. Mansoer dengan tandas dikatakan: Penjelmaan tuhan yang terahir adalah
ummat manusai. Soetomo percaya bahwa saya adalah dia dan dia adalah saya. Aku
dan dia adalah satu dalam hakekat yakni penjelmaan tuhan. Aku penjelmaan tuhan
yang sadar . Itulah sebabnya kau harus menolong menyadarkan aku yang belum
sadar . akau harus berbuat baik kepada diriku
Dengan terbentuknya organisasi seperti Budi Utomo, Jong Sumatra,
Jong Ambon, Jong Celebes dan sebagainya terciptalah suatu kerangka dalam mana
para anggotanya dapat menjalankan peranan masing-masing terkoordinir
agar
teleofungsional
yang dapat
di mana dapat
menyaring
Dalam
hal petama,
artikel 111
Regeringsreglemen (peraturan pemerintah) yang masih berlaku pada masa itu tidak
membenarkan bangsa kita hak berserikat dan berkumpul dalam arti politis. Itulah
sebabnya antara lain mengapa serikat Islam yang didirikan pada tahun 1911 tidak
terang-terangan menamakan dirinya sebuah partai, meskipun tuntutannya bersifat
politik. Tetapi harus diakui bahwa berangsur-angsur tersebut ditelerir oleh
pemerintah Hindia Belanda, tentu dalam batas-batas yang ketat, tergantung pada
masa tertentu. Maksud untuk membentuk Dewan rakyat umpamanya memberikan
kelonggaran hak tersebut apalagi mengambil hati rakyat untuk menghadapi perang
Dunia Pertama..
Dalam hal
keinginan pejuang
volksraad dibentuk suatu mosi yang terkenal dengan nama mosi Cokroaminoto
menuntuk agar secepatnya disusun suatu parlement yang dipilih oleh rakyat dengan
hak menentukan hukum sepenuhnya dan dibangunkan suatu pemerintahan yang
bertanggungjawab kepada parlement. Cokroaminito sebagai perseden Serikat Islam
memang menjadi angoota Volskraad pada saat itu dan mendapat dukungan dari
berbagai anggota. Mulanya mereka berharap bahwa Vollksraad ini mencerminkan
mengenai sistem perwakilan dan ketika harapan tak terkabul seperti yang diberi cap
H. Agussalim, kemudian para pemimpin tidak sadar membiarkan volskraad
berkembang. Mosi tersebut menuntut bahwa hak pilih sepenuhnya harus diakui
pada rakyat, badan perwakilan volksraad mempunyai hak legislatif penuh dan
pemerintah
rekad nasional ( nationaale wil ), dan tindakan nasional ( nationnale daad ). Dengan
cara ini Partai Nasional Indonesia berusaha dengan kekuatan rakyat sendiri,
memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan budaya. Agar masyarakat sadar akan
kemelaratannya dalam alam penjajahan, maka kepada mereka diceritakan masa
lampau Indonesia yang gemilang. Manusia Indonesia menurut Soekarno
dimiskinkan oleh keadaan kolonial. Manusia Indonesia yang memiliki tanah untuk
mencari nafkah, tetapi tetap miskin. Manusia Indonesia yang miskin itu dinamakan
Sukarno Marhaen.
Kelompok-kelompok
politik
di
Indonesia
menjadi
sasaran
perjuangan Partai Indonesia pula seperti nampak dalam tulisan Ir. Sukarno pada
tahun 1926. Oleh karena kelompok-kelompok partai politik semakin tertanam rasa
nasionalismenya maka pada akhir tahun 1927 diadakan suatu rapat di Bandung
yang dihadiri oleh wakil-wakil dari Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan,
Sumatranen Bond dan kamu Betawi. Rapat yang dipimpin Partai Nasional itu
sepakat membentuk suatu badan kerjasama Politik Kebangsaan Indonesia ( PPKI ).
Lahirnya Politik Kebangsaan Indonesia
kongres pada tahun 1928. Dalam kongres itu dikemukakan bahwa ada pertentangan
tajam antara yang dijajah dan penjajah. Belanda, merupakan suatu kekuatan
imperialisme yang mengeruk kekayaan bumi Indonesia. Hal ini merusak tatanan
sosial, ekonomi dan politik Indonesia. Untuk mengatasi keadaan ini perlu terlebih
dahulu dicapai kemerdekaan politik. Tiada dapat disangkal bahwa ada unsur-unsur
Marxiistis yang mempengaruhi sikap ini. Pemikiran ini kemudian disebar dalam
rapat-rapat, kursus-kursus dan sekolahan-sekolahan serta organisasi-organisasi
pemuda yang didirikan oleh PNI. Pers PNI yang terdiri dari surat-surat kabar
Banteng Priangan ( Bandung ) dan Persatuan Indonesia ( Jakarta ) juga membantu
penyebaran pandangan ini. Dengan demikian kegiatan PNI dengan pesat menarik
perhatian massa. Jumlah anggota PNI pada tahun 1929 diperkirakan 10.000 orang,
yang tersebar antara lain di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Makassar.
Perkembangan PNI mengkhawatirkan pemerintah Hindia Belanda.
Dalam pidato pembukaan voksraad 1928 gubernur Jenderal menganjurkan agar
rakyat Indonesia menghindari nasionalisme yang ekstrim. Golongan konservatif
Belanda mendirikan organisasi sendiri dengan Vaderiendesche Club pada tahun
pedagang kakilima, buruh bangunan, tukang becak, buruh pelabuhan dan pekerjaan
umum lainnya. Akibatnya adalah terhambatnya kreatifvitas masyarakat dalam
menghasilkan kapasitas produksi yang mempubyai nilai advantage.
Apabila kecenderungan-kecenderungan mengenai prosses yang masih
tetap diwarnai dominasi peranan Negara, rakyat masih tetap menjadi konsumen
pembangunan dan masih adanya semangat Politik Etis, ternyata benar maka
sebenarnya proses pembangunan
Simpulan
Kebangkitan Nasional 100 tahun yang silam suatu momentum sejarah yang
penting. Ia merupakan barometer sejarah yang penting dalam membangun
Keindonesiaan kita ke depan .
untuk
mengangkat
ksetkawanan sosial yang berbasis pada sektor pertanian dan perkebunan seperti
yang telah di rintis oleh para kaum pergerakan. Demokrasi akan menjadi mala
petak jika kekuatan ekonomi tidak ada. Kehancuran negara berbagai suku bangsa di
abad ke-21 karena tidak mampu melawan kemiskinan. Itulah sebabnya,
kemandirian bangsa harus diteggakkan kembali.
Daftar Pustaka
John O. Sutter.
1959. Indonesianisasi Politics a Changing Economy, 1940-1950
Volume II. The Indonesian Economi During The Revolution
Department of Far Eastrn Stdies Cornell University, Itaca New York
Jilid.II
John O. Sutter.
1959. Indonesianisasi Politics a Changing Economy, 1940-1950
Volume III. Sovereign Indonesia Strivers for a National Economy
Department of Far Eastrn Stdies Cornell University, Itaca New York
Jilid.II
John O. Sutter. 1959. Indonesianisasi Politics a Changing Economy, 1940-1950
Volume II. Southeast Asia Program, Volume IV. Sovereign Indonesia
Strivers for a National Economy: Political Attitudes Towards the
Economy, Foreign Investment and Nationalization Department of
Far Eastrn Stdies Cornell University, Itaca New York Jilid.II