Page | 1
perjuangan di teks itu bertujuan hanya untuk menunjukkan
kerendahan hati HMI. Padahal dari segi substansi, NDP lebih
mengeksplorasi prinsip dan nilai-nilai dasar keislaman.
Page | 2
problem solver (penyelesai masalah), dan untuk partai berbasis
massa disebut sebagai solidarity maker (pembangun solidaritas).
a) Masa Penjajahan
Page | 3
besar untuk membakar perasaan sentimental rakyat untuk
bangkit fight against (berjuang melawan) penjajah. Bangsa yang
baru terbentuk 28 Oktober 1928 ini harus disadarkan oleh para
solidarity maker bahwa kedaulatan mustahil tercapai jika tidak
memiliki negeri sebagai tempat tinggal. Sumpah untuk bertanah
air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu hanya akan
mendapat pengakuan dunia jika putra-putri Indonesia memiliki
negara yang satu; negara Indonesia.
b) Masa Revolusi
c) Masa Membangun
Page | 4
Namun, solidarity maker bukan berarti tak lagi dibutuhkan.
Hanya saja bersamaan dengan terbentuknya kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pola perjuangan harus
banyak dikonsentrasikan pada fight for membangun Indonesia.
Bukan fight against yang sejak dulu memang seharusnya berada
di bawah komando solidarity maker.
Page | 5
1. Lindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh
Tumpah Darah Indonesia
Page | 6
perlu dibebaskan dari berbagai kepentingan kecuali pemihakan
pada kebenaran.
Page | 7
Persoalan kemiskinan sangat terkait dengan peluang dan
kesempatan semua warga negara dalam hal akses terhadap
sumber-sumber primer kesejahteraan sosial (social primary
goods). Peluang dan kesempatan itu sejak lahir tidaklah sama
antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan bisa
dilihat secara kasat mata antara individu yang lahir dalam
keluarga kaya dengan individu yang lahir dalam keluarga miskin;
individu yang terlahir sempurna dan serba berkecukupan dengan
individu yang lahir dengan sejumlah kekurangan (cacat).
Page | 8
menggunakan haknya akan terus berkembang sehingga
kesejahteraan umum akan benar-benar tercapai.
Page | 9
Bapak Pendidikan Nasional yang secara lebih utuh berbunyi: Ing
ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani
(Di depan memberi teladan, di tengah memberi prakarsa dan
ide, di belakang memberikan dorongan dan arahan).
Page | 10
bernegara, terutama oleh para pemimpin di matra manapun
berada.
Page | 11
ruh dari egalite. Bahkan lebih dari itu, tiga semangat yang
mestinya tidak terpisahkan ini, sesungguhnya secara utuh sudah
terakomodir dalam satu kata merdeka.
Page | 12