INFORMASI 1
PENDAHULUAN
Proses finishing merupakan mata rantai terakhir dari seluruh tahap produksi di dalam Industri perabot kayu dan bagian Bangunan yang berbahan kayu. Politur merupakan salah satu jenis reka oles atau finishing yang sangat popular pada pembuatan perabot kayu. Dengan ditemukannya bahan selak (Shellac) dimungkinkan pembuatan bahan pelapis baik warna maupun tapi daya kilapnya kurang. Proses pengerjaan atau aplikasi di dalam finishing politur dilakukan dengan atau dengan kuas. MANFAAT FINISHING (POLITUR) Politur bukan hanya sekedar melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu, melainkan juga memperindah dan mempertajam pola serat kestabilan kayu dari kayu, serta yang paling penting menjaga pengaruh cuaca di luar lingkungannya. Pemolituran yang tepat bebas tidak dapat masuk juga mengurangi reaksi kedalam pori-pori kayu terhadap suhu dan kelembaban sekitarnya. Zat cair atau uap air dalam udara kayu karena politur dan yang dilapisi merupakan film atau lapisan yang membungkus cara umumnya penguasan dengan kain perca/kaos afval permukaan kayu yang sangat menarik,
mengisolasi pori-pori pada bidang permukaan luar. Penutupan poripori oleh politur, mempersulit jalan air keluar atau penguapan air
ii
PPPPTK Medan
dari dalam kayu. Kayu yang telah dipolitur seluruh permukaannya akan menjadi stabil baik bentuk ataupun ukurannya. Sering terjadi selembar papan yang masih mentah (belum di politur) cepat mengembang, menyusut bahkan mengembung bila ditaruh di tempat bebas, dalam matahari menunjukan persentase keadaan terlindung maupun diterpa sinar kurang langsung. Namun, papan yang sama akan
reaksi bila di politur pada kesluruhan permukaannya. reaksinya tidak sebesar papan yang masih dalam
Memang kadang-kadang ada pelengkungan atau reaksi, tetapi keadaan mentah. Guna menunjang keindahan penampilan kayu atau perabot serta kerajinan, dapat juga dilakukan pemolituran berwarna. Warna-warna yang dipakai akan menimbulkan kesan harmonis dengan barangbarang interior di sekitarnrnya. Kayu yang akan di politur akan memberikan kesan hangat, halus dan anggun. Kesan hangat, timbul karena pola serat masih tampil. Reka oles politur membentuk lapisan transparan natural atau transparan berwarna. Ada pula politur yang berwarna kedap hingga menutup gambar pola serat. Namun, pemolituran hanya dilakukan pada bagian kecil dari bidang perabot, sekedar sebagai akses pemanis bentuk, menunjang desain perabot. Dengan memolitur kayu, kayu menjadi lebih awet meskipun politur sendiri bukan bahan pengawet.Politur menghambat kerusakan kayu, kayu terlindung dari cahaya dan panas yang langsung maupun tak langsung. Kayu tetap terlindung dari sinar ultra violet Mungkin lapisan politur dikembalikan.
Finishing system Politur ii
matahari.
PPPPTK Medan
Kayu yang di politur juga tidak diserang cendawan atau jamur serta bebas akibat dari pelapukan karena kayu itu tetap stabil dan kering perlindungan yang telah diberikan lapisan selak. dapat dicapai secara maksimal, maka perlu
diperhatikan hal-hal yang sangat merugikan selama proses aplikasi tersebut. Maka untuk itu perlu kita mengantisipasi : Pengahalang daya lekat bahan finishing Mengganggu penampilan keindahan Penentuan detail perabot atau benda kerja yang perlu dan yang tidak perlu difinishing. KLASIFIKASI FINISHING Penampilan finishing dinikmati adalah hasil pekerjaan finishing yang dapat keindahan nilai dekoratifnya,kehalusan pada kesan raba
dan corak pewarnaanya serta kesan mode yang ditimbulkannya. Klasifikasi finishing dapat digolongkan dalam dua kelompok. Penampilan permukaan film dan Penampilan warna finishing
ii
PPPPTK Medan
INFORMASI 2
A. TUJUAN
Setelah diberikan informasi dan proses kegiatan serta aplikatif system finishing , peserta dapat : Mengetahui bahan finishing Mengetahui proses implentasi finishing yang benar Mengerjakan tahapan pekerjaan politur dengan baik dan hasil memuaskan B. PRASYARAT/KEMAMPUAN AWAL Peserta memahami /mengenal bahan politur Peserta minimum, perna mencoba pekerjaan mencat C. METHODOLOGI Ceramah/modul Diskusi Demonstrasi (benda kerja).
ii
PPPPTK Medan
INFORMASI 3
Politur
warna pigmen atau dyestuff yang larut alcohol, atau pewarna larut air. Campuran ini kemudia dioleskan 1. Selak Serlak atau sellac dibuat dari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi kutu lak (Lacciffer Kerr) yang hidupnya parasitis pada tumbuhan tertentu. Hasil sekresi tersebut dikeluarkan di sekeliling badan kutu sebagai proteksi terhadap musuh dari luar dan keadaan alam sekitarnya. dengan kuas atau dioleskan dengan kain bal (kaos perca) pada pemukaan perabot dan kerajinan.
PPPPTK Medan
2.
Spiritus Spiritus merupakan pelarut selak; umumnya berwarna biru. Warna biru menandakan bahwa spiritus adalah golongan ethy alcohol (ethanol) sejenis alcohol yang tidak bisa (edible). Di beberapa kota di Sumatera, Medan misalnya, orang memolitur dengan pelarut alkohol putih tanpa dibirukan. Hal itu sebenarnya sangat baik karena tak berpengaruh pada serlak putih, hingga warna kayu yang terang tidak menjadi kebiru-biruan. Hal yang perlu diperhhatikan agar mendapat larutan politur dimakan
yang baik ialah disamping selak airnya (95%). Kadar alkohol mempunyai
spiritus yang baik. Spiritus dikatakan baik apabila kandungan hanya 5%, selebihnya adalah ethanol atau alkohol yang rendah menyebabkan daya kelarutan spiritus tersebut
kecepatan menguapnya berkurang, hingga lapisan film selak tidak dapat mengkilap pada pemolituran berkelembaban politur sempurna. Hal itu di musim penghujan, atau di daerah
ii
PPPPTK Medan
3.
Pewarnaan Politur Warna yang dipakai dalam pekerjaan politur ada dua macam, yang pertama larut dalam air, dan lainya larut dalam pelarut non air misalnya alcohol, thinner, afdunner, dan minyak. Pewarna larut air yang dipakai dalam politur, misalnya naphtol, teres Pewarna makanan), dan tepung pigmen (Carbon lamp) untuk warna hitam, lainnya. Pewarna yang larut minyak misalnya jelaga oker untuk warna kuning atau solvent, misalnya
kecoklatan, daocu untuk warna merah maroon, dan banyak tepung cat dengan berbagai warnanya. Demikian pula migrosin yang berwarna merah, malachite yang berwarna hijau, serta bahan cairan. Bahan pewarna pigmen pada umumnya meutup serat sehingga hasil pewarnaan tanpa endapan indah.
4. Wood Filler Wood filler Wood filler (bahan pengisi pori-pori dan lubang luka kayu ini sangat murah dam mudah didapat dan atau dempul). Khusus politur adalah wood filler berpelarut air. umumnya dipakai untuk prabot-prabot sederhana yang akan dipolitur selak.
politur
kedap warna ,
aniline
ii
PPPPTK Medan
Apabila
pembuatannya benar, akan diperoleh satu jenis wood filler untuk mengisi pori-pori kayu pada persiapan
permukaan sistim finishing yang bermutu. Sifat-sifat wood filler berpelarut air: 5. Tingkat kekeringanya agak baik Sifat pengisiannya sedang sampai dengan baik Keawetan dan kekerasannya sedang Ketahanan terhadap air sedang Adhesi atau daya lekat baik Tingkat pengerjaannya mudah
Dempul Dempul masih tergolong filler, tetapi berfungsi sebagai tersebut dapat menjadi rata pengisi kembali. lekukan (karena cacat pukulan atau benturan) atau cacat yang besar, sehingga permukaan kayu Khusus untuk finishing dan dipanaskan . politur, bahan dempul yang digunakan adalah
bahan yang dibuat dari lilin (paraffin) yang dicampur dengan oker
6.
Kertas Amplas Menurut ukuran partikelnya, penggunaan amplas dibagi : a. b. c. d. 80 - 180 180 - 240 240 - 320 400 - 600 pengamplasanpersiapan permukaan pengamplasan cat dasar atau under coat pengamplasan antar media /sanding sealer pengamplasan top coat atau akhir
ii
PPPPTK Medan
INFORMASI 4
Selain bahan politur, perlu diungkapkan atau diketahui perlengkapan dan alat yang dipakai untuk memolitur. Alat-alat yang lazim dipakai untuk melapisi dan pengolesan politur yairu kaus perca, dan kuas lebar, kaleng kosong yang bersih untuk mencampur selak a. Kuas Kita supaya kuas. pilih kuas kuas itu yang tidak berbulu halus dan lembut, meninggalkan garis bekas dengan spritus pelarutnya, serta alat sekrap dari plat tipis, lentur.
Penggunaan
kaus
afal
atau kaus perca harus dari bahan katun atau benang kapas. penting politur Dengan
Daya serap baik Kurang baik
Hal
itu
karena dapat
penyerapan yang
PPPPTK Medan
adalah
bercak tak halus pada permukaan politur, bekas lipatan kaus basah yang lepas dari tangan . Hal yang perlu diperhatikan berwarna putih menimbulkan lagi dalam menyiapkan kain perca untuk memolitur yaitu memilih kaus yang polos dan atau terang. Hal itu perlu diperhatikan warna yang tidak dikehendaki pada mengingat adanya pewarna tekstil yang mudah luntur serta permukaan perabot kita.
ii
PPPPTK Medan
INFORMASI 5
BERMACAM SUBSTRAT
di finishing
yang akan di finishing, tentu kelihatan dari bahan satu dari yang lain. Demikian untuk memperlakukan bahan
bahan apa barang itu dibuat. Masing-masing bahan mempunyai sifat tertentu yang membedakan pula perlu keterampilan khusus
tersebut agar dapat di finishing dengan hasil yang memuaskan. Apabila perlakuan khusus diramalkan tersebut tidak dilakukan, maka dapatlah kemudian akan timbul penyimpangan, baik dari segi
penampilanya maupun dari keawetan pemakainnya. Dalam industri finishing, umumnya suatu jenis bahan mempunyai syarat perlakuan yang khusus, Di sampaing perlakuan yang sudah baku dan perlakuan juga tersebut haruslah selalu dipatuhi agar hasil akhir dapat optimal. yang baik, kwalitas hasil akhir dipengaruhi oleh keterampilan memilih bahan mentah yang akan di finishing. Oleh karena itu pos pembahanan diandaikan mempunyai standard grading guna menunjang hasil akhir. Dengan pemilihan bahan untuk benda kerja secara baik, maka pengulangan dan perbaikan bahan itu, baik karena revisi maupun
karena penyimpangan bahan, akan relative sedikit. Demikian pula kepuasan kerja secara psikologis dapat dicapa. Secara pengerjaan
Finishing system Politur
hanya dapat
PPPPTK Medan
maupun
secara
memenuhi presisi, rata dan sempurna, hingga dapat dicapai pelapisan yang memuaskan. KAYU SEBAGAI SUBSTRAT FINISHING Benda nyata antara lain : Adanya jenis kayu yang bermacam-macam Kayu berpori dan mengandung air dan resin antara finishing metal dan finishing
adanya karakteritis
Struktur jaringan yang sangat kompleks dan tidak uniform pada tiap jenisnya Kayu mempunyai potensi penampilan yang indah dan alami, baik warna, bentuk, pola serat dan teksturnya.
PEMILIHAN STRUKTUR KAYU Pengerjaan permukaan atau persiapan permukaan yang teliti harus diawali sejak yang harus pemilihan piperhatikan kayu massif atau solid wood. Bayak hal pada pemotongan dan tentang
penyusutan kayu, warna, pola serat. Cacat permukaan kayu (seperti noda warna) dan batas kayu gubal dapat dan teras karena besar kayu dan penyusutan waktu dan pengaruhnya. Kesalahan pada pemilihan kemudian hanya tenaga yang tidak sedikit. Sifat-sifat khusus kayu tidak ingin permukaan kayu tertentu harus juga diperhatikan, bila kita dan penodaan dihadapkan pada pencemaran
menguntungkan. Misalnya :
Finishing system Politur ii
PPPPTK Medan
Kayu jati, mengandung minyak dan lilin Kayu keruing, mengandung dammar Kayu kamfer jenis tertentu, mengandung damar. Kesalahan pada pekerjaan finir juga berpengaruh, misalnya penyusutan finir yang retak halus (retak rambut) karena
terkena lem dengan kandungan air yang berlebihan. MEMPERLAKUKAN SIFAT POTENSIAL KAYU Sifat sifat kayu warna kayu serat kayu tekstur kayu nilai dekoratif ukuran pori sifat higroskopis terhadap air. yang berpengaruh terhadap finishing, meliputi sifat-sifat fisik dan kimiawi kayu, antara lain :
ii
PPPPTK Medan
SISTIM FINISHING POLITUR WARNA TRANSPARAN PENGAMPLASAN BENDA KERJA No. 80 - 120
Catatan : Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pendasaran yang ke 1 sehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna
Finishing system Politur ii
PPPPTK Medan
LANGKA KERJA DAN TAHAPANNYA 1. Benda kerja yang akan dipolitur, diamplas dengan baik dan lain-lain yaitu rata dan halus tanpa ada noda noda lem, garis-garis pensil harus dibersihkan. Pada pengamplasan ini gunakan kertas amplas no, 80 180 dengan menggosok searah serat kayu. Pengamplasan tidak boleh melintang serat, agar tidak meninggalkan bekas amplasan. Akibat amplas saat dari pada bekas pada akhir yang melintang, pewarnaan
akan jelas nantinya tahapan maupun sehingga keindahan 2. Pengisian pori-pori mengusapkan sampai pori-pori digunakan kayu dengan bubur filler tahapan /
polituran tersebut. dengan kain perca terisi padat hingga sambil menekan kuat kering dan dapat dengan thinner
bubuk filler
yang larutannya
dengan alat kape/skerap. Setelah kering, filler diamplas memakai amplas no. 240 (bekas no. 80 180)
a.
b.
PPPPTK Medan
berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak. Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri. Kita membuat adonan kapur dempul putih atau talk halus, ditambah secukupnya tepung pigmen kayunya, misalnya ditambahkan tepung perekat atau lemputih yang disesuaikan dengan warna
kayu jati dengan tepung oker. Perlu sebagai resin atau pengikatnya. dapat dipakai lem PVAC
Kemudian, aduk serta encerkan dengan dengan air hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan kekayu. Pengisian Pori-pori pada benda kerja dengan kuas. Namun, bubur dapat masuk ke cela-cela ukiran. Setelah sikat dikuaskan, biarkan dengan sikat ijuk bubur setengah kering, lalu kuat-kuat hingga kering. ukiran dapat dilakukan hingga filler harus lebih encer
Pada pengisian pori benda ukiran, sebaiknya digunakan jenis bubur filler base thinner. atau yang solvent larut
PPPPTK Medan
3.
pewarna larut
serta memutar. Untuk mendapatkan tekan dengan telapak hingga warna permukaan
warna yang rata, kita buka lipatan kaus permukaan/bidang yang diwarnai, tangan 4 terbuka sambil diusapkan
sama dan tercapai warna yang diinginkan. Selanjutnya kita lakukan pendasaran dengan kuas dan politur untuk mengunci warna tadi hingga tidak luntur pada pelapisan berikutnya. Pendasaran dengan demi serta bekas yang selapis tanpa kuas. terbuat dilakukan tipis-rata Pendasaran dari selak dikuaskan, selapis meninggalkan
dilakukan
dengan politur,
dilarutkan kedalam spiritus dengan perbandingan 1 ons selak spiritus. Setelah 15 menit, permukaan bidang hasil menjadi kering. Akan terlihat penguasan di beberapa tempat tertinggal bekas-bekas harus yang yang tak rata dan serat-serat kayu pendasaran akan dengan 1 liter
muncul di permukaan.
ii
PPPPTK Medan
itu
muncul
spiritus, sering tidak tampak dengan tangan akan terasa kasar. Muncullah serat dan bekas kuas harus diamplas rata sampai permukaannya diraba halus. Untuk
Gambar Pendasaran dikuaskan dengan tipis-tipis
pengamplasan
Baik dan tidaknya hasil pemolituran sangat ditentukan oleh pengamplasan pada tahap pendasaran ini. 5. Selesai tahap pendasaran, pada umumnya dilakukan perbaikan permukaan. Kayu yang berlubang karena atau bekas pukulan mata kayu busuk dan pecah-pecah sambungan ditutup
dengan dempul yang telah disesuaikan warnanya. 6. Melalui tahap penguasan politur berulang-ulang, maka
ii
PPPPTK Medan
Catatan : Pengolesan lapisan politur pada permukaan dengan kaus perca merupakan proses tahap berikutnya. Keuntungan penggunaan kaus yaitu usapan pada Sudut pada tahap ini, bekas garis-garis pemakaian tumpul kaus perca
Gambar Kaus perca dilipat sepadat mungkin
politur seperti
kuas,tidak tampak. yang digulung padat, tidak dari bidang polituran memutus pelapisan atau tidak lepas secara mengejut,hingga bekasnya halus. Kaus perca kemudian untuk pengausan oleskan secara ini dilipat sepadat mungkin; beberapa kali hingga berputar
terdapat pelapisan yang menutup. Untuk meratakan beberapa garis bekas putaran, usap dan oleskan politur berulang-ulang searah serat kayu dengan sedikit lebih ditekan.
PPPPTK Medan
kain kaus
pemerasan kaus
sampai tidak menetes. Pengausan dengan kaus sangat basah bisa melunakkan kembali lapisan sebelumya. Lapisan itu akan terkelupas dipewrbaiki. kelihatan Areal kayunya. yang Cacat ini sangat kecil, sulit maka terkelupas hanya
perbaikannya harus dilakukan secara khusus. 7. Tahap pemolituran memakai kaus yang terakhir ini adalah pelapisan dengan seperti tahap-tahap sebelumnya, namun lebih encer. Seperti pemolituran didasari setelah kering
diratakan dengan amplas no. 300-400 (amplas bekas). Adapun pelapisan akhirnya harus dipoleskan dan ditekan secara kuat searah serat dengan kaus yang apuh tidak terlalu basah, baru, dapat dengan sampai hasilnya menutup pori, halus dan mengkilap. Bila kita harus membuat politur perbandingan spiritus. Dalam pengausan akhir, selain keampuhan kaus, perlu juga diperhatikan lagi bawah kaus tidak terlipat terbalik. Kaus kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaus terbalik, bulubulu kaus akan terlepas dan menempel dipermukaan bidang politur serta berakibat buruk. Hasilnya kasar, tidak mengkilap. selak spiritusnya 1 ons dengan 2,5 liter
ii
PPPPTK Medan
meninggalkan
ii
PPPPTK Medan
KEGIATAN 2
15 menit
Setelah kering amplas habis (No.80 180)
PEWARNAAN PERMUKAAN KAYU Gunakan pewarna jenis pigme, dicampur dengan politur dan dikuas.
5 menit Biarkan kering tanpa amplas
PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA Pelapisan dengan politur sangat cair, dan dikauskan sampai mengkilap
ii
PPPPTK Medan
Catatan : Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pengisian pori pori hingga tertutup dengan warna kedap.
Lapisan akhir polituran Lapisan pendasaran 1 Lapisan pewarna Lapisan wood filler Permukaan diampas (no. 80 - 180)
ii
PPPPTK Medan
TAHAPAN POLITUR KEDAP WARNA Pada prinsipnya Pada tahapan ini proses politur kedap warna ini tidak berbeda dengan proses kegiatan, (proses politur warna transparan). bedanya ditahapan pewarnaan permukaan kayu bertekstur kasar yaitu dengan pewarna jenis pigmen. Maka proses tahapan politur tahap warna sebagai berikut : 1. Pertama-tama, kita membersihkan bidang permukaan kayu yang akan dipolitur dengan kertas gosok atau kertas amplas untuk memotong serat yang berdiri dan kasar. Di samping itu juga untuk membersihkan noda lem, minyak, garis pensil, yang mengganggu keindahan permukaan. Pengamplasan atau penggosokan itu dilakukan dengan kertas amplas nomor 80 180, dan harus searah serat kayu.
2.
Tahapan ini
mengisi filler pada permukaan kayu yang sudah bertekstur kasar. Setelah
ii
PPPPTK Medan
3.
Pada proses ketiga ini, adalah pewarnaan penutup serat (kedap warna), yang mana warna pigmen dicampur dengan misalnya kayu. Pada pewarnaan atau motip-motip lain; ini menggunakan alat kuas dan pengolesan selapis merata pada seluruh bidang permukaan kayu yang perlu pewarnaan tersebut.(lihat contoh gambar pewarna dan morip-motip kayu) larutan politur dasar. Dan umumnya dipakai warna-warna yang gelap coklat, hitam, maron dan lain-lain, motip-motup
PPPPTK Medan
Kemudian
tunggu
hingga
kemudian
benar-benar
kering
pengolesan beberapa
lapis sampai tebal dan menutup serat kayu. Catatan : Proses pelapisan harus merata dan setiap dipolesan harus kering dulu 4. Setelah benar-benar kering, kauskan atau kuas politur dasar (1 ons selak + 1 l spiritus), hingga menutup semua permukaan warna . Hal ini bertujuan agar lapisan warna tidak terkikis dasar tersebut untuk mengikat atau dengan pada saat mengamplas. Dengan demikian politur lapisan pewarnaan dengan menggunakan kuas
kaus perca dari bahan katun atau benang kapas (warna putih kain warna terang) serta tidak luntur, dengan cara memutar mutarkan kain tersebut Setelah proses pendasaran benar-benar kering, permukaan diamplas lagi dengan amplas no. 240 400 hingga permukaan benda rata, dan cara pengamplasan basah serta searah serat kayu. 5. Pada proses berikutnya campurannya adalah tahap akhir pemolitur yang searah satu kali
(1 ons setelah + 2,5 l spiritus) dan menekan dan setiap ini harus rata
dengan
lapisan tunggu kering. Dan ulangi beberapa kali hingga hasil akhirnya halus dan mengkilap
ii
PPPPTK Medan
Gambar benar
Gambar salah
ii
PPPPTK Medan
Apa manfaat /tujuan pelapisan politur pad permukaan benda kerja ? Bahan/kayu mempunyai syarat perlakuan yang khusus, yang sudah baku dalam finishing Sistim. Jelaskan apa tujuan perlakuan tersebut ?
3. 4. 5.
Sebutkan fungsi dari pada bahan finishing : Resin dan Pigmen Bahan apa saja yang digunakan untuk finishing politur ? Apa sebabnya pemolesan bahan politur dilakukan dengan kuas atau kain bal /kaus.
ii
PPPPTK Medan
EVALUASI 2
No 1 2
Kegiatan yang dinilai Pernahka anda melakukan pemolituran sebelum diklat ? Pendempulan berlobang proses dengan benda kerja kayu yang yang pada padat dilakukan besar/cacat bahan lilin pekerjaan
finishing
politur,
dengan alat kuas atau kain bal. Apakah anda lakukan itu ? 4. Apakah anda memahami proses
pemolituran yang baik Diklat finishing system Politur - Nama Peserta - Hasil evaluasi Catatan : : : - Tanggal Pelaksanaan :
ii
PPPPTK Medan
Lembar 1
1. 2. 3. Meningkatkan nilai-nilai
Kunci Jawaban
keindahan dan keawetan serta
komersial bahan kayu dan poliwood. Agar hasil akhir dapat optimal dan memuaskan Resin : getah Untuk ketahanan permukaan. Pigmen : Pewarna memberikan 4. 5. pembangun lapisan film untuk warna pembangun, penutupan pembentuk warna lapisan film yang mana memberikan terhadap kekerasan air serta elastisitas, untuk kelipatan
keawetan dan kelengkapan lapisan. Bahan serlak dan pelarut spiritus/thinner Karena bahan politur mempunyai viskositas rendah atau encer serta mempunyai waktu kering panjang/lama.
ii
PPPPTK Medan
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. Pusat pengembangan dan pelatihan Industri kayu. Teknik finising . Semarang : Pika 2001 Sunaryo, Agus. Reka oles Mebel kayu. Semarang kanisus : 1997 Propan Raya Medan 1992 BBZ Furnieren .Jerman : 1985/86 PT. Sistim Finising Mebel Kayu dan rotan
ii
PPPPTK Medan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI Pendahuluan Klasifikasi Finishing Informasi 2 Informasi 3 .. .. .. .. Informasi 1 PENGANTAR FINISHING POLITUR 1 1 3 4 5 6 7 7 8 8 9 Manfaat Finishing (Politur) i ii
Bermacam Substrat . Kayu sebagai substart finishing Pemilihan struktur kayu .. Memperlakukan sifat potensial kayu .. Keg. 1. DEMO FINISHING (WOOD FINISH METHOD) Langkah kerja dan tahapannya Keg. 2 SISTEM POLITUR KEDAP WARNA Tahapan politur kedap warna Evluasi 1 .. Evaluasi 2 ..
10 12 12 13 15 24 28
29 30 31
ii
PPPPTK Medan
ii