DISKURSUS
REVOLUSI
LEFT INDONESIA
MEDIA
i |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
KATA SAMBUTAN
Buku ini menceritakan proses terjadinya revolusi
yang mendorong terbentuknya cita suatu bangsa. Di
berbagai belahan dunia, gerakan revolusioner telah
menunjukkan suasana yang berbeda pada setiap langkah
perjuangan sebagai tujuan untuk membebaskan rakyat dari
penindasan yang dilakukan oleh bangsa penjajah maupun
penguasanya sendiri.
Buku “Diskursus Revolusi” merupakan buku
pertama penulis yang diselesaikan melalui metode
pendekatan sejarah dan perbandingan lalu memberikan
sintesis berupa analisa antar peristiwa. Mengingat bahwa
perubahan secara global yang telah turut mendegradasi
sebagian generasi muda dalam menyadari peran sejarah
dalam pembebasan dunia, maka salah satunya melalui buku
ini, penulis mencoba untuk kembali mengingatkan betapa
pentingnya peran revolusi di berbagai belahan dunia
sebagai langkah pengantar kemajuan hingga hari ini.
Ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada
Allah SWT ,Nabi Muhammad SAW, Orang tua dan seluruh
revolusioner yang telah mengorbankan nyawa untuk
perubahan dunia yang lebih berkemajuan
Kota Malang, November 2019
Muhammad Irfan Hilmy
ii |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
DAFTAR ISI
Kata Sambutan dari Penulis .........................................
Daftar Isi..........................................................................
BAB I .............................................................................. 1
I. Menyoal Revolusi ...................................................... 2
II. Agama Progresif ..................................................... 14
III. Pergerakan Kecil Menuju Revolusi ...................... 21
IV. Demokratisasi Negara .......................................... 28
V. Komunis dan Negara ............................................ 38
BAB II .......................................................................... 49
I. Ali Syariati dan Revolusi Iran ................................. 50
II. Menyambut Sang Diktator .................................... 63
III. Pergolakan Revolusi Iran...................................... 76
iv |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB I
1 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Menyoal Revolusi
4 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pun akan
berubah ke arah yang dikehendaki bersama.
Dalam perspektif Hannah Arendt, revolusi
mengandung berbagai makna di dalamnya, salah
satunya Arendt beranggapan bahwa revolusi
memaknai sebuah nuansa ‘fajar baru’ yang berarti
memberikan harapan yang lebih baik terhadap aspek
kehidupan manusia. Baginya revolusi secara umum
mempunyai kriteria dasar, yaitu bertujuan untuk
menyingkirkan orde sosial yang telah ada bersama
dengan struktur kekuasaan yang mendukungnya,
sehingga selanjutnya dapat dibentuk sebuah orde
sosial baru. Kriteria tersebut mengartikan bahwa
revolusi benar – benar terjadi apabila telah
meruntuhkan orde sosial lama bersama dengan
sistemnya lalu membangun sistem baru bersama
sebagian besar rakyat. Rakyat yang dimaksudkan
adalah orang – orang yang merasa tertindas karena
kepemimpinan yang lama sehingga bersatu untuk
menghancurkan penindas mereka. Berangkat dari
perspektif makna dan kriteria revolusi menurut
Hannah Arendt, maka yang ditemukan adalah bahwa
revolusi terjadi dengan perencanaan dan kondisi
sosio-politik yang berkembang pada masa itu.
Revolusi dirancang dan direncakan oleh individu,
organisasi, atau kelompok sosial tertentu dengan
berhadapan dengan kondisi sosial yang
5 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dipertentangkan bersama. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kaum revolusioner
membawa kepentingan perubahan berdasarkan
ideologi yang mereka ilhami sebagai sarana
pergerakan dengan membentuk taktik dan strategi
untuk menggulingkan kekuasaan atau mengubah
kondisi sosial secara mendasar. Strategi dan taktik
tentunya akan dibuat oleh para elite revolusioner
yang menjadi motor pergerakan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki bersama.
6 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bawah (buruh) dan kelas atas (pemodal dan pemilik
tanah) sehingga bagi Marx hal tersebutlah yang
mengakibatkan pertentangan kelas yang tidak dapat
terhindarkan. Dengan artian bahwa dalam sudut
pandang objektif, para buruh dan pemilik modal
sama – sama memiliki kepentingan kelas yang
berbeda sehingga kepentingan tersebut tidak
mungkin untuk disatukan antara buruh dan pemilik
modal.
7 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bersosial. Seorang Marx juga mengilhami bahwa
proses revolusi adalah proses alamiah dari
masyarakat yang telah memiliki kematangan untuk
melakukan revolusi yang mereka kehendaki. Tidak
perlu dipungkiri bahwa massa juga membutuhkan
organisasi atau kelompok kecil masyarakat untuk
menyadarkan dan memberikan pencerahan
intelektual tentang keadaan yang mereka rasakan
sebelum revolusi. Pendidikan massa sangatlah
penting untuk memberikan kesadaran mereka akan
pentingnya perubahan dan perlawanan, seperti yang
dilakukan oleh Ali Syari’ati di Iran ataupun Lenin di
Rusia yang dapat mempengaruhi massa yang begitu
besarnya untuk melakukan revolusi kepada
penguasa yang sah. Marx juga membenarkan
terhadap tindak kekerasan dalam revolusi dengan
catatan adalah untuk melawan kaum borjuis,
birokratis ataupun militer yang rasional. Hal tersebut
tidak lebih sebagai taktik dan strategi untuk
menjatuhkan penguasa dan menegakkan pilar
kehidupan sosial yang baru.
8 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sering berkumpul menghabiskan waktunya dengan
kaum – kaum tertindas yang ada di Brazil, wajar saja
masa kecilnya ia habiskan di Wilayah Recife yaitu
daerah terbelakang dan dihimpun banyak
kemiskinan disana. Hal tersebutlah yang
menyebabkannya sangat dekat dengan kaum – kaum
miskin dan tertindas semenjak ia kecil. Kedekatan
tersebut menghasilkan sebuah ide dan gagasan
cemerlang di masa depannya ketika ia menguraikan
pendidikan berkesadaran yang ditujukan pada kaum
tertindas agar penindasan dapat ditiadakan untuk
selamanya. Rekam jejak pengabdiannya pada
pendidikan Brazil juga sangat cemerlang, ia berhasil
memberantas buta huruf di daerah Angicos yang
merupakan daerah terbelakang. Ia pun memberikan
konsep pendidikan yang berbeda dari biasanya,
baginya pendidikan tidak seperti mengajarkan
seseorang tentang teori – teori ilmiah dalam pelajaran
eksak, pendidikan ialah menjawab pertanyaan yang
belum ada jawabannya sebelumnya. Ia juga
menentang bahwa murid dikatakan sebagai alat
pendidikan, baginya murid dan partisipasi dalam
pendidikan adalah proses mendidik yang
sebenarnya.
9 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pendidikan tersebut sebagai komitmen bagi para
intelektual untuk memberikan penyadaran kepada
orang – orang tertindas. Baginya penindasan adalah
perbuatan yang tidak manusiawi dan merupakan
sesuatu yang menjatuhkan harkat kemanusiaan
(dehumanisasi). Berangkat dari hal tersebut Freire
kemudian membuat sebuah rumusan tentang
pendidikan yang menghasilkan kesadaran, ia pun
membagi kesadaran menjadi tiga golongan yaitu,
kesadaran magis, naif dan kritis. Kesadaran magis
merupakan kesadaran masyarakat yang tidak dapat
melihat satu faktor dan faktor lainnya, magis lebih
melihat faktor diluar manusia sebagai penyebab
ketidakberdayaan yang sangat lekat dengan hal – hal
natural maupun supranatural. Selanjutnya kesadaran
naif yaitu lebih melihat aspek manusia sebagao akar
penyebab masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Lalu yang ketiga adalah kesadaran yang menurutnya
paling penting yaitu kesadaran kritis. Kritis dapat
diartikan sebagai kondisi sosial yang dapat melihat
aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.
Pada tataran kritis masyarakat akan dapat melihat
kenyataan sebenarnya yang terjadi di dalam realitas
sosial. Penyadaran menurut Freire memiliki tugas
sebagai pembebasan dan berarti penciptaan norma,
aturan, prosedur dan kebijakan baru. Ia mengatakan
bahwa kesadaran kritis terhadap realitas merupakan
keharusan bagi tindakan manusia dan transformasi
10 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sosial. Bagaimanapun, freire selalu menekankan
bahwa kritis adalah hal yang sangat penting untuk
mencapai pembebasan. Kesadaran kritis tersebut
didasarkan pada konsepsi hubungan antara dialektis
dengan kesadaran manusia. Sebagai contoh dari
hubungan tersebut adalah hubungan penindas
dengan tertindas. Subjek penindas baru dikatakan
menindas tentu apabila ada objek tertindas
dibawahnya, hal tersebut mengungkapkan bahwa
eksistensi penindasan tidak akan ada tanpa ada objek
yang ditindas, itu berarti bahwa penindas juga tidak
akan eksis apabila tidak ada kaum tertindas.
Keduanya bagi Freire merupakan manifestasi dari
dehumanisasi, yaitu penindas terdehumanisasi
karena perlakuan dirinya dan tertindas
terdehumanisasi dengan realitas yang terjadi bahwa
mereka sedang ditindas. Pendidikan bagi kaum
tertindas di gencarkan oleh Paulo Freire di Brazil
untuk menyadarkan mereka agar tidak ada lagi
terjadi penindasan yang merajalela sampai pada
tahun 1964 setelah terjadi kudeta militer, ia ditahan
selama tujuh puluh hari dan kemudian dibuang
keluar dari Brazil.
11 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
langkah revolusi sendirian tanpa memiliki massa
yang sadar dibelakangnya. Seorang ibu hamil pun
apabila bergerak dengan satu juta orang
dibelakangnya maka akan memiliki kekuatan yang
tangguh untuk menggulingkan pemerintahan.
Masalahnya adalah pada sadar atau tidak sadarnya
masyarakat serta keinginan yang dimiliki untuk
melakukan sebuah gerakan besar – besaran mencapai
sebuah kesepakatan. Bagi Marxisme Ortodoks
revolusi merupakan titik puncak dalam triade
dialektika material dalam kelas – kelas tersebut.
Mereka menyatakan bahwa revolusi selalu terjadi
dari perebutan kekuasaan politik oleh kelas bawah
yang merusak tataran kelas atas, namun mereka juga
mengingatkan bahwa revolusi tidak hanya berbicara
tentang penggulingan kekuasaan, lebih mulia dari itu
mereka menyampaikan bahwa revolusi merupakan
sebagai sebuah upaya untuk menghapuskan
penindasan kelas proletar dengan cara menghapus
kelas – kelas yang ada dalam masyarakat dan hal
tersebut dapat capai apabila ada kesadaran bersama
untuk merubah sistem yang ada.
12 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
rakyatnya? Atau malah rakyat yang bekerja bagi
pemerintahnya?. Dalam realitas sosial, memang hal –
hal tersebut sudah menjadi pertanyaan umum,
dengan melihat realitas yang terjadi bahwa terjadi
tindakan represifitas militer maupun pemerintah
menandakan bahwa ada upaya untuk menjatuhkan
rakyat dalam esensi bernegara. Seolah – olah rakyat
yang wajib memberikan seluruh keringatnya kepada
pemerintah, bukan pemerintah yang memberikan
seluruh keringatnya kepada rakyat. Maka sudah jelas
dan terang bahwa mereka yang mempersoalkan
keberadaan revolusi merupakan pihak – pihak yang
tidak menginginkan posisi mereka digantikan oleh
sistem yang baru. Ketamakan kekuasaan membuat
para elite tersebut lupa pada tugasnya untuk
membangun peradaban negara sehingga akan terusik
apabila ada yang menganggu kekuasaannya. Sebut
saja nama seperti Alm. Munir Said Thalib salah satu
aktivis yang lahir dari komisariat HMI fakultas
hukum Universitas Brawijaya yang berhasil membuat
gerah penguasa pada saat itu. Ada lagi nama seperti
Wiji Thukul yang dengan puisinya berhasil membuat
penguasa risih dan menutup kuping mereka rapat –
rapat. Tentu banyak tokoh – tokoh yang berhasil
membuat kegerahan telinga penguasa yang
mendengarnya sehingga membungkam mereka
dengan memasukkannya kedalam penjara,
dihilangkan, bahkan dibunuh. Namun walau raga
13 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mereka telah menghilang dari publik, tetapi ingatlah
semangat dan pemikirannya tidak akan pernah
hilang ditelan zaman.
18 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menodai agama secara pemikiran. Agama tidak
hanya semata – mata ajaran yang memaksa seorang
tunduk tanpa berpikir, entitasnya mencakup
kebebasan berpikir dan menentukan suatu hal yang
benar serta salah dalam memilih pilihan kehidupan.
Pembebasan terhadap doktrin agama harus selalu
diaplikasikan agar sifat progresif dari agama dapat
tercapai. Progresifitas agama dapat dibuktikan
dengan kemajuan ajarannya dalam mempengaruhi
dan mengadakan suatu perubahan dalam
masyarakat, sehingga untuk memahami dan
memisahkan agama dalam doktrin maupun praktik
perlu adanya pengelaborasian dalam mempelajari
agama.
19 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
corak pemaksaan dan penindasan. Praktik lainnya
yang membuktikan agama cenderung sebagai alat
politik oknum ahli agama adalah praktik keagamaan
dengan tujuan “berkomunikasi” dengan tuhan harus
melalui perantara keagamaan dan membayar untuk
melakukannya. Praktik seperti ini telah terjadi dahulu
pada masa sebelum revolusi gereja dengan tenarnya
surat aflat sebagai surat pengampunan yang harus
membayar pada gereja untuk mendapatkannya.
Pertanyaannya lalu apakah Tuhan dalam pandangan
seperti itu berbayar? Atau Tuhan mematok harga
untuk berkomunikasi dengannya?. Secara mendasar
agama harus bebas dalam keadaan politis matrealistis
seperti itu, adapun konsepsi sosialis dalam agama
merupakan suatu tindakan kesukarelaan dan tidak
memaksa apalagi menjual agama untuk
mendatangkan keuntungan. Dalam konsepsi seperti
itulah progresifitas agama dalam pembangunan
dapat terejawantahkan secara moril maupun materil
untuk peradaban yang lebih matang.
20 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
akhir – akhir ini agama tidak lagi dijadikan perangkat
ideologi untuk melakukan pergerakan serta
membebaskan orang – orang yang terjebak dalam
sistem konservatif untuk keluar dari dalamnya. Hal
inilah yang mendegradasi nilai progresif dari ajaran
agama dengan niat awal untuk mengubah dunia
namun hari ini tunduk pada sistem yang menekan
mereka sendiri. Maka nilai – nilai progresif dalam
agama harus segera dikembalikan pada keadaan
sebagaimana dahulu ia datang untuk melakukan
perubahan sikap dan moral. Peristiwa penindasan
terhadap saudara seagama merupakan contoh besar
dalam kemunduran agama sebagai sarana pendamai
masyarakat, masyarakat agama lebih banyak
diselimuti sikap – sikap apatis yang membunuh
pemikiran mereka terhadap kondisi sosial dan hanya
fokus melaksanakan ritus beragama. Anggapan
“yang penting saya beribadah” merupakan suatu
pernyataan konkrit untuk memusnahkan agama
dalam tataran ideologi dan progresifitas. Pernyataan
seperti itu pula menjauhkan orang beragama dalam
kehidupan sosial, politik dan ekonomi sehingga tidak
mendorong terjadinya suatu perubahan mendasar
yang disumbangkan agama kepada kondisi
masyarakat saat ini. Oleh karenanya dengan kembali
pada menjadikan agama tidak hanya sebagai ritus
melainkan menjiwainya sebagai ideologi akan
membangkitkan dunia dalam keterpurukan konflik
21 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dan perpecahan, semua akan berjalan damai dengan
jaminan ajarannya masing – masing.
23 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dalam catatan sejarah, revolusi yang terjadi
banyak dipengaruhi oleh kekuatan rakyat dengan
massa yang sangat besar. Siapapun yang akan
ditumbangkan pasti akan hancur pada akhirnya
apabila kekuatan rakyat telah bersatu walau dengan
gerakan kecil. Seperti yang terjadi di pelabuhan
Gdansk dengan mogoknya para buruh pada periode
Agustus 1980 yang lalu menjalar ke seluruh polandia,
sehingga menimbulkan kepanikan rezim yang
berkuasa pada masa itu. Kepanikan rezim tersebut
berlanjut pada tanggal 31 Desember 1981, rezim
komunis Polandia pada saat itu memblokade jalanan
dengan menderetkan tank – tank lapis baja di jalan –
jalan guna mengentikan laju gerakan solidaritas
tersebut. Akibatnya ratusan orang yang tergabung
dalam gerakan solidaritas tersebut ditangkap bahkan
dibunuhi oleh para militer Polandia. Rakyat yang
telah muak dengan kesewenang – wenangan rezim
mengabaikan begitu saja ancaman militer yang
semakin membabi buta. Unjuk rasa berskala besar
tersebut mengakibatkan siaran berita diboikot oleh
massa dan juga siaran radio disana. Kekuatan massa
yang besar dan sadar tentang kondisi mereka seakan
telah menjadi momok mematikan bagi siapapun
rezim yang berkuasa karena sewaktu – waktu
kekuatan tersebut bisa saja menghancurkan
24 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pemerintahan yang berkuasa. Kota kecil Swidnik pun
menjadi saksi tentang solidnya massa solidaritas
dalam melakukan pergerakan menentang
pemerintahan, pada sore hari tanggal 5 Februari 1982
saat pemerintah menyiarkan berita nasionalnya,
mereka sontak keluar rumah dan meramaikan
jalanan. Semua televisi mereka matikan dan sebagian
dari mereka membawanya keluar serta
menghadapkannya ke jalanan. Warga Swidnik
melakukan hal seperti itu karena melihat
pemerintahan yang menyiarkan berita secara
sentralistik tanpa melihat daerah – daerah lainnya
sehingga warga Swidnik membangun diri dan
kepercayaan mereka dengan melakukan hal seperti
itu. Melihat persatuan yang dilakukan warga Swidnik
membuat pemerintahan akhirnya mempercepat jam
malam di daerah tersebut. Konsekuensi apabila ada
seorang yang melanggar jam malam tersebut adalah
ditembak atau ditangkap oleh para militer Polandia
namun para penentang tersebut menyiasati aksi
lainnya dengan keluar rumah lebih awal saat berita
petang baru dimulai. Aksi tersebut sebagai simbol
perjuangan yang mereka lakukan untuk menentang
kekuasaan yang sangat sewenang – wenang tersebut,
mereka seakan membuat simbol bahwa Swidnik juga
sama dengan daerah – daerah lainnya yang
25 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintahan
komunis di Polandia akhirnya benar – benar runtuh
pada tahun 1989 bersamaan dengan kejatuhan
komunisme di Eropa. Kecerdikan rakyat kecil juga
ditunjukkan pada bulan September 2007 di Burma.
Saat Rakyat Myanmar yang saat itu turun kejalan
untuk menentang rezim militer Burma karena
kekecewaan terhadap rezim yang saat itu menaikkan
harga bahan bakar, mereka pun mulai
mengumpulkan anjing – anjing liar dari setiap daerah
untuk dikumpulkan di setiap kota untuk membantu
mereka melancarkan serangan dan melawan balik
para militer yang menjaga aksi mereka. Anjing
tersebut dikalungi foto – foto pimpinan militer
mereka dan juga menyerang para militer yang saat itu
berjaga. Para militer tampak kerepotan dengan
kekuatan “anjing’ yang dikeluarkan oleh massa,
karena hal itu tidak terbayang sebelumya. Tentu aksi
– aksi yang dilancarkan di Polandia dan Myanmar
tersebut membuktian kecerdikan rakyat dalam
membentuk strategi perlawanan, dan membuktikan
bahwa perlawanan tidak harus dalam bentuk fisik
namun dalam bentuk yang lebih halus tetapi sangat
menganggu ketenangan penguasa.
26 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Ada lagi sebuah peristiwa pergerakan dan
pembangkangan rakyat yang lebih unik tetapi
terkesan sangat revolusioner. Peristiwa tersebut
terjadi di Uruguay saat dipimpin dibawah kekuasaan
militer yang saat itu terkenal sangat kejam sehingga
mengakibatkan banyak orang yang melarikan diri ke
luar negeri untuk menghindari rezim yang amat
kejam tersebut. Segala sesuatu yang mengarah
kepada paham kiri diberangus, sampai kepada
konser piano pun turut dibatalkan karena judulnya
yang dianggap terlalu kiri. Keadaan seperti itu tentu
membuat kondisi sosial sangat mencekam dan
menakutkan, sampai seseorang harus berhati – hati
keluar rumahnya dan mengambil langkahnya agar
tidak disangka sebagai golongan kiri. Massa pun
mencari ide untuk melakukan suatu aksi
penentangan terhadap rezim yang amat kejam
tersebut. Hingga pada suatu pertandingan sepakbola
diselenggarakan di Uruguay yang dihadiri oleh
ribuan rakyat Uruguay sampai seluruh kursi stadium
penuh dan terpaksa sebagian lainnya menunggu
diluar stadium. Kejadian yang amat menarik terjadi
ketika saat paduan suara yang menyanyikan lagu
kebangsaan Uruguay mulai bernyanyi dengan
semangat namun tidak begitu dengan rakyat
Uruguay yang terlihat sangat tidak bersemangat
27 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyanyikan lagu tersebut. Bagi militer saat itu,
tindakan mereka adalah sebuah pemberontakan
kepada negara karena hanya menyanyikan lagu
nasional dengan tidak semangat. Para penonton
sepakbola itu ternyata tidak memelankan suaranya
sepanjang lagu itu dinyanyikan, pada saat tiba lirik
“Gemetarlah kau, para tiran!” sontak semua orang
langsung berdiri dan berteriak riuh meneriakkan
perkataan tersebut. Tentu pihak militer tidak dapat
menangkap para penonton itu karena apabila satu
orang saja ditangkap oleh pihak militer maka
pertempuran tidak dapat dihindari pada saat itu.
Peristiwa yang terjadi tersebut menandakan bahwa
pergerakan rakyat eksis tanpa terbatas ruang dan
waktu bahkan dalam momentum olahraga pun masih
ada kesempatan untuk membangkang dan bangkit
melawan.
28 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang tergerak dalam revolusi meyakini langkahnya
dengan sepenuh hati dan jiwanya. Kekuatan rakyat
pun tidak bisa dipandang sebelah mata, peristiwa di
Burma pada tahun 2007 tersebut menandakan usaha
revolusi yang cerdik tanpa harus mengorbankan lebih
banyak nyawa dengan menggunakan perantara
anjing untuk menyerang para militer Myanmar.
Peristiwa yang terjadi di Polandia menunjukkan
sebuah soliditas massa yang besar terhadap
pemerintahan komunis yang sewenang – wenang dan
peristiwa di Uruguay menunjukkan bahwa
keberanian untuk menentang rezim militer yang
terkenal kejam sekalipun dapat dilakukan bersama
secara besar – besaran dan dengan kecerdikan untuk
melakukan pembangkangan.
29 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
global tersebut disaksikan bersama oleh dunia seperti
peristiwa Revolusi Iran, berhasilnya gerakan
solidaritas di Polandia, runtuhnya tembok berlin
pada 1989, dan berkembangnya gerakan pro
demokrasi di Hongaria. Perubahan secara global
tersebut menandakan civil society yang tangguh
dalam menghadapi kepemimpinan yang otoriter
pada saat itu. Demokratisasi yang diharapkan
merupakan sistem dengan kendali dibawah
demokrasi yang dipegang oleh rakyat, seperti
diutarakan oleh Abraham Lincoln bahwa demokrasi
merupakan sistem yang diselenggarakan oleh rakyat,
untuk rakyat dan dari rakyat. Wajar saja pada dekade
– dekade sebelumnya dunia masih banyak diinjak
oleh sistem – sistem yang sangat otoriter dan anti
terhadap peradaban rakyat. Proses demokratisasi
tersebut tidak diikuti dengan baik oleh beberapa
golongan, seperti banyaknya muncul aksi yang
berbau rasial di negara Jerman dan Prancis, gejolak
konflik etnis dan agama di negara pecahan Soviet
sehingga demokratisasi yang sebelumnya diimpikan
harus tersendat karena konflik internal mereka di
dalam negaranya. Sebenarnya pembicaraan tentang
proses demokratisasi ini telah dibicarakan oleh para
pengkaji politik sejak akhir 70-an, melihat kondisi
negara – negara yang masih dipegang oleh sistem
30 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
otoriter seperti Korsel, Thailand dan Filipina yang
masa itu berada di bawah kepemimpinan Marcos.
Sistem yang digerakkan oleh semangat otoriterian
biasanya menggandeng pihak tenokrat dan militer
sebagai pengisi kekuasaan maupun pelindung
kekuasaan. Tenokrat tentu akan menjadi ahli di
dalam bidang – bidang yang dibutuhkan dan militer
yang akan menjadi tangan besi penguasa untuk
memukul mundur massa yang melakukan
perlawanan terhadap sistem. Negara otoriter seperti
ini biasanya memiliki keterkaitan dengan kerja
samanya bersama kaum kapitalis besar dunia,
sehingga negara mendapatkan suntikan dana yang
besar dari kaum kapitalis namun sayangnya dana
tersebut tidak diperuntukkan sepenuhnya demi
kepentingan rakyat melainkan dimonopoli oleh
seorang penguasa yang berkuasa pada masa itu. Di
negara – negara berkembang rezim otoriter malah
memberikan jalan bagi berkembangnya kekuatan
kapitalis dunia bagi upaya untuk mengekspansi
daerah yang lebih luas. Negara – negara seperti
Brazil, Chile, Uruguay dan Argentina telah menjadi
pelayan dari kepentingan sistem kapitalis yang
merajalela tersebut, akibatnya pemerintah cenderung
tidak berpihak dengan masyarakat namun lebih
kepada pelindungan aspek korporasi kapital. Di
31 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
negara – negara seperti itulah civil society dibungkam
karena dianggap dapat berbahaya bagi
keberlangsungan kapitalis internasional. Kejamnya
sistem otoriter bersama dengan kapitalis
internasional ini telah disaksikan bersama pada
sejarah kelam Iran yang dipimpin oleh seorang raja
bernama Shah Muhammad Reza Pahlevi yang dekat
dengan para kapitalis asing. Buruknya, kedekatan
tersebut bukan membuat Iran menjadi negara yang
sejahtera melainkan rakyat dibawahnya harus
menderita karena sistem tersebut. Rezim otoriter
biasanya akan menyebut diri mereka sebagai seorang
nasionalis yang cinta negara, dengan sebutan seperti
itu pemerintah yang otoriter dapat berbuat sewenang
– wenang dengan alasan demi kepentingan bangsa
dan negara.
32 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyampaikan aspirasinya. Pemerintahan dengan
sistem otoriter pun umumnya melibatkan militer
dalam mengemban jabatan yang harusnya ditempati
oleh sipil. Hal tersebut agar pemerintah dapat dengan
mudah mengontrol masyarakat sehingga tidak dapat
bergerak dengan bebas. Di Amerika latin beberapa
rezim militer memberikan kesempatan yang lebih
besar kepada sipil untuk menduduki jabatan namun
sikap tersebut tidak langsung diterima mentah –
mentah, banyak tokoh yang saat itu menganggap
bahwa militer tidak sepenuhnya akan keluar dari
kegiatan politik. Seorang ahli sejarah bernama
Roberts K. Beranggapan bahwa kelompok militer
tersebut mungkin akan terus menggunakan
kekuasaan mereka dibelakang layar, dan mungkin
akan membatasi ruang gerak pranata politik. Dari
peralihan kekuasaan militer kepada sipil tersebut
tentu akan terjadi kesepakatan antara kedua belah
pihak yang akan menghasilkan kondisi kebolehan
dan larangan kemudian dalam proses tersebutlah
militer akan masuk untuk melakukan intervensi
politik. Maka akan sulit untuk meyakini bahwa
militer telah lepas dari kepentingan politik secara
penuh dalam negara. Dengan pola – pola otoriter
seperti itu negara akan sulit untuk masuk kepada
sektor bawah massa, seperti yang terjadi di Amerika
33 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Latin bahwa negara hanya menyediakan
perhatiannya kepada massa kelas atas (borjuis). Hal
tersebut dikemudian hari menjadi kesalahan besar
penguasa karena akan sulit mendapatkan
kepercayaan rakyatnya. Hegemoni ideologi negara
juga akan ditolak keras dibawah karena
ketidakpercayaan pada rezim. Keadaan demikian
akan mengakibatkan rezim untuk menguatkan sektor
militer dalam membungkam rakyat dengan kata lain
rezim akan ketergantungan terhadap tindakan
kekerasan dan represif.
34 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyiksa secara kejam dengan mudahnya. Walau
dengan ancaman yang besar tersebut namun
demokratisasi masih bisa sepenuhnya terjadi.
35 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bahwa peoples power dapat menggusur kedudukan
seorang diktator Marcos dengan keberanian mereka.
Keberanian massa untuk menggugat sistem otoriter
menunjukkan gerakan rakyat yang seolah – olah
passif oleh negara ternyata memiliki kekuatan besar
untuk menggoyahkan kekuasaan otoriter.
Demokratisasi yang dalam pengertian Abraham
Lincoln tadi secara tersirat mengatakan untuk
menghapuskan kekuasaan dominan seseorang
terhadap kelola negara, namun kelas dominan
tersebut belum tentu dapat dihapuskan setelah
demokratisasi ini diterapkan. Banyak negara – negara
demokrasi yang masih sangat erat dengan sistem –
sistem kapitalis yang mengilhami kekayaan di
pegang oleh kelas borjuis.
36 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sendiri. Model – model revolusi seperti ini dapat
dilihat pada negara seperti Argentina dan Korea
Selatan. Strategi yang kedua dalam mencapai
demokratisasi adalah dengan membentuk kekuatan
oposisi untuk menentang rezim otoriter. Kekuatan
semacam ini muncul dari pergerakan lapisan bawah
terhadap borjuis maupun pemerintah. Perlawanan ini
dapat berupa tindakan pemogokan oleh buruh pabrik
dan protes terhadap petani. Strategi selanjutnya
adalah dengan membuat pakta bersama partai –
partai politik yang membentuk koalisi untuk
melawan rezim sehingga mengeluarkan pakta yang
menginginkan adanya demokratisasi negara. Proses
ini merupakan cara yang sebenarnya sangat efektif
karena dapat melahirkan kelompok massa yang besar
untuk menyepakati pakta tersebut sehingga lebih
berkekuatan transformatif untuk melakukan
demokratisasi. Dengan membentuk koalisi tersebut
tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar
tercapai hasil maupun tujuan dari koalisi itu.
Menurut Ilmuwan politik Alfren Stepan setidaknya
ada dua syarat utama bagi koalisi partai untuk
progresif dan solid, yaitu yang pertama adalah
adanya kepemimpinan koalisi yang memiliki
kapasitas keorganisasian yang baik dan berideologi
sehingga memungkinkan untuk menciptakan kondisi
37 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
koalisi yang teratur. Yang kedua adalah adanya
kepatuhan dan kesetiaan yang kat dari para pengikut
koalisi terhadap pakta tersebut. Contoh secara nyata
adalah kasus yang terjadi di Chile, mereka berhasil
dalam menggunakan strategi ini yang menyebabkan
jatuhnya rezim militer Pinochet. Hal tersebut
menjelaskan bahwa pakta yang dikeluarkan oleh
partai – partai koalisi berhasil menjatuhkan rezim
militer yang berkuasa pada saat itu. Namun setelah
presiden baru terpilih, sayangnya bahwa koalisi yang
dibangun untuk menjatuhkan Pinochet pun rapuh
sementara lembaga kemiliteran nampak masih sangat
kuat dan berpengaruh. Perbandingan yang
berbanding lurus antara kondisi rapuh koalisi partai
dengan kuatnya militer mengakibatkan sewaktu –
waktu apabila koalisi tersebut terpecah dan
berdampak pada situasi yang tidak kondusif maka
militer akan muncul untuk kedua kalinya sebagai
kekuatan politik dan proses demokratisasi menjadi
tidak akan sempurna. Strategi keempat adalah
dengan demokratisasi yang dipimpin oleh sebuah
partai reformis. Proses demokratisasi pun lebih
mudah karena ada basis partai dan ideologi yang
menjadi penopangnya. Partai – partai yang memiliki
ideologi pro demokrasi akan sangat diharapkan
keberadaannya dalam strategi ini karena partai
38 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
tersebutlah yang akan membawa suatu negara untuk
mencapai demokratisasinya. Namun strategi ini
memiliki kelemahan mendasar yaitu keterbatasan
partai reformis tersebut dalam menggunakan alat
pemaksa sehingga partai reformis juga akan
melakukan koalisi dengan militer untuk menangani
permasalahan yang ada.
39 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dirinya hanyalah memanfaatkan rakyat untuk
mencapai kepentingan politiknya.
42 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
utuh yang berasal dari semua kelas pada rakyat
namun cenderung pada demokrasi yang ditujukan
untuk kelas – kelas pemilik dan kaum kaya. Hal
tersebut erat dengan penghisapan yang dilakukan
oleh kaum kapitalis kepada kaum proletar, mereka
menghisap seluruh waktu buruh untuk bekerja di
pabrik – pabrik miliknya sehingga menghambat
berkembangnya pengetahuan intelektual buruh
dalam kehidupan sosial. Apalagi dengan upah yang
sangat serat menjadikan mereka terhimpit berbagai
masalah, seperti kemiskinan dan itu sebabnya mereka
banyak menghiraukan tentang demokrasi maupun
politik. Hal semacam itu mengakibatkan superiornya
kaum borjuis dalam berkuasa dan memegang kendali
atas kaum proletar, dengan mudah mereka dapat
mengontrol kaum proletar karena keluasan
pengetahuan dan kelicikan sikap mereka yang
senantiasa berorientasi pada keuntungan tersebut.
Walau ada pula massa proletar yang sadar akan
politik namun hal tersebut tidak sebanding
jumlahnya dengan massa proletar yang apatis
terhadap politik. Demokrasi yang dilakukan oleh
kaum kapitalis ini secara perlahan menggeser dan
menyulitkan peranan kaum proletar dalam
mekanismenya, mereka membatasi hak pilih,
mengucilkan buruh, membatasi dalam lembaga
43 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perwakilan, maupun batasan nyata dalam hak – hak
berkumpul. Bagi kaum kapitalis tentu bukanlah
masalah yang berarti apalagi mereka belum
mengalami keadaan miskin dan tertindas sehingga
bagi mereka hal tersebut adalah sesuatu yang kecil.
Pemikiran kaum kapitalis tersebut tentu berdampak
pada keadaan kaum proletar yang semakin
terkucilkan dan terusir dalam kegiataan politik dalam
demokrasi. Keadaan tersebut sangat berbeda dengan
kaum kapitalis yang semakin kuat dan superior
demokrasi dengan massa yang mereka miliki.
Dengan keadaan yang seperti itu maka teranglah
bahwa demokrasi yang seharusnya menjadi sistem
keadilan bagi rakyat berubah menjadi bumerang bagi
rakyat sendiri karena telah diduduki oleh para kapita.
44 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
berdirinya tonggak kebebasan dalam masyarakat
tanpa kelas. Selaras dengan yang dikatakan oleh
Enggels bahwa “proletariat membutuhkan negara
bukan demi kepentingan kebebasan, melainkan demi
kepentingan penindasan atas lawan – lawannya dan
ketika ada kemungkinan berbicara tentang kebebasan
negara tidak ada lagi.” Pandangan tersebut
menggambarkan negara di bawah kaki kapitalis
hanyalah sebagai mesin penindas khusus yang tak
segan membantai jiwa jutaan rakyatnya demi
kepentingan kaum oportunis. Dimulai dari peraturan
yang diadakan secara supremasi namun sewenang –
wenang dan perbudakan yang merajalela menjadikan
demokrasi dibawah kaki kapitalis syarat dengan
kepentingan kapita. Walau begitu negara masih
dibutuhkan oleh masyarakat komunis dalam periode
transisi masyarakat dari kapitalis menjadi komunis,
negara tetap dibutuhkan sebagai mesin penindas
namun negara menindas kaum yang dulunya
menghisap kaum terhisap. Dalam penguasaan
kapitalis sebenarnya massa yang tidak membutuhkan
“mesin” khusus untuk menghancurkan kekuasaan
kapitalis tersebut, mereka hanya tinggal bersatu dan
memiliki kesadaran seperti yang disampaikan Marx.
Ketika komunisme mencapai kursi
kepemimpinannya dan telah “menghabisi” para
45 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kapitalis maka mereka tidak membutuhkan negara
sebab tidak ada yang perlu untuk ditindas lagi.
Mereka lebih percaya dengan mempersenjatai
rakyatnya untuk mencegah hal yang buruk terjadi
daripada mempersenjatai negara yang sewaktu –
waktu dapat menindas masyarakatnya.
46 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kaum yang lemah, begitu pula dalam skema politik
yang dahulunya mereka berkuasa penuh atas
pemerintahan akan hilang kekuasaannya karena
digantikan oleh struktur sosial yang baru. Pada saat
masyarakat komunis ini mencapai tindak
penguasaannya terhadap negara sebelumnya atau
dalam bahasa lain lenyapnya negara maka
dimungkinkan untuk sistem baru di praktikkan pada
kondisi sosial yang baru. Seperti akan terjadi sistem
“masing – masing orang bekerja menurut
kemampuannya dan untuk kebutuhannya” yang
berarti bahwa setiap orang akan bekerja tanpa adanya
penindasan dan perbudakan karena mereka akan
bekerja pada bidang kemampuan yang diminatinya
maka pekerjaan yang dilakukan akan lebih produktif
dari sebelumnya. Pada saat itu tercapai maka tidak
ada yang perlu untuk diperhitungkan jumlah yang
diterima oleh masing – masing orang namun masing
– masing itu akan mengambil sesuai dengan
kebutuhan mereka. Gagasan masyarakat komunis itu
di anggap hanya utopis atau khayalan belaka bagi
kaum borjuis yang lebih mengedepankan sikap
oportunis dan matrealis tersebut. Mereka menolak
secara mentah sistem yang ditawarkan masyarakat
komunis dengan keadaan tanpa ada penindasan dan
perbudakan atas suatu keadaan. Kaum borjuis
47 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menganggap apa yang dicita – citakan tersebut
hanyalah sebuah harapan palsu belaka yang mustahil
dapat diterapkan.
48 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB II
49 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Ali syari’ati, pemikirannya, dan revolusi Iran
50 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
harus rela dipenjara sebagai konsekuensi logisnya
untuk berhadapan dengan rezim Shah Mohammad
Reza Pahlevi yang dikenal diktator dan tiran. Pada
masa itu Iran menjadi salah satu negara pengekspor
minyak terbesar di dunia namun rakyat hidup
sengsara dan miskin sehingga terjadi kritik yang
sangat besar dari rakyat saat Pahlevi berkuasa. Pada
saat revolusi terjadi maupun pasca revolusi, poster –
poster Ali Syaria’ti bersama dengan Ayatullah
Khomeini dan juga tokoh – tokoh yang dianggap
berpengaruh dalam terjadinya revolusi Iran
disandingkan bersama. Hal tersebut menandakan
walau raganya sudah tidak ada untuk berjuang
bersama para pejuang lainnya namun pemikirannya
terus mengakar ke setiap orang yang turut
memperjuangkan revolusi Iran tersebut.
51 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dan dimasukkan ke dalam penjara dengan tuduhan
kegiatan politiknya menentang dan membahayakan
kedudukan rezim pada saat itu. Ia baru bebas enam
bulan kemudian setelah dunia Internasional
mendesak untuk membebaskannya. Setelah
kembalinya ia ke Iran, pada tahun 1965 ia aktif
mengajar di Universitas Mashhad serta aktif di
bidang politik dan intelektual. Hal tersebut
menyebabkannya di depak keluar dari universitas
karena dianggap memberikan doktrin – doktrin yang
dianggap menganggu berkuasanya rezim. Tidak
berhenti disitu saja, ia kemudian mengalihkan
aktivitasnya di pusat Islam Husainiya-yi Irsyad,
disana ia mengadakan diskusi dan ceramah
ilmiahnya yang tercatat diikuti oleh tak kurang dari
enam ribu mahasiswa yang terdaftar menjadi anggota
dalam kelas – kelas musim panas, belum lagi mereka
yang mengagumi pola pikir Ali Syari’ati. Di pusat
Islam tersebut, Ali Sya’riati sangat lantang dan
bergairah menyampaikan pemikirannya, ia tidak
hanya mengemukakan teori – teori dalam studi
agama, sosiologi dan sejarah, ia banyak pula berbicara
tentang falsafah pembebasan serta kesyahidan.
Sehingga rezim Pahlevi pada saat itu akhirnya
menutup tempat pusat pergerakan yang dianggap
sangat progresif tersebut dan pada saat itu ia pun
harus kembali merasakan dinginnya lantai penjara.
52 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dalam memperjuangkan Iran tentunya Ali
Syari’ati tidak sendirian, disampingnya ada Imam
Ayatullah Khomeini, Ayatullah Mutahhari dan tokoh
revolusi lainnya. Dalam perkembangan masyarakat
Iran, mereka disebut dengan raushanfikr. Istilah
tersebut dikenal awalnya pada abad 19 yang secara
harfiah diartikan sebagai “pemikir yang cemerlang”.
Namun pada awal perkembangannya istilah tersebut
mengacu pada kaum intelektual-sekular yang
tumbuh di Iran pada massa itu, yaitu orang – orang
yang mendapat didikan barat, sekaligus mengagumi
dan dipengaruhi oleh para filosof Eropa abad 18. Pada
pengertian klasiknya, raushanfikr dapat bercirikan
kaum intelektual yang berpaham modernis dan
kecenderungan liberal, yang bekerja dan berpikir
secara profesional. Kaum intelektual ini peduli
dengan perubahan politik, sosial, atau kultural. Tentu
dengan ciri seperti itu raushanfikr berbeda dengan
kaum ahli ilmu agama yang lebih dikenal dengan
ulama. Namun semakin berkembangnya tahun dan
zaman, istilah tersebut berganti makna sejak
menjelang tahun 1978. Para Mullah dan Ayatullah
dimasukkan kedalam golongan raushanfikr bagi
mereka yang terlibat dalam gerakan revolusi. Istilah
tersebut pun ditambahkan menjadi ‘alim raushanfikr
yang dikhususkan kepada para pemuka agama yang
turut dalam gerakan revolusi. Dalam pandangan
yang baru tentang raushanfikr, Ali Syari’ati mencoba
53 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mengembangkan analisisnya tentang perbedaan
mendasar antara ilmu pengetahuan dan ilmuwan,
filsafat dan filosof, serta ideologi dan ideolog. Hal
tersebut dilakukannya agar secara jelas terdapat
pembeda yang nyata antara perbandingan tersebut.
Dalam analisanya Ali Syari’ati pun memberikan
perkembangan definisi kepada raushanfikr yaitu
mereka yang dengan sungguh – sungguh menganut
ideologi yang dimilikinya secara sadar. Raushanfikr
dengan ideologi dan kesadaran yang dianutnya maka
akan mencapai kebaikan dalam pola kehidupan dan
pemikiran yang berdasarkan cita – cita tersendiri
yang membentuk falsafah hidupnya.
54 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
memang ia memiliki kedekatan dengan para tokoh
ulama itu sendiri. Namun yang dimaksudkan Ali
Syari’ati sebagai tokoh yang anti ulama adalah ia
menentang para ulama yang berceramah atas
kepentingan politik dan kekuasaan. Ulama seperti itu
meniadakan sikap kemanusiaan, kemasyarakatan
dan kebenaran. Dalam arti lain ulama – ulama
tersebut dikontrol oleh rezim Pahlevi untuk
berceramah sesuai dengan keinginan mereka. Walau
ia merupakan seorang Ahlul-Bait namun ia tetap
mengkritik ulama – ulama Syi’ah yang berada dalam
pusaran kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan
tersebut. Hal itu memang terjadi saat sebelum tahun
1979, dari lingkungan Syi’ah sendiri ada ulamanya
yang mengabdi pada penguasa dan itulah yang
ditentang oleh Ali Syari’ati. Itu berarti bahwa jubah
ulama tidak memberikan hak istimewa atau status
khusus dan sama sekali tidak sama dengan konsep
pendeta. Sebuah peristiwa yang hampir mencoreng
nama Ali Syari’ati adalah peristiwa pembunuhan
Jenderal Muhammad Vali Qarani, Kepala Staf
Angkatan Bersenjata Iran setelah revolusi.
Pembunuhan tersebut didalangi oleh kelompok
teroris Furqan, mereka menyatakan bahwa sedang
mengamalkan buah pandangan Syari’ati tentang
Islam tanpa lembaga kepemimpinan agama. Tentu
sikap Furqan tersebut berbanding terbalik dengan
apa yang disampaikan oleh Ali Syari’ati dan tentu
55 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sangat berbeda dengan kondisi sosio-politik Syari’ati
yang merangkul ulama dengan hangat dalam
melakukan perlawanan.
56 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
berbicara pula tentang tragedi Karbala dan syahidnya
Husain.
Ali Syariati yang dilahirkan dari keluarga
ulama dengan ayah yang bernama Muhammad Taqi
Syari’ati, juga kerap mengeluarkan pandangan –
pandangan kontroversialnya terhadap Islam. Ia
pernah berkata : “saya selalu menyatakan sikap saya
yang ambivalen terhadap agama. Suatu ketika saya
mempertunjukkan perasaan kesal yang tebal. Tapi
pada saat lain saya juga menunjukkan kepercayaan
saya yang besar padanya”. Pernyataan yang sangat
kontradiktif tersebut keluar dari mulut Ali Syari’ati
karena ia melihat bahwa agama memiliki dua wajah,
termasuk Islam di dalamnya. Wajah Islam yang
pertama disebutnya sebagai “Islam dekaden” yaitu
Islam yang memperlihatkan dirinya dalam kejahatan,
memelihara dan membiakkan reaksionerisme. Disisi
lain wajah kedua dipandanganya sebagai Islam
dengan wajah yang sangat humanistik (manusiawi).
Realitas Islam inilah yang sejati, yaitu yang
mendasarkan diri pada kebenaran, cita – cita
kemanusiaan dan aspirasi manusia yang lebih tinggi.
Ali Syari’ati juga berpandangan ada dua macam nabi
yang diutus ke dunia ini, yang pertama adalah nabi
Ibrahimiyah, seperti Nabi Muhammad SAW, Nabi
Musa, dan Nabi Isa. Macam yang pertama ini
ditandai dengan kelahirannya dari kelompok kecil
57 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
atau keluarga yang bergolongan rakyat biasa.
Sedangkan macam yang kedua adalah nabi non
Ibrahimiyah, yaitu orang – orang yang dilahirkan dari
kelompok penguasa atau golongan bangsawan. Dari
macam kedua ini ia mencotohkan seperti Sidharta
Gautama yang lahir di kerajaan kemudian melarikan
diri dan kembali untuk menyebarkan ajarannya.
Menurut Ali Syari’ati sejarah para nabi merupakan
sejarah perlawanan orang – orang tertindas melawan
kelompok penguasa. Ia lebih familiar menyebutnya
dengan perlawanan mustadh’afin kepada kelompok
mustakbirin. Pemikirannya ini dikritik oleh banyak
orang bahwa pandangannya tersebut terlalu berbau
marxian, sesuai dengan pandangan Karl Marx bahwa
agama adalah petentangan kelas.
Pandangan Syari’ati terhadap Islam tidak
hanya sampai disitu. Ia membagi Islam dalam dua
bentuk yaitu Islam yang pada hakikatnya merupakan
kumpulan dari tradisi asli dan kebiasaan masyarakat
yang memperlihatkan suatu semangat kolektif dari
suatu kelompok masyarakat. Dengan pengertian
seperti itu Islam digambarkan sebagai agama yang
berlaku dari zaman nenek moyang yang secara turun
menurun dengan adat istiadat dan tradisinya
tersendiri. Hal tersebut memiliki interpretasi bahwa
Islam bukan merupakan sebuah pandangan
fundamental dalam hidup melainkan sebatas
58 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
melanjutkan tradisi – tradisi nenek moyang hingga
akhir zaman. Bentuk Islam yang seperti inilah yang
mentransformasikan Islam kedalam simbol – simbol
dan tradisi – tradisi yang berkembang di masyarakat.
Bentuk Islam yang kedua menurutnya adalah Islam
sebagai Ideologi. Baginya Islam-Ideologi merupakan
suatu kepercayaan yang secara sadar dipilih untuk
menjawab persoalan dan kebutuhan suatu
masyarakat. Dalam pandangan ini maka seseorang
secara sadar telah meniadakan tuhan selain Allah dan
menolak segala jenis pandangan agama selain Islam
karena telah meletakkan Islam sebagai dasar
hidupnya. Ia menambahkan tiga tahapan untuk
berpikir ideologis yang harus dilalui pertama adalah
tahap seseorang mengerti dan menerima kenyataan
alam. Pada tahap kedua, yaitu memahami dan
menilai semua hal ihwal dan gagasan yang
membentuk lingkungan dan sosial. Pada tahap
ketiga, harus muncul sebuah ide dan gagasan yang
dapat dipakai untuk mengubah status quo. Tahap
ketiga tersebutlah ideologi mulai
mengimplementasikan misinya dengan
mempersiapkan masa melalui doktrin akan tujuan
dan cita ideologi tersebut. Contoh dari Islam-Ideologi
ini adalah Islam yang berkembang di Afrika dan
dipilih oleh jutaan pribumi Afrika. Seperti di
Tanzania, kelompok masyarakat bergerak untuk
melaksanakan zakat dan mengembangkan bank
59 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
simpan pinjam tanpa bungan semata – mata untuk
kemajuan masyarakat. Syari’ati tidak hanya
melemparkan pandangan kontroversialnya terhadap
Islam, ia juga melemparkan pandangannya kepada
dua filsuf yang mendunia yaitu Aristoteles dan Plato.
Baginya kedua filsuf tersebut hanya filosof biasa yang
tidak memprakarsai suatu gerakan sosial atau
revolusi dalam masyarakat. Keduanya tidak berusaha
membangunkan kesadaran masyarakat pada masa itu
dan tidak menyadarkan masa yang saat itu
menderita. Ia juga mengkritik Ptolemy yang
merupakan seorang ilmuwan dan dokter yang kaya
ilmu, namun ilmunya tidak menimbulkan pengaruh
atas nasib masyarakatnya. Syari’ati mencoba
mengkomparasikannya kepada kisah para nabi yang
hadir untuk merevolusi keadaan sosial dan
mengubah masyarakat pada masanya.
Sejarah telah mencatat bahwa selama
hidupnya Ali Syari’ati banyak berkorban atas
usahanya untuk mencapai keadilan dan nilai – nilai
kemanusiaan serta melawan segala bentuk eksploitasi
maupun intimidasi yang dilakukan oleh rezim
Pahlevi kepada rakyat Iran. Ali Syari’ati pernah
berkata “Revolusi Universal dan kemenangan
merupakan gerakan akhir dari para pencari keadilan
yang memberontak dalam penindasan”. Ia memang
hidup ditengah – tengah penderitaan rakyat Iran
60 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dibawah rezim yang mengubah Iran menjadi boneka
Amerika Serikat. Iran harus merasakan hegemoni
yang dilakukan barat kepada mereka baik dalam
wilayah sosial, ekonomi dan politik. Rezim Pahlevi
dianggapnya telah mengikis nilai – nilai keIslaman
atas moral, budaya, kemanusiaan, ekonomi dan
politik. Ditengah kekuasaan rezim Pahlevi pun
banyak terjadi kemerosotan budaya, seperti para
cendekiawan sekuler yang pada umumnya tidak lagi
menghargai nilai – nilai tradisi mereka sendiri.
Mereka tidak lagi mau bergaul dengan para pemuda
yang masih mempertahankan tradisi primitif, mereka
lebih senang berhubungan dengan matrealisme
sehingga meninggalkan tugas mereka untuk
memberikan tuntutan praktis kepada para pemuda
Iran.
61 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
melawan. Syari’ati berpandangan bahwa
kekurangtahuan dan ketidaksadaran si miskin
membuat mereka menerima keadaan miskin seperti
itu, sebaliknya apabila mereka sadar dengan kondisi
yang seperti itu maka mereka akan bangkit untuk
mengubah nasib mereka. Sehingga Syari’ati
menganggap suatu masyarakat tidak selalu bergerak
pada faktor – faktor dialektis, maka tanpa kesadaran,
tanpa kekuatan massa yang dibangunkan, dan hanya
sekedar kekuatan dialektis masyarakat, seperti
konflik kelas dan eksploitasi, tidak akan dapat
mengarahkan masyarakat kepada revolusi yang
sebenarnya. Dengan pemahaman seperti itu maka
raushanfikr harus hadir ditengah – tengah masa untuk
mencerahkan dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat. raushanfikr seperti pengertian yang
diberikan oleh Syari’ati harus dapat menumbuhkan
rasa tanggung jawab yang besar, kesadaran sosial,
arah kemampuan intelektual dan sosial kepada
masyarakat. Sehingga mereka harus memiliki
kecakapan dalam komunikasi dan dekat dengan
rakyat karena para raushanfikr nantinya akan
menjembatani antara kaum terpelajar, intelektual dan
individu – individu yang ada di dalam masyarakat.
62 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
II. Menyambut Sang Diktator
63 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
negara kerajaan. Tepatnya pada tanggal 12 September
1924 Kolonel Reza Khan diangkat menjadi raja atas
segala jasa yang telah ia berikan melalui sidang
majelis namun hal ini menandai sebuah kisah sejarah
yang buruk bagi Iran.
65 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Tidak hanya sewenang – wenang, rezim
Pahlevi pun tidak menunjukkan sifat nasionalis dan
keberpihakan pada rakyatnya sama sekali. Sebagai
salah satu contoh adalah langkah yang diupayakan
oleh Dr. Mossadeq untuk melakukan nasionalisasi
minyak dan juga menasionalisasikan bisnis perikanan
di Iran. Hal tersebut tentu disambut suka cita oleh
Rakyat Iran. Namun keinginan nasionalisasi itu
menjadikan Inggris marah sehingga mereka
mengadukannya ke pengadilan internasional di Den
Haag, Belanda dan pada satu Mei 1951 pengadilan
tersebut memenangkan Inggris. Awalnya Mossadeq
tidak menghiraukan putusan pengadilan
internasional itu, dan akibatnya Inggris
melaporkannya kepada DK PBB sebagai langkah
untuk memudahkan jalannya menguasai kilang
minyak di Iran. Hubungan diplomatik Iran dengan
Inggris pun terputus pada 16 Oktober 1952 sehingga
mereka menarik para tenaga ahlinya dari Iran. Karena
hubungan diplomatik yang memburuk dengan
negara – negara lain, Iran pun mengalami
kekurangan devisa, awalnya mereka memohon
pinjaman dari Amerika Serikat namun Presidennya
saat itu menolak permohonan tersebut karena urusan
Iran dengan Inggris belum juga beres. Iran pun
akhirnya menukarkan beras dengan gula dari Uni
66 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Soviet, yang membuat hubungan diplomatik
keduanya semakin erat. Rakyat Iran menuduh bahwa
Amerika telah memusuhi Iran, Pahlevi yang
sebelumnya pro terhadap Amerika dianggap sebagai
pengkhianat negerinya. Hal tersebut membuat
Mossadeq bereaksi dengan meminta seluruh
kekuasaan termasuk angkatan bersenjata Iran.
Permintaan Iran tersebut membuat Pahlevi marah
dan secara diam – diam ia pun mengangkat Jenderal
Zahedi, seorang yang pro-Jerman sebagai seorang
perdana menteri pada tanggal 13 Agustus 1953.
Sebelumnya usaha penggulingan Mossadeq telah
diusahakan oleh Pahlevi pada 1952 namun gagal
karena dukungan rakyat yang sangat besar.
67 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sumber perminyakan karena kekurangan tenaga ahli
untuk melakukannya. Rezim Pahlevi pun
membentuk kementrian urusan kerajaan sendiri yang
bertugas memberi tahu segala masalah penting pada
sektor ekonomi, sosial, budaya dan politik hingga
urusan – urusan pengadilan dan juga kantor – kantor
media berita. Kementerian ini membuat sidang
kabinet menjadi hambar karena telah disepakati
secara sepihak antara Pahlevi dengan menteri khusus
urusan kerajaan. Dibawah rezim Pahlevi, Iran sangat
dekat dengan birokratis yang buruk dan nepotisme
yang sangat kental di parlemen. Pada tahun 1958 saja
ia membuat sebuah organisasi tambahan yaitu
inspektorat yang pemimpinnya ditunjuknya
langsung dari militer selama 20 tahun organisasi itu
berdiri. Dalam 20 tahun itu hanya dua jenderal yang
mengisi kursi kepemimpinan inspektorat dan yang
terakhir diisi oleh sahabatnya sendiri saat bersekolah
di Swiss yaitu Jenderal Hussain Ferdhust. Tugas
inspektorat sendiri adalah menjadi penghubung
antara raja dengan rakyatnya seperti membetulkan
putusan – putusan pengadilan yang “dianggapnya”
tidak adil dan membantu mengawasi kinerja para
pegawai di pemerintahan.
68 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dibentuknya Inspektorat dikarenakan Pahlevi
sangat menutup diri dengan rakyat dan juga para
pemuka agama Iran. Untuk menemuinya saja
membutuhkan waktu yang lama sehingga banyak
politikus maupun pengusaha – pengusaha kapitalis
yang mencoba mendekati istrinya untuk
memuluskan jalan mereka bertemu sang diktator
Abad-20 itu. Hal tersebut menimbulkan praktik
“suap” dengan perintah adalah memberikan
sejumlah uang (donasi) kepada Yayasan Pahlevi
untuk menambah kas yayasannya tersebut.
Keuangan Yayasannya bersifat sangat tertutup dan
sama sekali tidak ada transparansi dana ke publik
meskipun sumber pendanaan berasal dari
perusahaan nasional maupun pengusaha –
pengusaha yang berasal dari dalam atau luar Iran.
Hal inilah yang membuat Pahlevi memiliki otonom
yang sangat bebas terhadap yayasannya tersebut, ia
berhak untuk mengalirkan dana kemana saja dengan
tidak diketahui publik. Belum lagi ia juga tak segan
untuk “memalaki” orang – orang kaya di Iran untuk
menyumbangkan hartanya ke Yayasan Pahlevi,
konsekuensinya apabila mereka tidak memberikan
uangnya kepada yayasan tersebut maka segala
urusan usaha dengan pemerintah akan dipersulit.
Oleh karena konsekuensi tersebut hampir semua
69 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perusahaan nasional telah memasukkan anggaran
sumbangan ke yayasan tersebut sebagai pengeluaran
anggaran tahunan resmi untuk mempermudah jalan
usaha mereka.
70 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
tanggung jawab dari SAVAK, mereka dengan mudah
mengeluarkan dalil bahwa kategori teroris adalah
mereka yang anti dengan rezim. Sehingga perlakuan
yang diberikan SAVAK kepada para tahanan
sangatlah tidak manusiawi, mereka tidak segan untuk
melukai, memperkosa hingga berakhir dengan
pembunuhan bagi siapapun yang dianggapnya tidak
kooperatif selama masa penahanan seperti Ayatullah
Taleghani yang telah ditahan selama 15 tahun.
Parahnya lagi bagi mereka yang tidak bergabung
dengan Partai Raztakhiz akan dianggap melakukan
tindakan subversif. Kekejaman SAVAK bisa dilihat
secara nyata di penjara Elvin, penjara yang paling
tersohor pada masa itu karena didalamnya hanya
berisikan penyiksaan yang teramat bagi para tahanan
disana
71 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Bayang – bayang kematian sudah di depan mata bagi
para tahanan, banyak yang tewas di dalam tahanan
tersebut akibat penyiksaan keras yang dilakukan oleh
militer terhadap tahanan. Contoh besarnya adalah
Ayatullah Haji Hosen Ghafari yang ditangkap pada
1974 dan meninggal pada tahun yang sama di dalam
tahanan, pada tahun berikutnya dikabarkan sembilan
orang tahanan politik juga meninggal akibat disiksa
ketika mencoba melarikan diri dari tahanan. Kabar –
kabar kematian seperti itu sudah menjadi hal yang
biasa dari balik tahanan, seakan menjadi keharusan
bagi siapapun yang ditahan maka akan dihadiahkan
kematian. Tidak hanya penyiksaan di dalam tahanan,
Iran juga sangat terkenal dengan hukuman matinya
yang sangat ketat. Bayangkan pada tahun 1972 ada
sekitar 300 pelaksanaan hukuman mati yang
dilakukan oleh militer, lalu disembilan bulan pertama
pada 1976 terjadi 22 pelaksanaan hukuman mati bagi
tawanan politik yang telah diumumkan oleh
pemerintah Iran sendiri.
72 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
infiltrasi budaya barat yang berusaha menggeser
budaya – budaya lokal, seperti banyak beredarnya
minuman keras, kekerasan dan keterbukaan terhadap
tubuh serta menggeser sifat – sifat kearifan timur
menjadi egoisme dan individualisme. Sebenarnya
Pahlevi mengharapkan bahwa dengan masuknya
barat maka Iran akan juga menjadi negara yang
modern dan maju seperti negara – negara di Eropa
namun apa yang dilakukan oleh Pahlevi tersebut
telah mengasingkan peradaban ketimuran Iran
sendiri. Bangsa barat tidak hanya masuk dengan
menggeser budaya ketimuran, mereka juga masuk
dengan proses industrialisasi secara besar – besaran
di Iran. Tercatat pada awal 1960-an Rezim Pahlevi
mendatangkan 60.000 tenaga dari Amerika Serikat
untuk melakukan proses industrialisasi di dalam Iran,
tentu tenaga kerja yang didatangkan tidak hanya dari
Amerika namun dari beberapa negara lain di Asia,
Eropa, maupun Amerika. Pekerjaan tersebut tidak
hanya dikuasasi dalam sektor industri namun pada
sektor – sektor pendidikan juga dikuasai oleh tenaga
kerja asing. Padahal lapangan – lapangan kerja
tersebut sangat memungkinkan Rakyat Iran untuk
mengisinya namun Pahlevi lebih memilih
mendatangkan tenaga kerja asing untuk
dipekerjakan. Hal tersebut tentu menambah
73 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kegeraman Rakyat Iran terhadap Rezim Pahlevi yang
sangat tidak berpihak pada rakyatnya, ditambah lagi
para pekerja asing ini tidak terbuka dengan
masyarakat lokal sendiri. Mereka cenderung enggan
untuk berkumpul dengan orang – orang Iran, mereka
membentuk kalangannya sendiri yaitu kalangan –
kalangan tenaga kerja asing yang bekerja di Iran. Para
pekerja ini pun memiliki gaji yang sangat besar
daripada pekerja Iran itu sendiri, mayoritas mereka
merupakan pekerja yang diutus oleh perusahaan
kapitalis besar. Tentu tenaga kerja asing ini memiliki
kemampuan teknik yang lebih daripada orang Iran
itu sendiri dengan menggunakan alat yang
didatangkan dari negara asal mereka juga alat yang
dibuat di Iran.
74 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang terus meningkat di Iran dan pekerja asing yang
semakin banyak mengambil lapangan pekerjaan
menjadikan ketimpangan sangat terasa di Iran. Dapat
dibayangkan kondisi sosial pada saat itu, bagi
golongan asing mereka memakai baju yang layak
pakai namun Rakyat Iran hanya dapat memakai baju
yang sudah lusuh dan robek – robek, belum lagi
kelaparan dan penderitaan yang membayangi hidup
mereka. Gambaran seperti itu seolah – olah mereka
masih terjajah diatas tanah yang merdeka.
Seharusnya merekalah yang memiliki kedaulatan
setinggi – tingginya terhadap daerah mereka sendiri
tapi apa daya penguasa mereka tidak mengehendaki
hal tersebut.
75 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
serta menggerakkan massa untuk menumbangkan
Rezim Pahlevi maka jutaan pemuda pun rela syahid
deminya. Pemikiran keduanya memang tidak bisa
dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap revolusi
yang terjadi, dengan melihat keadaan sosio-politik
Iran pada masa itu maka keduanya pun memutuskan
untuk berani mengkritik Iran yang saat itu menjadi
boneka asing dan berwujud sebagai negara diktator
yang kejam. Keteguhan semangat Khomeini pun
dapat dilihat dengan slogan yang tertulis di
Neauphle-le-chateau Prancis, yaitu “Mati lebih baik
daripada dihina”.
78 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
aksi yang dilakukan rakyat seperti pada tanggal satu
Desember. Rakyat tidak mengindahkan lagi adanya
jam malam, mereka tumpah ruang memenuhi jalan –
jalan Kota Teheran dengan mengenakan pakaian
hitam dan putih sebagai tanda berkabung. Di jalanan
mereka dengan lantang meneriakkan kalimat –
kalimat takbir secara terus menerus, dari masjid –
masjid terdengar takbir yang tiada henti melalui
pengeras suara membuat malam itu menjadi malam
yang dipenuhi dengan harapan dan cita – cita Rakyat
Iran untuk merubah negaranya. Tepat besok harinya
juga ternyata merupakan hari suci bagi Islam Syi’ah
yaitu tepat dengan kematian Imam Hussain di tengah
Padang Pasir Karbala. Momentum itu memberikan
semangat syahid yang besar pada Rakyat Iran untuk
melakukan revolusi pada malam itu. Militer pun
tidak tinggal diam dengan aksi masa Iran yang
tumpah ruah kejalan, mereka memblokir seluruh
jalan raya dan menembaki masa secara sadis. Akibat
kerusuhan itu banyak para saudagar kaya
meninggalkan Iran dan mengungsi ke tempat lain
bersama dengan harta kekayaannya sehingga
perekonomian Iran sempat mengalami kelumpuhan.
Biasanya hari raya tersebut di peringati dengan
memukul badan mereka hingga berdarah bahkan ada
yang sampai meninggal namun pada saat itu hari
79 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
raya diperingati dengan tindakan perlawanan
terhadap Rezim Pahlevi hingga syahid. Himpunan
massa saat itu berteriak dengan lantang “Mampus
Shah dan hidup Khomeini”, seakan tidak ada
ketakutan bagi mereka untuk ditembaki oleh militer.
Banyak dari mereka yang gugur dan ditemukan
berserakan di jalanan, kuburan Behect Zahra pun
bergelimpangan ayat yang sangat banyak jumlahnya
tidak terhingga lagi, semua bercampur menjadi satu
dalam tumpukan gunung mayat.
80 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
goyah, ia pun lantas menunjuk seorang jenderal
militer bernama Gholam Reza Azhari untuk menjadi
perdana menteri yang diharapkannya akan membuat
Rakyat Iran takut untuk melawan rezimnya pada saat
itu. Pahlevi pun yang semula menganggap Khomeini
tidak lagi menjadi ancaman, kemudian berpikir
sebaliknya, ia menanggap bahwa kekuatan civil
society sudah berada di belakang Khomeini
semuanya. Diam – diam pula ketua Front Nasional,
Karim Sanjabi menjumpai Khomeini di Paris tanggal
5 November dengan mengeluarkan sebuah
pernyataan terbuka, yaitu :
81 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dengan adanya pernyataan terbuka tersebut
Rezim Pahlevi panik bukan kepalang, ia berusaha
untuk menjelaskan semuanya kepada publik
terutama alasan pemerintah mengangkat
kepemimpinan militer dengan melalui siaran radio
dan televisi tepat satu hari setelah penyataan terbuka
tersebut di publikasikan. Ia juga mengakui
kesalahannya dalam memimpin Iran pada siaran itu.
Karena pada kondisi sosio politik pada saat itu
keadaan Iran memang sedang berada pada nadi
kehancuran, dengan pemberontakan dimana – mana
mengakibatkan ketidakstabilan politik pada masa itu.
Dalam siarannya ia juga melakukan pendekatan
secara persuasif dengan mengajak Rakyat Iran untuk
membuah sebuah pemerintahan koalisi untuk
mencegah terjadinya korupsi yang merajalela.
Sebelumnya para kelompok revolusioner memang
menuduh Pahlevi melakukan korupsi secara besar –
besaran dengan tidak adanya transparansi anggaran
serta tidak adanya pembagian hasil dari ladang
minyak. Ia juga menjamin bahwa para tentaranya
akan segera mengembalikan keamanan dan
ketentraman Iran agar pemerintahan dapat berjalan
dengan baik. Pendekatan melalui radio tersebut tidak
dihiraukan oleh Rakyat Iran yang sudah sangat muak
82 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dengan Rezim Pahlevi, mereka pun tetap melakukan
demonstrasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya.
83 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
instansi pemerintah dan kantor – kantor lainnya, hari
tersebut pertama kalinya dalam sejarah Iran
menentang secara menyeluruh pemerintahan
monarki yang diktator tersebut. SAVAK juga lantas
ikut bergerak dengan melakukan pembunuhan
terhadap beberapa massa, namun untuk menarik
simpati Rakyat Iran Jenderal Azhari pun
memerintahkan untuk menangkap bekas kepala
polisi SAVAK yaitu Jenderal Nematollah Nassiri. Hal
tersebut menandakan adanya pengkhianatan dalam
kubu pemerintah terhadap militer yang sebelumnya
berjalan bersamaan demi menarik simpati rakyat
kepada mereka. Melihat hal demikian, semangat
rakyat untuk mengadakan revolusi tidak sirna,
mereka tetap turun kejalan dan meneriakkan
“Mampus Shah!” hingga revolusi itu benar – benar
terjadi.
84 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pemimpin diktator yang selama ini menindas mereka.
Demonstrasi secara besar – besaran dan brutal itu di
pimpin oleh para tokoh – tokoh agama serta tokoh
pergerakan seperti Karim Sanjabi dan Baktiar. Pada
saat itulah poster tokoh – tokoh seperti Ali Syari’ati,
Khomeini, dana Mossadeq menghiasi ruang – ruang
publik yang penuh riuh itu. Rakyat Iran sudah sangat
optimis bahwa revolusi yang mereka impikan akan
tercapai sebentar lagi. Massa yang berkumpul
semakin hari semakin bertambah dengan lantang
bersama meneriakkan gema takbir dan juga seperti
slogan – slogan sebelumnya mereka meneriakkan
“Mampus Shah!”. Sungguh sebuah keinginan yang
besar dan mulia dari kelompok rakyat tersebut untuk
kejatuh seorang Diktator Pahlevi. Massa seolah tidak
lagi mengindahkan keberadaan militer, mereka
malah menantang balik Rezim Pahlevi bersama
militernya untuk berhadapan dengan Rakyat Iran
yang sudah tumpah ruah di jalanan.
85 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
misalnya, mereka memaksa untuk setiap pengendara
mobil menyalakan lampu mereka dan memasang
poster Pahlevi di setiap mobil mereka. Apabila ada
yang menolak maka mereka langsung menembaknya
ditempat, kejadian itu terjadi pada tanggal 13
Desember 1978. Tentara – tentara dibawah Azhari
juga melancarkan ketakutan yang berlebihan kepada
masyarakat Iran, di Isyafan setiap pemuda harus
meneriakkan slogan “Hidup Shah!” bagi mereka yang
tidak menuruti keinginan tersebut maka tentara itu
tidak segan untuk memperkosa, menembak bahkan
membunuh orang tersebut. Orang – orang yang
ditembaki tesebut tidak boleh mendapat perawatan
dari rumah sakit, sehingga dibiarkan mati begitu saja.
Hal tersebutlah yang kemudian membangkitkan
semangat para dokter untuk melakukan
pemberontakan kepada rezim dzalim tersebut. Para
dokter tersebut atas dasar kemanusiaan tidak tega
melihat para pemuda, wanita, dan orang tua yang
disakiti oleh militer tanpa boleh mendapatkan
penanganan medis, apabila mereka ketahuan
merawat pasien, tentara tidak akan segan untuk
membakar rumah sakit. Mereka juga melancarkan
strategi adu domba antara ulama dengan masyarakat
yang bertujuan agar tidak adanya lagi aksi turun
kejalan. Seperti pada kasus Ayatullah Ghomi, pihak
86 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
militer menyebar fitnah bahwa Ayatullah Ghomi
telah menyampaikan bahwa Allah telah
memerintahkan untuk tidak menentang Shah apabila
Syi’ah ingin terus ada di Iran. Namun apa daya poster
– poster berisi fitnahan tersebut telah disebar
keseluruh penjuru Iran. Tentara juga dikirimkan ke
universitas guna memaksa para mahasiswa untuk
mendukung pemerintahan yang sedang berjalan
tersebut, tidak hanya universitas tindakan tentara
juga menyasar rumah – rumah ibadah seperti masjid
untuk dihancurkan bahkan mereka mengincar masjid
yang terdapat makam imam ke delapan Syi’ah yaitu
Imam Reza. Biadabnya juga mereka memperkosa 3
orang wanita muda di depan Ayatullah Shirazi,
sungguh kebiadaban yang luar biasa telah
dipertontonkan oleh militer.
87 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pengobatan yang dilakukan, di pintu rumah sakit
juga ditempelkan tulisan “Mari lihat peradaban yang
agung”. Kaum dokter juga meminta dukungan dari
Rakyat Prancis untuk mendukung Rakyat Iran dan
usaha itu berhasil Rakyat Prancis berhasil diyakinkan
setelah mendengar cerita yang amat tidak
berprikemanusiaan tersebut. Tanggal 18 Desember
dari Prancis Khomeini mengabarkan bahwa pada
tanggal itu dinyatakan sebagai hari berkabung
nasional. Hal tersebut berhasil menarik simpati para
dokter yang hidup kaya raya dibawah kepemimpinan
Pahlevi kemudian berputar haluan mendukung
Khomeini untuk membaskan penindasan diatas
tanah Iran. Para dokter tersebut menolak untuk
bekerja dibawah kepemimpinan Pahlevi, mereka
hanya mau bekerja saat hal – hal yang genting. Disaat
itulah dokter – dokter di Iran menunjukkan semangat
perjuangannya seperti apa yang dilakukan oleh para
mahasiswa yang telah dulu berkorban demi
negaranya. Para dokter itu pun membuat aliansi
dokter se Iran untuk mempertegas langkah mereka
berjalan bersama seluruh Rakyat Iran.
88 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
terhadap perintah atasan dan tidak menghiraukan
perintah atasannya lagi. Hal tersebut karena didorong
timbulnya rasa kemanusiaan diatas perintah atasan
untuk memperbaiki Iran menjadi negara yang
semakin baik. Para anggota parlemen pun turut
meliburkan masa kerjanya hingga 14 Januari 1979
sebagai bentuk protes terhadap Pahlevi. Pada tanggal
23 Desember sekolah mulai dibuka seperti biasa
setelah ditutup lama sebelumnya dikarenakan
kondisi yang tidak aman dan stabil di Iran. Setelahnya
demonstrasi tidak terjadi begitu gencarnya seperti
pada awal Desember namun pemogokan secara
massal tetap terjadi. Beberapa perusahaan minyak di
Iran mulai lumpuh, hal tersebutlah yang
melatarbelakangi Khomeini untuk membuka jalan
diplomatis ke negara – negara kristen di dunia untuk
tidak lagi mendukung kekuasaan Rezim Pahlevi yang
sewenang – wenang itu. Alhasil, perusahaan minyak
milik Iran merasakan betapa besarnya dampak yang
dihasilkan dari mogoknya pada pekerja – pekerja itu.
Eksploitasi minyak per barel nya terus menurun
hingga mengakibatkan sendi ekonomi tidak bergerak
dengan baik. Iran pun menjadi negara yang
kekurangan produksi minyak, perusahaan banyak
yang tutup disamping akibat dari pemogokan serta
89 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
juga tidak memiliki bahan bakar untuk
menggerakkan tenaga produksinya.
91 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dirinya akibat penolakan mundur Bakhtiar tersebut.
Pada tanggal 19 Januari demonstrasi besar – besaran
kembali terjadi menginginkan Khomeini pulang dari
pengasingannya di Prancis. Bakhtiar bertambah
bingung saat itu, di sisi lain ia menerima segala ide
dan gagasan Khomeini namun di sisi lainnya ia
menolak bahwa pemerintahannya merupakan
pemerintahan yang ilegal. Ia pun mengirimkan
Teherani untuk berunding dengan Khomeini di
Prancis, Teherani merupakan seorang anggota dewan
negara yang dibentuk oleh Pahlevi sebelum
keberangkatannya. Khomeini kemudian menolak
sebelum Bakhtiar mundur dan mengutuk adanya
dewan negara bentuk Pahlevi. Bakhtiar pun
memutuskan untuk ke Prancis dan meminta untuk
berunding dengan Khomeini lalu ditolak kembali
oleh Khomeini yang tidak bersedia sebelum Bahktiar
mengundurkan dirinya. Pada akhirnya , di akhir
bulan Januari 1979 Khomeini kembali ke Iran dan di
sambut dengan jutaan masyarakat disana. Perlu
diketahui sebelum kedatangan Khomeini, Bakhtiar
sempat mengumumkan bahwa ia tidak akan
mengundurkan dirinya dan meyakinkan rakyat
bahwa ia mampu untuk mengendalikan keadaan
yang tidak terkendali di Iran.
92 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Semenjak kepulangan Khomeini Iran menjadi
lebih kondusif dari sebelumnya. Toko di jalan – jalan
perlahan mulai beroperasi kembali, gedung – gedung
perkantoran telah beraktivitas seperti biasanya,
hingga pabrik yang kembali berproduksi seperti
semula. Gelombang pemogokan secara perlahan
mulai berkurang karena pengaruh Khomeini sangat
besar pada revolusi kala itu, mereka tidak lain
menginginkan Khomeini kembali ke Iran dan
membawa mereka menuju Iran yang lebih maju dari
rezim sebelumnya. Tembok – tembok di jalanan Kota
– kota Iran pun tampak di tempeli poster wajahnya
menandakan harapan dan kecintaan yang besar
mereka kepada Ayatullah Khomeini. Tidak hanya itu
sekolah maupun universitas sudah melakukan
kegiatan dengan semula, tanpa perlu takut adanya
militer maupun SAVAK yang menculik mereka.
93 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
penuh intervensi asing dan militer tersebut. Hingga
pada 5 Februari 1979, Khomeini membuat pemerintah
tandingan dengan mengangkat Bazargan sebagai
perdana menteri. Ia diangkat secara terang – terangan
di hadapan publik sekira pula 400 wartawan yang
hadir di gedung bioskop madrasah Alafi. Alasan
Bazargan dipilih Khomeini sebagai perdana menteri
adalah karena ia merupakan sosok yang dianggap
meyakini Islam sebagai ideologi yang suci serta
perjuangannya terhadap Islam dan Iran sangatlah
besar pada masa Pahlevi berkuasa. Naiknya Bazargan
menandai bendera perang karena sedang menentang
kekuasaan yang dikawal oleh sebagian militer setia
Pahlevi. Ia berhadapan dengan sahabat lamanya yang
pernah juga ditahan pada saat Pahlevi memimpin
Iran. Bakhtiar juga tidak mempermasalahkan
keberadaan perdana menteri tandingan itu kalau
mereka tidak ikut campur dalam urusan
pemerintahan. Bazargan mendapat dukungan yang
sangat luar biasa dari rakyat maupun dalam
kementrian, beberapa kementerian tercatat
mendukung keberadaannya seperti kementerian
kehakiman, luar negeri dan perumahan. Dukungan
terus mengalir kepada Bazargan yang dimotori oleh
Khomeini itu, sampai salah seorang pembantu
Khomeini bernama Dr. Yazdi mengumumkan bahwa
94 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pihak militer telah mendukung Bazargan sebagai
perdana menteri yang sah. Dukungan militer tersebut
dapat dibuktikan dengan turunnya ribuan massa di
Teheran bersama para militer yang membelot dari
Bakhtiar. Kekuasaan Bakhtiar sangat panik dengan
hal tersebut, sehingga pada 7 Februari 1979 Partai
Front Iran mengadakan sebuah pertemuan di
lapangan Amijdeh yang membahas tentang usaha
untuk mengkudeta negara oleh militer.
95 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
ke jalan, tuduhannya itu sama sekali tidak membuat
Rakyat Iran mundur sejengkal pun.
97 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
moral yang dihadapi Iran. Tantangan Bazargan
menjadi perdana menteri tentulah tidak mudah, ia
harus mengembalikan Iran dalam posisi ekonomi,
sosial dan politik yang aman. Bazargan juga harus
mengambil keputusan atas eksekusi terhadap tokoh –
tokoh Iran yang pro Shah, tentu hal itu bukanlah hal
yang mudah mengingat ia harus mempertimbangkan
dari segala aspek. Pada masanya tepat bulan Juni 1979
terjadi pula nasionalisasi bank di Iran dan juga dari
perusahaan asuransi. Bazargan kemudian mundur
pada tanggal 6 November 1979 setelah
pengambilalihan kedutaan besar Amerika Serikat.
98 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB III
99 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Buruh Dunia
-Ali Syari’ati