Anda di halaman 1dari 156

1 | DISKURSUS REVOLUSI

Muhammad Irfan Hilmy


MUHAMMAD IRFAN HILMY

DISKURSUS
REVOLUSI

LEFT INDONESIA

MEDIA

i |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
KATA SAMBUTAN
Buku ini menceritakan proses terjadinya revolusi
yang mendorong terbentuknya cita suatu bangsa. Di
berbagai belahan dunia, gerakan revolusioner telah
menunjukkan suasana yang berbeda pada setiap langkah
perjuangan sebagai tujuan untuk membebaskan rakyat dari
penindasan yang dilakukan oleh bangsa penjajah maupun
penguasanya sendiri.
Buku “Diskursus Revolusi” merupakan buku
pertama penulis yang diselesaikan melalui metode
pendekatan sejarah dan perbandingan lalu memberikan
sintesis berupa analisa antar peristiwa. Mengingat bahwa
perubahan secara global yang telah turut mendegradasi
sebagian generasi muda dalam menyadari peran sejarah
dalam pembebasan dunia, maka salah satunya melalui buku
ini, penulis mencoba untuk kembali mengingatkan betapa
pentingnya peran revolusi di berbagai belahan dunia
sebagai langkah pengantar kemajuan hingga hari ini.
Ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada
Allah SWT ,Nabi Muhammad SAW, Orang tua dan seluruh
revolusioner yang telah mengorbankan nyawa untuk
perubahan dunia yang lebih berkemajuan
Kota Malang, November 2019
Muhammad Irfan Hilmy

ii |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
DAFTAR ISI
Kata Sambutan dari Penulis .........................................
Daftar Isi..........................................................................

BAB I .............................................................................. 1
I. Menyoal Revolusi ...................................................... 2
II. Agama Progresif ..................................................... 14
III. Pergerakan Kecil Menuju Revolusi ...................... 21
IV. Demokratisasi Negara .......................................... 28
V. Komunis dan Negara ............................................ 38

BAB II .......................................................................... 49
I. Ali Syariati dan Revolusi Iran ................................. 50
II. Menyambut Sang Diktator .................................... 63
III. Pergolakan Revolusi Iran...................................... 76

BAB III ......................................................................... 99


I. Buruh Dunia ........................................................... 100
II. Diskursus Buruh ................................................... 111
III. Ditengah Arus Imprealisme ............................... 120

iii |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
IV. Menggalang Kekuatan Buruh Nasional ............ 127

BAB IV ....................................................................... 140


I. Mencapai Revolusi ................................................. 141

iv |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB I

1 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Menyoal Revolusi

“Revolusi bukan kasur yang terbuat dari mawar,


revolusi adalah perjuangan di antara masa depan
dan masa lalu”

Begitulah kalimat yang disampaikan oleh Fidel


Castro pada tahun 1959 setelah mengentaskan
Revolusi Kuba bersama para Revolusioner Kuba
lainnya. Semangat revolusi ini tidak hanya datang
dari seorang Castro, hampir di seluruh dunia pada
masa – masa kelam pendudukan kolonial juga
memekikkan semangat serupa untuk merevolusi
keadaan negara yang saat itu berada dalam
cengkraman kejam kolonialisme. Sejarah mencatat
bahwa di bagian bumi manapun, tangan – tangan
revolusi telah sampai kesana. Di benua Amerika telah
terjadi Revolusi Amerika yang tidak hanya
melibatkan Britania Raya dengan Amerika Serikat
namun negara – negara lainnya seperti Prancis yang
turut membantu Amerika Serikat memenangkan
peperangan. Benua Asia juga menyumbangkan cerita
tentang Revolusi China yang dimotori oleh Sun Yat
Sen pada tahun 1911 dengan menentang Dinasti Qin
yang pada saat itu dianggap gagal menjalankan
pemerintahan, ditandai dengan korupsi dan
pemborosan yang merajalela serta tanggungan malu
atas kekalahan perang melawan Jepang. Cerita maha
dahsyat selanjutnya datang dari Benua Eropa dengan
2 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
cerita Revolusi Prancis yang setelahnya melahirkan
tokoh – tokoh revolusi dan demokrasi dunia, seperti
Napoleon Bonaparte dan Montesquieu yang dikenal
sebagai bapak trias politica. Benua Afrika pun
memiliki cerita yang tak kalah hebat dan mulia dalam
memperjuangkan Revolusinya, tercatat pada tahun
1791 terjadi Revolusi Haiti yang melibatkan
pemberontakan antara kaum budak kulit hitam
terhadap kaum majikan kulit putih di tanah mereka
sendiri. Peristiwa revolusi yang terjadi di berbagai
belahan dunia tersebut menandakan adanya
kejenuhan massa terhadap kondisi sosial yang
mereka hadapi, hal tersebut dapat terjadi karena ada
dorongan dari kesadaran masyarakat untuk
melakukan perjuangan pembebasan terhadap kondisi
sosial tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Ali
Syari’ati seorang tokoh pemikir Revolusi Iran bahwa
kemiskinan tidak dengan sendirinya mengakibatkan
si miskin bangkit untuk merubah nasibnya dan
melawan tetapi kesadaran mereka dengan kondisi
yang seperti itu maka mereka akan bangkit untuk
mengubah nasibnya. Revolusi bukan sekadar bentuk
pergerakan melawan pemerintah yang dianggap
sewenang – wenang, namun lebih jauh daripada itu
revolusi menghasilkan sebuah perubahan sosial
politik yang besar dan mengakar sehingga dapat
mengubah pola – pola kehidupan di dalam
masyarakat. Misalnya adalah kaum borjuis
3 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
akamengalami kejatuhan setelah revolusi dan kaum
proletar akan bangkit dalam ketertindasan
ekonomi sehingga pola – pola borjuasi akan
menghilang bersamaan dengan jatuhnya kaum
borjuis. Seperti Marx katakan, “kelas buruh dalam
proses perkembangannya akan menggantikan
masyarakat lama borjuis dengan perserikatan yang
akan menyingkirkan kelas – kelas beserta
pertentangannya, dan tidak akan ada lagi kekuasaan
politik apapun yang sebenarnya, karena kekuasaan
politik adalah justru pernyataan resmi dari
antagoisme kelas dalam masyarakat borjuis”. Dengan
begitu kemenangan revolusi menjadi impian bagi
setiap yang mengharapkan adanya perubahan sistem
ekonomi, sosial, dan politik yang mendasar. Seperti di
dalam negara otoriter atau militeristik, kebebasan
sipil yang terbatas dan progresifitas civil society yang
terhambat akibat pengekangan serta pembungkaman
terhadap opini dan aspirasi publik mengakibatkan
kondisi sosial negara tersebut terbatas. Namun betapa
indahnya setelah revolusi terjadi, atmosfer di ruang
publik akan terasa bebas dan keadaan civil society
dapat berkembang dengan sempurna. Hal tersebut
menjelaskan bahwa ketika revolusi telah
memenangkan pertempuran dengan kondisi sosio-
politik yang dijalankan sebelumnya maka pola

4 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pun akan
berubah ke arah yang dikehendaki bersama.
Dalam perspektif Hannah Arendt, revolusi
mengandung berbagai makna di dalamnya, salah
satunya Arendt beranggapan bahwa revolusi
memaknai sebuah nuansa ‘fajar baru’ yang berarti
memberikan harapan yang lebih baik terhadap aspek
kehidupan manusia. Baginya revolusi secara umum
mempunyai kriteria dasar, yaitu bertujuan untuk
menyingkirkan orde sosial yang telah ada bersama
dengan struktur kekuasaan yang mendukungnya,
sehingga selanjutnya dapat dibentuk sebuah orde
sosial baru. Kriteria tersebut mengartikan bahwa
revolusi benar – benar terjadi apabila telah
meruntuhkan orde sosial lama bersama dengan
sistemnya lalu membangun sistem baru bersama
sebagian besar rakyat. Rakyat yang dimaksudkan
adalah orang – orang yang merasa tertindas karena
kepemimpinan yang lama sehingga bersatu untuk
menghancurkan penindas mereka. Berangkat dari
perspektif makna dan kriteria revolusi menurut
Hannah Arendt, maka yang ditemukan adalah bahwa
revolusi terjadi dengan perencanaan dan kondisi
sosio-politik yang berkembang pada masa itu.
Revolusi dirancang dan direncakan oleh individu,
organisasi, atau kelompok sosial tertentu dengan
berhadapan dengan kondisi sosial yang

5 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dipertentangkan bersama. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kaum revolusioner
membawa kepentingan perubahan berdasarkan
ideologi yang mereka ilhami sebagai sarana
pergerakan dengan membentuk taktik dan strategi
untuk menggulingkan kekuasaan atau mengubah
kondisi sosial secara mendasar. Strategi dan taktik
tentunya akan dibuat oleh para elite revolusioner
yang menjadi motor pergerakan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki bersama.

Filsuf kenamaan yang sering disebut sebagai


“nabinya” para Marxis, yaitu Karl Heinrich Marx
menawarkan konsep revolusi yang berbeda dari
sebelumnya. Konsep revolusi Marx sangat dekat
dengan kelas dan dialektika dalam keadaan sosial. Ia
menyebut kelas itu sebagai pelaku sejarah, sehingga
ia menolak menyebut bahwa hanya seorang tokoh
saja yang memiliki peran dominan dalam sejarah
karena baginya seorang tokoh tersebut tidak ada apa
–apanya bila tidak ada massa yang revolusioner
dibelakangnya. Marx lebih sepakat mengatakannya
dengan pertentangan kelas, baginya pertentangan ini
yang berperan besar dalam perubahan tersebut. Kelas
– kelas tersebut menurut Franz Magnis-Suseno di
bagi menjadi 3 yaitu : kelas pemilik modal, kaum
buruh, dan pemilik tanah. Dengan pembagian seperti
itu maka menggambarkan adanya jarak antara kelas

6 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bawah (buruh) dan kelas atas (pemodal dan pemilik
tanah) sehingga bagi Marx hal tersebutlah yang
mengakibatkan pertentangan kelas yang tidak dapat
terhindarkan. Dengan artian bahwa dalam sudut
pandang objektif, para buruh dan pemilik modal
sama – sama memiliki kepentingan kelas yang
berbeda sehingga kepentingan tersebut tidak
mungkin untuk disatukan antara buruh dan pemilik
modal.

Marx berpendapat bahwa fungsi pokok


revolusi adalah sebagai alat penghancur orde lama
khususnya pada negara – negara borjuis. Namun ia
tidak menganggap bahwa revolusi hanyalah sekadar
penghancuran semata – mata tetapi Marx melihat efek
yang ditimbulkan dari penghancuran itu yang akan
melahirkan sebuah orde yang diinginkan oleh rakyat.
Revolusi yang dilakukan oleh kaum proletar
terhadap borjuis mengakibatkan yang dahulu seolah
– olah adalah kerja paksa untuk mencapai target
pabrik, setelah revolusi menjadi kerja yang kreatif
dan bebas dengan hak milik disosialisasikan untuk
bersama. Marx juga menyebutkan bahwa inti dari
revolusi adalah perubahan terhadapap proses sosio-
ekonomi lama menuju baru kemudian dalam tataran
politiknya. Secara kontekstual revolusi tersebut akan
mempengaruhi serta merubah cara – cara
berproduksi dan juga hubungan dalam masyarakat

7 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bersosial. Seorang Marx juga mengilhami bahwa
proses revolusi adalah proses alamiah dari
masyarakat yang telah memiliki kematangan untuk
melakukan revolusi yang mereka kehendaki. Tidak
perlu dipungkiri bahwa massa juga membutuhkan
organisasi atau kelompok kecil masyarakat untuk
menyadarkan dan memberikan pencerahan
intelektual tentang keadaan yang mereka rasakan
sebelum revolusi. Pendidikan massa sangatlah
penting untuk memberikan kesadaran mereka akan
pentingnya perubahan dan perlawanan, seperti yang
dilakukan oleh Ali Syari’ati di Iran ataupun Lenin di
Rusia yang dapat mempengaruhi massa yang begitu
besarnya untuk melakukan revolusi kepada
penguasa yang sah. Marx juga membenarkan
terhadap tindak kekerasan dalam revolusi dengan
catatan adalah untuk melawan kaum borjuis,
birokratis ataupun militer yang rasional. Hal tersebut
tidak lebih sebagai taktik dan strategi untuk
menjatuhkan penguasa dan menegakkan pilar
kehidupan sosial yang baru.

Di benua Amerika, tokoh pendidikan dan


politikus Brazil kenamaan bernama Paulo Freire
sekiranya tepat apabila membicarakan revolusi yang
dasarnya adalah kesadaran bersama seperti yang
disampaikan oleh Ali Syari’ati. Paulo Freire
merupakan tokoh yang sejak masa kecilnya memang

8 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sering berkumpul menghabiskan waktunya dengan
kaum – kaum tertindas yang ada di Brazil, wajar saja
masa kecilnya ia habiskan di Wilayah Recife yaitu
daerah terbelakang dan dihimpun banyak
kemiskinan disana. Hal tersebutlah yang
menyebabkannya sangat dekat dengan kaum – kaum
miskin dan tertindas semenjak ia kecil. Kedekatan
tersebut menghasilkan sebuah ide dan gagasan
cemerlang di masa depannya ketika ia menguraikan
pendidikan berkesadaran yang ditujukan pada kaum
tertindas agar penindasan dapat ditiadakan untuk
selamanya. Rekam jejak pengabdiannya pada
pendidikan Brazil juga sangat cemerlang, ia berhasil
memberantas buta huruf di daerah Angicos yang
merupakan daerah terbelakang. Ia pun memberikan
konsep pendidikan yang berbeda dari biasanya,
baginya pendidikan tidak seperti mengajarkan
seseorang tentang teori – teori ilmiah dalam pelajaran
eksak, pendidikan ialah menjawab pertanyaan yang
belum ada jawabannya sebelumnya. Ia juga
menentang bahwa murid dikatakan sebagai alat
pendidikan, baginya murid dan partisipasi dalam
pendidikan adalah proses mendidik yang
sebenarnya.

Freire beranggapan bahwa pendidikan kaum


tertindas bukanlah sekadar filsafat kering yang hanya
menangani masalah – masalah sosial, ia menyebut

9 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pendidikan tersebut sebagai komitmen bagi para
intelektual untuk memberikan penyadaran kepada
orang – orang tertindas. Baginya penindasan adalah
perbuatan yang tidak manusiawi dan merupakan
sesuatu yang menjatuhkan harkat kemanusiaan
(dehumanisasi). Berangkat dari hal tersebut Freire
kemudian membuat sebuah rumusan tentang
pendidikan yang menghasilkan kesadaran, ia pun
membagi kesadaran menjadi tiga golongan yaitu,
kesadaran magis, naif dan kritis. Kesadaran magis
merupakan kesadaran masyarakat yang tidak dapat
melihat satu faktor dan faktor lainnya, magis lebih
melihat faktor diluar manusia sebagai penyebab
ketidakberdayaan yang sangat lekat dengan hal – hal
natural maupun supranatural. Selanjutnya kesadaran
naif yaitu lebih melihat aspek manusia sebagao akar
penyebab masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Lalu yang ketiga adalah kesadaran yang menurutnya
paling penting yaitu kesadaran kritis. Kritis dapat
diartikan sebagai kondisi sosial yang dapat melihat
aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.
Pada tataran kritis masyarakat akan dapat melihat
kenyataan sebenarnya yang terjadi di dalam realitas
sosial. Penyadaran menurut Freire memiliki tugas
sebagai pembebasan dan berarti penciptaan norma,
aturan, prosedur dan kebijakan baru. Ia mengatakan
bahwa kesadaran kritis terhadap realitas merupakan
keharusan bagi tindakan manusia dan transformasi
10 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sosial. Bagaimanapun, freire selalu menekankan
bahwa kritis adalah hal yang sangat penting untuk
mencapai pembebasan. Kesadaran kritis tersebut
didasarkan pada konsepsi hubungan antara dialektis
dengan kesadaran manusia. Sebagai contoh dari
hubungan tersebut adalah hubungan penindas
dengan tertindas. Subjek penindas baru dikatakan
menindas tentu apabila ada objek tertindas
dibawahnya, hal tersebut mengungkapkan bahwa
eksistensi penindasan tidak akan ada tanpa ada objek
yang ditindas, itu berarti bahwa penindas juga tidak
akan eksis apabila tidak ada kaum tertindas.
Keduanya bagi Freire merupakan manifestasi dari
dehumanisasi, yaitu penindas terdehumanisasi
karena perlakuan dirinya dan tertindas
terdehumanisasi dengan realitas yang terjadi bahwa
mereka sedang ditindas. Pendidikan bagi kaum
tertindas di gencarkan oleh Paulo Freire di Brazil
untuk menyadarkan mereka agar tidak ada lagi
terjadi penindasan yang merajalela sampai pada
tahun 1964 setelah terjadi kudeta militer, ia ditahan
selama tujuh puluh hari dan kemudian dibuang
keluar dari Brazil.

Kesadaran yang diberikan kepada massa


merupakan salah satu langkah penting untuk
mencapai kemenangan revolusi karena seorang tidak
akan mampu mengubah sebuah negara dengan

11 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
langkah revolusi sendirian tanpa memiliki massa
yang sadar dibelakangnya. Seorang ibu hamil pun
apabila bergerak dengan satu juta orang
dibelakangnya maka akan memiliki kekuatan yang
tangguh untuk menggulingkan pemerintahan.
Masalahnya adalah pada sadar atau tidak sadarnya
masyarakat serta keinginan yang dimiliki untuk
melakukan sebuah gerakan besar – besaran mencapai
sebuah kesepakatan. Bagi Marxisme Ortodoks
revolusi merupakan titik puncak dalam triade
dialektika material dalam kelas – kelas tersebut.
Mereka menyatakan bahwa revolusi selalu terjadi
dari perebutan kekuasaan politik oleh kelas bawah
yang merusak tataran kelas atas, namun mereka juga
mengingatkan bahwa revolusi tidak hanya berbicara
tentang penggulingan kekuasaan, lebih mulia dari itu
mereka menyampaikan bahwa revolusi merupakan
sebagai sebuah upaya untuk menghapuskan
penindasan kelas proletar dengan cara menghapus
kelas – kelas yang ada dalam masyarakat dan hal
tersebut dapat capai apabila ada kesadaran bersama
untuk merubah sistem yang ada.

Pada hakikatnya revolusi merupakan


keinginan bersama untuk menuju tatanan sistem
sosial, ekonomi dan politik yang baru sehingga
sebenarnya tidak ada yang perlu di persoalkan.
Bukankah pemerintahlah yang bekerja kepada

12 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
rakyatnya? Atau malah rakyat yang bekerja bagi
pemerintahnya?. Dalam realitas sosial, memang hal –
hal tersebut sudah menjadi pertanyaan umum,
dengan melihat realitas yang terjadi bahwa terjadi
tindakan represifitas militer maupun pemerintah
menandakan bahwa ada upaya untuk menjatuhkan
rakyat dalam esensi bernegara. Seolah – olah rakyat
yang wajib memberikan seluruh keringatnya kepada
pemerintah, bukan pemerintah yang memberikan
seluruh keringatnya kepada rakyat. Maka sudah jelas
dan terang bahwa mereka yang mempersoalkan
keberadaan revolusi merupakan pihak – pihak yang
tidak menginginkan posisi mereka digantikan oleh
sistem yang baru. Ketamakan kekuasaan membuat
para elite tersebut lupa pada tugasnya untuk
membangun peradaban negara sehingga akan terusik
apabila ada yang menganggu kekuasaannya. Sebut
saja nama seperti Alm. Munir Said Thalib salah satu
aktivis yang lahir dari komisariat HMI fakultas
hukum Universitas Brawijaya yang berhasil membuat
gerah penguasa pada saat itu. Ada lagi nama seperti
Wiji Thukul yang dengan puisinya berhasil membuat
penguasa risih dan menutup kuping mereka rapat –
rapat. Tentu banyak tokoh – tokoh yang berhasil
membuat kegerahan telinga penguasa yang
mendengarnya sehingga membungkam mereka
dengan memasukkannya kedalam penjara,
dihilangkan, bahkan dibunuh. Namun walau raga
13 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mereka telah menghilang dari publik, tetapi ingatlah
semangat dan pemikirannya tidak akan pernah
hilang ditelan zaman.

Revolusi sejatinya harus terjadi ketika


penguasa sudah tidak berada dalam garis cita – cita
negara serta bertindak sewenang – wenang, dan
ketika itu terjadi maka revolusi harus benar – benar
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya demi menuju
sistem sosial, politik dan ekonomi yang lebih tertata
dan progresif.

II. Agama Progresif

Sesuatu yang digugat dan tidak berkurang


esensinya dapat dikatakan sebagai kebenaran. Lalu
bagaimana dengan keberadaan Tuhan? Apakah
esensinya ketika digugat tidak akan berkurang?
Bagaimana kita bisa menggugatnya ketika Tuhan tak
dapat dicapai dengan indera? Adakah manusia yang
benar – benar percaya dan membuktikan
keberadaannya secara nyata?

Keyakinan dan keraguan akan suatu hal yang


dianggap benar merupakan dua hal mendasar dalam
diri setiap manusia. Keyakinan biasanya muncul
ketika suatu objek dapat terlihat dan dirasakan
14 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dengan indera, sedangkan keraguan akan muncul
ketika objek tidak dapat dicapai dengan indera
manusia. Namun, tidak melulu indera memberikan
keyakinan dan ketidaknampakan indera pula tidak
selalu memberikan sebuah keraguan. Banyak hal di
dunia yang dapat dilihat dengan indera bahwa dalam
kenyataannya hal tersebut adalah sesuatu yang baik
namun terkadang karena suatu alasan tindakan baik
tersebut dianggap tidak ada kebaikan sama sekali di
dalamnya. Dalam realita sosial sering kali ditemukan
peristiwa – peristiwa yang selaras dengan pernyataan
tersebut, seperti seorang yang bermaksud datang
menghadiri acara perkumpulan untuk menyambung
tali persaudaraan secara baik, terkadang dicaci dan
dihina menganggap tindakan tersebut salah serta
tidak sesuai dengan ajaran. Hal tersebut
menunjukkan perilaku yang jauh dari kata etis dan
bernilai kemanusiaan dalam menjaga kerukunan
bermasyarakat. Peristiwa ini dapat dijadikan sebagai
contoh betapa mirisnya kualitas penganut agama
yang tergolong sebagai penganut doktrinal dan tidak
mampu untuk menyesuaikan serta menerjemahkan
perintah agama dengan akalnya terhadap inti dan
amanat suatu perintah yang bersumber dari Tuhan.
Mereka semata – mata memikirkan ajaran Tuhan
tidak pernah hidup dan telah mati sehingga tidak
dapat berkembang lagi, padahal anggapan tersebut
keliru. Mereka yang menolak mengikuti
15 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perkembangan zaman dengan alasan agama dan
pemikirannya, sering kali dicap sebagai kaum
konservatif. Padahal agama yang dianutnya pun
merupakan agama yang hidup dan berkembang
hingga akhir zaman, tidak hanya diberikan pada
masa para pengantar agama hidup namun sebagai
revolusi peradaban manusia secara berkelanjutan.
Tentu berbeda keadaan sosiologis saat masa para
pengantar agama hidup dan menyebarkan ajarannya,
dunia yang nampak statis dengan pola – pola yang
sama dan berulang haruslah dipahami sebagai
sesuatu yang dinamis. Begitu pula dengan agama,
walau ajarannya telah lampau diajarkan kepada
manusia terdahulu namun kearifannya masih terus
mendarah daging dan dipratikkan hingga hari ini.
Maka bagi kaum konservatif yang tidak menerima
keadaan dan kondisi perubahan sosial di dalam
masyarakat sulit baginya untuk menghadapi kondisi
sosial yang seperti ini, dan cenderung untuk
menyalahi sesamanya karena dianggap pemikiran
dan praktik keagamaan yang mereka miliki lebih
benar dari yang lain. Dengan kondisi pemikiran
seperti itu, mereka telah mendaulatkan Tuhan semata
– mata hanya pada masa para pengantar agama
tersebut hidup bukan untuk saat modern seperti ini.
Keliru sekali apabila menganggap agama sebagai
ajaran yang statis dan tidak mewadahi zaman untuk
mengalami perubahan.
16 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Agama bukanlah ajaran kuno yang tidak dapat
mewadahi zaman mendatang untuk hidup dengan
lebih modern, pemikiran agama telah mencapai dan
menyentuh akhir zaman hingga zaman setelahnya.
Mereka yang menolak menaiki kendaraan dan
memakai perangkat elektronik hanya karena tidak
diajarkan oleh orang terdahulu merupakan salah
kaprah dari manifestasi agama dalam kehidupan
nyata. Penafsiran akan agama tidak boleh hanya
sebatas doktrin belaka, agama memberikan ruang
pemikiran seluas – luasnya untuk membuktikan
benar atau salahnya sebuah ajaran. Pengekangan
terhadap nafas – nafas agama akan menjadikannya
sebagai ajaran yang tidak bisa hidup di tengah
masyarakat sehingga lambat laun agama akan mati
ditengah jalan. Peletakan agama sebagai fundamen
bagi kehidupan sosial merupakan manifestasi awal
dari sebuah revolusi, oleh karenanya agama tidak
boleh hanya dianggap sebagai ritus belaka namun
wujudnya merupakan landasan ideologis dan
berpikir yang nyata dalam kehidupan sosial. Agama
beserta penyebarnya datang bukan hanya untuk
menyebarkan secara tekstual makna dari ajarannya,
lebih daripada itu agama menjadikan ajarannya
sebagai praktik nyata untuk membebaskan kaum –
kaum dari perbudakan dan penindasan pada
masanya. Dari penyataan tersebut dapat dicerna
bahwa agama meletakkan batu pertamanya pada
17 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sendi – sendi perubahan sosial yang ada di
masyarakat dan hadir untuk merevolusi praktik –
praktik buruk pada masyarakat. Semakin
berkembangnya zaman, hari ini agama mengalami
degradasi dari penganutnya terhadap penuntasan
agama sebagai sarana ideologi. Penganutnya lebih
sepakat dengan keberadaan agama hanya sebagai
ritus dan mengenyampingkan nilai serta tujuan
agama itu sendiri. Mereka lebih nyaman dengan
ibadahnya dan mengenyampingkan kondisi sosial
yang sedang melanda masyarakat, mereka tidak
peduli dengan penindasan dan perbudakan yang
dirasakan oleh saudara seagamanya. Hal tersebutlah
yang akan menjadikan agama sebagai lahan untuk
terhegemoni oleh doktrin – doktrin ateisme dan
agnostik yang mungkin selangkah lebih maju
daripada kaum konservatif tersebut.
Sebenarnya penodaan terhadap agama bukan
melulu terhadap orang – orang yang secara verba
menghinakan agama melainkan orang – orang yang
mengenyampingkan pemikiran beragama dan
mengedepankan ritus keagamaan hanya demi
keuntungan matrealistis sudah cukup untuk menodai
ajaran agama. Ancaman secara nyata terhadap agama
tidak hanya datang dari mereka dengan pemikiran
tidak beragamanya, banyak pula orang yang tidak
sadar dengan kegiatannya yang selama ini telah

18 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menodai agama secara pemikiran. Agama tidak
hanya semata – mata ajaran yang memaksa seorang
tunduk tanpa berpikir, entitasnya mencakup
kebebasan berpikir dan menentukan suatu hal yang
benar serta salah dalam memilih pilihan kehidupan.
Pembebasan terhadap doktrin agama harus selalu
diaplikasikan agar sifat progresif dari agama dapat
tercapai. Progresifitas agama dapat dibuktikan
dengan kemajuan ajarannya dalam mempengaruhi
dan mengadakan suatu perubahan dalam
masyarakat, sehingga untuk memahami dan
memisahkan agama dalam doktrin maupun praktik
perlu adanya pengelaborasian dalam mempelajari
agama.

Agama secara progresif juga tidak hanya


diartikan sebagai politik, melainkan ia merupakan
sarana yang lebih tinggi daripada politik itu sendiri.
Agama dalam ruang lingkup politik tidak mengenal
dengan istilah perpecahan dan pertengkaran karena
secara praktik agama selalu mengedepankan
konsepsi estetis serta kedamaian hidup bagi para
penganutnya. Agama secara murni bukanlah sebagai
alat politik untuk memaksa dan memunguti dana
demi kekayaan para ahli agama yang matrealistis,
dengan keadaan yang seperti itu agama tidak lagi
berorientasi pada kebenaran mutlak diatas sana
namun cenderung pada kebenaran realistis dengan

19 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
corak pemaksaan dan penindasan. Praktik lainnya
yang membuktikan agama cenderung sebagai alat
politik oknum ahli agama adalah praktik keagamaan
dengan tujuan “berkomunikasi” dengan tuhan harus
melalui perantara keagamaan dan membayar untuk
melakukannya. Praktik seperti ini telah terjadi dahulu
pada masa sebelum revolusi gereja dengan tenarnya
surat aflat sebagai surat pengampunan yang harus
membayar pada gereja untuk mendapatkannya.
Pertanyaannya lalu apakah Tuhan dalam pandangan
seperti itu berbayar? Atau Tuhan mematok harga
untuk berkomunikasi dengannya?. Secara mendasar
agama harus bebas dalam keadaan politis matrealistis
seperti itu, adapun konsepsi sosialis dalam agama
merupakan suatu tindakan kesukarelaan dan tidak
memaksa apalagi menjual agama untuk
mendatangkan keuntungan. Dalam konsepsi seperti
itulah progresifitas agama dalam pembangunan
dapat terejawantahkan secara moril maupun materil
untuk peradaban yang lebih matang.

Agama dalam keadaan yang progresif telah


dicontohkan pada masa awal kedatangannya.
Terbukti selalu ada kisah dimana agama
membebaskan suatu kaum dari tindakan perbudakan
dan penindasan pemimpin yang otoriter pada masa
lampau. Banyak revolusi yang dilakukan untuk
mengubah kondisi sosial menjadi lebih baik. Namun

20 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
akhir – akhir ini agama tidak lagi dijadikan perangkat
ideologi untuk melakukan pergerakan serta
membebaskan orang – orang yang terjebak dalam
sistem konservatif untuk keluar dari dalamnya. Hal
inilah yang mendegradasi nilai progresif dari ajaran
agama dengan niat awal untuk mengubah dunia
namun hari ini tunduk pada sistem yang menekan
mereka sendiri. Maka nilai – nilai progresif dalam
agama harus segera dikembalikan pada keadaan
sebagaimana dahulu ia datang untuk melakukan
perubahan sikap dan moral. Peristiwa penindasan
terhadap saudara seagama merupakan contoh besar
dalam kemunduran agama sebagai sarana pendamai
masyarakat, masyarakat agama lebih banyak
diselimuti sikap – sikap apatis yang membunuh
pemikiran mereka terhadap kondisi sosial dan hanya
fokus melaksanakan ritus beragama. Anggapan
“yang penting saya beribadah” merupakan suatu
pernyataan konkrit untuk memusnahkan agama
dalam tataran ideologi dan progresifitas. Pernyataan
seperti itu pula menjauhkan orang beragama dalam
kehidupan sosial, politik dan ekonomi sehingga tidak
mendorong terjadinya suatu perubahan mendasar
yang disumbangkan agama kepada kondisi
masyarakat saat ini. Oleh karenanya dengan kembali
pada menjadikan agama tidak hanya sebagai ritus
melainkan menjiwainya sebagai ideologi akan
membangkitkan dunia dalam keterpurukan konflik
21 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dan perpecahan, semua akan berjalan damai dengan
jaminan ajarannya masing – masing.

III. Pergerakan Kecil Menuju Sebuah Revolusi

Anggapan Marx bahwa revolusi adalah hasil


dari perjuangan kelas masyarakat yang tertindas
memang benar. Namun tentu dibalik sebuah revolusi
besar pasti ada sosok yang menjadi otak dari
terjadinya revolusi tersebut. Nama – nama besar
seperti Ayatullah Khomeini, Sun Yat Sen, Che
Guavara, Mahatma Gandhi dan tokoh – tokoh
pergerakan lainnya merupakan nama – nama yang
sangat mahsyur terdengar namanya di dunia. Mereka
telah mempersiapkan jiwa dan raganya kepada
bangsa dan negara demi tercapainya sebuah
perubahan. Mencapai sebuah perubahan sosial bukan
hanya berbicara tentang mengganti rezim kekuasaan
politik dan ekonomi, melainkan juga soal keberanian
dan ketegaran mempertahankan ruang dan cara –
cara kehidupan yang mampu membendung segala
bentuk kerasukan dan kepongahan kekuasaan.
Perjuangan rakyat untuk mencapai revolusi selalu
22 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dihiasi dengan tokoh – tokoh pergerakan yang berani
dan tegar dalam memperjuangkan kemerdekaannya,
selain itu mereka juga harus memiliki kecerdikan
untuk menyiasati strategi dan taktik pergerakan.
Kecerdikan tersebut tidak hanya dimiliki oleh tokoh –
tokoh intelektual di kalangan elite, rakyat kecil pun
tidak boleh diabaikan soal kecerdikan dan keberanian
mereka. Seorang pemuka kajian sosiologi perlawanan
bernama James C. Scott mengungkapkan bahwa ada
istilah ‘ungkapan terselubung’ (hidden transcript) dan
senjata kaum lemah (weapon of the weaks). Slogan
revolusi memang sangat efektif untuk
membangkitkan semangat para pejuang untuk tetap
berada dalam jalur perjuangan, dan kaum – kaum
lemah menjadi senjata yang sangat kuat untuk
menentang kekuasaan sewenang – wenang. Di
Indonesia banyak sekali pemberontakan yang
dilakukan oleh para petani dan perlawanan dari
rakyat jelata, seperti seorang Samin yang harus
diasingkan belanda karena dianggap menganggu
kedudukan belanda, namun hingga kini para petani
Samin di Blora, Jawa Tengah masih berpegang teguh
pada paham Saminisme, yaitu kosa kata
pembangkangan sipil yang dilakukan pada masa itu.

23 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dalam catatan sejarah, revolusi yang terjadi
banyak dipengaruhi oleh kekuatan rakyat dengan
massa yang sangat besar. Siapapun yang akan
ditumbangkan pasti akan hancur pada akhirnya
apabila kekuatan rakyat telah bersatu walau dengan
gerakan kecil. Seperti yang terjadi di pelabuhan
Gdansk dengan mogoknya para buruh pada periode
Agustus 1980 yang lalu menjalar ke seluruh polandia,
sehingga menimbulkan kepanikan rezim yang
berkuasa pada masa itu. Kepanikan rezim tersebut
berlanjut pada tanggal 31 Desember 1981, rezim
komunis Polandia pada saat itu memblokade jalanan
dengan menderetkan tank – tank lapis baja di jalan –
jalan guna mengentikan laju gerakan solidaritas
tersebut. Akibatnya ratusan orang yang tergabung
dalam gerakan solidaritas tersebut ditangkap bahkan
dibunuhi oleh para militer Polandia. Rakyat yang
telah muak dengan kesewenang – wenangan rezim
mengabaikan begitu saja ancaman militer yang
semakin membabi buta. Unjuk rasa berskala besar
tersebut mengakibatkan siaran berita diboikot oleh
massa dan juga siaran radio disana. Kekuatan massa
yang besar dan sadar tentang kondisi mereka seakan
telah menjadi momok mematikan bagi siapapun
rezim yang berkuasa karena sewaktu – waktu
kekuatan tersebut bisa saja menghancurkan
24 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pemerintahan yang berkuasa. Kota kecil Swidnik pun
menjadi saksi tentang solidnya massa solidaritas
dalam melakukan pergerakan menentang
pemerintahan, pada sore hari tanggal 5 Februari 1982
saat pemerintah menyiarkan berita nasionalnya,
mereka sontak keluar rumah dan meramaikan
jalanan. Semua televisi mereka matikan dan sebagian
dari mereka membawanya keluar serta
menghadapkannya ke jalanan. Warga Swidnik
melakukan hal seperti itu karena melihat
pemerintahan yang menyiarkan berita secara
sentralistik tanpa melihat daerah – daerah lainnya
sehingga warga Swidnik membangun diri dan
kepercayaan mereka dengan melakukan hal seperti
itu. Melihat persatuan yang dilakukan warga Swidnik
membuat pemerintahan akhirnya mempercepat jam
malam di daerah tersebut. Konsekuensi apabila ada
seorang yang melanggar jam malam tersebut adalah
ditembak atau ditangkap oleh para militer Polandia
namun para penentang tersebut menyiasati aksi
lainnya dengan keluar rumah lebih awal saat berita
petang baru dimulai. Aksi tersebut sebagai simbol
perjuangan yang mereka lakukan untuk menentang
kekuasaan yang sangat sewenang – wenang tersebut,
mereka seakan membuat simbol bahwa Swidnik juga
sama dengan daerah – daerah lainnya yang
25 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintahan
komunis di Polandia akhirnya benar – benar runtuh
pada tahun 1989 bersamaan dengan kejatuhan
komunisme di Eropa. Kecerdikan rakyat kecil juga
ditunjukkan pada bulan September 2007 di Burma.
Saat Rakyat Myanmar yang saat itu turun kejalan
untuk menentang rezim militer Burma karena
kekecewaan terhadap rezim yang saat itu menaikkan
harga bahan bakar, mereka pun mulai
mengumpulkan anjing – anjing liar dari setiap daerah
untuk dikumpulkan di setiap kota untuk membantu
mereka melancarkan serangan dan melawan balik
para militer yang menjaga aksi mereka. Anjing
tersebut dikalungi foto – foto pimpinan militer
mereka dan juga menyerang para militer yang saat itu
berjaga. Para militer tampak kerepotan dengan
kekuatan “anjing’ yang dikeluarkan oleh massa,
karena hal itu tidak terbayang sebelumya. Tentu aksi
– aksi yang dilancarkan di Polandia dan Myanmar
tersebut membuktian kecerdikan rakyat dalam
membentuk strategi perlawanan, dan membuktikan
bahwa perlawanan tidak harus dalam bentuk fisik
namun dalam bentuk yang lebih halus tetapi sangat
menganggu ketenangan penguasa.

26 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Ada lagi sebuah peristiwa pergerakan dan
pembangkangan rakyat yang lebih unik tetapi
terkesan sangat revolusioner. Peristiwa tersebut
terjadi di Uruguay saat dipimpin dibawah kekuasaan
militer yang saat itu terkenal sangat kejam sehingga
mengakibatkan banyak orang yang melarikan diri ke
luar negeri untuk menghindari rezim yang amat
kejam tersebut. Segala sesuatu yang mengarah
kepada paham kiri diberangus, sampai kepada
konser piano pun turut dibatalkan karena judulnya
yang dianggap terlalu kiri. Keadaan seperti itu tentu
membuat kondisi sosial sangat mencekam dan
menakutkan, sampai seseorang harus berhati – hati
keluar rumahnya dan mengambil langkahnya agar
tidak disangka sebagai golongan kiri. Massa pun
mencari ide untuk melakukan suatu aksi
penentangan terhadap rezim yang amat kejam
tersebut. Hingga pada suatu pertandingan sepakbola
diselenggarakan di Uruguay yang dihadiri oleh
ribuan rakyat Uruguay sampai seluruh kursi stadium
penuh dan terpaksa sebagian lainnya menunggu
diluar stadium. Kejadian yang amat menarik terjadi
ketika saat paduan suara yang menyanyikan lagu
kebangsaan Uruguay mulai bernyanyi dengan
semangat namun tidak begitu dengan rakyat
Uruguay yang terlihat sangat tidak bersemangat
27 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyanyikan lagu tersebut. Bagi militer saat itu,
tindakan mereka adalah sebuah pemberontakan
kepada negara karena hanya menyanyikan lagu
nasional dengan tidak semangat. Para penonton
sepakbola itu ternyata tidak memelankan suaranya
sepanjang lagu itu dinyanyikan, pada saat tiba lirik
“Gemetarlah kau, para tiran!” sontak semua orang
langsung berdiri dan berteriak riuh meneriakkan
perkataan tersebut. Tentu pihak militer tidak dapat
menangkap para penonton itu karena apabila satu
orang saja ditangkap oleh pihak militer maka
pertempuran tidak dapat dihindari pada saat itu.
Peristiwa yang terjadi tersebut menandakan bahwa
pergerakan rakyat eksis tanpa terbatas ruang dan
waktu bahkan dalam momentum olahraga pun masih
ada kesempatan untuk membangkang dan bangkit
melawan.

Dengan peristiwa diatas membuktikan bahwa


revolusi dapat terjadi dalam waktu dan ruang apa
saja. Revolusi bisa terjadi diatas gedung, di tempat
ibadah atau di ruang kelas sekalipun. Apabila kita
mengilhami pemikiran Syari’ati bahwa keadaan saja
tidak cukup untuk membangkitkan semangat
pergerakan suatu kaum, namun harus ada kesadaran
tentang keadaan yang menjadikan orang – orang

28 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang tergerak dalam revolusi meyakini langkahnya
dengan sepenuh hati dan jiwanya. Kekuatan rakyat
pun tidak bisa dipandang sebelah mata, peristiwa di
Burma pada tahun 2007 tersebut menandakan usaha
revolusi yang cerdik tanpa harus mengorbankan lebih
banyak nyawa dengan menggunakan perantara
anjing untuk menyerang para militer Myanmar.
Peristiwa yang terjadi di Polandia menunjukkan
sebuah soliditas massa yang besar terhadap
pemerintahan komunis yang sewenang – wenang dan
peristiwa di Uruguay menunjukkan bahwa
keberanian untuk menentang rezim militer yang
terkenal kejam sekalipun dapat dilakukan bersama
secara besar – besaran dan dengan kecerdikan untuk
melakukan pembangkangan.

IV. Demokratisasi Negara

Dunia yang semula didominasi oleh rezim


otoriter dan anti terhadap demokrasi mengalami
perubahan pada era tujuh puluhan hingga delapan
puluhan. Proses perubahan secara mendunia tersebut
mentransformasikan negara – negara otoriter menjadi
negara dengan sistem demokrasi. Era perubahan

29 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
global tersebut disaksikan bersama oleh dunia seperti
peristiwa Revolusi Iran, berhasilnya gerakan
solidaritas di Polandia, runtuhnya tembok berlin
pada 1989, dan berkembangnya gerakan pro
demokrasi di Hongaria. Perubahan secara global
tersebut menandakan civil society yang tangguh
dalam menghadapi kepemimpinan yang otoriter
pada saat itu. Demokratisasi yang diharapkan
merupakan sistem dengan kendali dibawah
demokrasi yang dipegang oleh rakyat, seperti
diutarakan oleh Abraham Lincoln bahwa demokrasi
merupakan sistem yang diselenggarakan oleh rakyat,
untuk rakyat dan dari rakyat. Wajar saja pada dekade
– dekade sebelumnya dunia masih banyak diinjak
oleh sistem – sistem yang sangat otoriter dan anti
terhadap peradaban rakyat. Proses demokratisasi
tersebut tidak diikuti dengan baik oleh beberapa
golongan, seperti banyaknya muncul aksi yang
berbau rasial di negara Jerman dan Prancis, gejolak
konflik etnis dan agama di negara pecahan Soviet
sehingga demokratisasi yang sebelumnya diimpikan
harus tersendat karena konflik internal mereka di
dalam negaranya. Sebenarnya pembicaraan tentang
proses demokratisasi ini telah dibicarakan oleh para
pengkaji politik sejak akhir 70-an, melihat kondisi
negara – negara yang masih dipegang oleh sistem
30 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
otoriter seperti Korsel, Thailand dan Filipina yang
masa itu berada di bawah kepemimpinan Marcos.
Sistem yang digerakkan oleh semangat otoriterian
biasanya menggandeng pihak tenokrat dan militer
sebagai pengisi kekuasaan maupun pelindung
kekuasaan. Tenokrat tentu akan menjadi ahli di
dalam bidang – bidang yang dibutuhkan dan militer
yang akan menjadi tangan besi penguasa untuk
memukul mundur massa yang melakukan
perlawanan terhadap sistem. Negara otoriter seperti
ini biasanya memiliki keterkaitan dengan kerja
samanya bersama kaum kapitalis besar dunia,
sehingga negara mendapatkan suntikan dana yang
besar dari kaum kapitalis namun sayangnya dana
tersebut tidak diperuntukkan sepenuhnya demi
kepentingan rakyat melainkan dimonopoli oleh
seorang penguasa yang berkuasa pada masa itu. Di
negara – negara berkembang rezim otoriter malah
memberikan jalan bagi berkembangnya kekuatan
kapitalis dunia bagi upaya untuk mengekspansi
daerah yang lebih luas. Negara – negara seperti
Brazil, Chile, Uruguay dan Argentina telah menjadi
pelayan dari kepentingan sistem kapitalis yang
merajalela tersebut, akibatnya pemerintah cenderung
tidak berpihak dengan masyarakat namun lebih
kepada pelindungan aspek korporasi kapital. Di
31 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
negara – negara seperti itulah civil society dibungkam
karena dianggap dapat berbahaya bagi
keberlangsungan kapitalis internasional. Kejamnya
sistem otoriter bersama dengan kapitalis
internasional ini telah disaksikan bersama pada
sejarah kelam Iran yang dipimpin oleh seorang raja
bernama Shah Muhammad Reza Pahlevi yang dekat
dengan para kapitalis asing. Buruknya, kedekatan
tersebut bukan membuat Iran menjadi negara yang
sejahtera melainkan rakyat dibawahnya harus
menderita karena sistem tersebut. Rezim otoriter
biasanya akan menyebut diri mereka sebagai seorang
nasionalis yang cinta negara, dengan sebutan seperti
itu pemerintah yang otoriter dapat berbuat sewenang
– wenang dengan alasan demi kepentingan bangsa
dan negara.

Pada umumnya di negara otoriter para


penguasa selalu mengandalkan kekuatan militer
sebagai tameng pemerintahan agar tidak ada yang
berani menganggu gugat mereka. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa hubungan sipil dan militer
masih saja menjadi masalah dalam proses politik.
Sewaktu – waktu penguasa bisa saja mengerahkan
pasukan militernya untuk menembaki rakyat atau
sebaliknya penguasa membiarkan rakyat

32 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyampaikan aspirasinya. Pemerintahan dengan
sistem otoriter pun umumnya melibatkan militer
dalam mengemban jabatan yang harusnya ditempati
oleh sipil. Hal tersebut agar pemerintah dapat dengan
mudah mengontrol masyarakat sehingga tidak dapat
bergerak dengan bebas. Di Amerika latin beberapa
rezim militer memberikan kesempatan yang lebih
besar kepada sipil untuk menduduki jabatan namun
sikap tersebut tidak langsung diterima mentah –
mentah, banyak tokoh yang saat itu menganggap
bahwa militer tidak sepenuhnya akan keluar dari
kegiatan politik. Seorang ahli sejarah bernama
Roberts K. Beranggapan bahwa kelompok militer
tersebut mungkin akan terus menggunakan
kekuasaan mereka dibelakang layar, dan mungkin
akan membatasi ruang gerak pranata politik. Dari
peralihan kekuasaan militer kepada sipil tersebut
tentu akan terjadi kesepakatan antara kedua belah
pihak yang akan menghasilkan kondisi kebolehan
dan larangan kemudian dalam proses tersebutlah
militer akan masuk untuk melakukan intervensi
politik. Maka akan sulit untuk meyakini bahwa
militer telah lepas dari kepentingan politik secara
penuh dalam negara. Dengan pola – pola otoriter
seperti itu negara akan sulit untuk masuk kepada
sektor bawah massa, seperti yang terjadi di Amerika
33 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Latin bahwa negara hanya menyediakan
perhatiannya kepada massa kelas atas (borjuis). Hal
tersebut dikemudian hari menjadi kesalahan besar
penguasa karena akan sulit mendapatkan
kepercayaan rakyatnya. Hegemoni ideologi negara
juga akan ditolak keras dibawah karena
ketidakpercayaan pada rezim. Keadaan demikian
akan mengakibatkan rezim untuk menguatkan sektor
militer dalam membungkam rakyat dengan kata lain
rezim akan ketergantungan terhadap tindakan
kekerasan dan represif.

Keadaan sosial, politik dan ekonomi dalam


negara – negara otoriter tentu tidak seperti di dalam
negara demokrasi atau negara- negara yang
menganut sosialisme. Otoriter memungkinkan
kekuasaan terhadap sosial, politik dan ekonomi
dimonopoli oleh satu golongan/kaum sehingga
keadaan seperti itu akan memberikan efek yang
buruk terhadap perkembangan keadaan sosial suatu
negara. Oleh karena itu terjadi gelombang
penuntutan secara besar – besaran pada saat dekade
80-an untuk mengubah sistem otoriter menuju
demokrasi, tentu hal tersebut bukanlah hal yang
mudah. Mereka harus berani menentang rezim yang
saat itu bisa saja membunuh mereka secara tragis atau

34 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menyiksa secara kejam dengan mudahnya. Walau
dengan ancaman yang besar tersebut namun
demokratisasi masih bisa sepenuhnya terjadi.

Proses demokratisasi negara tentu bukanlah


hal yang mudah karena rakyat harus menghadapi
langsung dengan dominasi yang dimiliki negara.
Dominasi negara ini membuat satu kenyataan politik
yang teramat kuat dari negara untuk menghegemoni
dan menekan kekuatan rakyat agar tidak bertindak
menganggu kekuasaan negara. Situasi hegemoni
yang dilakukan oleh negara tentu akan menganggu
stabilitas pada sektor – sektor sipil dan kenegaraan.
Dominasi negara ini tentu mensyaratkan kondisi
pada sistem otoriter yang hanya bertumpu pada
golongan birokrat, tenokrat dan militer sehingga civil
society dibawahnya tidak dapat berbuat banyak.
Namun kemampuan negara yang mendominasi
tersebut memunculkan hal yang kontradiktif, yaitu
pada satu sisi negara memiliki kekuatan yang inklusif
terhadap seluruh wilayah yang dikuasainya, dengan
keadaan seperti itu tentu negara memiliki kendali
penuh atas kekuatan politik, sosial dan ekonomi.
Peristiwa – peristiwa demokratisasi tentu
membutuhkan gerakan politik dari arus bawah untuk
menggugat penguasa, seperti yang terjadi di Filipina

35 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bahwa peoples power dapat menggusur kedudukan
seorang diktator Marcos dengan keberanian mereka.
Keberanian massa untuk menggugat sistem otoriter
menunjukkan gerakan rakyat yang seolah – olah
passif oleh negara ternyata memiliki kekuatan besar
untuk menggoyahkan kekuasaan otoriter.
Demokratisasi yang dalam pengertian Abraham
Lincoln tadi secara tersirat mengatakan untuk
menghapuskan kekuasaan dominan seseorang
terhadap kelola negara, namun kelas dominan
tersebut belum tentu dapat dihapuskan setelah
demokratisasi ini diterapkan. Banyak negara – negara
demokrasi yang masih sangat erat dengan sistem –
sistem kapitalis yang mengilhami kekayaan di
pegang oleh kelas borjuis.

Ada beberapa model strategi untuk mencapai


demokratisasi pada negara – negara otoriter, yaitu
adalah dengan menunggu elite penguasa dalam
membuka jalan bagi kembalinya pranata – pranata
demokrasi setelah pertimbangan besar dari para elite.
Demokratisasi dengan model seperti ini sebenarnya
lebih mengutamakan kepentingan – kepentingan
jangka panjang para elite karena dalam proses yang
demikian memang mereka membuka jalan demokrasi
hanya untuk melanggengkan kekuasaan mereka

36 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sendiri. Model – model revolusi seperti ini dapat
dilihat pada negara seperti Argentina dan Korea
Selatan. Strategi yang kedua dalam mencapai
demokratisasi adalah dengan membentuk kekuatan
oposisi untuk menentang rezim otoriter. Kekuatan
semacam ini muncul dari pergerakan lapisan bawah
terhadap borjuis maupun pemerintah. Perlawanan ini
dapat berupa tindakan pemogokan oleh buruh pabrik
dan protes terhadap petani. Strategi selanjutnya
adalah dengan membuat pakta bersama partai –
partai politik yang membentuk koalisi untuk
melawan rezim sehingga mengeluarkan pakta yang
menginginkan adanya demokratisasi negara. Proses
ini merupakan cara yang sebenarnya sangat efektif
karena dapat melahirkan kelompok massa yang besar
untuk menyepakati pakta tersebut sehingga lebih
berkekuatan transformatif untuk melakukan
demokratisasi. Dengan membentuk koalisi tersebut
tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar
tercapai hasil maupun tujuan dari koalisi itu.
Menurut Ilmuwan politik Alfren Stepan setidaknya
ada dua syarat utama bagi koalisi partai untuk
progresif dan solid, yaitu yang pertama adalah
adanya kepemimpinan koalisi yang memiliki
kapasitas keorganisasian yang baik dan berideologi
sehingga memungkinkan untuk menciptakan kondisi
37 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
koalisi yang teratur. Yang kedua adalah adanya
kepatuhan dan kesetiaan yang kat dari para pengikut
koalisi terhadap pakta tersebut. Contoh secara nyata
adalah kasus yang terjadi di Chile, mereka berhasil
dalam menggunakan strategi ini yang menyebabkan
jatuhnya rezim militer Pinochet. Hal tersebut
menjelaskan bahwa pakta yang dikeluarkan oleh
partai – partai koalisi berhasil menjatuhkan rezim
militer yang berkuasa pada saat itu. Namun setelah
presiden baru terpilih, sayangnya bahwa koalisi yang
dibangun untuk menjatuhkan Pinochet pun rapuh
sementara lembaga kemiliteran nampak masih sangat
kuat dan berpengaruh. Perbandingan yang
berbanding lurus antara kondisi rapuh koalisi partai
dengan kuatnya militer mengakibatkan sewaktu –
waktu apabila koalisi tersebut terpecah dan
berdampak pada situasi yang tidak kondusif maka
militer akan muncul untuk kedua kalinya sebagai
kekuatan politik dan proses demokratisasi menjadi
tidak akan sempurna. Strategi keempat adalah
dengan demokratisasi yang dipimpin oleh sebuah
partai reformis. Proses demokratisasi pun lebih
mudah karena ada basis partai dan ideologi yang
menjadi penopangnya. Partai – partai yang memiliki
ideologi pro demokrasi akan sangat diharapkan
keberadaannya dalam strategi ini karena partai
38 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
tersebutlah yang akan membawa suatu negara untuk
mencapai demokratisasinya. Namun strategi ini
memiliki kelemahan mendasar yaitu keterbatasan
partai reformis tersebut dalam menggunakan alat
pemaksa sehingga partai reformis juga akan
melakukan koalisi dengan militer untuk menangani
permasalahan yang ada.

Dengan kematangan strategi dan taktik dalam


melaksanakan revolusi maka seluruh harapan
masyarakat untuk memenangkan revolusi tersebut
akan tercapai. Namun banyak peristiwa yang
menunjukkan bahwa tidak semua yang
melaksanakan revolusi dan memenangkannya
berakhir dengan harapan serta cita. Rusia
menunjukkan bahwa yang mereka lakukan dibawah
komando Stalin setelah terjadinya revolusi malah
menghilangkan semangat dan harapan perubahan.
Stalin malah berkuasa lebih diktator dan menutup
ruang pergerakan di lapisan masyarakat bawah
seperti petani. Dibawah kendalinya Rusia mengalami
bencana kelaparan yang memang sengaja dibuatnya.
Revolusi yang awalnya didukung oleh para kaum
buruh tani dan buruh pabrik akhirnya dikhianati oleh
Stalin sendiri sekaligus ia membuktikan bahwa

39 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dirinya hanyalah memanfaatkan rakyat untuk
mencapai kepentingan politiknya.

V. Komunis dan Negara

“Diantara masyarakat kapitalis dengan


masyarakat komunis terdapat periode perubahan
revolusioner dari yang satu menjadi yang lain. Sesuai
dengan periode ini terdapat pula periode peralihan
politik dimana negara tidak dapat lain kecuali
diktatur revolusioner proletariat”

Demikianlah apa yang disampaikan Marx


tentang pandangannya terhadap peralihan kapitalis
menuju komunis. Pada surat Marx kepada Bracke dan
Enggels kepada Bebel tersirat pertentangan
pemikiran antara Marx dan Engels mengenai
penggunaan istilah negara yang berbeda. Engels
mengharapkan bahwa istilah “negara” dihapuskan
secara keseleruhan dan menyarankan penggunaan
kata “persekutuan hidup” agar konotasi yang
dihasilkan lebih mencerminkan jiwa kepemilikan
40 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bersama atas masyarakat sosialis. Ia pun beranggapan
bahwa komune bukan lagi bentuk negara dalam arti
yang sebenarnya. Disisi lain Marx telah mencoba
menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan masa
depan dari masyarakat komunis, dengan kata lain
bahwa Marx menganggap seakan – akan mengakui
bahwa masyarakat komunis di wadahkan dalam
suatu bentuk negara. Pertentangan pemikiran dalam
surat tersebut tentu harus dielaborasikan secara
mendalam dan tidak boleh ditafsirkan hanya
sepenggal cerita. Apabila ditinjau secara utuh,
sebenarnya Marx dan Engels memiliki pandangan
yang sama mengenai negara dan melenyapnya
negara, namun dalam hal ini pernyataan Marx
tentang negara adalah bersangkutan dengan
ketatanegaraan yang sedang melenyap tersebut.
Dalam surat tersebut terdapat faktor kausalitas yang
berbeda antara surat Marx dengan surat Engels, pihak
Marx menceritakan dalam suratnya hanya sepintas
mengenai negara dan kemudian menyinggung
masalah melenyapnya negara karena menaruh
perhatian pada tema lain yaitu perkembangan
masyarakat komunis. Sedangkan seorang Enggels
memberikan pemahaman secara tegas, jelas, dan
tajam mengenai prasangka yang sedang umum
berlaku.
41 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Pernyataan Marx diawal merupakan
kesimpulan atas analisanya tentang peranan yang
dilakukan oleh proletariat dalam masyarakat
kapitalis modern, atas bahan – bahan tentang
perkembangan masyarakat. Selain itu Marx juga
mengkritik tentang tak terdamaikannya antara
kepentingan borjuis dan proletariat. Perdamaian
tersebut hampir mustahil terjadi karena kepentingan
serta pandangan antara kedua kaum kelas atas dan
bawah tentu sangat berbeda, borjuis selalu
berorientasi pada keuntungan sedangkan bagi kaum
proletar mereka selalu dikejar target keuntungan
kaum borjuis. Sehingga untuk mencapai
kebebasannya maka proletar harus menggulingkan
kaum borjuis dalam struktur sosial dan merebut
kekuasaan politiknya. Dalam arti lain bahwa harus
terjadi revolusi struktur sosial atau peralihan dari
masyarakat kapitalis menjadi masyarakat komunis.

Keseimbangan dan kesetaraan antar kelas


dalam masyarakat kapitalis berkaitan dengan
keadaan demokrasi pada masanya. Keadaan
demokrasi yang terjadi pada masa masyarakat
kapitalis tentu serat dengan keadaan yang setara
antara borjuis dengan proletar. Demokrasi pada masa
itu pun bukan diartikan sebagai demokrasi secara

42 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
utuh yang berasal dari semua kelas pada rakyat
namun cenderung pada demokrasi yang ditujukan
untuk kelas – kelas pemilik dan kaum kaya. Hal
tersebut erat dengan penghisapan yang dilakukan
oleh kaum kapitalis kepada kaum proletar, mereka
menghisap seluruh waktu buruh untuk bekerja di
pabrik – pabrik miliknya sehingga menghambat
berkembangnya pengetahuan intelektual buruh
dalam kehidupan sosial. Apalagi dengan upah yang
sangat serat menjadikan mereka terhimpit berbagai
masalah, seperti kemiskinan dan itu sebabnya mereka
banyak menghiraukan tentang demokrasi maupun
politik. Hal semacam itu mengakibatkan superiornya
kaum borjuis dalam berkuasa dan memegang kendali
atas kaum proletar, dengan mudah mereka dapat
mengontrol kaum proletar karena keluasan
pengetahuan dan kelicikan sikap mereka yang
senantiasa berorientasi pada keuntungan tersebut.
Walau ada pula massa proletar yang sadar akan
politik namun hal tersebut tidak sebanding
jumlahnya dengan massa proletar yang apatis
terhadap politik. Demokrasi yang dilakukan oleh
kaum kapitalis ini secara perlahan menggeser dan
menyulitkan peranan kaum proletar dalam
mekanismenya, mereka membatasi hak pilih,
mengucilkan buruh, membatasi dalam lembaga
43 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perwakilan, maupun batasan nyata dalam hak – hak
berkumpul. Bagi kaum kapitalis tentu bukanlah
masalah yang berarti apalagi mereka belum
mengalami keadaan miskin dan tertindas sehingga
bagi mereka hal tersebut adalah sesuatu yang kecil.
Pemikiran kaum kapitalis tersebut tentu berdampak
pada keadaan kaum proletar yang semakin
terkucilkan dan terusir dalam kegiataan politik dalam
demokrasi. Keadaan tersebut sangat berbeda dengan
kaum kapitalis yang semakin kuat dan superior
demokrasi dengan massa yang mereka miliki.
Dengan keadaan yang seperti itu maka teranglah
bahwa demokrasi yang seharusnya menjadi sistem
keadilan bagi rakyat berubah menjadi bumerang bagi
rakyat sendiri karena telah diduduki oleh para kapita.

Perjalanan demokrasi dari masyarakat


kapitalis menuju masyarakat kapitalis merupakan
usaha pengucilan demokrasi terhadap kaum
penghisap dan penindas rakyat, yaitu saat basis
massa mereka dirusak dan tidak berdaya maka ketika
itu pula hancurlah posisi kaum kapitalis, hilangnya
kelas – kelas dalam masyarakat sehingga apa yang
diharapkan oleh Marx dan Engels dapat terlaksana.
Keruntuhan kapitalis pun menunjukkan suatu
fenomena baru yaitu lenyapnya negara dan

44 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
berdirinya tonggak kebebasan dalam masyarakat
tanpa kelas. Selaras dengan yang dikatakan oleh
Enggels bahwa “proletariat membutuhkan negara
bukan demi kepentingan kebebasan, melainkan demi
kepentingan penindasan atas lawan – lawannya dan
ketika ada kemungkinan berbicara tentang kebebasan
negara tidak ada lagi.” Pandangan tersebut
menggambarkan negara di bawah kaki kapitalis
hanyalah sebagai mesin penindas khusus yang tak
segan membantai jiwa jutaan rakyatnya demi
kepentingan kaum oportunis. Dimulai dari peraturan
yang diadakan secara supremasi namun sewenang –
wenang dan perbudakan yang merajalela menjadikan
demokrasi dibawah kaki kapitalis syarat dengan
kepentingan kapita. Walau begitu negara masih
dibutuhkan oleh masyarakat komunis dalam periode
transisi masyarakat dari kapitalis menjadi komunis,
negara tetap dibutuhkan sebagai mesin penindas
namun negara menindas kaum yang dulunya
menghisap kaum terhisap. Dalam penguasaan
kapitalis sebenarnya massa yang tidak membutuhkan
“mesin” khusus untuk menghancurkan kekuasaan
kapitalis tersebut, mereka hanya tinggal bersatu dan
memiliki kesadaran seperti yang disampaikan Marx.
Ketika komunisme mencapai kursi
kepemimpinannya dan telah “menghabisi” para
45 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kapitalis maka mereka tidak membutuhkan negara
sebab tidak ada yang perlu untuk ditindas lagi.
Mereka lebih percaya dengan mempersenjatai
rakyatnya untuk mencegah hal yang buruk terjadi
daripada mempersenjatai negara yang sewaktu –
waktu dapat menindas masyarakatnya.

Seperti yang dikatakan Enggels dalam


opininya bahwa ia tidak pernah mempersetujui
bahwa adanya kebebasan merupakan dikotomi
dengan negara. Enggels dalam kisahnya selalu
mengejek siapapun yang mempercayai negara
sebagai wadah yang menyediakan kebebasan.
Dengan pengalaman negara – negara pra revolusi
meyakinkannya bahwa negara merupakan mesin
khusus yang digunakan untuk menindas dan
memperbudak, atas dasar tersebut Enggels
beranggapan bahwa selama ada negara, aka tidak ada
kebebasan ataupun sebaliknya ketika ada kebebasan
maka tidak ada negara. Pengambil alihan negara oleh
kaum komunis dapat ditandai pula dengan
melenyapnya negara dengan sepenuhnya, dari sistem
ekonomi, sosial dan politik. penguasaan kaum
kapitalis terhadap ekonomi akan runtuh secara
sendirinya, dalam struktur sosial pun serupa mereka
yang dahulunya superior akan terdegradasi menjadi

46 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kaum yang lemah, begitu pula dalam skema politik
yang dahulunya mereka berkuasa penuh atas
pemerintahan akan hilang kekuasaannya karena
digantikan oleh struktur sosial yang baru. Pada saat
masyarakat komunis ini mencapai tindak
penguasaannya terhadap negara sebelumnya atau
dalam bahasa lain lenyapnya negara maka
dimungkinkan untuk sistem baru di praktikkan pada
kondisi sosial yang baru. Seperti akan terjadi sistem
“masing – masing orang bekerja menurut
kemampuannya dan untuk kebutuhannya” yang
berarti bahwa setiap orang akan bekerja tanpa adanya
penindasan dan perbudakan karena mereka akan
bekerja pada bidang kemampuan yang diminatinya
maka pekerjaan yang dilakukan akan lebih produktif
dari sebelumnya. Pada saat itu tercapai maka tidak
ada yang perlu untuk diperhitungkan jumlah yang
diterima oleh masing – masing orang namun masing
– masing itu akan mengambil sesuai dengan
kebutuhan mereka. Gagasan masyarakat komunis itu
di anggap hanya utopis atau khayalan belaka bagi
kaum borjuis yang lebih mengedepankan sikap
oportunis dan matrealis tersebut. Mereka menolak
secara mentah sistem yang ditawarkan masyarakat
komunis dengan keadaan tanpa ada penindasan dan
perbudakan atas suatu keadaan. Kaum borjuis
47 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menganggap apa yang dicita – citakan tersebut
hanyalah sebuah harapan palsu belaka yang mustahil
dapat diterapkan.

Pada akhirnya, saat masyarakat komunis


berhasil menguasai suatu wilayah secara efektif dan
penuh maka selanjutnya mereka menuntut adanya
pengawasan ketat oleh masyarakat atas porsi kerja
dan juga konsumsi atas suatu hal. Mereka
beranggapan bahwa harus ada penutupan aset – aset
kapitalis lalu diambil alih oleh mereka untuk dikuasai
secara bersama. Dengan pernyataan tersebut maka
buruh melegitimasi dirinya untuk menguasai
kapitalis dan akan diawasi dengan ketat oleh kaum
buruh bersenjata bukan militer negara.

48 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB II

49 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Ali syari’ati, pemikirannya, dan revolusi Iran

“Syuhada adalah jantung sejarah, setiap hari adalah


Asyura, setiap tempat adalah karbala”

Kalimat yang dituliskan oleh Ali Syari’ati


tersebut dikemudian hari bergema di setiap mimbar
khutbah dan pidato para pejuang revolusi Iran.
Kalimat tersebut berubah menjadi slogan – slogan
revolusi yang sangat indah dan membangkitkan
gairah juang para revolusioner. Pada setiap
demonstrasi besar di Iran, kalimat tersebut selalu
bergema di mimbar orasi bebas seakan membunuh
rasa takut para pejuang untuk dihabisi oleh peluru
militer yang tak kenal tempat. Sebab kalimat itu
banyak dari mereka yang mengorbankan nyawanya
untuk menjadi fondasi Republik Iran, mereka
merupakan orang – orang yang berhasil terdoktrin
semangat revolusi dari sang revolusioner Ali
Syari’ati.
Ali Syari’ati dipandang sebagai bapak revolusi
Iran yang terjadi pada tahun 1979 meskipun ia telah
wafat dua tahun sebelum revolusi itu terjadi.
Pemikiran dan keberaniannya mengilhami para
pejuang revolusi dan tokoh yang terlibat langsung
pada peristiwa bersejarah itu. Walau tidak merasakan
kebahagiaan menyambut revolusi Iran, Ali Syari’ati
pada masa mudanya telah banyak berjuang hingga ia

50 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
harus rela dipenjara sebagai konsekuensi logisnya
untuk berhadapan dengan rezim Shah Mohammad
Reza Pahlevi yang dikenal diktator dan tiran. Pada
masa itu Iran menjadi salah satu negara pengekspor
minyak terbesar di dunia namun rakyat hidup
sengsara dan miskin sehingga terjadi kritik yang
sangat besar dari rakyat saat Pahlevi berkuasa. Pada
saat revolusi terjadi maupun pasca revolusi, poster –
poster Ali Syaria’ti bersama dengan Ayatullah
Khomeini dan juga tokoh – tokoh yang dianggap
berpengaruh dalam terjadinya revolusi Iran
disandingkan bersama. Hal tersebut menandakan
walau raganya sudah tidak ada untuk berjuang
bersama para pejuang lainnya namun pemikirannya
terus mengakar ke setiap orang yang turut
memperjuangkan revolusi Iran tersebut.

Pendidikan Ali Syari’ati pun tidak bisa


dipandang sebelah mata, ia mendapatkan gelar
sarjana pertamanya di Universitas Mashhad dan
kemudian melanjutkan studinya di kota Paris sejak
tahun 1959. Di Paris inilah pemikiran Jean Paul Sartre
tentang eksistensialisme mempengaruhi Ali Syari’ati,
ia juga tidak hanya memperdalam ilmu sosiologinya
disana namun ia turut melibatkan dirinya dan
bergabung dalam gerakan menantang rezim Pahlevi.
Sebagai konsekuensinya ketika ia kembali ke Iran
pada tahun 1964, ia disambut di wilayah Bazargan

51 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dan dimasukkan ke dalam penjara dengan tuduhan
kegiatan politiknya menentang dan membahayakan
kedudukan rezim pada saat itu. Ia baru bebas enam
bulan kemudian setelah dunia Internasional
mendesak untuk membebaskannya. Setelah
kembalinya ia ke Iran, pada tahun 1965 ia aktif
mengajar di Universitas Mashhad serta aktif di
bidang politik dan intelektual. Hal tersebut
menyebabkannya di depak keluar dari universitas
karena dianggap memberikan doktrin – doktrin yang
dianggap menganggu berkuasanya rezim. Tidak
berhenti disitu saja, ia kemudian mengalihkan
aktivitasnya di pusat Islam Husainiya-yi Irsyad,
disana ia mengadakan diskusi dan ceramah
ilmiahnya yang tercatat diikuti oleh tak kurang dari
enam ribu mahasiswa yang terdaftar menjadi anggota
dalam kelas – kelas musim panas, belum lagi mereka
yang mengagumi pola pikir Ali Syari’ati. Di pusat
Islam tersebut, Ali Sya’riati sangat lantang dan
bergairah menyampaikan pemikirannya, ia tidak
hanya mengemukakan teori – teori dalam studi
agama, sosiologi dan sejarah, ia banyak pula berbicara
tentang falsafah pembebasan serta kesyahidan.
Sehingga rezim Pahlevi pada saat itu akhirnya
menutup tempat pusat pergerakan yang dianggap
sangat progresif tersebut dan pada saat itu ia pun
harus kembali merasakan dinginnya lantai penjara.

52 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dalam memperjuangkan Iran tentunya Ali
Syari’ati tidak sendirian, disampingnya ada Imam
Ayatullah Khomeini, Ayatullah Mutahhari dan tokoh
revolusi lainnya. Dalam perkembangan masyarakat
Iran, mereka disebut dengan raushanfikr. Istilah
tersebut dikenal awalnya pada abad 19 yang secara
harfiah diartikan sebagai “pemikir yang cemerlang”.
Namun pada awal perkembangannya istilah tersebut
mengacu pada kaum intelektual-sekular yang
tumbuh di Iran pada massa itu, yaitu orang – orang
yang mendapat didikan barat, sekaligus mengagumi
dan dipengaruhi oleh para filosof Eropa abad 18. Pada
pengertian klasiknya, raushanfikr dapat bercirikan
kaum intelektual yang berpaham modernis dan
kecenderungan liberal, yang bekerja dan berpikir
secara profesional. Kaum intelektual ini peduli
dengan perubahan politik, sosial, atau kultural. Tentu
dengan ciri seperti itu raushanfikr berbeda dengan
kaum ahli ilmu agama yang lebih dikenal dengan
ulama. Namun semakin berkembangnya tahun dan
zaman, istilah tersebut berganti makna sejak
menjelang tahun 1978. Para Mullah dan Ayatullah
dimasukkan kedalam golongan raushanfikr bagi
mereka yang terlibat dalam gerakan revolusi. Istilah
tersebut pun ditambahkan menjadi ‘alim raushanfikr
yang dikhususkan kepada para pemuka agama yang
turut dalam gerakan revolusi. Dalam pandangan
yang baru tentang raushanfikr, Ali Syari’ati mencoba
53 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mengembangkan analisisnya tentang perbedaan
mendasar antara ilmu pengetahuan dan ilmuwan,
filsafat dan filosof, serta ideologi dan ideolog. Hal
tersebut dilakukannya agar secara jelas terdapat
pembeda yang nyata antara perbandingan tersebut.
Dalam analisanya Ali Syari’ati pun memberikan
perkembangan definisi kepada raushanfikr yaitu
mereka yang dengan sungguh – sungguh menganut
ideologi yang dimilikinya secara sadar. Raushanfikr
dengan ideologi dan kesadaran yang dianutnya maka
akan mencapai kebaikan dalam pola kehidupan dan
pemikiran yang berdasarkan cita – cita tersendiri
yang membentuk falsafah hidupnya.

Kiprahnya di dalam dunia pergerakan


memang tidak perlu diragukan lagi, selain ia aktif
terlibat dalam pergerakan menentang rezim Pahlevi
di Paris, Syari’ati pun tercatat pernah bergabung
dalam Nihdat-i-Izadi (Gerakan Pembebasan). Gerakan
tersebut berisikan tokoh – tokoh agama seperti
Ayatullah Taliqani dan para tokoh intelektual seperti
Dr. Mehdi Bazargan. Ali Syari’ati pun aktif
merangkul para tokoh agama dan tokoh intelektual,
seperti kedekatannya dengan Ayatullah Murtadha
Mutahhari saat ia masih berkegiatan di pusat Islam
Husainiya-yi Irshad. Dengan kenyataan seperti itu
maka tidak dapat dikatakan bahwa Ali Syari’ati
merupakan tokoh yang anti clerical (Ulama) karena

54 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
memang ia memiliki kedekatan dengan para tokoh
ulama itu sendiri. Namun yang dimaksudkan Ali
Syari’ati sebagai tokoh yang anti ulama adalah ia
menentang para ulama yang berceramah atas
kepentingan politik dan kekuasaan. Ulama seperti itu
meniadakan sikap kemanusiaan, kemasyarakatan
dan kebenaran. Dalam arti lain ulama – ulama
tersebut dikontrol oleh rezim Pahlevi untuk
berceramah sesuai dengan keinginan mereka. Walau
ia merupakan seorang Ahlul-Bait namun ia tetap
mengkritik ulama – ulama Syi’ah yang berada dalam
pusaran kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan
tersebut. Hal itu memang terjadi saat sebelum tahun
1979, dari lingkungan Syi’ah sendiri ada ulamanya
yang mengabdi pada penguasa dan itulah yang
ditentang oleh Ali Syari’ati. Itu berarti bahwa jubah
ulama tidak memberikan hak istimewa atau status
khusus dan sama sekali tidak sama dengan konsep
pendeta. Sebuah peristiwa yang hampir mencoreng
nama Ali Syari’ati adalah peristiwa pembunuhan
Jenderal Muhammad Vali Qarani, Kepala Staf
Angkatan Bersenjata Iran setelah revolusi.
Pembunuhan tersebut didalangi oleh kelompok
teroris Furqan, mereka menyatakan bahwa sedang
mengamalkan buah pandangan Syari’ati tentang
Islam tanpa lembaga kepemimpinan agama. Tentu
sikap Furqan tersebut berbanding terbalik dengan
apa yang disampaikan oleh Ali Syari’ati dan tentu
55 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sangat berbeda dengan kondisi sosio-politik Syari’ati
yang merangkul ulama dengan hangat dalam
melakukan perlawanan.

Pemikiran Ali Syari’ati yang cemerlang itu


tidak bisa dilepaskan dari ruang sosio-politik dan
kultur dimana ia berada. Diakui bahwa pemikiran
terutama filsafat sosialnya merupakan pengaruh
besar dari kondisi sosio-politik Iran pada era 60 –
70an. Tujuan intelektualnya pada saat itu bukanlah
memberikan teori – teori pada kalangan akademisi
atau universitas namun ia mengharapkan dari
pemikirannya orang – orang bisa bergerak menuju
revolusi dan pembebasan seperti Imam Husain yang
ia yakini telah berkorban demi membebaskan
pengikutnya dari tekanan sosial dan politik. Ali
Syari’ati dengan pemikirannya yang cemerlang dan
kontroversial itu pernah mengeluarkan sebuah buku
berjudul Al-Hajj yang berisikan tentang makna,
filsafat dan simbol – simbol dalam ibadah haji. Tidak
hanya sebatas penggalian nilai – nilai dalam ibadah
haji, ia pun berbicara tentang penderitaan,
penindasan dan kesyahidan. Berangkat dari itu ia pun
membangun gagasan tentang pembebasan,
kemerdekaan dan perjuangan rakyat melawan
penindasan. Digalinya secara dalam tentang cita – cita
dan keyakinan nabi Ibrahim, perjuangan Hajar, dan
pengorbanan Ismail namun sebagai Ahlul-Bait ia

56 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
berbicara pula tentang tragedi Karbala dan syahidnya
Husain.
Ali Syariati yang dilahirkan dari keluarga
ulama dengan ayah yang bernama Muhammad Taqi
Syari’ati, juga kerap mengeluarkan pandangan –
pandangan kontroversialnya terhadap Islam. Ia
pernah berkata : “saya selalu menyatakan sikap saya
yang ambivalen terhadap agama. Suatu ketika saya
mempertunjukkan perasaan kesal yang tebal. Tapi
pada saat lain saya juga menunjukkan kepercayaan
saya yang besar padanya”. Pernyataan yang sangat
kontradiktif tersebut keluar dari mulut Ali Syari’ati
karena ia melihat bahwa agama memiliki dua wajah,
termasuk Islam di dalamnya. Wajah Islam yang
pertama disebutnya sebagai “Islam dekaden” yaitu
Islam yang memperlihatkan dirinya dalam kejahatan,
memelihara dan membiakkan reaksionerisme. Disisi
lain wajah kedua dipandanganya sebagai Islam
dengan wajah yang sangat humanistik (manusiawi).
Realitas Islam inilah yang sejati, yaitu yang
mendasarkan diri pada kebenaran, cita – cita
kemanusiaan dan aspirasi manusia yang lebih tinggi.
Ali Syari’ati juga berpandangan ada dua macam nabi
yang diutus ke dunia ini, yang pertama adalah nabi
Ibrahimiyah, seperti Nabi Muhammad SAW, Nabi
Musa, dan Nabi Isa. Macam yang pertama ini
ditandai dengan kelahirannya dari kelompok kecil

57 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
atau keluarga yang bergolongan rakyat biasa.
Sedangkan macam yang kedua adalah nabi non
Ibrahimiyah, yaitu orang – orang yang dilahirkan dari
kelompok penguasa atau golongan bangsawan. Dari
macam kedua ini ia mencotohkan seperti Sidharta
Gautama yang lahir di kerajaan kemudian melarikan
diri dan kembali untuk menyebarkan ajarannya.
Menurut Ali Syari’ati sejarah para nabi merupakan
sejarah perlawanan orang – orang tertindas melawan
kelompok penguasa. Ia lebih familiar menyebutnya
dengan perlawanan mustadh’afin kepada kelompok
mustakbirin. Pemikirannya ini dikritik oleh banyak
orang bahwa pandangannya tersebut terlalu berbau
marxian, sesuai dengan pandangan Karl Marx bahwa
agama adalah petentangan kelas.
Pandangan Syari’ati terhadap Islam tidak
hanya sampai disitu. Ia membagi Islam dalam dua
bentuk yaitu Islam yang pada hakikatnya merupakan
kumpulan dari tradisi asli dan kebiasaan masyarakat
yang memperlihatkan suatu semangat kolektif dari
suatu kelompok masyarakat. Dengan pengertian
seperti itu Islam digambarkan sebagai agama yang
berlaku dari zaman nenek moyang yang secara turun
menurun dengan adat istiadat dan tradisinya
tersendiri. Hal tersebut memiliki interpretasi bahwa
Islam bukan merupakan sebuah pandangan
fundamental dalam hidup melainkan sebatas

58 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
melanjutkan tradisi – tradisi nenek moyang hingga
akhir zaman. Bentuk Islam yang seperti inilah yang
mentransformasikan Islam kedalam simbol – simbol
dan tradisi – tradisi yang berkembang di masyarakat.
Bentuk Islam yang kedua menurutnya adalah Islam
sebagai Ideologi. Baginya Islam-Ideologi merupakan
suatu kepercayaan yang secara sadar dipilih untuk
menjawab persoalan dan kebutuhan suatu
masyarakat. Dalam pandangan ini maka seseorang
secara sadar telah meniadakan tuhan selain Allah dan
menolak segala jenis pandangan agama selain Islam
karena telah meletakkan Islam sebagai dasar
hidupnya. Ia menambahkan tiga tahapan untuk
berpikir ideologis yang harus dilalui pertama adalah
tahap seseorang mengerti dan menerima kenyataan
alam. Pada tahap kedua, yaitu memahami dan
menilai semua hal ihwal dan gagasan yang
membentuk lingkungan dan sosial. Pada tahap
ketiga, harus muncul sebuah ide dan gagasan yang
dapat dipakai untuk mengubah status quo. Tahap
ketiga tersebutlah ideologi mulai
mengimplementasikan misinya dengan
mempersiapkan masa melalui doktrin akan tujuan
dan cita ideologi tersebut. Contoh dari Islam-Ideologi
ini adalah Islam yang berkembang di Afrika dan
dipilih oleh jutaan pribumi Afrika. Seperti di
Tanzania, kelompok masyarakat bergerak untuk
melaksanakan zakat dan mengembangkan bank
59 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
simpan pinjam tanpa bungan semata – mata untuk
kemajuan masyarakat. Syari’ati tidak hanya
melemparkan pandangan kontroversialnya terhadap
Islam, ia juga melemparkan pandangannya kepada
dua filsuf yang mendunia yaitu Aristoteles dan Plato.
Baginya kedua filsuf tersebut hanya filosof biasa yang
tidak memprakarsai suatu gerakan sosial atau
revolusi dalam masyarakat. Keduanya tidak berusaha
membangunkan kesadaran masyarakat pada masa itu
dan tidak menyadarkan masa yang saat itu
menderita. Ia juga mengkritik Ptolemy yang
merupakan seorang ilmuwan dan dokter yang kaya
ilmu, namun ilmunya tidak menimbulkan pengaruh
atas nasib masyarakatnya. Syari’ati mencoba
mengkomparasikannya kepada kisah para nabi yang
hadir untuk merevolusi keadaan sosial dan
mengubah masyarakat pada masanya.
Sejarah telah mencatat bahwa selama
hidupnya Ali Syari’ati banyak berkorban atas
usahanya untuk mencapai keadilan dan nilai – nilai
kemanusiaan serta melawan segala bentuk eksploitasi
maupun intimidasi yang dilakukan oleh rezim
Pahlevi kepada rakyat Iran. Ali Syari’ati pernah
berkata “Revolusi Universal dan kemenangan
merupakan gerakan akhir dari para pencari keadilan
yang memberontak dalam penindasan”. Ia memang
hidup ditengah – tengah penderitaan rakyat Iran

60 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dibawah rezim yang mengubah Iran menjadi boneka
Amerika Serikat. Iran harus merasakan hegemoni
yang dilakukan barat kepada mereka baik dalam
wilayah sosial, ekonomi dan politik. Rezim Pahlevi
dianggapnya telah mengikis nilai – nilai keIslaman
atas moral, budaya, kemanusiaan, ekonomi dan
politik. Ditengah kekuasaan rezim Pahlevi pun
banyak terjadi kemerosotan budaya, seperti para
cendekiawan sekuler yang pada umumnya tidak lagi
menghargai nilai – nilai tradisi mereka sendiri.
Mereka tidak lagi mau bergaul dengan para pemuda
yang masih mempertahankan tradisi primitif, mereka
lebih senang berhubungan dengan matrealisme
sehingga meninggalkan tugas mereka untuk
memberikan tuntutan praktis kepada para pemuda
Iran.

Sebagai tokoh revolusioner Iran, Syari’ati tidak


bisa dipisahkan dari kegiatan – kegiatan perlawanan
maupun revolusi yang terjadi. Syari’ati memiliki
peranan secara besar pada agenda – agenda tersebut
baik secara langsung maupun dalam bentuk doktrinal
kepada para demonstran. Syari’ati mengartikan
revolusi sosial sebagai hal yang dipicu bukan oleh
fakta konflik dialektis melainkan kesadaran akan
konflik dialektis tersebut. Ia mencontohkan
kemiskinan tidak dengan sendirinya mengakibatkan
si miskin bangkit untuk merubah nasibnya dan

61 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
melawan. Syari’ati berpandangan bahwa
kekurangtahuan dan ketidaksadaran si miskin
membuat mereka menerima keadaan miskin seperti
itu, sebaliknya apabila mereka sadar dengan kondisi
yang seperti itu maka mereka akan bangkit untuk
mengubah nasib mereka. Sehingga Syari’ati
menganggap suatu masyarakat tidak selalu bergerak
pada faktor – faktor dialektis, maka tanpa kesadaran,
tanpa kekuatan massa yang dibangunkan, dan hanya
sekedar kekuatan dialektis masyarakat, seperti
konflik kelas dan eksploitasi, tidak akan dapat
mengarahkan masyarakat kepada revolusi yang
sebenarnya. Dengan pemahaman seperti itu maka
raushanfikr harus hadir ditengah – tengah masa untuk
mencerahkan dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat. raushanfikr seperti pengertian yang
diberikan oleh Syari’ati harus dapat menumbuhkan
rasa tanggung jawab yang besar, kesadaran sosial,
arah kemampuan intelektual dan sosial kepada
masyarakat. Sehingga mereka harus memiliki
kecakapan dalam komunikasi dan dekat dengan
rakyat karena para raushanfikr nantinya akan
menjembatani antara kaum terpelajar, intelektual dan
individu – individu yang ada di dalam masyarakat.

62 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
II. Menyambut Sang Diktator

Sebuah pertanyaan fundamental muncul,


“Mengapa rezim Shah Mohammad Reza Pahlevi
dapat berkuasa?”. Menjawab pertanyaan tersebut
maka tidak terlepas dari perjanjian yang dilakukan
oleh perdana menteri Inggris dengan perdana
menteri Vossug Ed Douwieh yang menyebabkan
gelombang protes besar – besaran sehingga perdana
menteri harus mundur. Inggris beberapa kali
mengganti perdana menterinya karena negara yang
kacau balau oleh kondisi politik yang saat itu sangat
tidak kondusif. Hal tersebut berdampak pada Iran
yang kemudian menggantikan posisi Raja Ahmad
sebagai raja kerajaan dengan Kolonel Reza Khan. Ia
merupakan seorang komandan Brigade Kosak di
Qazvin. Pada tanggal 28 Oktober 1924, Raja Ahmad
memberikan kekuasaan rajanya kepada Kolonel Reza
Khan. Kemudian pada tanggal 29 Oktober 1923,
Negara Turki berubah menjadi negara republik
sehingga mempengaruhi Iran untuk berubah pula
menjadi suatu negara republik namun pada
keputusan majelis yang bersidang 21 Maret 1924
membahas tentang bentuk negara kerajaan atau
republik maka diputuskan bahwa Iran tetap menjadi

63 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
negara kerajaan. Tepatnya pada tanggal 12 September
1924 Kolonel Reza Khan diangkat menjadi raja atas
segala jasa yang telah ia berikan melalui sidang
majelis namun hal ini menandai sebuah kisah sejarah
yang buruk bagi Iran.

Raja Reza Khan merupakan seorang Islam


yang memandang tinggi agama – agama Zoroaster
dan Mages yang memuja api. Namun anehnya ia
membenci para ulama Syi’ah, ia pernah pula
mencabuk seorang ahli agama di kota Qom. Para
kaum Feodal juga sangat membencinya karena ia
merampas tanah – tanah di Iran sehingga ia memiliki
tanah yang sangat besar disana. Kekuasaan raja
diktator generasi pertama ini adalah hingga tahun
1941 yang kemudian digantikan oleh generasi kedua
yaitu anaknya sendiri Raja Shah Mohammad Reza
Pahlevi. Reza Khan sendiri meninggal pada saat
pengasingan dirinya di Afrika dan jenazahnya
kembali ke Iran pada 7 Mei 1950 di Kota Teheran.

Kekuasaan dari generasi Pahlevi ini tidak


terlepas dari tujuan politik Inggris yang
menginginkan ladang minyak yang sangat
menggiurkan di Iran ditengah peperangan Iran yang
menyebabkannya mengalami kesukaran ekonomi.
Pada tahun 1946 Iran diancam dengan perpecahan
64 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
karena Uni Soviet mendukung merdekanya negara
Azerbaijan dan Negara Kurdi di Mahabad. Melihat
situasi tersebut Inggris yang seharusnya sudah
meninggalkan wilayah Iran tersebut masih saja
bercokol disana padahal sesuai perjanjian mereka
hanya hingga tahun 1946. Iran pun dibantu oleh
Amerika Serikat dengan pendekatan diplomatis dan
ekonominya yaitu memberikan Uni Soviet konsesi
gas dan minyak di Utara Iran sehingga Uni Soviet
mau meninggalkan Iran. Pahlevi sendiri mampu
berbicara tiga bahasa dengan lancar, yaitu Inggris,
Prancis dan Iran. Hal tersebut berkat didikan keras
dan kejam dari ayahnya yang terkenal dengan
kediktatorannya pula. Ia merupakan putera raja yang
bersekolah ke luar negeri tepatnya di Rosey, Swiss.
Setelahnya ia melanjutkan masuk kedalam Akademi
Militer Iran dan ketika keluar berpangkat Letnan
Muda serta langsung bekerja dibawah kekuasaan
ayahnya yang sudah sepuh namun tak mengurangi
kekejamannya. Di bawah Rezim Pahlevi terjadi pula
bentrok dengan perdana menteri Iran karena Pahlevi
tidak mau membagi kekuasaannya kepada yang lain
dan tentu bertentangan dengan konstitusi pada tahun
1907.

65 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Tidak hanya sewenang – wenang, rezim
Pahlevi pun tidak menunjukkan sifat nasionalis dan
keberpihakan pada rakyatnya sama sekali. Sebagai
salah satu contoh adalah langkah yang diupayakan
oleh Dr. Mossadeq untuk melakukan nasionalisasi
minyak dan juga menasionalisasikan bisnis perikanan
di Iran. Hal tersebut tentu disambut suka cita oleh
Rakyat Iran. Namun keinginan nasionalisasi itu
menjadikan Inggris marah sehingga mereka
mengadukannya ke pengadilan internasional di Den
Haag, Belanda dan pada satu Mei 1951 pengadilan
tersebut memenangkan Inggris. Awalnya Mossadeq
tidak menghiraukan putusan pengadilan
internasional itu, dan akibatnya Inggris
melaporkannya kepada DK PBB sebagai langkah
untuk memudahkan jalannya menguasai kilang
minyak di Iran. Hubungan diplomatik Iran dengan
Inggris pun terputus pada 16 Oktober 1952 sehingga
mereka menarik para tenaga ahlinya dari Iran. Karena
hubungan diplomatik yang memburuk dengan
negara – negara lain, Iran pun mengalami
kekurangan devisa, awalnya mereka memohon
pinjaman dari Amerika Serikat namun Presidennya
saat itu menolak permohonan tersebut karena urusan
Iran dengan Inggris belum juga beres. Iran pun
akhirnya menukarkan beras dengan gula dari Uni
66 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Soviet, yang membuat hubungan diplomatik
keduanya semakin erat. Rakyat Iran menuduh bahwa
Amerika telah memusuhi Iran, Pahlevi yang
sebelumnya pro terhadap Amerika dianggap sebagai
pengkhianat negerinya. Hal tersebut membuat
Mossadeq bereaksi dengan meminta seluruh
kekuasaan termasuk angkatan bersenjata Iran.
Permintaan Iran tersebut membuat Pahlevi marah
dan secara diam – diam ia pun mengangkat Jenderal
Zahedi, seorang yang pro-Jerman sebagai seorang
perdana menteri pada tanggal 13 Agustus 1953.
Sebelumnya usaha penggulingan Mossadeq telah
diusahakan oleh Pahlevi pada 1952 namun gagal
karena dukungan rakyat yang sangat besar.

Rezim Pahlevi membentuk sebuah dinasti


politik dan ekonomi yang besar di seluruh penjuru
Iran. Keluarga besar Pahlevi memiliki sektor – sektor
penting di negara peghasil minyak tersebut sehingga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
masuknya investasi asing di bidang ekonomi. Hal
inilah yang mengakibatkan sistem kapitalis tumbuh
berkembang di negara Iran pada saat itu. Baik Inggris,
Uni Soviet dan Amerika rebutan untuk menguasai
kilang – kilang minyak yang ada disana, Iran sendiri
belum mampu secara optimal mengolah sumber –

67 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sumber perminyakan karena kekurangan tenaga ahli
untuk melakukannya. Rezim Pahlevi pun
membentuk kementrian urusan kerajaan sendiri yang
bertugas memberi tahu segala masalah penting pada
sektor ekonomi, sosial, budaya dan politik hingga
urusan – urusan pengadilan dan juga kantor – kantor
media berita. Kementerian ini membuat sidang
kabinet menjadi hambar karena telah disepakati
secara sepihak antara Pahlevi dengan menteri khusus
urusan kerajaan. Dibawah rezim Pahlevi, Iran sangat
dekat dengan birokratis yang buruk dan nepotisme
yang sangat kental di parlemen. Pada tahun 1958 saja
ia membuat sebuah organisasi tambahan yaitu
inspektorat yang pemimpinnya ditunjuknya
langsung dari militer selama 20 tahun organisasi itu
berdiri. Dalam 20 tahun itu hanya dua jenderal yang
mengisi kursi kepemimpinan inspektorat dan yang
terakhir diisi oleh sahabatnya sendiri saat bersekolah
di Swiss yaitu Jenderal Hussain Ferdhust. Tugas
inspektorat sendiri adalah menjadi penghubung
antara raja dengan rakyatnya seperti membetulkan
putusan – putusan pengadilan yang “dianggapnya”
tidak adil dan membantu mengawasi kinerja para
pegawai di pemerintahan.

68 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dibentuknya Inspektorat dikarenakan Pahlevi
sangat menutup diri dengan rakyat dan juga para
pemuka agama Iran. Untuk menemuinya saja
membutuhkan waktu yang lama sehingga banyak
politikus maupun pengusaha – pengusaha kapitalis
yang mencoba mendekati istrinya untuk
memuluskan jalan mereka bertemu sang diktator
Abad-20 itu. Hal tersebut menimbulkan praktik
“suap” dengan perintah adalah memberikan
sejumlah uang (donasi) kepada Yayasan Pahlevi
untuk menambah kas yayasannya tersebut.
Keuangan Yayasannya bersifat sangat tertutup dan
sama sekali tidak ada transparansi dana ke publik
meskipun sumber pendanaan berasal dari
perusahaan nasional maupun pengusaha –
pengusaha yang berasal dari dalam atau luar Iran.
Hal inilah yang membuat Pahlevi memiliki otonom
yang sangat bebas terhadap yayasannya tersebut, ia
berhak untuk mengalirkan dana kemana saja dengan
tidak diketahui publik. Belum lagi ia juga tak segan
untuk “memalaki” orang – orang kaya di Iran untuk
menyumbangkan hartanya ke Yayasan Pahlevi,
konsekuensinya apabila mereka tidak memberikan
uangnya kepada yayasan tersebut maka segala
urusan usaha dengan pemerintah akan dipersulit.
Oleh karena konsekuensi tersebut hampir semua
69 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perusahaan nasional telah memasukkan anggaran
sumbangan ke yayasan tersebut sebagai pengeluaran
anggaran tahunan resmi untuk mempermudah jalan
usaha mereka.

Kediktatoran Pahlevi tidak hanya sampai


disana, kalau di Indonesia dikenal dengan penembak
misterius (PETRUS) maka di Iran dikenal dengan
organisasi informasi dan keamanan wilayah
(SAVAK). Bedanya SAVAK lebih jelas dan terang
melakukan tindak kekerasan serta pembunuhan
terhadap orang – orang yang dianggap anti terhadap
rezim. Organisasi ini dibentuk oleh Jenderal Baktiar
pada tahun 1957 dengan dibantu oleh CIA dan
Mossad yang memberikan bantuan secara moriil dan
materiil terhadap berlangsungnya SAVAK. Tercatat
bahwa Amerika Serikat pernah memberikan
pengajaran tentang cara menyiksa para tahanan
seperti yang mereka lakukan saat perang di Vietnam
dan juga turut memberikan alat – alat penyiksaan
kepada Iran. SAVAK juga tersebar di setiap negara
yang memiliki kedutaan besar Iran tugasnya adalah
sama sebagai mata – mata Iran bagi mereka yang anti
terhadap rezim, namun biasanya mereka akan
berkamuflase menjadi diplomat. Banyaknya tahanan
politik maupun tahanan sipil di Iran merupakan

70 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
tanggung jawab dari SAVAK, mereka dengan mudah
mengeluarkan dalil bahwa kategori teroris adalah
mereka yang anti dengan rezim. Sehingga perlakuan
yang diberikan SAVAK kepada para tahanan
sangatlah tidak manusiawi, mereka tidak segan untuk
melukai, memperkosa hingga berakhir dengan
pembunuhan bagi siapapun yang dianggapnya tidak
kooperatif selama masa penahanan seperti Ayatullah
Taleghani yang telah ditahan selama 15 tahun.
Parahnya lagi bagi mereka yang tidak bergabung
dengan Partai Raztakhiz akan dianggap melakukan
tindakan subversif. Kekejaman SAVAK bisa dilihat
secara nyata di penjara Elvin, penjara yang paling
tersohor pada masa itu karena didalamnya hanya
berisikan penyiksaan yang teramat bagi para tahanan
disana

Hal tersebut menuai kecaman yang sangat


keras dari organisasi HAM di seluruh dunia. Para
tahanan mengaku bahwa mereka disiksa untuk
memberikan pengakuan terhadap peristiwa yang
mereka sendiri tidak melakukannya. Pemukulan dan
pencabukan merupakan hal yang sangat biasa bagi
para tahanan, yang bisa mereka lakukan adalah
pasrah atau terpaksa mengakui tindakan yang tidak
mereka lakukan agar mereka berhenti untuk disiksa.

71 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Bayang – bayang kematian sudah di depan mata bagi
para tahanan, banyak yang tewas di dalam tahanan
tersebut akibat penyiksaan keras yang dilakukan oleh
militer terhadap tahanan. Contoh besarnya adalah
Ayatullah Haji Hosen Ghafari yang ditangkap pada
1974 dan meninggal pada tahun yang sama di dalam
tahanan, pada tahun berikutnya dikabarkan sembilan
orang tahanan politik juga meninggal akibat disiksa
ketika mencoba melarikan diri dari tahanan. Kabar –
kabar kematian seperti itu sudah menjadi hal yang
biasa dari balik tahanan, seakan menjadi keharusan
bagi siapapun yang ditahan maka akan dihadiahkan
kematian. Tidak hanya penyiksaan di dalam tahanan,
Iran juga sangat terkenal dengan hukuman matinya
yang sangat ketat. Bayangkan pada tahun 1972 ada
sekitar 300 pelaksanaan hukuman mati yang
dilakukan oleh militer, lalu disembilan bulan pertama
pada 1976 terjadi 22 pelaksanaan hukuman mati bagi
tawanan politik yang telah diumumkan oleh
pemerintah Iran sendiri.

Dibawah kekuasaan Pahlevi sendiri, Iran


banyak mengalami degradasi moral dan kebudayaan.
Barat yang masuk dan menghegemoni Iran secara
lambat laun menggeser nilai –nilai yang ada dalam
masyarakat. Hegemoni barat tersebut mengakibatkan

72 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
infiltrasi budaya barat yang berusaha menggeser
budaya – budaya lokal, seperti banyak beredarnya
minuman keras, kekerasan dan keterbukaan terhadap
tubuh serta menggeser sifat – sifat kearifan timur
menjadi egoisme dan individualisme. Sebenarnya
Pahlevi mengharapkan bahwa dengan masuknya
barat maka Iran akan juga menjadi negara yang
modern dan maju seperti negara – negara di Eropa
namun apa yang dilakukan oleh Pahlevi tersebut
telah mengasingkan peradaban ketimuran Iran
sendiri. Bangsa barat tidak hanya masuk dengan
menggeser budaya ketimuran, mereka juga masuk
dengan proses industrialisasi secara besar – besaran
di Iran. Tercatat pada awal 1960-an Rezim Pahlevi
mendatangkan 60.000 tenaga dari Amerika Serikat
untuk melakukan proses industrialisasi di dalam Iran,
tentu tenaga kerja yang didatangkan tidak hanya dari
Amerika namun dari beberapa negara lain di Asia,
Eropa, maupun Amerika. Pekerjaan tersebut tidak
hanya dikuasasi dalam sektor industri namun pada
sektor – sektor pendidikan juga dikuasai oleh tenaga
kerja asing. Padahal lapangan – lapangan kerja
tersebut sangat memungkinkan Rakyat Iran untuk
mengisinya namun Pahlevi lebih memilih
mendatangkan tenaga kerja asing untuk
dipekerjakan. Hal tersebut tentu menambah
73 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kegeraman Rakyat Iran terhadap Rezim Pahlevi yang
sangat tidak berpihak pada rakyatnya, ditambah lagi
para pekerja asing ini tidak terbuka dengan
masyarakat lokal sendiri. Mereka cenderung enggan
untuk berkumpul dengan orang – orang Iran, mereka
membentuk kalangannya sendiri yaitu kalangan –
kalangan tenaga kerja asing yang bekerja di Iran. Para
pekerja ini pun memiliki gaji yang sangat besar
daripada pekerja Iran itu sendiri, mayoritas mereka
merupakan pekerja yang diutus oleh perusahaan
kapitalis besar. Tentu tenaga kerja asing ini memiliki
kemampuan teknik yang lebih daripada orang Iran
itu sendiri dengan menggunakan alat yang
didatangkan dari negara asal mereka juga alat yang
dibuat di Iran.

Pada periode 1950-an lebih parahnya lagi para


tenaga kerja asing dan perwira Inggris membuat
sebuah club yang dkhususkan bagi mereka, dan tepat
dipintunya tertulis “Dilarang bagi anjing dan orang
Iran”. Para orang Amerika juga secara diam – diam
mendatangkan langsung makanan bagi mereka ke
Iran seperti susu, roti, gandum dan bahan makanan
lainnya. Dengan tindakan seperti itu hanya
menghasilkan kebencian yang teramat besar Rakyat
Iran kepada bangsa asing itu. Indeks kemiskinan

74 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang terus meningkat di Iran dan pekerja asing yang
semakin banyak mengambil lapangan pekerjaan
menjadikan ketimpangan sangat terasa di Iran. Dapat
dibayangkan kondisi sosial pada saat itu, bagi
golongan asing mereka memakai baju yang layak
pakai namun Rakyat Iran hanya dapat memakai baju
yang sudah lusuh dan robek – robek, belum lagi
kelaparan dan penderitaan yang membayangi hidup
mereka. Gambaran seperti itu seolah – olah mereka
masih terjajah diatas tanah yang merdeka.
Seharusnya merekalah yang memiliki kedaulatan
setinggi – tingginya terhadap daerah mereka sendiri
tapi apa daya penguasa mereka tidak mengehendaki
hal tersebut.

Perjalanan panjang Iran untuk mencapai


revolusi tentu merupakan sebuah proses syahid bagi
para kaum pejuang, mereka sadar bahwa bayangan
penyiksaan dan kematian sangatlah dekat, sehingga
tekad bulat harus dimiliki oleh seorang pejuang
revolusioner untuk menghadapi rezim yang tidak
memiliki rasa kecintaan sedikit pun terhadap
rakyatnya. Maka revolusi harus segera terjadi apabila
tidak menginginkan penindasan terhadap rakyat
terus dilakukan. Dengan semangat pemikiran Ali
Syari’ati dan keteguhan Khomeini dalam mengkritik

75 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
serta menggerakkan massa untuk menumbangkan
Rezim Pahlevi maka jutaan pemuda pun rela syahid
deminya. Pemikiran keduanya memang tidak bisa
dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap revolusi
yang terjadi, dengan melihat keadaan sosio-politik
Iran pada masa itu maka keduanya pun memutuskan
untuk berani mengkritik Iran yang saat itu menjadi
boneka asing dan berwujud sebagai negara diktator
yang kejam. Keteguhan semangat Khomeini pun
dapat dilihat dengan slogan yang tertulis di
Neauphle-le-chateau Prancis, yaitu “Mati lebih baik
daripada dihina”.

III. Pergolakan Revolusi Iran

Setelah mengetahui seberapa besar pemikiran


Ali Syari’ati terhadap pengaruhnya kepada para
kaum revolusioner Iran, maka perlu diketahui pula
siapa yang memimpin revolusi Iran pada 1979 silam.
Seorang pemimpin tersebut bernama Ayatullah
Khomeini, yang lahir di Kota Khomein pada 77 tahun
sebelum terjadinya revolusi Iran. Ayahnya dibunuh
karena menentang dinasti Qanjar ketika usianya baru
76 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
menginjak 9 bulan. Perjalanan yang sangat sulit bagi
seorang Khomeini untuk menghadapi kehidupan
dibawah kuasa seorang diktator dan tirani
dihadapinya tanpa mundur sekalipun. Khomeini
menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Kashfol-
Asrar yaitu buku yang ditujukan kepada rezim Reza
Shah (ayahnya Pahlevi) yang telah memerintah Iran
secara sewenang – wenang, menjadikan Iran sebagai
budak asing, dan menghancurkan kebudayaan Islam.
Pertentangannya pun tidak hanya pada rezim Reza
Shah namun juga kepada rezim berikutnya yang
diturunkan pada anaknya. Pada tahun 1963, ketika
militer Iran membunuh ribuan demonstran dalam
satu hari, Khomeini dipenjara selama beberapa bulan.
Setelah itu ia menjadi tahanan rumah selama delapan
bulan dan baru di bulan November 1964 ia dapat
terbebas sebagai tahanan. Setelah terbebas dari
tahanan keberanian Khomeini tidak kendur sedikit
pun, ia tetap berpidato dan berceramah dengan
lantang dihadapan publik tanpa takut ditangkap oleh
rezim Pahlevi pada saat itu. Ia mencerminkan seorang
nasionalis sejati yang menolak negaranya menjadi
boneka asing dan menolak adanya imprealisme
maupun kolonialisme di dunia. Ia juga sempat
memuji Soekarno dalam tulisannya sebagai tokoh
dunia yang anti kolonialisme. Oleh karena kritiknya
77 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang terlalu lantang, ia pun diasingkan ke negara
Turki dan Irak. Di luar negeri ia masih terus
memimpin pergerakan yang dilakukan oleh rakyat
Iran, ia juga secara terang – terangan menyokong
perjuangan rakyat Palestina pada masa itu. Sehingga
tidak heran Palestina dan Iran memiliki hubungan
yang amat erat pada masa itu ditunjukan dengan
kedatangan Yasser Arafat yang merupakan orang
pertama yang datang ke Iran setelah Khomeini
dilantik. Dari Irak Khomeini dengan semangat
mengirimkan pidato – pidatonya yang telah direkam
dan dikirimkan ke segala penjuru Iran. Walau begitu
ditahun 1964, rezim Pahlevi merasa bahwa
kekuasaannya akan langgeng dan tidak akan ada
yang menganggunya lagi, tanpa mereka sadari
bahwa Ayatullah Khomeini telah bergerak secara
diam – diam untuk menggerakkan pergerakan Iran.

Kekuatan masa yang besar dari Rakyat Iran


menunjukkan betapa mereka menginginkan sebuah
perubahan secara mendasar di negeri minyak
tersebut. Berawal pada akhir 1978 yaitu tepat pada
tanggal 8 September, rakyat menginginkan Khomeini
dikembalikan dari pengasingannya akibat dari sistem
monarki yang ditentangnya secara keras. Kejenuhan
tersebut ditunjukkan pula pada gerakan – gerakan

78 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
aksi yang dilakukan rakyat seperti pada tanggal satu
Desember. Rakyat tidak mengindahkan lagi adanya
jam malam, mereka tumpah ruang memenuhi jalan –
jalan Kota Teheran dengan mengenakan pakaian
hitam dan putih sebagai tanda berkabung. Di jalanan
mereka dengan lantang meneriakkan kalimat –
kalimat takbir secara terus menerus, dari masjid –
masjid terdengar takbir yang tiada henti melalui
pengeras suara membuat malam itu menjadi malam
yang dipenuhi dengan harapan dan cita – cita Rakyat
Iran untuk merubah negaranya. Tepat besok harinya
juga ternyata merupakan hari suci bagi Islam Syi’ah
yaitu tepat dengan kematian Imam Hussain di tengah
Padang Pasir Karbala. Momentum itu memberikan
semangat syahid yang besar pada Rakyat Iran untuk
melakukan revolusi pada malam itu. Militer pun
tidak tinggal diam dengan aksi masa Iran yang
tumpah ruah kejalan, mereka memblokir seluruh
jalan raya dan menembaki masa secara sadis. Akibat
kerusuhan itu banyak para saudagar kaya
meninggalkan Iran dan mengungsi ke tempat lain
bersama dengan harta kekayaannya sehingga
perekonomian Iran sempat mengalami kelumpuhan.
Biasanya hari raya tersebut di peringati dengan
memukul badan mereka hingga berdarah bahkan ada
yang sampai meninggal namun pada saat itu hari
79 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
raya diperingati dengan tindakan perlawanan
terhadap Rezim Pahlevi hingga syahid. Himpunan
massa saat itu berteriak dengan lantang “Mampus
Shah dan hidup Khomeini”, seakan tidak ada
ketakutan bagi mereka untuk ditembaki oleh militer.
Banyak dari mereka yang gugur dan ditemukan
berserakan di jalanan, kuburan Behect Zahra pun
bergelimpangan ayat yang sangat banyak jumlahnya
tidak terhingga lagi, semua bercampur menjadi satu
dalam tumpukan gunung mayat.

Sebelumnya para mahasiswa pun telah


melakukan aksi demonstrasi secara besar – besaran
karena penembakan seorang mahasiswa oleh militer
pada tanggal 4 November di Universitas Teheran.
Mahasiswa bersama rakyat tersebut turun ke jalan
dan menghancurkan fasilitas – fasilitas publik milik
pemerintah, serta bioskop, tempat judi hingga
perkantoran tak luput dari pengerusakan. Aksi
tersebut dilakukan satu hari pasca penembakan yaitu
tepat tanggal 5 November 1978, namun tidak seperti
biasanya militer tidak bertindak represif dan diam
saja atas demonstrasi secara besar – besaran tersebut,
mereka hanya menjaga gedung – gedung strategis
termasuk pula dengan kedutaan besar negara.
Kejadian tersebut membuat Rezim Pahlevi sedikit

80 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
goyah, ia pun lantas menunjuk seorang jenderal
militer bernama Gholam Reza Azhari untuk menjadi
perdana menteri yang diharapkannya akan membuat
Rakyat Iran takut untuk melawan rezimnya pada saat
itu. Pahlevi pun yang semula menganggap Khomeini
tidak lagi menjadi ancaman, kemudian berpikir
sebaliknya, ia menanggap bahwa kekuatan civil
society sudah berada di belakang Khomeini
semuanya. Diam – diam pula ketua Front Nasional,
Karim Sanjabi menjumpai Khomeini di Paris tanggal
5 November dengan mengeluarkan sebuah
pernyataan terbuka, yaitu :

1. Dengan pemerkosaan konstitusi terus


meners, dengan kekejaman dan penindasan,
berkembangnya korupsi dan bertekuk lutut pada
kekuatan asing, maka kerajaan di Iran telah
kehilangan seluruh dasar hidupnya.

2. Gerakan Nasionalis dan agama Islam tidak


dapat menyetujui sebuah bentuk pemerintahan
apapun juga yang berlangsung di Iran dan yang
mendukung rezim ilegal.

3. Pemerintah baru harus ditegakkan


berdasarkan Islam, demokrasi, dan kemerdekaan
dengan cara pemilihan bebas rahasia.

81 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dengan adanya pernyataan terbuka tersebut
Rezim Pahlevi panik bukan kepalang, ia berusaha
untuk menjelaskan semuanya kepada publik
terutama alasan pemerintah mengangkat
kepemimpinan militer dengan melalui siaran radio
dan televisi tepat satu hari setelah penyataan terbuka
tersebut di publikasikan. Ia juga mengakui
kesalahannya dalam memimpin Iran pada siaran itu.
Karena pada kondisi sosio politik pada saat itu
keadaan Iran memang sedang berada pada nadi
kehancuran, dengan pemberontakan dimana – mana
mengakibatkan ketidakstabilan politik pada masa itu.
Dalam siarannya ia juga melakukan pendekatan
secara persuasif dengan mengajak Rakyat Iran untuk
membuah sebuah pemerintahan koalisi untuk
mencegah terjadinya korupsi yang merajalela.
Sebelumnya para kelompok revolusioner memang
menuduh Pahlevi melakukan korupsi secara besar –
besaran dengan tidak adanya transparansi anggaran
serta tidak adanya pembagian hasil dari ladang
minyak. Ia juga menjamin bahwa para tentaranya
akan segera mengembalikan keamanan dan
ketentraman Iran agar pemerintahan dapat berjalan
dengan baik. Pendekatan melalui radio tersebut tidak
dihiraukan oleh Rakyat Iran yang sudah sangat muak

82 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dengan Rezim Pahlevi, mereka pun tetap melakukan
demonstrasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya.

Perdana menteri Azhari yang baru diangkat


nampaknya memang tidak membuat sama sekali
kegentaran Rakyat Iran untuk mengadakan
revolusinya. Pada 6 November, lembaga pers mulai
memberontak dibawah pimpinan Khomeini. Ia
menyampaikan bahwa “kepergian Shah dan
pembersihan rezim merupakan satu – satunya jalan
keluar krisis, tidak sebuah pemerintahan pun baik
militer maupun sipil yang menunjukkan jalan keluar
untuk menghancurkan krisis.” Mendengar kabar
pemberontakan pers tersebut, pemerintahan Azhari
meradang dengan melakukan penyerangan ke kantor
– kantor berita yang dianggapnya melakukan
pemberontakan. Wartawan pun ditangkap dan
berbagai alat percetakan di hancurkan oleh militer.
Seperti tidak ada lagi yang takut dengan
pemerintahan diktator itu, keesokan harinya mulai
dari para wartawan dan kurir pengantar koran
melakukan mogok kerja setelah melihat pasukan
militer menduduki tempat mereka bekerja, hal
tersebutlah yang menjadi hari dimana untuk pertama
kalinya pers melakukan pemberontakan secara total.
Pemogokan wartawan ini juga merambat ke seluruh

83 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
instansi pemerintah dan kantor – kantor lainnya, hari
tersebut pertama kalinya dalam sejarah Iran
menentang secara menyeluruh pemerintahan
monarki yang diktator tersebut. SAVAK juga lantas
ikut bergerak dengan melakukan pembunuhan
terhadap beberapa massa, namun untuk menarik
simpati Rakyat Iran Jenderal Azhari pun
memerintahkan untuk menangkap bekas kepala
polisi SAVAK yaitu Jenderal Nematollah Nassiri. Hal
tersebut menandakan adanya pengkhianatan dalam
kubu pemerintah terhadap militer yang sebelumnya
berjalan bersamaan demi menarik simpati rakyat
kepada mereka. Melihat hal demikian, semangat
rakyat untuk mengadakan revolusi tidak sirna,
mereka tetap turun kejalan dan meneriakkan
“Mampus Shah!” hingga revolusi itu benar – benar
terjadi.

Demonstrasi berskala nasional pun tidak dapat


dihindarkan, pada tanggal 11 Desember 1948 sekitar
3 juta massa turun ke jalan dan meneriakkan
semangat – semangat revolusi, pada awalnya
demonstrasi tersebut diikuti dengan tenang oleh
massa yang hanya mencela sistem monarki, namun
lama – kelamaan mereka menjadi sangat brutal dan
kasar untuk menuntaskan dendam mereka kepada

84 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pemimpin diktator yang selama ini menindas mereka.
Demonstrasi secara besar – besaran dan brutal itu di
pimpin oleh para tokoh – tokoh agama serta tokoh
pergerakan seperti Karim Sanjabi dan Baktiar. Pada
saat itulah poster tokoh – tokoh seperti Ali Syari’ati,
Khomeini, dana Mossadeq menghiasi ruang – ruang
publik yang penuh riuh itu. Rakyat Iran sudah sangat
optimis bahwa revolusi yang mereka impikan akan
tercapai sebentar lagi. Massa yang berkumpul
semakin hari semakin bertambah dengan lantang
bersama meneriakkan gema takbir dan juga seperti
slogan – slogan sebelumnya mereka meneriakkan
“Mampus Shah!”. Sungguh sebuah keinginan yang
besar dan mulia dari kelompok rakyat tersebut untuk
kejatuh seorang Diktator Pahlevi. Massa seolah tidak
lagi mengindahkan keberadaan militer, mereka
malah menantang balik Rezim Pahlevi bersama
militernya untuk berhadapan dengan Rakyat Iran
yang sudah tumpah ruah di jalanan.

Dengan keadaan kacau seperti itu, militer pun


bertindak agresif kepada setiap para demonstran.
Mereka tidak segan – segan menembak para
demonstran dan menculiknya, tentara pun membuat
aksi membela Pahlevi dengan menggunakan
pemaksaan pada setiap Rakyat Iran. Di Kota Ishafan

85 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
misalnya, mereka memaksa untuk setiap pengendara
mobil menyalakan lampu mereka dan memasang
poster Pahlevi di setiap mobil mereka. Apabila ada
yang menolak maka mereka langsung menembaknya
ditempat, kejadian itu terjadi pada tanggal 13
Desember 1978. Tentara – tentara dibawah Azhari
juga melancarkan ketakutan yang berlebihan kepada
masyarakat Iran, di Isyafan setiap pemuda harus
meneriakkan slogan “Hidup Shah!” bagi mereka yang
tidak menuruti keinginan tersebut maka tentara itu
tidak segan untuk memperkosa, menembak bahkan
membunuh orang tersebut. Orang – orang yang
ditembaki tesebut tidak boleh mendapat perawatan
dari rumah sakit, sehingga dibiarkan mati begitu saja.
Hal tersebutlah yang kemudian membangkitkan
semangat para dokter untuk melakukan
pemberontakan kepada rezim dzalim tersebut. Para
dokter tersebut atas dasar kemanusiaan tidak tega
melihat para pemuda, wanita, dan orang tua yang
disakiti oleh militer tanpa boleh mendapatkan
penanganan medis, apabila mereka ketahuan
merawat pasien, tentara tidak akan segan untuk
membakar rumah sakit. Mereka juga melancarkan
strategi adu domba antara ulama dengan masyarakat
yang bertujuan agar tidak adanya lagi aksi turun
kejalan. Seperti pada kasus Ayatullah Ghomi, pihak
86 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
militer menyebar fitnah bahwa Ayatullah Ghomi
telah menyampaikan bahwa Allah telah
memerintahkan untuk tidak menentang Shah apabila
Syi’ah ingin terus ada di Iran. Namun apa daya poster
– poster berisi fitnahan tersebut telah disebar
keseluruh penjuru Iran. Tentara juga dikirimkan ke
universitas guna memaksa para mahasiswa untuk
mendukung pemerintahan yang sedang berjalan
tersebut, tidak hanya universitas tindakan tentara
juga menyasar rumah – rumah ibadah seperti masjid
untuk dihancurkan bahkan mereka mengincar masjid
yang terdapat makam imam ke delapan Syi’ah yaitu
Imam Reza. Biadabnya juga mereka memperkosa 3
orang wanita muda di depan Ayatullah Shirazi,
sungguh kebiadaban yang luar biasa telah
dipertontonkan oleh militer.

Pemberontakan juga dilakukan oleh kaum


dokter akibat peristiwa pelarangan penangan
tersebut, pada tanggal 15 Desember para dokter
tersebut menyatakan bergabung bersama rakyat
dalam memperjuangkan tuntutannya setelah melihat
rezim dzalim itu sudah sangat keterlaluan terhadap
kemanusiaan dan moral. Sebelumnya para tokoh
agama juga telah menduduki gedung rumah sakit
sebagai tanda protes mereka terhadap pelarangan

87 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pengobatan yang dilakukan, di pintu rumah sakit
juga ditempelkan tulisan “Mari lihat peradaban yang
agung”. Kaum dokter juga meminta dukungan dari
Rakyat Prancis untuk mendukung Rakyat Iran dan
usaha itu berhasil Rakyat Prancis berhasil diyakinkan
setelah mendengar cerita yang amat tidak
berprikemanusiaan tersebut. Tanggal 18 Desember
dari Prancis Khomeini mengabarkan bahwa pada
tanggal itu dinyatakan sebagai hari berkabung
nasional. Hal tersebut berhasil menarik simpati para
dokter yang hidup kaya raya dibawah kepemimpinan
Pahlevi kemudian berputar haluan mendukung
Khomeini untuk membaskan penindasan diatas
tanah Iran. Para dokter tersebut menolak untuk
bekerja dibawah kepemimpinan Pahlevi, mereka
hanya mau bekerja saat hal – hal yang genting. Disaat
itulah dokter – dokter di Iran menunjukkan semangat
perjuangannya seperti apa yang dilakukan oleh para
mahasiswa yang telah dulu berkorban demi
negaranya. Para dokter itu pun membuat aliansi
dokter se Iran untuk mempertegas langkah mereka
berjalan bersama seluruh Rakyat Iran.

Akibat gelombang pemberontakan besar –


besaran dari semua kalangan, sebagian tentara pun
melakukan hal yang sama yaitu dengan membelot

88 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
terhadap perintah atasan dan tidak menghiraukan
perintah atasannya lagi. Hal tersebut karena didorong
timbulnya rasa kemanusiaan diatas perintah atasan
untuk memperbaiki Iran menjadi negara yang
semakin baik. Para anggota parlemen pun turut
meliburkan masa kerjanya hingga 14 Januari 1979
sebagai bentuk protes terhadap Pahlevi. Pada tanggal
23 Desember sekolah mulai dibuka seperti biasa
setelah ditutup lama sebelumnya dikarenakan
kondisi yang tidak aman dan stabil di Iran. Setelahnya
demonstrasi tidak terjadi begitu gencarnya seperti
pada awal Desember namun pemogokan secara
massal tetap terjadi. Beberapa perusahaan minyak di
Iran mulai lumpuh, hal tersebutlah yang
melatarbelakangi Khomeini untuk membuka jalan
diplomatis ke negara – negara kristen di dunia untuk
tidak lagi mendukung kekuasaan Rezim Pahlevi yang
sewenang – wenang itu. Alhasil, perusahaan minyak
milik Iran merasakan betapa besarnya dampak yang
dihasilkan dari mogoknya pada pekerja – pekerja itu.
Eksploitasi minyak per barel nya terus menurun
hingga mengakibatkan sendi ekonomi tidak bergerak
dengan baik. Iran pun menjadi negara yang
kekurangan produksi minyak, perusahaan banyak
yang tutup disamping akibat dari pemogokan serta

89 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
juga tidak memiliki bahan bakar untuk
menggerakkan tenaga produksinya.

Kekacauan ekonomi, sosial, dan politik tidak


mengendurkan tentara untuk membunuhi Rakyat
Iran. Kota – kota di Iran mulai dihujani oleh tembakan
dan korban jatuh sudah tidak dapat terhitung lagi.
Rumah sakit di kota – kota tersebut sudah penuh
sehingga tidak dapat menampung lagi para korban
yang berjatuhan tersebut. Dokter – dokter itu pun
sempat mengirimkan surat ke Sekjen PBB yang saat
itu dijabat Kurt Waldheim untuk menghentikan
kekejaman militer Pahlevi. Kekacauan yang besar
tersebut menyebabkan mengundurkan dirinya
perdana menteri Azhari dan digantikan oleh Bakthiar
pada tanggal 30 Desember 1978 yang diperingati juga
oleh Khomeini sebagai hari berkabung nasional bagi
para korban yang meninggal pada tahun 1978.

Naiknya Bakhtiar menjadi perdana menteri


beralasan agar tidak terjadi keadaan yang semakin
buruk dalam sejarah Iran. Sejak Bakhtiar dilantik
menjadi perdana menteri pada 6 Januari 1979 dirinya
langsung membubarkan organisasi maupun lembaga
pemerintahan yang dianggap membahayakan rakyat
seperti SAVAK. Ia juga mengeluarkan pernyataan
kepada dunia internasional bahwa dirinya turut
90 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mengecam tindakan yang dilakukan Pahlevi.
Bakhtiar juga berhasil meyakinkan Pahlevi untuk
meninggalkan Iran saat itu karena alasan keamanan
dan keselamatannya, sebelum Pahlevi berangkat
keluarganya sudah berangkat terlebih dahulu ke
Amerika Serikat dan mendapat kecaman luar biasa
dari Rakyat Amerika juga Rakyat Iran yang berada
disana. Pahlevi pun meninggalkan Iran dengan
kesedihan yang amat mendalam, tidak terlihat
senyuman dari bibirnya, mukanya pucat sekali
layaknya orang yang sedang sakit.

Saat Bakhtiar memimpin Iran, ia langsung


memunculkan kembali surat – surat kabar Iran yang
sebelumnya ditutup dan dihancurkan oleh Pahlevi.
Surat – surat kabar tersebut lalu memuat berita –
berita tentang Khomeini dan keadaan Iran pada masa
itu. Rezim Bakhtiar juga banyak mendapat
pertentangan dari Rakyat Iran, ia dianggap sebagai
kaum borjuasi besar yang memiliki hubungan dengan
para kapitalis – kapitalis dunia. Pemogokan pun
masih terjadi dimana – mana begitu pula dengan
demonstrasi menolah Bakhtiar menjadi perdana
menteri, tetapi Bakhtiar menolah untuk turun karena
ia merasa bertanggung jawab atas jabatannya itu.
Lima belas anggota parlemen pun mengundurkan

91 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
dirinya akibat penolakan mundur Bakhtiar tersebut.
Pada tanggal 19 Januari demonstrasi besar – besaran
kembali terjadi menginginkan Khomeini pulang dari
pengasingannya di Prancis. Bakhtiar bertambah
bingung saat itu, di sisi lain ia menerima segala ide
dan gagasan Khomeini namun di sisi lainnya ia
menolak bahwa pemerintahannya merupakan
pemerintahan yang ilegal. Ia pun mengirimkan
Teherani untuk berunding dengan Khomeini di
Prancis, Teherani merupakan seorang anggota dewan
negara yang dibentuk oleh Pahlevi sebelum
keberangkatannya. Khomeini kemudian menolak
sebelum Bakhtiar mundur dan mengutuk adanya
dewan negara bentuk Pahlevi. Bakhtiar pun
memutuskan untuk ke Prancis dan meminta untuk
berunding dengan Khomeini lalu ditolak kembali
oleh Khomeini yang tidak bersedia sebelum Bahktiar
mengundurkan dirinya. Pada akhirnya , di akhir
bulan Januari 1979 Khomeini kembali ke Iran dan di
sambut dengan jutaan masyarakat disana. Perlu
diketahui sebelum kedatangan Khomeini, Bakhtiar
sempat mengumumkan bahwa ia tidak akan
mengundurkan dirinya dan meyakinkan rakyat
bahwa ia mampu untuk mengendalikan keadaan
yang tidak terkendali di Iran.

92 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Semenjak kepulangan Khomeini Iran menjadi
lebih kondusif dari sebelumnya. Toko di jalan – jalan
perlahan mulai beroperasi kembali, gedung – gedung
perkantoran telah beraktivitas seperti biasanya,
hingga pabrik yang kembali berproduksi seperti
semula. Gelombang pemogokan secara perlahan
mulai berkurang karena pengaruh Khomeini sangat
besar pada revolusi kala itu, mereka tidak lain
menginginkan Khomeini kembali ke Iran dan
membawa mereka menuju Iran yang lebih maju dari
rezim sebelumnya. Tembok – tembok di jalanan Kota
– kota Iran pun tampak di tempeli poster wajahnya
menandakan harapan dan kecintaan yang besar
mereka kepada Ayatullah Khomeini. Tidak hanya itu
sekolah maupun universitas sudah melakukan
kegiatan dengan semula, tanpa perlu takut adanya
militer maupun SAVAK yang menculik mereka.

Namun permasalahannya adalah ketika


perdana menteri Bachtiar tidak ingin melepaskan
jabatannya karena ia menganggap bahwa secara
konstitusional ia dibenarkan dan sah untuk menjadi
perdana menteri. Tetapi kubu Khomeini tetap
memaksa bahwa pengangkatan Bachtiar sebagai
langkah yang inkonstitusional karena mereka tidak
pernah mengakui adanya pemerintahan Pahlevi yang

93 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
penuh intervensi asing dan militer tersebut. Hingga
pada 5 Februari 1979, Khomeini membuat pemerintah
tandingan dengan mengangkat Bazargan sebagai
perdana menteri. Ia diangkat secara terang – terangan
di hadapan publik sekira pula 400 wartawan yang
hadir di gedung bioskop madrasah Alafi. Alasan
Bazargan dipilih Khomeini sebagai perdana menteri
adalah karena ia merupakan sosok yang dianggap
meyakini Islam sebagai ideologi yang suci serta
perjuangannya terhadap Islam dan Iran sangatlah
besar pada masa Pahlevi berkuasa. Naiknya Bazargan
menandai bendera perang karena sedang menentang
kekuasaan yang dikawal oleh sebagian militer setia
Pahlevi. Ia berhadapan dengan sahabat lamanya yang
pernah juga ditahan pada saat Pahlevi memimpin
Iran. Bakhtiar juga tidak mempermasalahkan
keberadaan perdana menteri tandingan itu kalau
mereka tidak ikut campur dalam urusan
pemerintahan. Bazargan mendapat dukungan yang
sangat luar biasa dari rakyat maupun dalam
kementrian, beberapa kementerian tercatat
mendukung keberadaannya seperti kementerian
kehakiman, luar negeri dan perumahan. Dukungan
terus mengalir kepada Bazargan yang dimotori oleh
Khomeini itu, sampai salah seorang pembantu
Khomeini bernama Dr. Yazdi mengumumkan bahwa
94 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
pihak militer telah mendukung Bazargan sebagai
perdana menteri yang sah. Dukungan militer tersebut
dapat dibuktikan dengan turunnya ribuan massa di
Teheran bersama para militer yang membelot dari
Bakhtiar. Kekuasaan Bakhtiar sangat panik dengan
hal tersebut, sehingga pada 7 Februari 1979 Partai
Front Iran mengadakan sebuah pertemuan di
lapangan Amijdeh yang membahas tentang usaha
untuk mengkudeta negara oleh militer.

Menanggapi hal tersebut, Bakhtiar dengan


santai masih saja menganggap bahwa kekuatan
Khomeini itu hanyalah sementara. Dalam beberapa
bulan kedepan ia percaya bahwa kekuatan massa
Khomeini itu akan berbalik padanya. Bakhtiar yang
pada tanggal 8 Februari menggelar konferensi pers
terakhirnya, tidak mengetahui bahwa di jalanan
Teheran massa dari segala golongan telah berkumpul
dan mengibarkan semangat peperangan. Mereka juga
berseru agar Khomeini memberikan instruksi untuk
melakukan peperangan, bisa dibayangkan apabila
Khomeini langsung memberikan instruksi perang
mungkin Bakhtiar sudah terbunuh pada saat itu.
Bakhtiar juga telah menuduh para mullah dan
Ayatullah sebagai penghasut demonstran agar turun

95 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
ke jalan, tuduhannya itu sama sekali tidak membuat
Rakyat Iran mundur sejengkal pun.

Bakhtiar pun sempat mengerahkan militer


untuk berbuat represif terhadap masyarakat, para
tentara yang pro terhadapnya diperintahkan untuk
melakukan serangan ke markas teknisi angkatan
udara yang dianggapnya merupakan pro Khomeini.
Para teknisi tangguh itu pun berhasil bertahan dari
gempuran tentara pro Shah tersebut, kemudian
mereka dibantu oleh Rakyat Iran untuk melawan
tentara Bakhtiar dengan seruan takbir yang tiada
henti – hentinya. Akibatnya sekitar 60 orang tercatat
tewas dalam penyerangan itu, namun Bakhtiar masih
berkilah bahwa kejadian tersebut tidak benar terjadi.
Ia hanya mengatakan bahwa para militer pro Shah
hanya menembakkan gas air mata, sungguh itu
adalah dusta besar yang dilakukan oleh Bakhtiar
kepada dunia.

Di jalanan, rakyat makin solid dengan tentara


angkatan udara yang pro terhadap Khomeini. Para
wartawan menyaksikan jelas peristiwa itu ketika Iran
dipenuhi dengan gema takbir para pejuang
revolusioner itu. Pertempuran tersebut membuat
tentara pro Shah terpukul mundur dan kewalahan
menghadapi massa dibantu militer pro Khomeini
96 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
yang amat besar jumlahnya. Kekalahan tentara
dibuktikan dengan penarikan mereka kembali ke
asramanya masing – masing oleh Jenderal
Gharabaghi. Markas – markas polisi dan militer juga
turut menjadi sasaran massa yang saat itu telah sangat
brutal bersama dengan kelompok militer pro
Khomeini. Radio – radio pun diambil alih oleh massa
sehingga mereka dapat menyampaikan semangat –
semangat revolusinya. Ayatullah Khomeini pun
menghimbau kepada semua massa lewat siaran radio
bahwa ia belum mengeluarkan perintah jihad dan ia
mengharapkan agar rakyat menentukan masa depan
Iran lewat jalan yang demokratis. Sebelumnya pada
tanggal yang sama yaitu 11 Februari 1979, radio pun
mengumumkan bahwa Bakhtiar telah
mengundurkan dirinya.

Iran secara resmi menjadi negara republik


sejak tanggal 1 April 1979, dibawah perdana menteri
Bazargan yang menjabat hanya sembilan bulan
hingga November 1979 dan dibawah pimpinan
revolusi Khomeini dengan semangat pemikiran Ali
Syari’ati. Selama sembilan bulan memimpin Iran, ia
dianggap tidak tepat pada posisinya pada saat itu.
Bazargan dianggap sebagai tokoh yang tidak
revolusioner ditengah krisis ekonomi, politik, dan

97 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
moral yang dihadapi Iran. Tantangan Bazargan
menjadi perdana menteri tentulah tidak mudah, ia
harus mengembalikan Iran dalam posisi ekonomi,
sosial dan politik yang aman. Bazargan juga harus
mengambil keputusan atas eksekusi terhadap tokoh –
tokoh Iran yang pro Shah, tentu hal itu bukanlah hal
yang mudah mengingat ia harus mempertimbangkan
dari segala aspek. Pada masanya tepat bulan Juni 1979
terjadi pula nasionalisasi bank di Iran dan juga dari
perusahaan asuransi. Bazargan kemudian mundur
pada tanggal 6 November 1979 setelah
pengambilalihan kedutaan besar Amerika Serikat.

98 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
BAB III

99 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
I. Buruh Dunia

Pertanyaan mendasar mengeni mengapa ada


buruh di dunia ini selayaknya menjadi refleksi
bersama dalam menyikapi sistem kelas yang ada di
dunia. Lahirnya sistem kelas pada pembabakan
sejarahnya, salah satunya diakibatkan atas
pertentangan kepentingan antara pengusaha dan
para buruh. Pengusaha dan buruh tersebut
menghasilkan otoritas kelas yang menguasai atas
kelas lainnya, seperti pengusaha yang memiliki
otoritas lebih atas para kaum buruh yang berada
dibawahnya sebagai pekerja. Sistem upah
membuktikan bahwa buruh berada di bawah otoritas
pengusaha sebagai pemilik modal yang memberikan
upah atas para buruh karena pekerjaan yang mereka
lakukan bagi perusahaan milik si pemodal. Pada
masa terdahulu pengusaha memiliki latar belakang
berbeda dengan para buruh. Pengusaha sebagai kelas
terpelajar serta terpandang dan buruh sebagai kelas
yang minim pengetahuan dan pendidikan sehingga
menjadi kelas yang tertindas dikemudian hari.
Keterbelakangan kaum buruh dalam pendidikan dan
pengetahuannya memberikan kemudahan bagi para
pengusaha untuk menguasai mereka sebagai kelas
yang terpelajar dan terpandang, memang tidak bisa

100 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
dipungkiri bahwa orientasi yang tercipta karena latar
belakang diantara kedua kelas tersebut menjadikan
kaum buruh sebagai kelas yang hanya memikirkan
makan dan pemenuhan kebutuhan pribadi yang
cukup. Terbukti bahwa sejarah mencatat tentang
upah kaum buruh di Amerika terdahulu hanya
diupah dengan makanan dan kebutuhan pribadi
tanpa diberi uang sepeser pun. Berkaca dengan hal
seperti itu bahwa keadaan kaum buruh yang sangat
terpuruk dikarenakan tingkat kesadaran dan
pengetahuan yang rendah, seharusnya diberantas
dengan melakukan sesuatu yang membangkitkan
kaum buruh dari keterpurukan. Pemberantasan
penindasan terhadap kaum buruh ini hanya dapat
dilaksanakan dengan memberikan pendidikan dan
pengetahuan untuk bangkit dari keterpurukan
sehingga muncul kesadaran dalam melawan
pengusaha yang menghisap hak – hak pekerja setiap
saatnya.

Dalam memunculkan kesadaran, kaum buruh


cenderung mendapat tekanan yang pada akhirnya
menimbulkan ketakutan untuk sadar terhadap status
quo yang terjadi di dalam perusahaan mereka.
Tekanan tersebut muncul karena otoritas yang
dimiliki sepenuhnya oleh pengusaha dalam

101 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
menjalankan roda perusahaan seperti apa yang telah
disampaikan diatas. Namun dilain pihak, pengusaha
juga sebenarnya memiliki rasa ketakutan untuk sadar
sebagai kaum penindas sebab mereka takut akan
kehilangan otoritasnya untuk menjadi penindas.
Mereka takut suatu saat nanti akan menjadi tertindas
kalau mereka tidak mempertahankan otoritasnya
tersebut. Pencapaian untuk terbebas dari penindasan
diawali dengan pemikiran kritis yang dikaji bersama
–sama untuk memberikan kesadaran secara bersama
pula, karena tentu untuk mengadakan sebuah
pemberontakan terhadap paham – paham
penindasan dibutuhkan massa yang tidak sedikit.
Kaum yang sadar tersebut harus mampu menggalang
massa agar mereka dapat menciptakan sebuah
kekuatan besar dalam mendobrak paham yang
selama ini mengekang mereka dalam ketidakbebasan
dan keterpurukan. Pada tahapan ini para buruh harus
menciptakan kesadaran kritis agar mampu
menganalisa kondisi sosial yang mereka hadapi dan
memberikan jalan keluar terhadap segala persoalan
yang sedang mereka hadapi secara bersama. Memang
yang menjadi kendala mendasar terhadap
perjuangan kaum buruh ini adalah bahwa kondisi
mereka yang berada dibawah kesadaran untuk
bangkit selalu menjadi batu ganjalan akan
102 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
perjuangan. Tak bisa dipungkiri pula bahwa kaum
buruh ini sudah dalam tatanan kesadaran naif seperti
apa yang dikatakan Paulo Freire seorang tokoh
pendidikan Brazil. Buruh sudah dapat membaca pola
keadaan terhadap kondisi sosial tertentu namun
belum mampu menganalisa secara mendalam dan
memberikan solusi atas masalah mereka tersebut.
Kerja – kerja yang mereka lakukan demi perusahaan
dianggapnya sebagai jalan untuk menghidupi
kehidupan mereka tanpa memikirkan dampak yang
sesungguhnya terjadi, seperti penindasan terhadap
hak – haknya. Kaum buruh yang masih dibawah
tahap kesadaran kritisnya cenderung absen ketika
melihat secara langsung penindasan yang terjadi
terhadap mereka, namun hal tersebut tidak terlepas
dari pintas sejarah yang dihasilkan dari peradaban
umat manusia.

Sebuah analisa menarik ketika berbicara


tentang sejarah peradaban manusia sejak masa – masa
awal kehidupan manusia. Dahulu sebelum ada
masyarakat, manusia hidup menyendiri untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhannya sendiri pula.
Jangan dibayangkan kalau dulu sudah ada sosial
media yang dengan mudah mengintegrasikan
komunikasi antar pihaknya, namun pada masa

103 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
manusia hidup menyendiri (individu) segala
sesuatunya dipersiapkan pula untuk diri mereka
sendiri tanpa memperdulikan individu yang ada
disekitarnya. Tentu pada permulaan seperti itu belum
tercipta kelas – kelas yang menghasilkan hierarki
kehidupan seperti saat ini. Belum ada mengenal sosok
pengusaha ataupun buruh dalam perjalanan
sejarahnya sehingga belum ada otoritas untuk
mengatur satu dengan yang lainnya. Konflik yang
diciptakan pun bukanlah konflik hierarki sosial
melainkan konflik yang dilahirkan atas nafsu
manusia, seperti perebutan hasil buruan. Seperti apa
yang dikatakan oleh Plautus dalam Lupus Homo
Homini Est. dan disampaikan lagi oleh Thomas
Hobbes, Homo Homini Lupus bahwa manusia adalah
serigala bagi manusia lainnya sehingga sangat
mustahil ketika memisahkan manusia dari konflik
yang tercipta dengan manusia lainnya. Adapun hal
yang dapat dilakukan bukanlah menghilangkan
konflik tersebut melainkan meredam konflik yang
terjadi. Pada masa selanjutnya individu tersebut
sadar bahwa ada hal yang tidak bisa mereka lakukan
dengan bertumpu pada pribadi mereka masing –
masing sehingga timbul kesadaran untuk bersatu
bersama dengan individu yang lainnya untuk
membuat sebuah kelompok sosial yang kemudian di
104 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kenal dengan istilah masyarakat. Kesadaran tersebut
ketika dicermati lahir karena proses konflik dan
keresahan antara satu individu terhadap kondisi alam
serta sosialnya sehingga dapat diberikan sebuah
kesimpulan bahwa konflik dan keresahan akan
melahirkan sebuah kesadaran yang menghasilkan
sintesa untuk menyelesaikan konflik bersama. Proses
dialektika yang panjang akan menghantarkan
seseorang kepada dunianya yang baru sebagai anti
thesis dari dunianya yang lama. Dialektika tersebut
juga akan menghasilkan suatu perbaikan kepada arah
yang baru dan setidaknya secara perlahan
meninggalkan paham – paham tua yang menindas
masyarakat dalam suatu keadaan. Maka beranjak dari
konstruksi peradaban singkat seperti diatas, dapat
dijelaskan secara mendasar kesadaran yang timbul
akibat dari suatu kondisi sosial pada suatu
masyarakat. Namun terkadang sebuah rekonstruksi
yang diadakan dalam bangunan sejarah selanjutnya
tidak selalu membawa angin segar terhadap
perkembangan masyarakat, dikemudian hari
rekonstruksi tersebut membawa manusia kepada
pola yang sama dengan waktu yang berbeda. Sebagai
pengalaman sejarah dapat kita refleksikan pada masa
Indonesia sebelum reformasi yang menginginkan
terhapusnya KKN yang merajalela pada saat itu,
105 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
namun pola sejarah terulang dengan munculnya
KKN yang lebih besar pada masa saat ini.
Pengalaman sejarah pun tercipta di Uni Soviet
sebelum Revolusi Bolshevik yang kemudian
menggulingkan Nicolas Tsar II dan setelahnya terjadi
rentetan peristiwa mengerikan dibawah kuasa Lenin
maupun Stalin seperti bencana kelaparan yang
sengaja diadakan oleh keduanya. Merefleksikan
dengan kedua pengalaman sejarah yang dihadapi
oleh dua negara yang berbeda dan tentu dengan
kondisi sosial berbeda, menjadikan bahwa perbaikan
dan perubahan yang dicita – citakan tidak selalu
berjalan mulus serta baik. Banyak kondisi yang
mengakibatkan suatu revolusi tersebut diingkari
karena dianggap tidak sejalan dengan keinginan dan
nafsu penguasa pada saat itu. Bisa jadi penguasa yang
sewenang – wenang itu memimpin jalannya revolusi
dahulu hanya sekedar untuk perjuangan politiknya
pribadi tanpa disadari oleh masyarakat yang masih
terjebak dalam keadaan kesadaran naif tersebut.
Maka dari itu cita – cita yang dititipkan dari sebuah
perjuangan harus dibekali komitmen untuk terus
mempertahankan dan memuliakan cita – cita yang
disepakati bersama oleh masyakat yang sadar akan
sebuah perjuangan.

106 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Pada analisa tadi, setelah adanya suatu bentuk
masyarakat maka dibutuhkan seorang tokoh yang
dapat dijadikan pemimpin untuk mengatur individu
yang memiliki kepentingan masing – masing
tersebut. Pemimpin ini dipilih berdasarkan
kemampuan serta wibawa maupun budaya yang
dianggap paling tinggi diantara masyarakat lainnya
(Primus Inter Pares). Kekuatan dengan wibawa dan
kemampuan menjadi yang terkuat membawa seorang
individu dipilih menjadi seorang pemimpin ataupun
kepala suku tertentu. Hal ini tidak bisa dipungkiri
ketika terjadi pemilihan pemimpin dimana indeks
pengetahuan masih rendah pada saat itu sehingga
jalan satu – satunya untuk menentukan pemimpin
adalah menguji siapa diantara para calon pemimpin
yang paling kuat. Dalam bahasa awam biasa disebut
dengan hukum rimba yang sangat dimungkinkan
untuk digunakan pada masa – masa pra sejarah
tersebut. Dengan menggunakan sistem seperti itu,
hukum rimba dapat menjadi pelindung sekaligus
penghancur bagi tatanan masyarakat yang sedang
terbangun dibawahnya. Kekuatan yang cenderung
absolut dari seorang pemimpin terkuat akan
menimbulkan rasa cemas untuk ditindas namun juga
melahirkan rasa aman dari ancaman luar karena
merasa terlindungi dengan pemimpin yang kuat.
107 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Keadaan seperti itulah yang melahirkan suatu
dikotomi antara rasa aman dengan rasa cemas yang
tumbuh pada masyarakat. Apabila permasalahan
dikotomi ini ditarik ke dalam ranah perburuhan maka
yang akan di dapatkan adalah dikotomi kepentingan
antara pengusaha dan buruh dengan segala macam
kepentingan individu yang mewakili kedua kelas
tersebut. Lahirnya pengusaha sebagai pemilik modal
sedangkan buruh sebagai objek eksploitasi
melahirkan konflik antar kelas yang tak terelakkan
lagi. Begitu pula dengan sistem primus inter pares,
ketika seorang individu yang kuat lahir sebagai
pemimpin maka ia akan cenderung untuk
mempertahankan kekuasaannya tersebut dengan
kata lain akan muncul rasa takut tergantikan. Kondisi
sosial seperti itu sangat wajar ketika dihadapkan pada
masyarakat yang menerapkan kelas sosial dalam
kedudukannya masing – masing sebagai individu
dalam masyarakat. Individu yang berada dalam kelas
paling tinggi tentunya memiliki prestise lebih
daripada individu yang berada dalam kelas sosial
terendah. Pergaulan sosial yang terbentuk pun akan
berbeda antara kelas borjuis dengan proletar begitu
pula dengan aspek sosial lainnya. Kecenderungan
karena ada pemberian label kelas atas maupun bawah
inilah yang akan menciptakan salah satu pihaknya
108 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
memiliki otoritas lebih atas yang lainnya sehingga
salah satu pihak akan menundukkan pihak yang lain
dalam proses sosial. Ketergantungan buruh terhadap
pengusaha, buruh tani dengan tuan tanah, pembantu
dengan majikan merupakan suatu proses sosial yang
didapatkan karena masih diterapkannya sistem kelas
sosial dalam masyarakat. buruh, tani, maupun
pembantu tidak dapat melakukan banyak kecuali
mereka bergantung pada yang mengupah sebagai
imbalan dari kerja yang mereka lakukan dalam
pekerjaan. Dalam masyarakat dengan sistem primus
inter pares, keadaan sosial yang tercipta amatlah
buruk. Dengan otoritas yang absolut dari seorang
pimpinan kelompok terkuat menghasilkan keadaan
buruh yang lebih parah, yaitu semua orang adalah
buruh dan dibayar dengan ketakutan pada seorang
individu terkuat tersebut. Maka dari itu, dunia
dengan sistem yang mengedepankan otot
dibandingkan intelektual akan terbata – bata
dikemudian hari karena peradaban yang diciptakan
pun tidak dapat berjalan dengan baik. Masyarakat
yang dipimpin oleh otot tidak akan mampu dapat
menganalisa masalah yang sedang dihadapi dan
lambat laun akan mencapai keruntuhannya ketika
kalah bersaing dalam peradaban yang lebih maju dari
yang lainnya.
109 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Kaum buruh memang menjadi pahlawan bagi
bergeraknya roda perekonomian suatu negara.
Keberadaan kaum buruh dalam melakukan
pekerjaannya sangat dibutuhkan negara karena
dengan begitu apa yang telah direncanakan dalam
sektor perekonomian maupun industrial khususnya
dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Seorang pengusaha belum tentu dapat mengerjakan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh para buruh,
sehingga untuk mengerjakannya dan sekaligus
menghasilkan hasil produksi yang besar maka
keberadaan buruh sangat diperlukan. Menjawab
pertanyaan mendasar dalam pembukaan Bab ini
bahwa buruh menjadi hal yang penting dalam proses
sosial namun perlakuan yang diberikan kepada kaum
buruh haruslah manusiawi dan tidak menindas antar
mereka. Agar buruh terhindar pada sistem – sistem
penghisapan maka harus ada penanaman pendidikan
kritis maupun kesadaran sehingga apabila terjadi
penghisapan yang dilakukan perusahaan kepada
para buruh, maka mereka dapat bangkit untuk
melawan penghisapan yang dilakukan tersebut

110 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
II. Diskursus Buruh

“Capital is dead labour, which, vampire-like, lives only by


sucking living labour, and lives the more, the more labour
it sucks”

-Karl Heinrich Marx

Pertentangan kelas kapital dengan kelas buruh


telah terjadi secara berkelanjutan sejak masa awal
tumbuhnya kapitalis di negara – negara barat. Salah
satu alasan terjadi pertentangan secara berkelanjutan
ini adalah perbedaan kepentingan antara buruh dan
kelas pengusaha dalam orientasi pekerjaannya.
Buruh akan mengusahakan upah layak, sedangkan
pengusaha mengusahakan keuntungan maksimal
dari produksi dengan modal yang sedikit. Buruh
akan dituntut bekerja secara terus menerus demi
mendapatkan upah dari para pemilik modal dalam
menjalankan usahanya. Dalam kehendaknya,
perjuangan buruh menghadapi kelas pemodal ini
sangat bergantung dengan kesadaran maupun
kekuatan massa yang dihimpun, karena dalam
pertentangan kepentingan ini maka salah satu
solusinya adalah melaksanakan revolusi sosial untuk
menghapuskan kelas dan kepentingan yang berbeda
tersebut. Para pemilik modal terus menekan para
buruh untuk memberikan kinerja maksimal demi
111 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
“bertahan hidup” dalam menjalankan pekerjaannya.
Pemilik modal ini tidak terlepas dari perilaku
penghisapan hak kaum buruh dan penindasan atas
kehidupan mereka. Revolusi kaum buruh diberbagai
belahan dunia memberikan bukti nyata bahwa
pernah ada situasi “chaos” antara buruh dengan
pemilik modal yang dianggap menghisap serta
menindas mereka sebagai buruh. Padahal apabila
ditelaah secara lebih mendalam, kaum buruh
memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan
dan keberlangsungan hidup suatu komunitas sosial
dalam menjalankan ekonominya. Seharusnya
dengan logika berpikir seperti itu maka buruh
bukanlah suatu pekerjaan yang hina sehingga perlu
ada jaminan kepada buruh tentang pemenuhan hak
kehidupannya.

Dengan perkembangan kapitalis yang semakin


mendunia, maka kaum buruh akan semakin tergeser
kedudukannya dalam sistem sosial karena masih
banyak pandangan buruk tentang kaum buruh yang
dianggap pekerjaan “hina”. Hal tersebut dapat
terlihat sebelum abad pertengahan dengan
penghisapan maupun penindasan yang terjadi secara
masif dan sangat tertutup karena media serta sumber
informasi yang sangat minim bagi masyarakat saat
itu. Kekuatan para pemilik modal dan juga penguasa
negara dahulu sangatlah kuat, terbukti dengan

112 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
pengakuan demokrasi dan HAM yang tertuju pada
kaum – kaum pemilik modal bersama dengan para
penguasa sebuah negara. Kaum buruh dan petani
pada masa – masa itu tidak pernah diakui sebagai
rakyat sebuah negara. Buruh ini sangat bergantung
kepada pemilik modal karena upah yang bersumber
hanya dari para pemilik modal tersebut.
Ketergantungan tersebut ditambah parah dengan
pengetahuan dan kesadaran kaum buruh yang sangat
minim sehingga sangat mudah untuk diperbudak
oleh perusahaan. Jam kerja yang sangat tidak wajar
menjadikan buruh hanyalah seperti budak dalam
bahasa halusnya.

Pada tanggal 4 Mei 1886 di Chicago menjadi


titik awal kesadaran dan kebangkitan kaum buruh di
Amerika Serikat khusunya. Tuntutan terhadap jam
kerja yang sangat tidak manusiawi berujung pada
kerusuhan besar – besaran pada masa itu. Massa
buruh yang menuntut pengurangan jam kerja harus
terkena tindakan represif dan brutal dari aparat
keamanan dalam membubarkan demo tersebut.
Sebelum tanggal 4 Mei tersebut, memang kaum
buruh telah melakukan mogok secara besar – besaran
sebagai langkah awal dalam menentang kebijakan
perusahaan yang dianggap semena – mena terhadap
buruh pada masa itu. Para buruh dianggap tidak
memiliki waktu rekreasi dalam kehidupannya

113 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
sebagai pekerja karena harus memenuhi tuntutan dari
pemilik modal tanpa diberikan haknya secara wajar.
Sementara pemilik modal tidak melaksanakan
kewajibannya untuk memenuhi hak – hak buruh
tersebut, dan hanya sibuk untuk menuntut haknya
kepada buruh. Dalam hal ini terjadi ketimpangan
yang amat jelas antara penuntutan hak kaum pemilik
modal dan buruh.

Sejak manusia dilahirkan, pada dasarnya telah


memiliki naluriah untuk menjadi superior dari
sebuah komunitas. Hal tersebutlah yang melahirkan
konflik kepentingan antara manusia dalam sebuah
komunitas. Pada masa perkembangan kehidupan
manusia lahir sistem kerja yang mengintegrasikan
seluruh manusia yang berada dalam suatu komunitas
untuk bekerja dibawah pengawasan “tokoh” yang
dianggap paling kuat dalam komunitas tersebut.
Kemudian dalam perkembangannya lahirlah orang –
orang yang memiliki modal untuk mendirikan
sebuah perusahaan dan mempekerjakan orang –
orang yang kemudian dibayar dengan imbalan sesuai
pekerjaannya (buruh). Para buruh dan pengusaha
memiliki kepentingan yang saling bertentangan
sepanjang sejarahnya. Pemilik modal lalu
mengusahakan untuk meningkatkan keuntungan
sedangkan buruh berorientasi pada pekerjaan yang
ditargetkan oleh para pengusaha. Dengan orientasi

114 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
pada keuntungan maka pemilik modal akan menekan
modal dengan menghasilkan untung sebesar –
besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi. Penekanan
terhadap modal tersebut juga berdampak pada
penekanan upah yang diberikan kepada buruh
semakin kecil. Pemilik modal juga menghisap hak –
hak para pekerja agar dapat memenuhi target dari
perusahaan secara optimal bahkan melebihi target
yang sebenarnya sudah sangat menyiksa para buruh.
Dapat dibayangkan para buruh hanya diberikan
waktu 2 jam untuk beristirahat dengan upah yang
sangat minim. Waktu istirahat 2 jam tersebut tidak
dapat mengakomodasi hak – hak para buruh untuk
berekreasi dan mengerjakan pekerjaan lain diluar
perusahaan. Penghisapan yang teramat besar tersebut
mengakibatkan kondisi para buruh yang semakin
tertekan dalam melaksanakan tugas – tugas
perusahaan. Sudah sangat lama memang periode
buruh tunduk terhadap kesewenang – wenangan
para pemilik modal, belum lagi terjadi revolusi
industri yang membuat buruh semakin terpuruk
ketika di PHK oleh perusahaan mereka bekerja.
Perkembangan rasio manusia belum tentu dapat
memberikan nafas segar bagi kemajuan sistem yang
manusiawi, masih banyak perusahaan yang
terkekang pada sistem yang tidak manusiawi.
Pertumbuhan ekonomi dunia dan persaingan bisnis
yang semakin ketat mengakibatkan para pemilik
115 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
modal harus memutar otaknya untuk terus bersaing
didalam dunia usaha.
Dalam melihat keadaan yang seperti itu
memang harus dilihat dari dua perspektif yang
berbeda antara kaum buruh dan juga para pemilik
modal. Disisi lain hak – hak yang ada pada kaum
buruh harus dipenuhi secara menyeluruh namun
para pemilik modal pun dihadapkan dengan
kepentingan penghidupan perusahaan yang
terkadang harus menghisap hak – hak para buruh
tersebut. Perlu dimengerti bahwa para pemilik modal
ini belum tentu mempunyai keuntungan yang besar
dan sebanding dengan modal yang mereka keluarkan
sehingga tidak dapat pula disama ratakan
keuntungan semua pemilik modal. Pemilik modal
yang tidak mengusahakan pemenuhan hak – hak
terhadap kaum buruh dapat disebut sebagai kelas
penindas karena sebenarnya pemilik modal
bertanggungjawab pula terhadap kehidupan para
buruhnya yang bekerja dibawah perusahaan
miliknya. Pada tatanan kelas, memang kelas buruh
merupakan kaum yang dianggap lemah dan miskin,
namun jumlah buruh dibanding pemilik modal
sangat jauh berbeda. Kemiskinan dan penderitaan
selalu menyelimuti kaum buruh karena
ketidaktahuan mereka tentang kesadaran kelas.
Kaum buruh sering kali bungkam dan tidak dapat

116 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
berbuat apa – apa ketika terjadi penindasan serta
penghisapan yang dilakukan oleh para pemilik modal
diatas mereka. Ketakutan atas dipecatnya mereka
dari perusahaan ataupun upah yang tidak dibayarkan
oleh perusahaan mengakibatkan pergerakan kaum
buruh menjadi terhambat. Kaum buruh memang
hanya memiliki modal massa yang sadar dan secercah
keinginan untuk bangkit, berbanding dengan para
kapital yang memiliki otoritas dan juga modal yang
besar sehingga sewaktu – waktu dapat membungkam
para buruh dalam melakukan pergerakan. Namun
massa yang sadar dengan keinginan yang bangkit
untuk melawan menjadi modal awal dalam
pergerakan kaum buruh di berbagai belahan dunia.

Dalam melancarkan pergerakannya, kaum


buruh membentuk suatu serikat buruh untuk
mengkonsolidasikan kekuatan agar mereka dapat
bersatu sebagai kaum buruh. Di Amerika sudah
terbentuk serikat buruh sekitar tahun 1791 yang
berada di Philadelphia, New York, dan Boston.
Serikat buruh ini terkumpul atas serikat buruh
pembuat sepatu, percetakan, dan penjahit. Serikat
buruh tersebut dibentuk tidak hanya untuk
mengkonsolidasikan kekuatan para kaum buruh
tetapi juga untuk menentang pemilik modal yang
melakukan eksploitasi kepada para buruh saat itu.
Perkembangan kaum buruh di Amerika tidak hanya

117 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
berhenti disitu, memasuki periode 1830-an kaum
buruh mulai mengarahkan pergerakannya dalam
ranah politik dengan membentuk partai – partai
buruh. Serikat buruh yang terbentuk di Amerika juga
melihat bahwa penghisapan dan penindasan bagi
para kaum buruh sangat jelas dirasakan oleh mereka.
Belum lagi pembayaran sistem upah yang bukan
menggunakan uang, namun diupah dengan
memberikan kebutuhan bahan pangan dan sandang
bagi para buruh. Tentu pada sistem pengupahan
seperti itu, buruh tidak dapat mengembangkan
kehidupannya menjadi lebih baik karena terkekang
sistem yang mengunci para buruh dalam stagnansi
penderitaan seperti itu. Dengan sistem pengupahan
yang seperti itu maka kaum buruh tidak dapat
berbelanja bebas yang mengakibatkan kebutuhan
tersebut dianggap sudah dicukupi oleh perusahaan
walau sebenarnya jauh dari kata cukup.

Diperlukan komitmen dan keberanian untuk


mencapai perjuangan kaum buruh yang terbebas dari
segala penindasan yang dilakukan oleh pemilik
modal. Penindasan akan terus berulang ketika kaum
buruh hanya diam dan menatap keadaan tanpa
berbuat apa – apa bagi masa depan diri mereka.
Bangkitnya kesadaran kaum buruh memang
bukanlah hal mudah untuk dilahirkan, butuh proses
dan usaha keras untuk melahirkan kesadaran yang

118 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
terpenjara karena eksistensi sistem kapitalis pada
masanya. Dibentuknya serikat buruh merupakan satu
langkah untuk mempermudah menuntaskan
perjuangan kaum buruh dalam perjuangannya
melawan penindasan. Namun yang terjadi hari ini,
diskursus yang tercipta adalah pertentangan pada
diri kaum buruh sendiri lewat serikat yang mereka
ciptakan. Hal tersebut karena arus kepentingan
serikat – serikat buruh yang terkontaminasi oleh jiwa
kapitalis para pemimpinnya. Hasrat untuk menjadi
kaya raya seperti tuannya, menggeser nilai dan cita
perjuangan yang sedari dulu mereka idam – idamkan.
Maka tantangan para buruh hari ini adalah bukan
hanya melawan sang pemilik modal yang menindas
mereka, namun juga serikat buruh yang berlindung
di balik perjuangan tetapi sebenarnya mesra dengan
para pemilik modal lah yang pertama harus
diberantas serta dihancurkan. Bungkamnya para
buruh hari ini, tidak lain dan tidak bukan karena
serikat yang menaungi mereka sudah sarat dengan
kepentingan ekonomis dan politis belaka sehingga
yang ada buruh – buruh ini dikendalikan oleh
perusahaan melalui perantara serikat buruh yang
berkhianat atas perjuangan buruh untuk memenuhi
tuntutan – tuntutannya atas hak – hak mereka yang
dihisap oleh kapitalis.

119 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
III. Ditengah Arus Imprealisme

DN Aidit dalam bukunya sejarah gerakan


buruh Indonesia mengatakan bahwa ada tiga
pertentangan pokok dalam tubuh imprealisme yang
masuk ke Indonesia pada sekiranya tahun 1895,
pertentangan itu adalah pertama mengenai
petentangan mengenai buruh dan kapital yaitu antara
massa kaum buruh yang luas dengan grup – grup
kecil yang sangat kaya, dan karena kayanya mereka
berkuasa. Kedua pertentangan antara berbagai grup
finansial (kaum uang) dan berbagai grup negara –
negara imprealis dalam perjuangannya untuk
mendapatkan sumber – sumber bahan mentah, untuk
mendapat daerah – daerah asing. Ketiga
pertentangan antara segenggam bangsa yang
berkuasa, yang berkebudayaan, dengan beratus –
ratus juta bangsa jajahan dan setengah jajahan.

Masa Imprealisme menjadi momok


menakutkan bagi bangsa Indonesia selanjutnya,
karena penghisapan yang dilakukan oleh penjajah
terhadap negeri ini akan lebih masif daripada
sebelumnya. Pada masa pra revolusi Inggris,

120 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
imprealisme yang dibawa merupakan bertujuan
seperti yang dikenal awam yaitu misi 3G untuk
menguasai Gold, Glory, dan menyebarkan Gospel.
Pasca revolusi industri di Inggris lalu tujuan
imprealisme sedikit banyaknya berubah, yaitu pada
arah penguasaan kekayaan terhadap negara lain dan
juga menguasai wilayah pada negara lain. Hal itulah
yang dirasakan bangsa ini setelah imprealisme
berkembang di Indonesia, sangat terasa bahwa kaum
penjajah memonopoli perekonomian maupun politik
di negeri ini untuk mencapai misi imprealisme yang
memaksa kaum buruh untuk terus berjuang melawan
para penjajah yang semakin sewenang – wenang
terhadap rakyat bangsa Indonesia. Perlakuan yang
didapatkan oleh kaum buruh ditengah masa kapitalis
yang banyak menumpahkan air mata dan darah ini
sungguh menyedihkan, dengan gencarnya kerja
paksa yang dilakukan oleh Belanda kepada para
pribumi mengharuskan mereka menerima derita
pahit penjajahan pada kala itu. Buruh pun harus
mencari cara bagaimana dapat melakukan
perjuangan untuk memberantas serta melawan
pemilik modal yang memperlakukan mereka
layaknya binatang. Melawan pertentangan kelas itu
buruh pun acap kali melakukan mogok kerja sebagai
bentuk perlawanan terhadap para kapitalis, pada
121 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
mulanya gerakan mogok kecil pada satu perusahaan
namun lama kelamaan keberanian untuk melakukan
mogok kerja tersebut dilakukan pula oleh banyak
buruh di berbagai perusahaan.

Selanjutnya pertentangan imprealisme kedua


yang bukan melibatkan kaum buruh dengan pemilik
modal namun pertentangan antara pemilik modal
dengan pemilik modal yang lainnya. Desakan untuk
mengubah politik monopoli Belanda menjadi politik
liberal memaksa Belanda untuk menggunakan sistem
politik pintu terbuka, yang artinya Indonesia terbuka
seluas – luasnya sebagai objek eksploitasi dari segala
bangsa imprealis untuk mengembangkan usahanya
di Indonesia. Paksaan untuk menerapkan liberalisasi
kepada Belanda, sebenarnya membawa dampak baik
pula kepada imprealis Belanda karena nilai – nilai
pajak pada saat itu akan naik menjadi semakin besar
serta pertahanan wilayah kekuasaan Belanda akan
semakin kuat karena didukung secara bersama –
sama oleh para negara imprealis lainnya. Pertahanan
yang semakin kuat tersebut tidak diartikan bahwa
bangsa imprealis menyokong Belanda dalam
mempertahankan daerah kekuasaannya, namun
bangsa imprealis lainnya cenderung untuk
melindungi usaha mereka sendiri agar dapat berjalan

122 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
secara baik serta efektif. Sebab apabila bangsa
imprealis lainnya tidak turut untuk mengamankan
aset usaha mereka, maka lama kelamaan yang terjadi
adalah usaha – usaha mereka akan hancur karena
diserang oleh pribumi yang memberontak kepada
imprealis. Ini tentu mengakibatkan kerugian besar
bagi bangsa imprealis karena tentu untuk melakukan
usahanya di Indonesia, perlu mengeluarkan biaya
besar untuk membukanya. Keuntungan yang
didapatkan oleh Belanda dengan mengadakan politik
pintu terbuka tidak lantas memberikan Belanda
legitimasi untuk menjadi lebih superior dari
sebelumnya. Konflik kepentingan yang tercipta
antara kaum kapitalis yang satu dengan yang lainnya
menjadikan Belanda lebih sibuk mengurusi sekaligus
mempertahankan daerah jajahannya. Di daerah
tentunya para bangsa imprealis yang berada dalam
izin Belanda tidak hanya berlomba – lomba untuk
mengeksploitasi rakyat Indonesia melainkan turut
secara perlahan mengadakan suatu sistem untuk
memonopoli wilayah usaha mereka sendiri diluar
izin Belanda. Persaingan yang tercipta atas sistem
politik pintu terbuka ini memang dilain pihak
menjadi bom waktu bagi Belanda sendiri karena
kewenangan dan kekuasaan sementara yang dimiliki
oleh kaum kapitalis dari seluruh penjuru dunia dapat
123 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
sewaktu – waktu menggeser Belanda dari tahtanya
sebagai penguasa kala itu. Dengan penalaran
sederhana ketika perusahaan – perusahaan kapitalis
telah mencapai tahap puncak perkembangannya
maka Belanda tinggal menunggu waktu saja untuk
mengadakan peperangan, sebab Belanda akan
banyak kehilangan ruang untuk hidup dalam
menjalankan imprealisme sehingga perlu diadakan
peperangan untuk mengambil alih daerah – daerah
yang telah dikuasai oleh perusahaan kapitalis dari
bangsa imprealis lainnya. Perang memang menjadi
solusi akhir bagi persaingan bangsa imprealis ketika
menerapkan politik liberal semacam itu, karena yang
ditanamkan pada prinsip imprealisme adalah
semangat untuk mengekspansi sekaligus
mengeksploitasi sumber daya pada suatu wilayah
secara efektif. Jelas terang apabila politik liberal
Belanda dipergunakan dalam sistem imprealisme
maka yang dikehendaki secara tidak sadar adalah
sebenarnya peperangan. Perang tersebut bukan
hanya membalikkan keadaan tetapi
menyeimbangkan kedudukan para kapitalis dalam
dunia usahanya. Kapitalis yang berada pada
puncaknya pun akan mendapatkan saingan dari
kapitalis lainnya sehingga kapitalis yang pertama tadi
tidak menjadi superior seperti yang terdahulu.
124 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Pertentangan imprealisme ketiga menurut DN
Aidit adalah pertentangan antara bangsa imprealis
dengan penduduk bangsa yang terjajah. Kedatangan
bangsa imprealis kedalam wilayah bangsa – bangsa
yang bebas merupakan sebuah bencana bagi bangsa
yang bebas dahulunya. Eksploitasi yang dilakukan
oleh bangsa imprealis tentunya sangat merugikan
dan menyengsarakan daerah yang didudukinya.
Semangat imprealis seperti yang telah dikatakan
diatas menjadikan bangsa imprealis hanya memiliki
sedikit belas kasihan kepada bangsa jajahannya
dalam mencapai cita – cita yang mereka tanamkan.
Dengan menarik simpati rakyat, imprealis dapat
masuk ke dalam seluk beluk bangsa yang akan
didudukinya secara mudah. Dimulai dari
menawarkan janji – janji manis lalu mulai
memberikan sebagian uang dan harta kekayaan
imprealis untuk melunakkan hati rakyat dilakukan
semuanya oleh bangsa imprealis. Keadaan rakyat
yang serba dengan ketidaktahuan memberikan jalan
mudah bagi bangsa imprealis untuk melakukan
penundukan terhadap wilayah jajahannya, wajar saja
bangsa imprealis terdahulu cenderung menduduki
wilayah yang kondisi masyarakatnya terbelakang
dengan sumber daya alam yang melimpah. Meskipun
begitu perusahaan kapitalis yang berada dibawahnya
125 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
membutuhkan pula tenaga kerja yang berpendidikan
dan berkemampuan menjadi buruh yang ahli. Banyak
cara yang dilakukan oleh penjajah dalam
menanamkan keahlian serta pendidikan kepada
rakyat jajahan, seperti memberikan sekolah gratis
kepada rakyat jajahan sehingga secara perlahan
mereka dapat terdidik.

Di Indonesia pra kemerdekaan, ada sekitar


96.156 yang lulus pada sekolah rendah bumi putera,
7.349 pada sekolah rendah Belanda-bumi putera, dan
sekolah Belanda hanya 3.743 anak – anak Belanda
dalam tahun pengajaran 1938 – 1939, seperti yang
ditulis dalam buku Indonesia sepandjang masa milik
Sanusi Pane. Angka tersebut menunjukkan
penurunan yang signifikan dalam bidang pendidikan
yang semakin tinggi. Meskipun begitu pengajaran
yang diberikan kepada rakyat Indonesia masih sangat
terbelakang, dengan bukti bahwa hanya sekitar
kurang lebih 7% rakyat yang bisa baca tulis. Hal
tersebut membuktikan pengajaran yang diberikan
oleh Belanda hanya sebatasnya saja karena
sebenarnya dengan membuka pengetahuan bagi
kaum bumi putera maka kedudukan Belanda secara
tidak langsung akan terancam oleh para bumi putera
terpelajar. Pendidikan disini dapat diartikan bahwa

126 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
hanya untuk di eksploitas sebagai buruh di
perusahaan – perusahaan kapitalis milik Belanda.
Kesadaran itulah yang kemudian membawa bangsa
ini dalam usaha mencapai kemerdekaan yaitu
membebaskan diri dari paham kolonialis serta
imprealis dan menolak tunduk pada bangsa – bangsa
penjajah yang telah memberikan penderitaan bagi
bangsa Indonesia.

IV. Menggalang kekuatan buruh nasional

Pada awal 1900-an, banyak lahir organisasi –


organisasi bernuansa pendidikan dan perdagangan
namun dikemudian hari berubah menjadi organisasi
perjuangan. Sebut saja Budi Utomo dan Sarekat
Dagang Islam yang kemudian menjelma menjadi
organisasi perjuangan yang disegani oleh Belanda
karena pengaruh besarnya kepada Rakyat Indonesia
pada saat itu. Organisasi pendidikan seperti Budi
Utomo lahir terlebih dahulu (1908) sebelum
terbentuknya SDI pada tahun 1911 yang berganti
nama Sarekat Islam setahun sesudahnya dengan
jumlah massa yang lebih besar dan luas lagi. Perlu
diketahui, beberapa tahun sebelum berdirinya Budi

127 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Utomo dan SI, pada tahun 1905 telah berdiri serikat
buruh pertama di Indonesia yang diberi nama SS
Bond. Serikat buruh ini diperuntukkan para pegawai
SS yang dipimpin oleh buruh berkebangsaan Belanda
pada saat itu, namun bukan berarti serikat buruh ini
hanya memihak Belanda semata. SS Bond hadir
sebagai serikat buruh dengan tidak mengenal
perbedaan kebangsaan, semua melebur menjadi satu
di dalamnya. Buruh bangsa Belanda, Indonesia,
bahkan China sekalipun tetap diterima disana, yang
terpenting adalah merupakan pegawai dari
perusahaan SS. Kepemimpinan yang dipegang oleh
buruh bangsa Belanda bukan tanpa alasan,
sebenarnya ruang untuk menjadi pimpinan serikat
buruh tersebut sangat terbuka lebar bagi siapa saja,
namun pada saat itu buruh berkebangsaan Indonesia
belum ada yang mampu untuk menjadi pemimpin
dalam serikat tersebut. Pimpinan yang dipegang oleh
Belanda boleh jadi merupakan sebuah alasan bagi
tumpulnya pergerakan serikat buruh kala itu. Pada
masanya SS Bond yang kurang menampilkan dirinya
sebagai serikat buruh banyak sedikitnya untuk
memperjuangkan hak – hak buruh dan memenuhi
segala keinginan kaum buruh. Sudah seharusnya
memang bagi serikat buruh untuk memiliki sikap
militan dalam memperjuangkan hak dan keinginan
128 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
kaum buruh, karena jelas dan terang yang mereka
hadapi bukanlah segelintir massa yang lemah
melainkan massa yang kuat dari sektor ekonominya
maupun kewenangan kuasanya.

Lemahnya serikat buruh SS Bond dalam


membawa serta memperjuangkan aspirasi kaum
buruh menjadi alasan kepindahan banyaknya kaum
buruh ke serikat buruh lainnya pada 1908. Semarang
tepatnya menjadi kota berdirinya Veregining Van
Spoor en Tram personeel (VSTP) pada 1908 dan
menjadi tempat perpindahan banyaknya kaum buruh
dari SS Bond yang dianggap kurang militan dalam
beraksi. Kepindahan para kaum buruh ke VSTP, tentu
menyebabkan SS Bond sebagai serikat buruh pertama
itu membubarkan dirinya. Dengan kekuatan massa
yang minim, SS Bond tidak mungkin dapat
menjalankan roda organisasi apalagi
memperjuangkan hak – hak kaum buruh. Hal
tersebutlah yang memunculkan konflik antara VSTP
dengan SS Bond sehingga Serikat SS menolak untuk
mengakui adanya VSTP. Konflik antara VSTP dengan
SS Bond telah dicoba diselesaikan pada tahun 1912
dengan perundingan bersama keduanya. VSTP dan
SS Bond membentuk yang dikenal sebagai grup
perwakilan untuk menyelesaikan konflik keduanya.

129 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Grup perwakilan yang dibentuk tersebut memang
dikemudian hari dianggap gagal dalam
menyelesaikan konflik keduanya karena hasil
perundingan tersebut belum dapat dikatakan
menemukan titik terang penyelesaian masalah antara
keduanya. Perundingan yang tidak memuaskan
tersebut menimbulkan keyakinan pada para buruh
bahwa setiap perundingan maka harus disertai
dengan kekuatan massa yang memaksa agar setiap
tuntutan dapat dipenuhi oleh forum perundingan.

Kekuatan VSTP terus bertambah besar, dengan


mendapat suntikan bantuan dana dari sekretaris
perkumpulan dagang. Bantuan tersebut diberikan
oleh H.J.F.M. Sneevliet yang dikemudian hari
terbunuh oleh tentara Nazi di Belanda. Sneevliet
merupakan sosok yang dengan mudah
mempengaruhi pemikiran orang lain sehimgga ia
dipercaya sebagai pemberi bantuan tersebut oleh para
gerakan revolusioner. Ia merupakan sosok yanng
sangat berpengaruh pula atas perkembangan gerakan
kiri di Indonesia, dan kemudian memberikan cikal
bakal atas berdirinya salah satu partai kontroversial
pada masanya yaitu partai komunis Indonesia (PKI).
Pada bulan Mei tahun 1914 Sneevliet bersama tiga
orang Belanda lainnya (J.A. Brandsteder, P. Bergsma,

130 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
dan H.W. Dekker), didirikanlah ISDV (Der Indische
Sociaal Democratische Vereniging) di kota Semarang
yang bertujuan untuk menyebarkan paham
Marxisme pada Rakyat Indonesia. Anggota ISDV
tidak hanya berasal dari kalangan buruh saja
melainkan pula para cendekiawan bangsa Indonesia
dan juga Belanda yang bersatu dibawah bendera
ISDV. Organisasi ini erat hubungannya dengan SI
karena sangat berpengaruh pada gerakan SI saat itu,
sehingga serikat buruh yang berada dibawah
naungan SI juga sangat dipengaruhi oleh ISDV. Di
dalam ISDV inilah yang kemudian menjelma
organisasi sayap kirinya menjadi PKI yang didirikan
pada tahun 1920. Kelahiran ISDV ini menyebabkan
efek yang amat besar bagi pergerakan kaum buruh di
Indonesia, ditandai dengan berdirinya banyak serikat
buruh dimana – mana, seperti PPPB pada 1916 yang
merupakan pengorganisasian dari pegawai bangsa
Indonesia, BOW, VIPBOW, dan masih banyak
lainnya. Banyaknya serikat buruh yang ada
melahirkan kekuatan buruh yang sangat kuat di
Indonesia pada saat itu, besarnya kekuatan serikat
buruh menjadikan beberapa serikat buruh sebagai
salah satu subjek hukum pada masa itu. Pada
umumnya anggota serikat buruh tersebut merupakan
para buruh – buruh rendahan yang bekerja tidak
131 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
jarang dibawah tekanan dan penindasan, sehingga
kehadiran serikat buruh ini kurang lebihnya dapat
membangkitkan ghirah perjuangan kaum buruh pada
saat itu.

Selain menyebarkan paham marxisme, ISDV


juga memiliki misi untuk menyatukan seluruh serikat
buruh yang ada di Indonesia. Hal tersebut dapat
dilihat dari berdirinya Vaksentral yaitu gabungan
serikat buruh pada tahun 1916. Dengan adanya
gabungan serikat buruh tersebut, mereka berharap
bahwa perlawanan atas kapitalis akan semakin besar
pula. Sebelumnya VSTP sebenarnya telah
mengusahakan membentuk vaksentral seperti yang
dilakukan ISDV namun vaksentral pada masa VSTP
tidak berhasil. Aktor dibalik vaksentral yang
diusahakan oleh VSTP adalah semaoen yang
kemudian berjuang melalui vaksentral pada masa
ISDV. Usaha untuk menggabungkan para serikat
buruh dalam satu nada perjuangan pun harus gagal
kembali pada 1918 setelah berusaha mengundang
serikat buruh ke kota Semarang untuk melakukan
konsolidasi namun banyak serikat buruh yang
kelihatannya masih ragu – ragu untuk maju
mengikuti keberanian ISDV dalam usaha melawan
kapitalis. Perjuangan melawan kapitalis pada masa

132 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
itu memang bukanlah suatu hal yang mudah, dilain
melawan kapitalis, para pejuang tersebut harus
berhadapan dengan pemerintah kolonial yang sangat
mesra dengan kapitalis. Menarik memang ketika
membicarakan keberanian ISDV membentuk
vaksentral untuk menghadapi kekuatan kapitalis
yang tidak kecil bersama dengan pemerintah
kolonial.

ISDV sangat banyak terpengaruh dengan


keadaan dunia pada saat itu, salah satunya
kemenangan revolusi Oktober Rusia pada 1917 yang
menimbulkan keoptimisan para anggota ISDV dalam
mengadakan agitasi dan propaganda tentang revolusi
dan sosialisme. Agitasi diberikan bukan hanya pada
kaum buruh ataupun tertindas lainnya namun pada
angkatan bersenjata untuk menimbulkan ghirah
revolusi dan perubahan. Propagandis tersebutlah
yang mengakibatkan Sneevliet diusir dari Hindia
Belanda karena kegiatannya dianggap berbahaya
oleh pemerintah Hindia Belanda, ia diusir tepat pada
tanggal 5 Desember 1918 lewat putusan pemerintah
Hindia Belanda saat itu. Tidak hanya Sneevliet yang
diusir pada saat itu, bersamaan pula dengannya
teman – temannya di ISDV yang dianggap
berpengaruh dan progresif dalam melakukan

133 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
propagandis saat itu. Setelah Sneevliet diusir dari
Hindia Belanda atau pasca 1918, pada Bulan Mei 1919
usaha membentuk vaksentral memberikan
keoptimisan bahwa memang akan segera terbentuk.
Dalam kongres PPPB di Bandung, Raden
Sosrokardono yang merupakan anggota SI sekaligus
merupakan pimpinan PPPB memberikan anjuran
untuk menggabungkan semua serikat buruh dalam
satu sentral secara federatif. Dalam kongres ini pula
muncul ide untuk merubah masyarakat kapitalis
menjadi masyarakat sosialis, pada kongres ini pula 2
tokoh besar saling beranggapan serupa yaitu
Sosrokardono dengan Semaun. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa Semaun merupakan
salah satu tokoh yang sangat gencar dalam
mendirikan Vaksentral sejak VSTP berdiri.

Pada kongres SI ke empat di Surabaya juga


dijelaskan oleh Surjopranoto melalui interpretasinya
sendiri dalam menanggapi anjuran pada kongres
PPPB. Ia menjelaskan bahwa untuk mencapai
kemangan perjuangan kelas tidak perlu melakukan
kekerasan yang hanya akan mengakibatkan mayat –
mayat bergelimpangan namun ia
menginterpretasikan harus dengan paksaan batin
yaitu mengadakan perundingan di muka umum

134 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
dengan disaksikan khalayak ramai sehingga
menimbulkan dorongan belas kasihan dari
pemerintah kolonial maupun kapitalis untuk
mencapai kesepakatan bersama para pejuang. Hal
tersebut tentu berbeda dengan semangat ISDV yang
mendapat inspirasi dari revolusi berdarah di Rusia
yang mengedepankan pertumpahan darah dan
memnbentuk angkatan bersenjatanya sendiri. Walau
begitu namun setidaknya ISDV dengan SI memiliki
satu misi untuk membentuk suatu Vaksentral. Lantas
kemudian SI memberikan saran nama yaitu PPKB
(Persatuan Pergerakan Kaum Buruh) sedangkan
ISDV tetap menggunakan istilah Vaksentral, yang
lengkapnya adalah Revolutionare Socialistische
Vakcentrale. Walau istilah perjuangan yang dikenal
adalah Vaksentral namun ISDV mengalah atas
perdebatan perihal nama keduanya yang akhirnya
sepakat dengan nama PPKB. Dan pada akhir
desember dibentuklah PPKB di kota Yogyakarta.

Saat terbentuknya PPKB merupakan saat pasca


perang dunia I yang ternyata berdampak pada para
kapitalis besar asing dalam produksi mereka.
Permintaan ekspor kian melonjak naik sehingga
memberikan laba yang amat besar kepada kapitalis.
Perusahaan Belanda, Haendels Vereniging

135 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Amsterdam (HVA) mendapat dividen sekitar 50%
pada 1919 dan meningkat setahun setelahnya menjadi
60%. Hal tersebut merupakan kondisi para kapitalis
yang semakin makmur besar, namun bagi rakyat kecil
mereka harus menahan pahitnya kondisi pasca
perang. Tentu harga – harga kebutuhan akan
melonjak naik, sehingga mengakibatkan kelaparan
bagi para pribumi kecil saat itu. Akibat status quo
yang sangat memprihatinkan tersebut akhirnya
melahirkan kesadaran dari kaum buruh yang bangkit
untuk melawan para kapitalis. Terbukti setelahnya
banyak terjadi pemopgokan yang dilakukan oleh
buruh tanpa campur tangan PPKB. Memang pada
saat itu upah yang diberikan para buruh sangatlah
tidak layak, sehingga serikat buruh yang berada di
Yogyakarta yaitu PFB pun merencakan aksi untuk
melawan kapitalis yang bertindak sewenang –
wenang atas bruuh. Tentu mereka menginginkan
perbaikan dan pembenahan atas upah yang diberikan
kepada mereka. Pemogokan besar – besaran pun
terjadi di Yogyakarta pada saat itu, namun
pemogokan tidak hanya terjadi di Yogyakarta.
Semangat mogok kerja para buruh sampai pula ke
wilayah Jawa Timur dan umumnya terjadi pada
perusahaan gula HVA.

136 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Aksi pemogokan yang dilakukan oleh serikat
buruh PFB ini mendapat tanggapan dari Semaun atas
nama vaksentral yang memerintahkan pemogokan
untuk segera dihentikan. Namun PFB yang dipimpin
oleh Raden Mas Surjopranoto menolak perintah dari
Semaun untuk menghentikan pemogokan besar –
besaran itu. Raden Mas Surjopranoto kemudian
mengeluarkan surat edaran yang berisikan ajakan
pemogokan yang lebih besar daripada sebelumnya.
Surat edaran itu agaknya sangat mengusik Belanda,
karena dianggap melakukan provokasi bagi buruh
yang lainnya. Surjopranoto pun ditangkap oleh
pemerintah kolonial karena dianggap telah
melakukan pengacauan keadaan politik pada saat itu.
Hal tersebut tentulah sedikit menggelitik karena yang
dilakukan Surjopranoto sebenarnya adalah bukan
melakukan sabotase atau menghalangi jalannya
pemerintahan kolonial melainkan menuntut upah
yang layak dari para pengusaha. Setelah menjalani
masa penahanannya selama 2 bulan, PFB pun
menjadi lumpuh total tidak lagi dapat bergerak
karena kehilangan induk progresifnya selama 2 bulan
terakhir ini.

Pemerintah kolonial memang terus melakukan


usaha membungkam serikat buruh karena dianggap

137 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
mengganggu serta mengancam kondusifnya jalan
pemerintahan kolonial di wilayah jajahannya. Serikat
buruh juga dianggap banyak merugikan para
pengusaha dengan gerakan mogok kerja secara masif
dan terus mengadakan agitasi kepada para kaum
buruh untuk melawan para pengusaha yang
sekiranya memberikan upah yang tidak layak pada
buruh. Sementara itu PPKB mengadakan kongres
pertamanya pada 1 Agustus 1920 yang dihadiri oleh
sekitar 22 serikat buruh di seluruh Hindia Belanda.
Pertentangan keras terjadi antara para revolusioner
dengan kaum komunis yang posisinya sama – sama
kuat pada saat itu. Semaun dalam kongres tersebut
menyesali tindakan yang dilakukan oleh
Surjopranoto karena dianggap telah mengecilkan
pergerakan vaksentral dengan tidak membawa isu
politik kedalam pemogokan buruh yang saat itu
dilakukan. Isu politik digunakan untuk menghantam
penjajah sekaligus mengguncang pemerintahan
kolonial yang berkuasa dengan sewenang – wenang.
Pertentangan pemikiran juga sampai kepada
pentapan wilayah kedudukan PPKB, diantaranya SI
menghendaki bahwa harus berkedudukan di wilayah
Jogja namun kaum komunis menghendaki PPKB
berkedudukan di wilayah Semarang. Pada akhirnya
kedudukan PPKB diputuskan sementara yaitu di
138 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Jogjakarta dengan pertimbangan bahwa 4 dari 7
pengurus PPKB bertempat tinggal di Jogjakarta.
Setelah kongres Semaun terpilih menjadi ketua, R.M
Surjopranoto menjadi wakil ketua dan H. Agus Salim
menjadi sekretaris.

139 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
BAB IV

140 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
I. Mencapai Revolusi

“kemiskinan tidak dengan sendirinya


mengakibatkan si miskin bangkit untuk merubah
nasibnya dan melawan tetapi kesadaran mereka
dengan kondisi yang seperti itu maka mereka akan
bangkit untuk mengubah nasibnya”

-Ali Syari’ati

Ungkapan Ali Syariati mengenai kesadaran


kelas seeloknya memang perlu menjadi refleksi bagi
kaum – kaum tertindas di seluruh dunia. Ia mencoba
menguraikan betapa pentingnya suatu kesadaran
dalam tahap mencapai sebuah perubahan. Tidak
memahami suatu realitas sosial memang menjadi
penghambat suatu perubahan yang akan terjadi,
namun sebaliknya ketika pemahaman kaum tertindas
terhadap realitas sosial yang terjadi maka akan
mendorong sebuah perubahan besar dalam tahapan –
tahapan tertentu. Ali Syari’ati mungkin dalam hal ini
sepemikiran dengan seorang revolusioner Brazil
lainnya seperti Paulo Freire yang sama menekankan
pentingnya kesadaran untuk melawan penindasan.
Catatan sejarah pun menuntun seseorang untuk
mengilhami bahwa revolusi terjadi karena diawali

141 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
oleh penyadaran atau kesadaran secara mandiri para
tertindas yang bangkit melawan penindas. Bangsa
Indonesia sendiri melalui catatan sejarah panjang
juga mengalami masa kebangkitan dan keterpurukan
ketika ditipu daya oleh bangsa penjajah. Pergolakan
menentang kolonialisme yang terjadi diberbagai
daerah di Indonesia menandakan kesadaran sebagai
terjajah mulai terbangun. Perlawanan keras di Aceh,
Sumatera Utara, dan diberbagai wilayah Indonesia
lainnya memberikan angin segar kepada terbukanya
ruang persatuan dalam nafas perjuangan. Awam
memang nama – nama seperti Soekarno, Moh. Hatta,
Radjiman Wedyodiningrat, KH. Agus Salim dan R.A
Kartini yang sering diceritakan dalam buku – buku
pendidikan sejarah. Namun acap kali mata kita
tertutup dalam melihat sejarah secara utuh, nama –
nama seperti HOS Tjokroaminoto, Tan Malaka,
hingga Semaun yang memperjuangkan Indonesia pra
kemerdekaan melalui pemikiran itu dilupakan.
Seorang HOS Tjokroaminoto dengan pemikiran
sosialisnya hanya terkenal sebagai ketua SI
barangkali dibuku sejarah masa kini, Tan Malaka
dengan Semaun mungkin hanya dikenal sebagai
pemberontak namun harus disadari bahwa mereka
pula barangkali merupakan tokoh yang berjasa pada
bidang perjuangannya masing – masing.
142 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
Dalam mencapai revolusi memang bukanlah
perjuangan yang mudah. Perlu ada keselerasan
antara semangat dan tindakan bagi semua pejuang
yang berusaha mencapai kemenangan dalam
revolusi. Revolusi Iran dan juga perjuangan kaum
buruh di Indonesia barangkali menjadi pembelajaran
bagi kita semua bahwa yang dihadapi bukan
sekelompok golongan besar dalam hitungan jumlah
namun kelompok yang dipertentangkan besar karena
otoritas dan kekuasaannya dalam menguasai suatu
wilayah secara efektif. Kalau disebut barusan adalah
tentang keadaan eksternal yang dalam hal ini menjadi
objek pembebasan yaitu tantangan atas penguasa
yang otoriter, tentu tidak hanya dalam keadaan
eksternal melainkan keadaan internal para kaum
revolusioner sangat mempengaruhi jalannya suatu
revolusi tersebut. Keadaan internal yang dimaksud
adalah tidak sedikitnya pembelot ataupun
penghianat revolusi dalam kubu revolusioner.
Penghianatan lahir dari sebuah kekecewaan ataupun
tertarik terhadap hal yang lebih indah dianggapnya
daripada kondisi yang sedang seorang mantan
pejuang alami. Sebuah perumpamaan semisal,
seorang pejuang Revolusi Iran membelot karena
jenuh dengan keadaan kelompok revolusi yang
sedang ia ikuti sehingga ia mencari jalan yang lebih
143 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
baik dikiranya untuk bekerja sama dengan penguasa
otoritarian sehingga yang ia harapkan adalah harta
ataupun imbalan yang baik dari penguasa otoritarian
tersebut. Memang harta, tahta dan wanita harus
disadari menjadi tantangan besar dalam
melaksanakan suatu perjuangan yang ideal.
Perjuangan tanpa intervensi maupun intimidasi
kaum uang dalam menawarkan segala keindahan
materiil harus dilawan dengan menggunakan daya
pikir serta analisis yang kuat. Mengapa tidak
keimanan? Karena daya pikir serta analisis
tersebutlah yang akan memunculkan keimanan yang
kuat. Suatu status quo yang dihadapi dengan penuh
godaan suap menyuap apabila hanya dihadapi
dengan iman tanpa dipikir dan dianalisis akan
menjadi suatu yang tidak bernilai lebih, namun ketika
seseorang telah memperdalam pemikiran dan tingkat
analisisnya maka dengan mudah ia dapat
menguraikan secara jelas tentang keimanan yang
dimilikinya.

Perubahan yang akan dicapai setelah


menempuh jalan revolusi seyogyanya selalu di
evaluasi untuk memperbaiki keadaan serta
menyempurnakannya. Kalau dahulu barangkali
dipimpin oleh pemimpin otoriter maka setelah

144 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
ditempuh jalan revolusi seharusnya kedikatoran
seorang pengasa sudah hilang bukan semakin besar
dan menakutkan. Rusia memberikan pembelajaran
bagi kita semua setelah Revolusi pada 1917 yang
seketika hanya sesaat membuat buruh dan kaum
revolusioner lainnya tersenyum namun sesaat
setelahnya banjir tangisan dan penderitaan
menyelimuti Rusia dibawah kepemimpinan Stalin
maupun Lenin. Dengan adanya bencana kelaparan
yang memang disengaja dilakukan oleh kedua
pemimpin tersebut dengan maksud untuk memaksa
semua rakyatnya menjadi pengikut komunis, menjadi
catatan kelam revolusi yang ada di dunia. Ketika
dikebanyakan tempat revolusi membebaskan dan
mengindahkan keadaan, Rusia malah memberikan
kesan berbeda kepada rakyatnya.

Cerita keberanian para tokoh revolusioner


sudah seharusnya dikristalisasi menjadi semangat
untuk membangkitkan rakyat tertindas. Che
Guavara, Sun Yat Sen, Marthin Luther, Ali Syari’ati
dan banyak tokoh lainnya memberikan pembelajaran
kepada kaum yang berpikir atas keberanian dan
kecemerlangan ide mereka atas gagasan revolusi
yang dilakukan. Semangat keberanian tersebut hadir
bersamaan dengan kesadaran terhadap keadaan yang

145 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
sedang mereka hadapi. Maka yang sebenarnya
menjadi dasar terjadinya revolusi, bukan massa yang
besar melainkan kesadaran di setiap kepala rakyat
tertindas. Dalam proses pencapaian kesadaran
dibutuhkan agitasi dan propaganda untuk menekan
sikap ketakutan menghadapi situasi sosial yang
kacau serta mencekam. Revolusi Iran niscaya terjadi
kalau tidak ada agitasi dan propaganda oleh para
kaum revolusioner yang sadar. Riskan memang
dalam mengagitasi massa ditengah pemerintahan
yang otoriter, hanya keberanian dan kecerdikan yang
dapat menjatuhkannya. Dibutuhkan tokoh yang
didengarkan dan dihormati oleh para pejuang
revolusi lainnya dalam memimpin sebuah
perjuangan besar. Ayatullah Imam Khomeini menjadi
bukti bahwa perjuangannya ketika diasingkan oleh
Iran masih berpengaruh dan bertambah besar kepada
Rakyat Iran. Dari jauh ia terus melakukan agitasi dan
menggencarkan propaganda yang membakar
semangat Rakyat Iran untuk turun berjuang. Jarak
dan waktu memang tidak menjadi penghalang untuk
melakukan sebuah revolusi. Ali Syari’ati memberikan
rekaman yang tidak dapat dilakukan oleh Rakyat Iran
walau raganya sudah tiada namun semangatnya
masih terus saja membakar Revolusi Iran. Kematian
Karl Max pun tidak menyurutkan semangat revolusi
146 |DISKURSUS REVOLUSI
Muhammad Irfan Hilmy
bangsa – bangsa komunis di dunia, malah ideologi
yang ia bawakan dapat mengilhami banyak orang
untuk menjadi komunis. “Nabi” para Marxis itu
memang meninggalkan kesan yang begitu
menakjubkan para pengikutnya. Komunis berhasil
menjadi ideologi yang besar dengan dalil kesetaraan
dan masyarakat tanpa kelas. Ketika dunia ditengah
ombak otoritarian, ia berhasil mengubah stigma
tersebut menjadi lebih bersahabat. Setidaknya
kehadiran Marx dengan komunismenya dapat
merubah cara berpikir banyak orang mengenai
ideologi dan negara. Cara pandang tentu berbeda –
beda antara satu tokoh dengan tokoh lainnya, ada
yang mengambil pandangan keras terhadap negara,
ada pula yang lembut menanggapi negara. Tentu itu
hanyalah permasalahan waktu yang selesainya
karena jawaban waktu itu pula.

Negara memang tidak selamanya menjadi


teman revolusi, bagaimana bisa perlawanan revolusi
terhadap negara menjadikan negara berteman
dengan para pejuang. Yang ada negara mengekang
kesadaran rakyat dengan kecerdikan dan akal tipu
mereka. Tugas negara seperti itu adalah memastikan
langgengnya kekuasaan ia dan bungkamnya rakyat
dibawah kendalinya. Negara tentu memiliki

147 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
kesadaran bahwa yang ia lakukan adalah sebuah
kesalahan, namun karena ketakutan bahwa kaum
revolusioner akan merebut kekuasaan mereka maka
penguasa keji itu terus melakukan manuver yang
mengelabui rakyatnya. Jelas dan terang bahwa yang
ditakutkan penguasa adalah kesadaran rakyatnya
terhadap apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Tuntutan politik dan oligarki lainnya memaksa
penguasa mempertahankan kekejiannya untuk tidak
di buang dan dihinakan oleh yang lainnya. Acap kali
penguasa yang mendapati dirinya benar tetapi tidak
oleh lingkungannya. Penguasa yang kelihatannya
“benar” dan “merakyat” belum tentu sesuai fakta
dibaliknya, bisa saja hanya strateginya untuk
mempertahankan kedudukan kekuasaannya saja.

Wajah yang merakyat belum tentu kinerjanya


merakyat. Penguasa mudah sekali untuk
bersembunyi dibanyak jubah dengan beragam wajah.
Terkadang wajahnya yang manis, terkadang pula
wajahnya yang kejam. Ketika mempertahankan
kedudukan politiknya biasanya wajahnya yang
kejam dipertontonkan, namun ketika berkampanye,
menebar janji – janji biasanya mereka
mempertontonkan wajahnya yang manis.

148 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
Untuk mencapai revolusi terkadang para
pejuang harus kenal berkompromi demi melancarkan
strateginya mencapai revolusi. Kalau memang harus
menjadi penjilat untuk mencapainya, mengapa tidak?
Mungkin anggapan diluar akan mencaci dan
menghujatnya tetapi dalam jiwa sang revolusioner,
yang ia lakukan semata – mata demi tujuan akhir
revolusi bukan sekedar sensasi belaka.

149 |DISKURSUS REVOLUSI


Muhammad Irfan Hilmy
BIOGRAFI PENULIS
Muhammad Irfan
Hilmy, lahir di Jakarta 21
Januari 2001. Anak ke-2
dari 2 bersaudara ini
menghabiskan banyak
waktu masa kecil hingga
SMAnya di Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara.
Saat ini ia menempuh pendidikan Strata-1 di
Universitas Brawijaya. Sejak SMA dahulu sudah aktif
dalam berbagai kegiatan keorganisasian dan turut
mendirikan beberapa organisasi seperti, P3SAR
(2016), Komunitas Pecinta Alam PALAPA (2016), dan
di tahun 2019 ini mendirikan Organisasi Nasional
LEFT INDONESIA. Pernah menjadi ketua P3SAR dan
KPA PALAPA, saat ini aktif pula menjadi ketua LEFT
INDONESIA. Di tahun 2016 pun diamanahkan
jabatan sebagai Wakil Presiden Indonesia Youth Icon
periode 2016 – 2017. Aktif pula dalam Himpunan
Mahasiswa Islam Komisariat Hukum Universitas
Brawijaya, reporter dalam LPM Manifest Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya serta Komunitas Debat
Fakultas Hukum.

Sosial Media : Instagram : Irfanmih, Line : Irfanmih


DRM Software Review

Anda mungkin juga menyukai