Anda di halaman 1dari 6

WORKSHOP DAN FINISHING KAYU: FINISHING

LAPORAN
Memenuhi Tugas Matakuliah Workshop dan finishing kayu
Yang dibina oleh Bapak Drs. Priyono, M.Pd,

Disusun Oleh
Fenia Eva Saputri 180521629019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Maret 2020

1
Pengertian Finishing:
Finishing adalah suatu proses penyelesaian atau penyempurnaan akhir dari
suatu bangunan. Pada umumnya finishing dilakukan dengan melapisi material dengan
cat, politur, pelindung air, atau bahan lain.
Macam-macam Finishing:
1. Melamine

Finishing berbahan dasar melamine adalah finishing yang tergolong baru dan
sedikit lebih mahal. Pada saat ini banyak konsumen lebih memilih mebel yang
finishingnya menggunakan melamine, tuntutan pasar inilah yang membawa pengaruh
pada para pengrajin mebel untuk menggunakan melamine sebagai bahan dasar
finishing mebelnya. Tiap produk menyediakan wood filler, wood stain / pewarna,
sending seller dan melamine. Untuk pewarnaan bisa memilih wood stain cocoa
brown, salak brown, dark brown, candy brown, dll. Sedangkan untuk tampilan akhir
bagi mereka yang menyukai elegan bisa menggunakan melamine doff, dan bagi
mereka yang menyukai tampilan mewah bisa menggunakan melamin semi gloss atau
gloosy. Finishing dengan melamine ini mampu memberi kepuasan tersediri yaitu
dapat menjadikan furnitur terkesan mewah dan elegan. namaun finishing melamine
ini hanya cocok untuk barang furnitur yang ditempatkan di dalam rumah ( interior ).

2. Teak Oil

Teak oil adalah bahan dasar finishing kayu yang sangat sederhana dan mudah
cara aplikasinya. Karena teak oil tidak membentuk film dan cara penggunaannya
cukup dengan membasahi kain ( kain yang berbahan kaos ) dengan teak oil tersebut.
Kemudian mengoleskannya pada furniture yang akan di finishing,atau bisa juga
dengan cara melumuri memakai kuas,dengan demikian teak oil akan masuk kedalam
pori-pori kayu. Setelah itu diamkan beberapa saat kmudian dibersihkan menggunakan
lap kain yang kering. Finishing dengan bahan dasar teak oil ini sangat sederhana
dalam penggunaannya dan hasilnya tidak tahan lama, tidak tahan terhadap air dan
cepat pudar sehingga membutuhkan pengulangan olesan teak oil kembali.

2
3. Pernis

Pernis adalah salah satu bahan finishing yang sudah sejak lama digunakan
untuk melapisi kayu atau perabotan rumah tangga karena harganya yang cukup murah
dan pengaplikasiannya sangat mudah baik untuk para pekerja pemula.
Pengaplikasiannya secara manual cukup meratakan cairan pernis pada permukaan
furniture yang akan kita finishing dengan menggunakan kuas, dengan catatan kayu
atau furniture yang akan difinishing harus dipastikan terlebih dulu sudah benar benar
rata dan halus. Finishing dengan pernis bertujuan untuk melindungi furniture /
permukaan kayu dari panas matahari, goresan, noda, dan air. Sayangnya pemakaian
bahan ini tidak mampu memberikan tampilan keawetan, dengan berjalannya waktu
permukaan kayu atau furniture mudah terlihat memudar dan kusam, sehingga
menuntut kita untuk selalu memberi lapisan pernis ulang lagi.

4. Politure

Finishing berbahan dasar shellac (serlak) adalah finishing mebel yang banyak
digunakan oleh para pengrajin mebel dari dulu sampai sekarang. Shellac wujutnya
berupa serpihan berwarna kuning, dan ada juga yang berupa batangan, shellak
dicairkan dengan menggunakan alkohol atau spirtus. Aplikasi finishing berbahan
dasar shellak ini bisa dikerjakan dengan cara disemprotkan menggunakan spry gun /
spet, juga bisa dilakukan secara manual. Pengerjaan manualnya bisa menggunakan
kuas atau kain kaos yaitu membasahi kain (kain berbahan kaos ) dan memoleskan
pada permukaan mebel secara berkala, sehingga mendapatkan lapisan tipis / film.
Semakin banyak polesan yang kita lakukan secara berkala dan berulang ulang akan
membuat politure ini semakin tebal dan indah.

5. Cat Bakaran

Finishing bakaran adalah finishing barag-barang mebel yang proses


kegiatannya dengan menyemburkan api ke permukaan kayu / berang mebel

3
menggunakan alat penyembur api dengan jarak kurang lebih 50 cm dari alat agar
kondisi barang lebih aman dan hasilnya baik. Kemudian barang yang sudah dibakar
disikat dengan sikat baja yang halus dan dibilas dengan air hingga debu bakaran
hilang dan serat kayu nampak menonjol, setelah kering dilanjutkan dengan
pewarnaan dan pewarnaannya memakai bermacam macam warna cat mobil dan
lanjutkan dengan cat tembok warna hitam untuk mengisi pori pori kayu. Setelah
kering lakukan pembersihan cat tembok dengan air sampai bersih hingga tertinggal
yang masuk kedalam pori-pori kayu, diamkan setelah kering lakukan penyemprotan
tampilan akhir. Dan untuk lapisan akhir menggunakan melamine atau pernis yang
berfungsi sebagai pelindung dari goresan, juga berfungsi sebagai penguat warna cat.

6. Cat Duco menggunakan NC atau PU

Nitro Celuloose / NC bahan ini sangat tipis dan tidak menggunakan bahan
pengering berbahaya, sehingga jenis bahan finishing ini menjadi standarisasi
Internasional sebagai bahan finishing food grade. Tampilan yang halus dan tipis
menjadikan ciri utama dari Nitro Celuloose / NC. Poly Urethane / PU sering dikenal
dengan sebutan PU, bahan ini menjadi salah satu bahan finishing termahal karena anti
gores, tahan panas dan memiliki daya rekat yang sangat kuat terhadap permukaan
kayu.

7. Politur Air / aqua politure

Politur air / qua politur merupakan pewarnaan kayu yang bersifat


transparan,tidak menutup dekorasi / serat kayu. Finishing politur air saat ini banyak
diminati para pengrajin mebel dengan pertimbangan mudah pengaplikasiannya dan
harganya relatif murah karena pengencernya berbahan dasar air. Beberapa jenis
politur air yang banyak tersedia di toko bangunan diantaranya, Mowilex water based,
Balezo wood stain, Propan aqua politure dll.

4
7. HPL

HPL adalah jenis kertas tebal dengan tekstur dan motif kayu yang direkatkan
pada kayu olahan seperti particle board, MDF atau blockboard. Adapun proses
produksi HPL adalah dengan merekatkannya melalui tekanan dan suhu panas tinggi
sehingga tersedia dalam bentuk lembaran dan ukuran besar. Melalui proses
pembuatan HPL (High Pressure Laminate) yang diolah langsung oleh pabrikan,
finishing jenis ini memiliki ketahanan yang baik untuk penggunaan jangka panjang.
Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan HPL (High Pressure Laminate).

Berbeda dengan penggunaan duco atau melamin yang prosesnya memakan


waktu lama dan memerlukan biaya tinggi, pengerjaan perabotan dan furnitur dengan
finishing HPL (High Pressure Laminate) jauh lebih cepat, praktis dan murah. Hal
yang membuat proses pengerjaan lebih cepat pada HPL adalah ketersediaan HPL
(High Pressure Laminate) yang penggunannya cukup di lem pada kayu, bahkan
pengerjaannya hanya memerlukan tukang kayu biasa. Selain itu, kelebihan dari HPL
adalah finishing-nya yang juga dijamin rapi. Hal ini berbeda dengan proses
pengerjaan finishing spray yang berpotensi belang-belang atau warna cenderung tidak
sama, termasuk pengaplikasian yang jauh lebih bersih sehingga perabotan bisa
langsung digunakan. Penggunaan bahan utama HPL adalah plastik keras PVC. Hal
inilah yang membuat HPL (High Pressure Laminate) juga memiliki kekuatan yang
baik terhadap air, hawa panas, hingga goresan. Plastik keras PVC pada HPL ini
dinilai jauh lebih kuat ketimbang material sheet yang umum ditemukan pada
perabotan murah.

Fungsi Finishing:
 Fungsi perlindungan dari finishing
Pada jaman dulu saat pertama kali orang mengenal finishing untuk furniture, fungsi
utamanya adalah untuk bisa memberikan perlindungan sehingga produk mebel
tersebut dapat bisa digunakan lebih lama. Sampai sekarang tentu saja furniture

5
finishing masih tetap diharapkan untuk dapat memberikan perlindungan yang cukup.
Furniture finishing harus cukup kuat sehingga produk furniture itu dapat menjalankan
fungsinya sebagai alat-alat untuk rumah tangga. Kekuatan yang diharapkan oleh suatu
produk furniture sangat tergantung dari kegunaan dari produk tersebut. Misalnya
suatu finishing untuk produk outdoor furniture diharapkan dapat tahan terhadap cuaca
udara luar seperti: panas, dingin, hujan. Finishing untuk indoor furniture seperti: bed
room set harus bisa membuat produk mebel itu dapat dibersihkan dengan mudah dan
bisa digunakan tanpa mengotori pakaian atau benda yang diletakkan diatasnya.
 Fungsi keindahan dari finishing
Pada perkembangan berikutnya ternyata finishing juga berfungsi untuk memberikan
keindahan pada suatu produk mebel. Semakin berkembangnya dan maju suatu
peradaban maka kebutuhan terhadap nilai keindahan dan seni ini menjadi semakin
penting. Suatu produk mebel sekarang ini tidak hanya dilihat dari fungsinya saja,
tetapi semakin lama semakin dibutuhkan untuk dapat memenuhi selera dari
pemakainya. Fungsi estetika dari finishing ini pada saat ini menjadi semakin
diperlukan bagi suatu produk furniture. Pada saat ini dimana teknologi dan informasi
mengenai pembuatan mebel sudah menyebar dan dikuasai oleh sebagian besar pelaku
industri mebel, maka fungsi suatu produk mebel hampir sudah dapat dipenuhi oleh
semua produk mebel yang ditawarkan ke pasar. Pada kondisi ini maka kunci untuk
menarik pembeli adalah dengan memberikan design dan model yang bisa menarik
dan cocok dengan selera para pembeli.

Anda mungkin juga menyukai