Anda di halaman 1dari 57

DAFTAR ISI

MATERIAL & APLIKASI INTERIOR (DI184417)

MATERIAL PELAPIS FURNITURE

KUMARA RAFI ISANDHIA


NRP. 08411940000051

NADIA AMALIA
NRP. 08411940000028

REVAYA RADITYOTOMO
NRP. 08411940000060

DOSEN PEMBIMBING
Ir. Prasetyo Wahyudie, MT.

DEPARTMEN DESAIN INTERIOR


FAKULTAS DESAIN KREATIF DAN BISNIS DIGITAL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 5


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 5
1.2 Tujuan Makalah ........................................................................................................... 5
1.3 Manfaat Makalah ......................................................................................................... 6
BAB 2 ISI PEMBAHASAN ................................................................................................ 7
2.1. Laminate(Laminasi) .................................................................................................... 7
2.2. Hpl (High Pressure Laminate) .................................................................................... 8
2.3. Melamine panel laminate (MPL) .............................................................................. 15
2.4. PVC Sheet ................................................................................................................. 17
2.5. VENEER ................................................................................................................... 20
2.6. Edging ....................................................................................................................... 30
2.7. Nilon ......................................................................................................................... 32
2..8 Chennile .................................................................................................................... 35
2.9 Oscar .......................................................................................................................... 37
2.10. Canvas ..................................................................................................................... 39
2.11 Kain Beludru/Velvet ................................................................................................ 41
2.12. Kain Akrilik ............................................................................................................ 43
2.13. Kain Rayon ............................................................................................................. 45
2.14. Katun ....................................................................................................................... 48
2.15. Polyester .................................................................................................................. 50
2.16. Linen ....................................................................................................................... 52
BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Proses Laminasi
Gambar 2.2. HPL
Gambar 2.3. Struktur HPL
Gambar 2.4. HPL Solid
Gambar 2.5. HPL Woodgrains
Gambar 2.6. HPL Pattern
Gambar 2.7. Motif HPL marble, stone dan fabric
Gambar 2.8. Contoh aplikasi HPL pada kitchen set
Gambar 2.9. MPL dan Aplikasinya
Gambar 2.10. PVC Sheet
Gambar 2.11. Pilihan warna dan motif PVC Sheet (Taco sheet)
Gambar 2.12. Contoh hasil aplikasi PVC sheet pada dinding
Gambar 2.13. Veneer
Gambar 2.14. Metode Rotary
Gambar 2.15. Metode quarter slicing
Gambar 2.16. Metode flat
Gambar 2.17. Metode Half-Round slicing
Gambar 2.18. Metode Rift Slicing
Gambar 2.19. RAW veneer
Gambar 2.20. Paper backer veneer
Gambar 2.21. Contoh produk natural veneer dari kreasi veneer indonesia
Gambar 2.22. phenolic backed veneer
Gambar 2.23. laid up veneer
Gambar 2.24. Reconstituted veneer
Gambar 2.25. Contoh produk recon veneer dari kreasi veneer indonesia
Gambar 2.26. Contoh pengaplikasian veneer pada pintu masuk
Gambar 2.27. Contoh pengaplikasian veneer
Gambar 2.28. Edging PVC
Gambar 2.29. Pengaplikasian edging PVC
Gambar 2.30. edging PVC
Gambar 2.31. edging aluminium
Gambar 2.32. Contoh kain nilon
Gambar 2.33. Variasi kain nilon
Gambar 2.34. Contoh aplikasi kain Nilon
Gambar 2.35. Contoh aplikasi kain chenille
Gambar 2.36. Contoh ragam kain chenille
Gambar 2.37. contoh lembaran kain oscar
Gambar 2.38. contoh beragam Kain Oscar
Gambar 2.39. Contoh gambar kain Oscar dan pengaplikasiannya
Gambar 2.40. kain Kanvas
Gambar 2.41. pengaplikasian kain kanvas
Gambar 2.42. Contoh Kain velvet
Gambar 2.43. Contoh kain velvet
Gambar 2.44. Contoh pengaplikasian Kain Velvet
Gambar 2.45. Kain akrilik bermotif
Gambar 2.46. Kain akrilik polos
Gambar 2.47. Contoh aplikasi Kain Akrilik pada furnitur
Gambar 2.48. contoh lembaran kain rayon
Gambar 2.49. Lembaran kain Rayon
Gambar 2.50. contoh aplikasi Kain rayon pada furnitur
Gambar 2.51. contoh kain katun dan pengaplikasiannya
Gambar 2.52. contoh kain polyester
Gambar 2.53. contoh kain polyeste
Gambar 2.54. sofa dengan kain polyster
Gambar 2.55. Sofa dengan kain polyster
Gambar 2.56. Kain linen
Gambar 2.57. contoh aplikasi kain linen
Gambar 2.58. contoh aplikasi kain linen pada sofa
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan untuk membuat furniture ada bermacam-macam, dari kayu solid paling
kuat dan tahan lama), multipleks (kualitas moderat, lebih tahan tekan dan tidak berubah
bentuk), MDF/ Medium-density fibreboard (bahan furniture kualitas lebih rendah dan
lebih murah), dan sebagainya. Pada zaman sekarang umumnya kita mengurangi
penebangan pohon sebagai bahan baku material. Untuk itu sekarang telah
dikembangkan berbagai macam material dari kayu olahan. Dari penggunaan kayu
olahan tentu kualitas nya tidak sebanding dengan kayu solid sehingga diperlukan
finishing yang dapat memperindah dan membuat material menjadi lebih awet. Untuk
itu, diperlukan material pelapis furnitur yang dapat membandingi kualitas kayu solid
namun tidak mungkin dapat memiliki kualitas yang sama.

Dalam proses pembuatan furnitur, finishing merupakan sentuhan akhir. Dari


sinilah, salah satunya, kualitas furnitur ditentukan. Terdapat beberapa metode untuk
melapisi furnitur: ada yang disemprotkan, ada juga yang model tempel atau dilapis.
Pelapis model tempel merupakan cara paling mudah. Pelapis ini direkatkan
menggunakan lem. Mudah dibongkar-dipasang dan diganti dengan jenis baru. Pilihan
warna dan motifnya juga beragam.

Pelapis furniture dapat dibagi berdasarkan jenis furniture yang akan dilapisi
yaitu pelapis untuk furnitur kayu dan furnitur sofa. Untuk furnitur kayu ada beragam
pilihan, dari yang berupa cairan kemudian dilapisi atau laminasi yang tinggal
ditempelkan ke furnitur kayu tersebut. Sedangkan untuk furnitur sofa terdapat banyak
jenis kain dengan berbagai karakteristik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kegunaan

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui penggunaan material pada
finishing furnitur dalam interior, kandungan mikro, kelebihan dan kekurangan yang ada
dalam kedua material tersebut, cara pembuatan serta perawatan elemen interior yang
menggunakan berbagai macam material untuk finishing furnitur
Selain tujuan yang telah dijabarkan diatas, adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman lebih mengenai material pelapis pada furnitur

1.3 Manfaat Makalah

Manfaat yang diharapkan pada penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui berbagai material finishing furniture

2. Dapat mengetahui pengaplikasian material finishing furniture

3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan material finishing furniture

4. Menjadi informasi/ referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan


penelitian mengenai material finishing furniture
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Laminate(Laminasi)
Laminate adalah methode finishing furnitur dengan merekatkan bahan pelapis di
permukaan furnitur. Proses pelapisan menggunakan lem khusus kayu, seperti lem kuning.
Pelapis yang umum digunakan antara lain veneer, PVC, decosit, tacon, HPL. Pada
metode ini terdapat banyak pilihan tipe tekstur, namun dalam waktu yang lama laminasi
ini dapat mengelupas, terlebih jika sering terkena air dan udara lembab
Penggunaan material pelapis berupa laminasi sendiri dapat menghemat bahan
Finishing seperti pembelian cat maupun thinner sebagai bahan oplosan cat semprot, tidak
perlu tukang amplas sebab permukaan HPL merupakan finishing akhir. Jika
dibandingkan dengan lapisan, finishing dengan menggunakan cat lebih rumit karena
proses pengerjaannya pun memakan waktu yang banyak dan dari segi maintenancenya
pun finishing cat memerlukan maintenance yang ekstra. Sedangkan finishing dengan
menggunakan lapisan jika di lihat dari proses pengerjaannya pun lebih mudah dan tidak
memakan banyak waktu dan dari segi maintenancenya pun juga lebih mudah.
pada zaman sekarang disaat produksi kayu maupun Plywood yang kadang tak
menentu serta tuntutan pasar yang tinggi yang menginginkan produk berkualitas dari segi
penampilan dengan kualitas yang sangat baik yang lebih kuat menghadapi benturan dan
goresan maka Penggunaan material pelapis berupa laminasi bisa membantu dalam
memenuhi kebutuhan ini.

Material pelapis berbasis laminasi biasanya digunakan untuk bahan pelapis


furniture, pelapis lantai parket, atau pelapis dinding (wallpaper). Permukaannya yang
rata, bertekstur halus, dan memiliki warna yang menarik membuatnya biasa
dimanfaatkan sebagai bahan finishing. Tata cara pemberian finishing dengan teknik ini
biasa disebut sebagai finishing tempel. Pemakaian finishing tempel pada produk particle
board sanggup memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan
finishing cat. Berikut mengapa produk-produk berbahan dasar particle board sebaiknya
memakai finishing tempel:

● Particle board mempunyai pori-pori yang berukuran besar sehingga sulit dicat.
● Beberapa lem perekat pada particle board justu akan rusak dan mengelupas jika
terkena cat.
● Sifat particle board pada dasarnya rentan ditumbuhi jamur sehingga butuh material
pelapis.
● Particle board memiliki tampilan luar yang kurang menarik. Kita harus
menutupinya.
● Pemakaian finishing tempel jauh lebih praktis daripada penggunaan finishing cat.

Gambar 2.1 Proses Laminasi


Sumber: Google

2.2. Hpl (High Pressure Laminate)


HPL adalah bahan pelapis furniture dan merupakan salah satu alternatif
finishing material yang terbuat dari resin, penolin, kraft paper dan decorative
paper. HPL adalah salah satu alternatif bahan finishing yang ramah lingkungan,
sebab dalam penggunaannya tidak memerlukan kayu sebagai motif, melainkan
tekstur kayu sendiri dibuat dengan teknologi industri modern.
Penggunaan HPL umumnya untuk interior, Pada interior biasanya HPL
digunakan untuk Furniture, Office system (top table, locker) yaitu furnitur custom
yang berada di kantor untuk memudahkan sistem kerja pada kantor, Home
Application yaitu furnitur custom yang berada dirumah seperti kitchen set dan
lemari. HPL juga dapat diaplikasikan untuk pelapis berbagai partisi seperti toilet
partition, serta kolom cover, dan wall cladding.
HPL banyak diminati oleh setiap Produsen Furniture maupun para konsumen
furniture karena trend desainnya yang minimalis dan beragam.HPL memiliki
berbagai macam corak dan warna. Mulai dari warna solid, metalik, motif kayu,
hingga motif granit. Untuk ukurannya sama dengan multiplek, yaitu 122 x 244
cm. Untuk ketebalannya berkisar 0.7mm. Di pasaran ada banyak sekali merk
HPL, diantaranya Taco, Artform, Violam, Grassmerino, AICA, Arborite,
WilsonArt, Milano, Natural, dan lainnya. Dari segi tampilan HPL tidak semewah
finishing cat.

Gambar 2.2 HPL


Sumber: Google image

2.2.1. Proses Pembuatan


HPL atau High Pressure Laminate terbuat dari lapisan-lapisan melamin resin
dan phenolic yang direkatkan melalui panas dan tekanan tinggi, serta lapisan
decorative paper yang diletakkan di bagian terluar sebelum proses pengepresan.
Tekanan yang digunakan dalam proses pengepresan termasuk sangat tinggi yaitu
lebih dari 1.000 PSi (PSi adalah satuan yang menyatakan besar tekanan). Karena
melamin resin dan phenolic merupakan bahan yang termasuk plastik termoset,
proses tersebut di atas mengubah resin menjadi plastik sehingga lapisan-lapisan
yang tersusun tadi menjadi satu lapisan yang keras. Proses tersebut menciptakan
kekuatan dan ikatan yang tidak dapat diubah, sehingga berimbas pada daya tahan
HPL itu sendiri. HPL sejatinya terdiri dari 3 lapisan tertentu yaitu:
1. Lapisan Pertama adalah lapisan yang bersifat melindungi. Beberapa
manufaktur membuatnya tahan UV ssampai tahan Gores
2. Lapisan Kedua adalah Lapisan dekoratif. Warna dan motif HPL terletak di
layer ini
3. Lapisan ketiga adalah lapisan dasae. Lapisan ini yang nantinya akan kontak
dengan media dimana HPL diaplikasikan

Gambar 2.3 Struktur HPL


Sumber: Google image

2.2.2. Karakteristik
HPL atau High Pressure Laminate biasanya memiliki dimensi 1220mm x
2400mm, sementara ketebalannya bervariasi antara 0,5mm - 2mm. Furniture yang
menggunakan HPL motif dan warnanya dijamin sama apabila satu tipe dengan
ratusan motif pilihan. Karakteristik HPL secara umum sebagai berikut:
1. Bersifat Sintesis
2. Tidak Bisa di finish ulang
3. Porositas dan daya serap terhadap air yang sangat rendah
4. Hadir berupa lembaran tipis
5. Memiliki macam warna dan motif tertentu

Berikut Kelebihan dari material HPL:

1. Sistem pengerjaan praktis (cukup dilem, dipress / dipostform)


2. Desain eksklusif dan dijamin sama
3. Mudah dibersihkan
4. Resistensi terhadap goresan, noda, panas dan kuat
5. Harga kompetitif
6. HPL merupakan green product (ramah lingkungan)
7. Untuk woodgrain tersedia dalam jumlah banyak, siap pakai tanpa harus
menebang pohon untuk mendapat motif kayu

Berikut kekurangan dari material HPL:

1. Cara aplikasi meski sederhana namun butuh ketelitian yang tinggi


2. Tidak bisa di finishing ulang
3. Tidak bisa memberikan keindahan yang lebih baik dibanding kayu solid dan
veneer

2.2.3. Finishing dan Jenis HPL

Pada umumnya setiap produsen yang memproduksi HPL seperti


Cartalaminates dan TACO memiliki berbagai macam jenis Finishing HPL
terdapat berbagai macam pilihan finishing permukaan. Secara Garis besar dapat
dibagi menjadi empat, mulai dari yang polos hingga bertekstur. Terdapat pilihan
Glossy, fine, doff dan textured. Glossy memiliki permukaan yang licin dan dapat
merefleksikan cahaya. Sedangkan doff memiliki permukaan yang sedikit kasar
dan tidak merefleksikan cahaya. Fine hampir sama dengan doff namun tidak
bertekstur dan tidak selicin glossy, serta sedikit merefleksikan cahaya. Untuk
finishing textured biasanya diperuntukkan untuk jenis HPL yang bermotif kayu
atau pattern, tekstur nya sendiri tergantung dari motifnya. Motif nya sendiri secara
umum dapat dibagi menjadi 3 jenis motif. Adapun jenis HPL berdasarkan
produsen pada umumnya sebagai berikut:
1. Solid
HPL pada jenis ini umum nya hanya terdapat berbagai macam pilihan
warna solid tanpa pattern. Namun, terdapat pilihan tekstur permukaan
Glossy, fine dan doff.

Gambar 2.4 HPL Solid


Sumber: TACO Master Book
2. Wood Grains
Motif HPL ini jika dipadukan dengan plywood ataupun MDF dapat
menjadi alternatif dari penggunaan kayu solid. HPL motif ini memiliki motif
layaknya kayu alami. Biasanya HPL jenis ini terdapat dua pilihan finishing
yaitu tanpa tekstur dan dengan tekstur.
Gambar 2.5 HPL Woodgrains
Sumber: TACO Master Book
3. Pattern
Jenis HPL ini memiliki banyak kreasi pilihan motif dan tergantung
dengan produsen yang menyediakan, Mulai dari Stone, Marble, Metal, Pearl
dan fabric. Untuk finishing nya pun terdapat banyak pilihan

Gambar 2.6 HPL Pattern


Sumber: TACO Master Book
Gambar 2.7 Motif HPL marble, stone dan fabric
Sumber: https://www.taco.co.id/

2.2.4. Cara pengaplikasian


Penggunaan HPL umumnya untuk interior, Pada interior biasanya HPL
digunakan untuk Furniture, Office system (top table, locker) yaitu furnitur custom
yang berada di kantor untuk memudahkan sistem kerja pada kantor, Home
Application yaitu furnitur custom yang berada dirumah seperti kitchen set dan
lemari. HPL juga dapat diaplikasikan untuk pelapis berbagai partisi seperti toilet
partition, serta colom cover, dan wall cladding.

High Pressure Laminate bisa diaplikasikan untuk permukaan baik yang


horizontal maupun vertikal, sementara untuk permukaan yang melengkung bisa
juga diaplikasikan dengan menggunakan panas untuk membengkokkan HPL itu
sendiri. Untuk pengaplikasian HPL lem yang digunakan tergantung proses
pengaplikasiannya. Jika menggunakan sistem pressure / tekanan bisa memakai
lem putih dan untuk sistem pengaplikasian secara manual, lebih baik memakai
lem kuning. Perbedaan jenis lem itu terkait dengan daya rekat antara permukaan
hpl dan permukaan bahan imitative wood. Sistem pelapisan menggunakan HPL
biasanya hanya diaplikasikan ke permukaan panel saja. Adapun rangkaian proses
pengaplikasiaan HPL sebagai berikut:

1. Bahan dasar furniture (multiplek, partikel board, mdf) dibersihkan dengan


diamplas.
2. Bahan dasar tersebut disemprot lem kuning / contact glue.
3. HPL yang akan digunakan disemprot lem kuning / contact glue.
4. Merekatkan HPL dengan bidang multiplek/ MDF tadi (Pada proses ini perlu
ketelitian jangan sampai ada gelembung yang tersisa)
5. Setelah HPL dan multiplek/MDF direkatkan, masukan bidang yang telah
ditempel dengan HPL ke dalam mesin press.
6. Memotong panel tadi sesuai ukuran yg diinginkan dengan mesin potong.
7. Edging tepi panel dengan mesin edging (edging PVc atau edging HPL)
8. Setelah panel jadi, bersihkan dengan pembersih
9. Panel siap di packing

Gambar 2.8 Contoh aplikasi HPL pada kitchen set


Sumber: Taco Master Book

2.3. Melamine panel laminate (MPL)


Melamin merupakan salah satu bahan pelapis funriture yang lebih awet,
tahan air, goresan, dan benturan. Namun, kandungan kimia yang terlalu tinggi untuk
melamin kurang baik untuk lingkungan. Pewarnaan dengan finishing ini dapat
berbagai macam, dengan pilihan tekstur tampilan akhir dari melamine doff yang
lembut, semi gloss, hingga glossy yang licin dan mengkilat. Hasil akhir finishing
melamine sangat variatif membuatnya jadi pilihan bagi banyak konsumen. Biasanya
melamin akan diaplikasikan pada pengecatan kayu di tahap terakhir. Untuk
menggunakannya Anda perlu mencampurkan dengan pelarut yakni thinner. Namun,
finishing melamine hanya cocok untuk furnitur dalam ruangan karena teksturnya
yang terlalu bervariatif mudah pudar saat terpapar sinar terlalu berlebihan. Finishing
ini berharga lebih mahal dibanding lainnya, tapi sangat cocok untuk penyuka gaya
yang mewah, elegan, dan modern.

2.3.1. Cara Pembuatan


1. Pertama, balok kayu harus dikupas kulitnya, lalu dipotong jadi ukuran 20 cm –
100 cm per bagian.
2. Setelah itu balok tadi melewati proses screening untuk memisahkan balok
dengan paku dan logam.
3. Selanjutnya balok akan diproses dan dibentuk jadi chips atau serpihan kayu.
4. Kemudian cuci dan rebus hingga lunak untuk memudahkan proses pressing.
5. Selanjutnya chips akan diberi campuran wax dan lem untuk meningkatkan
kualitas dan kekuatan jenis triplek ini.
6. Lalu proses pembuatan MPL ini dilanjutkan dengan proses pressing. Proses ini
dilakukan menggunakan mesin pressing dengan tekanan dan suhu yang tinggi.
Proses ini juga melibatkan roll yang berguna untuk menghaluskan dan
mempercantik permukaan kayu.
7. Setelah masuk proses pressing, tahap selanjutnya adalah pemotongan. Untuk
tahap ini, beberapa perusahaan atau pabrik akan memotong kayu olahan ini
dengan standar internasional, atau sekitar 1220 mm – 2440 mm.

Gambar 2.9 MPL dan Aplikasinya


Sumber: Google image
2.3.2. Pengaplikasian MPL
Melamin adalah produk yang paling cocok untuk aplikasi vertikal, benturan
rendah, dan pemakaian rendah. Produk ini sangat bagus untuk perlengkapan toko,
perabot kantor, rak, pusat hiburan dan banyak lagi.

2.4. PVC Sheet


Bahan PVC merupakan singkatan dari polivinil klorida atau seringkali
disebut vinyl. PVC telah dimanfaatkan secara luas sejak pertengahan abad ke-20
karena memiliki banyak sekali kelebihan. Bahkan, bahan PVC termasuk polimer
termoplastik dengan jumlah pemakai terbanyak ketiga di dunia setelah bahan
polietilena dan polipropilena.
PVC Sheet adalah pelapis furnitur yang merupakan alternatif pelapis material
pengganti penggunaan kayu solid sebagai tekstur kayu. Plastik tipis ini memiliki
tekstur menyerupai kayu asli dan terdiri dari berbagai motif. Direkatkan pada kayu
olahan, jenis pelapis ini tersedia dalam ukuran panjang sehingga bisa disesuaikan
menurut kebutuhan. Sayangnya, pelapis kayu PVC memiliki bentuk yang cenderung
tipis sehingga tidak tahan terhadap goresan. PVC Sheet biasanya dijual dengan
format gulungan per meter

Gambar 2.10 PVC Sheet


Sumber: Google image
2.4.1. Proses Pembuatan
Pada dasarnya Pelapis Furnitur ini merupakan lapisan berbentuk lembaran
dan terbuat dari plastik yang telah melewati serangkaian proses pembuatan, PVC
Sheet terbuat dari PVC, Bahan baku pvc itu sendiri adalah monomer Vinyl Chlorida
dan Raw material lainnya yang dimasukkan ke dalam suatu reaktor dengan kondisi
pengoperasian tertentu.
Setelah melewati serangkaian proses salah satunya dalahpolimerasi
kemudian bahan PVC memiliki penampakan resin yang identik dengan tepung
terigu. Sama halnya dengan tepung terigu, resin dari PVC tak bisa langsung
digunakan, namun harus diolah dan dicampurkan dengan berbagai zat aditif lain
sehingga menjadi aneka produk..

2.4.2. Karakteristik
PVC sheet berupa lembaran tipis yang siap ditempelkan. Umumnya,
material ini dijual dalam bentuk gulungan dengan tebal kurang dari 1 mm.
Panjangnya sendiri bisa disesuaikan kebutuhan konsumen dengan pembelian
per roll ataupun meter. PVC sheet sendiri memiliki ketebalan yang paling
tipis dibandingkan dengan pelapis material yang lainnya.
Untuk pilihan Motif PVC sheet hampir sama dengan HPL, mulai dari
warna solid, bertekstur kayu sampai beraneka pattern. namun , beberapa
produsen biasanya tidak menyediakan pilihan warna solid dan paling banyak
warna kayu, netral, coklat dan turunannya. Umumnya bertekstur seperti kayu
dan menyesuaikan dengan pattern nya. Permukaannya lebih halus dibanding
bahan dari plastik lain, seperti tacon dan decosif.

Gambar 2.11 Pilihan warna dan motif PVC Sheet (Taco sheet)
Sumber: https://www.taco.co.id/

Berikut Kelebihan dari PVC sheet:


1. Umumnya tersedia sangat banyak pilihan warna yang dapat dibeli di pasaran
sehingga pembeli lebih leluasa mendapatkan produk sesuai seleranya.
2. Pelapis ini memiliki permukaan yang sedikit bertekstur sehingga
menimbulkan daya tarik tersendiri
3. Memiliki panjang tak terbatas sehingga cocok untuk pelapisan permukaan
media yang memanjang dan luas
4. Memiliki karakter fleksibel, mengikuti bentuk produk media
Berikut kekurangan dari PVC sheet
1. Bukan merupakan pelapis yang tahan panas seperti HPL sehingga sebetulnya
kurang ideal untuk pelapisan kabinet di area sekitar kompor (bagian yang
panas)
2. Warnanya kurang awet dan seiring waktu akan berubah menjadi kekuningan
sehingga kurang menarik
3. Agak mudah robek sehingga aplikasinya harus hati-hati

2.4.3. Cara Pengaplikasian


Sebagaimana pelapis lainnya, PVC sheet diaplikasikan dengan cara
direkatkan pada media yang akan dilapisi dengan bahan ini. Umumnya, pvs sheet
akan diaplikasikan pada kayu olahan untuk menghasilkan mebel-mebel murah yang
menarik. Kualitas keawetan aplikasi tersebut sangat dipengaruhi kualitas lem atau
adhesive yang diterapkan. Lem harus mampu merekatkan pvc sheet dengan kayu
olahan dengan kuat dan tahan lama. Pada umumnya cara pemasangan pvc sheet
kepada bidang sama dengan HPL menggunakan lem yang kemudian di press
menggunakan mesin jika dalam proses pabrikasi. PVC memiliki format ukuran yang
lebih lebar sehingga dapat dimanfaatkan untuk memfinish panel dinding atau bidang
luas lainnya
Gambar 2.12 Contoh hasil aplikasi PVC sheet pada dinding
Sumber: TACO Master book

2.5. VENEER
Veneer adalah pelapis furnitur yang memiliki serat kayu yang terlihat alami, karena
memang terbuat dari serat kayu asli. Furnitur yang menggunakan pelapis furnitur veneer
akan lebih terkesan natural ketimbang HPL dan PVC Sheet. Hal tersebut membuat harga
veneer menjadi lebih mahal ketimbang material pelapis furnitur lainnya. Penggunaan veneer
kayu ini dapat menggantikan penggunaan kayu solid sebagai furnitur namun tidak ramah
lingkungan seperti HPL karena tetap menggunakan serat kayu asli.

Gambar 2.13 Veneer


Sumber: Google image

2.5.1. Proses Pembuatan


Material ini merupakan lembaran kayu yang terbuat dari kayu gelondongan
atau kayu log. Veneer diperoleh melalui proses pengupasan jenis kayu, seperti kayu
jati, kayu mindi, kayu sungkai dan sebagainya. Kegunaan material veneer dalam
bidang interior cukup banyak, veneer dapat digunakan sebagai bahan finishing untuk
furniture dan juga bahan baku pembuatan papan kayu blockboard atau papan
plywood. veneer berbentuk lembaran tipis menyerupai papan yang merupakan hasil
dari sayatan/serutan/irisan dari kayu dan diproses dengan menggunakan mesin
khusus, Arah serat kayu dan jenis permukaan vinir yang diperlukan oleh konsumen
mempengaruhi metode penyayatan kayu menjadi veneer. Oleh karena itulah saat ini
terdapat beberapa metode untuk mendapatkan bentuk serat kayu tertentu dan juga
untuk memperoleh nilai ekonomisnya.. Berikut Proses Pembuatan veneer Kayu:
1. Langkah pertama adalah memotong log (kayu) sesuai dengan ukuran yang diingikan.
Ukuran ini nantinya akan menjadikan panjang atau lebar dari veneer, ini tergantung
dari teknik penyayatan walaupun nantinya akan ada pemotongan untuk
merapikannya.
2. Langkah selanjutnya Debarking yaitu mengupas kulit kayu sampai bersih, tentu saja
dengan mesin. Kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan atau
membentuknya menjadi balok, atau juga membiarkannya tetap utuh sebagai kayu
gelondongan. Tentu saja lembaran vinir yang dihasilkan akan berbeda, ini
disebabkan karena cara penyayatan yang berbeda.
3. Kemudian Conditioning yaitu kayu dilunakan agar mudah saat proses penyayatan,
yaitu dengan cara direbus menggunakan air panas atau uap air panas.
4. Lathing yaitu Proses pengupasan Log. pada proses ini terdapat banyak metode
tergantung dari bentuk awal kayu yang akan di kupas dan tergantung dengan hasil
akhir yang diinginkan. Berikut macam-macam metode pengupasan:
a. Rotary, kayu yang masih berupa log diletakkan pada sebuah poros pemutar
(penampangnya) untuk kemudian diputar sesuai arah radial kayu. Rotary
slice memungkinkan untuk menghasilkan vinir kayu sepanjang mungkin
dengan lebar lembaran vinir
Gambar 2.14 Metode Rotary
Sumber: www.tentangkayu.com

b. Quarter slicing, penyayatan dilakukan searah jari-jari log (tegak lurus


dengan lingkaran tahun) sehingga serat vinir lurus dan seragam. Pada metode
ini log dibelah dahulu dengan metode quarter sawn

Gambar 2.15 Metode quarter slicing


Sumber: www.tentangkayu.com

c. Flat/Lengthwise, slicing yang dilakukan sejajar arah panjang serat tanpa


memperhatikan arah radial atau tangensial sehingga serat yang dihasilkan
bervariasi. Cara ini tidak diproses pada sebuah log melainkan balok kayu
yang telah digergaji.

Gambar 2.16 Metode flat


Sumber: www.tentangkayu.com

d. Plain, penyayatan dengan arah sejajar lingkaran tahun dan log yang diproses
dibelah sedemikian rupa sehingga permukaan lingkaran tahun tetap
dipertahankan. Jenis serat vinir berupa motif kembang sesuai dengan
pergerakan lingkaran tahun pada kayu.
e. Half-Round slicing, hampir sama dengan metode Plain namun pada posisi
log yang berputar sehingga hasil permukaan vinir lebih berserat lurus
daripada Plain slicing yang lebih banyak berupa serat kembang (melengkung
dan kurva).

Gambar 2.17 Metode Half-Round slicing


Sumber: www.tentangkayu.com

f. Rift Slicing, hampir mirip dengan metode Quarter namun pisau dimiringkan
sedikit dengan posisi jari-jari log. Cara ini membuat serat vinir menjadi lurus
dan halus.

Gambar 2.18 Metode Rift Slicing


Sumber: www.tentangkayu.com

Clipping, Vinir (terutama dari metode rotary) dipotong-potong sesuai ukuran


tertentu dan sekaligus memisahkan vinir yang baik dengan membuang bagian vinir
yang cacat/defects.
Sorting, Proses ini biasanya dilakukan secara manual dengan memisahkan
jenis vinir berdasarkan kayu Gubal, kayu Teras ataupun grade vinir. Sekaligus pula
vinir ditumpuk dengan kategori tersebut sebelum kemudian dikeringkan.
Pengeringan Vinir, Karena diproses langsung dari log berarti vinir masih
dalam keadaan basah dengan kadar MC yang tinggi. Sama halnya dengan kayu, vinir
juga perlu dikeringkan hingga mencapai kadar MC yang ditentukan dengan
menggunakan mesin khusus untuk pengering vinir.
Pada dasarnya Proses pembuatan veneer ini tergantung dengan jenis yang
akan dihasilkan. Untuk menjadi material pelapis furnitur bahan veneer yang telah
melewati proses sedemikian rupa perlu diolah lagi yaitu diberi lapisan dasar. Yang
akan menghasilkan beberapa jenis veneer

2.5.2. Karakteristik
Material veneer kayu memiliki ketebalan 0.24 mm hinga 3 mm yang didapat
melalui proses pengupasan jenis kayu tertentu seperti kayu jati, kayu sungkai, kayu
mindi, serta kayu oak . Veneer kayu kerap menjadi pilihan sebagai material finishing
baik untuk perabot ataupun material mentah seperti papan kayu lapis ataupun papan
kayu blockboard untuk membantu permukaan material tersebut menjadi lebih rata.

Jenis Jenis Kayu Veneer berdasarkan proses pembuatannya atau lapisan


dasar. Setelah veneer kayu mengalami sedemikian proses pengolahan dan hasil
akhirnya menciptakan berbagai jenis veneer kayu yang memiliki sifat berbeda,
membuat material satu ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan
jenisnya. dan tentu karakteristik nya akan berbeda. Berikut Jenis-Jenis kayu Veneer
berdasarkan proses pembuatannya atau lapisan dasar:
1. RAW Veneer
Jenis veneer kayu ini adalah material yang masih mentah dan belum
diolah sehingga sulit dibedakan permukaan depan dan belakangnya.
Meskipun begitu, veneer kayu ini bisa saja digunakan sebagai finishing untuk
menghadirkan kesan rustic. Namun, Jika digunakan untuk melapisi furniture,
veneer harus disambung potongan demi potongan. Kekurangan jenis veneer
ini adalah mudah retak jika digunakan untuk melapisi permukaan lengkung.

Gambar 2.19. RAW veneer


Sumber: google image

2. Paper Backed Veneer


3. Jenis veneer kayu satu ini sudah mengalami pengolahan di mana pada salah
satu sisinya sudah dilapisi sejenis kertas yang menjadikannya lebih kuat,
fleksibel, serta lebih mudah untuk. Jenis material satu ini tersedia dalam
lembaran besar dan termasuk yang paling sering digunakan sebagai finishing
interior.

Gambar 2.20. Paper backed veneer

Sumber: google image

Gambar 2.21. Contoh produk natural veneer dari kreasi veneer indonesia
Sumber: kreasiveneer-indonesia.com
4. Phenolic Backed Veneer
Meskipun termasuk jarang, jenis veneer kayu ini memiliki daya tahan
lebih baik dan penampilan yang lebih natural, sehingga tak jarang menjadi
salah satu pilihan material veneer favorit. Namun, Jenis veneer ini tersedia
dalam bentuk lembaran sehingga mudah retak jika digunakan untuk melapisi
bidang permukaan yang berbentuk melengkung.

Gambar 2.22. phenolic backed veneer


Sumber: google image

5. Laid Up Veneer
Berbeda dengan material veneer mentah pertama yang siap
digunakan, jenis veneer kayu satu ini sangat mentah sehingga perlu disatukan
terlebih dahulu sebelum pengaplikasiannya. Proses pembuatan jenis veneer
ini membutuhkan waktu yang lama dan juga membutuhkan maintenance
yang baik. Selain itu, proses pembuatan laid up veneer membutuhkan
peralatan woodworking yang canggih dan mahal. Namun, veneer yang
dihasilkan memiliki ukuran bervariasi dan desainnya lebih menawan.
Gambar 2.23. laid up veneer
Sumber: google image
6. Reconstituted veneer
Jenis material veneer kayu satu ini merupakan material veneer yang
dibuat dari vegetasi hutan tropis yang pertumbuhannya relatif cepat. Diolah
langsung dari bahan kayu gelondongan, potongan ini kemudian disatukan
dan direkatkan untuk menjadi material veneer yang bisa digunakan untuk
berbagai hal.

Gambar 2.24 Reconstituted veneer


Sumber: google image
Gambar 2.25. Contoh produk recon veneer dari kreasi veneer indonesia
Sumber: kreasiveneer-indonesia.com

Selain hadir dengan tampilan natural yang lebih alami, keunggulan lain
material ini adalah sifatnya lebih stabil. Material kayu lainnya seperti kayu solid
kerap mengalami pelengkungan dan retakan diakibatkan suasana di sekitarnya,
namun hal ini tak berlaku pada material veneer kayu.

Hal ini juga menjadikan material veneer kayu memiliki daya tahan yang lebih
baik dibandingkan material kayu alami sejenisnya. Pengaplikasian lem pada material
veneer juga cenderung lebih kuat dan stabil. Apalagi, tak ada perbedaan harga
signifikan bahkan material veneer relatif lebih terjangkau sehingga tak ada salahnya
menjadikan material veneer sebagai alternatif untuk mendapatkan sifat alami yang
natural dari material kayu.

Meskipun memiliki daya tahan yang baik, bukan berarti tak diperlukan
perawatan pada material ini. Karena sifat yang menyerupai, perawatan veneer kayu
tak jauh berbeda dengan material kayu umumnya seperti menghindarinya dari
lingkungan dengan kelembaban udara yang tinggi dan juga mengaplikasikan coating
tambahan dan juga pelapis anti rayap untuk menghindari mudah rusaknya material
veneer kayu. Keunggulan lain dari Material ini adalah material ini fleksibel dapat
kita amplas, dempul, hingga di cat ulang seperti kayu biasanya. Dengan demikian
adanya kerusakan pada veneer sebenarnya bisa diatasi dengan refinishing atau
pengecatan ulang.

2.5.3. Cara Pengaplikasian


Pada dasarnya, proses pemasangan veneer kayu tidak berbeda seperti
memasang material finishing tempel yang lain. Kita membutuhkan lem atau bahan
adhesive lainnya untuk menempelkan veneer kayu tersebut ke permukaan furniture
yang hendak diberi finishing. Berikut panduan dasar pemasangan Veneer pada
furnitur.

1. Mulailah dengan memotong veneer kayu sesuai ukuran bidang furniture yang
akan dilapisinya. Sebaiknya berikan kelebihan sedikit untuk mengantisipasi
kesalahan pengukuran. Anda dapat memotong veneer kayu menggunakan
gergaji kecil.
2. Oleskan lem atau adhesive ke permukaan bidang yang hendak ditempeli
veneer kayu. Beberapa jenis adhesive mengharuskan kita untuk
mengoleskannya ke kedua sisi permukaan bidang yang akan saling
ditempelkan.
3. Secara perlahan-lahan, tempelkan veneer kayu pada bidang yang sudah
dilapisi lem/adhesive. Segera atur posisi peletakannya sampai benar.
Kemudian didiamkan hingga lapisan lem tersebut mengering dengan
sempurna.
4. Sebagai langkah terakhir, merapikan hasil penempelan veneer kayu tersebut.
menghaluskan bagian-bagian pinggirannya menggunakan amplas. Kalau
perlu, dapat mengaplikasikan dempul kayu pada bidang tersebut, lalu
haluskan.
Gambar 2.26. Contoh pengaplikasian veneer pada pintu masuk
Sumber: kreasiveneer-indonesia.com

Gambar 2.27. Contoh pengaplikasian veneer


Sumber: kreasiveneer-indonesia.com

2.6. Edging
Banyak klien yang masih bingung tentang edging ini. Sekarang ini, workshop
furniture mengerjakan dua jenis edging, yaitu edging PVC dan edging Aluminium. Apa
itu edging? Edging adalah bagian tepi dari sebuah panel. Edging inilah yang berfungsi
untuk melindungi sisi pinggiran dan menutup sambungan hitam yang terlihat di HPL.
Beberapa workshop, mungkin masih menggunakan edging HPL untuk bagian tepi panel.
Tapi, cara seperti ini tidak direkomendasikan.
Gambar 2.28 Edging PVC
Sumber: google image

Gambar 2.29 pengaplikasian edging PVC


Sumber: google image

2.6.1. Proses Pembuatan Edging


Edging HPL sendiri terbuat dari bahan PVC. Sama seperti HPL, kita
memerlukan lem khusus untuk menempelkan edging. Kemudian edging perlu
mendapat finishing melalui proses pemotongan dan pewarnaan menyamarkan
keberadaannya. Beberapa workshop, mungkin masih menggunakan edging dengan
sisa-sisa potongan HPL untuk bagian tepi panel. Tapi, cara seperti ini tidak kami
rekomendasikan, karena bagian pinggirnya dapat mudah pecah. Edging yang baik
adalah yang motif dan warnanya mirip/persis dengan HPL yang digunakan, Ini
supaya tidak muncul kesan belang pada furniture. Untuk ukuran Edging sendiri
bervariasi mulai dari 2 s/d 5 mm dll.

2.6.1. Pengaplikasian Edging


1. Edging PVC

Edging PVC biasanya dapat dipilih yang warna atau motifnya mirip dengan
hpl yang kita gunakan.

Gambar 2.30 edging PVC


Sumber: google image

2. Edging Aluminium (Doff dan Glossy)


Edging aluminium ini lebih kuat dibandingkan dengan edging pvc. Edging
aluminium dapat membuat furniture lebih terlihat mewah.

Gambar 2.31 edging aluminium


Sumber: google image

2.7. Nilon
Pengertian nilon – nilon merupakan suatu keluarga polimer sintetik yang diciptakan
pada 1935 oleh Wallace Carothers di DuPont.Produk pertama adalah sikat gigi ber-bulu
nilon, dilanjutkan dengan produk yang lebih dikenal dengan stoking untuk wanita pada 1940
dan mempunyai kepadatan 1,15 g/cm³
Bahan pembuatan Nilon terbuat dari sebuah rangkaian unit yang berkaitan dengan
jenis amida (peptida) atau sering disebut dengan PA (poliamida).Jenis bahan Nilon termasuk
jenis polimer yang pertama di komersil hingga sukses dan serat merupakan juga jenis bahan
sintetik yang pertama terbuat dari bahan anorganik yakni minyak bumi. Eleman-elemen ini
tersusun menjadi monomer dengan berat molekuler yang rendah, kemudian direaksikan
untuk membentuk rantai polimer yang panjang.

2.7.1. Karakteristik Nilon


Sifat nilon yaitu kuat dan ringan. Serat riasan nilon tidak menyerap serta
halus, menyebabkan barang yang dikonstruksi serat ini bisa cepat kering.Selain itu
nilon dapat menahan kotoran dengan baik dan juga tidak menjadi lemah oleh
keringat ataupun bahan kimia. Nilon dapat mencair apabila temperatur tinggi. Fakta
ini terbukti ketika menyetrika barang yang berbahan nilon anda harus mengatur
setrika pada setelan yang rendah dan mengembalikannya ke bagian sisi belakang

2.7.2. Pengaplikasian Nilon .


Pengaplikasian kain nilon dalam interior antara lain digunakan sebagai bahan
utama pelapis sofa, dengan cara dijahit ke bagian rangka dan busa sofa.

Gambar 2.32 contoh kain nilon Gambar 2.33 variasi kain Nilon
SUMBER: google image

Gambar 2.34 Contoh aplikasi kain Nilon


Sumber : Google Image

2.7.3 Kelebihan dan Kekurangan Nilon


Keunggulan nilon diantara lain adalah :
1. Bahan nilon yang ringan, kuat, elastis.
2. Jenis bahan yang tahan lama dan cepet kering ketika terkena air.
3. Tidak mudah berubah terutama pada bentuknya, mudah dicuci, dan kuat tidak
mudah robek.
4. Tahan terhadap air, tahan terhadap panas, dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan payung.
5. Tahan terhadap kutu, serangga, dan jamur.

Kekurangan nilon diantara lain :

1. Tidak mudah menyerap air terutama pada keringat, sehingga ketika dipakai
akan serasa panas.
2. Sulit diur ulang.
3. Mudah terdegradasi oleh sinar ultraviolet.
4. Warna dapat berubah jika terlalu lama terkena sinar matahari.
2..8 Chennile
Kain Chenille bahanya sangat halus ,mirip dengan rajutan ,dan beberapa jenis mirip
dengan bahan korduroi. Kain ini punya ciri khas pada tekstur yang lembut dan nyaman saat
digunakan. Kuat dan tidak muda robek karena serat kain yang rapat. Dalam bahasa perancis
mempunyai makna ulat bulu. Diberi nama demikian karena

proses pembuatan kainnya yang unik. Kain yang sudah dikenal dan diproduksi sejak
tahun 1930-an ini memiliki kelebihan yakni akan terlihat berbeda dari beragam arah dan
sudut penglihatan, hal tersebut dikarenakan karena serat kainnya yang menangkap cahaya
dengan intensitas yang berbeda tergantung dari arah mata kita menangkap cahaya tersebut
saat menatap bahan kain ini. berikut beberapa contoh kain Chenille.

2.8.1 Proses Pembuatan Kain Chennile


Saat ini, benang chenille digulung dengan mesin otomatis khusus, setelah itu ditarik,
diproses dan digulung menjadi kumparan. Jika benang harus memiliki naungan tertentu,
maka bahan bakunya diwarnai sesuai dengan tabel warna. Paling sering ini terjadi bahkan
sebelum proses bouffant. Bahan tersebut kemudian dikirim ke bengkel tenun, di mana kain
yang disebut chenille dibuat. Setelah dilepaskan, kain diperiksa untuk cacat, diproses dan
dilipat menjadi gulungan oleh mesin untuk dikirim lebih lanjut ke gudang.

2.8.2 Karakteristik kain Chenille


Karakteristik kain chennile bahanya sangat halus ,mirip dengan rajutan ,dan
beberapa jenis mirip dengan bahan korduroi. Kain ini punya ciri khas pada tekstur yang
lembut dan nyaman saat digunakan. Kuat dan tidak muda robek karena serat kain yang
rapat. Dalam bahasa perancis mempunyai makna ulat bulu. Diberi nama demikian karena
proses pembuatan kainnya yang unik. Kain yang sudah dikenal dan diproduksi sejak tahun
1930-an ini memiliki kelebihan yakni akan terlihat berbeda dari beragam arah dan sudut
penglihatan, hal tersebut dikarenakan karena serat kainnya yang menangkap cahaya dengan
intensitas yang berbeda tergantung dari arah mata kita menangkap cahaya tersebut saat
menatap bahan kain ini. berikut beberapa contoh kain Chenille..
Gambar 2.35 contoh aplikasi Kain Chenille Gambar 2.36 contoh ragam Kain Chenille
Sumber : Google Image Sumber: Google Image

2.8.3 Kelebihan dan kekurangan Kain Chenille


Keuntungan Chenille:
1. Lembut saat disentuh
2. Memiliki tirai yang bagus
3. Sedikit kilau
4. Tebal dan tahan lama
5. Penyerap air
6. Tahan terhadap abrasi
7. Mempertahankan panas
8. Kain multi guna

Kekurangan Chenille :
1. Lebih sulit untuk dipertahankan
2. Rawan peregangan dan distorsi
3. Rawan susut

2.8.4 Pengaplikasian dalam interior


Bahan ini sangat banyak digunakan dalam industri furnitur sebagai kain pelapis:
chenille dengan pola dan tekstur yang berbeda mampu mengubah model sofa yang sama
hampir tidak dapat dikenali. Kekayaan palet warna akan memuaskan bahkan pelanggan
paling pemilih yang mencari furnitur dengan nada yang ditentukan secara ketat.
2.9 Oscar
Oscar merupakan bahan sintetis yang menyerupai kulit. Secara fisik, tampilan dari
kain oscar ini mirip dengan kulit, namun dari segi kualitas tentu berbeda. Jenis kain yang
satu ini sering digunakan sebagai pelapis pada sofa, kursi, dan jok mobil. Bahan oscar
memiliki sifat yang lembut dan kuat, sehingga menjadikan kain oscar sebagai bahan pelapis
yang nyaman. Selain itu, harga kain oscar sangat ekonomis dan memiliki daya tarik yang
luar biasa.

2.9.1 Karakteristik kain Oscar

Kain oscar yang berkualitas tinggi, memiliki ciri-ciri tidak lengket dan tidak mudah
kotor. Jika permukaannya kotor, bisa dengan mudah dapat dibersihkan. Selain itu, oscar
yang berkualitas memiliki kain pelapis pada bagian belakangnya, biasanya terdapat satu atau
dua rajutan. Rajutan tersebut akan membuat kain oscar lebih elastis sehingga bersifat sangat
kuat dan tidak mudah robek.

Untuk membersihkan kain oscar yang terkena debu, cukup dilap menggunakan kain
lap yang agak basah, karena kain oscar termasuk kedalam jenis bahan yang kedap terhadap
air. Jika terkena kecap atau saus, segera mungkin untuk segera dilap, apabila noda tersebut
sudah mengering akan lebih sulit dibersihkan.

Namun bila permukaan oscar terkena noda yang berasal dari cat atau tinta sebaiknya
menggunakan pembersih khusus vinyl. Hindari pembersihan menggunakan detergen,
shampoo atau sejenis cairan lainnya karena dapat merusak permukaan kain tersebut. Pada
saat menjemur sofa yang berlapis oscar, hindari penjemuran yang tekena sinar matahari
secara langsung supaya warna dan struktur kainnya tetap terjaga.

2.9.2 Kelebihan dan Kekurangan Kain oscar

Sofa yang dilapisi dengan bahan oscar tentu biasanya lebih banyak diminati karena
beberapa unggulan dari kain oscar itu sendiri. Berikut beberapa kelebihan dari bahan oscar
tersebut:

1. Dilihat secara fisik, memang tampilan dari bahan oscar mirip dengan kulit. Namun dari
segi harga pasti lebih mahal kulit daripada oscar. Sehingga kain ini banyak digunakan
sebagai alternatif pengganti bahan kulit asli.
2. Memiliki warna yang sangat beragam sehingga dapat dijadikan pilihan untuk lapisan
sofa atau kursi dan membuat desain lebih beragam dan dinamis.
3. Sofa yang dilapisi dengan dengan bahan oscar banyak dijual dengan harga yang
ekonomis meskipun lapisan oscar dengan kualitas yang bagus.
4. Kulit sofa berbahan oscar lebih mudah dibersihkan karena jenis kain ini tidak begitu
rentan dengan air.
5. Untuk membersihkan sofa dari bahan oscar cukup menggunakan sikat gigi yang halus
atau bisa menggunakan lap yang agak basah dan diberi sedikit sabun cuci tangan.

Bahan oscar memang terkenal karena kekuatan dan daya tahannya yang awet.
Namun dibalik itu semua, bahan yang satu ini juga memiliki kekurangan yang harus
diperhatikan. Berikut beberapa kekurangan dari bahan oscar:

1. Jenis bahan oscar akan terasa panas jika diduduki dalam waktu yang lama.
2. bahan oscar sangat rentan sekali terhadap paparan sinar matahari karena pada dasarnya
tidak bisa menyerap panas matahari. Jika sering terkena matahari maka akan mudah
pecah dan retak-retak.
3. Jika digunakan untuk benda yang banyak lekukan, bahan oscar akan mudah berkerut.

Mengingat beberapa kekurangan tersebut, langkah yang paling tepat adalah dengan
rajin merawatnya. Menggunakan pelembab atau lotion yang berbahan alami sehingga
mampu melembabkan sofa oscar tersebut sehingga sofa tidak mudah kering baik karena usia
atau karena paparan sinar matahari.

Gambar 2.37 contoh lembaran kain oscar Gambar 2.38 contoh beragam Kain Oscar

Sumber : Google Image Sumber: Google Image


Gambar 2.39 Contoh gambar kain Oscar dan pengaplikasiannya

Sumber : google image

2.9.3 Pengaplikasian dalam interior

Dilihat dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh bahan oscar tersebut, kain
ini dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembungkus sofa yang cukup baik. Selain
untuk sofa, saat ini kain oscar juga digunakan untuk bahan pelapis tas ransel, tas distro, dan
tas kamera

2.10. Canvas
Kain Kanvas – Kain kanvas merupakan jenis kain yang memiliki serat tebal serta
sifatnya sangat kuat. Awalnya, kanvas lebih banyak digunakan untuk melukis. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, bahan ini semakin berkembang penggunaannya
menjadi bahan dasar untuk tas, sepatu, jaket, bahkan berbagai macam aksesoris. Tak heran,
karena kain kanvas ketebalannya sempurna untuk dimodifikasi.

2.10.1 Proses pembuatan kain Kanvas


Pada awalnya, kain kanvas terbuat dari jerami sehingga pastinya sangat kuat.
Memang saat ini bahan dasar kanvas sudah berganti menjadi kapas atau linen, namun semua
produsen kanvas pastinya tetap memperhatikan kualitas dan daya tahan kain sehingga tak
perlu khawatir jika Anda ingin menggunakan kain kanvas dalam berbagai kesempatan. Ada
juga kanvas berbahan sintetis seperti polyester.
2.10.2 Karakteristik Kain Kanvas

Kain kanvas merupakan kain yang sangat tahan dalam segala kondisi. Pada saat ini,
canvas umumnya dibuat dari bahan dasar katun atau linen. Bahkan, kanvas hampir
menyamai bahan denim dalam hal kekuatan. Maka dari itu, kanvas juga banyak digunakan
sebagai bahan pembuatan barang-barang seperti tenda, layar kapal, dan lain-lain.Kain
kanvas juga semakin banyak digunakan untuk fashion item seperti tas jinjing dan tas ransel.
Penggunaan tas dari bahan ini akan membuat penampilan Anda terkesan keren.

Untuk pembuatan fashion item dari kanvas, sebaiknya selalu pilih yang dibuat
dengan kanvas berkualitas tinggi karena semakin lama dipakai, barang tersebut akan
semakin berkesan vintage. Namun kalau kanvas yang digunakan berkualitas kurang baik,
warnanya justru akan memudar dan tidak terlihat bagus.

Gambar 2.40 kain Kanvas Gambar 2.41 pengaplikasian kain kanvas


sumber: google image sumber : google image

2.10.3 Kelebihan dan kekurangan kain kanvas


Kelebihan Kain kanvas adalah kain yang sangat tahan dalam segala kondisi. Pada
saat ini, canvas biasanya terbuat dari bahan dasar katun ataupun linen. Bahkan, kanvas
hampir menyerupai bahan denim dalam tentang kekuatan. Maka dari itu, kanvas juga banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan beberapa barang seperti tenda, layar kapal, dan lain-
lain.Sedangkan kekurangan dari bahan kanvas ialah kain ini cenderung lebih kaku dan
kurang fleksibel.
2.11 Kain Beludru/Velvet
Bahan beludru merupakan kain yang terbuat dari serat sintetis ataupun serat alami.
Kain beludru yang dibuat secara tradisional biasanya menggunakan serat alami yaitu
menggunakan bahan dasar sutra. Namun di zaman modern seperti saat ini beludru lebih
banyak dibuat dari bahan sintetis, meskipun demikian masih ada beludru dari serat alami
dari bahan katun.

Zaman dulu, hanya kalangan tertentu yang mengenakan kain beludru sebab jenis
kain ini membutuhkan banyak benang untuk membuatnya. Apalagi di zaman dulu itu,
hampir semua jenis beludru dibuat dari serat sutra yang membuat harga kain beludru kala
itu sangat mahal sehingga tidak bisa dijangkau oleh semua kalangan, kecuali keluarga
kerajaan dan para bangsawan.

Pada akhirnya, beludru mulai diperdagangkan di sepanjang jalan sutera dan industri
beludru pertama di Eropa terletak di Italia. Proses pembuatan beludru juga terbilang cukup
rumit, bahkan membutuhkan alat produksi khusus. Saat membuat kain beludru itu benang
sutera tidak hanya masuk pada satu kain melainkan langsung masuk ke dua kain.

2.11.1 Karakteristik Kain Beludru

Serat kainnya rapat dan tebal sehingga tidak transparan. Permukaan bagian baik dari
kain satin velvet bersifat halus dan licin. ... Kain satin velvet memiliki tampilan yang sangat
mewah dan elegan. Kain satin velvet termasuk kedalam jenis kain satin yang tidak panas
dipakai.

2.11.2 Proses Pembuatan Kain velvet

Metode pembuatan beludru seperti itu akan menghasilkan dua kain yang saling
terhubung. Pada bagian dasar kain akan dikunci dengan set benang berbeda. Baru setelah
itu, benang-benang yang terhubung pada kedua kain akan dibelah hingga menjadi dua
lembar

kain.Benang sutera yang telah dipotong akan menjadi tumpukan bulu pada
permukaan kain. Sebelum dicelupkan ke dalam pewarna, semua bulu-bulu dari benang
sutera itu terlebih dahulu harus dipotong hingga panjang bulu pada permukaan kain sama
ukurannya sehingga terlihat rapi dan indah. Baru setelah itu kain dicelupkan ke dalam
pewarna misal pewarna merah hingga menjadi beludru merah.

Gambar 2.42 contoh Kain velvet Gambar 2.43 contoh kain velvet

Sumber : google image sumber : Google Image

Gambar 2.44 contoh pengaplikasian Kain Velvet

Sumber : google image

2.11.3 Kelebihan dan kekurangan Kain Beludru

Kelebihan bahan beludru ini antara lain adalah :

1. Tidak cepat panas jika terkena sinar matahari/panas


2. Harga nya yang relatif cukup terjangkau
3. Jika dirawat dengan perawatan yang tepat bahan ini dapat bertahan hingga lebih dari
5 tahun
Kekurangan bahan beludru ini antara lain adalah:

1. Bahan ini cenderung rentan terhadap kotoran sehingga membutuhkan perawatan


khusus agar tetap awet dan tidak mudah pudar
2. Bahan ini cenderung lebih tipis dari bahan biasanya sehingga jahitan dapat mudah
lepas atau tertarik
3. Bahan ini lebih sulit dicari dibanding bahan sintetis umumnya

2.12. Kain Akrilik


Kain serat akrilik dibuat dari polimer sintetis yang disebut akrilonitril. Jenis serat ini
diproduksi dengan mereaksikan minyak bumi tertentu atau bahan kimia berbasis batubara
dengan berbagai monomer. Hal ini memberikan pengertian bahwa kain akrilik adalah serat
berbasis bahan bakar fosil.

2.12.1 Karekteristik kain akrilik

Karena kain akrilik dirancang mirip dengan wol, kain ini digunakan dalam banyak
aplikasi yang sama dengan serat alami yang sangat populer ini. Misalnya, produsen pakaian
membuat serat akrilik menjadi sweater, sarung tangan, sarung tangan, celana, hoodies, dan
berbagai jenis pakaian cuaca dingin lainnya. Selain itu, akrilik adalah bahan yang populer
untuk karpet, pelapis, karpet, dan kategori produk peralatan rumah tangga yang didominasi
oleh wol lainnya.

2.12.2. Proses Pembuatan Kain Akrilik

Pabrikan bisa membuat jenis akrilik yang menyerupai bulu, yang bisa berguna untuk
alat peraga atau kostum. Serat akrilik digunakan sebagai salah satu unsur dari serat karbon,
yang sangat diminati dalam aplikasi industri. Sifat dari kain ini adalah sangat tahan lama dan
mudah terbakar, hal ini membuatnya tidak layak untuk digunakan di banyak lingkungan
industri.

Salah satu aplikasi serat akrilik yang paling menonjol adalah rajutan dan banyak
diproduksi khusus untuk kalangan ekonomi kebawah, karena kemampuannya dalam
mempertahankan warna dan tentunya harga yang ekonomis.
Gambar 2.45 kain akrilik bermotif Gambar 2.46 kain akrilik polos

Sumber : Google Image Sumber: Google image

Gambar 2.47 Contoh aplikasi Kain Akrilik pada furnitur

Sumber : google image

2.12.3 Kelebihan dan Kekurangan Kain Akrilik

Kain akrilik mempunyai kelebihan:

1. Ia lebih murah daripada bahan serat semula jadi. Produk ini dijual di kedai-kedai
yang paling khusus, terdapat banyak warna pilihan. Kos kain akrilik lebih rendah,
dan sifat-sifat produk siap menggembirakan pengguna.
2. Ketahanan adalah tambahan kedua kain, jadi ia digunakan untuk membuat pakaian
kerja.
3. Pakaian dari bahan tersebut mudah dibersihkan dan tidak pudar.
4. Bahan ini tidak menyebabkan alahan, ia hangat dan lembut.
5. Jenis kain ini tidak mengecil dan kering dengan cepat.

Kain Akrilik mempunyai banyak kelebihan, terdapat kelemahan.:

1. Tekstur kasar, sebagai seorang profesional boleh dengan mudah membezakan bulu
asli daripada pengganti.
2. Tidak boleh digunakan untuk pakaian yang akan digunakan di dalam bilik dengan
suhu yang tinggi, kerana ia dapat dengan mudah menangkap seseorang. Termasuk
dalam pakaian ini tidak boleh dimasak di dapur.
3. Dari masa ke masa, pakaian seperti itu terlepas.
4. Ia akan menjadi sangat sukar untuk menghapus minyak dan garis dari pakaian yang
diperbuat daripada kain akrilik.

2.13. Kain Rayon


Bahan kain rayon, yaitu bahan kain yang berasal dari polimer organik. Proses
pembuatannya pembuatannya mirip dengan kain katun, namun kain ini merupakan hasil dari
selulosa yang diregenerasi. Hal ini yang mengakibatkan bahwa kain rayon disebut sebagai
kain semi sintetis. karena sifat bahan rayon juga bukan merupakan serat alami. Nama lain
dari bahan rayon adalah sutra buatan dan dalam industri tekstil sering disebut viskosa.

Pembuatan kain rayon dimulai dengan selulosa, sering diekstrak dari pulp kayu,
meskipun material tanaman denga rantai molekul yang panjang sangat cocok. Selulosa
direndam dalam soda kaustik, yang berkonsentrasi pada beberapa selulosa menjadi selulosa
soda, yang kemudian digulung atau ditekan untuk menghilangkan larutan soda berlebih.
Setelah menekan, selulosa tersebut diparut menjadi zat yang disebtu crumb putih.
Gambar 2.48 contoh lembaran kain rayon Gambar 2.49 Lembaran kain Rayon
Sumber : Google Image Sumber : Google Image

Gambar 2.50 contoh aplikasi Kain rayon pada furnitur


Gambar: Google image

2.13.1 Karakteristik kain rayon adalah:

1. Serat rayon mengandung unsur kimi karbon, hydrogen dan oksigen.


2. Kain rayon memiliki kilau tinggi.
3. Tekstur dan permukannya halus dan lembut
4. Masuk dalam kategori kain yang licin, sehingga mirip dengan kain sutra.
5. Memiliki daya serap yag tinggi, hampir mirip degan katun.
6. Kain yang terkenal dengan bahannya yang mudah terbakar disbanding dengan bahan
yang lain.
7. Retensi bahan rayon cenderung sangat rendah, sehingga tidak mudah kembali ke
bentuk semula.
8. Kain rayon merupakan kain yang mudah menerima proses pewarnaan.

2.13.2. Kekurangan dan Kelebihan Kain Rayon


Kelebihan Kain rayon :

1. Daya serap tinggi


Daya serap yang dimiliki kain rayon terbilang baik, karena hal itulah kain rayon banyak
dicintai orang. Karena sifatnya yang adem dan mampu menyerap keringat yang baik,
membuat kain ini menjadi pilihan bagi banyak orang yang mengingkan kenyamanan
dalam berbusana.
2. Tekstur kain yang lembut
Tekstur kain yang diciptakan dari kain rayon adalah lembut ketika menyentuh kulit. Hal
ini membuat kain rayon tidak berpotensi menimbulan luka pada kulit pemakainya. Dan
hal ini pulahlah yang membuat orang menjatuhkan pilihannya dalam pembutan produk
fashion, mukena atau lainnya memilih kain rayon.
3. Banyak Warna dan Motif
Kain rayon mampu dihadirkan dalam berbagai macam baik warna maupun motif, hal ini
dikarenaka kain rayon sangat mudah untuk diwarnai maupun diberi motif yang bergam
dan cantic.
4. Banyak Varian
Banyaknya varian jenis material yang ditawarkan dalam pembuatan kain rayon
memberikan ruang gerak yang luas bagi penggunanya, macam dari kain rayon seperti
rayon polyester, rayon spandek dan rayon jersey.
5. Harga yang Bersahabat
Dipasaran, produk ini ditawarkan dalam harga yang terbilang terjangkau atau bersahabat.

Kekurangan Kain Rayon:

Ada kelebihan tentu pastiada kekurangan. Berikut merupakan beberapa kekurangan dari
kain rayon.
1. Bahan mudah kusut dan luntur
2. Kain rayon membutuhkan perawatan yang lebih pada saat proses penyetrikaan
untuk mengembalikan tekstur kain yang kusut setelah dicuci. Hal ini dikarenakan
kain rayon merupakan kain yang mudah kusut.
3. Selain dirasa kain yang mudah kusut, kain ini dianggap mudah luntur saat dicuci.
Sehingga perlu perhatian khusus pada saat proses pencucian.
4. Bahan Kain Rayon Tidak Begitu Kuat
5. Bahan kain rayon merupakan salah satu kain yang tidak begitu kuat atau rentan
sobek, jadi sebaiknya hindari pencucian dengan mesin cuci untuk menjaga
keawetan pakaian kain rayon.
6. Bahan Kain Rayon Licin
7. Bahan licin mempunyai kelebihan bahwa kain ini lembut dan jatuh ketika
digunakan, tapi dibalik kelebihan terdapat satu kelemahan yaitu bahwa kain
rayon sedikit sudah untuk dibentuk.
8. Bahan Kain Rayon Tipis
9. Ada sebagian orang yang menyukai kain yang tipis, karen apstikain ini akan
adem ketika digunakan. Namun ada beberpa model fashion yang tidak bisa
dibuat dengan menggunakan kain tipis, karena akan berpotensi pada
menerawang dan tembus.
10. Bahan Kain Rayon Mudah Terbakar
11. Kelemahan lain dari kain ini adalah kain yang mudah terbakar. Sehingga perlu
berhati-hati ketika banyak beraktivtitas diarea yang denkat dengan api.
12. Bahan Kain Rayon Tidak mudah Dibuat
13. Dibandingkan dengan bahan kain lainnya, bahan kain rayon merupakan bahan
kain yang cenderung sulit dibuat. Bahkan dalam proses pembuatannya
diperlukan kehati-hatian yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan terdapat bahan
natrium hiroksida yang memiliki sifat korosif jika terkena kulit manusia, bahkan
mengakibatkan luka terbakar.

2.14. Katun

Kain serat kapas juga disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira 5000 tahun
SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).8 Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap,
sehingga sulit untuk diketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah
dari bahan serat alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil untuk
mencampur bahan katun dengan polyester, hal itu akan memberikan suatu bahan yang
memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena ada kandungan
sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta
temperatur setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/ pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).

Gambar 2.51 contoh kain katun dan pengaplikasiannya

2.14.1 Proses pembuatan katun

1. /Proses awal adalah tahap pemetikan buah kapas. Buah kapas yang siap dipetik
haruslah yang sudah matang.
2. Proses selanjutnya yaitu proses pemisahan kapas dari biji. Proses pemisahan
tersebut dikenal dengan nama proses gaining.
3. Bal bal kapas yang sudah disatukan tersebut kemudian dimasukkan kedalam
mesin pemetik atau picker.
4. Proses selanjutnya merupakan proses carding. Dalam proses ini jenis serat yang
berbeda dapat disatukan untuk menghasilkan tekstur kain yang diinginkan.
5. Proses selanjutnya merupakan proses combing. Proses tersebut merupakan
proses untuk memisahkan serat-serat yang lebih pendek. Tujuan dari proses ini
adalah agar benang yang dihasilkan nantinya bisa lebih kuat.
6. Tahap selanjutnya adalah proses penarikan atau drawing. Pada tahap ini kapas
yang berbentuk untaian atau sliver akan digabungkan menjadi untaian (roving)
serat kapas yang tebal.
7. Ketika benang dari kapas sudah jadi maka tahap selanjutnya adalah soft winder
atau yang biasa disebut dengan penggulungan benang yang disertai proses
pencelupan benang. Proses ini akan memberi warna pada benang sesuai yang
diinginkan.
8. Selanjutnya apabila benang sudah diwarnai maka siap untuk ditenun atau
dipintal. Proses ini dinamakan weaving. Proses weaving merupakan proses
menenun benang agar siap menjadi kain.
9. setelah ditenun maka benang akan berubah menjadi lembaran-lembaran kain.
Pada proses selanjutnya seluruh kain yang sudah ditenun akan melalui proses
pemeriksaan.
10. Setelah diperiksa kemudian kain yang sudah jadi akan melalui proses pemolesan
warna. Proses ini merupakan proses akhir dari produksi pembuatan kain.

Setelah selesai semua maka selanjutnya kain bisa dipasarkan dan digunakan sebagai bahan
apapun

2.14.2 Pengaplikasian Katun


Katun adalah salah satu jenis kain yang paling sering digunakan untuk material
furnitur, contohnya ketika digunakan sebagai pelapis sofa maupun dudukan kursi. Serat
alami dari kain katun memberikan tekstur yang lembut dan halus, namun kuat dan tahan
lama. Semakin rapat jalinan benangnya, maka kulaitasnya akan semakin baik dan nyaman.

Sayangnya kain katun tidak terlalu tahan terhadap tanah, kusut, dan api. Oleh karena
itu, untuk menutupi dan mengurangi kelemahannya tersebut, katun kerap dikombinasi
dengan serat lainnya. Karena katun tersedia dalam pilihan warna dan motif yang variatif
serta harga yang cenderung terjangkau, material ini menjadi favorit untuk dipilih sebagai
material furnitur.

2.15. Polyester
Kain polyester merupakan salah satu material kain yang paling populer dan banyak
digunakan oleh masyarakat. Karakteristiknya yang baik membuat polyester mudah diterima
masyarakat, dan sampai saat ini masih merupakan serat paling dominan di dunia. Kain
polyester sesuai untuk dijadikan pakaian resmi atau pakaian kerja yang elegan dan rapi.
Polyester tekstur dapat dijadikan pakaian wanita dan pria yang lebih fleksibel dan lentur
serta polyester juga dapat dimanfaatkan sebagai pelapis furniture. Berbeda dengan katun,
polyester tidak mudah meresap air dan menjadikannya bahan yang lebih awet. Kerap kali
polyester dikombinasikan dengan bahan lain seperti katun dan dikenal sebagai polyester
sintetis untuk kualitas yang lebih unggul

Gambar 2.52 contoh kain polyester Gambar 2.53 contoh kain polyester
Sumber :google image Sumber :Google image

2.15.1 Proses Pembuatan Polyester


Proses pembuatan kain polyester terbagi menjadi dua. Pertama adalah proses yang dilakukan
secara langsung dan kedua tidak langsung.
1. Proses Langsung (Direct)
Setelah proses polimerisasi untuk membentuk PET selesai dilakukan, bahan
akan langsung dimasukkan ke mesin spinning. Pada mesin spinning ini PET akan
dibuat menjadi benang dengan ketebalan tertentu dan digulung. Selanjutnya proses
pembuatan kain akan digunakan dan produk bisa segera diproses menjadi pakaian
jadi.

2. Proses Tidak Langsung (Indirect)

Proses tidak langsung ini dilakukan dengan cara mendinginkan bahan yang menjadi
produk akhir polimerisasi. Selanjutnya produk ini akan didinginkan dan dipotong kecil-kecil
untuk proses selanjutnya. Potongan kecil ini sering disebut dengan nama chips.

Setelah terbentuk chips, proses selanjutnya adalah pengeringan. Produk yang sudah
kering ini nantinya digunakan untuk membuat serat. Chips akan dipanaskan lagi dengan
suhu sekitar 260°C. Selanjutnya dimasukkan ke mesin spinning agar menjadi benang dan
akhirnya dibuat menjadi kain.
2.15.2 Pengaplikasian Polyester

Polyester adalah jenis kain sintetis, yaitu serat buatan dan tidak tersedia secara bebas di alam.
Polyester ini memiliki karakteristik yang awet, tidak mudah sobek, dan tidak mudah kusut.
Kain ini pun tersedia dalam berbagai warna dan motif. Kain ini lebih sering digunakan
sebagai kombinasi atau disebut polyester campuran. Umumnya dicampur dengan rayon dan
wool. Namun, campuran polyester dan wool mudah mengelupas.

Gambar 2.54 sofa dengan kain polyster Gambar 2.55 Sofa dengan kain polyster

2.16. Linen

Kain linen merupakan kain yang bisa bertahan puluhan tahun apabila dirawat dengan baik.
Kain ini biasanya digunakan untuk perlengkapan meja makan, baju, kerajinan tangan, dan
juga bedding set. Seperti namanya, kain linen merupakan kain yang terbuat dari serat
tumbuhan linen. Jika semakin lama digunakan dengan diimbangi proses pencucian yang
baik dan benar, maka kain linen terasa sangat nyaman digunakan. Kain yang merupakan
kain tertua di dunia ini keberadaannya tidak terlalu banyak seperti kain yang terbuat dari
serat kapas, karena memiliki proses pengolahan yang lebih panjang dibandingkan dengan
proses pengolahan kain dari serat kapas. Tidak seperti kain serat kapas, kain linen memiliki
tekstur yang tebal, permukaannya nampak halus dan bersifat kaku. Dibandingkan dengan
jenis kain katun pada umumnya, serat kain linen memiliki ketahanan yang lebih baik dengan
ciri khas berupa serat benang yang sangat besar dan tampak jelas. Kain linen memiliki
banyak keunggulan dan merupakan bahan kain yang mahal.
Gambar 2.56 Kain linen Gambar 2.57 contoh aplikasi kain linen

Sumber : Google Image Sumber : Google Image

2.16.1 Proses pembuatan linen

● Menan Flax

Setelah melakukan penanaman pohon flax maka Anda membutuhkan waktu sekitar
100 hari sebelum siap untuk masa panen, tanaman tersebut juga dapat dikategorikan
siap panen apaila telah berbunga dan berubah menjadi kecoklatan maka flax siap
untuk dipanen.

● Rendam tanaman Flax (Retting)

Salah satu tahap untuk memperoleh serat linen ini adalah dengan batang kayu beserta
pectin yang mengikat serat tersebut disingkirkan terlebih dahulu dengan cara
merendam pada air lalu diabiarkan beberapa hari sebelum masuk tahap pengeringan.
Hal ini bertujuan untuk memisahkan batang dengan serat secara perlahan.
● Beetled

Memukul tanaman flax dengan palu yang terbuat dari kayu sehingga serat mampu
menjadi lebih longgar dan terpisah satu sama lain.
● Scutched

Seperti hanya beetled, sama – sama merupakan proses pemukulan namun yang
membedakan adalah alat yang digunakan, dalam tahap ini menggunakan kayu
panjang berbentuk pisau, yang dapat berfungsi untuk menyingkirkan serpihan kayu
yang terdapatpada serat flax. Dan sebutan orang yang melakukan proses scutched
adal “Hackler”

● Filter

Setelah melakukan proses scutched kemudian akan di filter memisahkan setiap serat
yang ada. Kemudian diputar dengan spinning wheel untuk menghasilkan benang.

2.16.2.Pengaplikasian LInen

Linen terbuat dari serat alami yang memiliki kekuatan 2 hingga 3 kali lebih kuat dibanding
katun. Bahan ini biasanya tidak menyerap tinta maka sering kali sofa dengan lapisan linen
tidak memiliki banyak motif. Jika terkena noda, hindari pembersih kimiawi sebab dapat
mengakibatkan permukaan sofa mengelupas. Langsung bersihkan noda menggunakan air
dan kain kering, hindari penggunaan hairdryer, biarkan sofa kering dengan sendirinya.

Gambar 2.58 contoh aplikasi kain linen pada sofa


Sumber : Google Image
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Terdapat berbagai macam pelapis furnitur yang terbuat dari beragam material.
Diantaranya ada yang terbuat dari kayu,bahan sintesis, kain dan lain lain. Setiap material
memiliki karakteristik masing-masing sehingga membutuhkan perawatan yang berbeda-
beda. Selain itu, pemanfaatan dan pemakaian material yang tepat dapat menjadi furnitur
yang berkualitas. Pelapis furnitur dapat menjadi alternatif pengganti material yang mahal
namun tetap memiliki kualitas yang baik. Furnitur yang berkualitas juga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131930132/pendidikan/modulfinishing-. [Diakses
pada 8 April pukul 14.00]

PENGERTIAN NILON LENGKAP SIFAT & MANFAATNYA


(sharingconten.com). [Diakses pada 8 April pukul 15.00]

10 Kelebihan dan Kekurangan Kain Nilon (fitinline.com). [Diakses pada 8 April


pukul 16.00]

Serba Serbi Furnitur Berbahan Kain dan Cara Merawatnya - Narasi


(narasidesign.com). [Diakses pada 8 April pukul 19.00]

kain Chenille - Produsen Furniture Jepara (furnitureterbaru.com). [Diakses pada 7


April pukul 14.00]

Kain Chenille Pel Keuntungan Dan Kekurangan - Berita - Hangzhou Linan Tianfu
Non-woven Produk Pabrik (cleaningduster.com). [Diakses pada 9 April pukul 08.00]

https://www.bahankain.com/2020/08/15/mengenal-bahan-ain-oscar. [Diakses pada


10 April pukul 11.00]

Mengenal Lebih Jauh Bahan Kanvas. Material kanvas terbuat dari bahan… | by
Benno Yuliyanto | Medium. [Diakses pada 9 April pukul 12.00]

KAIN KANVAS : Kelebihan, Kekurangan, Karakteristik, Jenis (olympics30.com).


[Diakses pada 9 April pukul 10.00]

https://olympics30.com/kain-velvet/. [Diakses pada 8 April pukul 16.00]

Apa itu Acrylic? (bahankain.com). [Diakses pada 8 April pukul 17.00]

https://custommebel.com/2017/09/22/bahan-bahan-finishing-untuk-bahan-kayu-
mebel/. [Diakses pada 9 April pukul 12.00]

https://fitinline.com/article/read/proses-pembuatan-kain-linen/. [Diakses pada 10


April pukul 11.00]

https://levardiinterior.wixsite.com/levardi/single-post/2015/09/17/Edging-List-
Pada-Furniture. [Diakses pada 10 April pukul 15.00]

https://fabelio.com/blog/6-jenis-bahan-lapisan-sofa/. [Diakses pada 8 April pukul


12.00]
https://medium.com/@SteedForm/melamine-lpl-vs-high-pressure-laminate-hpl-
whats-the-difference-ed95ff5a7c2d. [Diakses pada 8 April pukul 15.00]

http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/5571/Bab5%20-
%20Daftar%2. [Diakses pada 12 April pukul 16.00]
https://courtina.id/veneer-kayu/. [Diakses pada 12 April pukul 19.00]

http://www.tentangkayu.com/2008/04/vinir-slicing-dan-proses-
pengolahannya.html. [Diakses pada 12 April pukul 18.00]

https://arafuru.com/material/apa-itu-veneer-kayu-berikut-fungsi-kelebihan-dan-
cara-pasangnya.html. [Diakses pada 13 April pukul 21.00]

https://lamarifurniture.wordpress.com/2016/02/11/bahan-laminating-untuk-
finishing-furniture/. [Diakses pada 13 April pukul 22.00]

https://arafuru.com/material/apa-itu-veneer-kayu-berikut-fungsi-kelebihan-dan-
cara-pasangnya.html. [Diakses pada 13 April pukul 23.00]

https://www.rumahsae.com/2015/04/vinir-veneer-kayu-dan-cara-
pembuatannya.html. [Diakses pada 8 April pukul 10.00]

https://www.dekoruma.com/artikel/71839/apa-itu-veneer-kayu. [Diakses pada 10


April pukul 15.00]

https://www.dekoruma.com/artikel/88424/mengenal-bahan-pvc. [Diakses pada


11April pukul 14.00]

https://inspirasimengecat.blogspot.com/2018/11/informasi-lengkap-hpl-baca-di-
sini.html#:~:text=HPL%20sebagaimana%20disebut%20di%20atas,terhadap%20air%20ya
ng%20sangat%20rendah. [Diakses pada 12 April pukul 11.00]

https://levardiinterior.wixsite.com/levardi/single-post/2015/06/09/HPL-High-
Pressure-Laminate. ]Diakses pada 12 April pukul 12.00]

http://minimainterior.blogspot.com/2014/06/mengenal-material-pelapis-
finishing.html. [Diakses pada 12 April pukul 13.00]

https://juliotdwclub.wordpress.com/2017/09/25/mau-tahu-lapisan-kayu-yang-
indah-cek-disini/. [Diakses pada 12 April pukul 12.00]

Anda mungkin juga menyukai