Anda di halaman 1dari 16

s

KONTRUKSI INTERIOR (B) – DI 184520

ETS

PENGAPLIKASIAN SUN SHADING SECOND SKIN


KINETIC FAÇADE PADA THE ENERGY BUILDING

KUMARA RAFI ISANDHIA


NRP. 08411940000051

DOSEN:
Ir. Prasetyo Wahyudie, MT.

DEPARTMEN DESAIN INTERIOR


Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2021
DAFTAR ISI

................................................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 3
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
2.1 Arsitektur Kinetik ............................................................................................................................. 4
2.2 Tipologi kinetic struktur ................................................................................................................... 4
2.2.1 Embedded Kinetic Structures .................................................................................................. 4
2.2.2 Deployable Kinetic Structures ................................................................................................ 6
2.2.3 Dynamic Kinetic Structures .................................................................................................... 6
2.2.4 Kesimpulan dari ketiga tipologi struktur kinetik .................................................................... 7
2.3 Kinetic arsitektur pada fasad ............................................................................................................. 8
2.3.1 Fasad kinetic .............................................................................................................................. 8
2.4 tujuan aplikasi kinetik dalam arsitektur ......................................................................................... 9
2.4.1 Pengoptimalisasian ruang ........................................................................................................ 9
2.4.2 Desain yang multifungsi .......................................................................................................... 9
2.4.3 Adaptasi Sesuai Kebutuhan ..................................................................................................... 9
2.5 Efek kinetic arsitektur terhadap Interior ......................................................................................... 10
2.5.1 Desain kinetic multifungsi yang menjawab kebutuhan pengguna: .......................................... 10
2.5.2 Kinetic Façade yang merespon keadaan lingkungan ............................................................... 10
2.5.3 Ruangan/Bangunan bergerak yang merespon keadaan lingkungan ......................................... 11
2.6 Sun Shading .................................................................................................................................... 11
BAB 3 ................................................................................................................................................... 12
3.1 Identifikasi Lingkungan Eksisting .................................................................................................. 12
3.2 Tema Perancangan .......................................................................................................................... 12
3.2.1 Pola Fasad ................................................................................................................................ 13
3.2.2 Sistem Kinetic Second Skin Façade......................................................................................... 13
3.2.3 Vertical Sun Shading ............................................................................................................... 13
3.3 Hasil Rancangan ............................................................................................................................. 14
BAB 3 ................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................................................. 16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Dalam dunia arsitektur mulai mengaplikasikan pengadaptasian mesin


pada bangunan. Dalam pengaplikasian bangunan, mekanisme mesin kinetik dapat
digunakan baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Adaptasi mesin
memberikan pergerakan pada bangunan arsitektur yang memberikan kesan bergerak
pada bangunan yang diam. Pergerakan yang terdapat pada bangunan dengan
menggunakan aplikasi mesin didalamnya dikenal dengan istilah mekanisme arsitektur
kinetik.
Mekanisme arsitektur kinetik kini banyak merebut perhatian banyak orang
dikarenakan bangunan terlihat sangat modern dalam penggunaan teknologi dan
pergerakan yang terjadi membuat orang secara refleks melihat keunikan pergerakan
pada bangunan.
Untuk merancang fasad khususnya berkaitan dengan permasalahan silau cahaya
matahari pada apartemen perlu mengikuti strategi atau kaidah-kaidah perancangan yang
sesuai dengan permasalahan iklim setempat dalam hal mengendalikan intensitas
pencahayaan siang hari sangatlah penting dalam upaya penggunaan cahaya matahari sesuai
kebutuhan penghuni. Fasade merupakan elemen bangunan yang dapat memberikan
gambaran tentang fungsi, karakteristik, kesan yang ingin diciptakan dari arsitek yang
merancangnya.
Sun shading kinetik memiliki acuan bergerak berdasarkan perubahan letak matahari
yang menyinari bangunan, pada penelitian ini pergerakan matahari hanya diambil pada titik
titik ekstrim, di harapkan pergerakannya dapat mengoptimalkan kinerja sun shading, lalu
untuk waktu bergerakannya dapat diatur sendiri oleh penggunanya dalam rangka
meningkatkan kinerja fungsinya. Untuk mekanisme cara bergerak penulis berencana untuk
memakai mekanisme penggerak otomatis (motor)
BAB 2
STUDI PUSTAKA

2.1 Arsitektur Kinetik

Arsitektur dan struktur merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seiring
waktu inovasi struktur mendorong inovasi baru dalam arsitektur yakni dengan kemajuan
sistem struktur, pengembangan bahan material struktur, dan adaptasi mekanisme dalam
struktur.

Kemajuan sistem struktur dalam hal berkembangnya sistem-sistem struktur


menciptakan sistem yang baru maupun merupakan gabungan dari beberapa sistem
membentuk satu hal yang baru, seperti sistem pondasi ataupun sistem utama struktur
pada konstruksi suatu bangunan. Berkembangnya sistem struktur ini lebih banyak
terlihat pada bangunan tinggi atau bangunan bentang lebar. Pengembangan bahan
material struktur memungkinkan terbentuknya sistem struktur yang lebih kuat, lebih
fleksibel baik dari hal bentangan dan kemampuan dalam pembebanan. Sedangkan
adaptasi mekanisme dalam struktur memungkinkan struktur untuk melakukan
pergerakan dan berubah untuk memenuhi fungsinya sesuai yang dibutuhkan manusia.
Pergerakan struktur dalam mekanismenya biasa dibantu oleh mesin, struktur yang
mengadaptasi mesin dalam pergerakannya dapat disebut sebagai struktur kinetik.

Arsitektur kinetik merupakan suatu karya arsitektur yang menggunakan


mekanisme pergerakan struktur kinetik dalam bangunannya. Menurut R. Kronenburg,
definisi arsitektur kinetik adalah sistem atau bagian dari suatu bangunan yang dapat
melakukan perubahan perpindahan, tempat ataupun bentuk geometri.
Dasar prinsip kerja arsitektur kinetik adalah struktur kinetik, prinsip dasar ini banyak
digunakan oleh arsitek dalam mendesain beberapa tahun belakangan ini. Pengertian dari
struktur kinetik terdiri atas kata struktur dan kata kinetik. Definisi dari struktur adalah
sesuatu yang dapat mengatur secara pasti akan suatu kesatuan yang bekerja sama terhadap
gaya aksi reaksi. Sedangkan pengertian kinetik adalah hubungan pergerakan antara material
dengan energi yang bersifat aksi mendorong material untuk melakukan suatu pergerakan
reaksi. Sehingga definisi dari struktur kinetik adalah gabungan dari komponen struktur yang
saling terkait apabila salah satu bagian dari komponen tersebut diberikan energi berupa aksi,
maka struktur yang lain akan memberikan respon gerakan berupa reaks

2.2 Tipologi kinetic struktur


Kinetik struktur dalam arsitektur memiliki 3 macam tipologi diantaranya:

2.2.1 Embedded Kinetic Structures

Embedded kinetic struktur adalah sistem yang terdapat pada bangunan arsitektur
dengan kondisi lokasi yang tetap. Pergerakan yang disebabkan dari sistem ini dapat
mengakibatkan perubahan bentuk pada bangunan dikarenakan komponen dari sistem ini
hampir terdapat sebagian besar dari bangunan arsitektur.
Sistem tersebut dapat diumpamakan dengan tubuh memiliki komponen otot yang
dapat melakukan pergerakan dalam tubuh yang mampu merubah postur tubuh.

Beberapa contoh dari system kerja Embbedded Kinetic Structures:

a. Rotating House

Rotating house, 1st ASCAAD International Conference, Rotating House


dikategorikan Embedded Kinetic Structure berdasarkan mekanisme geraknya.
Gerakan yang dihasilkan berupa perputaran namun pergerakan yang terjadi tetap pada
porosnya atau tidak berpindah tempat. dapat berputar 360 derajat dan melakukan
putaran sebanyak 100 kali. Konsep yang ingin dihadirkan dari rumah ini, dimana tiap
dinding akan menghasilkan pemandangan keluar rumah yang berbeda dikarenakan
perputaran rumah.

b. GucklHupf

GucklHupf dibangun sekitar tahun 1993, keunikan bangunan ini dapat berubah
bentuk dari kotak hingga berubah bentuk tidak terlihat kotak. Bangunan ini memiliki
dua lantai yang hampir keseluruhannya berbahan dasar kayu baik dinding, lantai
ataupun struktur. Perubahan bentuk bangunan menggunakan kayu slongsongan atau
engsel yang berfungsi sebagai poros agar dinding ( dinding datar ataupun dinding siku
) dapat berputar.
2.2.2 Deployable Kinetic Structures

Deployable kinetic structures terjadi pada lokasi yang bersifat sementara, dapat
dipindah, dan dapat dibongkar-pasang. Peruntukan untuk sistem ini pada bangunan
pertunjukan ataupun untuk shelter atau naungan korban bencana alam, tempat tinggal,
bahkan sebagai tempat pertunjukan sementara (tenda sirkus).

Contoh dari Deployable Kinetic Structures

reCover Accordion Shelter untuk penanganan bencana alam di Haiti, public


school new york, dan Markies, Mobile Expandible Container Camp, dan Almere,
Netherlands

Shelter ini memuat maksimal 4 orang dan mudah dalam penggunaannya


dengan cara dilipat dan dibawa. Sistem ini dikategorikan ke dalam Deployable Kinetic
Structures dikarenakan mekanisme gerak yang terjadi dengan cara dilipat dan dapat
dibawa, lebih bersifat sementara dan mudah dalam berpindah. Mekanisme struktur ini
tidak dipecah masih dalam satu kesatuan namun dapat dibongkar dan dipasang
kembali.

2.2.3 Dynamic Kinetic Structures

Dynamic kinetic structures paling mudah ditemukan dan bersifat umum karena
sistem ini bergerak secara mandiri meskipun tetap menjadi bagian dari arsitektur secara
keseluruhan. Pergerakan dari sistem ini tidak terlalu mempengaruhi bentuk bangunan
arsitektur dikarenakan komponen sistem ini hanya sebagian kecil dari bangunan. Contoh
aplikasi dari sistem ini berupa pintu, ceiling, partisi, jendela, dan dinding.
Contoh Dynamic Kinetic Strutures

Institut du Monde Arabe atau lebih dikenal dengan Arab World Institute
didirikan pada tahun 1980an didaerah Rue des Fosses Saint Bernard di paris, perancis.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek bernama Jean Nouvel, keunikan karyanya terletak
pada fasad bangunan yang dapat bergerak membesar dan mengecil sesuai dengan
rangsang cahaya.

2.2.4 Kesimpulan dari ketiga tipologi struktur kinetic

Embedded kinetic Deployable kinetic Dynamic kinetic


structures structures structures

Lokasi tetap sementara tetap


bangunan

mobilitas tidak iya tidak

Pengaruh
bangunan mempengaruhi mempengaruhi tidak mempengaruhi
keseluruhan

Penerapan
terhadap eksterior eksterior interior+eksterior
bangunan

Aplikasi
struktur
2.3 Kinetic arsitektur pada fasad

Fasad yang merupakan bagian terluar bangunan tidak hanya berfungsi sebagai identitas
saja tetapi juga dapat mengakomodasi keadaan atau kebutuhan dalam bangunan, seperti halnya
kulit yaitu sebagai perantara lansung antara kondisi alam luar dengan dalam bangunan. Dengan
kinetic facade membuat fasad dapat “bernafas” atau beradaptasi terhadap kondisi luar dan
mengakomodasi kebutuhan dalam bangunan.

2.3.1 Fasad kinetic


Menurut Moloney (2011), dalam kinetis terdapat tiga penjabaran bentuk
transformasi kinetic façade secara umum yaitu translation, rotation, scaling, dan
material deformation.

Translation adalah gerakan sebuah bidang atau komponen pada arah yang
sama, rotation adalah gerakan sebuah bidang atau komponen dengan memutar pada
sumbu axis tertentu, dan scaling bergerak dengan cara merubah ukuran, memuai atau
kontraksi dari ukuran semula. Gerakan pada tipe material deformation dengan cara
memanipulasi sifat material.

jenis gerakan terjadi dari persepsi statis permukaan, bentuk dan ruang diubah
dengan mengubah kondisi lingkungan. Dalam kasus ini, bangunan dapat dirancang
untuk menonjolkan visual transformasi dalam menanggapi variabel yang diantaranya
intensitas cahaya yang arahnya berbeda, kehadiran kelembaban, dan kondisi angin.

Berikut berbagai cara kinetika dari fasad dapat diwujudkan:

• Folding (lipat)
• Sliding (geser)
• Expanding (memperluas)
• Shrinking (menyusut)
• Transforming (mengubah)

Acuan untuk mengaplikasikan pola fasad kinetika dapat menggunakan


pendekatan sebagai berikut (Moloney,J, 2011:13):

• Structure (struktur)
• Screen (layar)
• Surface (permukaan)
Pendekatan ini melengkapi spasial kinetik pada bahasan sebelumnya. Struktur,
layar dan permukaan terbagi menurut geser, rotasi, skala, dan gerak dari deformasi
bahan.
Tampilan fasad kinetik bangunan melihat dari kriteria dan parameter
menghasilkan pembagian yaitu bentuk, dimensi, peletakan dan mekanisme pergerakan
(material, poros dan pola). Keempat acuan diatas menjadi konsep tampilan bangunan
yang ber-kinetik fasad yang merespon angin terkait dengan fungsi sebagai museum
layang-layang.

2.4 tujuan aplikasi kinetik dalam arsitektur

Aplikasi kinetik dalam arsitektur berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi


empat yakni berupa pengoptimalisasian ruang, desain yang multifungsi, adaptasi yang
sesuai konteks, dan mobilitas.

2.4.1 Pengoptimalisasian ruang

Sistem kinetik yang mampu mengadaptasi ruang secara fleksibel sesuai


dengan perubahan kebutuhan manusia. Sesuai perkembangan zaman saat ini
kebutuhan manusia akan ruang terus berubah-rubah dan terjadi dengan cepat.
Kondisi ini mendorong manusia untuk membuat desain ruang yang mampu berubah
menyesuaikan suatu fungsi atau kebutuhan, prinsip sederhananya jika dibutuhkan
untuk menampung pengguna dengan jumlah yang banyak maka ruangan tersebut
akan membesar, sedangkan apabila ruang tidak dibutuhkan untuk menampung
jumlah pengguna yang banyak maka ruang akan mengecil, tanpa merubah fungsi
ruangan.

2.4.2 Desain yang multifungsi

Desain yang multifungsi merupakan sistem yang memiliki tujuan untuk


mewadahi berbagai macam fungsi dalam satu ruang dengan besaran ruang yang tetap.
Penggunaan tujuan dari aplikasi ini banyak digunakaan pada interior, contohnya
penggunaan partisi pada ruangan sehingga ruangan dapat difungsikan menjadi 2 fungsi
sesuai dengan kapasitas yang diperlukan

2.4.3 Adaptasi Sesuai Kebutuhan

Adaptasi sesuai kebutuhan merupakan suatu aplikasi kinetik pada bangunan yang
memiliki tujuan agar dapat beradaptasi dengan memperhatikan kebutuhan, kondisi
eksisting, serta lingkungan sekitar. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya yaitu :

• Kondisi Eksisting/bentuk bangunan


• Aktifitas dan kebutuhan Pengguna
• Kondisi iklim eksisting

Ketiga faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi, apabila aplikasi
kinetik digunakan untuk menjawab kebutuhan dari salah satu faktor maka akan
mempengaruhi faktor lainnya.
2.5 Efek kinetic arsitektur terhadap Interior

Sebagai Desainer Interior untuk menyikapi penerapan kinetic arsitektur pada bangunan
dapat kita sambut dengan baik karena dapat membantu desainer interior dalam menjawab
kebutuhan serta permasalahan yang ada. Berikut penerapannya yang dapat mempengaruhi
desain interior:

2.5.1 Desain kinetic multifungsi yang menjawab kebutuhan pengguna:


• Partisi

Penerapan Partisi pada interior dapat membuat ruangan yang


multifungsi sebagai pembeda antar ruang, fleksibilitas kegunaan ruang, serta
fleksibilitas jumlah pengguna ruang

• Pintu Multifungsi

Pintu memiliki 2 fungsi, dapat digunakan sebagai meja pingpong

2.5.2 Kinetic Façade yang merespon keadaan lingkungan


Penggunaan selubung bangunan fasad bergerak (kinetik) sebagai strategi
penerapan konsep arsitektur kinetik berfungsi bagi kenyamanan pengguna serta terkait
dengan komponen fasad yang dapat bergerak yang kemudian dapat mempengaruhi
intensitas cahaya, intensitas angin (ventilasi udara/sirkulasi udara), kehadiran
kelembapan, serta membarikan informasi. Desain bangunan secara optimal menangkap
dan mengalirkan aliran angin dari luar ke dalam bangunan maupun untuk mengatur
intensitas cahata melalui fasad kinetik pada selubung bangunan, sebagai penyelesaian
arsitektur yang selaras lingkungan dalam iklim

2.5.2 Ruangan/Bangunan bergerak yang merespon keadaan lingkungan

Bangunan yang dapat bergerak berputar bisa menjadi solusi bangunan dengan
arah mata angin yang tidak optimal. Seperti banngunan yang menghadap kearah barat
akan terkena sinar matahari sore yang panas maka solusinya Ketika dore bangunan
dapat berputar kearah yang lain.

2.6 Sun Shading

Sun shading merupakan bagian komponen dari fasad bangunan, yang dimana berfungsi
sebagai mereduksi kelebihan cahaya matahari sehingga membuat bayangan terhadap bangunan
untuk menciptakan pendinginan secara pasif.

Jenis sun shading sangat beragam dan terbagi menjadi beberapa klasifikasi, pada
penelitian yang dilakukan oleh Wall & Hube (2003), sun shading dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu
External, Interpane, dan Internal.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Lingkungan Eksisting

Kantor PT. Api Metra Graha terletak di The Energy Building, daerah Jakarta Selatan,
kawasan perkantoran SCBD, Lantai 10. The energy Building sendiri sudah tersertifikasi “Green
Buliding” dimana sudah merepons keaadaan lingkungan dengan baik. Untuk Kantor PT. AMG
sendiri lebih terletak kearah barat, dimana merupakan arah datang nya sinar matahari yang akan
terbenam. Pada dasarnya bangunan yang paling optimal menghadap kearah utara atau selatan
supaya tidak terpapar panas matahari secara langsung. Seandainya harus mengahadap ke barat
atau timur, sebaiknya menghadap kearah timur karena merupakan arah terbitnya matahari
dimana paparan sinar matahari pagi kebih bermanfaat. Pada kondisi eksisting ini kantor PT
AMG lebih terpapar sinar matahari dari arah barat yang merupakan sinar matahari terbenam
yang panas matahari nya tmembuat tidak nyaman. Maka dari itu diperlukan solusi untuk
meningkatkan kenyamanan pengguna

3.2 Tema Perancangan

Tema yang diterapkan pada rancangan ini adalah Sun Shading Second Skin Kinetic Façade.
Merupakan Façade yang dapat bergerak secara otomatis dengan sebuah sistem yang dirancang dan
dapat beradaptasi terhadap kondisi lingkungan dengan konsep pergerakan kinetic folding dengan
tujuan untuk mengurangi intensitas cahaya serta panas matahari dari arah barat yang masuk. Serta
dengan konsep vertical sun shading. Konsep ini dipilih Karena pada dasarnya Bangunan ini
memanfaatkan cahaya matahari sebagai pencahayaan sehingga tetap memerlukan cahaya untuk
menerangi ruangan
3.2.1 Pola Fasad
Pola Fasad menerapkan bentuk geometris Trapesium

3.2.2 Sistem Kinetic Second Skin Façade


Sistem Kinetic Second Skin Fasad Menggunakan Teknik Folding

3.2.3 Vertical Sun Shading

Penggunaan Vertical sun shading dinilai paling optimal karena bangunan menghadap
barat secara miring sehingga dapat menghalau panas matahari dari barat secara optimal

ARAH
MATAHARI
DARI BARAT
3.3 Hasil Rancangan
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sun shading second skin
façade ini menerapkan konsep desain façade yang merespons permasalahan arah matahari pada kondisi
eksisting bangunan dengan diterapkan nya vertical sun shading dapat menjadi solusi datang nya arah
cahaya matahari dari barat sehingga mengurangi intensitas panas matahari yang panas.
DAFTAR PUSAKA

Kristina, Meitha, 2011, “Klasifikasi Mekanisme Arsitektut Kinteik Karya Santiago Calatrava”.
Skripsi. Depok: Fakultas Teknik. Prodi Arsitektur. Universitas Indonesia

Michael A. Fox and Bryant P. Yeh, Intelligent Kinetic System, p. 3-4 sumber
http://robotecture.com/Papers/Pdf/iksov.pdf

Michael A. Fox, Physical change, p.31

Robert Kronenburg, Transportable Environments 2. (London: Spon Press, 2003)

www.merriam-webster.com/structure

www.merriam-webster.com/kinetic

Moloney, Jules. 2011. A Morphology Of Pattern For Kinetic Facades. Canada: Routledge.
http://www.Scribd.com

Zulkarnaen, Pratama, G. Murti, Agung. Sujudwijono, N. 2014. “Museum Layang-Layang Di Kuta


Selatan Dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Kinetik”. Fakultas Teknik. Prodi Arsitektur.
Universitas Brawijawa. Malang

Akbar, Kanoasa. Murti, Agung. Soekirno, Ali. 2014. “Penerapan Kinetic Fcade dengan Pendekatan
Biomimicry pada Pusat Robotika Surabaya.” Fakultas Teknik. Prodi Arsitektur. Universitas
Brawijawa. Malang

Widasari, Rahma, Dwi, G. 2019. “Penerapan Desain Fsad yang menyesuaikan Iklim dan cuaca
setempat pada Perancangah The Hills Resort Lembang. Jurnal Tugas Akhir Arsitektur. NO.2 VOL. IV

Anmon, Panji. Soemardiono, Bambang. Setijani, Purwanita. 2015. “ Implementasi Gerak Nasti Pada
Sunshading Fasad Kinetik Aprtemen Dengan Pendekatan Arsitektur Biomimetik” EAC Conference:
Architecture, Technology and Local Wisdom. ArchitectureDepartement, Qur’anic Science University,
Wonosobo, Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai