LAPORAN
TUGAS MAKALAH JENIS JENIS KAYU
Dikerjakan Oleh :
1. Tasya Salsabila Putri Kurniawan (221910301128)
2. Adelia Shinta Puspitasari (221910301130)
Dosen Pengampu :
Nanin Meyfa Utami. S.T, M.T
NIP. 1986051120023212029
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga pelaksanaan penelitian dan penulisan makalah ini bisa lancar dan selesai tepat waktu.
Dengan tujuan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan nilai pengkuliahan struktur kayu di
Teknik Sipil Universitas Jember.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak akan sempurna tanpa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung kami dalam penyusunan laporan ini.
2. Nanin Meyfa Utami, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Struktur Kayu
3. Teman-teman Sipil 2022 atas dukungan serta bantuannya dalam mengerjakan makalah
ini
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam menyusun makalah struktur kayu.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, semua saran dan kritik sangat kami harapkan, demi penyempurnaan dalam membuat
laporan-laporan lain. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan dalam penelitian ini dapat
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga untuk orang lain.
Kelompok
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian kayu.................................................................................................................................3
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu........................................................................................................5
2.2.1 Kelebihan Kayu..........................................................................................................................5
2.2.2 Kekurangan Kayu.......................................................................................................................5
2.3 Manfaat kayu dalam konstruksi.........................................................................................................5
2.3.1 Kayu sebagai Konstruksi bangunan............................................................................................6
2.3.2 Lantai (Flooring).........................................................................................................................6
2.3.3 Dinding.......................................................................................................................................7
2.3.4 Rangka Atap...............................................................................................................................8
2.4 Jenis-jenis Kayu.................................................................................................................................8
2.5 Jenis-jenis KayuYang Didapatkan Dari Penelitihan........................................................................12
2.5.1 Kayu Jati...................................................................................................................................12
2.5.2 Kayu Sonokeling......................................................................................................................13
2.5.3 Kayu Bengkirai.........................................................................................................................14
2.5.4 Kayu Kamper............................................................................................................................15
2.5.5 Kayu Kelapa.............................................................................................................................16
2.5.6 Kayu Randu..............................................................................................................................17
2.5.7 Kayu Ulin.................................................................................................................................18
2.5.8 Kayu Akasia.............................................................................................................................19
2.5.9 Kayu Sengon.............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................21
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................22
Dokumentasi..............................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan oleh pemiliknya, tapi
juga merupakan tempat bernaung, berteduh dan beraktivitas. Terlebih lagi sebagian besar
aktivitas sehari-hari kita lakukan dalam ruangan. Dengn pentingnya ruangan sebagai bagian dari
bangunan itu sendiri maka pantaslah kita harus teliti dalam memilih material dan bahan
bangunan yang baik dan sesuai dengan kondisi iklim dimana bangunan itu akan berdiri. Kayu
merupakan salah satu bahan bangunan yang berasal dari alam dan sangat sering digunakan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap
jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga
dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai
dengan yang kita inginkan.
Selain keuntungan kayu di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang tinggi (tekan sejajar atau
tegak lurus serat) dan berat yang rendah dibandingkan dengan konstuksi yang lainnya,
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia (Chemical Attack), dan bersifat
isolator. Akan tetapi kayu juga mempunyai beberapa kekurangan yang disebabkan oleh beberapa
penyebab di antaranya adalah cendawan / jamur, bakteri, serangga pengerek (rayap), dan
pengausan mekanis. Kekurangan kayu lainnya yaitu sifat kurang homogen adanya cacat kayu,
mata kayu, sifat kurang awet, bisa memuai menyusut dengan perubahan kelembapan, dan yang
utama ialah kayu mudah terbakar. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan bahan konstruksi.
Penilaian terhadap kayu di bedakan atas kelas kuat dan kelas awetnya.
Selain itu kayu juga merupakan hasil hutan yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan tekhnologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-
bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian. Mengetahui sifat-
sifat kayu ini sangat penting sekali dalam industry pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akaan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat kayu, keuntungan dan kelemahannya serta cara
penggunaan atau sambungannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengenal sifat-sifat kayu, jenis jenis kayu, mutu
kayu dan kekuatannya sehingga dapat diketahui kegunaan kayu tiu sendiri dalam konstruksi
sesuai kekuatannya masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap),
bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan
lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi)
mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika
kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh
yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas
selulosa dan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu
panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang
sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural,
sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut.
Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja.
Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi
bahan dekoratif. Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya: pada daerah tertentu,
dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain)
peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu
2.2.1 Kelebihan Kayu
Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga
yang relatif murah
Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup
tinggi/baik
Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
Kedap suara
2.2.2 Kekurangan Kayu
Sifatnya kurang homogen
Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
Agak mudah terbakar
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu
jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering
dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam suatu konstruksi Kayu jati biasa digunakan sebagai rangka atap,lantai,kusen,balok
penyangga,dinding.
2.5.2 Kayu Sonokeling
Kayu Sonokeling, atau juga dikenal dengan nama Latin Dalbergia latifolia, adalah salah satu
jenis kayu yang sangat dihargai di dunia perkayuan. Tumbuh di hutan tropis Asia Tenggara, kayu
Sonokeling telah menjadi favorit para pengrajin dan penggemar kayu karena keindahannya yang
menakjubkan dan kualitas yang luar biasa.
Kayu Sonokeling memiliki ciri khas serat yang indah dan warna yang beragam. Serat kayu
Sonokeling biasanya halus, dengan tekstur yang halus dan permukaan yang mengkilap. Warna
kayu ini bervariasi dari coklat kehitaman hingga keunguan dengan adanya pola unik yang terlihat
seperti garis-garis atau bintik-bintik. Keindahan estetika kayu Sonokeling membuatnya menjadi
pilihan yang populer dalam pembuatan furniture, aksesori, dan barang-barang dekoratif.
Salah satu alasan mengapa kayu Sonokeling sangat dihargai adalah kekerasannya yang luar
biasa. Kayu ini termasuk dalam kategori kayu keras, yang memberikan ketahanan yang tinggi
terhadap goresan, benturan, dan keausan. Kekuatan dan kepadatan yang tinggi membuat kayu
Sonokeling sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan perabotan, lantai, dan bahan
konstruksi yang membutuhkan ketahanan dan daya tahan yang baik.
Sonokeling tergolong ke dalam kayu keras dengan bobot sedang hingga berat. Berat
jenisnya antara 0,77-0,86 pada kadar air sekitar 15%. Teksturnya cukup halus, dengan arah serat
lurus dan kadang kala berombak. Kayu ini juga awet; tahan terhadap serangan rayap kayu
kering dan sangat tahan terhadap jamur pembusuk kayu.
Kayu terasnya berwarna coklat agak lembayung gelap, dengan coreng-coreng coklat sangat gelap
hingga hitam. Kayu gubal berwarna keputih-putihan hingga kekuningan, 3–5 cm tebalnya,
terbedakan dengan jelas dari kayu teras.
2.5.3 Kayu Bangkirai
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi
sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pinhole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pinhole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu keras kadang terlihat coklat kemerahan. Berat kayu
bengkirai inipun terbilang berat dari pada kayu jati.
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk
diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak
akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya
adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang. Adapun kekurangan dari kayu kelapa (Glugu) ini sebagai berikut :
Glugu yang tidak memenuhi umurnya maka akan cenderung cepat rusak, dan disukai rayap.
Umur yang bagus untuk glugu adalah diatas 30 tahun, dan itupun yang bisa anda manfaatkan
adalah bagian mulai akar sampai 3 meter dibawah manggar atau batang pohon kelapa.
Bagian luar atau kulit glugu adalah bagian terkuat, maka jika anda ingin memanfaatkannya
sebagai blandar maka pilihlah glugu yang menyentuh bagian luar atau kulitnya. dan sebaiknya
hindari bagian hati atau bagian dalam
Glugu tidak begitu cocok digunakan sebagai usuk, atau penyangga genteng karena memang
mudah melengkung, apalagi dengan bentangan 3 s.d 4 meter sangat tidak disarankan. Kalau 2
s.d 2,5 meter masih dalam jangkauan dengan catatan kayu tua. Untuk mengatasinya anda bisa
selang seling dengan kayu lain seperti jati atau kalimantan jadi lebih kuat dan anda bisa irit
Jika anda menggunakan glugu sebagai usuk maka siapkan paku beton, bisa juga dengan paku
biasa namun yang menjadi masalah adalah lebih lama, apalagi dalam kondisi kayu sudah
kering. Lebih baik anda mengalahi membeli paku beton daripada tukang lama mengerjakannya
dan membuat biaya tukang menjadi bengkak.
Glugu sulawesi atau NTT dan lainnya bukanlah jaminan kualitas baik, saya lebih
menyarankan anda mencari sendiri glugu yang mash hidup jadi anda tau kekuatannya,
umurnya, dan yang bagus adalah yang daunnya sudah meranggas atau mau mati, dan tidak
mau berbuah kelapa lagi.
Tidak tahan terhadap air dan udara atau tempat yang lembab.Bukannya tidak berkualitas, tapi
kayu randu ini termasuk jenis kayu dengan kualitas rendah. Dalam prakteknya, kayu ini sangat
mudah lapuk, apalagi jika terkena air. Selain itu, kayu randu ini juga sangat rentan diserang oleh
rayap atau serangga perusak kayu lainnya. Jikal melihat lansiran dari situs dephut, kayu randu
digolongkan ke dalam golongan jenis kayu yang memiliki tingkat keawetan kelas V (lima). Itu
artinya golongan jenis kayu yang sangat mudah sekali lapuk atau keropos. Kayu Randu sendiri,
memiliki tampilan yang terbilang bagus dan terbilang tidak, warna kayu randu yang berwarna
merah kecoklatan, dan keputihan ini menjadi jenis kayu yang kurang cocok untuk digunakan
sebagai kebutuhan interior ataupun eksterior. Ciri ciri Kayu Randu ada bagian batang kayunya
terdapat warna kehijauan, memiliki bobot kayu yang sangat ringan, tekstur kayu yang tergolong
lunak dibandingkan dengan jenis kayu lainnya, kayu yang mudah diserang rayap dan serangga.
kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,kantor,gedung,serta bangunan lainnya
kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera bagian selatan dan kalimantan. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm, tumbuh paada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m, kayu ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu),papan lantai,kusen,bahan untuk bangunan jembatan,bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
kelas awet I.
2.5.8 Kayu Akasia
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang
dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.
Pohon sengon tercatat sebagai salah satu pohon yang tercepat pertumbuhannya di dunia. Pada
umur 1 tahun dapat mencapai 7 m dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 m dengan
diameter lebih dari 60 cm dan tinggi cabang 10 – 30 m. diameter pohon yang sudah tua dapat
mencapai 1 m, bahkan kadang lebih. Batang ummnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan slindris.
Pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu atau kehijauan. Tajuknya berbentuk perisai
jarang dan selalu hijau. Pohon sengon memiliki daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40
cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun berbentuk lonjong (Hardani, 2010). Sengon
juga termasuk jenis yang toleran terhadap tempat tumbuhnya karena dapat tumbuh mulai dari
pantai hingga ketinggian 1600 m dpl. Sengon dapat tumbuh pada tanah regosol, alluvial dan
latosol dengan pH 6-7, selain itu, sengon juga dapat tumbuh pada daerah dengan iklim sekitar 18
- 27 ºC, kelembaban 50% - 75% dan curah hujan per tahun sekitar 2000 - 4000 mm. Bagian
terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohon sengon
dapat mencapai tinggi sekitar 30 - 45 meter dengan diameter batang sekitar 70 - 80 cm, berat
jenis kayu sengon rata-rata sekitar 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V. Kau sengon pada
umumnya ringan, lunak sampai agak lunak. Kayu terasnya berwarna putih sampai cokelat muda
pucat atau kuning muda sampai cokelat kemerahan. Pada pohon yang masih muda, warna kayu
teras dan kayu gubal tidak begitu jelas perbedaannya (berwarna pucat), tetapi pada kau yang
lebih tua perbedaannya cukup jelas (Soerianegara dan Lemmes 1993). Kayu sengon memiliki
berat jenis yang ringan dan memiliki tekstur yang halus sampai cukup halus. Berat jenis kayu ini
antara 230 sampai 500 kg/m3 pada 12 – 15% moisture content. Kayu sengon ini apabila
langsung kontak dengan tanah dapat bertahan antara 0,5 – 2,1 tahun, 9 namun apabila dirawat
dengan perlakuan tertentu kayu sengon yang langsung bersentuhan dengan tanah dapat bertahan
hingga 15 tahun pada kondisi iklim tropis. Kayu sengon memiliki karakteristik tidak terlalu kuat
dan membutuhkan perawatan khusus. Kayu gubal dan kayu teras sengon berwarna coklat muda
yang disertai warna merah muda dan tidak dapat dibedakan dengan jelas. Kayunya lunak, sangat
ringan dan mudah menyerap bahan pengawet. Berat jenis 0.32–0.37 dan tergolong dalam kelas
kuat III–IV dan kelas awet IV (sedang). Kayu sengon mengandung selulosa tinggi, lignin rendah,
pentosan rendah dan ekstraktif tinggi. Persentase lignin rendah menunjukkan kayu tidak terlalu
kuat dan tidak terlalu kaku.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah mengenai kayu ini adalah bahwasanya banyak alternatif lain yang bisa
digunakan untuk konstruksi selain baja ataupun beton. Contohnya kayu yang juga bisa menjadi
alternatif pengganti untuk konstruksi yang kualitasnya hampir sama dengan bahan konstruksi
yang biasanya. Adapun masalah kekurangan dan kelebihan dalam bahan konstruksi semua bahan
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing itu tergantung masyarakat yang akan
menggunakannya.
Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi ini terpilih selain karena kekuatan
kayunya dan kelebihan kayu yang dapat menyesuaikan suhu ruangan juga dilihat dari unsur
estetika yang timbul dari warna elgan kayu itu sendiri.
Daftar Pustaka
http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
http://www.tentangkayu.com/2008/01/sifat-mekanik-kayu.html
http://vikrishared.blogspot.co.id/2013/07/sifat-dan-karakteristik-kayu.html
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-
konstruksi.html
http://karindayulinardesta.blogspot.co.id/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-
ciri.html
http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-kayu-bernilai-jual.html
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://www.dephut.go.id/Halaman/
STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm
http://pspkusenpage4me.page4.me/bangkirai.html
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html