Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH STRUKTUR KAYU

LAPORAN
TUGAS MAKALAH JENIS JENIS KAYU

Dikerjakan Oleh :
1. Tasya Salsabila Putri Kurniawan (221910301128)
2. Adelia Shinta Puspitasari (221910301130)

Dosen Pengampu :
Nanin Meyfa Utami. S.T, M.T
NIP. 1986051120023212029

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga pelaksanaan penelitian dan penulisan makalah ini bisa lancar dan selesai tepat waktu.
Dengan tujuan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan nilai pengkuliahan struktur kayu di
Teknik Sipil Universitas Jember.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak akan sempurna tanpa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung kami dalam penyusunan laporan ini.
2. Nanin Meyfa Utami, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Struktur Kayu
3. Teman-teman Sipil 2022 atas dukungan serta bantuannya dalam mengerjakan makalah
ini
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam menyusun makalah struktur kayu.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, semua saran dan kritik sangat kami harapkan, demi penyempurnaan dalam membuat
laporan-laporan lain. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan dalam penelitian ini dapat
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga untuk orang lain.

Jember, 19 September 2023

Kelompok
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian kayu.................................................................................................................................3
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu........................................................................................................5
2.2.1 Kelebihan Kayu..........................................................................................................................5
2.2.2 Kekurangan Kayu.......................................................................................................................5
2.3 Manfaat kayu dalam konstruksi.........................................................................................................5
2.3.1 Kayu sebagai Konstruksi bangunan............................................................................................6
2.3.2 Lantai (Flooring).........................................................................................................................6
2.3.3 Dinding.......................................................................................................................................7
2.3.4 Rangka Atap...............................................................................................................................8
2.4 Jenis-jenis Kayu.................................................................................................................................8
2.5 Jenis-jenis KayuYang Didapatkan Dari Penelitihan........................................................................12
2.5.1 Kayu Jati...................................................................................................................................12
2.5.2 Kayu Sonokeling......................................................................................................................13
2.5.3 Kayu Bengkirai.........................................................................................................................14
2.5.4 Kayu Kamper............................................................................................................................15
2.5.5 Kayu Kelapa.............................................................................................................................16
2.5.6 Kayu Randu..............................................................................................................................17
2.5.7 Kayu Ulin.................................................................................................................................18
2.5.8 Kayu Akasia.............................................................................................................................19
2.5.9 Kayu Sengon.............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................21
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................22
Dokumentasi..............................................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan bukan hanya merupakan sebuah benda yang dapat dipamerkan oleh pemiliknya, tapi
juga merupakan tempat bernaung, berteduh dan beraktivitas. Terlebih lagi sebagian besar
aktivitas sehari-hari kita lakukan dalam ruangan. Dengn pentingnya ruangan sebagai bagian dari
bangunan itu sendiri maka pantaslah kita harus teliti dalam memilih material dan bahan
bangunan yang baik dan sesuai dengan kondisi iklim dimana bangunan itu akan berdiri. Kayu
merupakan salah satu bahan bangunan yang berasal dari alam dan sangat sering digunakan.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap
jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga
dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai
dengan yang kita inginkan.

Selain keuntungan kayu di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang tinggi (tekan sejajar atau
tegak lurus serat) dan berat yang rendah dibandingkan dengan konstuksi yang lainnya,
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia (Chemical Attack), dan bersifat
isolator. Akan tetapi kayu juga mempunyai beberapa kekurangan yang disebabkan oleh beberapa
penyebab di antaranya adalah cendawan / jamur, bakteri, serangga pengerek (rayap), dan
pengausan mekanis. Kekurangan kayu lainnya yaitu sifat kurang homogen adanya cacat kayu,
mata kayu, sifat kurang awet, bisa memuai menyusut dengan perubahan kelembapan, dan yang
utama ialah kayu mudah terbakar. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan bahan konstruksi.
Penilaian terhadap kayu di bedakan atas kelas kuat dan kelas awetnya.

Selain itu kayu juga merupakan hasil hutan yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan tekhnologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-
bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian. Mengetahui sifat-
sifat kayu ini sangat penting sekali dalam industry pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akaan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat kayu, keuntungan dan kelemahannya serta cara
penggunaan atau sambungannya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengenal sifat-sifat kayu, jenis jenis kayu, mutu
kayu dan kekuatannya sehingga dapat diketahui kegunaan kayu tiu sendiri dalam konstruksi
sesuai kekuatannya masing-masing.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap),
bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan
lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi)
mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika
kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh
yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas
selulosa dan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu
panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang
sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.

Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural,
sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut.
Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja.
Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi
bahan dekoratif. Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya: pada daerah tertentu,
dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain)
peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan
2.2 Kelebihan dan kekurangan kayu
2.2.1 Kelebihan Kayu
 Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
 Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga
yang relatif murah
 Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
 Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup
tinggi/baik
 Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
 Kedap suara
2.2.2 Kekurangan Kayu
 Sifatnya kurang homogen
 Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
 Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
 Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
 Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
 Agak mudah terbakar

2.3 Manfaat kayu dalam konstruksi


2.3.1 Kayu sebagai Konstruksi bangunan
Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan struktur
bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya sumber kayu menyebakan
hampir semua struktur bangunan perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan
tiang menggunakan kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan
kayu struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi ringan
umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu. Kayu untuk keperluan bangunan umumnya
dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta
mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut
harus diawetkan terlebih dahulu. Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan
bangunan hanya terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi
bangunan yang memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan kayu dengan
bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan ukuran terbesar sesuai dengan
ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau
lebih papan kayu gergajian yang direkat dengan menggunakan perekat tertentu dengan arah serat
kayunya sejajar satu sama lain.

2.3.2 Lantai (Flooring)


Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa industri
mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak indah, kelas kuat I-III dan kelas awet
I-II. Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain berkesan setetis yang
kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan. Untuk Hardwood atau kayu daun lebar
sangat disukai dan sering digunakan.
2.3.3 Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini lebih umum
digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel eksterior. Sedangkan untuk
dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak diperlukan persyaratan yang tinggi. Untuk
pembuatan dinding, selain diperlukan kayu yang bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet,
untuk berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).
 Kayu Gergajian
Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu karet,
mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet yang diawetkan
dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan ramin. Sedangkan yang
dibuat dari kayu mangium menunjukkan menampilan seperti jati.
 Kayu Lapis
Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat
digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.
 Papan Mineral
Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat dari
kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding bangunan yang
tahan lama.

2.3.4 Rangka Atap


Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyak digunakan
karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalam konfigurasi dan ukuran batang.
Rangka batang dapat dibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untuk
kondisi beban dan bentang tertentu. Rangka batang demikian umumnya digunakan pada situasi
bentang tidak besar dan beban ringan.

2.4 Jenis-jenis Kayu


Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal sebagai penghasil berbagai macam sumber daya
alam, termasuk sumber daya alam hasil hutan berupa kayu-kayuan. Kayu yang ada di Indonesia
sangat banyak sekali macam dan jenisnya. Dan dari jenis-jenis itu ada yang tidak memiliki nilai
jual dan ada juga yang memiliki nilai jual ( laku dijual ). Untuk jenis-jenis kayu yang memiliki
nilai jual tergolong banyak jumlahnya, dan diantara jenis-jenis kayu tersebut bahkan memiliki
nilai jual yang lumayan tinggi di pasaran, baik domestik maupun Internasional.
Ada 131 Jenis Kayu yang ada di Indonesia, berikut daftar jenis tersebut :
1.agathis 15.Bintangur 29.Gadog 43. Kapuk hutan
2.Akasia 16.Bongin 30.Gelam 44.Kapur
3.Ampupu 17.Bugis 31.Gerunggang 45.Kecapi
4.Bakau 18.Bungur 32.Gia 46.Kedemba
5.Balau 19.Cemara 33.Giam 47.Kelapa
6.Balsa 20.Cempaga 34.Gisok 48.Kemenyan
7.Bangkirai 21.Cempaka 35.Gofasa 49.Kemiri
8.Bawang 22.Cendana 36.Jabon 50.Kempas
9.Bayur 23.Cengal 37.Jangkang 51.Kenanga
10.Bedaru 24.Dahu 38.Jati 52.Kenari
11.Balangeran 25.Damar 39.Jelutung 53.Keranji
12.Benuang 26.Dungun 40.Jeungjing 54.Keruing
13.Benuang laki 27.Durian 41.Johar 55.Ketapang
14.Berumbung 28.Eboni 42.Kamper 56.Kolaka
57.Kuku 59.Kupang 61.Lara 63.Leda
58.Kulim 60.Laban 62.Lasi
64.Mahang 93. Petaling
65.Mahoni 94. Petanang
66.Malas 95. Pilang
67.Matoa 96. Pimping
68.Medang 97. Pinang
69.Melur 98. Pinus
70.Membacang 99. Pulai100. Punak
71.Mendarahan 101. Puspa
72.Menjalin 102. Putat
73.Mensira 103. Ramin
74.Mentibu 104. Rengas
75.Merambung 105. Rengas burung
76.Meranti Merah 106. Resak
77 Meranti Kuning 107. Salimuli
78.Meranti Putih 108. Sampang
79.Merawan 109. Saninten
80.Merbau 110. Sawo
81.Merpayang 111. Sendok-sendok
82.Mersawa 112. Sengon
83.Mindi 113. Simpur
84.Nyatoh 114. Sindur
85.Nyirih 115. Sonokeling
86.Palapi 116. Sonokembang
87.Pasang 117. Sungkai
88.Patin 118. Surian
89.Pelawan 119. Tanjung
90.Perepat darat 120. Tembesu
91.Perepat laut 121. Tempinis
92. Perupuk 122. Tepis
123. Teraling
124. Terap
125. Terentang
126. Tingi
127. Trembesi
128. Tualang
129. Tusam
130. Ulin
131. Weru
2.5 Jenis-jenis Kayu Yang Didapatkan Dari Penelitian
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi.
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air,
keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan
dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai
Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan
spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu
lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.

2.5.1 Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu
jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering
dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam suatu konstruksi Kayu jati biasa digunakan sebagai rangka atap,lantai,kusen,balok
penyangga,dinding.
2.5.2 Kayu Sonokeling

Kayu Sonokeling, atau juga dikenal dengan nama Latin Dalbergia latifolia, adalah salah satu
jenis kayu yang sangat dihargai di dunia perkayuan. Tumbuh di hutan tropis Asia Tenggara, kayu
Sonokeling telah menjadi favorit para pengrajin dan penggemar kayu karena keindahannya yang
menakjubkan dan kualitas yang luar biasa.

Kayu Sonokeling memiliki ciri khas serat yang indah dan warna yang beragam. Serat kayu
Sonokeling biasanya halus, dengan tekstur yang halus dan permukaan yang mengkilap. Warna
kayu ini bervariasi dari coklat kehitaman hingga keunguan dengan adanya pola unik yang terlihat
seperti garis-garis atau bintik-bintik. Keindahan estetika kayu Sonokeling membuatnya menjadi
pilihan yang populer dalam pembuatan furniture, aksesori, dan barang-barang dekoratif.

Salah satu alasan mengapa kayu Sonokeling sangat dihargai adalah kekerasannya yang luar
biasa. Kayu ini termasuk dalam kategori kayu keras, yang memberikan ketahanan yang tinggi
terhadap goresan, benturan, dan keausan. Kekuatan dan kepadatan yang tinggi membuat kayu
Sonokeling sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan perabotan, lantai, dan bahan
konstruksi yang membutuhkan ketahanan dan daya tahan yang baik.

Sonokeling tergolong ke dalam kayu keras dengan bobot sedang hingga berat. Berat
jenisnya antara 0,77-0,86 pada kadar air sekitar 15%. Teksturnya cukup halus, dengan arah serat
lurus dan kadang kala berombak. Kayu ini juga awet; tahan terhadap serangan rayap kayu
kering dan sangat tahan terhadap jamur pembusuk kayu.
Kayu terasnya berwarna coklat agak lembayung gelap, dengan coreng-coreng coklat sangat gelap
hingga hitam. Kayu gubal berwarna keputih-putihan hingga kekuningan, 3–5 cm tebalnya,
terbedakan dengan jelas dari kayu teras.
2.5.3 Kayu Bangkirai

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi
sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pinhole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pinhole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu keras kadang terlihat coklat kemerahan. Berat kayu
bengkirai inipun terbilang berat dari pada kayu jati.

2.5.4 Kayu Kamper


kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang
halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena
tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat
II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan. Adapun kelebihan dari kayu kamper ini tekstur kayunya sangat halus dan lembut
dan tidak ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai dan harganya lebih
terjangkau walau tidak sekuat kayu jati dan kayu bengkirai. Adapun kekurangan dari kayu
kamper ini karena tidak sekuat kayu bengkirai kecendrungan berubah bentuk uga besar sehingga
tidak disarankan untuk pintu dan jendela yang terlalu besar dan kayu kamper juga tidak sekuat
jati dan tidak sekeras bengkirai.

2.5.5 Kayu Kelapa

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk
diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak
akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya
adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang. Adapun kekurangan dari kayu kelapa (Glugu) ini sebagai berikut :
 Glugu yang tidak memenuhi umurnya maka akan cenderung cepat rusak, dan disukai rayap.
Umur yang bagus untuk glugu adalah diatas 30 tahun, dan itupun yang bisa anda manfaatkan
adalah bagian mulai akar sampai 3 meter dibawah manggar atau batang pohon kelapa.
 Bagian luar atau kulit glugu adalah bagian terkuat, maka jika anda ingin memanfaatkannya
sebagai blandar maka pilihlah glugu yang menyentuh bagian luar atau kulitnya. dan sebaiknya
hindari bagian hati atau bagian dalam
 Glugu tidak begitu cocok digunakan sebagai usuk, atau penyangga genteng karena memang
mudah melengkung, apalagi dengan bentangan 3 s.d 4 meter sangat tidak disarankan. Kalau 2
s.d 2,5 meter masih dalam jangkauan dengan catatan kayu tua. Untuk mengatasinya anda bisa
selang seling dengan kayu lain seperti jati atau kalimantan jadi lebih kuat dan anda bisa irit
 Jika anda menggunakan glugu sebagai usuk maka siapkan paku beton, bisa juga dengan paku
biasa namun yang menjadi masalah adalah lebih lama, apalagi dalam kondisi kayu sudah
kering. Lebih baik anda mengalahi membeli paku beton daripada tukang lama mengerjakannya
dan membuat biaya tukang menjadi bengkak.
 Glugu sulawesi atau NTT dan lainnya bukanlah jaminan kualitas baik, saya lebih
menyarankan anda mencari sendiri glugu yang mash hidup jadi anda tau kekuatannya,
umurnya, dan yang bagus adalah yang daunnya sudah meranggas atau mau mati, dan tidak
mau berbuah kelapa lagi.

2.5.6 Kayu Randu

Tidak tahan terhadap air dan udara atau tempat yang lembab.Bukannya tidak berkualitas, tapi
kayu randu ini termasuk jenis kayu dengan kualitas rendah. Dalam prakteknya, kayu ini sangat
mudah lapuk, apalagi jika terkena air. Selain itu, kayu randu ini juga sangat rentan diserang oleh
rayap atau serangga perusak kayu lainnya. Jikal melihat lansiran dari situs dephut, kayu randu
digolongkan ke dalam golongan jenis kayu yang memiliki tingkat keawetan kelas V (lima). Itu
artinya golongan jenis kayu yang sangat mudah sekali lapuk atau keropos. Kayu Randu sendiri,
memiliki tampilan yang terbilang bagus dan terbilang tidak, warna kayu randu yang berwarna
merah kecoklatan, dan keputihan ini menjadi jenis kayu yang kurang cocok untuk digunakan
sebagai kebutuhan interior ataupun eksterior. Ciri ciri Kayu Randu ada bagian batang kayunya
terdapat warna kehijauan, memiliki bobot kayu yang sangat ringan, tekstur kayu yang tergolong
lunak dibandingkan dengan jenis kayu lainnya, kayu yang mudah diserang rayap dan serangga.

2.5.7 Kayu Ulin

kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,kantor,gedung,serta bangunan lainnya
kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera bagian selatan dan kalimantan. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm, tumbuh paada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m, kayu ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu),papan lantai,kusen,bahan untuk bangunan jembatan,bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
kelas awet I.
2.5.8 Kayu Akasia

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang
dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.

2.5.9 Kayu Sengon

Pohon sengon tercatat sebagai salah satu pohon yang tercepat pertumbuhannya di dunia. Pada
umur 1 tahun dapat mencapai 7 m dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 m dengan
diameter lebih dari 60 cm dan tinggi cabang 10 – 30 m. diameter pohon yang sudah tua dapat
mencapai 1 m, bahkan kadang lebih. Batang ummnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan slindris.
Pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu atau kehijauan. Tajuknya berbentuk perisai
jarang dan selalu hijau. Pohon sengon memiliki daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40
cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun berbentuk lonjong (Hardani, 2010). Sengon
juga termasuk jenis yang toleran terhadap tempat tumbuhnya karena dapat tumbuh mulai dari
pantai hingga ketinggian 1600 m dpl. Sengon dapat tumbuh pada tanah regosol, alluvial dan
latosol dengan pH 6-7, selain itu, sengon juga dapat tumbuh pada daerah dengan iklim sekitar 18
- 27 ºC, kelembaban 50% - 75% dan curah hujan per tahun sekitar 2000 - 4000 mm. Bagian
terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohon sengon
dapat mencapai tinggi sekitar 30 - 45 meter dengan diameter batang sekitar 70 - 80 cm, berat
jenis kayu sengon rata-rata sekitar 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V. Kau sengon pada
umumnya ringan, lunak sampai agak lunak. Kayu terasnya berwarna putih sampai cokelat muda
pucat atau kuning muda sampai cokelat kemerahan. Pada pohon yang masih muda, warna kayu
teras dan kayu gubal tidak begitu jelas perbedaannya (berwarna pucat), tetapi pada kau yang
lebih tua perbedaannya cukup jelas (Soerianegara dan Lemmes 1993). Kayu sengon memiliki
berat jenis yang ringan dan memiliki tekstur yang halus sampai cukup halus. Berat jenis kayu ini
antara 230 sampai 500 kg/m3 pada 12 – 15% moisture content. Kayu sengon ini apabila
langsung kontak dengan tanah dapat bertahan antara 0,5 – 2,1 tahun, 9 namun apabila dirawat
dengan perlakuan tertentu kayu sengon yang langsung bersentuhan dengan tanah dapat bertahan
hingga 15 tahun pada kondisi iklim tropis. Kayu sengon memiliki karakteristik tidak terlalu kuat
dan membutuhkan perawatan khusus. Kayu gubal dan kayu teras sengon berwarna coklat muda
yang disertai warna merah muda dan tidak dapat dibedakan dengan jelas. Kayunya lunak, sangat
ringan dan mudah menyerap bahan pengawet. Berat jenis 0.32–0.37 dan tergolong dalam kelas
kuat III–IV dan kelas awet IV (sedang). Kayu sengon mengandung selulosa tinggi, lignin rendah,
pentosan rendah dan ekstraktif tinggi. Persentase lignin rendah menunjukkan kayu tidak terlalu
kuat dan tidak terlalu kaku.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah mengenai kayu ini adalah bahwasanya banyak alternatif lain yang bisa
digunakan untuk konstruksi selain baja ataupun beton. Contohnya kayu yang juga bisa menjadi
alternatif pengganti untuk konstruksi yang kualitasnya hampir sama dengan bahan konstruksi
yang biasanya. Adapun masalah kekurangan dan kelebihan dalam bahan konstruksi semua bahan
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing itu tergantung masyarakat yang akan
menggunakannya.
Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi ini terpilih selain karena kekuatan
kayunya dan kelebihan kayu yang dapat menyesuaikan suhu ruangan juga dilihat dari unsur
estetika yang timbul dari warna elgan kayu itu sendiri.
Daftar Pustaka
 http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
 http://www.tentangkayu.com/2008/01/sifat-mekanik-kayu.html
 http://vikrishared.blogspot.co.id/2013/07/sifat-dan-karakteristik-kayu.html
 http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu
 http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-bahan-
konstruksi.html
 http://karindayulinardesta.blogspot.co.id/2011/11/macam-macam-jenis-kayu-beserta-
ciri.html
 http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-kayu-bernilai-jual.html
 http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
 http://www.dephut.go.id/Halaman/
STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm
 http://pspkusenpage4me.page4.me/bangkirai.html
 http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html

Anda mungkin juga menyukai