Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kelompok Struktur Kayu

SIFAT KAYU, SIFAT KEKUATAN KAYU DAN PROSES PENGAWETAN KAYU

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

KELAS 03/C

REZKIAH AMALIA RUSLI : 220201602012


ATHALLAH AL MUQAFFI : 220201602013
YOGA ADRIYAN KURNIAWAN : 220201602015
DHEWI TRI CAHYANI : 220201602016
A RAYA RAMBU RABBANI : 220201602017

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat Kayu, sifat kekuatan Kayu dan
Proses Pengawetan kayu” dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu saja
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Sebelumnya kami ingin meminta maaf karena makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan yang ada didalamnya.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
pembenahan makalah ini selanjutnya, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Struktur Kayu yaitu Ibu Dwi Wahyuni Aprianti
yang telah membimbing kami dalam mengetik makalah ini.

Makassar, 14 Maret 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

2.1 Macam-Macam Sifat Kayu ................................................................................ 3-7

2.2 Sifat Kekuatan Kayu ....................................................................................... 7-10

2.3 Cara Pengawetan Kayu ................................................................................. 10-12

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telah membantu kehidupan sehari-hari. kayu
adalah material yang umum dingunakan dalam konstruksi bangunan. Sebagai bahan
alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan
pada material lain. Hal ini yang menjadi nilia tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu
sebagai pilihan dalam struktural bangunan.

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang
bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan
di pilih. Misalnya untuk konstruksi artinya kita harus memilih kayu yang kuat, keras,
mempunyai keawetan alam yang tinggi seperti kayu jati, balau, bungur, bangkirai dll.Untuk
lantai (yang harus bersifat keras, tahan asam, daya abrasi tinggi) dapat dipilih seperti kayu jati,
bungur dan masih banyak lagi. Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secara teknis
mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai estetika tersendiri yang dapat
menjadi pertimbangan untuk memakainya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lainy karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang
setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Perlu mengenal sifat- sifat kayu tersebut
sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-
betul sesuai dengan yang kita inginkan. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru
oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam mengenai sifat kayu,
sifat kekuatan kayu dan pengawetan kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan kelemahan-
kelemahan yang dimiliki oleh kayu, sehingga kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara
maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik secara material maupun metode konstrusi.
Dengan mempelajarinya,nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayu pada mata
kuliah yang bersangkutan. Mengetahui sifat-sifat kayu ini sangat penting sekali dalam industry
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dipilih jenis kayu tepat serta
macam penggunaan yang memungkinkan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja sifat-sifat kayu ?


2. Sifat kekuatan apa saja yang di miliki kayu ?
3. Bagaimana cara pengawetan kayu ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja sifat dari kayu


2. Untuk mengetahui sifat kekuatan yang dimiliki kayu
3. Menjelaskan bagaimana cara pengawetan kayu

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Macam-Macam Sifat Kayu

Kayu dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat yang berbeda
tersebut menyangkut: sifat anatomi kayu, sifat fisik kayu, sifat mekanik dan sifat-sifat kimia
kayu. Dari sekian perbedaan sifat kayu tersebut, ada beberapa sifat umum yang terdapat pada
semua jenis kayu. Sifat-sifat umum kayu tersebut adalah:
 Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
 Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki bermacam -macam tipe, dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (unsur
karbohidrat) serta berupa lignin (non karbohidrat).
 Semua kayu bersifat anisotrofik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji
menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial). Hal ini disebabkan oleh
struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu, dan
pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon.
 Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
 Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat terbakar, terutama jika kayu dalam
keadaan kering.

1. Sifat Fisik Kayu


Sifat fisik kayu yang dimaksud adalah berat jenis, kelas kuat, kelas awet, dan
penyusutan. Sifat mekanik atau keteguhan kayu merupakan salah satu sifat penting yang
dapat dipakai untuk menentukan kegunaan suatu jenis kayu. Sifat kimia yang dimaksud
adalah komponen utama kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif, dan
abu. Selulosa merupakan bagian terbesar yang terdapat dalam kayu, yaitu berkisar antara
39 – 55 %, kemudian lignin 18 – 33 %, pentosan 21 – 24 %, zat ekstraktif 2 – 6 %, dan
abu 0,2 – 2 %.

a. Berat dan Berat Jenis


Berat jenis kayu didapat dari perbandingan antara berat dan volume kayu dalam
keadaan kering udara dengan kadar air berkisar di 15 persen. Setiap jenis kayu memiliki
berat jenis yang berbeda, berkisar diantara 0,2 t/m3 sampai dengan 1,28 t/m3 . Besaran

3
berat jenis yang dicantumkan biasanya adalah nilai rata-rata dan dalam kurung
dicantumkan nilai minimum dan maksimum empiris, contoh bj kruing : 0,80 (0,69-0,90).
Berat jenis kayu ini merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat-sifat kayu, sebagai
contoh, semakin besar berat jenis kayu makin kuat kayunya, demikian sebaliknya semakin
kecil berat jenisnya (semakin ringan) semakin berkurang juga kekuatannya.
b. Warna Kayu
Setiap jenis kayu mempunyai warna yang berbeda-beda, tergantung zat-zat pengisi
warna pada kayu tersebut. Contohnya, kayu jelutung mempunyai warna putih, sedangkan
kayu mahoni mempunyai warna merah.
c. Keawetan Kayu Alami
Keawetan alami adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur yang
dapat merusak kayu dari luar, seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing dan yang lainnya yang
diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu ini disebabkan oleh adanya suatu
zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur beracun bagi perusak kayu tersebut,
sehingga perusak tersebut tidak sempat masuk dan tinggal di dalam kayu dan merusak
kayu. Contoh zat-zat tersebut seperti, tectoquinon pada kayu jati, silica pada kayu ulin
dan lain-lain, sehingga jenis kayu-kayu ini mempunyai cukup keawetan secara alami.
Klasifikasi kayu di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu ke dalam 5 kelas awet.
d. Tekstur
Tekstur kayu adalah ukuran relatif sel-sel kayu atau ukuran relatif serat-serat kayu.
Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam :
- Kayu bertekstur halus : giam, nyatoh, ramin, mahoni, pinus
- Kayu bertekstur sedang : jati, sonokeling, kapur, matoa
- Kayu bertekstur kasar : meranti, kempas, keruing, sungkai
e. Serat
Sifat kayu ini menunjukan arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu.
Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang.
Contoh kayu Jabon, kapur, kruing, matoa, nyatoh, ramin Jika arah sel-sel itu menyimpang
atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang dikatakan kayu itu berserat
mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi :
- Serat berpadu, bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselangseling,
menyimpang ke kiri dan ke kanan terhadap sumbu batang. contoh kayu kulim,
renghas, meranti, (kapur), (kruing), (matoa), (ramin).

4
- Serat berombak, serat-serat kayu yang membentuk gambaran berombak. Contoh
kayu merbau, kempas
- Serat terpilin, serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin/terpuntir, seolah-
olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu. Contoh kayu bintangur, damar dll.
f. Akustik
Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan bahan untuk meneruskan atau tidak
meneruskan suara. Dasar akustik dari kayu erat hubungannya dengan elastisitas kayu. Jika
sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara yang tingginya
tergantung pada frekuaensi alami getaran kayu tersebut. frekuensi ini ditentukan oleh
kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitasnya
misalnya akibat serangan jamur, dika dipukul akan memberikan suara yang keruh, sedang
kayu yang sehat suaranya akan terdengar nyaring.
g. Resonasi
Resonansi pada kayu yaitu ikut bergetarnya kayu dengan gelombang suara, ini terjadi
karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat
baik, oleh karenanya kayu banyak digunakan untuk membuat alat-alat musik, seperti
kolintang, gitar, piano. biola dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorbsi suara
tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik permukaan benda tersebut, yaitu mampu
tidaknya permukaan benda mengabsorbsi / menyerap suara atau memantulkan suara.
Kayu mempunyai sifat ini, dimana kayu tidak mudah untuk bergetar dan menyerab
gelombang suara, karena itu kayu baik digunakan untuk penutup lantai atau parqet.
h. Pengaruh Temperatur
Seperti pada benda-benda lainnya, kayu akan mengembang jika dipanaskan dan mengecil
jika didinginkan. Tapi pengaruh temperatur ini tidak begitu penting seperti pengaruh
perubahan kadar lengas kayu. (akan dibicarakan lebih lanjut) Pada temperatur normal,
angka muai linier (λ) kayu dalam arah sejajar serat rendah sekali ( 4.10-6 ) dibanding
dengan λ besi dan material lainnya. Untuk arah Ʇ serat angka liniernya besar, tetapi lebih
besar lagi perubahannya karena pengaruh kadar lengas kayu, sehingga untuk arah Ʇ serat
akibat perubahan temperatur λ dapat diabaikan.
i. Daya Hantar Panas
Kayu merupakan bahan yang berpori, artinya kayu mengandung kantungkantung
berisi udara yang tidak dapat bergerak. Oleh karena itu kayu baik sekali digunakan
sebagai bahan penyekat / isolasi panas. Semakin banyak ruang hawa tersebut semakit baik

5
daya sekat panasnya. Kayu dengan angka rapat kecil mempunyai ruang kosong yang
semakin banyak..
j. Sifat-Sifat Listrik
Kayu merupakan bahan pengantar listrik yang jelek, atau merupakan bahan isolasi /
penyekat listrik yang baik. Daya hantar listrik ini tidak tergantung dari jenis kayu, atau
angka rapat, tetapi banyak dipengaruhi oleh kadar lengas kayu. Pada kadar lengas 0 (nol),
kayu akan menjadi bahan isolasi listrik yang baik sekali.

2. Sifat Higroskopik
a. Kadar Lengas
Kebalikan dengan sifat tubuh manusia, kayu tidak begitu peka terhadap perubahan
temperatur udara, tetapi sangat peka terhadap perubahan kelembaban udara. Kadar
lengas kayu akan berubah banyak karena penambahan kelembaban udara apabila
temperatur tetap, sebaliknya kadar lengas kayu tetap atau tidak berubah banyak karena
perubahan temperatur dengan kelembaban udara yang tetap. Perubahan kadar lengas
kayu menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu, disamping mempengaruhi
pula sifat-sifat fisik dan mekanik kayu. Sel-sel kayu mengandung air, sebagian mengisi
ruangan antar sel, disebut dengan air bebas (free water), dan sebagian menembus
dinding sel dan ditahan oleh pori-pori dinding sel tersebut, dan air inidisebut dengan air
ikat (imbebet water). Apabila kayu mengering, air bebas akan keluar terlebih dahulu,
baru air ikat akan meninggalkan dinding-dinding sel jika kayu terus mengering. Pada
saat air bebas telah habis keluar, keadaan ini disebut dengan titik jenuh serat
(fibersaturation point). Kadar lengas pada saat itu sekitar 25 % - 35 %, tergantung dari
jenis kayunya ( untuk kayu jati ± 28%). Apabila kayu mengering dibawah titik jenuh
seratnya, dinding-dinding sel menjadi semakin padat, dan serat-serat kayu menjadi
semakin kuat dan kokoh.
b. Kembang Susut
Kayu akan mengembang dan menyusut tergantung kadar lengasnya, tetapi besaran
kembang susutnya tidak sama di dalam berbagai arah. Kita membedakan perubahan ini
dalam tiga arah, yaitu : - arah radial , yaitu arah menuju pusat kayu - arah tangensial ,
yaitu searah dengan garis singgung lingkaran. - arah axial , yaitu sejajar dengan arah
panjang batang.

6
2.2 Sifat Kekuatan Kayu

Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan
atau beban dari luar. Maksud muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai
kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Sifat mekanik atau kekuatan
kayu meliputi keteguhan tarik, keteguhan tekan / kompresi, keteguhan geser, keteguhan
lengkung (lentur), kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan belah.

1. Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu atau tegak lurus (melintang)
arah serat kayu. Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-
gaya yang menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih besar searah
serat kayu.

7
2. Kekuatan Tekan
Kekuatan Tekan Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat kayu atau
melintang serat kayu. Kekuatan tekan kayu lebih lemah pada arah melintang serat.

3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan dan tekanan yang membuat
kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu beban mati ataupun beban hidup. Beban mati
artinya tekanan secara terus menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup
berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa berubah-ubah kekuatannya. Keteguhan
geser kayu paling besar adalah pada posisi melintang serat kayu.

4. Kelenturan (Kekuatan Lengkung)

Kayu juga tahan terhadap gaya yang berusaha melengkungkan kayu dengan satu kali
tekanan secara terus menerus atau berkali-kali (secara mendadak, seperti pukulan).

8
5. Kekuatan Belah
Daya tahan kekuatan kayu terhadap tekanan belah paling rendah pada posisi searah
serat. Walaupun demikian untuk beberapa jenis kayu tertentu sangat baik apabila
kekuatan belahnya sangat lemah karena jenis kayu ini akan sangat cocok untuk pembuatan
atap sirap atau kayu bakar.

9
6. Kekakuan
Kekakuan kayu, baik yang dipergunakan sebagai belandar ataupun tiang adalah suatu
ukuran kekuatan dalam kemampuannya menahan perubahan bentuk atau lengkung.
Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari
pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik.
7. Keuletan
Keuletan adalah suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut banyaknya sifat
kayu. Seperti kayu yang sukar dibelah, kayu yang tidak patah sebelum bentuknya berubah,
adalah dikatakan sebagai kayu-kayu yang ulet. Keuletan dapat diartikan sebagai
kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap
kejutan- kejutan atau tegangan-tegangan yang beru lang-u lang, melampau ibatas
proporsional serta mengakibatkan peru bahan bentu k permanen dan kerusakan sebagian.
8. Kekuatan
Kekuatan adalah suatu ukuran kekuatan kayu dalam menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan yang terjadi padanya. Kekerasan kayu juga dapat diartikan sebagai
kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi), sebagai ukuran tentang ketahanannya
terhadap pengausan kayu.

2.3 Proses Pengawetan Kayu


Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sampai sekarang masih populer. Dalam
pembuatan gedung biasanya kayu dijadikan bahan pembuat kusen, daun pintu, daun
jendela, rangka atap, kuda-kuda dan lain sebagainya. Tetapi kekurangan kayu adalah
cepat rusak dan lapuk karena jamur, serangga, dan lain-lain. Untuk mencegah kerusakan
tersebut, sebaiknya kayu diawetkan terlabih dahulu.

Berikut ini adalah proses pengawetan kayu :

1. Pemulasan dan Penyemprotan

Cara pengawetan ini adalah cara pengawetan yang paling sederhana, tapi cara
pengawetan dengan penyemprotan dan pemulasan ini tidak efektif karena pengawet
yang masuk dan menyerap dalam kayu hanya sedikit dan pengawet ini mudah luntur.
Keuntungan cara pengawetan pemulas dan penyemprot ini adalah alat yang digunakan
sederhana, serangan perusak kayu tidak ganas dan pengawetan kayu yang sudah

10
terpasang.Contoh pengawetan ini adalah pelapisan cat pada kayu, melabur kayu
dengan ter dan lain sebagainya.

2. Perendaman

Cara pengawetan kayu dengan cara perendaman adalah kayu direndam dalam bak
larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatan selama beberapa hari,
dengan catatan kayu harus terendam semua.Pengawetan kayu dengan rendaman ada
tiga cara, yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan rendaman panas dingin.

Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam
anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim
dilakukan dalam bak dari logam.

Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak
rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat larutan bahan
pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban
pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut.

Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau
rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak
masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil
lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses
difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di
bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.

3. Vakum (Cara Modern)

Cara pengerjaan pengawetan vakum ini adalah :

1. Kayu dimasukan ke dalam tangki tertutup rapat

2. Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki dengan tekanan 60 cm/Hg


kurang lebih 90 menit

11
3. Sambil dalam proses vakum, masukkan bahan pengawet kedalam tangki
sampai penuh.

4. Setelah penuh, hentikan proses vakum dan ganti dengan tekanan kurang lebih
15 atmosphere

5. Hentikan proses tekanan dan keluarkan bahan pengawet

6. Terakhir lakukan proses vakum dengan tekanan 40 cm/Hg untuk


membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet

Kelebihan dari proses pengawetan ini adalah penetrasi dan retensi bahan pengawet
tinggi sekali, waktunya singkat dan dapat mengawetkan kayu basah atau
kering.Kekurangan dari pengawetan ini adalah biaya yang dikeluarkan mahal, dibutuhkan
ketelitian tinggi dan pengawetan dengan cara ini digunakan untuk perusahaan komersil.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami petik dari makalah ini bahwa ada banyak sifat-sifat kayu,
baik sifat fisik, higroskopik maupun sifat mekanik pada kayu. Hal ini juga dapat mebantu kita
dalam pemilihan kayu yang cocok untuk kita berdasarkan sifatnya. Adapun cara untuk
mengawetkan kayu yaitu seperti pemulasan/penyemprotan, Perendaman dan Adapun cara
modern yaitu vakum.

3.2 Saran
Kayu memiliki berbagai macam sifat yang unik dan menarik karena memiliki corak yang
indah pada bidang tangensialnya,oleh karena itu cocok untuk tujuan dekoratif,selain itu
beberapa jenis kayu juga memiliki kemampuan untukdipergunakan dalam bidang konstruksi
bangunan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/93622021/MAKALAH-KAYU#
https://www.academia.edu/20205797/Makalah_Kayu_Kelompok_
https://pediailmu.com/kehutanan/sifat-sifat-kayu/
https://www.tneutron.net/seni/sifat-sifat-umum-kayu/
https://dosen.upi-
yai.ac.id/v5/dokumen/materi/941148/170_20220315063553_Materi%202%20-
%20Konstruksi%20Kayu%20-%20Sifat%20sifat%20kayu.pdf
https://www.tneutron.net/seni/sifat-mekanis-kekuatan-
kayu/#:~:text=Sifat%20mekanik%20atau%20kekuatan%20kayu%20meliputi%3
A%20keteguhan%20tarik%2C%20keteguhan%20tekan,keuletan%2C%20kekera
san%20dan%20keteguhan%20belah.
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-kayu/cara-pengawetan-kayu

14

Anda mungkin juga menyukai