Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KAYU

“BERAT DAN KEKERASAN KAYU”

Dosen Pengampu:

Muflihati S.Hut M.Si

Asisten Praktikum:

Nikomedes Nantah

DISUSUN OLEH:

Emiza (G1011201163)

Fadilatul Munawaroh (G1011201009)

Universitas Tanjungpura Pontianak


Fakultas Kehutanan
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah yang maha pemurah lagi maha penyayang,
atas segala rahmat dan ridho yang dilimpahkannya, sehingga dapat melaksanakan
praktikum mata kuliah fisika kayu dan alhamdulillah berjalan dengan lancar
meskipun dilaksanakan secara virtual.

Dan berkat rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya pula kami dapat
menyelesaikan penulisan laporan praktikum ini dengan judul “Berat dan kekerasan
kayu” dengan baik, tanpa ada suatu hambatan apapun.

Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita mendapatkan syafaatnya
diakhir nanti.

Dengan selesainya penulisan laporan praktikum ini, maka tak lupa kami
ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum ini, khususnya kepada asisten praktikum mata
kuliah fisika kayu yang telah membimbing selama prektikum dengan baik.

Demikian laporan praktikum Fisika Kayu yang telah kami selesaikan.


Mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan dan isi
pembahasan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Kalimantan Barat, 29 September 2021

Penulis

Emiza

Fadilatul Munawaroh

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan.....................................................................................................5

3.2 Metode kerja........................................................................................................5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.....................................................................................................................7

4.2 Pembahasan ........................................................................................................9

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................12


5.2 Saran ..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan salah satu material yang digunakan oleh banyak orang. Di
dunia ini, kayu terdiri dari berbagai macam jenisnya. Lalu, dari berbagai jenis
tersebut, kayu dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan dari asal
pohonnya, diantaranya yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood).

Kayu merupakan bahan mentah yang sangat tua. Orang-orang primitif


menggunakan kayu untuk bahan bakar dan perkakas. Namun, disisi lain kayu
merupakan bahan dasar yang sangat modern. Kubah-kubah kayu yang besar dan
perabot-perabot kayu yang indah membuktikan kegunaan dan keindahannya.
Bahkan dalam alih bentuk seperti kayu lapis, papan partikel, pulp dan kertas,
film, aditif dan banyak produk-produk lain. Sehingga kayu dianggap salah satu
produk alam yang sangat penting (Lempang dan Asdar, 2006).

Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting.
Kebanyakan sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan
kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk. Namun, seperti yang akan dibahas
kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan berbeda meskipun
keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan kayu
naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis
seperti halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran.
Kelakuan penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun
hubungannya tidak begitu langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-
sifat fisik lainnya adalah kadar air, kembang susut dan kekuatan kayu.

Oleh sebab itu, pemahaman mengenai ilmu kayu penting adanya dengan
maksud untuk lebih mengetahui berbagai jenis kayu, terlebih pada materi berat
dan kekerasan kayu ini yang berujung pada pemanfaatan kayu terkait
penggunaan kayu tersebut.

1
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami berat dan kekerasan kayu
2. Mahasiswa dapat menentukan berat dan kekerasan kayu
3. Mahasiswa dapat mengukur / menghitung berat dan kekerasan kayu

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fisika kayu terdiri dari tiga kategori yaitu dimensi kayu, kadar air
kayu, dan berat jenis kayu. Fisika kayu tidak lepas dari zat kimia penyusun
kayu yang di mana komponen kimia sangat berpengaruh terhadap dimensi
kayu, kadar air kayu, dan berat jenis kayu. Kayu pada umumnya mempunyai
volume ruang yang secara tidak langsung berubah-ubah sesuai kondisi
keadaan yang diberlakukan terhadap kayu. Perubahan dimensi kayu adalah
perubahan yang terjadi karena perlakun yang diberikan kepada kayu
misalnya dingin, panas, dan kering udara.

Umumnya kayu memiliki berat antara 0,2-0,8 gram/cm3, jika kayu


tidak memiliki ruangan antar sel maka besarnya 12,3 gram/cm3. Berat kayu
juga dipengaruhi oleh banyaknya pori dalam kayu. Semakin banyak pori
pada kayu, maka semakin ringan dan sebaliknya kayu yang kurang memiliki
pori maka kayu tersebut akan semakin berat (Sanusi, 1985).

Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan
berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif biasanya
konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu berat jenis dari
sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang dikandungnya.
Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya dalam penentuan berat
jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan menurut Brown et al (1952),
kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volume kau akan mencapai
minimum sedangkan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang lebih 1%
dari berat kayu (Brown et al. 1952).

Kekerasan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang


membuat takik atau suatu lekukkan. Kekerasan kayu dan kelunakan kayu
merupakan petunjuk penting dalam menentukan sifat fisik kayu terutama
tergantung pada banyaknya zat dinding sel. (Fengel dan Wegener 1983)

Kekerasan atau kelunakan kayu merupakan petunjuk penting dalam


menentukan sifat fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya
ditentukan oleh banyak tidaknya zat dinding sel dalam kayu. Kayu keras

3
biasanya dihasilkan dari kayu daun lebar yang menggugurkan daunnya pada
musim kemarau atau musim gugur sedangkan kayu daun jarum
menghasilkan kayu lunak. Dalam pembagian antara kayu daun lebar dan
kayu daun jarum didasarkan atas ada tidaknya pembuluh (Sjostrom, 1995).

Adapun perubahan dimensi kayu terdiri dari pengembangan dan


penyusutan yaitu suatu proses yang benar- benar saling berkebalikan. Jika
kayu kehilangan air di bawah Titik Jenuh Seratnya (TJS) maka kayu akan
menyusut, sebaliknya jika air memasuki struktur dinding sel kayu maka
kayu akan mengembang, sehingga mengubah dimensi kayu. (Hadjib, N.
2006).

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.
Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan
adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan
volume.Misalnya, satu mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian
kerapatannya adalah13,6 g/mL .Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan
bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot
jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap sebagian
besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1.00.
sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya bobot gliserin
1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81,
artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara ( Ansel,
2006).

Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di


belakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Pada
umumnya, dua angka di belakang koma sudah mencukupi. Bobot jenis dapat
dihitung, atau untuk senyawa khusus dapat ditemukan dalam United States
Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain. (Ansel, 2006) Bobot jenis suatu
zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya, melalui
persamaan berikut (Ansel, 2006).

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
 Wadah air/bejana
 Timbangan elektrik
 Cutter
 kaliper
3.1.2 Bahan :
 Sampel kayu jati dan akasia ukurn 10cmx2cmx2cm
 air

3.2 Metode Kerja


3.2.1 Berat kayu
 Menentukan berat kayu dapat dilakukan berdasarkan :
1. Berat jenis atau kerapatan
 Usahakan kalian mengetahui jenis kayu dari sampel yang kalian amati,
setelah itu cari berat jenis ( BJ ) kayu tersebut menggunakan atlas kayu
ataupun cari di google mengenai BJ kayu yang kalian amati tersebut
 Kemudian jika sudah didapat BJ kayu yang kalian amati lalu lihatlah di
tabel 1mengenai kelas berat kayu berdasarkan BJ. Misalnya kayu
mahoni 0,61 dan sengon 0,33 jadi kayu mahoni termasuk dalam kels
agak berat atau sedang dan kayu sengon termasuk kelas ringan
2. Ditimbang langsung
 Disini kalian hanya menentukan berat kayu dengan ditimbang
langsung menggunakan timbangan elektrik/analitik, yaitu ambil
sampel kalian setelah itu ditimbang dan lihat hasil timbanganya
berapa? Maka itulah berat kayu tersebut. Misalnya untuk kayu mahoni
dan sengon, masing-masing timbangan 31,84 dan 15,73
3. Ditenggelamkan dalam air
 Dicara ini kalian akan melakukan penenggelaman sampel yang kalian
amati dan sebuah wadah air yang berukuran sedang, setelah itu kalian
isi air stengah dari wadah itu, kemudian kalian masukkan sampel

5
kalian secara perlahan di wadah tersebut, lalu kalian amati
tenggelamnya sampel kalian seperti apa dengan ketentuan pada tabel 2
dibawah ini.. Misalnya kayu sengon terendam ¼ bagian yang terendam
berarti kayu sengon dalam kelas kayu ringan.
3.2.2 Kekerasan kayu
 Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan 2 cara yaitu :
1. Memotong kayu tersebut pada arah melintang dan mencatat atau
menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan
menilai kilapnya pada bidang pemotongan yang dihasilkan.
2. Cara sederhana menentukan kekerasan kayu adalah dengan cara
menekan kayu tersebut dengan kuku
 Di praktikum ini yang diginakan adalah cara yang kedua yaitu
menekan kayu dengan kuku. Yaitu ambil sampel yang akan kalian
gunakan dan tekanlah dengan menggunakan kuku kalian, tidak harus
kuat tapi sedang-sedang saja. Setelah itu lihat dibekas yang kalian
tekan tadi ada tidaknya bekas kuku kalian, kalau ada berarti kayu itu
termasuk kayu lunak jika tidak berarti kayu itu jenis kayu keras.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 Berat Kayu
 Berat jenis dan kerapatan
Nama kayu Berat jenis Keterangan
Jati (Tectona grandis) 0,62-0,75 Agak berat/sedang
Akasia (Acacia mangium) 0,4-0,45 Ringan
Tabel. 1 hasil berat kayu berdasarkan berat jenis

 Ditimbang Langsung

Jati (Tectona grandis) Akasia (Acacia mangium)

Berat = 0,032 gram Berat = 0,022 gram

7
 Ditenggelamkan dalam air

Jati (Tectona grandis) Akasia(Acacia mangium)

Nama kayu Tenggelam Keterangan


Jati (Tectona grandis) 3/4 Berat
Akasia (Acacia mangium) 1/2 Sedang
Tabel. 2 hasil berat kayu berdasarkan metode penenggelaman

4.1.2 Kekerasan kayu

Akasia(Acacia mangium) Jati (Tectona grandis)


8
Ket: kayu sedang Ket: kayu keras
4.2 Pembahasan

Berat kayu adalah sifat kayu yang berkaitan dengan bobot suatu kayu, yang
dapat ditaksir dengan mengangkat berat atau menghitungnya berdasarkan rumus.
Maka dari itu pada praktikum ini kami melakukan pengukuran terhadap berat kayu
yakni dengan menggunakan sampel kayu jati dan kayu akasia, untuk menentukan
berat pada kayu terdapat 4 metode yakni, berdasarkan berat jenis, ditimbang
langsung, dihitung menggunakan rumus, dan perendaman dalam air. Namun pada
praktikum ini karna terdapat keterbatasan berupa alat ukur untuk menentukan berat
kayu menggunakan rumus maka kami hanya melakukan uji berat kayu dengan
menggunakan 3 metode yakni, berdasarkan berat jenis, ditimbang langsung, dan
perendaman dalam air.

 Kelas Berat Kayu Berdasarakan Berat Jenis

Tabel.3 Penggolongan kayu berdasarkan berat jenisnya

 Kriteria kelas berat kayu berdasarkan terendamnya dalam air

Tabel.4 Penggolongan kayu berdasarkan terendamnya dalam air

9
Setelah dilakukan praktikum penentuan berat kayu melalui metode berat jenis
dan kerapatan kayu berdasarkan data pada atlas kayu didapatkan hasil bahwa kayu
jati yang memiliki berat jenis 0,62-0,75 dimana merupakan termasuk jenis kayu
yang beratnya tergolong agak berat/sedang dan kayu akasia yang memiliki berat
jenis 0,4-0,45 merupakan termasuk jenis kayu yang beratnya tergolong ringan
(patokan dapat dilihat pada tabel. 3). Sedangkan berdasarkan timbangan sampel
yang masing-masing berukuran 10x2x2 cm di dapatkan hasil bahwa sampel kayu
jati memliki berat 0,032 gram dan sampel kayu akasia memiliki berat 0,022 gram,
hal ini menunjukkan bahwa kayu jati terbukti lebih berat dari pada kayu akasia.
Dan berdasarkan medote selanjutnya yakni percobaan melalui perendaman sampel
kayu dengan air, yaitu didapatkan hasil bahwa sampel kayu jati tenggelam ¾
bagian maka tergolong dalam kayu yang beratnya adalah kategori berat, sedangkan
pada sampel kayu akasia bagian yang tenggelam yaitu ½ bagian sampel, hal ini
menunjukkan bahwa kayu akasia tergolong dalam kayu yang beratnya kategori
ringan (patokan dapat dilihat pada tabel.4).

Berdasarkan ketiga metode yang telah dilakukan untuk menentukan berat kayu
didapatkan hasil yang berbeda, yakni pada metode berat jenis/kerapatan yang
mendapatkan hasil bahwa kayu jati merupakan kayu yang tergolong dalam berat
kayu agak berat/sedang dan kayu akasia tergolong berat ringan, sedangkan pada
metode perendaman sampel dalam air mendapatkan hasil bahwa kayu jati
merupakan kayu yang tergolong dalam berat kayu berat dan kayu akasia tergolong
berat sedang. Hal ini terjadi karena pada metode perendaman sampel dalam air
sampel yang kami gunakan ialah sampel kayu yang kadar airnya dalam kondisi
kadar air kering udara sedangkan dalam penentuan berat jenis suatu kayu yang
digunakan ialah sampel kayu yang kadar airnya dalam kondisi kering tanur, hal
inilah yang mengakibatkan hasil pengukuran pada metode perendaman sampel
dalam air beratnya lebih besar satu tingkat diatas dibandingkan dengan metode
berat kayu berdasarkan berat jenis.

Namun kesimpulannya kami memakai hasil uji melalui metode berat kayu
berdasarkan berat jenis, karna metode ini lebih akurat di bandingkan metode
lainnya. Maka hasil akhir dari uji berat kayu ialah kayu jati tergolong kedalam
jenis kayu agak berat/sedang dan kayu akasia tergolong kedalam jenis kayu ringan.

10
Kekerasan (Hardness) kayu adalah kesan yang diperoleh apabila seseorang
melakukan penekanan, pengerjaan, pemotongan dan pengirisan terhadap kayu.
Cara tersebut dapat dipakai untuk memperkirakan kekerasan kayu, walaupun agak
subjektif. Secara umum terdapat hubungan antara kekerasan dan berat kayu,
dimana kayu yang keras biasanya termasuk kayu yang berat dan sebaliknya. Untuk
menentukan kekerasan kayu terdapat 2 cara yaitu:

1. Memotong kayu tersebut pada arah melintang dan mencatat atau menilai kesan
perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan menilai kilapnya pada
bidang pemotongan yang dihasilkan.
2. Menekan kayu tersebut dengan kuku.
Pada praktikum ini kami hanya menggunakan cara yang kedua yakni menekan
sampel kayu tersebut dengan kuku karna cara ini cukup sederhana dan mudah
untuk dilakukan.

Setelah dilakukan praktikum uji kekerasan pada kayu dengan menekan


sampel kayu dengan kuku didapatkan hasil tidak terdapat bekas kuku pada
objek yang ditekan pada sampel kayu jati , dimana hal ini menunjukkan bahwa
kayu jati termasuk kayu yang keras. Sedangkan pada sampel kayu akasia
terdapat bekas pada objek yang ditekan dimana menunjukkan bahwa kayu
akasia termasuk kayu yang sedang/agak keras.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berat kayu adalah sifat kayu yang berkaitan dengan bobot suatu kayu,
yang dapat ditaksir dengan mengangkat berat atau menghitungnya
berdasarkan rumus. Kekerasan (Hardness) kayu adalah kesan yang diperoleh
apabila seseorang melakukan penekanan, pengerjaan, pemotongan dan
pengirisan terhadap kayu. Cara tersebut dapat dipakai untuk memperkirakan
kekerasan kayu, walaupun agak subjektif.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di tarik
kesimpulan yakni pada kedua sampel yang digunakan yaitu kayu jati dan
kayu akasia dapat disimpulkan bahwa kayu jati tergolong kedalam jenis
kayu berat sedang/agak berat, sedangkan kayu akasia tergolong kedalam
jenis kayu ringan.
Berdasarkan uji kekerasan terhadap sampel didapatkan hasil bahwa
kayu jati merupakan termasuk kedalam jenis kayu keras, sedangkan kayu
akasia termasuk kedalam jenis kayu sedang/agak keras.
Secara umum terdapat hubungan antara kekerasan dan berat kayu
adalah tegak lurus/linier, dimana kayu yang keras biasanya termasuk kayu
yang berat dan kayu berat biasanya termasuk kayu yang keras.

5.2 SARAN

Saran kami pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktium uji
berat dan kekerasan kayu dilakukan lebih teliti lagi dengan memperhatikan
sampel kayu yang digunakan, baik kecacatannya ataupun kondisi kadar
airnya agar hasil yang didapatkan lebih akurat, dan gunakan bahan ajar lebih
dari 2 referensi agar terdapat pembanding jika terdapat kesalahan pada salah
satu referensi.

12
DAFTAR PUSTAKA
blog@ruparupa.com.(2020).Mengenal 9 Jenis Tekstur Kayu serta Kelebihan dan
Kekurangannya. Diakses pada 29 september 2021 dari
https://www.ruparupa.com/blog/mengenal-9-jenis-tekstur-kayu-serta-kelebihan-dan-
kekurangannya/

Khairil.(2017). klasifikasi kode mutu kayu provinsi sulawesi selatan,13(1),43-52.

Hidayatullah irfan.(2029).mengenal kayu jati yang tua dan muda, beserta finishing-nya.diakses
pada 30 September 2021 dari https://news.propanraya.com/tips-edukasi/mengenal-kayu-
kayu-jati-yang-tua-dan-muda-beserta-finishing-nya

Borneosenentang.(2019).laporan fisika kayu fiks.diakses pada 30 september 2021 dari


https://www.academia.edu/41014221/LAPORAN_fisika_kayu_fiks

Wira Sapta D S.(2018).Mengukur kekerasan kayu.diakses pada 30 September 2021 dari


https://df.poltek-furnitur.ac.id/2018/11/02/kayu-bangkirai/

M.Ridho’s.(2012).laporan praktikum pengujian kekerasan kayu (ky-04).diakses pada 30


September 2021 dari http://em-ridho.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-
pengujian-kekerasan.html?m=1

Monica crona.(2020).kayu keras dan kayu lunak, apa bedanya?.diakses pada 1 Oktober 2021
dari https://crona.id/kayu-keras-dan-lunak/

Tentangkayu.(2015).kayu jati (tectona grandis).diakses pada 1 Oktober 2021 dari


https://www.tentangkayu.com/2008/12/kayu-jati-tectona-grandis.html?m=1

Tentangkayu.(2008).kayu akasia (acacia mangium).diakses pada 1 Oktober 2021 dari


https://www.tentangkayu.com/2008/09/kayu-akasia-acacia-mangium.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai