PERCOBAAN VII
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
KERAPATAN KAYU
BAB I
PENDAHULUAN
Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah
banyak digunakan sebagai alat perlengkapan sehari-hari.Kayu sebagai bahan
bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lainnya,
tersedia hampir di seluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai
bentuk dan ukuran, secara alami mempunyai penampilan yang sangat
dekoratif, serta beratnya relatif ringan (behaviorurldefaultvmlo.html.2013).
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting.Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk.Berat jenis merupakan perbandingan
berat jenis bahan dengan berat jenis air.Perhitungan berat jenis banyak di
sederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi
berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam
gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Dengan angka, maka
kerapatan (R) dan berat jenis (B) adalah sama. Namun, berat jenis tidak
mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif. Berat jenis kayu
dapat ditentukan pada berbagai kondisi kadar air kayu berupa basah, segar,
kering air dan kering tanur.
Sifat kayu ini merupakan sifat asli kayu yang dapat berubah-ubah karena
pengaruh lingkungannya, kayu mudah menyerap air karena kayu terdiri dari
molekul-molekul selulosa yang tersusun dari ikatan OH (hidroksida) yang
mampu mengikat air, dalam kayu molekul selulosa membentuk
makromolekul yang disebut mikrofibril. Pengenalan sifat kayu dapat
dilakukan dengan memperhatikan sifat fisika dan anatominya.
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting.Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk.Berat jenis merupakan perbandingan
berat jenis bahan dengan berat jenis air.Perhitungan berat jenis banyak di
sederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi
berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam
gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Dengan angka, maka
kerapatan (R) dan berat jenis (B) adalah sama. Namun, berat jenis tidak
mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif. Berat jenis kayu
dapat ditentukan pada berbagai kondisi kadar air kayu berupa basah, segar,
kering air dan kering tanur.
maka makin ringan suatu jenis kayu maka akan makin berkurang pula
kekuatannya.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam
hubungan dengan kekuatan kayu tersebut :
1. Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut
2. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar
berat jenis kayu
3. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori
Perbedaan berat selain disebabkan perbedaan dari jenis kayu juga bias
berasal dari satu pohon tetapi diambil pada bagian yang berbeda dari kayu
tersebut. Berat jenis terbesar biasanya semakin berkurang mulai darimisi
batang atau sumsum kebagian luar pohon.Untuk kayu keras keadaan ini
menjadi terbalik.
Contoh kayu untuk diuji dapat diambil dari kayu yang mewakili dari
jumlah tertentu, demi suatu balok aau dapat juga dari sisa benda uji pada
penentuan sifat mekanik kayu.
Benda uji dibuat dengan cara memotong kayu seteliti mungkin sehingga
diperoleh benda uji yang memungkinkan mudahnya penentuan berat dan
volume. Jika mungkin dibuat benda ji berbentuk teratur dan benda uji
haerus bebas dari serat-serat yang lepas
Selain disebabkan perbedaan jenis kayu , berat jenis kayu ditentukan
oleh bagian kayu yang berbeda, pada satu batang pohon.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita harus mengetahui karakter yang
terkandung perihal karakter yang terkandung dalam kayu ini, seperti halnya
beton sebagai struktur yang kuat kayu juga sangat berperan dalam
pembuatan pergedungnan dan sebagainya sehingga kebutuhan penelitian
begitu menunjang dalam pemanfaatan dalam bidang bangunan, seiring
perkembangan jaman yang pesat, kayu menjadi sasaran utama dalan
aktifitas sebagai multi guna sehingga semakin hari kayu ini menjadi
langkahnya karena pemanfaatan yang berlebuhan yang di sebabkan salah
satunya ialah kurang pemahaman dari masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini ialah, agar mahasiswa Dapat menentukan berat
jenis kayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berat jenis bahan dengan berat jenis air.Perhitungan berat jenis banyak di
sederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi
berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam
gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Dengan angka, maka
kerapatan (R) dan berat jenis (B) adalah sama. Namun, berat jenis tidak
mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif (Jaker, 2011).
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimal
0,20 sampai berat jenis 1,28. berat jenis merupakan petunjuk penting bagi
aneka sifat kayu. Semakin berat kayu itu, umumnya semakin kuat pula
kayunya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya
rongga sel membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan
antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada
suhu standar. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu
kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air
tersebut Semua kayu mempunayi berat jenis zat kayu 1,50 ; 1,53 secara
teoritis tidak sama dengan rongga selnya (Dumanauw, 1993).
Kerapatan kayu di dalam suatu spesies ditemukan bervariasi dengan
sejumlah faktor yang meliputi letaknya di dalam pohon, letak dalam kisaran
spesies tersebut, kondisi tempat tumbuh, dan sumber sumber genetik.
Beberapa pola variasi berat jenis yang telah dilaporkan oleh Panshin dan de
Zeeuw (1980) dalam berbagai posisi batang yaitu pada arah radial (dari
empulur/hati ke arah kulit) yaitu sebagai berikut :
1. Berat jenis kayu naik dari hati ke arah kulit
2. Berat jenis kayu tinggi pada bagian hati, menurun selama
beberapa tahun kemudian naik sampai maksimum ke arah dekat
kulit
3. Berat jenis naik pada riap-riap dekat hati, kemudian lebih kurang
konstan semakin mendekati kulit
4. Berat jenis mendekati kulit semakin menurun.
Sedangkan pola variasi berat jenis pada arah longitudinal batang (dari
pangkal ke arah ujung batang) dikemukakan sebagai berikut :
1. Turun dengan seragam dari pangkal ke pucuk
2. Turun di pangkal dan naik di pucuk
3. Naik dari pangkal ke pucuk dengan pola yang tidak seragam
Berat jenis kayu berdasarkan PPKI-NI 5-1961 kelas kuat dibagi atas 5 :
I 0,9
II 0,6
III 0,4
IV 0,3
BAB III
METODE PERCOBAAN
2) Gergaji
5) Mistar
2. Bahan
Kayu dengan ukuran yang sama pada pengujian kadar air kayu
3. Prosedur Pelaksanan
1) Kayu utuh di potong-potong sesuai ukuran pada kadar air kayu ,
( 8 × 5 × 2,5 𝑐𝑚 )
2) Lakukan pengamatan visual pada sampel kayu, apakah ada cacat
kayu dan mencatat hasil pengamatan,
3) Lakukan penimbangan sampel kayu dan catat berat awal sampel
kayu ( 𝑚𝑀 )
4) Dapatkan volume sampel kayu sesuai dengan dimensi ( 𝑉𝑀 )
5) Oven sampel kayu dengan suhu 103 ℃ untuk mendapatkan berat
kering oven ( 𝑚0 ) selama 24 jam
BAB IV
2) Data 2
Observasi I
mM = 42,3 gr
VM = 100 cm3
KM =1 cm3
mM 42,3
𝜌𝑀 2 = = = 0,423 gr/cm3
VM 100
KM . mM 1 ×42,3
𝑆𝑀 2 = = = 0,423
Vm 100
Observasi I
mO = 36,1 gr
VM = 100 cm3
KM =1 cm3
Observasi II
mM 36,1
𝜌𝑀 1 = = =0,361 gr/cm3
VM 100
KM . mM 1 ×36,1
𝑆𝑀 1 = = = 0,361
Vm 100
2) Data 2
Observasi I
mO = 37,1 gr
VM = 100 cm3
KM =1 cm3
Observasi II
mM 37,1
𝜌𝑀 2 = = = 0,371 gr/cm3
VM 100
KM . mM 1 ×37,1
𝑆𝑀 2 = = = 0,371
Vm 100
2. Analisis Data
Pada data 1 di peroleh nilai kerapatan kayu 0,412 gr/cm3dan nilai berat
jenis yang di peroleh adalah 0,412kemudian pada data 2 di peroleh nilai
kerapatan kayu yaitu 0,423 gr/cm3 dan nilai berat jenis yang di peroleh
adalah 0,423. Kemudian nilai berat jenis dan kerapatan yang diperoleh pada
data 1 dan juga data 2 di rata-ratakan sehingga di peroleh nilai berat jenis
kayu, 0,417gr/cm3 dan nilai kerapatan kayu , 0,417 . Jika di lihat dari data
yang telah diperoleh, data 1 dan juga data 2 memiliki nilai yang berbeda,
kemungkinan yang mempengaruhi hal tersebut ialah kadar air yang berbeda
pada kedua sampel, walaupun sampel yang digunakan diambil dari tempat
yang sama.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Berat jenis kayu merupakan perbandingan berat jenis kayu dengan berat
jenis air.
2. Berat jenis juga merupakan indeks yang paling baik dan paling
sederhana dari kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat
jenis kayu tinggi maka kekuatan kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan
karena berat jenis atau kerapatan merupakan pengukur banyaknya zat
kayu yang ada dalam kayu segar.
3. Berdasakan hasil percobaaan, nilai berat jenis kayu yang di peroleh pada
data 1 ialah 0,412 dan nilai kerapatan kayu yang diperolah ialah, 0,412
gr/cm3. Kemudian pada data 2 nilai berat jenis yang di peroleh ialah
0,417 dan nilai kerapatan kayu yang diperolah ialah, 0,417 gr/cm3.
Dengan demikian berat jenis rata-rata kayu yang kami dapatkan adalah
0,417dan nilai rata-rata kerapatan kayu yang kami peroleh ialah 0,417
gr/cm3.
5.2 Saran
1. Sebaiknya peserta praktikum janga berdesakan dalam labolatorium
2. Wadah untuk meletakan sampel harus disiapkan, agar tidk menggunkan
kertas sebagai wadah pengganti yang dapat menjadi sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Suryani Rapang Tonapa, S.T., M.T. 2018 .Pedoman Pelaksanaan Praktikum Teknologi
Bahan.Universitas Kristen Indonesia Paulus. Makassar,
Jaker, D. 2011. Berat Jenis Kayu. Indonesia Forest Seed Project. Bandung.
Dumanauw, J. F. 1993. Mengenal Kayu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.