PERCOBAAN VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah banyak
dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan ukuran, secara alami
(behaviorurldefaultvmlo.html.2013).
Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap volumenya.
rongga kosong. Sekeping kayu segar dari cemara dengan kerapatan 23,4 pon bahan
kayu kering/kaki kubik berisi kira-kira 25 % bahan dinding sel dan 75% rongga
(terutama rongga sel) menurut volumenya. Sebaliknya, white oak dengan kerapatan
46,8 pon kering/kaki kubik mempunyai volume rongga kira-kira 50%. Apabila
membicarakan kayu, sangat membantu untuk membayangkan volume rongga yang ada
hubungannya dengan itu. Orang dapat memahami mengapa suatu balok yang berisi 50%
volume rongga akan bertahan terhadap pemampatan jauh lebih besar daripada suatu
balok dari spesies yang berbeda dengan 75% rongga (Haygreen dan Bowyer, 1996)
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan sifat
mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan sering digunakan
secara campur aduk. Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis bahan dengan
berat jenis air. Perhitungan berat jenis banyak di sederhanakan dalam sistem metrik
karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi berat jenis dapat dihitung secara langsung
dengan membagi berat dalam gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Dengan
angka, maka kerapatan (R) dan berat jenis (B) adalah sama. Namun, berat jenis tidak
mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif. Berat jenis kayu dapat
ditentukan pada berbagai kondisi kadar air kayu berupa basah, segar, kering air dan
kering tanur.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita harus mengetahui karakter yang terkandung
perihal karakter yang terkandung dalam kayu ini, seperti halnya beton sebagai struktur
yang kuat kayu juga sangat berperan dalam pembuatan pergedungnan dan sebagainya
bangunan, seiring perkembangan jaman yang pesat, kayu menjadi sasaran utama dalan
aktifitas sebagai multi guna sehingga semakin hari kayu ini menjadi langkahnya karena
pemanfaatan yang berlebuhan yang di sebabkan salah satunya ialah kurang pemahaman
dari masyarakat.
B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini ialah, agar mahasiswa dapat menentukan berat jenis kayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Jumlah substansi dinding sel pada kayu, disebut sebagai berat jenis adalah indikator
yang penting dari beberapa sifat fisika kayu. Berat jenis merupakan perbandingan antara
kerapatan suatu benda yang dalam hal ini kayu dengan kerapatan benda standar yang
umumnya berupa air. Namun, karena pada suhu 4°C nilai kerapatan air adalah 1 gr/cm3,
maka pada kayu yang nilai kerapatannya ditentukan berdasarkan berat kering tanur dan
volume basah mempunyai nilai misal 0,4 gr/cm3 secara langsung kayu tersebut juga
dapat dikatakan memiliki berat jenis 0,4 (tanpa satuan). Meskipun nilai berat jenis
hanya ditentukan berdasarkan berat kering tanurnya, namun nilai volumenya dapat
ditentukan berdasarkan tiga keadaan yaitu kering tanur, basah (lebih besar atau sama
dengan titik jenuh serat) atau keadaan kadar air antara kering tanur dan basah (Frick,
2013).
Faktor – faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu yaitu umur pohon, tempat
tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh. Berat jenis kayu merupakan
salah satu sifat fisik kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya. Berat jenis
suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di dalamnya, rongga-rongga
sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat ekstraktif di dalamnya.
Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang
bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berat jenis kayu adalah
perbandingan berat kayu terhadap volume air yang sama dengan volume kayu tersebut
dengan menggunakan berat kayu kering sebagai dasar. Faktor tempat tumbuh dan iklim,
letak geografis dan spesies dapat berpengaruh terhadap berat jenis, demikian pula letak
Ada terdiri dari kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3, kayu dengan berat
sedang, bila BJ kayu 0,36 – 0,56 dan kayu dengan berat berat, bila BJ kayu > 0,56
(Manuhua, 2009).
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan sifat
mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan sering digunakan
secara campur aduk. Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis bahan dengan
berat jenis air. Perhitungan berat jenis banyak di sederhanakan dalam sistem metrik
karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi berat jenis dapat dihitung secara langsung
dengan membagi berat dalam gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Dengan
angka, maka kerapatan (R) dan berat jenis (B) adalah sama. Namun, berat jenis tidak
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimal 0,20 sampai
berat jenis 1,28. berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Semakin
berat kayu itu, umumnya semakin kuat pula kayunya. Berat jenis ditentukan antara lain
oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh
dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang
sama pada suhu standar. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu
kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut Semua
kayu mempunayi berat jenis zat kayu 1,50 ; 1,53 secara teoritis tidak sama dengan
Kerapatan kayu di dalam suatu spesies ditemukan bervariasi dengan sejumlah faktor
yang meliputi letaknya di dalam pohon, letak dalam kisaran spesies tersebut, kondisi
tempat tumbuh, dan sumber sumber genetik. Beberapa pola variasi berat jenis yang
telah dilaporkan oleh Panshin dan de Zeeuw (1980) dalam berbagai posisi batang yaitu
pada arah radial (dari empulur/hati ke arah kulit) yaitu sebagai berikut :
2. Berat jenis kayu tinggi pada bagian hati, menurun selama beberapa tahun
3. Berat jenis naik pada riap-riap dekat hati, kemudian lebih kurang konstan
Sedangkan pola variasi berat jenis pada arah longitudinal batang (dari pangkal ke
mM mM
ρ M= ρ M=
VM VM
dimana ,
K M .Sm M= K M . mM
SM= M
Vm
Vm
3
¿
= 453.59 cm3/ lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan
3
cm
= 453 590 mm3 / lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam
satuan mm3
¿3
= 1.000 cm3/ g ketika massa dalam satuan g dan volume dalam satuan
3
cm
= 1000 mm3 / g ketika massa dalam satuan g dan volume dalam satuan
3
mm
I >0.9
II 0.6-<0.9
III 0.4-<0.6
IV 0.3-<0.4
V <0.3
B. Prosedur Pelaksanan
2.Mengukur kayu utuh dengan dimensi panjang 8 cm, lebar 5cm, dan tebal 2,5cm.
4.Lakukan pengamatan sampel kayu, apakah ada cacat pada kayu dan mencatat
hasil pengamatan.
5.Menimbang sampel kayu untuk mendapatkan berat mula-mula dan catat berat awal
sampel kayu.
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Talam
2. Gergaji
3. Oven”pengering” yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu
4. Timbangan digital
5. Alat ukur (mistar)
B. Bahan
Kayu dengan ukuran yang sama pada pengujian kadar air kayu
C. Prosedur percobaan
BAB IV
mM
ρM =
VM
1. Sampel 1
mM 1 = 52,49 gr
VM 1 = 127680 mm3
m M₁
ρM 1 =
VM ₁
52,49
=
127680
= 0,0004 gr/mm3
2. Sampel 2
mM 2 = 53,75 gr
VM 2 = 135688 mm3
mM ₂
ρM 2 =
VM ₂
46,13
=
146880
= 0,0003 gr/mm3
ρM 1 +ρ M2
ρM ( rata-rata) =2
0,000 4 + 0,0003
=
2
= 0,00035 gr/mm3
mo
ρo =
Vo
1) Sampel 1
mo 1 = 52,49gr
V o1 = 127680 mm3
mo₁
ρo 1 =
Vo ₁
52,49
=
127680
= 0,0004 gr/mm3
1) Sampel 2
mo 2 = 53,75 gr
Vo 2 = 135688 mm3
mo 2
ρo 2 =
Vo 2
53,75
=
135688
= 0,0003 gr/mm3
ρM 1 + ρM2
ρo ( rata-rata) =
2
0,0004+ 0,0003
=
2
= 0,00035 gr/mm3
K M . mM
SM =
Vm
1) Sampel 1
mM 1 = 52,49 gr
VM 1 = 127680 mm3
KM 1 = 1000 mm3 /gr
K M 1 x mM 1
SM 1 =
Vm ₁
1000 x 52,49
=
127680
= 0,4111
2) Sampel 2
mM 2 = 53,75 gr
VM 2 = 135668 mm3
KM 2 = 1000 mm 3 /gr
K M 2 x mM 2
SM 2 =
Vm ₂
1000 x 83,75
=
1 35688
= 0,3961
SM 1 + SM2
SM ( rata-rata) =
2
0, 4111 + 0,3961
=
2
= 0,4036
K o . mo
So =
Vo
1) Sampel 1
mo 1 = 52,49 gr
Vo 1 = 127680 mm 3
Ko 1 = 1000 mm 3 /gr
Ko 1 x mo 1
So 1 =
V o₁
1000 x 52,49
=
127680
= 0,4111
2) Sampel 2
mo 2 = 53,75 gr
Vo 2 = 135688 mm 3
Ko 2 = 1000 mm 3 /gr
K o 2 x mo 2
So 2 =
V o₂
1000 x 53,75
=
135688
= 0,3961
So 1 + So 2
So ( rata-rata) =
2
0, 4111 + 0 ,3961
=
2
0,4036
B. Pembahasan
Dari hasil didapatkan kerapatan rata-rata sebelum dioven (ρ M ) 0,0035gr/mm3,
beratjenis rata-rata sebelum dioven (SM ¿0,4036 dankerapatan rata-rata setelah
dioven (ρ o ¿ 0,00035gr/mm3, berat jenis rata-rata setelah dioven (S¿¿ o)¿0,4036
Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa kerapatan kayu dan berat jenis
sebelum dioven dan setelah dioven berbeda karena kadar air kayu sebelum dioven
masih banyak dibandingkan dengan kering oven, dan volumenya pun juga semakin
mengecil.
Kering Oven
Observasi I II
V 127680 (m m3 ¿ 135688 (m m3 )
So 0,4111 0,6172
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan praktikum kerapatan kayu rata rata sebelum dioven/kering
udara ( ρ M ) adalah 0,0004 gr/mm3 dan nilai kerapatan rata-rata setelah dioven ¿ ¿)
0,0004 gr/mm3.Dari hasil percobaan praktikum kerapatan kayu rata rata setelah
dioven/kering oven (So) adalah 0,4327, dan berdasarkan klasifikasinya sampel kayu
yang diuji termasuk kelas kuat III.
B. Saran
praktikum berlangsung
LAMPIRAN
Gambar 1. 1 Talam
Gambar 1. 3 Mistar
Gambar 1. 5 Gergaji
B. Bahan
Gambar 1. 6 Kayu