Anda di halaman 1dari 27

P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

PERCOBAAN VI

PEMERIKSAAN BERAT JENIS

DAN KERAPATAN KAYU

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah banyak
digunakan sebagai alat perlengkapan sehari-hari. Kayu sebagai bahan bangunan
mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lainnya, tersedia hampir di
seluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan ukuran, secara
alami mempunyai penampilan yang sangat dekoratif, serta beratnya relatif ringan.

Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap


volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu
proporsi volume rongga kosong. Sekeping kayu segar dari cemara dengan
kerapatan 23,4 pon bahan kayu kering/kaki kubik berisi kira-kira 25 % bahan
dinding sel dan 75% rongga (terutama rongga sel) menurut volumenya. Sebaliknya,
white oak dengan kerapatan 46,8 pon kering/kaki kubik mempunyai volume rongga
kira-kira 50%. Apabila membicarakan kayu, sangat membantu untuk
membayangkan volume rongga yang ada hubungannya dengan itu. Orang dapat
memahami mengapa suatu balok yang berisi 50% volume rongga akan bertahan
terhadap pemampatan jauh lebih besar dari pada suatu balok dari spesies yang
berbeda dengan 75% rongga.

Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan sifat
mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan sering
digunakan secara campur aduk. Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis
bahan dengan berat jenis air. Perhitungan berat jenis banyak di sederhanakan
dalam sistem metrik karena 1 cm 3 air beratnya tepat 1 gr. Jadi berat jenis dapat
dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam gram dengan volume dalam
sentimeter kubik. Dengan angka, maka kerapatan dan berat jenis adalah sama.
Namun, berat jenis tidak mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif.
Berat jenis kayu dapat ditentukan pada berbagai kondisi kadar air kayu berupa
basah, segar, kering air dan kering tanur.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita harus mengetahui karakter yang
terkandung perihal karakter yang terkandung dalam kayu ini, seperti halnya beton
sebagai struktur yang kuat kayu juga sangat berperan dalam pembuatan
pergedungan dan sebagainya sehingga kebutuhan penelitian begitu menunjang
dalam pemanfaatan dalam bidang bangunan, seiring perkembangan jaman yang
pesat, kayu menjadi sasaran utama dalan aktifitas sebagai multi guna sehingga
semakin hari kayu ini menjadi langkahnya karena pemanfaatan yang berlebihan
yang di sebabkan salah satunya ialah kurang pemahaman dari masyarakat.

B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini ialah, untuk menentukan berat jenis dan kerapatan
kayu.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Defenisi Kerapatan Kayu

Kerapatan suatu benda yang homogen adalah massa atau berat persatuan
volume, sehingga kerapatan selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm 3 atau kg/m3.
Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat
menggunakan berbagai macam kondisi kayu (kondisi segar/basah, kering udara,
kadar air tertentu dan kering tanur) . Berat jenis tidak bersatuan (unitless) karena
merupakan perbandingan berat benda terhadap berat dari volume air yang sama
dengan volume benda yang diukur atau dapat juga didefinisikan sebagai
perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat kering tanur dan volume
pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air pada suhu 40 0C. Air memiliki
kerapatan 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3 pada suhu standar tersebut. Karenanya kayu
dengan berat jenis 0,50 mempunyai kering 0,50 gram/cm 3 atau 500 kg/m3. Dalam
sistem Inggris, air memiliki kerapatan 62,4 pon/kk 3. Karenanya, kerapatan sepotong
kayu dengan berat jenis 0,50 adalah 0,50 x 62,4 atau 31,2 pon/kk 3 (berat kering
tanur per unit volume pada kandungan air tertentu).

B. Definisi Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting.
Kebanyakan sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan
kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk. Namun, seperti yang akan dibahas kemudian
istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan berbeda meskipun keduanya
mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan kayu naik dengan
berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis seperti halnya panas
per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran. Kelakuan penyusutan dan
pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya tidak begitu

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-sifat fisik lainnya adalah kadar air,
kembang susut dan kekuatan kayu (Dumanauw, 1993).

C. Jenis-Jenis Kayu

Jenis kayu terbagi menjadi dua yaitu jenis kayu lunak (softwood) dan jenis kayu
keras(hardwood). Jenis kayu tersebut terbagi karena kayu memiliki sifat fisik yang
bervariasi serta kepadatan yang beragam. Jenis kayu tersebut juga mempunyai
guna yang berbeda, seperti kayu lunak sering digunakan untuk membuat kertas
karena kepadatan dan struktur kerapatan kayunya yang sangat renggang dan
mudah untuk dihancurkan. Berbeda dengan kayu keras yang sering digunakan
untuk membuat sebuah furnitur karena kepadatan dan struktur kerapatannya yang
rapat dan kekerasan struktur kayunya.

Banyak yang berpendapat kalau kayu keras dan lunak dibedakan dari daunnya,
kayu keras biasanya dari pohon yang berdaun lebar dan kayu lunak biasanya dari
pohon yang berdaun runcing. Akan tetapi banyak juga yang menyangkal pendapat
tersebut karena ada beberapa kayu keras yang memiliki struktur kerapatan yang
renggang dan bisa jadi lebih lunak dari pada beberapa jenis kayu lunak
berkerapatan tinggi.

Kayu yang dikategorikan kedalam kayu keras (hardwood) tidak berarti keras dan
kayu yang dikategorikan kedalam kayu lunak (softwood) tidak pula berarti kayu
tersebut lunak. Ada soft hardwood dan hard softwood jadi struktur kerapatan dan
kepadatannya terbagi. Akan tetapi jenis tersebut akan sulit diidentifikasi dengan
kasat mata.

Berdasarkan klasifikasi tumbuhan keduanya sama-sama termasuk kedalam divisi


tumbuhan spermatophyte (tumbuhan yang menghasilkan biji), tetapi kayu keras
dan kayu lunak berbeda pada subdivisi. Kayu keras berada pada subdivisi
Angiospermae, sedangkan kayu keras berada pada subdivisi Gymnospermae.
Tumbuhan pada subdivisi Angiospermae ditandai dengan produksi biji di dalam
ovarium, sedangkan Gymnospermae menghasilkan biji yang tidak memiliki
lapisanya penutup. Perbedaan kayu lunak dan kayu keras tidak hanya dalam hal
penampakan luarnya saja, tetapi kayu-kayu yang dibentuknya juga berbeda dalam

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

struktur dan morfologinya. Selain itu, tipe sel dan jumlah serta penyusunnya juga
terdapat perbedaan.

Tidak terdapat metode khusus di laboratorium yang mengidentifikasi kayu keras


atau kayu lunak. Ada cara praktis yang bisa kita gunakan yaitu menggunakan kuku
ibu jari untuk melakukan pengetesan yaitu dengan cara menekan permukaan kayu
dengan ibu jari. Kayu yang lunak akan meninggalkan bekas guratan pada kayu, lebi h
dalam guratan itu terbentuk, berarti kayu tersebut lebih lunak. Kayu yang keras
tidak akan meninggalkan bekas guratan ketika ditekan dengan kuku ibu jari.

D. Manfaat Kayu
1. Menjadi tiang rumah
2. Bahan pembuat perahu
3. Furniture rumah
4. Bantalan rel kereta api
5. Menjadi rangkah konstruksi jembatan
6. Bahan pembuat alat music

E. Klasifikasi Kayu Indonesia berdasarkan kerapatan kayu

Tabel 2.1 tabel klasifikasi kelas kuat kayu

Kelas Kuat Berat jenis (BJ)

I >0,90

II 0,60-0,90

III 0,40-0,60

IV 0,30-0,40

V <0,30

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Untuk mencari kerapatan dapat di gunakan rumus dibawah ini :

mM
ρM=
VM

Adapun untuk mencari kerapatan setelah kayu dioven selama 24 jam, digunakan
rumus:
mo
⍴o =
Vo

untuk menghitung berat jenis dapat digunakan rumus :

K M . mM
SM=
Vm

Demikian pula untuk menghitung berat jenis kayu setelah dioven selama 24 jam
digunakan rumus :

K o . mo
So =
Vo

Keterangan:

mM = berat kayu setelah dipotong ( gr )

VM = volume kayu yang telah dipotong ( mm ³ )

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Konstanta (K) yang di gunakan untuk mengukur massa dan volume

1. 27,680 ¿3 / lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan ¿3


2. 453,59 cm3/ lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan cm3
3. 453590 mm3 /lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan mm3
4. 0,061024 ¿3 / gr ketika massa dalam satuan gr dan volume dalam satuan ¿3
5. 1 cm3/ gr ketika massa dalam satuan gr dan volume dalam satuan cm 3
6. 1000 mm3 / gr ketika massa dalam satuan gr dan volume dalam satuan mm3

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Peralatan Yang Digunakan


1. Talam
2. Gergaji
3. Oven “ pengering” yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu
4. Timbangan digital
5. Mistar ukur
B. Bahan

Kayu dengan ukuran yang sama pada pengujian kadar air kayu

C. Prosedur Percobaan
1. Memotong kayu utuh sesuai ukuran pada pengujian kadar air kayu.
2. Melakukan pengamatan sampel kayu apakah ada cacat pada kayu atau tidak,
kemudian catat hasil pengamatan.
3. Lakukan penimbangan sampel kayu dan catat berat awal sampel kayu
(m¿¿ M ) ¿
4. Dapatkan volume sampel kayu sesuai dengan dimensi yang telah di tentukan
(V ¿¿ M )¿
5. Oven sampel kayu dengan suhu 110 ℃ untuk mendapatkan berat kering
oven (m¿¿ o) ¿ selama 24 jam.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A.Perhitungan Data Hasil Percobaan


Kerapatan sebelum dioven

mM
ρM=
VM

1) Sampel 1

mm1 =64,92 gr

VM1 = 100000 mm3

mM 1
ΡM1 =
VM 1

64,92
=
10000 0

= 0,0006492 gr/mm3

2) Sampel 2

mM 2 = 63,64 gr

V M2 = 100000 mm3

mM 2
ρM 2 =
VM2

63,64
=
10000 0

= 0,0006364 gr/mm3

ρM 1 + ρ M 2
ρ M ( rata-rata) =
2

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

0,0006492+ 0 , 0006364
=
2
= 0,0006428 gr/mm3

Kerapatan setelah dioven

mo
⍴o =
Vo

1) Sampel 1

mO 1 = 55,70 gr

V O1 = 100000 mm3
mo 1
ρo 1 =
V o1
55,70
=
10000 0
= 0,000557 gr/mm3

1) Sampel 2

mO 2 = 54,51 gr

V O2 = 100000 mm3
mo
ρo 2 =
Vo
54,51
=
10000 0
= 0,0005 gr/mm3
ρM 1 + ρ M 2
ρ o ( rata-rata) =
2

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

0,0003+0 , 0005
=
2
= 0,0004 gr/mm 3

Berat Jenis sebelum dioven :

K M . mM
SM=
Vm

1) Sampel 1
mM 1 = 39,50 gr
V M1 = 155024 mm3
KM1 = 1000 mm3 /gr

K M 1 x mM 1
SM 1 =
Vm 1

1000 x 39,50
=
155024

= 0,2547

2) Sampel 2
mM 2 = 75,46 gr
V M2 = 146880 mm3
KM2 = 1000 mm3 /gr

KM 2 x mM 2
SM 2 =
Vm 2

1000 x 75,46
=
146880

= 0,5137
Program Studi Teknik Sipil
P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

SM 1+ SM 2
SM ( rata-rata) =
2
0,2547+0,5137
=
2
= 0,3842

Berat Jenis setelah dioven :

K o . mo
So =
Vo

1) Sampel 1

mo 1 = 35,90 gr

V o1 = 127680 mm3

Ko1 = 1000 mm3 /gr

K o 1 x mo 1
So 1 =
Vo 1

1000 x 35,90
=
127680

= 0,2811

2) Sampel 2
mo 2 = 75,46gr
V o2 = 135688 mm3
Ko2 = 1000 mm3 /gr

K o 2 x mo 2
So 2 =
Vo 2

1000 x 75,46
=
135688

= 0,5561

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

S o 1+ S o 2
So ( rata-rata) =
2
0,2811+ 0 ,5561
=
2
= 0,4186

B. Pembahasan
Dari hasil didapatkan kerapatan rata-rata sebelum dioven (ρ¿¿ M )¿
0,0004gr/mm3, berat jenis rata-rata sebelum dioven (S¿¿ M )¿0,3842 dan
kerapatan rata-rata sebelum dioven ( ρ¿¿ o)¿ 0,0004 gr/mm3, berat jenis rata-rata
setelah dioven (S¿¿ o)¿0,4186.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU

ASTM D2395

No . Contoh : Tgl dikerjakan : 20 Juni 2022

Sumber Contoh : Dikerjakan oleh : Kelompok XXIV

Jenis Contoh : Kayu Asisten : Jergy Artaban Parinussa

Kering Udara Kering Oven

Observasi I II Observasi I II

mM (gr) 46,13 89,06 mO(gr) 39,50 75,46

127680 146880 127680 135688


V M (mm³) V O (mm³)

K M (mm³/gr) 1000 1000 K O (mm³/gr) 1000 1000

ρ M (gr/mm³) 0,0003 0,0006 ρO (gr/mm³) 0,0003 0,0005

ρM ρO
( rata-rata) 0,0005 ( rata-rata) 0,0005
gr/mm³ gr/mm³
SM 0,2547 0,5137 SO 0,2811 0,5561

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

SM SO
0,3842 0,4186
( rata-rata) ( rata-rata)

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan praktikum kerapatan kayu rata rata sebelum
dioven/keringudara ( ρ M ) adalah 0,0004gr/mm3.
2. Dari hasil percobaan praktikum kerapatan kayu rata rata setelah dioven/kering
oven (So) adalah 0,4186, dan berdasarkan klasifikasinya sampel kayu yang diuji
termasuk kelas kuat III.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan saling menjalin komunikasi dengan baik.
2. Sebaiknya pratikan harus bisa mengatur waktu jadwal kuliah dan waktu
pratikum, agar pratikum berjalan dengan lancar dan mata kuliah yang
diprogramkan tidak ada waktu yang bertabrakan antara pratikum dan kuliah.
3. Fasilitas yang ada di dalam laboratorium hendaknya dirawat dengan baik dan
semakin ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun kualitas sesuai dengan
kemajuan teknologi yang ada saat ini.
4. Sebaiknya alat-alat dalam lab disusun dengan rapi agar pada saat melakukan
pratikum, praktikan dan asisten merasa nyaman.
5. Buat kakak yang dikasih tanggung jawab dalam membimbing kami selama
praktikum tetap semangat dan tetap sabar dalam membimbing kami meskipun
kami melakukan banyak kesalahan.
6. Sebaiknya dalam melakukan praktikum dilakukan dengan teliti dan sesuai
prosedur agar data yang didapatkan tidak ada yang salah.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

DAFTAR PUSTAKA

ASTM D143-09 : Standard Test Method for Small Clear Specimens of Timber.
ASTM D2395 : Standard Test Method for Density and Specific Gravity (Relative
Density) Of Wood and Wood-Based Materials
ASTM D4442-92 : Standard Test Method for Direct Moisture Content Measurement of
Wood and Wood Based Materials
Tonapa, Suryanti Rapang, 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Makassar:
Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

LAMPIRAN
Foto Alat

Gambar 1.1 Talam

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Gambar 1.3 Gergaji

Gambar 1.4 Oven

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Gambar 1.5 Mistar

1. Bahan

Gambar 2.1 Material Kayu

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

2. Foto Kegiatan

Gambar 3.1 Memotong sampel dengan


ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 3.2 Mengukur sampel sebelum di masukkan ke dalam


oven

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Gambar 3.3 Menimbang sampel menggunakan timbangan dengan


ketelitian 0,01 gram untuk mandapatkan berat awal
sampel kayu ( mM )

Gambar 3.4 Memasukkan sampel ke dalam oven selama 24 jam

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Gambar 3.5 Mengeluarkan sampel dari oven setelah 24 jam

Gambar 3.7 Mengukur perubahan ukuran pada sampel setelah di oven


selama 24 jam

Program Studi Teknik Sipil


P Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XXVI

Gambar 3.8 Menimbang sampel setelah di oven selama 24 jam


untuk mendapatkan berat kering oven ( mo )

Program Studi Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai