- Praktikum biokomposit menggunakan 4 kayu yang teridiri dari kayu OSB (Oriented
Strand Board), kayu solid, fiberboard, dan kayu lapis/plywood.
- Kayu-kayu tersebut terdapat perekat yang mana pada saat direndam bisa menyebabkan
perekat tersebut terlarut.
- Dari praktikum merendam dan mengeringkan kayu tersebut nanti kita dapat menentukan
sifat fisis dan mekanisnya, densitasnya, pada saat KA tinggi / rendah bagaimana dengan
penambahan tebalnya, bobotnya berapa dalam selang waktu tertentu, seberapa banyak air
yang diserap dari kayu yang direndam, berapa besar pengembangannya, dll
- Papan partikel tahan terhadap kelembaban, cuaca, dan mikroorganisme namun dari segi
estetika masih kurang
- Kayu OSB yang mengalami proses perendaman dan pengeringan pada oven memiliki
batas hysteresis. Misal dari keadaan kering lalu di rendam, lalu dikeringkan. Tetapi
ketebalan akan lebih besar dan tidak akan sama seperti semula. Selain itu, selulosa pada
kayu OSB juga mengalami pengembangan karena ikatannya akan berubah sehingga akan
membuat peregangan
- Kayu lapis juga akan turut mengalami perubahan ketebalan tapi tidak terjadi terlalu besar
karena cenderung lebih stabil, lebih tipis dan sifat anisotropiknya cenderung besar
- Pada proses pengeringan dan perendaman ini akan terdapat 4 siklus yang dapat dilihat
dari Gambar 1
Gambar 4 siklus
- Pada hari ini dibagikan jenis kayu untuk setiap kelompok (3 ukuran persegi dan 3 persegi
panjang) dengan pembagian sebagai berikut.
a. Kel 1 dan kel 5 kayu solid
b. Kel 2 dan kel 6 kayu lapis/plywood
c. Kel 3 dan kel 7 fiberboard
d. Kel 4 dan kel 8 OSB
- Selanjutnya beri tanda pada setiap sisi (TI, T2, T3, T4) dan ukur ketebalan lalu dirata-
ratakan
- Ukur pula panjang dan lebar dari kayu
- Timbang bobot dari kayu
- Tentukan volume dengan cara (panjang x lebar x tebal) untuk kayu persegi panjang dan
(sisi x sisi x sisi) atau (sisi x sisi x tebal) untuk kayu persegi
- Tentukan kerapatan suhu ruang dengan cara (bobot / volume)
- Lakukan pengovenan untuk kayu yang persegi sesuai waktu yang ditentukan pada siklus
sedangkan kayu persegi panjang tidak di oven
Minggu 6 : Rabu, 1 Maret 2023
- Kayu fiberboard (kelompok 3) mengalami Kering udara (KU) yang lebih rendah dari
pada Kering ovennya (KO), Sedangkan pada kayu OSB, kering udara (KU) lebih besar
dari pada kering oven (KO). Sehingga perlu dianalisis mengapa fenomena tersebut terjadi
- MC gravimetri yang terdapat pada kumpulan data dibuat ke %
- Pada data, kalau ada nilai yang 0 berarti data tersebut tidak dapat dihitung jadi harus
dikosongkan dengan memberi tanda strip (-) bukan 0
- Kenapa produk biokomposit lebih rendah Kadar airnya dari pada kayu solid ? karena
terjadi modifikasi permukaan, karena terdapat penambahan perekat, karena ada proses
pemanasan, dan perlakuan-perlakuan sebelumnya sehingga interaksi dengan udara
berkurang.
- Penentuan Kadar air dapat dilakukan dengan cara moisture meter dan titrasi
- Pada data apabila TR KU > TR 2H akan mengakibatkan data menjadi minus jadi lebih
baik angka yang diperoleh di kosongkan
- Siclic membutuhkan sampel awal kering oven
- TS-WA data acuannya adalah initial kering udara
- Faktor yang menyebabkan data yang diperoleh error adlaah SDM yang menguji lebih dari
satu orang, pengukuran menggunakan kaliper yang berbeda-beda, data menggunakan
satuan yang berbeda-beda, waktu pengujian yang tidak tepat/ sesuai ketentuan, dan saat
menimbang sempel terdapat banyak embun air yang tidak terlihat dari kelompok yang
mengukur sebelumnya
Pengujian MOE dan MOR dilakukan menggunakan sampel 20 x 5 x 1 cm. pengujian MOE dan
MOR dilakukan dengan meletakkan pada alat UTM Instron (merk chun yen) dengan bentang
sepanjang 15 cm dan kecepatan pembebanan 10 meter / menit.
MOE =
- Besarnya Modulus of Rupture (MOR) diperoleh dengan rumus :
MOR =
= selisih pembebanan (kgf)
P = pembebanan maksimum (kgf)
L = bentang pengujian (cm)
= defleksi (cm)
b = lebar (cm)
h = tebal (cm)
- Moe merupakan nilai perbandingan antara tegangan dan regangan sepanjang garis
elastis sehingga bahan akan kembali ke bentuk semula apabila beban dilepaskan. Nilai
moe dipengaruhi uoleh tingginya penyerapan perekat dan besarnya tekanan pada proses
pembuatan kayu lapis. Rendahnya nilai moe diduga karena msih banyaknya rongga udara
pada papan ayng menyebabkan matriks tidak sepenuhnya mengisi ruang kosong pada
filler sehingga daya ikat papan semakin rendah.
- MOR merupakan besaran yang menunjukkan ketebalan komponen dalam menahan
defleksi yang disebabkan oleh gaya geser. MOR juga diartikan sebagai kemampuan
papan menahan beban maks sampai patah. Pengujian mor untuk mengetauhi tingkat
kekuatan papan dalam menahan beban yang terhadap papan tersebut hingga patah atau
disebut keteguhan patah.
- Peralatan yang digunakan pada praktikum biokomposit terdiri dari kaliper, timbangan
digital, oven, Universal Testin Machine (UTM), Hardness tester, dan Ms. Excel.
- Komposit merupakan slaah satu jenis bahan yang dibuat dengan penggabungan dua atau
lebih macam bahan yang memiliki sifat berbeda menjadi satu material baru dengan sifat
yang berbeda pula.
- Dalam rangka menjaga kelangsungan hutan dan berlimpahnya persediaan kayu dimasa
depan, dilakukan pemanfaatan kayu jadi lebih efisien dengan cara membuat produk
komposit seperti papan partikel, OSB, MDF, dan kayu lapis.
- Pengujian fisis yang dilakukan pada praktikum ini yaitu : pengujian siklik, kerapatan,
kadar air, pengembangan tebal, dan daya serap air.
- Pengujian sifat mekanis pada praktikum ini meliputi pengujian MOE, MOR, dan
kekerasan.
- Papan partikel merupakan papan tiruan yang terbuat dari limbah potongan atau limbah
industri kehutanan, perkebunan, dan pertanian yang mengandung lignin dan selulosa
kemudian direkat dengan menggunakan perekat organic melalui proses pengempaan
sehingga memiliki sifat seperti kayu massif.
- Kayu Oriented Strand Board (OSB) merupakan papan berlapis yang terbuat dari untaian
kayu yang disatukan menggunakan perekat eksterior, dikempa dengan tekanan panas,
arah untaian luar yang lurus, dan pada untaian tengah tegak lurus terhadap untaian luar
- Pengembangan tebal atau thickness swelling merupakan salah satu sifat yang dimiliki
oleh papan dalam menjaga stabilitas dimensi selama proses perendaman dalam air.
- uji pengembangan tebal dengan cara perbandingan selisih tebal sampel sebelum
perendaman dan setelah dilakukan perendaman.
Perbendaan nilai pengembangan dan penyusutan pada keempat sampel dapat disebabkan
oleh beberapa faktor diataranya adalah ukuran partikel bahan baku serta komposisi
perekat yang digunakan. Semakin kecil ukuran partikel bahan baku yang digunakan,
maka rongga antar partikel juga semakin banyak sehingga peluang masuknya air melalui
rongga juga semakin besar. Perbandingan zat perekat juga mempengaruhi pengembangan
dan penyusutan kayu, dimana semakin banyak zat perekat semakin kecil pengembangan
pada papan semen tersebut.
- uji daya serap air dilakukan dengan merendam contoh uji dalam air bersuhu lingkungan
selama 2 jam dan 24 jam. Contoh uji yang direndam kemudian ditimbang menggunakan
timbangan digital. Nilai daya serap iar dihitung menggunakan rumus
- Uji kekerasan adalah kayu untuk menahan beban atau tekanan yang akan membuat titik
atau lekukan pada kayu. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan sampel berukuran
20 x 5 x 1 cm pada UTM instron yang akan membenamkan bola jangka dengan diameter
1 cm pada sampel. Nilai kekerasan produk dihitung menggunakan rumus :