Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Dwiky Zidan B

UNIVERSITAS GADLAH MADA


FAKULTAS KEHUTANAN NIM : 18/427408/KT/08720
PROGRAM STUDI KEHUTANAN Tanggal : 29/Maret/2021
LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
MATA KULIAH : Komposit Kayu
DOSEN : Prof. Ir. Tibertius Agus Prayitno, M.For. PhD

JAWABAN

1. a. -. Komposit: suatu material yang dibentuk dari kombinasi dua atau lebih
material yang sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda dimana
satu material sebagai pengisi (Matriks) dan lainnya sebagai fasa penguat. Contoh:
komposit kayu, komposit polimer, dan komposit mineral.
-. Komposit kayu: suatu produk yang dihasilkan dari bahan baku kayu yang
digabungkan dengan bahan baru, bahan baru itu sendiri sebagai perekat, dengan
tujuan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu produk yang berbeda dari asalnya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan tertentu. Contoh: Glulam, kayu lapis, dan
papan laminasi.
-. Polimer Komposit Kayu (PWC): komposit kayu yang digabungkan dengan
material yang mengandung polimer sebagai matriks atau perekat sebagai
penguat. Contoh: kevlar, dashboard mobil, dan helm balistik
-. Komposit Kayu Mineral (MWC): komposit yang memanfaatkan mineral sebagai
perekat, mineral yang digunakan tersusun dari beberapa polimer yang menjadi
satu membentuk mineral. Bahan perekat yang biasa digunakan yaitu semen,
gypsum, dan magnesium oxysulfate. Contoh: papan semen, papan gypsum, dan
papan magnesit.
-. Nano Cellulose Composite (NCW): komposit yang menggunakan bahan baku
dengan ukuran sangat kecil (10-9) atau menggunakan material khusus berupa
selulosa dan termasuk komposit kimia. Contoh: nano board
b. • Bahan Long Grain (Serat Panjang): serat abaka (Musa textillis), serat sutera,
pelepah pisang, daun pandan wangi, serat kulit sapi, dll. Contoh produk yang
dihasilkan: Glulam, CLT, Plywood, dan Woodwool
• Bahan Short Grain (Serat Pendek): serabut kelapa, serat kapas, serat getah
karet, serat bulu domba, serat kedelai, serat jaring laba-laba, dll. Contoh produk
yang dihasilkan: papan partikel
• Bahan Fiberal Elements: fiber buatan yaitu serat akrilat, serat nilon, serat
polyester, dan serat rayon. Fiber alami yaitu: serat kapas, sutera, serabut kelapa,
serat bulu hewan, serat pandan, dll. Contoh produk yang dihasilkan; MDF
2. a. Tiga teori perekatan kayu komposit
-. Teori Perekatan Mekanik: terbentuk karena meresapnya perekat ke dalam
rongga sel kayu membentuk akar-akar perekat sehingga menimbulkan gaya
pencengkeraman. Bahan yang direkat bersifat porus, yang dihitung berdasarkan
persen berat jenis masa kayu. Bila kayu memiliki berat jenis tinggi, maka
porositasnya rendah. Perekat yang digunakan merupakan perekat cair atau
dicairkan agar dapat masuk dalam volume void (rongga) dalam kayu dan
membentuk tendril (akar perekat). Proses pengeratan terjadi ketika perekat
masuk ke dalam kayu dengan proses difusi, dan membuat tendril pada pori-pori
kayu, biasanya perekat yang digunakan bersifat cair hingga kental agar dapat
masuk ke dalam pori kayu dan membuat tendril. Dengan begitu bagian pori kayu
kemudian terisi oleh perekat sehingga menambah kerapatan. Kekuatan rekat
akhir yang diharapkan memiliki kekuatan mekanik yang baik karena terbentuknya
akar perekat di rongga kayu, sehingga diuji berdasarkan kekuatan
pencengkraman.
-. Teori Perekatan Spesifik: timbul karena adanya gaya tarik-menarik antara atom
atau molekul perekat dan permukaan bahan yang direkat. Bahan direkat yang
digunakan tidak terlalu berpengaruh dan bahan yang digunakan biasanya bahan
porus dan bahan non porus. Bahan perekat yang digunakan pada permukaan
kayu dan jika masuk dalam porus maka akan mengalami perluasan permukaan.
Proses pengeratan, tidak terjadi penetrasi kedalam rongga kayu, sehingga dalam
teori ini dimungkinkan tidak ada akar perekat, oleh karena itu dipilih bahan yang
non porus. Apabila bahan porus digunakan yang dinilai dari teori ini hanya
kekutan permukaannya saja. Kekuatan rekat yang diuji dari kekuatan adhesi
antara perekat dengan kayu, karena hanya terjadi perekatan pada permukaan
kayu. Oleh karena itu kesesuaian permukaan kayu dengan bahan perekat sangat
mempengaruhi hasil rekatan.
-. Teori 5 Rantai Gaya Perekatan: perekatan sebagai sistem artinya rangkaian atau
keterkaitan antar elemen dalam membentuk sinergi yang membentuk sifat
holistik. Teori 5 rantai gaya perekatan merupakan 5 gaya adhesi dan kohesi yang
saling terkait. Bahan yang digunakan mempengaruhi hasil daya rekatnya, maka
dari itu gaya yang lemah sebagai penentu. Bahan baku yang digunakan bisa kayu
porus, dan non porus. Perekatan dipilahkan ke dalam lima gaya kohesi dan adhesi
yang saling terkait. Proses pengeratan perekat dilaburkan ke bahan kayu yang
akan direkatkan, kemudian perekat dapat melakukan penetrasi, maupun hanya
ada di permukaan kayu. Pada teori ini perekatan dibagi menjadi 5 gaya, 2 kohesi
kayu, 2 adhesi kayu dengan perekat, dan 1 kohesi perekat. Kekuatan rekat diuji
ditentukan dengan gaya terlemah pada kayu yang direkatkan, gaya terlemah
dipilih karena pada gaya itu menunjukkan kekuatan maksimum yang dimiliki oleh
produk untuk bertahan, sehingga dipilih gaya terlemah yang terjadi antara kayu
dengan perekat.
b. Paramater pengujian perekatan persen kerusakan kayu (%WF) dalam uji
perekatan dinilai dari kerusakan yang terjadi pada kayu, artinya dalam hal ini
dalam menguji perekatan antara kayu dengan perekat yang dijadikan parameter
pengujian adalah kondisi dari kayu itu sendiri yang dinyatakan dalam persen.
Kayu yang memiliki persen kerusakan 0% artinya kayu tidak mengalami
kerusakan, dan kerusakan hanya terjadi pada perekat dapat dikatakan kayu
tersebut baik untuk digunakan. Kemudian persen kerusakan 50% artinya terjadi
kerusakan pada setengah bidang geser kayu, dapat dikatakan kayu mengalami
kerusakan sedang. Persen kerusakan 100% artinya kayu dan perekat mengalami
kerusakan ketika dilakukan pengujian karena bidang kayu geser rusak secara
keseluruhan.
3. Sebuah komposit CLT yg dibuat dari 11 lapis papan 2cm tebal dengan ukuran 120
cm lebar dan 240 cm panjang dengan Glue spread 50pon/MDGL dan ditekan
dengan tekanan spesifik 250 psi selama 24 jam untuk pengerasan perekat PVAC.:
a. Kebutuhan perekat PVAC total dalam pembuatan komposit CLT tersebut:
Dik: A = 240 x 120 x 2 x 11; S = 50 x 110 % pon MSGL = 55 pon / MSGL -> 55/2 =
27,5 pon
Dit: GPU?
SxA 55 x (240 x 120 x 1 0)
Jawab: GPU = 2
= =7732,92 gram
2048,383cm 2048,383 cm2
b. Tekanan manometer yang harus terbaca pada 8 (delapan) buah hidrolik press
dg diameter silinder piston masing-masing 15 cm untuk memenuhi tekanan
spesifik dalam pembuatan komposit tersebut
Dik: P = 250 psi = 17577 kg/cm2; A = 240 X 120 = 28800; D = 15cm; 8 lapisan; J
= ¼ x π x d2 = (¼ x π x 7,52) 8 = 353,25 cm2
Dit: G?
P x A 17577 x 28800
Jawab: G= = =358,257 kg /cm2
J 1413
4. a.
-. Tekan geser sejajar garis perekat: uji ini dilakukan dengan menempelkan
komposit kayu dengan cara ditekan sehingga kayu mengalami tekanan dengan
bertambahnya beban kemudian digeser sejajar dengan garis perekat sehingga
perekat megalami kontraksi, untuk menguji kekuatan kayu dan perekat
-. Tarik geser sejajar garis perekat: uji ini merupakan uji yang dilakukan dengan
menarik langsung lapisan komposit kayu sejajar dengan garis perekat, sehingga
kompositmengalami kontraksi, untuk menguji kondisi.
-. Overlap tarik geser sejajar garis perekat uji ini dilakukan dengan melakukan
penarikan sejajar pada masing-masing lapisan komposit kayu sehingga terjadi
overlap
-. Tarik tegak lurus permukaan komposit: uji ini dilakukan dengan cara menarik
permukaan komposit dengan tegak lurus, untuk menguji kekuatan rekatan pada
komposit kayunya
-. Uji delaminasi: uji ini merupakan uji untuk lapisan yang melapisi komposit kayu,
dimana dilakukan pengujian seberapa kuat lapisan tersebut bertahan ketika diuji
dengan perlakuan tertentu
b. Pengujian sifat fisik komposit kayu:
-. Persen serap air, pengujian dilakukan untuk menguji seberapa besar
kemampuan serap air produk komposit kayu, dengan cara perendaman beberapa
sampel berukuran 5 x 5 x 1 cm selama 24 jam kemudian dirata-rata
-. Persen kembang tebal adalah pengujian komposit kayu ketika mengembang
dalam keadaan tertentu, hal ini berakibat pada kemampuan komposit untuk
mengembang pada kondisi tertentu dan tidak rusak.
-. Kehalusan permukaan untuk menguji bagaimana kondisi permukaan komposit
kayu, biasanya dilakukan untuk menguji sistem pengolesan seperti apa yang
menghasilkan produk komposit lebih halus, ataupun bahan apa yang
menghasilkan permukaan yang halus
-. Warna permukaan merupakan pengujian warna pada permukaan komposit
pada beberapa sampel yang diberi perlakuan berbeda, pengujian dilakukan
dengan alat uji chromameter
-. Uji bakar pada komposit kayu berkaitan dengan kemampuan kayu tahan
terhadap suhu tinggi, sehingga menunjukkan seberapa tahan komposit kayu
terhadap api, volatile tinggi pada komposit memudahkan nya untuk terbakar,
sementara komposit yang memiliki volatile lebih rendah dapat lebih lama
terbakar

Anda mungkin juga menyukai