Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

NAMA: ATIKA IRAWAN


NIM:17/ 19349 /SMH
MATA KULIAH: PEREKATAN KAYU

PEREKATAN KAYU
Perekatan Kayu adalah usaha menggabung kan dua permukaan kayu
dengan perantara menggunakan bahan perekat. Perekatan diartikan sebgai suatu
keadaan dimana dua permukaan bahan menjadi satu oleh karena adanya gaya-
gaya pengikt antar permukaan benda tersebut. Gaya-gaya ini dapat berupa gaya
valensi (ikatan ion) dan gaya saling mencengkram ( interlocking forces) antara
perekat dengan bahan direkat (Prayitno,1996).

Dalam pembentukan ikatan perekatan, untuk menghasilkan iktan yang


kuat perekat harus melalui beberapa tahap secara sempurna yaitu:

 Flow (pengaliran), yaitu ketika perekat mengalir keseluruh permukaan


kayu yang akan direkat secara merata dan membentuk lapisan film yang
kontinu.
 Transfer (pemindahan), berpindahnya perekat dari bagian yang terlabur
kebagian yang tidak terlaburi perekat.
 Penetration (penetrasi), yaitu penembusan perekat kedalam kayu yamng
akman direkat.
 Wetting atau pembasahan kayu oleh pelarut pelekat.
 Solidificationm, yaitu pengmersan perekat menjadi wujud yanmg solimd
danm kuat.
Kemampuan perekat untuk melewati tahap-tahap tersebut secara sempurna
sangat tergantung pada mobilitas (sifat air) bahan perekat, tipe perekat, dan
kondisi permukaan kayu.
Selanjutnya perekatan dapat dianalisa sebagai suatu sistem yang terdiri
dari lima buah gaya yang berbeda satu sama lain yang berasosiasi bersama
membentuk garis perekat. Teori ini dikenal dengan istilah Five Chains Glue Line.
Dalam teori ini pada prinsipnya kekuatan perekatan ditentukan oleh 3 gaya
ikatan atara lain:
 gaya kohesi antar molekul kayu dalam mempertahankan keutuhan bentuk
fisiknya.
 Gaya adesi antara molekul kayu dengan model perekat dalam
mempertahankan keutuhan ikatan antara kedua bahan.
 gaya kohesi antar molekul perekat dalam mempertahankan keutuhan garis
perekat.

Pada teori yang kedua sisrtem perekat dibagi ke dalam dua


komponen gaya perekatan yang saling berinteraksi yaitu perekatan
spesifik dan perekatan mekanik. Perekatan spesifik merupakan gaya
perekatan yang kekuatannya ditentukan oleh sifat perekatnya sendiri
(inherent characteristic) dan kompatibilitas atau kemampuan
penyesuaian antara bahan yang direkat dengan bahan perekatnya.
Perekatan mekanik adalah gaya perekatn yang dibentuk oleh
masuknya bahan perekat kedalam substrat/bahan direkat yang
kemudian mengeras membentuk akar-akar gari perekat yang disebut
interlocking forces. Kekuatan gaya ditentukan oleh terbentuknya
garis-garis perekat yang dianalogikan sebagai kekuatan cengkreman
sehingga kedua komponen gaya ini secara bersama-sama
berkontribusi terhadap total kekuatan perekatan.
Teori perekatan yang kedua ini tidak selalu berlaku untuk
semua bahan. Pada bahan yang bersifat tidak porus atau tidak bisa
diresapi kertas seperti kaca misalnya maka tidak akan terbentuk akar
garis perekat yang merupakan unsur kekuatan perekatan mekanik,
sehingga yang berkontribusi terhadap kekuatan perekatan hanya
perekatan spesifik.
Keberhasila suatu perekatan sangat ditentukan oleh perhitungan
yang matang dan teliti terhadap kesiapan dan kondisi bahan perekat
maupun bahan direkat. Dalam hal ini kayu merupakan faktor bahan
direkat yang harus mendapatkan perhatian. Beberapa parameter yang
harus diperhatikan sehubungan dengan penggunaan kayu sebagai
bahan direkat antara lain adalah: kerapatan, berat jenis, porositas,
kapilaritas, wettabilitas, kekasaran permukaan air, dan kadar air.
Secara umum faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
produk perekatan kayu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
besar. Kelompok pertama adalah bahan direkat (adherent) kayu,
seperti struktur anatomi kayu, sifat fisika kayu, dan sifat kimia kayu.
Bahan perekat (adshive) merupakan kelompok faktor yang kedua,
dimana sifat bahan perekat beserta bahan-bahan tambahan, yaitu
pengisi (filler), pengembang (extender), pengeras (hardener), atau
bahan tambahan lain dengan tujuan khusus, seperti bahan pelengkap,
bahan pengawet, dan bahan tahan api, akan mempengaruhi kualitas
perekatang yang dihasilkan. Kelompok terakhir adalah teknologi dan
proses perekatan yang digunakan, seperti cara pelaburan perekat dan
sistem pengempaan.
Bahan yang DiRekat (KAYU)

Kayu terdiri dari berbagai jenis dan dengan berbagai macam sifat, pada
umunya dibagi: kayu daun lebar dan kayu daun jarum.
Bahan direkat kayu dapat pula berupa derivat kayu baik dalam bentuk
yang masih menampakkan sefat kayu atau sudah dalam keadaan yang berbeda
dengan kay seperti kertas dan lain-lain.

 Sel Serabut dan trakeid


Sel serabut merupakan sel kayu daun yang bentuk ya
panjang dan langsing, lebih panjang dari sel-sel yang lain, sel
serabut lebih banyak berfungsi sebagai kekuatan daripada untuk
pengangkutan.
Trakeid merupakan sel kayu jarum yang bentuknya panjang
dan dinding yang tebal, dengan volume 90% dari total. Sel trakeid
berfungsi sebagai kekuatan maupun pengangkutan.

 Struktur anatomi kayu


Struktur anatomi kayu terdiri dari struktur makroskopis
(macrostructure), mikroskopis (microstructure), submikroskopis
(ultrastructure), struktur nano (nano structure) dan struktur molekuler
(molecular structure), sedangkan berdasarkan hubungannya dengan
kekuatan, sifat kayu dapat dibedakan atas sifat kasar dan sifat
struktural. Sifat struktural ini tak lain adalah struktur kayu itu sendiri.
Sifat kasar kayu yang utama adalah warna, bau dan rasa, tekstur, arah
serat, corak, kesan raba dan kilap kayu. Warna dipengaruhi oleh
pigmen, bau dan rasa serta kesan raba dan kilap kayu dipengaruhi oleh
zat ekstraktif, tekstur kayu bergantung pada diameter sel pembuluh
(untuk kayu daun lebar) atau diameter sel trakeida (untuk kayu
konifer), arah serat berhubungan dengan orientasi longitudinal sel-sel
dominan penyusun kayu terhadap sumbu batang, sementara corak kayu
bergantung pada keberadaan lingkaran tumbuh dan jaringan parenkim
marjinal, pola susunan pori, ripple mark dari sel jari-jari, warna kayu
gubal dan teras serta kayu awal dan kayu akhir.

Corak kayu juga bergantung pada pola penggergajian yang


diterapkan. Secara umum, struktur kayu daun lebar lebih kompleks
dibandingkan struktur kayu konifer karena konifer hanya disusun oleh
sel trakeida dan sel-sel parenkim termasuk jari-jari, sedangkan kayu
daun lebar terdiri dari jaringan pembuluh, sel serabut, sel parenkim
aksial, sel jari-jari dan sel-sel trakeida. Kayu juga dapat dianalisis
melalui ke-empat sifat dasarnya (anatomis, fisis, mekanis dan sifat
kimia). Sifat-sifat tersebut berbeda dari sifat pengolahan (pengeringan,
pengawetan dan peningkatan mutu) dan sifat pengerjaan kayu.

Sifat dasar kayu bervariasi karena dipengaruhi oleh faktor genetis,


faktor lingkungan dan tingkat kedewasaan sel. Hasil kajian
membuktikan bahwa masing-masing jenis produk yang akan dibuat
menuntut persyaratan yang berbeda. Ini berarti tidak semua jenis kayu
cocok untuk satu jenis produk dan tidak semua jenis produk berkualitas
tinggi dapat dibuat hanya dari satu jenis kayu saja. Yang harus
diperhatikan adalah kesesuaian antara sifat kayu dengan jenis produk
yang akan dibuat (tujuan) dan dengan proses pengolahan yang akan
diaplikasikan. Memang seharusnyalah hal ini dilakukan oleh semua
pihak terkait untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Dan diantara
ke-empat sifat dasar yang ada, sifat anatomis kayu merupakan sifat
yang paling crusial dan menuntut perhatian lebih karena menganalisis
suatu proses pengolahan kayu tak lepas dari menganalisis reaksi
(behaviour) sel-sel penyusun kayu itu sendiri saat kayu tersebut diolah.
 Arah serat kayu
Arah serat kayu adalah arah sel-sel longitudinal kayu terhadap
sumbu pohon.
AFINITAS KAYU TERHADAP PEREKAT
 Hubunga antara struktur dan anatomi kayu dengan
perekat sering kali diukur dengan afinitas kayu
terhadap perekat.
 Afinitas kaybu terhadap perekat adalah
kemampuan penempelan perekat pada dinding sel
suatu jenis kayu.
 Afinitas kayu terhadap perekat merupakan nilai
rata-rata dari tiga afinitas yang berbeda yaitu:
1) Afinitas perekat yang berhubungan dengan lamella
tengah dan dinidng sel primer
2) Afinitas perekat yang berhubungan dengan dinding
sel sekunder, khususnya lapisan dinding sel S2
3) AFINITAS perekat yang berhubungan dengan
dinidng sel sekunder yang berbatasan dengan lumen
atau lapisan dinding sel, S3
FAKTOR SIFAT FISIKA KAYU

Kelompok sifat-sifat fisika yang berpengaruh terhadap


perekatan tersebut adalah berta jenis, kadar air, porositas,
kembang susut dan wetabilitas kayu atau pembasahan kayu.

Sifat Kimia Kayu


 Ditentukan oelh 3 unsur pokok kayu yaitu
seosa,lignin,dan hemiselulosa.
 Keasaman kayu ditentukan oleh kelompok bahan
kimia terkecil yang disebut dengan ekstraktif
kayu.
 Kekuatan kayu ditentukan oleh kumpulan sel
kayu yang befungsi sebagai penguat yang
disebut sel-sel serabut

#keep
calm, semua tugas pasti
KELAR

Anda mungkin juga menyukai