Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah,


tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan kerangka penelitian
mengenai “Studi Perbandingan Sifat Mekanik Material Kayu Dengan Komposit
Poliester/Serbuk Kayu Bangkirai (Shorea Laevifolia Endert) Dan Kayu Kapur
(Dryobalanops Aromatica Gaertn)”.

1.1 Latar Belakang


Pulau Kalimantan memiliki banyak jenis tanaman salah satunya adalah pohon
kayu kapur (Dryobalanops aromatica gaertn) atau juga sering disebut dengan kayu
kamper dan kayu bangkirai (Shorea Laevifolia Endert), Janis kayu ini merupakan
kayu yang banyak diminati karena keunggulan dari sifat mekanik kayu. Kayu kapur
sangat dikenal dalam dunia perdagangan. Saat ini, kayu kapur merupakan kayu
komersil yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain itu, kayu kapur juga
dikenal karena cukup tahan banting serta tahan terhadap rayap. Sebagai tambahan,
Samarinda adalah daerah yang terkenal sebagai penghasil kayu kapur dengan
serbuk lebih halus dibandingkan daerah lainnya di Kalimantan. Ukuran pohonnya
secara umum dapat mencapai 20 hingga 30meter dengan diameter 0,6 hingga 1,2
meter, memiliki aroma yang khas seperti aroma kamper, sehingga kayu ini disebut
juga kayu kamper (Martawijaya, 2005). Selain itu, kayu bangkirai merupakan salah
satu kayu yang banyak digunakan masyarakat. Selain itu, kayu bangkirai
merupakan jenis kayu dengan kategori kelas awet I-II dan Kelas kuat I-II dengan
berat jenis 0,6-1,13 kg/m3 dan diameter pohon bias mencapai 10 meter (Boesono,
2008). Kayu bangkirai biasanya digunakan untuk konstruksi jembatan, perkapalan,
perumahan (kerajinan) dan bahan bakar (Martawijaya, 2005). Namun, limbah dari
serutan kayu bangkirai yang melimpah untuk saat ini belum dimanfaatkan secara
optimal (Nurhadiansyah, 2018). Dilihat dari pertumbuhan kedua jenis kayu diatas
akan memerlukan waktu puluhan hingga ratusan untuk mendapatakan diameter
pohon yang bagus dan besar. Kayu ini juga memiliki sifat Semua kayu memiliki
sifat anisotropik, Sifat anisotropik kayu adalah sifat kayu yang mempunyai perilaku
dan tanggapan beban (memiliki sifat-sifat) yang berbeda jika diuji menurut arah
yang berbeda. Anisotropik kayu dibedakan menjadi tiga yaitu arah
Longitudinal/axial (sejajar dengan sumbu pohon), radial (sejajar dengan arah jari-
jari), dan tangensial (tegak lurus jari-jari). Pada ketiga arah dan bidang ini kayu
memiliki perilaku fsik, mekanika, pengembangan dan penyusutan yang berbeda.
Sehingga harus menyebutkan arah atau bidang mana yang ditinjau. Sifat
Anisotropik ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel,
bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan
horizontal pada batang pohon (Martawijaya, 2005).
Saat ini banyak orang berlomba untuk mengembangkan bahan alternatif
dibidang manufaktur salah satunya adalah bahan komposit. Komposit merupakan
suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material.
Penggabungan di dalam komposi ini adalah penggabungan antara bahan matriks
atau pengikat dan reinforcement atau bahan penguat. Sehingga dari dua bahan atau
lebih yang digabungkan dalam satu bahan komposit ini akan menghasilkan sifat-
sifat dari bahan baru yang lebih baik dari bahan lain (Jepri, 2016), pada komposit
jenis partikel dengan menggunkan metode compression molding ini memiliki
keunggulan yaitu memiliki sifat isotropik, dimana yaitu suatu material dikatakan
isotropik ketika sifat-sifatnya sama ke semua arah atau tidak tergantung pada
orientasi sumbu referensi arah gaya atau beben yang diberikan. Jenis komposit saat
ini banyak dikembangkan menggunakan bahan yang berasal dari alam, salah
satunya dengan menggunakan limbah dari serbuk gergaji kayu. Bahan utama kayu
banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti konstruksi rumah,
keperluan rumah tangga, meubel, panel-panel, accecories, dan lain-lainya. Hal ini
membuat permintaan produk kayu semakin meningkat dengan diimbangi limbah
kayu yang meningkat. Peningkatan produk ini dapat diimbangi dengan persediaan
yang cukup, sementara itu limbah dari kayu yang berupa serpihan kayu dan serbuk
atau partikel kayu hampir tidak dimanfaatkan dengan baik. Pada umumnya limbah
kayu hanya dijadikan sebagai bahan bakar yang rendah nilai ekonominya atau
bahkan terkadang dibuang (Ramdhani, 2016).
Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya penelitian komposit dengan serbuk
alam kayu kapur dan kayu bangkirai. Material penyusun komposit dalam penelitian
ini menggunakan poliester, resin dan serbuk kayu berbentuk serbuk dengan ukuran
30 mesh. Pada umumnya serbuk alam bersifat hidrophilik yang dimana polimer
bersifat hidrophobik. Hal ini dapat mempengaruhi ikatan antara matriks dan serbuk
alam. Dengan perlakuan alkalisasi menggunakan NaOH dengan konsentrasi 5%
dapat mengurangi sifat hidrophilik serbuk alam sehingga memiliki kompatibilitas
dengan bahan-bahan hidrophobik polimer. Perlakuan alkalisasi berfungsi untuk
melarutkan zat pada serbuk alam seperti lignin, sehingga dapat meningkatkan
ikatan antara matriks dan serbuk alam (Syafri, 2015). Resin poliester digunakan
karena dapat berikatan dengan serbuk alam tanpa menimbulkan reaksi dan gas
(Arief, 2016). Perendaman alkali dapat meningkatkan kekuatan tarik komposit
serbuk, karena menurut Maryanti, dkk. (2011) komposit yang diperkuat dengan
serat tanpa alkalisasi, maka ikatan antara serat dan resin menjadi tidak sempurna
karena terhalang lapisan yang menyerupai lilin (lignin) di permukaan serat.
Menurut Goud dan Rao (2011) juga membuktikan bahwa skin berbahan dasar serat
yang diperlakukan dengan perendaman NaOH mempunyai nilai kekuatan tarik
lebih besar dibanding tanpa perlakuan alkali. Alkali yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah NaOH kristal dengan kadar 5% terhadap pelarut aquades. Pada
komposit, serbuk merupakan komponen utama selain matriks, sehingga komposisi
antara serbuk dan matriks merupakan faktor penting dalam menentukan kekuatan
sifat mekanik komposit yang akan dihasilkan. Perbandingan tersebut dapat
ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume serat (Vf). Hariyanto (2009) dalam
penelitiannya dengan serat kenaf membuktikan, semakin besar fraksi volume maka
semakin besar juga kekuatan tariknya, tetapi hasilnya yang lain yaitu dengan serat
rayon membuktikan ada kalanya juga kekuatan tarik turun walaupun fraksi volume
meningkat, hal ini dikarenakan apabila fraksi matriks yang terlalu kecil
mengakibatkan ikatan matriks dengan serat berkurang juga. Selain perlakuan alkali
dan fraksi volume, faktor panjang serat juga mempengaruhi kekuatan tarik
komposit. Hussain, dkk. (2011) dan Lokantara, dkk. (2010), penelitian mereka
menyatakan bahwa semakin pendek panjang serat maka kekuatan tariknya akan
meningkat. Lokantara, dkk. (2010) mengatakan bahwa serat semakin pendek
mempunyai kekuatan tarik lebih besar karena serat pendek dapat terdistribusi
dengan baik dan merata pada waktu proses pembuatan komposit, sehingga lebih
baik dalam membagi beban. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai kuat tarik
yang optimum perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan sifat mekanik yang
optimum dan mengetahui interasi antar faktor tersebut.
Oleh karena itu pada penelitian ini adalah untuk mencari material pengganti
kayu dengan mengetahui sifat mekanik pada material kayu dan komposit serbuk
alam kayu kapur dan kayu bangkirai dengan matriks poliester menggunakan
metode compression molding dengan melakukan pengujian tarik, bending dan
kekerasan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mendapatkan nilai sifat mekanik kekuatan tarik, bending, dan
kekerasan pada raw material kayu bangkirai dan kayu kapur?
2. Bagaimana mendapatkan nilai sifat mekanik kekuatan tarik, bending, dan
kekerasan pada komposit serbuk kayu bangkirai dan kayu kapur?
3. Bagaimana menganalisis perbandingan sifat mekanik kayu kapur, kayu
bangkirai, komposit kayu kapur dan komposit kayu bangkirai?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan nilai sifat mekanik kekuatan tarik, bending, dan kekerasan pada
raw material kayu bangkirai dan kayu kapur;
2. Mendapatkan nilai sifat mekanik kekuatan tarik, bending, dan kekerasan pada
komposit serbuk kayu bangkirai dan kayu kapur; dan
3. Menganalisis perbandingan sifat mekanik kayu kapur, kayu bangkirai,
komposit kayu kapur dan komposit kayu bangkirai.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi pengaruh sifat mekanik dan topografi komposit
berpenguat serbuk alam kayu kapur dan bangkirai dengan matriks poliester;
2. Mendapatkan pengembangan dalam penerapan kayu kapur dan bangkirai untuk
masyarakat umum maupun peneliti; dan
3. Dapat dijadikan sebagai sumber refrensi untuk penelitian lanjutan.

1.5 Batasan Masalah Penelitian


Batasan masalah yang ditetapkan pada penelitian Tugas Akhir ini sebagai
berikut:
1. Kayu kapur, kayu bangkirai yang digunakan sekitar berumur >25 tahun dan
yang dapat diketahui dari lingkar tahun pada batang kayunya;
2. Serbuk yang digunakan (random) berukuran 30 mesh dan berupa limbah
serutan kayu;
3. Fraksi volume komposit dianggap sama 60% resin dan 40 % serat; dan
4. Kadar air serbuk diabaikan.
1.6 Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran dalam penelitian tugas akhir dapat dilihat pada Gambar
1.1 sehingga dapat digunakan sebagai gambaran secara jelas mengenai penelitian
tugas akhir yang dikerjakan.

Material
Kayu
Kayu Sengon
Bangkirai (Sriyono, 2016)

(Martawijaya, 2005). Terbatas di kalimantan


Variabel

Kayu
kapur Komposit serbuk kayu

(Nurhadiansyah, 2018). Kayu

Perlakuan
Metode
Konsentrasi NaOH
0%, 2,5%, 5% dan 7,5%
Compression (Hadinoto, 2007)
molding
Mudah dilakukan & Konsentrasi NaOH 5%
biaya produksi tinggi
(Sriyono, 2016) (Savetlana, 2013)

Hand lay up
Mudah dilakukan &
biaya produksi rendah
(Ningrum, 2018)

Studi Particulalate Composites Pada Kayu Kapur


(Dryobalanops Aromatica Gaertn) dan Kayu Bangkirai
(Shorea Laevifolia Endert) Terhadap Sifat Mekanik Dengan
Matriks Poliester
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Anda mungkin juga menyukai