Anda di halaman 1dari 8

JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX

Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

Karakterisasi Pengaruh Ukuran Mesh 10, 20 dan 30 terhadap Sifat


Mekanis dan Fisis Material Komposit Partikel Tandan Kosong
Kelapa Sawit
(1)*
Ari Pratama Putra, (2)Ivan Sujana, (3)Romario A. Wicaksono
(1),(3)
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
(2)
Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak

*E-mail: aripratamaputra2949@gmail.com

Diterima: 15.12.2020 Disetujui: 21.12.2020 Diterbitkan: 22.12.2020

ABSTRACT
Oil palm empty bunch particle composite was the composite board made from polyester as a matrix
and the waste particle of oil palm empty bunch as a filler. The aim of this research was to determine
the physical properties of composite board. The research conducted by OPEB particle size variations,
such as mesh 10 (A1), 20 (A2), and 30 (A3) with 20% of composite volume fraction (B1), 30% (B2)
and 40% (B3). The test physical properties were according to ASTM standard. The result showed the
composite had the lowest average density values 1,0858 gr/cm3(A3-B3). The physical properties
showed that the smaller the particle size of OPEB, the density value will decrease and the greater the
volume fraction of OPEB particle the density test value will decrease to.

Keyword: the waste of OPEB, physical properties, composite

ABSTRAK

Komposit partikel tandan kosong kelapa sawit adalah papan komposit yang terbuat dari poliester
sebagai matriks dan partikel limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai pengisi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sifat fisis papan komposit. Penelitian melakukan
variasi perbedaan ukuran partikel TKKS yaitu mesh 10 (A1), 20 (A2), dan 30 (A3) dengan fraksi
volume komposit 20% (B1), 30% (B2) dan 40% (B3). Pengujian fisis material dilakukan berdasarkan
standar ASTM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa karakteristik sifat fisis komposit memiliki nilai
density terendah yaitu 1,0858 gr/cm3 (A3-B3). Karakteristik sifat fisisnya menunjukkan bahwa
semakin kecil ukuran partikel TKKS nilai kerapatannya akan menurun, dan semakin besar fraksi
volume partikel TKKS kerapatannya juga akan menurun.

Kata Kunci: Limbah TKKS, Uji Fisis, Komposit

I. Pendahuluan a. Penguat (reinforcement), yang mempunyai


sifat kurang elastis tetapi lebih rigid serta
Komposit adalah suatu material yang lebih kuat, dalam penelitian ini penguat
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih komposit yang digunakan yaitu dari serat
material di mana sifat dan karakteristik dari alam.
material pembentuknya berbeda-beda. b. Matriks, umumnya lebih elasitis tetapi
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
bagus dari logam, kekakuan jenis (modulus lebih rendah (Jones, 1975).
young/density) yang lebih tinggi dari logam. Penguat (reinforcement) yang digunakan
Komposit pada umumnya dibentuk dari dua pada komposit ada beberapa jenis, salah
jenis material yang berbeda, yaitu: satunya adalah penguat jenis partikel.
Penelitian ini dilakukan dengan

-19-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

memvariasikan ukuran mesh partikel TKKS kemudian dicetak pada cetakan kayu dan
juga variasi perbandingan volume antara dilanjutkan dengan pengujian mekanis yaitu
penguat yang digunakan yaitu partikel tandan pengujian ketangguhan, lentur dan kekerasan.
kosong kelapa sawit dengan matriks polyester Hasil penelitian menunjukkan komposit fiber
resin sebagai pengikatnya serta akan dilakukan glass dengan penguat serat kelapa sawit model
penelitian pengujian terhadap nilai kerapatan lamina pada jumlah serat serat 30% sudut acak
(density) dari komposit. (random) kekuatan impact lebih rendah yaitu
Penelitian ini memiliki latar tujuan yaitu 0,1208 J/mm2 dibanding pada komposisi 20
untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran dan 40%, dan pada komposisi serat 30%
mesh dan fraksi volume komposit partikel pengujian kelenturan dan kekerasan lebih
TKKS terhadap uji density material komposit. tinggi yaitu 504,0 MPa dan 80,0 BHN.
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan
studi literatur dengan mempelajari dan 1. Komposit
mengamati hasil penelitian dari peneliti Komposit pada dasarnya adalah gabungan
terdahulu yang diantaranya: bahan-bahan yang berbeda dalam skala makro.
Jessica (2013), menyimpulkan bahwa Adapun contoh komposit alami yang ada di
komposit yang terbuat dari plastik sebagai alam adalah kayu yang merupakan gabungan
matriks dan partikel limbah kelapa sawit serat selulosa di dalam matriks lignin.
sebagai pengisi (filler) menunjukkan kadar air Komposit buatan manusia biasanya merupakan
rata-rata sebesar 2.43%, daya serap air 24 jam gabungan antara material serat yang kuat
rata-rata sebesar 7.41%, pengembangan 24 seperti serat kaca, karbon yang digabungkan
jam rata-rata sebesar 3.64%, rata-rata nilai dalam matriks resin seperti epoxy atau
MOE sebesar 10.38 x 103 kg/cm², rata-rata polymer. Kelebihan komposit adalah sifatnya
nilai MOR sebesar 164 kg/cm², rata-rata nilai yang dapat diatur. Salah satu cara pengaturan
IB sebesar 0.17 kg/cm². Sifat fisis dan mekanis sifat pada material komposit adalah dengan
papan komposit plastik sesuai dengan standar mengubah arah orientasi, susunan, dan sudut
JIS A 5908 (2003). material penyusunnya (Gibson, 1994).
Kumar (2019), meneliti tentang komposit Komposit adalah bahan hibrida yang
yang membahas penyelidikan eksperimental terbuat dari resin polimer diperkuat dengan
pada sifat fisis dan mekanis komposit dan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik dan
menggunakan metode Taguchi-designed untuk fisik (Mazumdar, 2002).
mengetahui sifat keausan serat dari tanaman Ilustrasi ikatan dan sifat fisik polimer
Agave Himalaya. Kekuatan tarik dan impact dapat dilihat pada gambar 1.
yang diamati meningkat dengan peningkatan
ukuran serat dan memberikan tarik maksimum
25,43 MPa dan kekuatan impact 45,55 J/m2
pada ukuran serat dan volume 7 mm dan 9%.
Kekuatan maksimum fleksural (47,02 MPa)
dan kekerasan (48,01 Hv) dicapai oleh
komposit polyester dengan volume 7% pada
ukuran serat 7 mm dan 5 mm.
Afolabi (2019), percobaan terhadap serat
Gambar 1. Ilustrasi pembentukan serat fiber
alami ekstraksi dari tanaman pandan duri
dan resin.
(screw pinus) dilakukan penelitian. Perlakuan
alkali, bleach dan kombinasi alkali-bleach 2. Klasifikasi dan Jenis Komposit
digunakan dalam ekstraksi selulosa serat untuk
mengevaluasi efek pada properti mekanik. Berdasarkan bahan penguatnya komposit
Kombinasi alkali-bleach selulosa serat dapat dibedakan sebagai berikut.
komposit menunjukkan kekuatan tarik 40% a. Komposit partikel (partikulat composite)
lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak  Partikel nonlogam dalam bahan
diberi perlakuan serat komposit pada tekanan komposit matriks nonlogam.
35,28 MPa (Afolabi, dkk. 2019).  Partikel logam dalam bahan komposit
Udur (2014), Pada penelitian ini penulis matriks nonlogam.
memvariasikan presentase volume serat yaitu  Partikel logam dalam bahan komposit
20, 30 dan 40% dengan resin dan hardener, matriks logam.

-20-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

 Partikel nonlogam dalam material produksi pengolahan kelapa sawit. Tandan


komposit matriks logam. kosong kelapa sawit secara alami akan
b. Komposit serat (Fibrous Composite mengalami proses pengomposan memerlukan
Materials) waktu yang cukup lama yaitu sekitar 3 bulan.
 Komposit dengan serat kontinyu Hal ini dipengaruhi oleh kandungan
(Continous fiber composite). penyusunnya yaitu 45,9% selulosa, 46,5%
 Komposit dengan serat anyaman hemiselulosa, dan 22,8% lignin. Kandungan
(Woven fiiber composite). penyusun tandan kosong kelapa sawit ini sukar
 Komposit dengan serat pendek/acak untuk terdekomposisi (Darnoko, 1993).
(Chopped fiber composite).
 Komposit hybrid.
 Komposit laminasi (Laminated
Composite Materials) (Gibson, 1994).

3. Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit


Pada kondisi saat ini perkembangan
produksi minyak sawit di Indonesia terus
mengalami peningkatan, menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) Statistik Kelapa Sawit Gambar 2. Limbah tandan kosong kelapa
Indonesia Tahun 2017 perkembangan produksi sawit.
(CPO) dari tahun 2013 sampai dengan 2016
Tabel 1. Sifat Fisik dan Morfologi Tandan
selalu mengalami peningkatan per tahun. Pada
Kosong Kelapa Sawit.
tahun 2013 sampai 2015, produksi minyak
kelapa sawit mengalami kenaikan antara 5,67 Parameter Pangkal (mm) Ujung (mm)
sampai dengan 7,70 %. Kemudian pada tahun Panjang serat 1,20 0,76
2016, produksi minyak kelapa sawit Diameter (µm) 15,00 114,34
Tebal (µm) 3,49 3,68
mengalami peningkatan tajam sebesar 53,28 % Kadar (%) 72,67 62,47
dari tahun 2015. Pada tahun 2013 produksi Non serat (%) 27,33 37,53
minyak sawit (CPO) sebesar 17,77 juta ton,
meningkat menjadi 31,49 juta ton pada tahun Tabel 2. Komposisi dan Sifat Kimia Tandan
2016 atau terjadi peningkatan 77,18 %. Kosong Kelapa Sawit.
Sementara tahun 2017 diperkirakan produksi
minyak sawit (CPO) akan meningkat menjadi Komponen Kimia Komposisi (%)
Lignin 22,23
34,47 juta ton atau sebesar 9,46 %. Ekstraktif 6,37
Dengan meningkatnya produksi kelapa Pentosan 26,69
sawit di Indonesia, akan diikuti dengan Selulosa 37,76
peningkatan limbah sisa produksi salah Hemselulosa 68,88
Abu 6,59
satunya tandan kosong kelapa sawit. Tandan
kosong kelapa sawit (TKKS) di Indonesia
adalah limbah pabrik kelapa sawit yang II. Bahan dan Metode
jumlahnya sangat melimpah. Setiap
pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) Penelitian ini dilakukan di laboratorium
yang diolah akan dihasilkan minyak sawit Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta Tanjungpura, dan untuk pengambilan bahan
minyak inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton utama dalam penelitian ini yaitu limbah tandan
(5%) dan sisanya merupakan limbah dalam kosong kelapa sawit (TKKS) bertempat di PT.
bentuk tandan buah kosong, serat, dan Pundi Lahan Khatulistiwa, kecamatan Kuala
cangkang biji yang jumlahnya masing-masing Mandor A, kabupaten Kubu Raya, provinsi
23%, 13,5%, dan 5,5% dari tandan buah segar Kalimantan Barat.
(Salmina, 2017).
Serat tandan kosong kelapa sawit
merupakan salah satu jenis natural fiber yang
kini sangat melimpah dan mudah dijumpai
karena merupakan limbah dari sisa proses

-21-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

1. Alat dan Bahan


Dalam pembuatan komposit partikel
TKKS digunaka alat dan bahan sebagai
berikut:

Alat:
1. Cetakan aluminium
2. Timbangan digital
3. Jangka sorong
4. Gelas ukur
5. Gerinda Gambar 3. Hasil pembuatan spesimen uji
6. Amplas 3. Penamaan Sampel Uji
7. Alat bantu lain seperti gunting, sarung Penamaan sampel uji dilakukan agar
tangan, penggaris, klem penjepit, dll. mempermudah pengukuran material pada saat
Bahan: pengujian.
1. Resin polyester Tabel 3. Penamaan sampel uji
2. Katalis
3. Partikel TKKS Sampel 1 2 3
4. Relesase agent A (mesh) 10 20 30
B (volume) 20% 30% 40%

2. Pembuatan Komposit 1. A1 – B1 : 10 mesh, 20% fraksi volume.


Pembuatan komposit dilakukan sebagai 2. A1 – B2 : 10 mesh, 30% fraksi volume.
berikut: 3. A1 – B3 : 10 mesh, 40% fraksi volume.
1. Tandan kosong kelapa sawit yang telah 4. A2 – B1 : 20 mesh, 20% fraksi volume.
disiapkan dilakukan pemilihan serat bagian 5. A2 – B2 : 20 mesh, 30% fraksi volume.
tengah tandan kemudian serat dicuci bersih 6. A2 – B3 : 20 mesh, 40% fraksi volume.
hingga tidak ada kotoran berupa tanah dan 7. A3 – B1 : 30 mesh, 20% fraksi volume.
lain-lain lalu dijemur hingga kering. 8. A3 – B2 : 30 mesh. 30% fraksi volume.
2. Setelah serat kering, rendam serat dalam 9. A3 – B3 : 30 mesh, 40% fraksi volume.
larutan NaCl 5% selama 2 jam.
3. Jemur serat kemudian setelah kering serat 4. Pengujian Kerapatan (Density)
dipotong-potong dengan ukuran 3-5 mm, Kerapatan merupakan salah satu sifat fisis
selanjutnya serat digiling dengan dari papan komposit yang didefinisikan
menggunakan mesin hammer mill hingga sebagai massa per satuan volume material,
menjadi partikel. bertambah secara teratur dengan meningkatnya
4. Setelah serat diubah menjadi partikel nomor atomik pada setiap sub kelompok.
selanjutnya dilakukan proses penyaringan Kerapatan dapat ditentukan dengan metode
partikel dengan saringan ukuran 10, 20 dan “pencelupan” biasa. Kerapatan bergantung
30 mesh. pada massa atom, ukuran serta cara
5. Polyester resin ditakar dengan penumpukannya (Smallman, 1999).
menggunakan gelas ukur sesuai dengan Pengujian density dilakukan
fraksi volume yang telah ditentukan, menggunakan standar ASTM D271-99 dengan
sedangkan katalis ditakar dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
menggunakan suntikan, sesuai dengan 1. Menimbang kemudian mengukur diameter
aturan komposisi perbandingan antara dan tebal awal komposit.
polyester resin dan katalis yaitu maksimal 1
: 10 (10%).

-22-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

dengan ukuran partikel mesh 10 pada fraksi


volume 20, 30 dan 40%.

Gambar 4. Pengukuran dimensi komposit


spesimen uji.
2. Merendam komposit pada air selama 24
jam dan melakukan pengamatan dengan
mengukur berat, panjang, lebar dan tebal
Gambar 5. Grafik hasil pengujian density
komposit dalam waktu 3 jam sekali.
mesh 10.
3. Menghitung kerapatan komposit dengan
persamaan dan mencatat hasil pengukuran b. Spesimen uji dengan mesh 20 pada fraksi
pada tabel. volume 20,30 dan 40%.
Berikut adalah tabel hasil uji spesimen
III. Hasil dan Pembahasan dengan ukuran mesh 20:

1. Perhitungan Pengujian Tabel 5. Hasil Uji Spesimen Mesh 20


Pengujian kerapatan komposit adalah Pengujian Rata-rata
sebagai berikut: Material
(gr/cm3)
Ke-1 Ke-2
A2-B1 1.157 1.143 1.150
d = kerapatan (gr/cm3) A2-B2 1.161 1.075 1.118
m = massa (gr)
A2-B3 1.043 1.136 1.090
V = volume (cm3)
Berikut adalah grafik rata-rata hasil
2. Hasil Perhitungan
pengujian yang didapatkan pada spesimen uji
Uji density atau kerapatan dilakukan dengan ukuran partikel mesh 20 pada fraksi
dengan mengukur massa dan volume komposit volume 20, 30 dan 40%.
dengan menggunakan persamaan (1) yang
selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata
nilai density komposit tersebut sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Spesimen uji dengan mesh 10 pada fraksi
volume 20,30 dan 40%.
Berikut adalah tabel hasil uji spesimen
dengan ukuran mesh 10:

Tabel 4. Hasil Uji Spesimen Mesh 10


Pengujian Rata-rata
Material
(gr/cm3)
Gambar 6. Grafik hasil pengujian density
Ke-1 Ke-2 mesh 20.
A1-B1 1.167 1.134 1.150
A1-B2 1.138 1.135 1.136 C. Spesimen uji dengan mesh 30 pada fraksi
A1-B3 1.110 1.112 1.111
volume 20,30 dan 40%.
Berikut adalah tabel hasil uji spesimen
Berikut adalah grafik rata-rata hasil dengan ukuran mesh 30:
pengujian yang didapatkan pada spesimen uji

-23-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

Tabel 6. Hasil Uji Spesimen Mesh 30 sebanding dengan bertambahnya fraksi volume
partikel TKKS.
Pengujian Rata-rata
Material
(gr/cm3) IV. Kesimpulan
Ke-1 Ke-2
A3-B1 1.156 1.145 1.150
Berikut adalah kesimpulan dan saran yang
A3-B2 1.179 1.040 1.109 dapat disampaikan berdasarkan penelitian
A3-B3 1.090 1.082 1.086 yang telah dilakukan:

Berikut adalah grafik rata-rata hasil 1. Kesimpulan


pengujian yang didapatkan pada spesimen uji
dengan ukuran partikel 30 mesh pada fraksi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
volume 20, 30 dan 40%. dilakukan terhadap komposit partikel tandan
kosong kelapa sawit, penulis dapat
menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:
 Pada pengujian density kerapatan tertinggi
yaitu 1,1505 gr/cm3 dan kerapatan terendah
yaitu 1,0858 gr/cm3.
 Komposit partikel TKKS bardasarkan uji
density menunjukkan bahwa semakin kecil
ukuran partikel dan semakin besar fraksi
volume komposit akan menyebabkan
menurunnya nilai density dari material
komposit.

Gambar 7. Grafik hasil pengujian density 2. Saran


mesh 30. Berikut adalah beberapa saran yang dapat
Dari hasil pengolahan data pengujian penulis sampaikan berdasarkan penelitian yang
density pada komposit partikel tandan kosong telah dilakukan:
kelapa sawit diperoleh data grafik sebagai  Pada proses pembuatan komposit sebaiknya
berikut: dilakukan dengan metode compression
moulding atau dengan metode vakum untuk
mendapatkan komposit dengan ikatan yang
sempurna tanpa udara atau void.
 Sebaiknya menggunakan alat ukur dengan
ketelitian yang tinggi khususnya pada saat
melakukan pengujian fisis agar
mendapatkan hasil uji yang lebih presisi.

Gambar 8. Grafik keseluruhan hasil uji Ucapan Terima Kasih


density spesimen uji
Penulis mengucapkan terima kasih yang
Gambar 8. menunjukkan spesimen uji sebesar-besarnya kepada Comdev &
dengan penambahan partikel tandan kosong Outreaching Universitas Tanjungpura yang
kelapa sawit nilai density tertinggi yaitu pada telah membiayai penelitian ini melalui
spesimen uji dengan ukuran partikel TKKS program Bantuan Dana dan Riset Penelitian
mesh 10 pada fraksi volume 20% (A1-B1) mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2015 sehingga
sebesar 1,1505 gr/cm3, dan nilai density penulis dapat menyelesaikan penelitian sesuai
terendah yaitu pada spesimen uji dengan dengan yang telah di targetkan.
ukuran mesh 30 dan fraksi volume 40% (A3-
B3) yaitu 1,0858 gr/cm3. Jika dilihat rata-rata
nilai density dari setiap ukuran mesh partikel
TKKS nilai density-nya akan menurun

-24-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

Daftar Pustaka
Jones, R. M., 1975. “Mechanics of composite
Afolabi, L. O., dkk, 2019. “Fabrication of Materials”, Mc. Graw-Hill Kogakusha,
pandanus tectorius (screw-pine) natural LTD, Washington D.C.
fiber using vacuum resin infusion for
polymer composite application”. Jones, R. M., 1999. “Mechanics of composite
Mechanical Engineering Department, Materials”. Second Edition. Taylor &
University Technology PETRONAS, Francis.
Seri Iskandar 32610, Malaysia.
Aritonang, F. P., 2017. “Karakteristik Kumar, S., dkk, 2019. “Physico-mechanical
Komposit Berpenguat Serat Tandan and Taguchi-designed sliding wear
Kosong Kelapa Sawit dengan Fraksi properties of Himalayan agave fiber
Volume 3%. 5%, dan 7%”. Fakultas reinforced polyester composite”.
Sains dan Taknologi. Universitas Sanata Mechanical Engineering Departement,
Dharma. Yogyakarta. Juli, 2017. National Institute of Technology,
Srinagar, Uttarakhand 246174, India.
BPS, 2018. “Badan Pusat Statistik: Statistik
Kelapa Sawit Indonesia 2017 Manoley, T. M., 1988. “Modern Particleboard
(Indonesian Oil Palm Statistics 2017)”. & Dry-Process Fiberboard
Jakarta. November, 2018. Manufacturing”. Miller Freeman
Publications, Inc., 500 Howard Street.
Chawla, K. K., 1987. ”Composites Materials, San Francisco. California 94105, USA.
First Ed”. Berlin. New York: Spinger-
Verlag. Inc. Martin, S. M., 1988. “Palm oil and protest: An
economic history of the Ngwa region”,
Darnoko, D., dkk, 1993. ”Pembuatan Pupuk south-eastern Nigeria, 1800 - 1980.
Organik dari Tandan Kosongn Kelapa Cambrige.
Sawit”. Buletin PPKS 1, 89-99.
Mazumdar, S. K., 2002. “Composite
Desi, S. N., 2016, “Uji Kualitas Material Manufacturing: Matetrials, Product and
Papan Komposit Bahan dari Serbuk Process Engineering”. Indian.
Kayu dan Kertas dengan Perekat
Limbah Plastik”. Jurusan Fisika. Salmina, 2017. “Studi Pemanfaatan Limbah
Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh
Alaudin Makassar. Makassar. Agustus, Masyarakat di Jorong Koto Sawah
2016. Nagari Ujung Gading Kecamatan
Lembah Melintang”. Sumatera Barat.
Gibson, R. F., 1994. “Principles of Composite Smallman, R. E., 1999. “Modern Physical
Materials Mechanics”. New York: Mc. Metallurgy and Materials Engineering”.
Graw Hill, Inc. Sixth Editions. Smallman & Bishop.
Reed Educational and Professional
Halimatuddahliana, dkk., 2016. “Pengaruh Publishing Ltd, 1999.
Bahan Pengisi Silika dan Serbuk
Tandan Kosong Sawit (STKS) Somesi, L.Y., 2018. “Study on Tensile
Termodifikasi terhadap Kekuatan Properties of Salak Fiber (Salacca-
Bentur dan Daya Serap Air Komposit Zalacca) Reinforced Calcium
Hibrid Poliester Tidak Jenuh”. Jurnal Carbonate/Epoxy Hybrid Composites”.
Teknik Kimia USU, Vol. 5, No.2. Mechanical Engineering. Faculty of
Medan. Juni, 2016. Engineering. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. Juni, 2018.
Jessica, 2013. “Sifat Fisis dan Mekanis Papan
Komposit Plastik dari Limbah Kelapa Sunardi, dkk, 2017.” Pengaruh Butiran Filler
Sawit dan Plastik Polipropilena”. Kayu Sengon terhadap Karakteristik
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Papan Partikel yang Berpenguat Serat
Bogor. Bogor. September, 2013. Tandan Kosong Kelapa Sawit”. Teknik

-25-
JTRAIN : Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin e-ISSN: XXXX-XXXX
Putra, dkk, Vol. 2, No. 1, 2021: 19-26

Mesin. Universitas Sultan Ageng


Tirtayasa. Cilegon. Juni, 2017.

Udur, 1. J. H, 2014.”Sifat Mekanik Komposit


Fiber Glass dengan Penguat Serat
Sabut Buah Kelapa Sawit Berorientasi
Presentase Jumlah Serat secara
Random”. Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Medan. Januari, 2014.

-26-

Anda mungkin juga menyukai