METODOLOGI PENELITIAN
Oleh:
RIZQON ANUGRAH
G1C017028
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu jenis serat alam yang terdapat di Indonesia adalah serat Abaka .
Pemanfaatan serat Abaka sejauh ini terbatas sebagai bahan baku kerajinan untuk
tas, kertas, map dan lain lain. Hal ini disebabkan belum banyaknya penelitian
yang membahas tentang sifat mekanik serat Abaka. Sementara itu, penelitian
terhadap serat-serat alam non-Indonesia seperti serat flax, sisal dan hemp sudah
cukup maju. Bahkan beberapa perusahaan diluar negeri telah mengaplikasikan
serat tersebut pada beberapa bagian alat transportasi seperti pada interior atau
eksterior bodi mobil (Peijs 2002).
Serat Abaka merupakan serat alam yang didapatkan dari bagian batang
tanaman (bast fiber). Dengan cara dekortikasi dapat diperoleh bundel serat Abaka.
Bundel dekortikasi dapat diperoleh bundel serat Abaka. Bundel serat Abaka
adalah unit terkecil serat yang didapatkan dari pemisahan secara mekanis.
1.1 Tujuan
1.3 Manfaat
penulisan ini disusun bab demi bab dan terdiri dari lima bab yaitu: Bab I
(Pendahuluan) yang menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, manfaat ,Batasan
masalah, dan sistematika penulisan. Bab II (Tinjauan Pustaka) yang berisi tentang
komposit, serat abaka, perlakuan serat.
BAB II
TINJAUAN
Pengertian komposit adalah kombinasi dari dua material atau lebih yang
memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki properti
lebih baik dari keduanya. Komposit bisa diartikan bahab yang terbentuk apabila
dua atau lebih komponen yang berlainan digabung [1].
1. Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid
serta lebih kuat.
2. Matrik, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas yang
lebih rendah.
1. Bobotnya ringan
2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3. Biaya produksi murah
4. Tahan korosi
A. Bahan Utama Penyusun Komposit
Pada umumnya komposit mempunyai dua fase yaitu matriks dan penguat
(reinforcement). Matriks yang banyak digunakan untuk pembuatan bahan
komposit adalah resin polyester dan epoxy, sedangkan penguat (reinforcement)
yang sering digunakan adalah fiberglass,nilon,serat karbon dan serat alam.
1. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks umumnya lebih ductile tetapi memiliki
kekuatan dan rigiditas yang lebih rendah. Syarat pokok matriks yang digunakan
dalam komposit adalah matriks harus bisa meneruskan beban sehingga serat harus
bisa melekat pada matriks dan kompatibel antara serat dan matriks, artinya tidak
ada reaksi yang mengganggu. Umumnya matriks dipilih yang mempunyai
ketahanan panas yang tinggi [6].
2. Penguat (reinforcement)
Pembagian komposit berdasarkan penguat pada komposit dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Tumbuhan di seluruh penjuru dunia umumnya memiliki sel dan kelompok sel
yang memberikan kekuatan dan kekakuan yang dapat ditemukan di batang, daun
dan biji. Salah satu serat yang telah digunakan sebagai bahan baku kerajinan dan
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penguat komposit adalah serat abaca.
Salah satu jenis serat alam yang terdapat di Indonesia adalah serat Abaka.
Pemanfaatan serat Abaka sejauh ini terbatas sebagai bahan baku kerajinan untuk
tas, kertas, map dan lain lain. Hal ini disebabkan belum banyaknya penelitian
yang membahas tentang sifat mekanik serat Abaka. Sementara itu, penelitian
terhadap serat-serat alam non-indonesia seperti serat flax, sisal dan hemp sudah
cukup maju.Bahkan beberapa perusahaan diluar negeri telah mengaplikasikan
serat tersebutpada beberapa bagian alat transforttasi seperti pada interior atau
eksterior mobil.
Serat Abaka merupakan serat alam yang didapatkan dari bagian batang
tanaman (bast fiber). Dengan cara dekortikasi dapat diperoleh bundel serat Abaka.
Bundel serat Abaka adalah unit terkecil serat yang didapatkan dari pemisahan
secara mekanis. Bundel serat ini terdiri dari serat tunggal (single fiber) yang
tersusun dari seratserat mikro (mikrofibril).Didalam mikrofibril tersusun rantai
selulosa yang menjadi penopang utama bahan serat alam. selulosa adalah
komponen utama yang memberikan efek kekuatan pada serat alam. Kekuatan
yang demikian besar ini didapatkan dari struktur ikatan-ikatan kovalen yang
membangunnya.Selain itu kekuatan serat alam juga sangat di pengaruhi oleh
keberadaan cacat pada serat.[12] Serat abaka dapat dilihat pada Gambar 2.4
2.3.1 Resin
Resin adalah senyawa polimer rantai karbon. Polimer berasal dari kata poly
(banyak) dan mer (ikatan). Senyawa polimer rantai karbon dapat didefinisikan
sebagai senyawa yang mempunyai banyak ikatan rantai karbon. Resin
merupakan bahan pembuat fiberglass yang berwujud cairan kental seperti lem,
berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk mengeraskan semua bahan yang
akan dicampur. Resin biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam membuat
kerajinan, gantungan, maupun action figure[13] Salah satu jenis resin yaitu
resin polyester, pada umumnya resin polyester tak jenuh sering disebut dengan
poliester saja. Karena berupa resin cair dengan viskositas yang relatif rendah,
maka dapat mengeras pada temperatur kamar atau dengan pemanasan, tidak
mengeluarkan sewaktu pengesetan. Suatu asam basa bereaksi secara kondensasi
dengan alkohol dihidrat untuk mendapatkan poliester.
Karena asam tak jenuh digunakan dengan berbagai cara sebagai bagian
dari asam basa, yang menyebabkan terjadinya ikatan tak jenuh dalam rantai
utama dari polimer yang dihasilkan, maka disebut poliester tak jenuh. Poliester
tak jenuh mempunyai ikatan ganda antara karbon-karbon pada rantai utamanya.
Poliester mempunyai sifat yang bervariasi sesuai dengan susunan struktur
atomnya [14].Keuntungan pemakaian poliester adalah:
6. Ketahanan kimia yang baik, pada umumnya kuat terhadap asam kecuali asam
peroksida, tetapi lemah terhadap alkali.
Secara garis besar metode pembuatan material komposit terdiri dari atas
dua cara, yaituProses Cetakan Terbuka (open-mold process) dan Proses Cetakan
Tertutup (closed mold processes). [22]
2.4.1 Proses cetakan terbuka
A.Contact molding/ hand lay up
Hand lay-up adalah metode yang paling sederhana dan merupakan proses
dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses dari
pembuatan dengan metode ini adalah dengan cara menuangkan resin kedalam
serat berbentuk anyaman, rajutan atau kain, kemudian memberi tekanan
sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini
resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan
dilakukan pada temperatur kamar. Kelebihan penggunaan metode ini mudah
dilakukan,cocok digunakan untuk komponen yang besar, volumenya rendah.
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini
biasanya digunakan pada material atau komponen yang sangat besar, seperti
pembuatan bodi kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi, perahu,
dan lain-lain, ,metode hand lay up dapat di lihat pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Hand Lay Up[22]
B.Vacuum bag
Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up,
penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dan kelebihan resin. Pada proses ini digunakan pompa vakum
untuk menghisap udara yang ada dalam wadah/tempat dimana komposit akan
dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka
udara yang ada diluar penutup plastik akan menekan kearah dalam. Hal ini
akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam spesimen komposit akan
dapat diminimalkan.
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan
konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan
kontrol yang lebih terhadap rasio resin / kaca. Aplikasi dari metoda vacuum
bag ini adalah pembuatan kapal pesiar, komponen mobil balap, perahu, dan
lain-lain.Metode vacuum bag dapat di lihat pada Gambar 2.7
C. Pressure bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara
ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap
bertekanan yang dimasukkan malalui suatu wadah elastic .Wadah elastis ini
yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan pemrosesan.
Biasanya tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50
psi. Aplikasi dari metoda Pressure bag ini adalah pembuatan tangki, wadah,
turbin angin, vessel.Metode Pressure bag dapat di lihat pada Gambar 2.8
D. Filament winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi
resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang
bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan
berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan sesuai dengan yang
diinginkan. Bagian yang paling sering dibuat oleh metode ini adalah pipa
silinder, drive shaft, tangki air, tangki tekanan bola dan tiang-tiang kapal
pesiar.Metode Filament winding dapat di lihat pada Gambar 2.9
B.Injection molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau
pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperatur dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin.
Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
C. Continuous pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara
kontinu dituangkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemudian
dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa
disebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin,
kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan
tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan
mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.Metode
Continuous pultrusion dapat di lihat pada Gambar 2.10
Secara umum ada berbagai metode yang mana partikel komposit hijau
dapat diproduksi. Bagian ini mencakup berbagai metode manufaktur papan
partikel dengan beberapa contoh papan komposit alam.
Layer pertama dan ketiga, merupakan partikel halus sebagai filler yang
dibentuk menjadi komposit dengan menambahkan resin sebagai matrik,
sedangkan layer kedua adalah komposit yang terbuat dari partikel kasar sebagai
filler dan ditambahkan dengan resin sebagai matrik. Ketiga layer tersebut
digabung dengan urutan penggabungan adalah layer satu, layer dua, dan layer
tiga. Gabungan inilah yang dinamakan komposit tiga layer.
Sebuah perangkat yang terukur, yang mana perangkat ini terdapat dua jet
penyemprot yang digunakan untuk menyemprotkan partikel halus dan kasar
secara bergantian. Jet pertama akan menyemprotkan partikel halus sebanyak
ukuran yang telah ditentukan. Jika ukuran telah dipenuhi (sebagai layer
pertama), maka jet kedua akan menyemprotkan partikel kasar di atas layer
pertama sebanyak ukuran yg telah ditentukan, dan pada pembuatan layer
ketiga, jet pertama akan menyemprotkan kembali partikel halus sesuai
ukurannya. Lembaran yang telah terbentuk, kemudian dikompres dengan
perlakuan dingin untuk mengurangi ketebalan dan menambah densitas papan.
Langkah terakhir, lembaran papan dikompres kembali dengan perlakuan di
bawah tekanan 2 – 3 megapascal pada suhu antara 140 – 220 o C, pada proses
ini akan terjadi pengerasan pada partikel dan lem. Semua aspek pengerjaan dari
seluruh proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dikendalikan untuk
memastikan ukuran kepadatan dan konsistensi dari papan, yang kemudian
papan tersebut didinginkan, dipangkas/diratakan dan diampelas.[22
Mb− Mk
Daya serap air (%) = x 100%............................................(1)
Mk
Dimana :
Besarnya energi yang diserap oleh benda uji dapat digunakan persamaan
sebagai berikut
Eserap
HI = ........................................................................(3)
A
F = σ. A .................................................................................................................(4)
Dimana :
F = beban (N).
A = luas penampang (mm2).
Keterangan :
Radius = 76 mm
Ketebalan = 4 -7 mm
Tebal spesimen = 4 - 7 mm
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kekuatan bending menurut William
D. Callister Jr,2000 :
Mc
σ= ...................................................................................................................(5)
I
M c I σ
FL d bd 3 3 FL
Rectangular: = = = .........................................................
4 2 12 2 db d 2
(6)
FL π R4 FL
Circular : R= = ..............................................................
4 4 π R3
(7)
Dimana:
d =Tebal (mm
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun diagram alir penelitian ini adalah dapat dilihat pada Gambar 3.1
Mulai
Membandingkan,menganalis
a dan pembahasan
Membandingkan,mengana
lisa dan pembahasan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
1. Timbangan Digital
Timbangan yang digunakan pada penelitian ini memiliki akurasi hingga
0,001 gram dan berat maksimal 100 gram. Dimana dengan ketelitian
tersebut dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.
Type : HT-8041N
Massa Pendulum : 26,1 kg
Panjang lengan : 658 mm
3. Cetakan Spesimen
Cetakan untuk membuat spesimen benda uji terbuat dari kaca yang dengan
dimensi panjang x lebar x tinggi = 60 x 10 x 5 mm berdasarkan standar
ASTM D 5942-96 Dapat dilihat pada Gambar 3.2.
60 mm
5 mm
10 mm
Gambar 3.2 Cetakan Spesimen Uji Impak
4. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi spesimen dan panjang
serat dengan kecermatan 0.1mm.
5. Spatula
Digunakan untuk menekan dan meratakan serat ke dalam campuran resin
dan katalis agar celah-celah serat terisi semua dengan campuran resin dan
katalis.
6. Kuas
Digunakan untuk meratakan resin pada cetakan .
7. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur takaran dari resin yang akan digunakan.
8. Suntikan
Digunakan untuk menakar katalis.
9. Sarung tangan
Digunakan agar tangan tidak kotor akibat larutan resin dan katalis.
10. Sisir
Digunakan untuk menghaluskan serat setelah dipukul.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Resin Polyester Yukalac BQTN 157
Resin Polyester yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Yukalac
BQTN 157 dimana digunakan sebagai matriks pengikat. Dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Merk : Yukalac
Type : Yukalac BQTN 157
Modulus Young : 3.5 GPa
Kekutan Tarik : 70 MPa
2. Katalis
Katalis digunakan sebagai bahan tambahan untuk mempercepat
pengeringan resin.
Prosedur pembuatan specimen terdiri dari dua yaitu persiapan serat dan
pembuatanya.
DAFTAR PUSTAKA
[7] Van Vlack.L.H., 1994. Terjemahan Japrie.S. Ilmu dan Teknologi Bahan.
Edisi kelima, Erlangga,Jakarta,.
[12] Dawam, A.H. dkk . Identifikasi Morfologi dan Sifat Mekanik Serat Abaka
(Musa textilis)
[13] Imade, A., Lokantara, P. & Karohika, G. (2013). Sifat Mekanis Komposit
Polyester. Universitas Undayana, Bali.
[18] Dhakal, H.N, Zhang, Z.Y, Richardson, M.O.W., 2006, Effect of Water
Absorption on The Mechanical Properties of Hemp Fibre Reinforced
Unsaturated Polyester
[20] Gunawan.Y, 2016, Analisa pengaruh ukuran diameter serat tangkai sagu
terhadap sifat mekanik pada material komposit.