Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATERIAL KOMPOSIT

KOMPOSIT LAMINAN SERAT / KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT

Pengaruh Sudut Orientasi Serat Terhadap Sifat Redaman dan Getaran


Laminasi Komposit Bertulang Serat Basal

OLEH:

AFDAL PRIMANANDRA (1810442018


ANNISA ARFAHMINA (1810442066)
AZIZAH GHINA ARIFAH (1810442036)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

UNIVERSITAS ANADALAS

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala atas segala nikmat nikmatnya
makalah pendidikan Material Maju ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa
ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang diampu oleh Bapak Alimin Mahyudin, M.Si.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Penulis ingat masih banyak kesalahan dalam menyusun makalah ini, baik dari segi
EYD, kosa kata, tata bahasa, etika juga isi. Oleh karena meminta penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk
kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide / motivasi yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.

Padang, 15 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I.............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................ 3
LANDASAN TEORI ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III ........................................................................................................ 12
METODE PENELITIAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV ........................................................................................................ 12
KESIMPULAN .....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komposit berpenguat serat alam maupun buatan merupakan jenis komposit yang
banyak dikembangkan guna menjadi bahan alternatif pengganti logam. Komposit berpenguat
serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan perpaduan dua sifat dasar yaitu
kuat namun juga ringan. Bahan komposit memiliki banyak keungulan, diantaranya berat
jenisnya rendah kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang
lebih murah. Unsur utama penyusun komposit yaitu pengisi (filler) yang berupa serat sebagai
kerangka dan unsur pendukung lainnya yaitu matriks. Pengisi (filler) dan matriks merupakan
dua unsur yang diperlukan dalam pembentukan material komposit. Komposit dengan
penguatan serat alam telah diaplikasikan pada dunia otomotif sebagai bahan penguat panel
pintu, tempat duduk belakang, dashboard, dan perangkat interior lainnya.

Perlindungan struktur teknik sipil dari beban dinamis seperti gempa bumi, gelombang
ekstrim dan beban jalan raya telah memunculkan pentingnya pengendalian struktural.
Penghapusan getaran dari beban dinamis dapat menyelamatkan nyawa manusia, dan
pengendalian getaran struktur teknik sipil selama gempa adalah contoh yang baik untuk ini.
Sifat bahan komposit yang diperkuat serat tergantung pada beberapa parameter seperti bahan
serat dan matriks, proses pengawetan, orientasi serat, urutan susun, lamina yang melekat dan
cacat tingkat laminasi yang diperkenalkan selama proses pembuatan. Namun demikian, serat
adalah faktor utama yang mengendalikan sifat bahan komposit yang diperkuat serat. Oleh
karena itu, ada upaya terus-menerus untuk menggunakan serat baru yang kaku, kuat, ringan,
murah, dan ramah lingkungan dalam material komposit.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk menentukan karakteristik redaman dan getaran sampel komposit.


2. Untuk mengetahui Pengaruh Sudut Orientasi Serat Terhadap Sifat Redaman dan
Getaran Laminasi.
3. Menentukan sifat tarik, tekan, lentur, impak dan termal dari laminasi komposit
yang diperkuat serat basalt.
BAB II
LANDASAN TEORI

Komposit adalah material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material pembentuknya. Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih
bagus dan kekuatan jenis lebih tinggi dibandingkan dengan logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda. Komposit suatu
jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat
masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya
dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit). Dengan adanya
perbedaan dari material penyusunnya maka komposit antar material harus berikatan
dengan kuat, sehingga perlu adanya penambahan wetting agent.

Beberapa definisi komposit sebagai berikut :

1. Tingkat dasar : pada molekul tunggal dan kisi Kristal, bila material yang disusun dari
dua atom atau lebih disebut komposit (contoh senyawa, paduan, polymer, dan
keramik)
2. Mikrostruktur : pada kristal, phase dan senyawa, bila material disusun dari dua phase
atau senyawa atau lebih disebut komposit (contoh paduan Fe dan C)
3. Makrostruktur : material yang disusun dari campuran dua atau lebih penyusun makro
yang berbeda dalam bentuk dan/atau komposisi dan tidak larut satu sama lain material
komposit (definisi secara makro ini yang biasa dipakai)

Jenis - Jenis Komposit Berdasarkan Penguat yang digunakan, yaitu :

1. Komposit serat (Fibrous Composites)

Fibrous composite, yaitu komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapis dan berpenguat fiber. Kayu adalah komposit alam yang terdiri dari serat
hemiselulosa dalam matriks lignin. Fiber yang digunakan untuk menguatkan matriks
dapat pendek, panjang, atau kontinyu.
2. Komposit lapis (Laminates Composites)

Laminated composite, yaitu komposit yang berlapis-lapis, paling sedikit terdiri


dari dua lapis yang digabung menjadi satu, dimana setiap lapisan pembentuk memiliki
karakteristik sifat tersendiri. Terdiri dari berbagai arah serat. Plywood, yang terdiri dari
layer alternatif berupa kayu mengandung lem dengan layer serat kayu yang tegak lurus
layer terdekat.

3. Komposit partikel (Particulate Composites)

Particulate composite, yaitu komposit dengan penguat berupa partikel/serbuk


yang tersebar pada semua luasan dan segala arah dari komposit.

Serat Alam

Serat alam yaitu serat yang berasal dari alam (bukan buatan ataupun rekayasa
manusia). Serat alam atau bisa dibilang sebagai serat alami ini yang biasanya didapat
dari serat tumbuhan (pepohonan) seperti pohon bambu, pohon kelapa, pohon pisang
serta tumbuhan lain yang terdapat serat pada batang maupun daunnya.Serat alam yang
berasal dari binatang, antara lain sutera, ilama dan wool.

Penelitian dan penggunaan serat alami berkembang dengan sangat pesat dewasa
ini karena serat alami banyak memiliki keunggulan dibandingkan dengan serat buatan
(rekayasa), keunggulan dari serat alami seperti beban lebih ringan, bahan mudah
didapat, harga relatif murah dan yang paling penting ramah lingkungan terlebih
Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah. Penggunaan serat alami
dewasa ini sudah merambah berbagai bidang kehidupan manusia, layaknya serat buatan,
serat alami juga mampu digunakan sebagai modifikasi dari serat buatan.

Laminate

Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu lembar komposit
dengan arah serat tertentu) yang membentuk elemen struktur secara integral pada
komposit. Proses pembentukan lamina ini menjadi laminate dinamakan proses laminai.
Sebagai elemen sebuah struktur, lamina yang serat penguatnya searah saja
(unidirectional lamina) pada umumnya tidak menguntungkan karena memiliki sifat yang
buruk. Untuk itulah struktur komposit dibuat dalam bentuk laminate yang terdiri
beberapa macam lamina atau lapisan yang diorientasukan dalam arah yang diinginkan
dan digabungkan bersama sebagai sebuah unit struktur dapat dilihat pada gambar 2.10.
Mikrostruktur lamina dan jenis-jenis dari arah serat dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
Terdapat beberapa lamina, yaitu :

a) Continous fiber laminate, lamina jenis ini mempunyai lamina penyusun


dengan serat yang tidak terputus hingga mencapai ujung-ujung lamina.

Continous fiber laminate:

1. Undirectional laminate (satu arah), yaitu bentuk laminate dengan tiap lamina
mempunyai arah serat yang sama. Kekuatan terbesar dari komposit lamina ini
adalah searah seratnya.
2. Crosspelin quasi-isotropic (silang), lamina ini mempunyai susunan serat yang
saling tegak lurus satu sama lain antar lamina.
3. Random/woven fiber composite, lamina ini mempunyai susunan serat.

b) Discontinous fiber composite, berbeda dengan jenis sebelumnya maka


laminate ini pada masing-masing lamina terdiri dari potongan serat pendek
yang terputus dan mempunyai dua jenis yaitu :

1. Short Aligned Fiber, potongan serat tersusun dalam arah tertentu, sesuai dengan
keperluan setiap lamina.
2. In-Plane Random Fiber, potongan serat disebarkan secara acak atau arahnya tidak
teratur.

Serat Basalt

Basalt adalah batuan vulkanik beku yang ekstrusif, terbentuk dari solidifikasi
magma yang terjadi di permukaan bumi. Ciri-ciri utama batu basalt terdiri dari atas
kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau ke abu-abuan dan berlubang-lubang.
Material basalt adalah terdisi dari unsur unsur berat ;

52.8%SiO2, 17.5%Al2O3, 10.3Fe2O3, 4.63%MgO, 8.59CaO, 3.34%Na2O,


1.46%K2O, 1.38%TiO2, dan sisanya adalah P2O5, MnO, dan Cr2O3 masing -
masing 0.28%, 0.16%, dan 0.06%.

Serat basalt atau basalt fiber merupakan serat baru yang sifatnya lebih kuat,
lebih bersahabat dengan lingkungan dan manusia, lebih sehat dan dengan biaya
produksi yang lebih murah. Serat basalt diekstrak langsung dari batuan beku basalt.
Secara spesifik manfaat dari basalt fiber bisa diaplikasikan dalam kontruksi
bangunan, kontruksi jalan, kontruksi bawah tanah, menguatkan batang (baja),
geotekstil, pengerjaan teknik, agrikultur.

Basalt fiber merupakan bahan campuran yang baik karena tidak ada
deformasi permanen jika dibengkokkan, sangat tahan terhadap korosi, sukar bereaksi
dengan senyawa kimia, tahan terhadap penyerapan air, tensil strengthnya tinggi,
panas konduktivitas rendah, memililki ketahanan yang baik terhadap temperature
tinggi, dan tidak beracun. Sifatnya yang ramah lingkungan menjadi alasan basalt fiber
bisa dipakai pesaing nomor satu pengganti baja dan plastik untuk campuran bahan
penguat (reinforcement material), temperatur meltingnya saat diproduksi mencapai
600C.
BAB III
METODE PENELITIAN

Bahan-bahan dan metode-metode :

Serat basalt tenunan polos dengan kerapatan areal 200 g/m2 digunakan
sebagai penguat pada lamina. Resin epoksi (MOMENTIVE-MGS L285) dengan
pengeras (MOMENTIVE-MGS L285) dengan perbandingan 100:40 digunakan
dalam matriks umum. Empat laminasi simetris memiliki sudut serat [(0/90)4]S,
[(15/-75)4]S, [(30/-60)4]S dan [(45/-45)4]S untuk mempelajari efek orientasi serat
(Tabel 1). Fraksi volume serat laminasi adalah sama di semua spesimen dan kira-kira
sama dengan 56%. Kain laminasi dengan dimensi 300 mm × 300 mm disiapkan
menggunakan teknik pencetakan transfer resin dengan bantuan vakum. Vakum yang
diterapkan adalah 700 mm Hg selama 8 jam. Kemudian, komposit laminasi
dibiarkan selama periode pasca penyembuhan pada suhu kamar. Ketebalan laminasi
komposit diukur sebagai t = 1,7 ± 0,02 mm.

1. Tes Getaran

Karakteristik dinamis dari komposit laminasi diukur dengan menggunakan


set-up eksperimental menurut ASTM E756 [14] seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. 1. Sebuah PCB 352C03 tujuan umum geser keramik ICP accelerometer
untuk akuisisi sinyal output, sebuah PCB 086C03 tujuan umum modal impact
hammer untuk sinyal kekuatan stimulus dan perangkat akuisisi data produk
Instrumen Nasional NI 9234 dengan perangkat lunak LABVIEW digunakan dalam
percobaan. Kupon dengan dimensi 200 mm × 20 mm dipotong dari laminasi
komposit menggunakan router CNC, dan sampel dijepit dengan penyangga (Gbr. 1
(c)).
Untuk mencapai karakteristik dinamis, sampel komposit yang disiapkan dieksitasi
menggunakan palu tumbukan. Respon percepatan tergantung waktu dari spesimen diukur
dengan menerapkan palu dampak dan merekam percepatan. Fast Fourier Transform (FFT)
diterapkan untuk menentukan besaran versus respons yang bergantung pada frekuensi.
Respons frekuensi diekstraksi dalam rentang frekuensi konstan dari 0 hingga 800 Hz. Lima
spesimen disiapkan untuk setiap konfigurasi laminasi dan tiga uji getaran dicatat untuk
setiap spesimen.

2. Rasio Redaman

Untuk mengukur respons redaman, metode lebar pita daya setengah digunakan
untuk mode frekuensi alami pertama dari spesimen. Rasio redaman diukur menurut metode
setengah-bandwidth seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2, menurut Persamaan. (1).

di mana 1, 2 adalah bandwidth, adalah frekuensi alami mode pertama, dan adalah
rasio redaman. Modulus penyimpanan (𝐸′) sampel diperoleh dengan menggunakan
Persamaan. (2).
BAB IV
KESIMPULAN

Karakteristik redaman dan getaran dari laminasi komposit


basalt/epoksi ditentukan dan pengaruh orientasi serat dievaluasi. Dengan
menggunakan metode penurunan logaritmik, sifat redaman diperoleh dari
kurva selubung respons getaran. Kesimpulan utama dari penelitian ini dapat
diringkas sebagai berikut:

1. Karakteristik redaman dan getaran sampel komposit sangat dipengaruhi oleh


orientasi serat basalt/epoksi.
2. Peningkatan sudut orientasi serat dari 0˚ menjadi 45˚ mengakibatkan
penurunan frekuensi alami.
3. Laminasi yang memiliki sudut orientasi serat yang lebih tinggi memiliki rasio
redaman yang lebih tinggi.
4. Modulus penyimpanan dan kehilangan berkurang dengan meningkatnya sudut
orientasi serat

Akhirnya, hasil menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk


mendapatkan kemampuan redaman dan getaran yang diinginkan dengan
mengubah sudut orientasi serat basalt.

Anda mungkin juga menyukai