Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.2. Dasar Teori

Tujuan dari penelitian ( Maryanti dkk, 2011) ini adalah untuk menganalisis
pengaruh alkalinisasi terhadap kekuatan tarik dan deformasi komposit serat kelapa
dengan matriks poliester dengan memvariasikan konsentrasi NaOH sebagai berikut
0%, 2%, 5 % dan 8%. Alkalisasi adalah salah satu modifikasi yang dilakukan pada
serat alami untuk meningkatkan kompatibilitas serat-matriks. Metode penelitian ini
menggunakan metode superposisi tangan. Sebagai berikut, serat kelapa pertama yang
diolah tanpa alkalisasi atau alkalisasi 0% dan serat kelapa kedua direndam dalam
larutan alkali (2%, 5% dan 8% NaOH) selama 1 jam. Kemudian, setiap sampel
perlakuan dicetak menjadi komposit sesuai dengan uji Tarik standar ASTM D638 - I.
Fraksi volume serat kelapa 30% dan 70% poliester, dan serat kelapa ditempatkan
langsung. Dan menggunakan matriks resin poliester 157 BTQN tipe 157 dengan
pengeras MEKPO 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposit yang
diperkuat serat kelapa dengan konsentrasi NaOH 0%, 2%, 5% dan 8% masing-masing
memiliki kekuatan tarik yaitu 90.144 MPa, 93.75 MPa, 97356 MPa dan 94151 MPa.
Batas konsentrasi optimal 5% NaOH menghasilkan kekuatan tarik tertinggi 97.356
MPa, sedangkan komposit serat kelapa non-alkali memiliki kekuatan tarik terendah
90.144 MPa.

Seiring dengan adanya berbagai inovasi yang dilakukan (Rahmasita dkk,2017)


dalam bidang material, serat alam kembali dikembangkan. Hal ini dikarenakan serat
alam memiliki kelebihan yaitu memiliki sifat fisik yang bagus, kandungannya
melimpah di alam, ramah lingkungan, dan biaya produksi yang lebih rendah.
Indonesia sebagai Negara dengan keanekaragaman hayati yang luas memiliki peluang
yang besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan bahan serat alam.

4
Kelapa merupakan salah satu komoditi dengan produktivitas terbesar di
Indonesia. Berdasarkan data dari kementrian pertanian, pada tahun 2015 tercatat
produksi kelapa sebesar 31,284,306.00 ton, dengan produktivitas sebesar 3,679.00
Kg/Ha. Sehingga pemanfaatan serat kelapa dalam pengembangan berbagai inovasi
material dapat mengurangi limbah kelapa. Sumber kebisingan tertinggi pada
kehidupan manusia adalah kendaraan bermotor. Untuk mengurangi kebisingan dari
luar kendaraan bermotor tersebut, digunakan material penyerap suara. Serat kelapa
merupakan sebuah alternatif material penyerap suara yang ramah lingkungan. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisa morfologi serat kelapa sebagai bahan absorpsi
suara menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Analisa SEM
menunjukkan permukaan serat yang kasar dengan diameter serat 343–365 µm, serta
terdapat pori yang memudahkan mekanisme penyerapan suara.

Penlitian yang dilakukan (Muhammad,2014) Serat sabut kelapa merupakan


salah satu material serat alami atau biokomposit yang bersifat organik yang memiliki
banyak kegunaan dan sangat mudah didapatkan di Indonesia.Penggunaan material
serat sabut kelapa masih dalam kategori limbah yang belum banyak dimanfaatkan
oleh skala industri sehingga perlu adanya pemanfaatan fiber berpenguat serat alami.
Pemanfaatan serat alami tersebut dilakukan dengan pembuatan komposit melalui
pencampuran antara resin polyester Yukalac® 157 BQTN-EX,serat sabut kelapa, dan
katalis MEKPO (methyl ethyl keton peroxide). Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh arah penyusunan serat terhadap sifat mekanik (kuat tarik, dan
kuat lentur) komposit serat sabut kelapa, dan mengetahui kemungkinan serat sabut
kelapa sebagai bahan pengisi komposit digunakan untuk pembuatan material kapal.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit jenis lamina dengan melihat
variasi arah serat sabut kelapa sejajar 0˚, 0˚, sejajar 0˚, 45˚, sejajar 0˚, 90˚, dan
komposit tanpa serat.Setelah pembuatan komposit kemudian diuji tarik sesuai standar
ASTM D 638-02, dan diuji lentur sesuai standar ASTM D 790-03 sebanyak tiga kali
pengujian setiap variasi arah serat.

5
Hasil analisa data diolah secara statistik menggunakan metode
deskriptif,dimana semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Adapun hasil perhitunganyang telah dilakukandidapatkan nilai rata-rata tegangan uji
tarik komposit serat sabut kelapa yang optimal ialah arah sejajar 0˚, 0˚ sebesar 14,34
N/mm², dan untuk tegangan lentur komposit serat sabut kelapa yang optimal ialah
arah sejajar 0˚, 45˚ sebesar 23,34 N/mm². Dari hasil perhitungan tersebut, nilai
kekuatan sesuai standar Badan Klasifikasi Indonesia masih jauh dari nilai yang
didapatkan. Kata Kunci: komposit, serat, kelapa, sifat mekanik

Menurut penelitian yang dilakukan (Anggi,2019) Dunia teknik merupakan


bidang yang mempunyai perkembangan cukup pesat dari segi pengetahuan maupun
lainnya. Seiring perkembangan dunia industri, mulai dikembangkan material-material
baru, Bahan pengganti logam yang sesuai salah satunya adalah bahan komposit. Sifat
unggul komposit yaitu ringan, kuat, tahan terhadap korosi dan tersedia dalam jumlah
banyak. Pengujian kekuatan bending pada komposit serat pandan laut memiliki nilai
kekuatan terttinggi yaitu pada komposisi serat 20% yang menghasilkan beban 52 N
dan kekuatan sebesar 24,96 Mpa sedangkan yang terendah berada pada komposisi
40% yaitu beban 14 N dan kekuatan sebesar 16,2 Mpa. Maka dari itu dapat
dsimpulkan bahwa semakin bertambahnya serat semakin berkurangnya kekuatan
bending dikarenakan kurangnya matrik pengikat antar serat. Hasil pengujian
morfologi komposit serat pandan laut didapat hasil sampel uji dengan kekuatan
bending terbesar pada komposisi 20% yang menunjukan void yang terjadi pada
cetakan, void ini terjadi karena distribusi serat yang kurang homogen dan juga alat
yang kurang memadai serta dikarenakan sulitnya matrik polipropilene masuk
kedalam celah antar serat. Kata Kunci: Polipropine, Komposit, Serat Pandan laut,
Kekuatan Bending

2.2.1. Pengertian Bahan Komposit

6
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik
dari masing-masing material pembentuknya perbedaan.

Dari campuran tersebut akan dihasilkan material komposit yang mempunyai


sifat mekanik dan karakteristik ini yang berbeda dari material pembentuknya.
Material komposit mempunyai sifat dari material konvensional pada umumnya dari
proses pembuatannya melalui percampuran yang tidak homogen, sehingga kita
leluasa merencanakan kekuatan material komposit yang kita inginkan dengan jalan
mengatur komposisi dari material pembentuknya (Matthews dkk, 1993).

Karena bahan komposit merupakan gabungan secara makro, maka bahan


komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersususn dari
campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur unsur utamanya yang secara makro
berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan (Schwartz, 1984).

Karena serat yang digunakan sebagai penguat komposit, maka serat inilah
yang akan menentukan karakteristik material komposit, seperti : kekakuan, kekuatan
serta sifat-sifat mekanik yang lainnya. Seratlah yang menahan sebagian besar gaya-
gaya yang bekerja pada material komposit, sedangkan matriks bertugas melindungi
dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik. Salah satu keuntungan material
komposit adalah kemampuan material tersebut untuk diarahkan sehingga
kekuatannya dapat diatur hanya pada arah tertentu yang kita kehendaki. Hal ini
dinamakan tailoring propeties dan ini adalah salah satu sifat istimewa komposit
dibandingkan dengan material konvensional lainnya. Selain kuat, kaku dan ringan
komposit juga memiliki ketahanan yang tinggi pula terhadap beban dinamis (Hadi,
2001).

7
Sifat material hasil penggabungan ini diharapkan dapat saling melengkapi
kelemahan-kelemahan yang ada pada masing-masing material penyusunnya. Sifat-
sifat yang dapat diperbaharui antara lain :

1. Kekuatan (Strength), merupakan kemampuan material untuk menahan beban


tanpa mengalami perpatahan,
2. Kekakuan (Stiffness), yaitu sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
materi. Banyak material yang kaku memiki kepadatan yang rendah untuk
menahan deformasi dari pemasangan, grafitasi, dan vibrasi pada saat
pengoperasiannya.
3. Ketahanan korosi (Corrosion Resistance) yaitu tidak cepat berkarat sehingga
memiliki masa umur pakai yang panjang,
4. Berat (Weight) yaitu berat material yang dapat berubah menjadi ringan tanpa
mengurangi unsur-unsurnya.
5. Ketahanan lelah (Fatigue Life) merupakan fenomena terjadinya kerusakan
material karena pembebanan yang berulang-ulang. Apabila suatu logam
dikenakan tegangan berulang, maka akan patah pada tegangan yang jauh
lebih rendah dibandingkan tegangan yang dibutuhkan untuk menimbulkan
perpatahan pada beban statik.
6. Meningkatkan konduktivitas panas yaitu menambah laju perambatan panas
pada padatan dengan aliran yang mengalir dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah.
Pada umumnya sifat-sifat komposit ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Jenis bahan-bahan penyusun, yaitu bahan serat yan akan digunakan seperti
serat sabut kelapa, ijuk, serat nanas, serat pisang, dan lain-lain.
2. Bentuk geometris dan struktur bahan penyusun, yaitu bentuk dari serat,
cetakan, dan struktur bahan-bahan penyusun dalam pembuatan material
komposit.

8
3. Rasio perbandingan bahan-bahan penyusun, yaitu perbandingan bahan yang
akan digunakan untuk menghasilkan material komposit yang baru dan baik.
4. Daya lekat antar bahan-bahan penyusun, merupakan kemampuan serat untuk
saling mengikat antar bahan penyusunnya.
5. Proses pembuatan, pada proses ini perlu diperhatikan langkah-langkah dalam
membuat material baru sehingga diperoleh material yang baik dan sesuai
dengan standar.
2.2.2. Klasifikasi Komposit Serat
Klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu (Schwartz, 1984):
1. Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik.
2. Filled composite adalah gabungan matrik continuous dengan matrik yang
kedua.
3. Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan matrik.
4. Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik.
5. Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok laminat.

Bahan komposit secara umum terdiri dari 3 macam yaitu bahan komposit
partikel (particulate composite), bahan komposit serat (fiber composite) dan komposit
struktur (structural composite). Bahan komposit partikel terdiri dari partikel-partikel
yang diikat oleh matrik, bentuk partikel ini bisa berupa bulat, kubik, tetragonal atau
bahkan berbentuk yang tidak beraturan atau acak, bahan komposit serat terdiri dari
serat-serat yang diikat matrik, bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang
(continous fiber) dan serat pendek (short fiber), sedangkan komposit struktur
(structural composite) dibentuk oleh reinforce yang memiliki bentuk lembaran-
lembaran.

Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur


laminate dan struktur sandwich. Struktur laminate adalah gabungan dari dua atau
lebih lamina (satu lembar komposit dengan arah serat tertentu) yang membentuk

9
elemen struktur secara integral pada komposit, sedangkan struktur sandwich adalah
komposit yang tersusun dari 3 lapiasan yang terdiri dari metal sheet sebagai kulit
permukaan serta material inti (core) dibagian tengahnya (berada diantaranya).

2.2.3. Serat

Serat atau fiber dalam bahan komposit berperan sebagai bagian utama yang
menahan beban, sehingga besar kecilnya kekuatan bahan komposit sangat tergantung
dari kekuatan serat pembentuknya. Semakin kecil bahan (diameter serat mendekati
ukuran kristal) maka semakin kuat bahan tersebut, karena minimnya cacat pada
material (Triyono & Diharjo , 2000). Selain itu serat (fiber) juga merupakan unsur
yang terpenting, karena seratlah nantinya yang akan menentukan sifat mekanik
komposit tersebut seperti kekakuan, keuletan, kekuatan dan sebagainya. Fungsi utama
dari serat adalah:

1. Sebagai pembawa beban. Dalam struktur komposit 70% - 90% beban dibawa
oleh serat.
2. Memberikan sifat kekakuan, kekuatan, stabilitas panas dan sifat-sifat lain
dalam komposit.
3. Memberikan insulasi kelistrikan (konduktivitas) pada komposit, tetapi ini
tergantung dari serat yang digunakan.

2.2.4. Serat Sabut Kelapa

Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar


kelapa . Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah
tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya

10
paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah
mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset. Padahal sabut masih
memiliki nilai ekonomis cukup baik . Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan
serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk inti dari sabut
adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi
produk yang manfaatnya sangat luar biasa.

2.2.5. Matrik Polimer

Matriks dalam komposit berfungsi sebagai bahan pengikat serat menjadi sebuah
unit struktur, melindungi dari kerusakan eksternal, meneruskan atau memindahkan
beban eksternal pada bidang geser antara serat dan matriks,  sehingga matriks dan
serat saling berhubungan. Pembuatan komposit serat membutuhkan ikatan permukaan
yang kuat antara serat dan matriks. Selain itu matriks juga harus mempunyai
kecocokan secara kimia agar reaksi yang tidak diinginkan tidak terjadi pada
permukaan kontak antara keduanya. Untuk memilih matriks harus diperhatikan sifat-
sifatnya antara lain seperti tahan terhadap panas, tahan cuaca yang buruk dan tahan
terhadap goncangan yang biasanya menjadi pertimbangan dalam pemilihan material
matriks. Bahan polimer yang sering digunakan sebagai material matriks dalam
komposit ada dua macam yaitu thermoplastik dan termoset.  Thermoplastik dan
termoset ada banyak macam jenisnya yaitu :

1. Thermoplastik
 Polyamide (PI),
 Polysulfone (PS),
 Poluetheretherketone (PEEK),
 Polyhenylene Sulfide (PPS),
 Polyethylene (PE) dll. 
2. Thermosetting

11
 Epoksi,
 Polyester.
 Phenolic,
 Plenol,
 Resin Amino,
 Resin Furan dll.

Polimer thermoshetting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap


panas. Jika polimer ini dipanaskan maka tidak dapat meleleh, sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak atau pecah, maka tidak
dapat disambung atau diperbaiki lagi (Goncalves, 2018).
Polimer thermoplastic adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
apabila didinginkan maka akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali,
sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda
untuk mendapatkan produk polimer yang baru (Goncalves, 2018).

2.2.6. Plastik Polipropilena (PP)

Polypropylene (PP) adalah sebuah polimer termoplastik yang dibuat oleh


industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan,
tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe
wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras
suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer.

Polypropylene merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses


polimerisasi gas propilena. Polipropilena mempunyai specific gravity rendah
dibandingkan dengan jenis plastik lain. Polypropylene mempunyai titik leleh yang
cukup tinggi (190 - 200 0C), sedangkan titik kristalisasinya antara 130 – 1350C. Untuk

12
temperatur proses polipropilena rata-rata 2000C – 3000C. Polipropilena mempunyai
ketahanan terhadap bahan kimia (Chemical Resistance) yang tinggi, tetapi ketahanan
pukul (impact strength) nya rendah.

Sifat-sifat yang lain dari propilena antara lain sebagai berikut:

a. Lebih tahan panas

b. Keras, flexible, dapat tembus cahaya

c. Ketahanan kimianya bagus Polipropelena dapat diproses dengan berbagai macam


metode, antara lain injection moulding, ekstrusi dan blow moulding.

Injection moulding menghasilkan produk-produk dalam bentuk profil, seperti


cap, tutup botol dan cup of ice cream. Blow moulding menghasilkan produk
berlubang seperti botol dan galon air minum.
Plastik polipropilena merupakan polimer thermoplastik yang memiliki sifat
sebagai berikut :

Tabel 1. Sifat matriks thermoplastic


(Sumber : Design and Manufacture Of Composite Structures)

Specifi Modu Tensile Elonga Fractur Izo


c lus Strength tion e d
gravity (GPa) (MPa) (%) Toughn
ess
Polypropylene (PP) 0.90 1.1- 29-37 200- - -
1.6 700
Nylon 1.15 1.2- 61-82 60-300 - -
2.9
Polyphenylene 1.29 2.1 72 60 3.5 -
sulphide (PPYS)
PPS 1.36 3.4 79 2-20 - 21

13
PEEK 1.27- 3.7 92 50 4.8 83
1.32
PEK 1.3 4.0 105 5 - -
Polysulphone (PS) 1.27 3.6 70 50-100 2.5 69
Polyether imide (PEI) 1.29 3 103 30 - 40
Polyether sulphone 1.37 2.6 84 40-80 3 84
(PES)
Polyamide imide 1.3-1.4 3.8- 152-193 10-15 3.2-3.9 80
(PAI) 4.8
Polyimide (PI) 1.3-1.4 3.5 101-166 9-14 - 21

Untuk sifat panas dari matriks thermoplastik dapat dilihat dari table dibawah
ini:

Tabel 2. Sifat panas matriks thermoplastik


(Sumber : Design and Manufacture Of Composite Structures)
Glass transition Melting Processing
temperature temperature temperature
Tg (oC) Tm (oC) Tp (oC)
PP -27 200-280 200-280
Nylon 80-100 180-270 220-310
PPYS 220 * 330
PPS 85 285 320-340
PEEK 143 334 380
PEK 162-167 360-365 400
PS 190 * 300
PEI 216 * 360
PES 230 * 350
PAI 249-288 * 400
PI 250-261 270-340 34-350
(*) Partikel-partikel tidak teratur pada saat suhu leleh ( Tm tidak ada yang jelas)

2.2.7. Proses Pembuatan Komposit

14
Compression Molding menurut Shamsuri dan Daik,(2012) penggunaan teknik
pencetakan kompresi untuk pembuatan produk biokomposit cukup menarik karena
menawarkan proses pembentukan tercepat dibandingkan dengan teknik casting.

Teknik ini juga merupakan salah satu proses pencetakan harga terendah
dibandingkan dengan proses lain misalnya pencetakan injeksi, dan sebagainya. Selain
itu, teknik ini juga membuang limbah yang relatif kecil, sehingga memberikan
manfaat saat mencetak dengan bahan mahal lainnya. Disisi lain, teknik cetakan
kompresi cocok untuk proses pembuatan tekanan tinggi dan juga cocok untuk
mencetak biokomposit polimer yang diperkuat serat alami yang kompleks. Hal lain
yang baik dari teknik pencetakan kompresi adalah ia mampu mencetak komponen
yang ekstra besar dan rumit dibandingkan dengan teknik cetakan injeksi. Teknik
pencetakan kompresi biasanya digunakan untuk pembuatan crockeries, sepatu karet,
wadah besar, produk peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Teknik pencetakan ini
juga benar-benar diterapkan dalam pembuatan suku cadang kendaraan, beberapa
contoh penting adalah spoiler, scoop bonnet, spatbor, dan sebagainya.

2.3. Pengujian Material


2.3.1. Pengujian Bending
Untuk mengetahui kekuatan bending suatu material dapat dilakukan dengan
pengujian bending terhadap material komposit tersebut. Kekuatan bending atau
kekuatan lengkung adalah tegangan bending terbesar yang dapat diterima akibat
pembebanan luar tanpa mengalami deformasi yang besar atau kegagalan. Besar
kekuatan bending tergantung pada jenis material dan pembebanan. Akibat Pengujian
bending, bagian atas spesimen mengalami tekanan, sedangkan bagian bawah akan
mengalami tegangan tarik. Dalam material komposit kekuatan tekannya lebih tinggi
dari pada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu menahan tegangan tarik yang
diterima, spesimen tersebut akan patah, hal tersebut mengakibatkan kegagalan pada
pengujian komposit. Pengujian ini menggunakan ASTM D 790 – 03. Kekuatan

15
bending pada sisi bagian atas sama nilai dengan kekuatan bending pada sisi bagian
bawah.

Gambar 2.1 Bending


Pengujian dilakukan three point bending. Sehingga kekuatan bending dapat
dirumuskan sebagai berikut :
S = 3PL
2b d2
Dimana ;
S : Tegangan bending (MPa)
P ; Beban / Load (N)
L ; Panjang Span / Support span (mm)
b ; Lebar / Widht (mm)
d ; Tebal / Depth (mm)

16
Gambar 2.2 Ukuran specimen uji bending menurut ASTM D790

2.3.2 Pengujian SEM (Scanning Elektron Microscope)


Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang
didesain untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung.  SEM
memiliki perbesaran 10 – 3000000x, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1
–10 nm.

Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik,
kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM
banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri. Adapun fungsi utama dari
SEM antara lain dapat digunakan untuk mengetahui informasi-informasi mengenai:

1. Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat memantulkan


cahaya, dan sebagainya).

2. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek (kekuatan, cacat
pada Integrated Circuit (IC) dan chip, dan sebagainya).

3. Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek (titik lebur, kereaktifan, kekerasan, dan sebagainya).

4. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari butir-


butir di dalam objek yang diamati (konduktifitas, sifat elektrik, kekuatan, dan
sebagainya).

Prinsip kerja SEM yaitu bermula dari electron beam yang dihasilkan oleh
sebuah filamen pada electron gun. Pada umumnya electron gun yang digunakan
adalah tungsten hairpin gun dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi

17
sebagai katoda. Tegangan diberikan kepada lilitan yang mengakibatkan terjadinya
pemanasan. Anoda kemudian akan membentuk gaya yang dapat menarik elektron
melaju menuju ke anoda. Kemudian electron beam difokuskan ke suatu titik pada
permukaan sampel dengan menggunakan dua buah condenser lens.

Condenser lens kedua (atau biasa disebut dengan lensa objektif)


memfokuskan beam dengan diameter yang sangat kecil, yaitu sekitar 10-20 nm.
Hamburan elektron, baik Secondary Electron (SE) atau Back Scattered Electron
(BSE) dari permukaan sampel akan dideteksi oleh detektor dan dimunculkan dalam
bentuk gambar pada layar CRT.

2.4 Hipotesis Penelitian


Dari kajian pustaka diatas maka kita dapat menentukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Semakin tinggi fraksi volume serat, maka nilai hasil dari pengujian bending
akan menjadi lebih baik tetapi sampai pada batas tertentu.
2. Semakin tinggi fraksi volume serat, maka nilai hasil dari pengamatan
morfologi akan menjadi lebih baik tetapi sampai pada batas tertentu.

18

Anda mungkin juga menyukai