Anda di halaman 1dari 9

ANALISA TEKNIS KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT

DAUN NANAS DENGAN CORE SERBUK GERGAJI KAYU SENGON


LAUT DITINJAU DARI KEKUATAN TEKUK DAN IMPAK
Alfikri Hidayat1,Hartono Yudo1, Parlindungan Manik1)
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Email: alfikrihidayat14@gmail.com

Abstrak
Penggunaan bahan komposit pada dunia pekapalan belakangan ini mengalami perkembangan
yang cukup pesat, salah satunya penggunaan bahan limbah alami yang jarang dimanfaatkan. Namun
masih kurangnya penelitian terhadap bahan komposit yang menggunakan limbah alami, oleh krena itu
diperlukan pengembangan penelitian terhadap kelayakan bahan komposit limbah alami. Pada
penelitian ini penulis menggunakan bahan limbah alami berupa serat daun nanas yang digunakan
sebagai skin pada komposit sandwich dan serbuk gergaji kayu sengon laut yang digunakan sebagai
core pada komposit sandwich. Dan penulis ingin mmengetahui kekuatan dari komposit sandwich dan
masing-masing lapisan dari komposit sandwich yaitu skin dan core dengan beberapa pengujian yaitu
tekuk dan impak.
Hasil dari pengujian tekuk menunjukan bahwa bahan komposit sandwich yaitu sebesar
27,7262 N/mm2 , dan tegangan lentur untuk skin berpenguat serat daun nanas adalah 32,8341 N/mm2
dan tegangan lentur untuk core serbuk gergaji kayu sengon laut adalah 43,2603 N/mm2 . Dari hasil
pengujian tersebut didapatkan bahwa penggunaan bahan komposit sandwich berserta skin dan corenya
belum mampu untuk memenuhi standar yang diberikan oleh Biro Klasifikasi Indonesia yaitu sebesar
150 N/mm2. Hasil dari pengujian imppak juga menunjukan bahwa komposit sandwich ini belum bisa
memenuhi standar yang diberikan oleh JIS. Hasil yang didapat dari pengujian impak untuk komposit
sandwich adalah sebesar 0,465 Joule/mm2,untuk skin berpenguat serat daun nanas harga impak yang
didapat adalah sebesar 0,655 Joule/mm2, dan untuk harga impak core serbuk gergaji kayu sengon laut
adalah sebesar 0,658 Joule/mm2. Tetapi penggunaan komposit sandwich berpenguat serat daun nanas
dengan core serbuk gergaji kayu sengon laut ini bisa diaplikasikan untuk komponen kapal lainnya
seperti meja, jendela, pintu, lemari, dll.

Keyword: Komposit Sandwich, Skin, Core, impak, tekuk

LATAR BELAKANG yang sangat penting terhadap pengaruh


Material komposit merupakan material sifat kompositnya.
yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau 2. Susunan struktural komponen. Dimana
lebih material pembentuknya melalui bentuk serta orientasi dan ukuran tiap-tiap
pencampuran yang tidak homogen, dimana komponen penyusun struktur dan
sifat mekanik dari masing – masing material distribusinya merupakan faktor penting
pembentuknya berbeda. Material komposit yang memberi kontribusi dalam
memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari penampilan komposit secara keseluruhan.
pada logam, memiliki kekuatan yang bias 3. Interaksi antar komponen. Karena
diatur yang tinggi (tailorability), memiliki komposit merupakan campuran atau
kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki kombinasi komponen-komponen yang
kekuatan jenis (strength/weight) dan kekuatan berbeda baik dalam hal bahannya maupun
jenis (modulus young/density) yang lebih bentuknya, maka sifat kombinasi yang
tinggi dari pada logam. diperoleh pasti akan berbeda (Sirait, 2010).
Ada tiga faktor yang menentukan Salah satu serat alam yang banyak
sifat-sifat dari material komposit, yaitu: terdapat di Indonesia adalah serat daun nanas.
1. Material pembentuk. Sifat-sifat instrik Nanas merupakan tanaman buah berupa
material pembentuk memegang peranan semak yang memiliki nama ilmiah Ananas
comosus (L) Merr. Namun hingga saat ini

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 265


tanaman nanas baru buahnya saja yang 4. Masing – masing variasi dibuat 4 spesimen
dimanfaatkan, sedangkan daunnya belum uji.
banyak dimanfaatkan sepenuhnya. Pada 5. Uji Tekuk di laboratorium menggunakan
umumnya daun nanas dikembalikan ke lahan standar ASTM C393-94.
untuk digunakan sebagai pupuk. 6. Uji Impak di laboraturim
Pemanfaatan limbah kayu sengon laut menggunakan standar ASTM D5942-
juga sudah banyak dilirik dan diaplikasikan 96.
didalam teknologi komposit. Dengan masa TUJUAN PENELITIAN
jenis yang ringan, pemanfaatan serbuk gergaji Berdasarkan latar belakang di atas
kayu sengon laut (SGKSL) lebih sesuai bahan maka maksud dan tujuan dari penelitian ini
core pada struktur panel sandwich. Setiap adalah:
industri penggergajian dapat menghasilkan
limbah SGKSL sekitar 40 – 60 kg/hari. 1. Untuk mengetahui kekuatan dari material
Biasanya limbah serbuk gergaji tersebut komposit berpenguat serat daun nanas jika
hanya dibiarkan membusuk atau dibakar jika menerima beban Tekuk dan impak untuk
sudah mongering. Eksistensi limbah serbuk pembuatan kulit kapal atau komponen
gergaji dengan menambah perekat yang kapal lainnya sesuai standar kekuatan
murah mempunyai potensi yang tinggi untuk mekanis yang disyaratkan/diizinkan BKI
direkayasa menjadi produk core fleksibel (Biro Klasifikasi Indonesia).
untuk pembuatan panel komposit sandwich. 2. Dan untuk mengetahui kekuatan masing-
masing lapisan. ,(kekuatan core, kekuatan
PERUMUSAN MASALAH skin,).
Berdasarkan pokok permasalahan
yang terdapat pada latar belakang, maka TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini diambil beberapa rumusan Kata komposit (composite)
masalah sebagai berikut : merupakan kata sifat yang berarti susunan
1. Sejauh manakah material komposit atau gabungan. Komposit berasal dari kata “to
sandwich berpenguat serat daun nanas compose” yang berarti penyusunan atau
dengan core serbuk kayu sengon laut penggabungan.
mampu menahan beban Tekuk dan impak
sehingga dapat digunakan untuk penelitian Komposit Sandwich
lebih lanjut dalam pembuatan teknologi
perkapalan. Komposit sandwich adalah material
2. Bagaimana pengaruh variasi kekuatan komposit yang terdiri dari dua buah skin
tekuk dan impak pada tiap lapisan dimna diantara dua skin tersebuat terdapat
landwich. (kekuatan core, kekuatan skin). core. Komposit sandwich dibuat untuk
mendapatkan struktur yang ringan tetapi
BATASAN MASALAH mempunyai kekakuan dan kekuatan yang
Batasan masalah yang digunakan tinggi. Biasanya pemilihan komposit
sebagai arahan serta acuan dalam penulisan sandwich, syaratnya adalah ringan, tahan
tugas akhir ini agar sesuai dengan panas dan korosi, serta harga juga
permasalahan serta tujuan yang di harapkan dipertimbangkan (Schawrtz, 1984).
adalah :
Skin
1. Penelitian ini hanya mengkaji aspek Bagian ini berfungsi untuk menahan
kekuatan tekuk dan impak. tensile dan compressive stress. Skin biasanya
2. Bahan komposit yang digunakan adalah mempunyai rigidity atau tingkat kekakuan
skin berpenguat serat daun nanas dan core yang rendah. (Hartomo, 2009).
dari serbuk gergaji kayu sengon laut.
3. Penelitian hanya mengkaji kekuatan Core
masing-masing lapisan komposit Salah satu bagian yang penting dari
sandwich,(kekuatan core, kekuatan komposit sandwich adalah Core, dimana
skin, dan kekuatan komposit bagian ini harus cukup kaku agar jarak antar
sandwich). permukaan terjaga. Dengan kekakuannya
core harus mampu menahan geseran agar

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 266


tidak terjadi slide antar permukaan. Bahan
dengan tingkat kekakuan yang rendah tidak
baik untuk core, karna kekuatan pada lapisan Bahan Pendukung
sandwich nya akan berkurang atau hilang. Dalam proses pembuatan lamina ada
Tidak hanya mempunyai densitas rendah, beberapa material pendukung yang
core biasanya mempunyai syarat lain. Seperti berpengaruh terhadap karakteristik lamina
kadar air, buckling, umur panjang dan dari komposit. Adapun bahan pendukung ini
sebagainya. (Hartomo, 2009). antara lain adalah : katalis, accelerator, sterin,
gel coat, wax, cobalt.
Serat Uji Tekuk
Secara umum serat terdiri dari dua jenis yaitu: Pengujian Tekuk adalah salah satu
1. serat sintetis pengujian yang sudah lama dipakai karena
serat sintetis adalah serat yang dibuat dapat dilakukan pada bahan uji berbentuk
dari bahan-bahan anorganik dengan standar dan tidak perlu menggunakan mesin
komposisi kimia tertentu. uji khusus atau mesin uji seperti biasanya
2. serat alam (Supardi, E, 1999). (ASTM C393-94).
Serat alam adalah serat yang dapat Pengujian Tekuk Pengujian bengkok
diperoleh lansung dari alam. Biasanya dapat dilakukan terhadap bahan getas dan
berupa serta yang lansung diperoleh dari untuk bahan liat dimaksudkan agar dapat
tumbuh-tumbuhan dan binatang. menentukan adanya cacat dan retakan pada
Serat Daun Nanas permukaan material. Pengujian bengkok pada
Potensi nanas (Ananas comusus L. bahan keras dan getas adalah cara terbaik
Merr.) ditinjau dari produksinya merupakan untuk menentukan kekuatan dan kegetasan.
salah satu dari tiga buah terpenting dari Untuk mengetahui kekuatan Tekuk dapat
daerah tropika. Indonesia termasuk produsen dilakukan pengujian dengan mesin uji Torsee.
nanas terbesar ke-5 di dunia setelah Brazil,
Thailand, Filipina, dan Cina. Namun ditinjau Kekuatan tekuk suatu material dapat dihitung
dari perannya dalam ekspor dunia, Indonesia dengan persamaan berikut:
masih berada pada urutan ke-19 dengan
pangsa hanya 0.47%. Hal ini merupakan hal
yang kurang menggembirakan karena
Indonesia memiliki potensi agroklimat dan
luasan lahan yang tersedia sangat memadai Keterangan:
untuk pengembangan nanas. Oleh karena itu, σ = Kekuatan bending, MPa
guna meningkatkan nilai jual tumbuhan nanas M = Momen, N.mm
4
perlu pemanfatan pelepah nanas untuk I = Inersia, mm
dijadikan serat sebagai bahan komposit yang c = Jarak dari sumbu netral ke tegangan serat,
ramah lingkungan. mm

Matriks
Matriks merupakan material pengikat
serat penguat pada komposit. Sifat dari
matriks pada umumnya ductile dan
mempunyai kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan material penguatnya.
Bahan yang umumnya dipakai sebagai
matriks adalah resin atau polimer.
Adapun jenis resin yang umum
dipakai untuk bangunan kapal adalah tipe
Orthopathalic polyester resin. Resin tipe ini
harganya paling murah dibandingkan tipe Gambar 1. Bentuk specimen uji tekuk ASTM
lainnya dan tahan terhadap proses korosi yang C 393-94
disebabkan oleh air laut sehingga cocok untuk
material bangunan kapal.

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 267


Keterangan : METODOLOGI PENELITIAN
L : panjang bagian sempit : 200 mm Penelitian ini merupakan suatu
B : lebar total minimal : 20 mm penelitian yang bersifat percobaan
d : tebal core dan skin : 20 mm (eksperimental) atau melakukan pengujian.
t : tebal core : 14 mm Percobaan yang dilakukan adalah pembuatan
h : jarak antarara pusat skin atas dan bawah komposit sandwich berpenguat serat daun
r : radius : 76 mm nanas dengan core serbuk gergaji kayu
tf : ketebalan kulit (skin) : 3 mm sengon laut., kemudian dilakukan pengujian
kekuatan tekuk dan impak yang kemudian
Uji Impak hasil pengujian akan dibandingkan dengan
Ketangguhan komposit dapat kekuatan dari serat gelas (Fiberglass
diketahui dengan menggunakan uji impak Reinforced Plastic) berdasarkan peraturan
(impact test). Uji ini bertujuan untuk BKI.
mengukur ketangguhan atau kemampuan Bahan Penelitian
suatu bahan dalam menyerap energi sebelum 1. Serat Daun Nanas
patah (toughness). Uji impak mengikuti 2. Serbuk gergaji kayu sengon laut
standar ASTM D 5942-96. 3. Resin Polyester
4. Katalis
Energi patah benda uji dapat 5. Cobalt
ditentukan dengan menggunakan Persamaan 6. Wax
(1). Peralatan Penelitian
1. Alat cetak yang dibuat menggunakan
kaca
dengan : 2. Penjepit
W = energi yang diserap benda uji (J) 3. Timbangan
G = berat pendulum (N) 4. Gergaji
R = jarak pendulum ke pusat rotasi (m) 5. Kuas cat
β = sudut pendulum setelah tabrak benda uji 6. Gelas takaran
α = sudut pendulum tanpa benda uji (o) Proses pembuatan komposit sandwich.
Kekuatan impak benda uji dihitung dengan a. Proses retting dilakukan dengan cara
menggunakan Persamaan (2). memasukan daun – daun ke dalam air
dalam waktu tertentu.
b. Kemudian daun dilakukan proses
pengikisan atau pengerokan (scraping)
dengan menggunakan plat atau pisau
dengan : yang tidak terlalu tajam untuk
W = energi terserap benda uji (J) menghilangkan zat – zat yang masih
bi = lebar benda uji impak (mm) menempel atau tersisa pada serat.
hi = tebal benda uji impak (mm) Daun yang sudah menjadi serat dibersihkan
Ukuran Spesimen Berdasarkan ASTM D5942- kemudian di sisir dan dikeringkan di panas
96 sinar matahari
Perhitungan Ketebalan Lamina Skin
ketebalan lamina kulit dapat dihitung
dengan menggunakan rumus dibawah ini
Gambar 2. Bentuk specimen uji impak (ASTM ) :
Ukuran specimen
Panjang : 62 mm
Lebar : 4 mm ( )
Tebal : 16 mm
( )

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 268


dimana: Proses pembuatan spesimen
Tc = ketebalan lamina
Tf = ketebalan serat penguat
Tm = ketebalan matriks/resin
N = jumlah layer serat penguat
(W/m2 )f = berat serat penguat
TC = konstanta ketebalan (1/p)
P1 = massa jenis serat penguat
Pm = massa jenis resin
Untuk serat daun nanas :
Ukuran serat tiap layer = 290 x 200 x
1.25 (mm)
Berat tiap layer = 55 gram /58000 mm2
= 0.95 gram/m2
Konstanta ketebalan ( TC) = (1/p),
dimana (pf) = 1.543 = 0.648 Gambar pembuatan spesimen komposit
Jumlah layer serat penguat ( N ) = 4 Sandwich
layer Flow Chart
Tf = 6(0.95)* 0.648 = 3.69 ~ 4
Tc = 10 mm
Sehingga .Tm= Tc – Tf = 10 – 4 = 6
mm
Perhitungan Fraksi Berat dan Fraksi
Volume Skin
Berdasarkan peraturan ASTM
perhitungan fraksi berat dan fraksi volume
adalah sebagai berikut :

Fraksi berat adalah :


*( )+

* +
( )
( )
Maka:
Fraksi berat matriks (Mm) = 1.30
Fraksi berat serat penguat (Mf) = 1
Fraksi volume adalah :

( ) ( )
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Data dalam bab ini diambil
( ) ( ) berdasarkan hasil pengujian yang kemudian
dikelompokkan berdasarkan jenis dari metode
Fraksi volume matriks : atau proses pengelasan meliputi data dari
Vm = 1 – 4 = 6. pengujian tekuk dan impak.

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 269


Ẍ 43,2603 758,4382 72,4852
Tabel 3. Hasil Uji Tekuk Core (SGKSL)

(a) (b)

Grafik 1. Max force uji tekuk

(c)
Gambar spesimen (a) komposit Sandwich, (b)
Skin, (c) Core
Data Hasil Pengujian
Dalam pengambilan data dari dua
macam pengujian tersebut terdapat masing –
masing empat spesimen dalam setiap variasi.
1. Data Hasil Pengujian Tekuk
Grafik 2. Max stress uji tekuk
Komposit Sandwich

No Max Stress Max Force ME


(Mpa) (N) (Mpa)
S1 24,91 42 2435,25 99,6568
S2 37,4513 3791,44 149,8054
S3 25,0086 2269,88 100,0347
S4 23,5309 2382,19 94,1238
Ẍ 27,7262 2719,69 110,9051
Tabel 1. Hasil Uji Tekuk Komposit Sanwich

Skin Berpenguat Serat Daun Nanas Grafik 3. Modulus elastisitas uji tekuk

No Max Stress Max Force ME Pada penelitian ini menunjukan


(Mpa) (N) (Mpa) bahwa max force pada komposit sandwich
S1 20,6327 504,188 41,2653 jauh lebih besar yaitu sebesar 2719,69 N,
S2 31,6204 772,688 63,2408 dibandingkan dengan serat daun nanas
S3 36,3009 887,063 72,6018 Sebesar 821,0172 N, dan core (SGKSL)
S4 42,7826 1120,13 85,5654 sebesar 758,4382 N, hal ini menunjukan
Ẍ 32,8341 821,0172 65,6683 bahwa beban yang diberikan kepada komposit
Tabel 2. Hasil Uji Tekuk Skin Berpenguat sandwich lebih besar dibandingkan dengan
Serat Daun Nanas skin dan core. Untuk Max Stress komposit
sandwich memiliki nilai yang lebih kecil
Core (SGKSL) yaitu sebesar 27,7262 Mpa, dibandingkan
dengan serat daun nanas sebsesar 32,8341
No Max Stress Max Force ME Mpa, dan core (SGKSL) sebesar 43,2603
(Mpa) (N) (Mpa) Mpa. dan untuk modulus elastisitas komposit
S1 39,6563 660,938 66,0938 sandwich juga memiliki nilai yang besar yaitu
S2 49,4171 1050,94 90,5982 sebesar 110,9051 Mpa, dibandingkan dengan
S3 40,1860 552,375 60,2790 serat daun nanas sebesar 65,6683 Mpa dan
S4 43,7819 769,500 72,9698 core (SGKSL) sebesar 72,4852 Mpa.

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 270


2. Data Hasil Pengujian Impak
Pada data hasil pengujian tumbuk
diambil dari sampel hasil pengujian yang
hasilnya berupa grafik yang menunjukkan
besarnya gaya patah pada saat beban pukul
mematahkan specimen.
Grafik 4. Rata-Rata Harga Impak
Komposit Sandwich
Pada grafik diatas menunjukan bahwa
harga impact rata – rata pada komposit
sandwich sebesar 0,465 joule/mm2, Skin
berpenguat serat daun nanas sebesar 0,655
joule/mm2, dan Core (SGKSL) sebesar 0,658
joule/mm2. Hal ini menunjukan komposit
sandwich memiliki harga impak yang kecil
dibandingkan dengan skin dan core. Namun
skin dan core memiliki harga impak yang
hamper sama besar.
Tabel 4. Hasil Uji Impak Komposit Sandwich

Skin Berpenguat Serat Daun Nanas 3. Perbandingan Hasil Uji Terhadap


Peraturan BKI
Uji Tekuk

Mengacu pada hasil rata – rata uji


bending dari keempat variasi lamina sebagai
berikut :

Variasi Kuat Lentur


(Mpa)
Tabel 5. Hasil Uji Impak Skin Berpenguat Skin Berpenguat
Serat Daun Nanas
Serat Daun Nanas
Core (SGKSL) Core (SGKSL)
Komposit Sandwich
BKI 150
Marine Manual 150
Design of FRP
Tabel 10. Perbandingan Hasil Uji Tekuk
Dengan Standar BKI

Mengacu pada persyaratan BKI di


Tabel 6. Hasil Uji Impak Core (SGKSL) atas dan membandingkan nilai hasil uji
bending dari masing – masing lapisan
komposit sandwich dan komposit
sandwich sendiri dapat dilihat bahwa
semua variasi tidak memenuhi standar
persyaratan yang ditetapkan Biro

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 271


Klasifikasi Indonesia. Sehingga material kayu sengon laut agar mendapat kuat
komposit sandwich, skin berpenguat serat lentur yang lebih baik.
daun nanas, dan core (SGKSL) belum 3. Untuk pembuatan specimen uji ini masih
bisa digunakan pada bagian komponen dilakukan secara hand lay up yang sangat
kontruksi dari kapal fiberglass. bergantung pada kemampuan pekerja dan
peralatan yang sederhana.
Kesimpulan 4. Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan
Hingga didapatkan kesimpulan sebagai metode-metode yang lebih baik dan
berikut: Disarankan untuk pembuatan
specimen uji sebaiknya dilakukan
1. Dari hasil pengujian bending dan impak oleh orang yang sudah ahli dibidang
menunjukan bahwa skin berpenguat serat komposit dan dengan peralatan yang
daun nanas, Core Serbuk kayu, dan lebih modern sehingga diperoleh
komposit sandwich belum bisa digunakan specimen uji yang benar – benar baik.
sebagai serat penguat dalam pembuatan
material komposit karena belum
DAFTAR PUSTAKA
memenuhi persyaratan yang di tentukan
oleh Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ). Annual Book of Standards, Section 8, D
2. Dan untuk Skin berpenguat serat daun 5942-96, “Standard Test Methods
nanas dengan fraksi volume serat 40 % forDetermining Charpy Impact Strength of
dan resin 60 % dalam pengujian tekuk Plastics1”, ASTM,1996
dan impak belum bisa digunakan sebagai
bahan penguat dalam material komposit Anonim, 2004. “Annual Book ASTM
karena belum memenuhi persyaratan
Standart”, USA.
yang ditentukan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI). Untuk pembuatan Febrianto, B. dan Diharjo, K., 2004,
core dengan perbandingan serbuk Kekuatan Bending Dan Impak Komposit
gergaji kayu sengon laut 30 % dan Hibrid Sandwich Kombinasi Serat Karung
resin polyester 70 % masih belum Goni Dan Serat Gelas Polyester Dengan
mampu memenuhi persyaratan dari Core Kayu Sengon Laut, Skripsi, UNS,
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Surakarta
Dari hasil pengujian yang dilakukan
bahwa komposit sandwich ini masih Gagas Ikhsan Putradi, 2011 ” Kekuatan
mempunyai kegetasan yang besar. Impak komposit sandwich berpenguat serat
Saran aren “ Tugas Akhir Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Sebelas Maret
Dalam penelitian ini penulis merasa
masih banyak kekurangan – kekurangannya Gibson, O. F., 1994. “Principle of
yang disebabkan oleh keterbatasan peralatan, Composite Materials Mechanics”, McGraw-
dana, dan waktu, sehingga untuk peneliti Hill Inc., New York, USA.
selanjutnya perlu mempertimbangkan hal –
hal berikut : Kuncoro Diharjo dan Ngafwan, 2004.
“Pengaruh kepadatan Core PVC Terhadap
1. Untuk pembuatan serat penguatnya Peningkatan Kekuatan bending dan Impak
disarankan harus lebih teliti memilih serat Komposit sandwich Serat Gelas”,
daun nanas karena sulitnya mengeluarkan Penelitian Dosen Muda, DIKTI, Jakarta.
serat dari dalam daun nanas tersebut
menyebabkan ukuran serat yang berbeda Wahyanto, B. dan Diharjo, K., 2004,
– beda. Karakterisasi Uji Bending Dan Impak
2. Untuk pembuatan core dengan Komposit Sandwich GRFP Dengan
perbandingan serbuk gergaji kayu sengon CoreKayu Sengon Laut, Skripsi, UNS,
laut dan resin polyester disarankan untuk Surakarta.
meperbesar komposisi serbuk gergaji

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 272


Widiartha, I G., Nasmi Herlina Sari dan
Sujita, 2012 “Study Kekuatan Bending Dan
Struktur Mikro Komposit Polyethylene Yang
Diperkuat Oleh Hybrid Serat Sisal Dan
Karung Goni” Jurnal Penelitian, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram

Jurnal Teknik Perkapalan – Vol.4, No. 1 Januari 2016 273

Anda mungkin juga menyukai